Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas Makalah Budidaya
Makalah tersebut merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Pertanian & Peternakan. Makalah ini telah
diupayakan supaya dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya Makalah ini
sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian
dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang
kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini
selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat ini mendapat ridho
PENDAHULUAN
dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut
olehmasyarakat karena mempunyai rasayang enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah
ayam.Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak
ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di
pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh
rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di RPA merupakan kunci
yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam
(RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang
memadai, namun tidak dapat dihindari adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing
dan distribusi.
standar khusus yang dijadikan acuan.Karkas yang layak konsumsi harus sesuai dengan
standar SNI mulai daricara penanganan, cara pemotongan karkas, ukuran dan mutu,
persyaratan yang meliputi bahan asal, penyiapan karkas, pengelolaan pascapanen, bahan
pembantu, bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada
penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini secara keseluruhan adalah untuk mengetahui sistem
pemeliharaanayam broiler dari pertama hingga pasca panen agar bisa memperoleh produksi
yang maksimal.
BAB II
PEMBAHASAN
Ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan antara ayam Cornish
dengan Plymouth Rock. Karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil
daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan
sebagai penghasil daging dengan serat lunak .Pertambahan berat badan yang ideal 400 gram
per minggu untuk jantan dan untuk betina 300 gram per minggu.
Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembangbiakan secara khusus
untuk pemasaran secara dini.Ayam broiler merupakan jenis ayam jantan atau betina yang
berumur 6 sampai 8 minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi
daging yang optimal. Ayam broiler dipasarkan pada umur 6 sampai 7 minggu untuk
memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan daging. Ayam broiler terutama unggas
yang pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan menurun dan
mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan jenis ayam piaraan dalam
klasifikasinya, karena ayam broiler mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam
pertumbuhannya.Hanya dalam tujuh atau delapan minggu saja, ayam tersebut sudah dapat
dikonsumsi dan dipasarkan padahal ayam jenis lainnya masih sangat kecil, bahkan apabila
ayam broiler dikelola secara intensif sudah dapat diproduksi hasilnya pada umur enam
membagi tiga tipe fase pemeliharaan ayam broiler yaitu fase starter umur 0 sampai 3
minggu, fase grower 3 sampai 6 minggu dan fase finisher 6 minggu hingga dipasarkan.
Hybro.
2.2. Perkandangan
Kandang yang baik adalah kandang yang dapat memberikan kenyamanan bagi ayam,
mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi yang optimal, memenuhi persyaratan
kesehatan dan bahan kandang mudah didapat serta murah harganya. Bangunan kandang yang
baik adalah bangunan yang memenuhi persyaratan teknis, sehingga kandang tersebut biasa
berfungsi untuk melindungi ternak terhadap lingkungan yang merugikan, mempermudah tata
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan
penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar
mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang
disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai
kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box
yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang
bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat,
a. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai
sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
01 – 07 34 – 32
08 – 14 29 – 27
15 – 21 26 – 25
21 – 28 4 – 23
29 – 35 23 – 21
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
e. Kepadatan Kandang
sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk
produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia
adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang
hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung
kanibalisme akibat terlalu padatnya kandang.Hal ini juga bermanfaat untuk kenyamanan
ayam.Kepadatan kandang juga berpengaruh terhadap produksi, performen dan tingkat
1,4 13 – 17
1,8 10 – 13
2,3 8 – 10
2,7 6–8
Standar Bobot Badan Ayam Broiler Berdasarkan Jenis Kelamin pada Umur 1 sampai 6
Minggu ((NRC, 1994)
Umur (minggu) Jenis Kelamin
1 152 144
2 376 344
3 686 617
4 1085 965
5 1576 1344
6 2088 1741
Jika dilihat dari perbandingan table 2 dan 3 maka dapat dibandingkan perbandingan
antara umur dengan luas kandang yang dibutuhkan sesuai dengan jenis kelamin dan bobot
badan.
kerusakan dada pada broiler, menimbulkan kanibalisme pada ayam, yakni ayam saling patuk
mematuk sehingga menimbulkan luka pada tubuh ternak sehingga memudahkan masuknya
parasit dan menimbulkan penyakit dan akhirnya meningkatkan angka kematian, pencapaian
berat badan yang rendah dan mengurangi konsumsi pakan pada broiler, sedangkan konsumsi
pakan broiler umur 7 minggu menurun sebesar 3,7% pada jantan dan 3,9% pada betina ketika
kepadatan kandang ditingkatkan dari 10 ekor/m2 menjadi 15 ekor/m2. Kepadatan tinggi yang
diasumsikan dengan bobot badan perluasan lantai mengurangi aktivitas broiler menjadi lebih
f. Tipe Kandang
1. Kandang postal.
Kandang ini tidak terdapat halaman umbaran sehingga dalam pemeliharaan sistem ini
ayam-ayam selalu terkurung sepanjang hari di dalam kandang. Litter yang baik harus dapat
memenuhi beberapa kriteria yakni: memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga tidak
gergaji, dan jerami padi. Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah, menghilangkan
bau kotoran, jika litter kering maka pembuangan kotoran lebih mudah dan dapat menahan
2. Cage
Bangunan kandang berbentuk sangkar berderet, menyerupai batere dan alasnya dibuat
berlubang (bercelah).Keuntungan sistem ini adalah tingkat produksi individual dan kesehatan
3. Panggung
Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan.Bahan yang biasa digunakan untuk alas
lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak terperosok.Kelebihannya
adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, penyebaran penyakit relatif
rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu untuk alas terlalu lebar, akan dapat
2.3. Pakan
Ayam broiler sebagai bangsa unggas umumnya tidak dapat membuat makanannya
sendiri. Oleh sebab itu ia harus makan dengan cara mengambil makanan yang layak baginya
agar kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi. Protein, asam amino, energi, vitamin, mineral
harus dipenuhi agar pertumbuhan yang cepat itu dapat terwujud tanpa menunggu fungsi-
fungsi tubuhnya secara normal.Dari semua unsur nutrisi itu kebutuhan energi bagi ayam
Ransum memiliki peran penting dalam kaitannya dengan aspek ekonomi yaitu sebesar
65-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Pakan yang diberikan harus memberikan
zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran
(umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua
disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20
dalam mencerna ransum untuk diubah menjadi bobot badan. Pertambahan bobot badan
proses yang sangat kompleks meliputi pertambahan bobot hidup dan pertambahan semua
bagian tubuh secara merata dan serentak . Pertumbuhan meliputi peningkatan ukuran sel-sel
tubuh akan peningkatan sel-sel individual dimana pertumbuhan itu mencakup empat
komponen utama yaitu adanya peningkatan ukuran skeleton, peningkatan total lemak tubuh
dalam jaringan adipose dan peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam. Peningkatan
bobot badan mingguan tidak terjadi secara seragam. Setiap minggu pertumbuhan ayam
mengalami penurunan. PBB ayam pedaging umur 4 s/d 6 minggu yang dipelihara pada suhu
lingkungan 32 ºC sebesar 515 gram/ekor, sedangkan pada suhu 22 ºC PBB ayam pedaging
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara
menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang
dipanen.
Menurut hasil pengamatan yang telah kami lakukan , pada usia 7 hari 26 ekor ayam
broiler berat rata-rata 139,34 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3186 kg, maka FCR-nya
adalah :
Dibawah ini akan kami uraikan beberapa hal yang mempengaruhi nilai FCR ternak
ayam:
Kualitas pakan ayam akan sangat berpengaruh pada nilai FCR, salah satu yang penting adalah
kadar protein yang ada dalam pakan. Semakin rendah nilai kadar protein tentu saja kualitas
Metode dalam pemberian pakan cukup berpengaruh terutama pada ayam mulai masuk
minggu ke 3, ada yang menerapkan pola pagi 20% sore 80%, ada yang pagi 40% sore 60%
ada juga yang pagi 20% sore 60 % dan tengah malan 20%.
3. anak kandang
Anak kandang tentu saja berpengaruh karena jika anak kandang kurang jujur pakan bisa tidak
4. cuaca
Cuaca yang ekstrim dingin maupun ekstrim panas akan mempengaruhi nilai FCR
Jika ayam dalam kondisi sehat tentu ini tidak masalah asal cuaca dan hal lain mendukung,
namun jika ayam sudah terserang penyakit tentu ini akan berpengaruh pada pembengkakan
FCR. Contoh saja ayam broiler yang terserang CRD komplek, jika kematian tinggi dan bobot
tidak jadi sedangkan pakan tetap banyak maka tentu saja konversi pakan ke daging akan
sangat kecil.
Pemilihan obat dan juga suplemen untuk memacu pertumbuhan dan juga menurunkan FCR
yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh. Tingkat konsumsi ransum akan
mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena pembentukan bobot, bentuk dan
komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan yang dikonsumsi ke dalam tubuh
ternak. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan antara lain umur, nutrisi ransum,
kesehatan, bobot badan, suhu dan kelembaban serta kecepatan pertumbuhan. Konsumsi
pakan dihitung dengan cara pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan.
Pakan pemula (starter) harus diberi setelah ayam memperoleh minum, pada beberapa
hari pertama pakan dapat diberi dengan cara ditaburkan pada katon box DOC atau tempat
pakan untuk anak ayam. Sisa pakan harus dibuang tiap pagi dan jangan dibuang di litter
karena akan membahayakan kesehatan ayam. Pada 2 hari pertama gunakan air hangat
bersuhu 16 sampai 200C.Untuk air minum larutkan 50 gram gula dan 2 gram vitamin (dalam
1 liter air minum untuk 12 jam pertama) Perlu juga memakai meter air agar dapat diketahui
dengan pasti berapa banyak air yang digunakan pada 2 minggu pertama tempat minum
Pada ayam broiler fase starter kebutuhan energi adalah 3200 kcal/kg dengan kebutuhan
asam amino methionin 0,38%. Sedangkan pada finisher kebutuhan energi sama tetapi
kebutuhan protein berkurang dan kebutuhan asam amino methionin juga berkurang menjadi
0,32% .
Kualitas pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu)
a. Kualitas pakan fase starter adalah terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar
b. Kualitas pakan fase finisher adalah terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat
kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energy (ME) 2900-3400 Kcal.
Tabel 4. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ayam Broiler pada Periode Starter dan
(kkal/ kg)
Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan di hitung dengan cara pertambahan berat badan di bagi konsumsi
Pemeliharaan ayam daging ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran yaitu tingkat
kematian serendah mungkin, kesehatan ternak baik, berat timbangan setiap ekor setinggi
mungkin dan daya alih makanan baik (hemat).Untuk mencapai hal-hal tersebut ada beberapa
hal pokok yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam pemeliharaan ayam pedaging
yaitu perkandangan dan peralatan serta persiapannya, pemeliharaan masa awal dan akhir,
Ayam broiler atau ayam daging dipelihara selama kurang lebih 6 sampai 7
minggu.Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi telur, tetapi diharapkan dagingnya.
Sampai umur 5 minggu beratnya kira-kira sama dengan ayam telur dewasa yaitu kurang lebih
1,5 kg. Cara pemeliharaan ayam daging hampir sama dengan ayam telur dari periode starter
sampai grower.
peralatan yang akan dipakai didalamnya, baik tempat makanan, tempat minuman,brooder,
alat pelingkan dan lain-lain. Terutama pada kandang lama yang sudah dipakai, sisa-sisa dari
ternak yang lama, baik kotoran, bahan-bahan yang tercecer harus dibersihkan secara tuntas
sehingga tidak ada yang tertinggal, sebab setiap butir sisa dari kawanan ayam yang lama akan
ada kemungkinan akan menularkan sesuatu penyakit kepada kawanan berikutnya. Pembersih
Teknis pemeliharaan ayam broiler yang baik yaitu minggu pertama (hari ke-1 sampai
ke-7). DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang
ditambah gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat
diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gram atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah
tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen sudah diberi air minum.Vaksinasi yang pertama
dilaksanakan pada hari ke-4. Minggu Kedua (hari ke-8 sampai ke-14). Pemeliharaan minggu
Minggu Ketiga (hari ke-15 sampai ke-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama
pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gram per ekor atau 4,8 kg untuk 100
ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan
vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum,
sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-
benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya.
Minggu Keempat (hari ke-22 sampai ke-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi
pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat.Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat
badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai
berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gram per ekor atau 6,5 kg untuk
100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam
Minggu Kelima (hari ke-29 sampai ke-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan
adalah tatalaksana lantai kandang.Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi,
perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering.
Kebutuhan pakan adalah 88 gram per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35
hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik
mencapai 1,8 sampai 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen. Maka dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan pakan hingga berumur 5 minggu adalah 24,7 kg untuk 100
ekor ayam.
Minggu Keenam (hari ke-36 sampai ke-42). Jika ingin diperpanjang untuk
mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap
harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot
2,25 kg.
Menurut Bambang (1995) untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase
yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu):
a. Kuantitas pakan fase starter adalah terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu
minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43
gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur
22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada
b. Kuantitas pakan fase finisher adalah terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:
minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129
gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur
51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah
3.829 gram.
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu,
yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1
liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29
hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu
adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya
diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.Banyaknya gula yang
5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1
liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
a.Untuk anak ayam umur 1 - 6 hari (kutuk), pakan ditabur atau sediakan pada wadah yang
mudah terjangkau, jenis pakan yang dipakai adalah ransum ayam ras starter (pakan
komersial).
b. Ayam umur 7 hari s/d 1 bulan dapat diberikan pakan campuran yaitu pakan ayam ras
starter dicampur dengan katul dan dedak halus, dengan perbandingan 1: 1 atau jagung giling
c. Ayam umur 2-4 bulan dan seterusnya, diberikan pakan campuran, dedak halus, jagung
giling, dan pakan komersil dengan perbandingan 3:1:1 dan dapat di tambahan gabah, gaplek
2.5.1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21
pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak
dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap penyakit yang disebabkan organisme
tersebut. Vaksin ada dua macam, yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah
vaksin yang mikroorganismenya masih aktif atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif
berbentuk sediaan kering beku, contoh: MEDIVAC ND LA SOTA, MEDIVAC ND-IB dan
Pelaksanaan Kegiatan vaksinasi dapat dilakukan dengan cara membagi ayam menjadi
2 kelompok besar dalam sekatan. Ayam kemudian digiring ke dalam 2 sekatan yang
terbentuk.Vaksinasi dilakukan mulai dari pen terakhir hingga pen pertama.Ayam yang telah
dapat diminimalisir.
Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes mata, hidung,
mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus dilakukan dengan benar sehingga
tidak menyakiti, unggas dan mempercepat proses vaksinasi, dan tidak meninggalkan sisa
sampah dari peralatan vaksinasi seperti suntikan, sarung tangan, masker maupun sisa vaksin
yang digunakan (botol vaksin). Unggas yang divaksin harus benar- benar dalam keadaan
sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga akan mendapatkan hasil yang
maksimal dan tidak terjadi kematian dalam proses vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus
ditempat yang teduh, bersih, vaksin tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak
merusak vaksin. Program vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari
unggas tersebut dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap
2.6. Mortalitas
kesehatan yang normal.Tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit tergantung dari jenis
kematian 10 sampai 12% dianggap normal dalam satu tahun produksi.Dalam kelompok
pedaging, kematian maksimum per tahun normalnya adalah sekitar 4%.Setiap kematian yang
melebihi angka tersebut harus dianggap sebagai kondisi yang serius yang harus mendapat
perhatian segera dari peternak yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menekan angka kematian adalah mengontrol
kesehatan ayam, mengontrol kebersihan tempat pakan dan minum serta kandang, melakukan
vaksinasi secara teratur, memisahkan ayam yang terkena penyakit dengan ayam yang sehat,
2.7. Panen
Hasil Utama, untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging
ayam
Hasil Tambahan, usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran
1. Stoving
2. Pemotongan
atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit.Hal ini agar kualitas daging bagus,
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4 0C).
Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan
4. Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela)
dikeluarkan.Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam
kemasan terpisah.
5. Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong.Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.Setelah semua jeroan
sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah
3.1. Kesimpulan
Ayam merupakan salah satu ternak yang potensial di daerah kita,dilihat dari segi
konsumsi masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan daging dan telur ayam sangat tinggi
karena hamper setiap hari dikonsumsi,sehingga beternak ayam adalah salah satu peluang
bisnis yang sangat menguntungkan jika kita mau menekuninya dengan sungguh – sungguh.
Beternak ayam juga memerlukan profesionalisme dan dedikasi yang penuh terhadap
peternakan ayamnya, agar hasil yang didapat juga maksimal dan sangat memuaskan. Dalam
arti kita mendapat keuntungan dari sisi ekonomi dan juga kita akan mendapatkan kepuasan
batin dan itu merupakan kebanggaan tersendiri dari diri kita atas usaha yang kita tekuni.
3.2. Saran
Semoiga makalah ini dapat menjadi panduan yang berguna bagi para peternak ayam