Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Itik adalah hewan penurut, itik mudah di ternakkan dan dipelihara.
Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari itik ini, ada telurnya,
dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging
dan telur itik sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang
sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat
dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur itik ini
sangatlah tinggi.
Pada umumnya tujuan pemeliharaan itik adalah untuk menghasilkan
telur. Pemeliharaan itik dari masa ke masa, profilnya adalah peternakan
itik rakyat atau itik kampung, yang skala pemeliharaannya kecil dan
umumnya diumbar.Itik mempunyai karakteristik khas unggas petelur
termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal dari jenis : Indian
Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam
perkembangannya di Indonesia, Indian Runner banyak dipelihara di
wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik Alabio,di
daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali. Kemampuan
bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun dan bila
dipelihara semi insentif berkisar 90 - 100 butir saja.Prospek dari usaha
pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke
tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi
insentif maupun kearah insentif.
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat.
Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi
pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut
Manajemen pemeliharaan ternak itik
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus
menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul,
pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana

1
pemeliharaan anak itik (5-8 minggu), pemeliharaan itik Dara (umur 8-20
minggu ke atas) dan pemeliharaan itik petelur (umur 20 minggu ke atas).

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Bagaiamanakah peranan ternak Itik sebagai penghasil daging,
telur dan tempat usaha?
1.2.2. Apa saja jenis hewan itik?
1.2.3. Bagaimana sistem pemeliharaan hewan itik yang baik dan
benar?
1.2.4. Bagaimana kondisi pasca panen itik ?
1.2.5. Apa saja manfaat budidaya itik?

1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, adalah untuk mengetahui peranan
itik sebagai penghasil daging, telur dan tempat usaha, macam-macam
hewan itik, bagaimana system pemeliharaan hewan itik, dan pasca panen
hewan itik, serta apa saja manfaat budidaya itik.

2
BAB II
ISI
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1. ITIK
Pada umumnya tujuan pemeliharaan itik adalah untuk menghasilkan
telur. Pemeliharaan itik dari masa ke masa, profilnya adalah peternakan
itik rakyat atau itik kampung, yang skala pemeliharaannya kecil dan
umumnya diumbar.Itik mempunyai karakteristik khas unggas petelur
termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal dari jenis : Indian
Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam
perkembangannya di Indonesia, Indian Runner banyak dipelihara di
wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik Alabio,di
daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali. Kemampuan
bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun dan bila
dipelihara semi insentif berkisar 90 - 100 butir saja.Prospek dari usaha
pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke
tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi
insentif maupun kearah insentif.
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat.
Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi
pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut
Manajemen pemeliharaan ternak itik
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus
menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul,
pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana
pemeliharaan anak itik (5-8 minggu), pemeliharaan itik Dara (umur 8-20
minggu ke atas) dan pemeliharaan itik petelur (umur 20 minggu ke atas).
Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan
hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam.
Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan
menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula

3
32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga itik afkir di
pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 s/d Rp. 35.000 atau naik sekitar
Rp.5.000 s/d Rp.10.000 per ekor (Poultry Indonesia,Mei 2010).Tingginya
permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem
produksi yang ada sekarang, disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai
itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara
pemeliharaan yang cenderung masih tradisional. Akibatnya, pemeliharaan
itik secara tradisional mengandung risiko yang besar, bagi itik maupun
bagi kelanjutan usaha peternakan itu sendiri. Selain itu, tidak
mengherankan jika produktivitas ternak itik di pedesaan masih rendah dan
jauh dari harapan jika terus mempertahankan pola pemeliharaan yang
tradisional.
Sulit untuk menghindari impor daging itik dari negara lain, diperlukan
upaya untuk mengubah pola pemeliharaan itik dari tradisional menjadi
semi intensif atau intensif demi peningkatan kualitas produk. Intensifikasi
merupakan paduan kegiatan yang menyangkut penggunaan teknologi,
manajemen, dan efisiensi penggunaan lahan yang memberi daya guna
optimal. Pemeliharaan itik intensif dapat diartikan sebagai usaha
peningkatan cara pemeliharaan dari tradisional kearah yang lebih
mendukung produktivitas. Pemeliharaan itik intensif tidak mengenal
penggembalaan, karena itik secara terus menerus dikandangkan.
Dengan demikian dalam pelaksanaannya dianjurkan menerapkan
sapta usaha yang menyangkut tujuh rangkaian kegiatan berikut :
1. Pemeliharaan bibit yang baik
2. Pengendalian penyakit
3. Perkandangan
4. Pemberian pakan
5. Pengelolaan pascapanen
6. Manajemen usaha
7. Pemasaran

4
Permintaan konsumen terhadap daging itik yang semakin meningkat
harus dipertahankan dengan selalu menampilkan hidangan daging itik
dengan aneka ragam olahan, Selain itu, daging itik lebih alot (meski
untuk sebagian yang lain, alotnya daging itik member sensasi tersendiri).
Beberapa penelitian yang diupayakan untuk mengurangi bau amis daging
itik telah dilakukan dengan pemberian antioksidan alami maupun sintetis.
Antioksidan alami tersebut berupa daun beluntas kering sebanyak 1 %
yang ditambahkan dalam pakan. Adapun antioksidan sintetis yang
diberikan adalah vitamin E dan C (penelitian Febriana, 2006 dan Randa,
2007).

2.1.2. JENIS HEWAN ITIK


2.1.2.1. Itik local jantan
Saat ini, daging itik lokal banyak digemari oleh konsumen karena
rasanya yang gurih berbeda dengan unggas pedaging lainnya. Dari
pengalaman dan informasi dari peternak dan pembibitan ternyata
permintaan anak itik jantan dan itik lokal sangat tinggi. Kekurangan itik
lokal jantan adalah pertumbuhan badan maupun bulunya lambat serta
kurang efisien dalam penggunaan pakan.
2.1.2.2. Entok
Dari segi pertumbuhan dan besarnya badan, sebenarnya entok lebih
banyak menghasilkan daging dibandingkan dengan itik lokal. Bobot badan
entok jantan dapat mencapati 1.5- 2 kali bobot entok betina. Laju
perkembangan entok agak lambat karena telur yang dihasilkan sedikit
serta proses penetasan yang lebih lama dibanding dengan itik (35 hari).
2.1.2.3. Mandalung dan Tiktok
Mandalung adalah hasil persilangan itik dan entok dan pada umumnya
untuk menghasilkan mandalung dilakukan secara alami, yaitu dengan
menggunakan itik sebagai pejantan dan entok betina. Hal ini dilakukan
karena perbedaan berat antara entok dan itik. Tapi dari segi produksi,
cara ini kurang efisien karena telur yang dihasilkan entok betina jumlahnya

5
tidak sebanyak itik. Selanjutnya setelah entok betelur antara 15 – 20 butir,
entok harus mengerami telur tetas selama 35 hari dan baru mulai betelur
lagi setelah 2 bulan kemudian. Untuk menghasilkan mandalung dalam
jumlah yang besar, perkawinan silang alami dilakukan dengan
menggunakan entok sebagai penjantan dan itik betina. Tetapi perbedaan
bentuk badan merupakan permasalah yang timbul sehingga proses
perkawinan silang secara alami sulit untuk dilakukan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut di atas, dapat ditempuh dengan melakukan
proses perkawinan silang melalui cara kawin suntik atau inseminasi
buatan (IB).
2.1.2.4. Itik Raja
Itik raja merupakan itik hibrida jantan hasil perkawinan silang antara itik
mojosari dan itik alabio yang dikembangkan oleh Balitnak Ciawi Bogor
dengan BPTU Kambing Domba dan Itik Pelaihari, Kalimantan Selatan. Itik
ini memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan
itik lokal serta memiliki daging yang lebih tebal. Di samping itu, itik raja
tahan terhadap penyakit dan tahan stress serta mudah beradaptasi
dengan lingkungan. Dengan menerapkan sistem pemeliharaan secara
intensif, dalam waktu 6 minggu, bobot badan itik raja dapat mencapai
berat antara 1,2 – 1,4 kg dengan persentase karkas 60 – 65 %. Dengan
melihat keunggulan itik raja maka sudah selayaknya itik raja ini menjadi
pilihan bagi peternak yang akan menekuni usaha ternak itik lebih
khususnya usaha itik pedaging.
2.1.2.5. Itik PMp
Bibit Itik Pedaging Unggulan Lokal Itik PMp merupakan bibit itik tipe
pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi-
Bogor. Bibit itik ini secara genetis mengandung kombinasi darah itik
Peking dan itik Mojosari putih, dan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai atas dan dapat
diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan karkas
ukuran sedang ataupun besar, sesuai permintaan konsumen, dengan

6
kualitas daging itik yang tinggi. Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan
dapat mengurangi penggunaan itik tipe petelur dalam penyediaan daging
itik yang dapat berakibat pada terjadinya pengurasan sumberdaya genetik
itik petelur. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik,
adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.
Penggolongan itik menurut tipenya dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Itik petelur
Ciri-ciri:
a. Tubuh relatif kecil
b. Leher panjang
c. Berjalan tegak ( vertikal ) kurang lebih 45 derajat
d. Seksualitas atau birahi tinggi
e. Umumnya mulai bertelur sekitar umue 6-7 bulan
Contoh: Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan
CV 2000-INA;
2. Itik pedaging
Ciri-ciri:
a. Tubuh terlihat besar
b. Leher pendek dan berjalan horizontal tidak begitu tegak
c. Membutuhkan asupan gizi yang tinggi
d. Pertumbuhan yang sangat cepat
Contoh: Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby)
Ciri-ciri:
a. Tubuh relatif sedang
b. Memiliki bulu yang indah dan halus
c. Indukannya cenderung memiliki sifat mengerami telurnya sendiri
d. Pertumbuhan sangat cepat
Contoh: East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish,
Crested, Wood.

7
2.1.3. PEMELIHARAN HEWAN ITIK
2.1.3.1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan
tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini
untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
a. Menyiapkan perkandangan yang baik dan benar:
 Penyiapan Sarana dan Peralatan
 Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
 Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
 Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan
kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian
kandang.
b. Model atau tipe kandang ada 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Kandang untuk anak itik (DOD) ada masa stater bisa disebut
juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor
DOD.
2. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang
Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok.
3. Kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa
berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga
berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-
5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan
ukuran kandang 3 x 2 meter).
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup
sederhana asal tahan lama (kuat). Selanjutnya dilengkapi dengan
beberapa perlengkapan kandang, seperti : tempat makan, tempat minum
dan perelengkapan tambahan lainnya.
c. Pemilihan bibit unggul
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul
yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang
diharapkan. Pemilihan bibit dan calon induk dapat melalui 3 (tiga) cara:

8
1. Membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin
keunggulannya.
2. Memelihara induk itik yaitu pejantan + betina unggul untuk
mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam
atau mesin tetas.
3. Membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah
dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas
Peternakan setempat.
Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu
kuning mengkilap.

2.1.3.2. Pengontrol Penyakit


Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan
tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik. Kenali
macam penyakit yang menyerang itik dengan mengetahui tanda-tanda
gejala penyakit tersebut:
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal, yaitu :
1. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus,
bakteri dan protozoa.
2. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata
laksana perkandangan yang kurang tepat
Jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela Avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan
penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri Typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret.

9
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone
melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang
dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

2.1.3.3. Pakan Ternak


1. Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur
0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–
27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik
(secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
Umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder).
Umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai.
Umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
Umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu : 7 hari pertama
secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi
bertelur sampai produksi 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad
libitum (terus menerus).
Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya
baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti
jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil dan penggunaan
VITERNA sebagai feed suplemen.
2. Pemberian minuman itik.
Berdasarkan pada umur itik:
Umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum yang ditambah
VITERNA.
Umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum
diberikan secara ad libitum (terus menerus) dengan penambahan
VITERNA pada air minumnya.

10
Umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang
dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap
hari dibersihkan dan berikan VITERNA untuk campuran air minumnya.
 Ternak Itik Pedaging Dan Itik Petelur
Produk Natural Nusantara (NASA) yang digunakan adalah VITERNA,
POC NASA dan HORMONIK.
1 botol VITERNA + 1 botol HORMONIK +POC NASA = 1100 cc cukup
untuk sekitar 100 ekor.
Cara pakai:
Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA PLUS + 1 botol POC
NASA + 1 botol HORMONIK . Kemudian ambil 1 tutup (10 cc) campur
dengan 10 Liter air minum ternak / pakan apa saja. Cukup diberikan 2 x
sehari. Untuk itik petelur cukup 3 hari sekali (supaya tidak kegemukan,
dan produksi telur tetap lancar dan meningkat)
Khusus itik petelur, VITERNA boleh diberikan setiap hari sejak DOC
umur 2 bulan ke atas. Sedangkan pada ternak itik potong boleh diberikan
setiap hari mulai umur 2 hari.
Tips & Trik :
Tips mudah agar beternak itik potong lebih cepat panen dan irit
pakan. Target Panen dalam tempo 2-3 bulan.
Per 1.000 ekor bibit memerlukan 5 botol VITERNA PLUS + 5 botol
POC NASA + 5 botol HORMONIK. Campurkan semuanya jadi satu. Ambil
10 cc (1 tutup) campur dengan air minum ternak. Berikan 2 x sehari.
 Manfaat VITERNA + POC NASA
+ HORMONIK
Meningkatkan nafsu makan ternak sehingga cepat panen & mengirit
pakan, mencegah stres, ternak sehat, tahan penyakit, kotoran tidak
berbau, angka kematian sangat rendah, menghasilkan daging berkualitas
tinggi karena rendah kolesterol, mempercepat pertumbuhan ternak.

11
2.1.4. KONDISI PASCA PANEN ITIK
Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan,
dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih tinggi.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi
unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan
daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan
mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil
petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging.
Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan
yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-
tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada
pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini
disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena
makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan
persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga
karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan
menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pergeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan
itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi
bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha
maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup
menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan
keluarga.
Untuk itik petelur, agar mendapatkan hasil yang bermutu maka:
1) Telur dikumpulkan dalam keadaan segar, disimpan ditempat
yang sejuk dan aman
2) Telur dibersihkan secara kering, apabila ada kotoran maka
dibersihkan dengan air hangat kuku dengan pH 4 (campuran 2 - 3 tetes
deterjen cair dan 10 lt air)

12
3) Telur dipilih sesuai dengan ukuran dan beratnya
4) Sebelum telur dimasukkan ke dalam alat tranportasi khusus,
sebaiknya telur dikemas khusus untuk telur.
Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan.
Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih tinggi. Telur
yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14
hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera
membusuk.
Tujuan pengawetan hasil ternak:
1) Memperpanjang waktu penyimpanan, pengangkutan dan
penjualan
2) Mempertahankan nilai gizi
3) Mempermudah pengujian
4) Memperluas wilayah perdagangan
5) Cadangan makanan
6) Penyerapan tenaga kerja
7) Memperoleh nilai tambah dari bahan makanan
8) Memungkinkan penganekaragaman jenis olahan bahan
makanan.
Adapun perlakuan pengawetan telur, antara lain :
Pengawetan telur dengan air hangat. Pengawetan dengan air hangat
merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini
telur dapat bertahan selama 20 hari.
Pengawetan telur dengan daun jambu biji. Perendaman telur dengan
daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1
(satu) bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi
kecoklatan seperti telur pindang.
Pengawetan telur dengan minyak kelapa . Pengawetan ini merupakan
pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya
tidak berubah.

13
Pengawetan telur dengan garam dapur (telur asin). Garam direndam
garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25 - 40 % selama 3 minggu.
2.1.5. MANFAAT BUDIDAYA ITIK
Itik dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Para peternak
komersial memanfaatkannya untuk produksi, daging, telur, dan bulu.
Itik pedaging dibutuhkan oleh hotel-hotel dan restoran-restoran. Itik
dianggap sebagai produk yang lezat diberbagai tempat. Itik memiliki bulu
halus yang biasa disebut down feathers. Bulu-bulu halus ini dapat
dimanfaatkan untuk pengisi bantal, bedcover, dan berbagai macam dan
jenis pakaian musim dingin. Dalam masyarakat, sering dikatakan bahwa
telur itik memiliki rasa dan bau yang keras dan menyengat. Hal ini
dikarenakan telur itik harus direbus terlebih dahulu sebelum di makan.
Mereka menganggap bahwa di dalam telur itik terdapat Salmonella, hal ini
tidaklah benar. Telur akan terjangkiti oleh Salmonella jika telur dipungut di
tempat yang lembab dan kotor. Misalnya ditumpukan jerami yang sudah
tergenang air ataupun di lumpur di sekitaran kolam. Salmonella tidak akan
berkembang jika telur-telur di simpan di tempat yang bersih dan berada di
bawah suhu 41 derajat F. Hal ini dapat kita lakukan dengan menyimpan
telur-telur itik di refrigator karena suhu yang dingin dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang hidup pada suhu mesofilik.
Sampai saat ini budidaya itik masih menjadi pilihan. Karena, itik
memiliki daya tahan yang cukup tinggi dari serangan penyakit, termasuk
flu burung. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) itik yang memang
memiliki kekebalan terhadap serangan virus tersebut.
Di samping itu, budidaya itik petelur juga memiliki beberapa
keuntungan. Pertama, dari segi pemeliharaan, beternak itik memang lebih
mudah dibandingkan dengan beternak ayam. Di samping kegiatan yang
dilakukan lebih sedikit, beternak itik juga tidak dipusingkan dengan jadwal
vaksin yang harus dilakukan terhadap unggas.

14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kunci keberhasilan usaha produksi ternak itik terletak pada
pelaksanaan program tata laksana pemeliharaan itik sampai umur 22
minggu.
Pemberian pakan yang seimbang dapat membantu atau menjaga
kualitas itik tetap terjaga pertumbuhannya. Dalam usaha ternak itik secara
intensif, ada tiga evaluasi pokok yang memiliki andil keberhasilan yakni:
1. Bibit itik; karakteristik ekonominya dalam menunjang keberhasilan
usaha adalah 20%.
2. Makanan itik; dalam menunjang keberhasilan usaha mempunyai
andil sebesar 30%.
3. Tata laksana pemeliharaan, termasuk kandang, cara pemeliharaan
dan ketrampilan, memegang peranan yang sangat besar.
4. Pendapatan lebih besar dari biaya produksi.

3.2. SARAN
Dalam beternak itik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Letak tempat peternakan itik.
2. Bibit harus benar-benar bagus.
3. Kebersihan harus dijaga supaya terhindar dari penyakit.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.langkahbisnis.com/keuntungan-ternak-bebek-petelur/

http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-
peternakan/budiddaya-itik-bebek/

http://www.situs-peternakan.com/2014/04/tentang-bebek-dan-ciri-
cirinya.html

http://worldpeternakan.blogspot.co.id/2012/02/manfaat-ternak-itik.html

http://iwanfbx.blogspot.co.id/2014/06/makalah-budidaya-ternak-bebek.html

PENGANTAR ILMU PETERNAKAN (PIP). 2014. Cara Beternak Itik


Yang Baik dan Benar. Sumbawa Besar.

http: // www.ternakitik.com (Diakses: 6 Oktober 2014, pukul 17.00 WITA)

Joni Mashuri. Ifandi. Gunawan. Mastuding. Rizal. Myta Putri Risnawati.


Hardiansya. Ria dan Rosida. 2014. Seri pelajaran PIP: Beternak itik.
Sumbawa Besar: Buku Pengantar Ilmu Peternakan.

16

Anda mungkin juga menyukai