PENDAHULUAN
Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita, karena hampir 100% masyarakat
Indonesia suka makan daging ayam. Sehingga berbisnis ternak ayam potong merupakan
peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan.
Ayam broiler adalah ayam yang dirawat dan dibesarkan khusus untuk memproduksi
daging. Karena itu, banyak orang menyebut ayam broiler dengan nama ayam pedaging. Masa
panen dilakukan antara umur 5 – 7 Minggu.
Usaha peternakan ayam merupakan usaha yang berpotensi baik dalam menghasilkan
daging dan meningkatkan pangan berprotein bagi masyarakat. Ayam broiler tumbuh dengan
cepat dan dapat dipanen dalam waktu yang singkat. Ayam broiler memiliki keunggulan
genetik yang baik, apabila ditambah dalam pemberian pakan yang tepat ayam broiler mampu
menampilkan performa produksi yang baik.
Oleh karena itu hingga saat ini, usaha peternakan ayam broiler adalah usaha yang paling
cepat dan efisien untuk menghasilkan bahan pangan hewani yang baik dan bergizi tinggi.
Beberapa hal yang menjadi penyebabnya antara lain, laju pertumbuhan ayam lebih cepat
dibandingkan komoditas ternak lainnya, permodalan yang relatif kecil,penggunaan lahan
yang tidak terlalu luas serta kebutuhan dan kesadaran masyarakat meningkat akan kandungan
gizinya. Sehingga kondisi ini menuntut adanya penyediaan daging ayam yang cukup baik
dari segi kualitas maupun kuantitas.
1
BAB II
TEKNIK PRODUKSI
2.1.1. Perkandangan
2.1.2. Peralatan
- Litter (Alas lantai): Alas lantai atau litter haruslah dalam keadaan kering,
Maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk dan angin
kencang. Kemudian tebal Litter setinggi 10 cm, Lalu bahan litter di pakai
campuran dari kulit padi atau sekam, dan dengan sedikit kapur dan pasir
secukupnya. Atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3-5 cm untuk
pengganti kulit padi/sekam.
- Indukan atau brooder Alat ini berbentuk bundar atau persegi 4 dengan
areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Yang fungsinya seperti
induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
-Tempat makan dan minum Tempat makan dan minum ayam harus tersedia
cukup, Yang berbahan dari bambu, Almunium atau apa saja yang pasti kuat
asal tidak bocor dan tidak berkarat.
2
2.1.3.Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri:
-Sehat dan aktif bergerak,
-Tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat),
-Bulu bersih dan kelihatan mengkilat,
-Hidung bersih,
-Mata tajam dan bersih,
-Lubang kotoran (anus) bersih.
2.1.4. Pemeliharaan
- Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga
kehangatan.
- Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah
8- 10 ekor/m², lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat
terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan
menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan
mudah terserang penyakit.
3
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik.
Kebutuhan pakan adalah 48gr per ekor/4,8kg untuk 100 ekor ayam. Untuk
pemberian jamu minnggu ketiga dengan frekuensi 2 hari sekali.
2.1.4.4. Pemeliharaan Minggu Keempat(22-28hari)
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam
sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk
mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat minimal 1,25kg.
Kebutuhan pakan adalah 65 gr/ekor atau 6,5kg untuk 100 ekor ayam.
kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam
mulai rentan terhadap penyakit. Dan untuk pemberian jamu ditingkatkan
dengan frekuensi 1 kali dalam 1 hari.
2.1.4.5. Pemeliharaan Minggu Kelima (29-35hari)
Pada Minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tata laksana lantai
(postal). Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu
dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap
kering. Kebutuhan pakan adalah 88gr/ekor atau 8,8kg untuk 100 ekor ayam.
Pada umur 35 hari dilakukan sampling penimbangan ayam. bobot badan
dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8-2kg. Dengan bobot tersebut ayam
sudah dapat dipanen.
2.2. Pemberian ramuan herbal ( Jamu)
Pada peternakan ini ayam sama sekali tidak diberi obat, antibiotik maupun
vitamin hanya diberi ramuan herbal dari rempah rempah bahannya antara lain :
Ayam yang mendapatkan ramuan herbal lebih tahan terhadap stress dan serangan
penyakit. kejadian ayam berkurang 3 kali lipat dengan pemberian ramuan herbal
tersebut. Selain itu, mutu daging yang dihasilkan lebih baik, hal ini antara lain
dicirikan dengan karkas yang berwarna putih segar mengkilap,karkas terasa agak
kencang bila diraba, serat irisan dagingnya rapat dan aroma dagingnya segar (tidak
anyir). Keunggulan lainnya, kotoran ayam lebih kering dan bau ammonia dari kotoran
berkurang ,sehingga penggunaan ramuan herbal ini ramah lingkungan.
4
2.3.Cara pembuatan Ramuan Herbal ( Jamu)
Pertama semua bahan dibersihkan setelah itu dihaluskan dan diambil sarinya.
Selanjutnya sari tersebut ditambahkan gula tetes tebudan dicampur EM4 sebagai mikroba
untuk fermentasi. Setelah itu larutan ditambahkan dengan air bersih kemudian diaduk sampai
larutan merata.
Langkah selanjutnya adalah larutan ditempatkan di jerigen kemudian ditutup rapat. Simpan
jerigen pada suhu ruangan untuk difermentasi selama 6 hari. Setiap harinya bukalah tutup
jerigen kemudian aduklah larutan jamu ayam tradisional siap untuk diberikan ke ayam.
Larutan tersebut ditambahkan ke air minum ayam.
Karena usaha budidaya ayam broiler ini tidak menggunakan obat – obatan
atau vaksin ,melainkan pakai bahan - bahan herbal maka produk yang dihasilkan
memiliki keunggulan tersendiri salah satunya. Mutu daging yang dihasilkan lebih
baik, hal ini dicirikan dengan karkas yang berwarna putih segar mengkilap, karkas
terasa kencang bila diraba, serat irisan dagingnya rapat, dan aroma karkasnya segar (
Tidak anyir).
2.4.3. Yuridis
5
tata ruang wilayah setempat. Pembangunan peternakan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur hukum akan memiliki kedudukan yang kuat sehingga dapat terhindar dari
berbagai sengketa hukum. Dengan demikian, kegiatan usaha peternakan akan dapat
berjalan dengan baik dan menjamin kesinambungan.
2.4.4. Sosial
2.4.5. Teknis
Dari segi teknis hal hal yang harus diperhatikan adalah faktor lingkungan
hidup yang akan mempengaruhi dan mendukung kehidupan ternak dalam
berproduksi. Karena lokasi di Desa Pakel Kecamatan Ngantru Kab. Tulungagung
sesuai untuk pertumbuhan dan produktifitas ayam maka dipilihlah usaha budidaya
ayam broiler.
2.4.6. Ekonomi
6
BAB III
ANALISIS FINANSIAL
Nilai ekonomis kandang dan perlatan masing masing 5 tahun,maka biaya penyusutannya
sebagai berikut : Nilai awal – Nilai akhir
Masa ekonomis
= 29.900.000 – 0
5
= 5.980.000/tahun
= 29.900.000 – 0
30
= 997.000/periode
7
3.2. Biaya Operasional
3.2.1. Biaya Tetap ( Fixed Cost)
8
3.3. Revenue
= 2000 x 2/100
= 40 ekor
= 1960 ekor
= Rp. 68.796.000
= Rp.550.000
= 68.796.000 + 550.000
= Rp. 69.346.000
I = R – VC
= 69.346.000 – 35.875.000
= Rp.33.471.000
9
BAB IV
ANALISIS KELAYAKAN
I = Revenue – TC
= 69.346.000 – 39.372.000
Revenue/ TC
= 69.346.000/39.372.000
= 1,7 (Layak)
= 39.372.000/3.528
= Rp.11.159
10
BAB V
RENCANA ANGGARAN BELANJA
11
BAB VI
CASH FLOW
Kas Akhir -45.000 9.421 -15.576 38.845 13.848 68.269 43.272 97.693
12
BAB VII
PEMASARAN
7.1. Konsumen
Dalam pemeliharaan broiler pada kegiatan on farm ini kami adalah termasuk
peternak mandiri yang harus memikirkan pemasaran. Oleh karena itu, kami harus menguasai
pangsa pasar (market share). Untuk konsumen ayam broiler sendiri antara lain adalah
pedagang pasar,rumah makan,dan rumah tangga (konsumen akhir).
13
BAB VIII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Analisis Finansial
1. Usaha budidaya ayam broiler ini dinilai layak karena R/C ratio lebih dari 1 yaitu
1,7
2. Usaha budidaya ayam broiler ini dinilai layak karena BEP harga lebih rendah
daripada harga jual ayam hidup (live bird)
3. Usaha budidaya ayam broiler ini dinilai layak karena BEP produksi lebih kecil
dari jumlah produksi.
Pemasaran
1. Pendekatan pangsa pasar (market share) merupakan pendekatan yang
menggunakan jalur dan cara pemasaran aplikatif. Hasil dari pendekatan ini
berupa jumlah ayam (ekor,kg, atau ton) tersebut dikonversikan menjadi satuan
ekor.
2. Pada kegiatan ini menggunakan dua jalur pemasaran sesuai dengan pendekatan
pangsa pasarnya yaitu peternak ke pedagang pasar dan peternak langsung ke
konsumen langsung, dari kedua jalur pemasaran tersebut menunjukkan bahwa
penjualan langsung ke konsumen dalam bentuk bobot hidup lebih
menguntungkan daripada penjualan langsung ke pedagang pasar dank e
konsumen dalam bentuk karkas. Hal tersebut salah satunya di pengaruhi oleh
bobot yang dijual, sedangkan dalam bentuk karkas bobot hidup akan dikurangi
oleh beberapa bagian dari tubuh ayam.
8.1. Saran
1. Penulis hendaknya membuat usaha pengolahan hasil, hal tersebut dimaksudkan
agar apabila pada penjualan dalam bentuk karkas tidak terjual keseluruhan dapat
diolah menjadi suatu hasil olahan yang dapat menghasilkan keuntungan lebih.
14