Anda di halaman 1dari 28

ARTIKEL AYAM NEGERI

DOSEN PENGAMPU: FITRIYONO AYUSTANINGWARNO, S.TP, M.Si

DISUSUN OLEH: NAMA: CITRA JULIANDARI RUSENO NIM: 22030111140086

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Undip Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012

Pendahuluan Tentu dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mengenal ayam. Hasil olahan dari ayam sering kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti telur dan daging. Klasifikasi ayam secara umum dibedakan atas ayam negeri dan ayam kampung. Tetapi pada artikel ini, saya akan membahas ayam negeri. Orang Indonesia dulu tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampong saja. Bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar. Ayam negeri atau yang lebih dikenal dengan sebutan ayam ras ternyata bertelur banyak, tetapi rasa dagingnya tidak enak. Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung tampil apa adanya dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa akibat telah menyatu dengan pola kehidupan masyarakat. Dengan demikian, tidak heran bila ayam kampong mampu mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetislah yang membedakan produksi kedua ayam ini walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia dan Afrika. Kualitas Ayam Pemilihan ayam ras yang akan diternakkan adalah didasarkan atas segisegi ekonomis serta kemampuan berproduksi tinggi atau cukup menguntungkan. Untuk mendapatkan ayam yang memiliki produktivitas tinggi tentu saja harus dipilih bibit-bibit yang: Berkualitas bagus Strain ayam tingkatan Final Stock Disertai seleksi dan culling yang dilakukan secara ketat

Walaupun ayam yang diternakkan itu telah dipilih bibit unggul yang berkualitas bagus dari tingkatan Final Stock, namun perlu juga diadakan seleksi dan culling terus-menerus [1]. Kualitas ayam ditentukan oleh factor genetis. Kesanggupan seekor ayam untuk berproduksi tinggi adalah sifat keturunan, sedangkan makanan dan tatalaksana melengkapi kesanggupan bertelur. Sifat-sifat keunggulan pada ayam yaitu: Kecepatan tumbuh Jumlah produksi yang tinggi per tahun Konversi makanan yang tinggi Masa bertelur yang cukup lama (long lay)

Sifat-sifat genetis dari tiap-tiap strain ayam tentu saja tak akan sama. Ingatlah bahwa produksi telur sangat ditentukan oleh factor genetis dan lingkungan (pengelolaan yang memadai) [1]. Tiap-tiap strain yang bisa diterima langsung para produsen telur atau para peternak penghasil telur adalah DOC yang kita kenal dengan istilah Final Stock (Commercial Stock). Strain ayam Final Stock ini diperoleh dari keturunan Parent Stock, dan merupakan hasil seleksi yang dilakukan secara terusmenerus, sehingga diperoleh hasil akhir yang betul-betul produktif. Pada umumnya, semua DOC yang dijualbelikan kepada para peternak adalah strain tingkatan Final Stock. Sedangkan keturunan dari Final Stock tersebut adalah merupakan ayam jenis local [1]. Walaupun strain-strain tersebut secara umum memiliki kualitas yang bagus, namun para peternak tidak boleh percaya seratus persen bahwa semua DOC yang dihasilkan itu serba bagus. Maka dalam hal ini para peternak perlu mengadakan seleksi dan culling terhadap ayam yang mereka besarkan [1]. Seleksi berarti memilih ayam yang kualitas bagus dari suatu kelompok. Biasanya seleksi ini didasarkan kepada suatu kriteria tertentu. Seleksi dilakukan semenjak ayam itu masih kutuk dengan memperhatikan criteria, yang di dalam praktek sehari-hari dilakukan dengan memperhatikan tingkah laku, napsu makan, keadaan tumbuh. Tingkah laku ayam yang sehat, ditandai kelincahan bergerak, aktivitas mencari makan.

Napsu makan baik, ditandai dengan keaktifan mencari makan terusmenerus, temboloknya selalu penuh. Keadaan tubuh berisi, yang menandakan bahwa ayam tersebut mampu berproduksi secara baik. Sebab ayam yang tubuhnya tipis, ringan berarti tidak mungkin mampu berproduksi dengan baik. Kaki kuat. Paruh kuat, pendek. Mata baik, bulat, dengan pandangan yang cerah [1]. Culling berarti mengeluarkan ayam-ayam yang tak diinginkan dari kelompok atau kawanan. Criteria untuk melakukan culling ialah dengan melihat adanya tanda-tanda kelainan atau cacat yang diderita ayam, seperti: Mata satu, karena yang sebelah buta atau tertutup akibat suatu infeksi. Jari melengkung atau tak lengkap, paruh silang. Produksi rendah. Ayam memang sudah tua. Ayam pernah sakit [1]. Bagian tubuh 1. Kepala dan muka 2. Jengger dan pial 3. Mata 4. Tulang (pubis) supit Petelur yang bagus Halus, lebar, bersih Lebar, merah, mengkilap Bercahaya cerah Terletak berjauhan, tiga jari tangan Berjauhan, 4 jari tangan 5. Jarak ujung tulang belakang dengan ujung tulang dada Halus, penuh, elastic 6. Perut Tipis, halus, longgar 7. Kulit Tebal, melekat pada daging Keras, berlemak Petelur yang jelek Kasar, kecil, pucat Kecil, keriput, pucat Malas, sayu Terletak berdekatan, dua jari tangan Berdekatan, 3 jari tangan

Bentuk bulat telur lebar, 8. Kloaka basah, pucat Lebar, dalam 9. Badan Rata, kecil, pucat 10. Kaki Pendek 11. Paruh Tabel 1. Pedoman Culling [1] Perawatan pada Ayam Ras

Bulat kecil, kering, berwarna kuning Sempit Bulat, besar Panjang

Agar bisa diperoleh suatu produksi yang optimal serta tujuan ekonomis tercapai, maka kesehatan ayam harus dipertahankan baik-baik. Karena bila di dalam kandang terjadi suatu wabah akibat infeksi penyakit yang disebabkan kegagalan dalam mengendalikan penyakit, maka semua usaha akan sia-sia. Oleh karena itu, dilakukan program higienis dan sanitasi, seperti: 1. Para petugas mengenakan pakaiannya sendiri dan tak saling berpindahpindah dari kandang satu ke kandang yang lain. 2. Mengamati terhadap ayam yang sehat, amatilah tiap-tiap kandang secara teratur dan terlebih saat pemberian makan berlangsung. 3. Kebersihan tempat makan dan air minum, dianjurkan 2 kali sehari. Karena air minummerupakan salah satu perantara penyakit yang paling mudah. Sebab setiap saat ayam-ayam selalu memasukkan paruh ke dalam air minum. 4. Perlakuan terhadap ayam yang mati, harus dibakar di tempat khusus (krematorium) atau dikubur dengan segera dalam-dalam. 5. Litter tidak boleh basah atau lembab, dapat mengakibatkan kaki terbungkus kotoran. 6. Para tamu tidak boleh masuk kandang. 7. Mendesinfektir kandang dengan semua peralatan dan lingkungan [1].

Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Ayam ras membutuhkan sejumlah unsure gizi untuk hidupnya, misalnya bernapas, peredaran darah, dan bergerak. Di samping itu, unsure gizi juga dibutuhkan untuk produksi telur. Kebutuhan yang pertama itu disebut dengan kebutuhan untuk hidup pokok, sedangkan yang kedua untuk produksi. Sudah tentu untuk kebutuhan hidup pokok yang utama sebab tanpa terpenuhi kebutuhan untuk hidup pokok, ayam terancam mati. Bila ada kelebihan, barulah unsure gizi tersebut digunakan untuk kebutuhan produksi telur. Oleh karena itu, untuk ayam ras yang sedang bertelur, sudah pasti keduanya itu harus terpenuhi sekaligus, tetapi jangan berlebih [3]. A. Zat Makanan yang Dibutuhkan Zat makanan yang diberikan kepada ayam pada dasarnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup ayam, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Zat-zat makanan yang diperlukan ayam ialah: karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, air, dan feed supplement [2,1]. 1. Karbohidrat Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy untuk setiap aktivitas dalam tubuh, gerak ayam, tahan terhadap dingin, penyakit
[2,1]

. Di dalam

ransum, karbohidrat ini diperlukan minimal sekitar 60%. Biasanya ayam tak pernah kekurangan unsure karbohidrat, sebab sebagian besar ransum mengandung 75% unsure tersebut [1]. Sumber karbohidrat adalah: jagung, beras, sorgum, kedelai, dan dedak padi [2,1]. 2. Protein Protein berguna untuk membentuk jaringan tubuh, memperbaiki jaringan yang rusak, untuk keperluan berproduksi, dan kelebihannya akan diubah menjadi energy
[1]

. Kebutuhan protein sebenarnya sama saja dengan

kebutuhan asam-asam amino. Untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut, dianjurkan untuk menyusun ramuan pakan dari berbagai macam bahan baku. Dengan demikian, kekurangan suatu asam amino akan tertutupi oleh asam amino dari bahan lain menjadi dua, yaitu: a. Protein Hewani Nilai hayati protein yang berasal dari hewan lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari tanaman. Faktor-faktor yang menjadi superioritas adalah: Tingkat Ca dan P yang berasal dari tulang dalam suplemen protein hewan. Vitamin B kompleks, terutama riboflavin yang terdapat dalam susu bubuk dan hasil olahan mentega. Vitamin B12 yang terdapat dalam semua bahan makanan yang berasal dari hewan, tetapi tidak terdapat dalam tanaman Asam amino metionin dan lisin yang terdapat dalam protein ikan, telur, dan susu jumlahnya jauh lebih banyak daripada protein tanaman. Sumber protein hewani antara lain tepung ikan, hasil olahan dari pejagalan atau susu bubuk kering. a. Protein Nabati Sumber protein nabati antara lain bungkil kacang tanah, bungkil kacang hijau, bungkil kacang kedelai, dan bungkil kelapa. Defisiensi protein atau sebuah asam amino esensial yang ringanhanya menyebabkan penurunan ukuran telur. Apabila defisiensi protein menghebat, produksi telur akan sangat menurun dan ayam kehilangan berat bada serta molting (luruh bulu). Akibat kelebihan asam amino seperti penurunan pertumbuhan yang ringan, penurunan penimbunan lemak tubuh, litter menjadi basah, kelenjar adrenal membesar, dan produksi kortikosteroid meningkat [2].
[1,2]

. Sumber protein digolongkan

1. Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan pembawa vitamin A, D, E, dan K yang larut di dalamnya. Nilai energy lemak 2,25 lebih tinggi daripada karbohidrat. Meski demikian, kelebihan pemberian lemak juga tidak baik karena ayam akan menjadi gemuk sehingga saluran reproduksinya terganggu. Akibatnya, produksi telur juga terganggu. Efek negative lainnya adalah lemak tertimbun di sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi. Sehingga produksi telur akan merosot, dan kelebihan ini akan sia-sia, sebab akan terbuang karena tak bisa dicerna. Sumber lemak antara lain minyak biji-bijian atau hewan, bungkil kacang, bungkil kelapa, bekatul [2,1]. 2. Mineral Mineral berguna untuk keperluan: pertumbuhan, pembentukan tulang, berproduksi, membantu metabolisme. Mineral merupakan bagian penting di dalam tubuh, 3-4% antara lain terdapat di dalam kerangka, protoplasma, di dalam telur (10%) [1]. Zat-zat mineral tersebut adalah sebagai berikut: a. Kalsium (Ca) dan fosfor (P) Kedua mineral ini berfungsi dalam pembentukan tulang dan kulit telur. Agar kalsium dan fosfor dapat bekerja efisien, diperlukan vitamin D dalam jumlah yang cukup. Kekurangan mineral Ca, P, dan vitamin D akan menimbulkan gangguan berikut: Kaki ayam menjadi lemah, paruh menjadi lunak, sendi-sendi membengkak, jalannya kaku, dan paralyse (lumpuh). Kulit telur tipis, mudah pecah, dan produksi telur bisa berhenti. Pertumbuhan bulu berkerut-kerut.

Sumber Ca dan P adalah tepung tulang, ikan laut (teri), Feed supplement mineral, grit [2,1]. a. Seng (Zn)

Kekurangan Zn menyebabkan pertumbuhan ayam terganggu, nafsu makan hilang. Dalam keadaan kronis, kekurangan seng menyebabkan kematian [2]. b. Besi (Fe) Kekurangan Fe akan menyebabkan berkurangnya butir-butir darah merah [2]. c. Selenium (Se) Fungsi mineral Se berhubungan dengan vitamin E [2]. d. Iodium (I) Iodium berfungsi dalam pembentukan hormone pada kelenjar tiroksin [2]. e. Kobalt (Co) Mineral ini berfungsi dalam pembentukan asam nukleat bersamasama dengan vitamin B12 [2]. f. Tembaga (Cu) Kekurangan tembaga akan mengganggu pertumbuhan ayam [2] g. Mangan (Mn) Kekurangan Mn menyebabkan penyakit perosis, pertumbuhan tulang abnormal [2]. h. Natrium (Na) dan Klor (Cl) Bersama-sama dengan mineral kalium, natrium, dan klor berfungsi sebagai homeostatic dan berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa, mengontrol pergerakan zat-zat makanan ke dalam sel, serta mengatur metabolism air. Bila ayam kekurangan unsure ini akan berakibat napsu makan turun, kanibalis, bulu nampak suram. Kebutuhannya di dalam ransum: 0,35-0,5%. Kelebihan unsure

ini akan mengakibatkan sakit ginjal. Sumber mineral Na dan Cl adalah garam dapur, tepung ikan asin, mineral mix [2,1]. Untuk memenuhi keperluan tersebut, ransum bisa diberikan feed supplement mineral. 1. Vitamin Fungsi vitamin sebagai zat pengatur dalam tubuh antara lain untuk mempertahankan kesehatan tubuh dan meningkatkan produksi. Vitamin dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. a. Vitamin yang larut dalam lemak Vitamin A berfungsi dalam metabolisme selular dan esensial untuk jaringan epitel normal yang melapisi saluran pencernaan, pernapasan, dan reproduksi. Apabila terjadi kelebihan vitamin A akan disimpan dalam hati. Sumber vitamin A antara lain minyak ikan, susu, dan hati. Bahan vitamin A (provitamin A) terdapat pada hijauan dan jagung kuning. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta malam dan radang pada kelopak mata. Vitamin D sangat penting peranannyadalam metabolisme kalsium dan fosfor di dalam tubuh ayam, yakni untuk pembentukan tulang dan kulit telur. Vitamin D ada tiga macam, yakni D1, D2, dan D3. Di antara ketiga vitamin itu yang dapat langsung dipergunakan oleh ayam, yaitu vitamin D3. Jika ayam mendapat sinar ultraviolet matahari secara langsung (sinar pagi pukul 08.00-10.00) maka ayam dapat membuat vitamin D3 sendiri. Sumber vitamin D antara lain minyak ikan, susu, dan kacang-kacangan. Vitamin E sangat penting untuk proses reproduksi, antioksidan (antiketengikan) daya tetas telur, dan efektivitas dari inti sel.

Kekurangan vitamin E menyebabkan gangguan fertilitas, anak ayam lambat pertumbuhannya, atau gangguan otak yang menyebabkan penyakit gila pada ayam. Sumber vitamin E antara lain kecambah, padi-padian, kacang-kacangan, dan susu. Vitamin K berfungsi dalam proses pembentukan darah. Sumbernya hampir semua bahan pakan ayam, terutama tepung ikan dan hijauan. a. Vitamin yang larut dalam air Vitamin B meliputi B1, B2, B6, dan B12. Vitamin B1 atau tiamin berfungsi untuk merangsang nafsu makan dan memelihara susunan syaraf. Kekurangan vitamin B1 menyebabkan ayam menjadi lemah dan sukar berdiri, pertumbuhan lambat, kurang nafsu makan, dan kepala tertarik ke belakang. Sumber vitamin B1 antara lain lembaga jagung, bekatul, kacang hijau, hijauan, dan bungkil kacang tanah. Vitamin B2 membantu sel dalam penggunaan riboflavin oksigen. Selain itu vitamin B2 juga berfungsi dalam metabolisme protein, dalam proses produksi, pertumbuhan embrio, dan daya tetas telur. Kekurangan vitamin B2 pada anak ayam menyebabkan mencret/diare, produksi telur merosot, daya tetas berkurang, dan banyak kematian embrio pada minggu kedua, sumber vitamin B2 antara lain jagung, bekatul, kacang tanah, hijauan, dan ragi (ampas bird an tape). Vitamin B6 (piridoksin) berfungsi untuk merangsang nafsu makan, memacu pertumbuhan, serta membantu proses perubahan asam amino triptofan menjadi niasin. Kekurangan vitamin B6 pada ayam akan memberikan efek nafsu makan menurun, pertumbuhan lambat, urat-urat ayam menjadi kaku, dan sayap terkulai. Sumber vitamin B6 antara lain susu, tepung ikan, padi-padian, hijauan, dan ragi.

Vitamin B12 sebagai pemacu pertumbuhan dan membantu proses pembentukan darah. Peranannya berhubungan erat dengan asam folik, asam pantotenik, kolin, dan metionin. Kekurangan vitamin B12 akan menyebabkan daya tetas telur berkurang. Selain itu, tulang anak-anak ayam yang baru menetas kelihatan abnormal. Sumber vitamin B12 banyak terdapat pada kotoran binatang memamah biak (kerbau, sapi). Vitamin C tidak esensial untuk ternak ayam, tetapi pada kondisi tertentu sintesis vitamin C di dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan optimal ternak sehingga harus ditambahkan vitamin C dari luar [2]. 1. Air Tubuh ayam mengandung air 55-75%. Air diperlukan tubuh untuk membantu pencernaan, metabolisme, dan proses-proses kimia lainnya sehingga ayam bisa tumbuh dan berproduksi dengan normal. Pembatasan air akan mengakibatkan kulit telur menjadi sangat tipis, diikuti beberapa butir telur tanpa kulit. Akhirnya produksi telur berhenti sama sekali. Gejala tersebut terjadi setelah 48 jam [1]. 2. Feed Supplement Feed supplement merupakan bahan makanan tambahan esensial yang berguna untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah penyakit, serta mempebaiki mutu ransum makanan. Feed supplement bisa berisikan sebagian atau beberapa unsur zat makanan dan obat-obatan. Unsure zat makanan yang biasa terdapat di dalamnya: vitamin, mineral, dan asam amino. Unsure obat-obatan yang biasa terdapat di dalamnya: antibiotic, arsenical, coccidiostat, dan nitrofurans [1]. A. Pemilihan Bahan untuk Ransum

Bahan-bahan yang akan digunakan sebagai ransumharus dipilihdari bahanbahan yang memenuhi syarat: Berkualitas bagus. Tak berjamur ataupun berdebu. Bahan tergiling halus, sehingga ayam tidak memilih biji-bijian dan meninggalkan konsentratnya. Bahan yang hendak dipakai harus baru, sebab bahan yang telah lama disimpan zat-zatnya yang terkandung di dalamnya telah rusak atau menjadi tengik dan tak enak. Bahan yang tidak terlampau banyak mengandung serat kasar, garam, dan lemak. Sebab bahan yang banyak mengandung serat kasar akan sulit dicerna. Sedangkan bahan yang banyak mengandung garam (NaCl) bisa mengakibatkan keracunan. Makanan yang banyak mengandung lemak akan mengakibatkan ayam menjadi terlampau gemuk, sehingga produksi merosot akibat tertimbunnya lemak pada alat reproduksi. Bahan tidak palsu [1]. A. Energi Makanan Energi bukanlah suatu zat makanan. Energy merupakan hasil proses metabolism karbohidrat, protein, dan lemak di dalam tubuh dengan satuan pengukuran kalori. Energy diperlukan untuk semua kegiatan fisiologis dan produksi ayam, termasuk aktivitas pernapasan, sirkulasi darah, pencernaan makanan, dan sebagainya. Kebutuhan energy ditentukan oleh ukuran dan bangsa ayam, temperature lingkungan, dan aktivitas ayam. Ayam yang lebih berat memerlukan energy yang lebih tinggi daripada ayam yang ringan, meskipun kebutuhan per unit berat lebih rendah. Energy untuk ayam yang berproduksi tinggi sedikit lebih besar daripada ayam yang berproduksi rendah. Karbohidrat dan lemak adalah bahan makanan sumber energy yang praktis dan efisien. Penggunaan protein sebagai sumber energy tidak efisien sebab protein lebih mahal daripada karbohidrat dan lemak. Di samping itu, banyak energy yang dihamburkan tubuh untuk pembentukan glukosa dari asam-asam amino.

Apabila energy dalam ransum berlebihan maka konsumsi ransum akan sangat sedikit. Hal ini akan mengakibatkan defisiensi yang hebat dari asam amino , mineral, dan vitamin. Oleh karena itu, untuk menyusun ransum diperlukan keseimbangan kandungan energy dan protein. Apabila energy dalam ransum tinggi maka proteinnya harus ditingkatkan pula. Untuk mengusahakan keseimbangan ini, makanan yang berbentuk mash atau tepung sebaiknya tidak digiling terlalu besar sebab ayam cenderung menyukai bahan makanan yang berbentuk butiran. Butiran-butiran jagung, misalnya mengandung energy tinggi sehingga pada saat ayam merasa kenyang bentuk makanan yang halus dengan kandungan protein tinggi justru tidak termakan [2]. B. Pedoman dan Penyajian Ransum Landasan pertama penyusun ransum adalah pengetahuan tentang komposisi zat gizi dalam bahan baku pembuatan pakan. Bahan-bahan pakan tersebut mudah diperoleh.

Bahan Pakan kkal/kg I. Asal padi-padian

ME (%)

Protein (%)

Lemak (%)

Serat Kasar

Jagung kuning Sorgum Gandum Menir (pecahan beras) Dedak halus kampung Dedak halus pabrik Dedak jagung Dedak (pollard) II. Kacangkacangan Kacang hijau Kacang kedelai Kacang merah Kacang panjang gandum

3.360 3.040 3.000 3.050 2.900 2.740 1.680 1.140

9,0 11,0 11,9 8,9 10,1 13,6 9,7 11,8

4,1 1,9 2,6 2,0 4,9 8,2 7,2 3,0

2,2 3,4 2,6 1,0 15,3 8,0 6,8 11,2

2.320 2.630 2.420 2.120

24,2 37,5 23,0 23,5

1,1 17,4 1,2 1,3

5,5 6,1 4,1 4,7

3.050 III. Bungkil 2.430 2.850 Bungkil kelapa Bungkil kacang tanah Bungkil kacang kedelai 1.300 IV. Tepung daun 1.140 1.230 1.230 2.910 2.150 4.500 2.900 Tepung daun ubi kayu Tepung daun lamtoro Tepung daun turi Tepung daun pepaya V. Hasil dari hewan Tepung ikan Tepung daging Tepung tulang Susu

20,5 43,9 44,4

6,7 6,0 4,0

10,3 12,6 6,2

29,0 23,2 31,7 23,5 61,8 57,8 12,0 4,4 33,2

4,8 2,4 1,9 9,1 7,8 10,2 3,0 4,2 4,4

21,9 20,1 22,4 11,3 0,6 1,7 2,0 18,3

Tabel 2. Daftar Analisis Kadar Bahan Baku Pakan Ayam [2] Setelah kandungan gizi bahan pakan diketahui maka dapat ditentukan kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan umur dan tujuan pemeliharaan. Kandungan masing-masing bahan pakan ini juga digunakan sebagai pertimbangan pemilihan bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum. Sebagai contoh, apabila ransum harus memiliki kadar protein tinggi maka harus dipakai sumber pakan dengan protein tinggi. Jumlah pemakaian bahan sumber protein pun sedikit dinaikkan. Contoh bahan sumber protein adalah bungkil kedelai dan tepung ikan. Sebaliknya, bila menghendaki energy tinggi dan protein rendah makan bahan baku yang baik dipakai adalah jagung. Dengan demikian, untuk mendapat ransum yang baik maka kualitas dan kepastian kandungan gizi bahan baku penyusunnya juga harus baik [2]. Bila sudah diketahui kebutuhan zat-zat makanan dan fase pemeliharaannya maka peternak dapat menyusun sendiri kebutuhan pakan ayamnya. Untuk mendapatkan keseimbangan maka perlu diketahui minimal dan maksimal penggunaan bahan-bahan dalam ransum yang disusun [2]. Perlu kita ketahui bagaimana pedoman penyusunan ransum, sebagai berikut: Gunakan campuran bahan pakan sumber nabati dan hewani. Gunakan dedak dengan proporsi antara 10-20 %, dan jagung kuning antara 45-65 % atau kurang. Gunakan tepung ikan antara 8-11 % dan dibantu dengan kacang kedelai antara 11-21%. Untuk ayam petelur masa bertelur, gunakan pula mineral-vitamin buatan pabrik sebagai tambahan. Grit dan tepung tulang kalau ada juga boleh digunakan. Sebaiknya penyusunan ransum dengan metode ini adalah orang yang gemar hitung-menghitung, sabar, serta mengetahui bahan pakan ternak dan nutrisi unggas. Untuk mempermudah, sebaiknya peternak mengambil satu contoh yang ada dan menyesuaikannya dengan bahan pakan setempat [3].

Teknik pencampuran ransum yang salah akan diperoleh hasil campuran yang tidak merata, sehingga mengakibatkan defisiensi terhadap zat-zat tertentu seperti vitamin-vitamin, mineral, dan lain-lain yang akhirnya bisa mengurangi daya tahan. Oleh karena itu, agar bisa diperoleh suatu campuran ransum yang homogeny dan merata, bahan-bahan baku yang telah tersedia itu harus dicampur dengan teknik yang benar. Petunjuk dalam pencampuran ransum sebagai berikut: Semua bahan baku harus digiling halus, dalam arti kalau ada butiran tidak boleh menonjol. Sebelum mencampurkan bahan-bahan yang jumlahnya besar, maka bahan-bahan yang jumlahnya kecil harus dibuat campuran pendahuluan (premix) terlebih dahulu. Dan jumlah bahan kecil yang akan dicampur sebagai premix ini harus memiliki tekstur yang hampir sama. Untuk mempercepat dan mempermudah proses pencampuran ransum tadi gunakanlah bahan yang halus, satu dua kilogram sebagai pengencer (carrier). Bahan pengencer yang baik (halus) tentu saja akan menghasilkan premix yang baik pula. Sebaliknya bahan yang jelek, terlampau kasar akan menghasilkan campuran makanan yang tak merata, sehingga feed supplement yang ada di dalamnya tak akan bisa tercampur merata. Akhirnya campuran terakhir ini merupakan ransum yang siap dipakai. Tetapi, di sini perlu diperhatikan bahwa ransum tersebut hendaknya dipersiapkan untuk keperluan yang bisa habis dalam waktu 1 minggu sampai 10 hari saja. Sebab ransum yang dibuat terlampau banyak dan lama di dalam penyimpanan akan mengakibatkan rusaknya zat-zat yang terkandung di dalamnya, sehingga ayam kurang menyukai ransum yang diberikan [1]. A. Penggunaan Pakan Tambahan Makanan tambahan (feed supplement) adalah bahan makanan berupa campuran preparat vitamin, mineral, dan antibiotic guna melengkapi pakan utama (ransum). Tujuan pemberian pakan tambahan adalah untuk

mempercepat pertumbuhan, mempertahankan atau meningkatkan produksi, dan menjaga kesehatan ayam. Pakan tambahan bisa berupa vitamin saja, mineral dan vitamin, campuran antara antibiotic dengan vitamin, atau bisa juga campuran vitamin, mineral, dan antibiotic. Pakan tambahan berupa vitamin dapat diberikan terus-menerus, tetapi pakan tambahan yang dicampur dengan antibiotic sebaiknya diberikan secara hati-hati. Alasannya pemberian satu jenis antibiotic secara terusmenerus bisa menimbulkan kekebalan. Contoh pakan tambahan yang beredar di Indonesia dan diberikan lewat makanan antara lain sebagai berikut: 1. Premix A produksi Pfizer Isi Pemakaian : vitamin-vitamin : untuk anak ayam yang memerlukan tambahan vitamin

2. Premix B produksi Pfizer Isi Pemakaian : vitamin-vitamin : untuk ayam dewasa yang memerlukan tambahan vitamin

3. TM 10 produksi Pfizer Isi Pemakaian : terramycin : untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit pernapasan 4. Aurofac produksi Cyanamid Isi Pemakaian : aureomycin : untuk ayam dewasa yang memerlukan tambahan vitamin pada ayam

5. Rhodiamix 22 produksi Rhone Poulence Isi Pemakaian : vitamin-vitamin : untuk ayam muda dan ayam bibit

6. Rhodiamix CFT 22 produksi Rhone Poulence Isi : vitamin-vitamin

Pemakaian

: untuk ayam muda dan ayam bibit

7. Rhodiamix 784 produksi Rhone Poulence Isi Pemakaian : vitamin-vitamin : untuk ayam muda, dewasa, dan ayam bibit

8. Mineral produksi Whitmoyer Isi Pemakaian : bermacam-macam mineral (Ca, P, Mn, Fe, Zn) : untuk segala jenis umur ayam [2]

Kandang Ayam Ras Kandang selain berfungsi untuk melindungi ayam dari pengaruh iklim seperti hujan, panas matahari, dan angin, juga berfungsi untuk menghindari gangguan manusia dan binatang. Kandang bagi ayam ras petelur juga diharapkan berfungsi untuk meningkatkan produksi ayam dengan memberikan rasa nyaman bagi ayam yang dipelihara. Agar kandang berfungsi secara penuh maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. A. Lokasi Peternakan Ayam Petelur [2] Perusahaan peternakan ayam petelur tidak boleh berjarak kurang dari 1000 m dari perusahaan peternakan ayam bibit dan 250 m dari perusahaan peternakan ayam petelur atau ayam pedaging lainnya. Perusahaan peternakan ayam petelur sebaiknya berada di tempat yang tidak bising, sebab ayam petelur mudah stress. Ayam yang stress akan terganggu produksi telurnya. Adanya kemudahan transportasi, baik untuk input produksi maupun untuk output yang berupa telur dan ayam apkir. Masalah transportasi ini harus menjadi bahan pertimbangan untuk memilih lokasi peternakan dan pasar sarana produksi serta hasil produksi.

Sumber air harus ada di peternakan. Sumber air yang baik sangat penting untuk bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi sebuah peternakan. A. Letak Kandang [2,1] Berpangkal dari segi kesehatan ayam, maka letak kandang hendaknya bisa diatur sesuai dengan tuntutan-tuntutan higienis, sehingga kemungkinan berinfeksinya penyakit bisa dihindarkan, dan setidak-tidaknya bisa diperkecil. Oleh karena itu sehubungan dengan letak antar kandang tersebut, baiklah kalau kandang bisa diatur sebagai berikut: Letak kandang sebaiknya lebih tinggi dari tanah sekitarnya agar lantai terhindar dari genangan air saat hujan. Jarak antar kandang untuk ayam yang berbeda umur sebaiknya cukup lebar. Di samping itu, harus diperhatikan juga arah angin. Arah angin sebaiknya dari kandang ayam yang muda ke kandang ayam yang lebih tua, sebab ayam yang muda lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan ayam dewasa. Jarak antar kandang layer dengan layer: 50 m (bila dimungkinkan), atau minimal 6-7 m, ataupun selebar bangunan. Jarak kandang layer dengan brooder: 20 m. Jarak kandang grower dengan brooder: 10-15 m. Jarak kandang layer dengan grower: 10 m. Untuk mencegah polusi di lingkungan maka jarak kandang dengan permukiman penduduk minimum 250 m. Di samping itu, sekitar peternakan ditanami pohon pelindung, seperti akasia dan albasia yang berfungsi sebagai sabuk hijau untuk mengurangi polusi bau. Untuk mencegah keluar masuknya ternak lain maka seputar peternakan harus diberi pagar rapat. Tinggi pagar sebaiknya 1,75 m dan jarak pagara dengan kandang terluar minimum 5 m. . A. Macam Kandang

a. Kandang ayam menurut kegunaannya [1] 1. Kandang starter (anak ayam) Kandang starter bisa dibuat secara sederhana (box) ataupun berbentuk bangunan yang agak besar (brooder house). 2. Kandang grower 3. Kandang ayam dewasa (layer) Kandang layer bisa dibuat dengan system battery maupun postal. a. Kandang ayam menurut sistemnya [1] 1. Kandang battery Keuntungan system battery Kemungkinan terjadinya kanibalis, dan pematukan telur bisa dicegah. Mempermudah melakukan pencatatan secara individual, terutama mengenai produksi. Telur lebih bersih. Peredaran udara dalam kandang lebih leluasa (baik). Adanya penularan penyakit dan parasit berkurang. Menghemat tempat. Energy yang dikeluarkan lebih sedikit. Kekurangannya Biaya pembuatan kandang lebih mahal. Pemeliharaan harus betul-betul intensif. Kalau makanan yang kurang sempurna pada ayam mudah tumbuh gejala penyakit defisiensi. Jika teknis pengaturan udara kurang sempurna, maka kotoran sulit menjadi kering dan akibatnya mengundang banyak lalat. 1. Kandang postal Keuntungannya

Litter merupakan sumber vitamin B12 yang berasal dari kotoran mereka sendiri. Tak perlu pada setiap saat kandang itu bersih. Kandang tetap kelihatan bersih, karena litternya yang bersifat menghisap, dan tak berbau. Pembuangan kotoran lebih mudah. Kekurangan Jika terdapat penyakit menular, menjalarnya cepat sekali. Pada waktu tertentu litter harus diaduk, dan diganti, sebab bila litter basah atau lembab, merupakan media baik sekali bagi bibit penyakit. Kemungkinan terjadinya kanibalisme lebih sering. Pengontrolan kesehatan ayam lewat kotoran sulit diketahui. a. Kandang ayam menurut lantainya [3] 1. Kandang dengan lantai litter Kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi sekam padi. Lantai litter ini umumnya diterapkan pada kandang system koloni. System litter ini membuat lantai kandang menjadi lebih empuk. 2. Kandang dengan lantai kolong berlubang Lantai ini terdiri dari bambu atau kayu kaso dengan lubang di antaranya. Lubang-lubang tersebut berfungsi untuk membuang tinja ayam supaya dapat lolos lansung ke tempat penampungan. Tinja ini dapat langsung dimanfaatkan sebagai biogas atau dimatangkan untuk pupuk. 3. Kandang dengan lantai campuran litter dan kolong berlubang Penanganan Telur di Mesin Tetas [4] Faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses penetasan pada mesin tetas adalah suhu, kelembaban, sirkulasi udara, dan pemutaran telur. A. Suhu

Suhu yang berfluktuasi akan menyebabkan kegagalan proses penetasan. Kegagalan ini ditandai dengan banyaknya anak ayam yang tidak menetas. Kalaupun menetas bulu anak ayam tersebut lengket oleh cairan amnion. Selain menyebabkan banyaknya telur yang tidak menetas, suhu yang tinggi maupun rendah juga berpengaruh terhadap lamanya waktu tetas. Dua masa yang paling kritis pada kehidupan embrio yang sedang ditetaskan terjadi pada umur 2-4 hari dan 19-20 hari (pada saat anak ayam berusaha memecahkan kulit telur). Suhu di dalam incubator maupun hatcher harus konstan (=37,6oC) dan dicek setiap jam. Cara pengaturannya pun diatur sehingga kapasitas satu mesin tidak dipenuhi sekaligus, melainkan hanya 1/3 bagian pada setiap minggu. Hal ini berkaitan dengan pengeluaran dan penyerapan panas [5]. B. Kelembaban Kelembaban yang terlalu tinggi akan mencegah terjadinya penguapan air dari dalam telur. Sementara kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan terjadinya penguapan air yang terlalu banyak dari dalam telur, sehingga akan terjadi kematian embrio. Kelembaban ideal di dalam mesin tetas saat proses penetasan telur ayam berkisar 60-70%. Para ahli menyatakan bahwa kelembaban ruang mesin tetas sebaiknya 68-70%. Namun kondisi yang baik dalam proses penetasan adalah kelembaban relative 68% selama 24 jam pertama dan 70% selama 4 jam terakhir sebelum telur menetas. C. Pengaturan sirkulasi udara Keberadaan ventilasi dalam mesin penetas sangat penting, karena dengan adanya ventilasi akan terjadi pergantian udara segar di dalam mesin tetas. Ventilasi berguna untuk a) mensuplai oksigen dan mengeluarkan karbondioksida yang muncul akibat metabolisme telur selama pengeraman berlangsung, b) mendistribusikan panas secara merata [6]. D. Pemutaran telur

Pemutaran telur harus dilakukan pada setiap proses penetasan telur, dalam hal ini pemutaran dilakukan setiap jam sekali. Arah pemutaran telur untuk semua rak yang ada di dalam mesin tetas harus searah, hal ini penting untuk sirkulasi udara dan panas. Fungsi pemutaran telur adalah untuk menyeragamkan suhu permukaan telur, mencegah peletakan embrio pada kulit embrio/kerabang telur dan mencegah melekatnya yolk dan allantis pada akhir penetasan [6]. Penyakit Ayam Ras [3] A. Penyakit asal virus 1. Tetelo atau ND Gejala: kepala mengarah ke atas dan tertekuk (tortikolis), sayap terkulai, mata sayu, terdiam, atau tidak aktif. Penyebab: virus Myxouirus multiforme Pencegahan: vaksin ND dari strain la sota

2. Infeksi bronchitis Gejala: ayam sulit bernapas, merenek, mata berair, tidak aktif, dan tidak mau makan. Penyebab: virus Tarpeia pulli Pencegahan: vaksinasi IB (infeksi bronchitis) 3. Fowl pox atau cacar ayam Gejala: bercak bintil di jengger (bagaikan cacar atau kutilan) dan ayam mulai tidak aktif Penyebab: virus Borreliota avium Pencegahan: vaksinasi sesuai jadwal A. Penyakit asal bakteri

1. Pullorum atau berak putih Gejala: tinja berwarna putih Penyebab: bakteri Salmonella pullorum Pencegahan: obat furazolidone 2. Infeksi bakteri coryza Gejala: cairan di mata, dekat lubang hidung dan cairan putih dekat mata, tidak nafsu makan, sayap terkulai, dan mata mengantuk. Penyebab: Haemophilus gallinarum Pencegahan: obat sulphanamides, streptomycin 3. CRD Penyebab: bakteri Mycoplasma gallisepticum Pencegahan: antibiotic A. Penyakit karena toksik Ada pula penyakit yang sebenarnya bukan dari bibit penyakit itu secara langsung, tetapi dari pakan yang dimakan. Kategori ini lebih tepat bila disebut keracunan akibat racun yang dikeluarkan oleh jamur dan sejenisnya pada makanan ayam. Penyakit asal jamur ini akan merusak saluran pernapasan, pencernaan, dan organ-organ yang berkaitan dengan proses pencernaan. Tanda-tanda umum yang terlihat seperti sulit bernapas, mata sayu, tidak ada nafsu makan, dan sayap terkulai. Cara pencegahan yaitu tempat penyimpanan ransum sebaiknya tidak lembab. B. Penyakit asal parasit Beberapa penyakit asal parasit yang sering kali menyerang ayam ras petelur adalah kutu dan cacing. Cara mengatasi bila terserang kutu adalah menyemprot seluruh ayam di kala malam hari. Penyemprotan dilakukan dua kali selama masa bertelur. obat spiramycin, tylosin, dan

Cara mengatasi ayam yang terserang cacing adalah dengan pemberian obat cacing per oral (dicekoki melalui mulut) atau dicampurkan dalam air minum. Vaksinasi Ayam Ras [7] Kerugian besar dalam produksi telur yang terjadi pada kebanyakan peternakan disebabkan oleh gagalnya memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan Newcastle. Jangan biarkan penyakit tersebut lepas dari penjagaan Anda. Vaksinasilah sebelum terlambat. Beberapa minggu produksi akan hilang bila ayam betina yang tidak divaksinasi terkena penyakit setelah mereka mulai bertelur. Vaksinasi terhadap kedua penyakit tersebut di atas dapat dilakukan setiap saat setelah ayam berumur 8 minggu. Jangan menunggu lebih lama setelah 8 minggu karena akan menghadapi risiko besar atas kehilangan beberapa ayam. Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan akibat vaksin, pada saat divaksinasi ayam harus berada dalam keadaan sehat atau tidak sedang terinfeksi parasit. Sekali vaksinasi hanya untuk satu jenis penyakit, sedangkan vaksinasi untuk jenis penyakit lainnya dapat dilakukan kurang lebih 3 minggu sesudahnya. Metode yang digunakan untuk memvaksinasi terhadap penyakit Fowl Fox dan Newcastle adalah metode jaringan sayap. Metode ini sangat sederhana. Semua bulu di dekat siku dari salah satu sayap dibuang sehingga jaringan kulit yang cukup luas kelihatan sebagai tempat untuk penyuntikkan vaksin agar semua vaksin dapat dimasukkan pada ayam. Isi jarum vaksin dengan obat vaksin dan suntikkan pada jaringan kulit tersebut. Proses vaksinasi selesailah sudah. Yakinkan bahwa semua ayam belum pernah divaksinasi telah mendapat giliran. System ventilasi harus diatur sedemikian rupa sehingga udara di dalam kandang tidak terlalu panas atau terlalu lembab karena dapat menyebabkan stress pada ayam. Pada musim kemarau, perputaran udara harus ditingkatkan agar udara panas dalam kandnag segera terganti dengan udara segar yang lebih dingin. Sedangkan pada musim hujan, perputaran udara harus dikurangi

sampai pada tingkat yang cukup untuk tidak menimbulkan adanya kelembaban dan bibit penyakit. Singkirkan semua lapisan kotoran atau alas yang basah segera setelah terbentuk sehingga kandang tetap terpelihara dalam keadaan kering. Apabila ayam betina telah berumur 16 minggu, cahaya di dalam kandang harus mulai diatur. Pemberian cahaya ini akan mempunyai pengaruh terhadap baik buruknya dalam memproduksi telurnya kelak. Induk ayam memerlukan cahaya yang konstan selama 16 sampai 17 jam tiap hari, kalau tidak terpenuhi maka mereka akan berhenti bertelur dan mulai mencabuti bulunya. Untuk mendapatkan cahaya yang konstan tiap hari, sumber cahaya listrik di dalam kandang bisa diatur dengan mempergunakan alat timer.

Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] AAK. 2003. Pedoman Beternak Ayam Negeri. Kanisius. Yogyakarta. Sudaryani, T. dan Hari Santosa. 1999. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang Baterai. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarto. 2007. Rancang Bangun Sistem Kendali Suhu dan Kelembaban Udara Penetas Ayam Berbasis PLC (Programmable Logic Controller). Jurnal Unila. Lampung. [5] [6] Sudaryani, T. dan Hari Santosa. 2000. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta. Paimin, F.B. 2004. Membuat dan Mengelola Mesin Tetas. Penebar Swadaya. Jakarta.

[7]

http://www.peternakan.com diakses pada tanggal 13 Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai