Anda di halaman 1dari 3

Ayam ras petelur (layer) warna coklat tua kemerahan Ayam ras ini populer di sebut

ayam petelur/ayam layer/ayam soto , ayam ini hasil rekayasa genetik berjenis kelamin
betina mempunyai ciri penghasil telur. Hampir setiap hari ayam ini dapat bertelur, dan
ayam ini juga memerlukan perlakuan khusus hampir sama dengan broiler baik pakan/
ransumnya khusus petelur bahkan kandangnya pun harus khusus sendiri-sendiri per
ekor/disebut kandang baterry. Pergerakan ayam dibatasi , program vaksinasi lebih ketat
karena ayam ini harus hidup sampai berumur 2 tahun untuk memproduksi telur. Dan
setelah ayam tidak menghasilkan telur / menurun produksinya maka ayam ini di
afkir/dijual sebagai ayam soto atau untuk sate.
Ayam ras pejantan Ayam ras ini populer disebut ayam pejantan ayam blaster/ayam
kampung B, ayam ini adalah ayam hasil rekayasa genetik layer yg gagal. Ayam ini
berjenis kelamin jantan jadi tidak dapat bertelur, sehingga tidak diperlukan/di buang
atau afkir. Tapi karena bentuk dan ukuran tubuh ayam pejantan ini mirip ayam kampung
maka sering dijual sebagai ayam kampung. Ayam pejantan ini juga pemeliharaannya
sama seperti ayam broiler menggunakan pakan/ransum pabrikan dan program vaksinasi
ketat, umur panen ayam pejantan kira-kira 8 s/d 10 minggu dg bobot hidup 0,8 s/d 1
kg.
Jenis ayam ras petelur
Ayam ras petelur ada dua jenis, yaitu Ayam petelur medium dan ayam petelur ringan.
a. Ayam Petelur Medium
Ayam petelur medium cirinya khasnya adalah bobotnya yang cukup berat. Ayam petelur medium
dapat memproduksi telur yang cukup tinggi. Dagingnya juga cukup banyak sebab bentuk badannya
yang cukup besar. Oleh sebab itulah ayam petelur medium juga di sebut sebagai ayam dwi guna,
artinya ayam yang memiliki manfaat ganda yaitu dapat menghasilkan telur dan dapat menghasilkan
daging.
Ayam petelur medium umumnya berbulu coklat dan telur yang dihasilkan juga berwarna coklat.
Harga telur coklat umumnya harganya lebih mahal disbanding telur yang berwarna putih sebab yang
berwarna coklat bobotnya lebih berat dari yang berwarna putih. Walaupun nilai gizinya sama umunya
orang lebih menyukai yang berwarna coklat daripada yang berwarna putih.
b. Ayam Petelur Ringan
Ayam petelur putih adalah sebutan yang lain bagi ayam petelur ringan. Ciri-cirinya sebagai
berikut :
1.) Bulu berwarna putih.
2.) Badan ramping.
3.) Mata bersinar
4.) Jengger berwarna merah.
Ayam petelur ringan mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun. Ayam petelur
ringan mempunyai kelemahan meskipun produksi telurnya cukup banyak. Yaitu sangat peka
terhadap keributan dan cuaca yang panas, ayam ini juga mudah kaget, jika kaget maka produksi
telurnya menurun.
c. Penyiapan Bibit
Induk yang memiliki sifat-sifat unggul dapat menghasilkan bibit yang berkualitas. Adapun
sifat-sifat unggul yang harus dimiliki calon induk adalah sebagai berikut.
1.) Masa betelurnya dalam kurun waktu yang lama.
2.) Pertumbuhan badannya sangat bagus.
3.) Daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.
4.) Konversi ransum atau konversi makanannya rendah. Konversi ransum adalah perbandingan antara
berat ransum yang dihabiskan dan berat telur yang dihasilkan.
5.) Produktivitas dan bobot telur yang dihasilkan cukup tinggi.
6.) Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.
7.) Tubuh tampak sehat dan tidak memiliki cacat.
8.) Mempunyai ukuran tubuh yang normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.
9.) Memiliki nafsu makan yang baik.
10.) Di duburnya tidak terdapat bekas tinja.
d. Pemberian Pakan
Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur 4
– 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut. Perbedaannya terletak pada
persentase zat gizi dan kuantitas pakan.
1. Pakan Fase Starter
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan
fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
a.) Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
b.) Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
c.) Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
d.) Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
2. Pakan Fase Finisher
Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%,
dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut:
a.) Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
b.) Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
c.) Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
d. Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.
Selain pakan, ayam juga diberi minum. Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula
sebanyak 50 gram per 1 liter air dan obat antistres.
e. Pencegahan Penyakit
Serangan penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu
dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki. Agar kebal dari penyakit yang
disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin NCD, vaksin
cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin
juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril.
f. Pemanenan
Telur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan
demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi. Telur selanjutnya diletakkan
di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal.
Telur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan
volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya
lonjong, atau kulitnya retak.

Anda mungkin juga menyukai