Alma Dewi Suparto C1C115060 Daniel Dwi Kurniawan C1C115205 Dina Septiana C1C115067 Prinsip Akuntansi
Segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur,
metoda, & teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan. Prinsip Prinsip akuntansi juga dikenal sebagai seperangkat prinsip akuntansi, standar dan prosedur yang yuridis, teoritis, dan praktis yang digunakan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan mereka. PABU ini dibentuk oleh 2 pedoman yaitu: pedoman yang ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga pedoman-pedoman yang baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan kerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif. Jenis – Jenis Prinsip : 1. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle) 2. Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle) 3. Prinsip Satuan Moneter (Unit Monetary Principle) 4. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) 5. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern Principle) 6. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) 7. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) 8. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) 9. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) 10.Prinsip Materialitas Prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU) 1. Isi PABU Sebagai Kerangka Pedoman Kerangka pedoman berisi komponen-komponen yang tersusun secara hierarkis baik atas dasar tingkat konseptual maupun auotoritas. Kerangka pedoman ini mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan praktik dan profesi, sehingga memunculkan beragam versi mengenai PABU. Versi-versi PABU yang muncul adalah sebagai berikut : A) PABU Versi APB ( Accounting Principle Board). PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti dalam kerangka konseptual versi FASB dan PABU yang disebut landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip mendasar, prinsip operasi umum, dan prinsip terinci. B) PABU menurut versi Rubin PABU menurut versi Rubin menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu hirarki dengan suatu bentuk bangunan rumah. Ini menggambarkan PABU sebagai kerangka pedoman yang dideskripsikan oleh AICPA dalam SAS No 43. C) Pada PABU versi SAS No. 69. Menggambarkan PABU sebagai dua hierarki pararel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan yang lain untuk entitas kepemerintahan. Sedangkan PABU versi SPAP adalah PABU yang diambil dari SAS No.69 tetapi hanya diambil untuk entitas nonkepemerintahan (bisnis dan nonbisnis). Lanjutan.. 2. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberi pedoman tentang akuntansi, yaitu: A. Pengukuran Pengukuran atau penilaian adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit pengukur suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. B. Pengakuan Pengakuan ialah suatu jumlah rupiah ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. C. Penyajian Pengungkapan berarti pembeberan hal hal informatif yang di anggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama dan cara cara penyampaiannya. D. Pengauditan Pengauditan ialah membahas prinsip, prosedur, dan teknik pengauditan laporan keuangan untuk member pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan. PABU yang dikenakan pada perusahaan sehingga investor memiliki tingkat minimum konsistensi dalam laporan keuangan yang mereka gunakan ketika menganalisis perusahaan untuk tujuan investasi. Penutup PABU hal-hal seperti pengakuan pendapatan, neraca klasifikasi barang dan pengukuran saham yang beredar. Perusahaan diharapkan untuk mengikuti aturan PABU ketika melaporkan data keuangan mereka melalui laporan keuangan. Pentingnya PABU bagi Laporan Keuangan
Dalam pembuatan laporan keuangan seharusnya perusahaan menggunakan
standart audit yang berlaku umum. Laporan keuangan adalah suatu asersi yang disusun berdasarkan suatu standart atau kriteria yang diterima secara umum dalam praktek bisnis. Namun dalam kenyataan banyak perusahaan yang membuat laporan keuangannya tidak sesuai dengan standart berlaku umum. Sehingga banyak auditor dalam memberi pendapat tentang laporannya memilih untuk tidak memberi pendapat atau memberi pendapat dengan kalimat penjelas PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI DAN GAAP/PABU Standar Akuntansi Adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan atau negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut Prinsip Akuntansi Berterima Umum (GAAP/PABU) Adalah suatu urutan atau hierarki ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai perlakuan akuntansi yang dapat dijadikan sebagai suatu acuan pencatatan suatu transaksi. Ketentuan- ketentuan tersebut biasanya disusun dari suatu pengaturan yang merupakan ketentuan konseptual yang bersifat filosofis hingga ketentuan yang bersifat praktis dan teknis. Kerangka kerja PABU adalah seperangkat ketentuan-ketentuan atau sumber-sumber acuan (baik berupa pernyataan resmi atau lainnya) yang menjadi pedoman untuk memilih prinsip-prinsip akuntansi yang dapat dijadikan dasar perlakuan akuntansi dan para akuntan (profesi) mengakui keandalan dan eksistensi prinsip tersebut sebagai suatu dasar perlakuan akuntansi. Sumber-Sumber GAAP/PABU Pengumuman atau penerbitan resmi (pronouncements) oleh badan otoritatif yang ditunjuk oleh AICPA Council untuk menetapkan prinsip akuntansi. Pengumuman atau penerbitan resmi oleh badan atau lembaga yang anggotanya terdiri atas akuntan ahli yang pembuatannya mengikuti suatu prosedur berdasarkan proses yang saksama dengan maksud untuk menetapkan prinsip akuntansi atau memerikan (describing) praktik akuntansi yang ada yang berterima umum. Praktik akuntansi atau penerbitan resmi mengenai perlakuan akuntansi yang telah dikenal secara luas sebagai berterima umum Sumber atau literatur akuntansi lainnya. Rerangka Kerja GAAP di Indonesia Standar Akuntansi di Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional International Financial Reporting Standards baik untuk etentitas yang berakuntabilitas public (SAK IFRS) maupun standar untuk entitas tanpa akuntabilitas public (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS) Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Dapat diterapkan oleh ETAP atau entitas lainya. Berbasis transaksi, bukan basis industri. Bertujuan: memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana. Lanjutan.. Standar Akuntansi Syariah PSAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akutansi Syariah. Berbasis transaksi yang digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan dengan model PSAK umun namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. Ada beberapa jenis standar pelaporan keuangan berbasis syariah berdasarkan jenis transaksinya yang sudah dibuat oleh DSAK Syariah Indonesia. Beberapa diantaranya adalah: PSAK 102 Akuntansi Murabahah; PSAK 103 Akuntansi Salam; PSAK 104 Akuntansi Istisna’; PSAK 105 Akuntansi Mudharabah; PSAK 106 Akuntansi Musyarakah; PSAK 107 Akuntansi Ijarah; PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah; PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah Standar Akuntansi Pemerintahan Diterbitkan berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 24/2005 dan Peraturan Pemerintah No. 71/2010 yang berbasis akrual. SAP disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Diterapkan untuk entitas pemerintahan dalam penyusunan LKPP dan LKPD: (1) instansi pemerintah pusat; (2) instansi pemerintah daerah, dan (3) BLU PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan, PSAK ETAP hanya menggunkan metoda tidak langusng untuk laporan arus kas, PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan menggunakan metoda ekuitas untuk anak perusahaan, PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55, PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap, asset tidak berwujud, dan property investasi dan tidak boleh menggunakan model revaluasi. 1. SAK ETAP sebagian besar sama dengan SAK 2004. 2. Konsep dan Prinsip Pervasif. 3. Penyajian Laporan Keuangan. 4. Informasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item extra ordinary. 5. Ada beberapa penyesuaian seperti dihapusnya PSAK 27 tentang Koperasi. 6. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metoda tidak langsung saja dan seluruh transaksi kas atau tunai harus dilaporkan. 7. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait pendapatan komprehensif lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus ada bila tidak ada perubahan ekuitas dari tahun lalu. 8. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan, serta bila ada perubahan metoda alasan dan dampak perubahan pada Laporan Keuangan sebelumnya harus dijelaskan. 9. Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metoda ekuitas. 10. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan. Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan. Standar Umum Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Standar Pekerjaan Lapangan Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus di supervisi dan semestinya. Sebelum menerima perikatan auditor harus yakin apakah kondisi dimana perikatan pada saat mendekati atau setelah tanggal neraca dapat memungkinkan auditor untuk melaksanakan audit secara memadai dan memberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian maka ia harus membahas dengan klien tentang kemungkinan dalam memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak memberikan pendapat. Lanjutan.. Standar Pelaporan Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) di Indonesia. Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah padanan kata dari frasa generally accepted accounting principle dimana suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konversi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Standar Auditing Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yan terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar Atestasi Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Standar atestasi dibagi menjadi tiga tipe perikatan atestasi, yaitu: 1) pemeriksaan, 2) review, dan 3) prosedur yang disepakati. Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain: 1) kompilasi laporan keuangan, 2) review atas laporan keuangan, dan 3) laporan keuangan komparatif. Lanjutan.. Standar Jasa Konsultasi Standar jasa konsultasi merupakan paduan bagi praktisi yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Standar Pengendalian Mutu Standar pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan IAPI. Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultasi meliputi: independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi. Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu: 1) Prinsip Integritas 2) Prinsip Objektivitas 3) Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional 4) Prinsip Kerahasiaanan 5) Prinsip Perilaku Profesional Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS)) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional ( International Accounting Standards Board (IASB)). Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup: Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards (IFRS)) Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards (IAS)) Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) Standing Interpretations Committee (SIC) Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989)) Konsep Pokok IFRS:
1. Tanggal pelaporan (reporting date)
Adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS. 2. Tanggal transisi (transition date) Adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya 1. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. 2. Pengukuran dan penilaian. 3. Pengakuan 4. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Tujuan IFRS
Adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan dan
laporan keuangan interim perusahaan untuk periode- periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan mengandung informasi berkualitas: 1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna Manfaat Penerapan IFRS
a. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
b. Mengurangi biaya SAK c. Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan d. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuanagn e. Meningkatkan tranparansi keuangan f. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpun dana melalui pasar modal g. Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan