Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 8

“ Prinsip Akuntansi Berterima Umum ”

Aisyah Rizky Amelia C1C115202


Alma Dewi Suparto C1C115060
Daniel Dwi Kurniawan C1C115205
Dina Septiana C1C115067
Prinsip Akuntansi

Segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur,


metoda, & teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis
yang berfungsi sebagai pengetahuan.
Prinsip
Prinsip akuntansi juga dikenal sebagai seperangkat prinsip akuntansi, standar
dan prosedur yang yuridis, teoritis, dan praktis yang digunakan perusahaan untuk
menyusun laporan keuangan mereka. PABU ini dibentuk oleh 2 pedoman yaitu:
pedoman yang ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam
bentuk standar akuntansi atau juga pedoman-pedoman yang baik dan tengah
banyak dipraktikkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak
bertentangan dengan kerangka konseptual atau didukung berlakunya secara
autoritatif.
Jenis – Jenis Prinsip :
1. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
2. Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle)
3. Prinsip Satuan Moneter (Unit Monetary Principle)
4. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
5. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern Principle)
6. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
7. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition
Principle)
8. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
9. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
10.Prinsip Materialitas
Prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU)
1. Isi PABU Sebagai Kerangka Pedoman
Kerangka pedoman berisi komponen-komponen yang tersusun secara hierarkis baik atas dasar
tingkat konseptual maupun auotoritas. Kerangka pedoman ini mengalami perkembangan sesuai
dengan kebutuhan praktik dan profesi, sehingga memunculkan beragam versi mengenai PABU.
Versi-versi PABU yang muncul adalah sebagai berikut :
A) PABU Versi APB ( Accounting Principle Board).
PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti dalam kerangka konseptual versi
FASB dan PABU yang disebut landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip mendasar,
prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.
B) PABU menurut versi Rubin
PABU menurut versi Rubin menganalogi tingkat keautoratifan yang membentuk suatu hirarki
dengan suatu bentuk bangunan rumah. Ini menggambarkan PABU sebagai kerangka pedoman
yang dideskripsikan oleh AICPA dalam SAS No 43.
C) Pada PABU versi SAS No. 69.
Menggambarkan PABU sebagai dua hierarki pararel, satu untuk entitas nonkepemerintahan dan
yang lain untuk entitas kepemerintahan. Sedangkan PABU versi SPAP adalah PABU yang diambil
dari SAS No.69 tetapi hanya diambil untuk entitas nonkepemerintahan (bisnis dan nonbisnis).
Lanjutan..
2. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberi pedoman tentang akuntansi, yaitu:
A. Pengukuran
Pengukuran atau penilaian adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit pengukur suatu objek yang terlibat
dalam suatu transaksi keuangan.
B. Pengakuan
Pengakuan ialah suatu jumlah rupiah ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan
mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan.
C. Penyajian
Pengungkapan berarti pembeberan hal hal informatif yang di anggap penting dan bermanfaat bagi pemakai
selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama dan cara cara penyampaiannya.
D. Pengauditan
Pengauditan ialah membahas prinsip, prosedur, dan teknik pengauditan laporan keuangan untuk member
pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.
PABU yang dikenakan pada perusahaan sehingga investor memiliki tingkat minimum konsistensi dalam
laporan keuangan yang mereka gunakan ketika menganalisis perusahaan untuk tujuan investasi. Penutup
PABU hal-hal seperti pengakuan pendapatan, neraca klasifikasi barang dan pengukuran saham yang beredar.
Perusahaan diharapkan untuk mengikuti aturan PABU ketika melaporkan data keuangan mereka melalui
laporan keuangan.
Pentingnya PABU bagi Laporan Keuangan

Dalam pembuatan laporan keuangan seharusnya perusahaan menggunakan


standart audit yang berlaku umum. Laporan keuangan adalah suatu asersi yang
disusun berdasarkan suatu standart atau kriteria yang diterima secara umum
dalam praktek bisnis. Namun dalam kenyataan banyak perusahaan yang
membuat laporan keuangannya tidak sesuai dengan standart berlaku umum.
Sehingga banyak auditor dalam memberi pendapat tentang laporannya
memilih untuk tidak memberi pendapat atau memberi pendapat dengan
kalimat penjelas
PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI DAN
GAAP/PABU
 Standar Akuntansi
Adalah konsep, prinsip, metoda, teknik, dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar
(atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan
atau negara dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna
mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut
 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (GAAP/PABU)
Adalah suatu urutan atau hierarki ketentuan-ketentuan yang
mengatur mengenai perlakuan akuntansi yang dapat
dijadikan sebagai suatu acuan pencatatan suatu transaksi. Ketentuan-
ketentuan tersebut biasanya disusun dari suatu pengaturan yang
merupakan ketentuan konseptual yang bersifat filosofis hingga
ketentuan yang bersifat praktis dan teknis.
 Kerangka kerja PABU adalah seperangkat ketentuan-ketentuan atau sumber-sumber
acuan (baik berupa pernyataan resmi atau lainnya) yang menjadi pedoman untuk
memilih prinsip-prinsip akuntansi yang dapat dijadikan dasar perlakuan akuntansi
dan para akuntan (profesi) mengakui keandalan dan eksistensi prinsip tersebut
sebagai suatu dasar perlakuan akuntansi.
 Sumber-Sumber GAAP/PABU
 Pengumuman atau penerbitan resmi (pronouncements) oleh badan otoritatif yang ditunjuk
oleh AICPA Council untuk menetapkan prinsip akuntansi.
 Pengumuman atau penerbitan resmi oleh badan atau lembaga yang anggotanya terdiri atas
akuntan ahli yang pembuatannya mengikuti suatu prosedur berdasarkan proses yang
saksama dengan maksud untuk menetapkan prinsip akuntansi atau memerikan
(describing) praktik akuntansi yang ada yang berterima umum.
 Praktik akuntansi atau penerbitan resmi mengenai perlakuan akuntansi yang telah dikenal
secara luas sebagai berterima umum
 Sumber atau literatur akuntansi lainnya.
Rerangka Kerja GAAP di Indonesia
Standar Akuntansi di Indonesia
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional
International Financial Reporting Standards baik untuk etentitas yang
berakuntabilitas public (SAK IFRS) maupun standar untuk entitas tanpa
akuntabilitas public (SAK ETAP).
 Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS)
Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten,
perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Dapat diterapkan oleh
ETAP atau entitas lainya. Berbasis transaksi, bukan basis industri. Bertujuan:
memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan.
 SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan;
dan (2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna eksternal. SAK ETAP menggunakan acuan
IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana.
Lanjutan..
 Standar Akuntansi Syariah
PSAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akutansi Syariah. Berbasis transaksi
yang digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas
lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan dengan model
PSAK umun namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.
Ada beberapa jenis standar pelaporan keuangan berbasis syariah berdasarkan
jenis transaksinya yang sudah dibuat oleh DSAK Syariah Indonesia. Beberapa
diantaranya adalah: PSAK 102 Akuntansi Murabahah; PSAK 103 Akuntansi Salam;
PSAK 104 Akuntansi Istisna’; PSAK 105 Akuntansi Mudharabah; PSAK 106
Akuntansi Musyarakah; PSAK 107 Akuntansi Ijarah; PSAK 108 Akuntansi Transaksi
Asuransi Syariah; PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah
 Standar Akuntansi Pemerintahan
Diterbitkan berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 24/2005 dan Peraturan
Pemerintah No. 71/2010 yang berbasis akrual. SAP disusun oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan. Diterapkan untuk entitas pemerintahan dalam
penyusunan LKPP dan LKPD: (1) instansi pemerintah pusat; (2) instansi
pemerintah daerah, dan (3) BLU
 PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan,
 PSAK ETAP hanya menggunkan metoda tidak langusng untuk laporan
arus kas,
 PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan
menggunakan metoda ekuitas untuk anak perusahaan,
 PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,
 PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap, asset
tidak berwujud, dan property investasi dan tidak boleh menggunakan
model revaluasi.
1. SAK ETAP sebagian besar sama dengan SAK 2004.
2. Konsep dan Prinsip Pervasif.
3. Penyajian Laporan Keuangan.
4. Informasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item extra ordinary.
5. Ada beberapa penyesuaian seperti dihapusnya PSAK 27 tentang Koperasi.
6. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metoda tidak langsung saja dan seluruh transaksi kas atau
tunai harus dilaporkan.
7. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait pendapatan komprehensif
lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus ada bila tidak ada perubahan ekuitas dari tahun
lalu.
8. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan, serta
bila ada perubahan metoda alasan dan dampak perubahan pada Laporan Keuangan sebelumnya
harus dijelaskan.
9. Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metoda ekuitas.
10. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan.
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi
berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam
memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP IAPI).
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil
pengembangan berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang
dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini
disusun oleh suatu komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan.
 Standar Umum
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu
pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam
bidang akuntansi dan bidang auditing.
 Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus di supervisi
dan semestinya. Sebelum menerima perikatan auditor harus yakin apakah kondisi dimana
perikatan pada saat mendekati atau setelah tanggal neraca dapat memungkinkan auditor
untuk melaksanakan audit secara memadai dan memberi pendapat wajar tanpa
pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk melakukan audit
secara memadai dan untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian maka ia harus
membahas dengan klien tentang kemungkinan dalam memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau tidak memberikan pendapat.
Lanjutan..
 Standar Pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) di
Indonesia. Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah
padanan kata dari frasa generally accepted accounting principle
dimana suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konversi, aturan,
dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang
berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.
 Standar Auditing
Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yan terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan
beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
 Standar Atestasi
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh
seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi suatu entitas telah sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Standar atestasi dibagi menjadi tiga tipe perikatan atestasi, yaitu: 1) pemeriksaan, 2) review, dan 3)
prosedur yang disepakati.
 Standar Jasa Akuntansi dan Review
Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan
publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini
antara lain: 1) kompilasi laporan keuangan, 2) review atas laporan keuangan, dan 3) laporan
keuangan komparatif.
Lanjutan..
 Standar Jasa Konsultasi
Standar jasa konsultasi merupakan paduan bagi praktisi yang menyediakan jasa konsultasi bagi
kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para praktisi menyajikan
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
 Standar Pengendalian Mutu
Standar pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor
akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang diterbitkan IAPI.
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa
audit, atestasi dan konsultasi meliputi: independensi, penugasan personel, konsultasi,
supervisi, pemekerjaan (hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan
keberlanjutan klien, dan inspeksi.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI
menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
1) Prinsip Integritas
2) Prinsip Objektivitas
3) Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian
Profesional
4) Prinsip Kerahasiaanan
5) Prinsip Perilaku Profesional
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting
Standards (IFRS)) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang
diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional ( International Accounting
Standards Board (IASB)).
 Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
 Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional
Financial Reporting Standards (IFRS))
 Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards (IAS))
 Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan
Internasional (International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC))
 Standing Interpretations Committee (SIC)
 Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (Framework for
the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989))
Konsep Pokok IFRS:

1. Tanggal pelaporan (reporting date)


Adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama
yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan
tersebut sesuai dengan IFRS.
2. Tanggal transisi (transition date)
Adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan
komparatif tahun sebelumnya
1. Definisi
elemen laporan keuangan atau
informasi lain yang berkaitan.
2. Pengukuran dan penilaian.
3. Pengakuan
4. Penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan
Tujuan IFRS

Adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan dan


laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-
periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan
mengandung informasi berkualitas:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan
sepanjang periode yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi
yang berdasarkan pada IFRS
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi
manfaat untuk para pengguna
Manfaat Penerapan IFRS

a. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK)


b. Mengurangi biaya SAK
c. Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan
d. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuanagn
e. Meningkatkan tranparansi keuangan
f. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
penghimpun dana melalui pasar modal
g. Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai