KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas Makalah Budidaya Ternak
Unggas tentang “Pemeliharaan Ayam Broiler”.
Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Manajemen Kesehatan Ternak. Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa
yang diharapkan dan dengan terselesainya Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap
pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya
kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan
pembelajaran.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta ucapan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing dan Teman teman berkat kerjasamanya
sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang kita
harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya.
Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan Yang
Maha Esa
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan
yang terjadi di peternakan ayam niaga pedaging, rumah potong ayam dan pasar yang berkaitan
dengan rendahnya kualitas karkas ayam niaga pedaging serta mencari solusi pemecahannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Perkandangan
Kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi ayam,
mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi yang optimal, memenuhi persyaratan
kesehatan dan bahan kandang mudah didapat serta murah harganya.
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%,
penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat
sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan
dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box,
untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan
untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang
tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama(Bambang,1995).
Persiapan dalam perkandangan adalah :
a. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai
sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
b. Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya
kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
c. Suhu udara dalam kandang.
Tabel 1. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari) Suhu ( 0C )
01 - 07 34 – 32
08 - 14 29 – 27
15 - 21 26 – 25
21 - 28 4 – 23
29 - 35 23 – 21
Jika dilihat dari perbandingan table 2 dan 3 maka dapat dibandingkan perbandingan antara
umur dengan luas kandang yang dibutuhkan sesuai dengan jenis kelamin dan bobot badan.
f. Tipe Kandang
1. Kandang postal.
Kandang ini tidak terdapat halaman umbaran sehingga dalam pemeliharaan sistem ini
ayam-ayam selalu terkurung sepanjang hari di dalam kandang. Litter yang baik harus dapat
memenuhi beberapa kriteria yakni: memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga tidak
6
Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama
pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen = 1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan
sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi sejumlah ransum yang
digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Anggorodi, 1985). Blakely dan Blade (1998)
menjelaskan bahwa tingkat konsumsi ransum akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot
akhir karena pembentukan bobot, bentuk dan komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi
pakan yang dikonsumsi ke dalam tubuh ternak. Kebutuhan ransum ayam broiler tergantung pada
strain, aktivitas, umur, besar ayam dan temperature( Ichwan , 2003). Faktor yang mempengaruhi
konsumsi pakan antara lain umur, nutrisi ransum, kesehatan, bobot badan, suhu dan kelembaban
serta kecepatan pertumbuhan (Wahju, 1997).
Menurut Bambang (1995) kualitas pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu):
a. Kualitas pakan fase starter adalah terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%,
Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
b. Kualitas pakan fase finisher adalah terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar
4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energy (ME) 2900-3400 Kcal.
Tabel 4. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ayam Broiler pada Periode Starter dan
PeriodeFinisher (NRC, 1994)
Nutrisi Periode ”Starter” Periode ”Finisher”
Protein (%) 23,00% 20,00%
Energi Metabolis 2800-3200 2900-3200
(kkal/ kg)
Kalsium (%) 1,00 0,90
8
diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga
akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.
Minggu Keempat (hari ke-22 sampai ke-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada
siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk
mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan
minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gram per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam.
Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
Minggu Kelima (hari ke-29 sampai ke-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan
adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu
dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan
pakan adalah 88 gram per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan
sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 sampai 2 kg.
Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen. Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
pakan hingga berumur 5 minggu adalah 24,7 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Keenam (hari ke-36 sampai ke-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan
bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan.
Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Menurut Bambang (1995) untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase
starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu):
a. Kuantitas pakan fase starter adalah terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu
minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43
gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29
hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.
b. Kuantitas pakan fase finisher adalah terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur
yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129
gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57
hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829
gram.
10
Sedangkan Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2
(dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing
minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1
liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari)
7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak
122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan
obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Cara Pemberian Pakan:
a. Untuk anak ayam umur 1 - 6 hari (kutuk), pakan ditabur atau sediakan pada wadah
yang mudah terjangkau, jenis pakan yang dipakai adalah ransum ayam ras starter (pakan
komersial).
b. Ayam umur 7 hari s/d 1 bulan dapat diberikan pakan campuran yaitu pakan ayam ras
starter dicampur dengan katul dan dedak halus, dengan perbandingan 1: 1 atau jagung giling dan
katul dengan perbandingan 2 : 1 dan dapat di tambah protein hewani.
c. Ayam umur 2-4 bulan dan seterusnya, diberikan pakan campuran, dedak halus,
jagung giling, dan pakan komersil dengan perbandingan 3:1:1 dan dapat di tambahan gabah,
gaplek dan tepung ikan.
2.5.1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada
umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan
vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
11
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dan mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat merangsang pembentukan
kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dengan tujuan
supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme tersebut. Vaksin ada
dua macam, yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang
mikroorganismenya masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering
beku, contoh: MEDIVAC ND LA SOTA, MEDIVAC ND-IB dan MEDIVAC GUMBORO A.
Vaksin inaktif adalah vaksin yang mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya berbentuk
sediaan emulsi atau suspensi, contoh: MEDIVAC ND-EDS EMULSION, MEDIVAC CORYZA
B (Jahja, 2000).
Pengobatan
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit pilek pada ayam
adalah neofet, kapsul anti snot dan bubuk coryuit. Dosis pemakaian obat dan cara pemberian obat
harus disesuaikan dengan petunjuk yang ada dikemasan obat. Selain itu, penyakit ini juga dapat
disembuhkan dengan cara menyuntikkan cairan streptomycimberdosis 0,2 cc / suntikkan / hari.
Proses penyuntikkan berlangsung selama 5 hari dengan bagian tubuh ayam yang disuntik adalah
leher bagian belakang. Beberapa jenis obat yang biasa dikonsumsi oleh manusia ditengarai juga
dapat digunakan untuk mengobati ayam yang sedang terserang penyakit pilek. Mereka
adalah refagan dan bodrex. Caranya adalah : satu tablet obat dilarutkan ke dalam 1 sendok air teh
dan kemudian diminumkan kepada ayam.
Pencegahan
Pemberian antibiotik (streptomycin dan sulfanilamida) secara berkala dapat membantu
mencegah ayam tidak mudah terserang pilek. Vaksinasi (corryta naccin danvaksin snot) juga harus
dilakukan ketika ayam masih berumur 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan dan menjelang usia dewasa.
11) Hama
· Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu
makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit
dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang
12
encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan
konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan
fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat
atau Black leaf 40.
2.6. Mortalitas
Mortalitas merupakan angka kematian dalam pemeliharaan ternak. Ada banyak hal yang
berpengaruh terhadap mortalitas dalam pemeliharaan unggas. Misalnya, adalah karena penyakit,
kekurangan pakan, kekurangan minum, temperatur, sanitasi, dan lain sebagainya. Penyakit
didefinisikan sebagai segala penyimpangan gejala dari keadaan kesehatan yang normal. Tingkat
kematian yang disebabkan oleh penyakit tergantung dari jenis penyakit yang menyerang unggas.
Dalam pemeliharaan petelur yang berhasil, tingkat kematian 10 sampai 12% dianggap normal
dalam satu tahun produksi. Dalam kelompok pedaging, kematian maksimum per tahun normalnya
adalah sekitar 4%. Setiap kematian yang melebihi angka tersebut harus dianggap sebagai kondisi
yang serius yang harus mendapat perhatian segera dari peternak yang bersangkutan (Blakely and
Bade, 1991).
Menurut Sidadolog (2001) ayam dewasa dan merpati mampu bertahan hidup tanpa makan
selama 2 sampai 3 minggu. Kehilangan berat akibat kekurangan pakan (kelaparan) pada merpati
antara 38 sampai 42% dari berat badan semula, sedangkan pada ayam setelah berpuasa selama 11
hari dan bebas minum, kehilangan berat 25% dari berat semula. Pemberian pakan yang terkontrol
dan teratur dapat menurunkan mortalitas ayam dan daya hidup bertambah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menekan angka kematian adalah mengontrol
kesehatan ayam, mengontrol kebersihan tempat pakan dan minum serta kandang, melakukan
vaksinasi secara teratur, memisahkan ayam yang terkena penyakit dengan ayam yang sehat, dan
memberikan pakan dan minum pada waktunya (Siregar et al., 1980).
Untuk mendirikan suatu peternakan diperlukan adanya modal yang menurut Kadarson
(1992) merupakan salah satu faktor produksi yang disediakan, diolah dan dikontrol di dalam suatu
perusahaan agrobisnis maupun usaha tani yang masih sederhana..
Tujuan setiap perusahaan adalah meraih keuntungan semaksimal mungkin dan
mempertahankan kelestarian perusahaan (Kadarson, 1992). Oleh karena output yang digunakan,
maka perusahaan akan berusaha mencapai suatu tingkat produksi yang dapat memberikan laba
maksimal, yaitu suatu kondisi dimana marginal costnya adalah sama dengan marginal revenue
(Prawirokusumo, 1981).
2.8. Panen
· Hasil Utama, untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
· Hasil Tambahan, usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang
dan bulu ayam.
·
2.9. Pasca Panen
1. Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang
penampungan (Houlding Ground)
2. Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau
sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah
tercemar dan mudah busuk.
3. Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,40C). Lama
pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan
lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4. Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi
perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
5. Pemotongan Karkas
14
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan
sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur.
Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
ANALISIS SWOT DAN STRATEGINYA
KEKUATAN ( STRENGHT )
1. Iklim yang cocok untuk usaha beternak ayam broiler
2. Lahan untuk beternak masih tersedia dan cukup strategis
3. Bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga
4. Tersedianya sarana transportasi
5. Dapat menggunakan sistem kemitraan untuk memperoleh bibit
6. Pertumbuhan dan pertambahan yang cepat
KELEMAHAN ( WEAKNESS )
1. Cara beternak yang masih bersifat tradisional
2. Keterampilan peternak masih rendah
3. Angka kematian ternak yang masih relatif tinggi
4. Pengembangan usaha ternak ayam masih sebagai usaha sampingan dan belum mendalami
5. Cuaca yang kadang tidak menentu
PELUANG ( OPPURTUNITIES )
1. Peluang ekonomi yang cukup baik sehingga dapat dijadikan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan keluarga
2. Peluang pasar yang masih tinggi ini dikarenakan banyak masyrakat yang memilih
mengkonsumsi ayam broiler
3. Permintaan daging ayam yang selalu meningkat
4. Akses pasar yang mudah
16
ANCAMAN ( THREATS )
1. Harga pakan ternak yang tidak stabil harganya
2. Rentannya ayam broiler terjangkit penyakit menular
3. Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing
4. Harga jual yang fluktuatif
17
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler). Penerbit
Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
R, 2008. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia pustaka: Jakarta
Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:. Jakarta
Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p Periode Starter–Finisher.
PT. Janu Putro Sentosa: Bogor.