FISIKA MODERN
RELATIVITAS
Tukimin duduk diatas bus yang bergerak dari pati menuju kudus. Menurut kalian, Tukimin
diam atau bergerak?. Ada dua jawaban , bisa diam bisa bergerak , tergantung siapa yang
mengamati Tukimin. Bila yang mengamati Tukimin adalah orang yang duduk disamping
Tukimin, maka Tukimin diam .,bila yang mengamati Tukimin adalah orang yang sedang
duduk di pinggir jalan, maka Tukimin bergerak. Tukimin diam atau bergerak tergantung
pada kerangka acuan yang mengamati. Semua gerak adalah relative, bergantung pada
kerangka acuan yang dipilih. Tukimin diam apabila kerangka acuanya adalah bus, Tukimin
bergerak apabila kerangka acuanya adalah bumi. Tukimin diam relative terhadap bus,
Tukimin bergerak relative terhadap tanah.
Transformasi Galileo
Pembahasan tentang transformasi Galileo hanya terbatas pada suatu kerangka acuan
inersial, yaitu suatu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak
terhadap acuan lainya dengan kecepatan konstan pada suatu garis lurus. Dengan
menggunakan transformasi Galileo kita dapat memindahkan koordinat ruang dan waktu
dari suatu kerangka acuan inersial yang diam ke kerangka acuan inersial yang bergerak
lurus dengan kecepatan konstan.
Y1
Y
d = vt
X1
x v
u1X
S S1 X1
Z
Z1
Gambar diatas menunjukkan dua kerangka acuan S dan S1 dimana S diam dan S1 bergerak
lurus dengan kecepatan konstan v terhadap S sepanjang sumbu X positip. S dapat
dibayangkan sebagai stasiun dan S1 sebagai kereta api yang bergerak dengan kecepatan
konstan v. Mula – mula S dan S1 berimpit, kemudian setelah t second S1 menempuh jarak
sejauh d ( d = v.t ). Seorang penumpang P di dalam kereta api bergerak dengan kecepatan
konstan ux terhadap S dan dengan kecepatan ux1 terhadap S1 searah dengan v. Pada saat t
second , P mempunyai kedudukan ruang ( x, y, z ) dan koordinat waktu t terhadap S. serta
memiliki koordinat ruang (x1, y1, z1 ) dan koordinat waktu t1 terhadap S1 yang memenuhi
hubungan :
𝑑𝑥 1 𝑑𝑥
= − 𝑣
𝑑𝑡 𝑑𝑡
1
𝑢𝑥1 = 𝑢𝑥 − 𝑣
Dengan cara yang sama diperoleh hubungan
𝑢𝑦1 = 𝑢𝑦 − 𝑣
𝑢1𝑧 = 𝑢𝑧 − 𝑣 …………….. ( 2 - 2 )
Bejo naik sepeda motor bergerak ke utara dengan kecepatan 54 km/jam, tentukan kecepatan
relative bejo :
Penyelesaian:
Pada tahun 1887, dua ilmuwan fisika Albert Abraham Michelson dan E.W. Morley
melakukan percobaan untuk menyeliidiki kebenaran tentan adanya eter ( dianggap sebagai
zat pengisi alam semesta sebagai medium untuk merambatnya cahaya sampai bumi ).
Alatnya dinamakan interferometer.
2
Cermin II
Perjalanan A
Sinar datang
Perjalanan B Cermin I
Aliran eter
Layar pengamat
Bumi
Sinar datang pada gelas setengah cermin sehingga sebagian sinar akan diteruskan ke cermin
I dan sebagian sinar akan dipantulkan ke cermin II yang selanjutnya kedua sionar akan
sampai di layar pengamat. Apabila ada eter yang bergerak dengan kecepatan v, maka akan
terjadi perbedaan waktu
𝐿𝑣 2
Δt =
𝑐2
Dengan L adalah jarak kedua cermin ke gelas setengah cermin dan c adalah kecepatan
cahaya.
Hasil pengamatan yang dilakukan berulangkali dengan posisi dan waktu yang berbeda
menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan waktu diantara kedua sinar tersebut. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa :
Tahun 1905 , Albert Einstein mempublikasikan tiga makalah spektakuler, makalah pertama
berisi tentang analisis gerak Brown, makalah kedua berisi tentang efek fotolistrik dan
mendapat hadiah Nobel, makalah ketiga tentang teori relativitas khusus. Dengan
mengusulkan revisi dratis terhadap konsep Newton tentang ruang dan waktu.
3
Ada dua postulat Einstein dalam teori relativitas khusus :
1. Hukum – hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan
inersial ( kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak
dengan kecepatan tetap terhadap acuan lainnya.
2. Kecepatan cahaya di ruang hampa ke segala arah adalah sama untuk semua
pengamat, tidak tergantung pada gerak sumber cahaya maupun pengamat.
Kereta bergerak dengan kecepatan v1. Di dalam kereta ada penumpang yang bergerak
searah dengan kereta sebesar v2. Kecepatan penumpang menurut pengamat yang diam di
stasiun adalah :
c : kecepatan cahaya
example.
1. Seorang pengamat di bumi melihat dua pesawat angkasa luar A dan B. pesawat A
mendekati bumi dengan kecepatan 0,8c, pesawat B juga mendekati bumi dengan
kecepatan 0,6c.Tentukan kecepatan pesawat :
a. Pesawat A dan B menurut pengamat di bumi
b. Pesawat A menurut Pilot B
c. Pesawat B menurut pilot A
Penyelesaian.
A B
Bumi
4
𝑣1 + 𝑣2 0,8𝑐 + 0,6𝑐
𝑣= 𝑣 𝑣 𝑣= 0,8𝑐 .0,6𝑐 𝑣 = 0,945 𝑐
1+ 122 1+
𝑐 𝑐2
𝑣1 + 𝑣2 0,6𝑐 + 0,8𝑐
𝑣= 𝑣 𝑣 𝑣= 0,6𝑐 .0,8𝑐 𝑣 = 0,945 𝑐
1+ 122 1+
𝑐 𝑐2
2. Seorang pengamat di bumi melihat dua pesawat angkasa luar A dan B. pesawat A
mendekati bumi dengan kecepatan 0,8c, pesawat B menjauhi bumi dengan
kecepatan 0,6c.Tentukan kecepatan pesawat :
a. Pesawat A dan B menurut pengamat di bumi
b. Pesawat A menurut Pilot B
c. Pesawat B menurut pilot A
Penyelesaian
A
B
Bumi
𝑣1 + 𝑣2 0,8𝑐 +(−0,6𝑐)
𝑣= 𝑣 𝑣 𝑣= 0,8𝑐. (−0,6 𝑐) 𝑣 = 0,385 𝑐
1+ 122 1+
𝑐
𝑐2
DILATASI WAKTU.
Berdasarkan teori Einstein, selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam tidak sama
dengan selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak. Selang waktu yang diukur
5
oleh pengamat yang bergerak lebih lama daripada yang diukur oleh pengamat yang diam.
Peristiwa ini disebut dengan dilatasi waktu, memenuhi hubungan :
∆𝑡𝑜
∆𝑡 = 2
√1−𝑣2
𝑐
Example.
Bejo dan sugiyo adalah anak kembar. Bejo dan sugiyo berumur 20 tahun. Tepat pada saat
ulang tahun, Bejo pergi ke planet Pluto dengan pesawat antariksa yang kecepatan 0,6 C.
Jarak planet dan Bumi 6 tahun cahaya. Sesaat sampai planet Bejo langsung kembali pulang
ke Bumi dengan kecepatan yang sama. Tentukan umur Bejo dan umur Sugiyo ketika
mereka bertemu kembali di bumi.
Diketahui :
Selang waktu menurut Sugiyo yang diam mengamati Bejo pulang pergi ke planet..
2.𝑠
∆𝑡 = 𝑣
( 2 ). (6 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)𝑐
∆𝑡 =
0,6 𝑐
∆𝑡 = 20 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑣2
∆𝑡𝑜 = ∆𝑡. √1 −
𝑐2
(0,6𝑐)2
∆𝑡𝑜 = (20). √1 −
𝑐2
∆𝑡𝑜 = (20). (0,8) = 16 tahun.
KONTRAKSI PANJANG
𝑣2
𝐿 = 𝐿𝑜 . √1 −
𝑐2
6
example.
Jarak antara puncak gunung di bumi adalah 100 km. tentukan jarak antara dua puncak
gunung ini menurut pengamat yang berada didalam pesawat ruang angkasa yang bergerak
dengan kecepatan 0,8 c.
Diketahui :
Lo = 100 km
v = 0,8c
L = …. ????
Jawab.
𝑣2
𝐿 = 𝐿𝑜 . √1 −
𝑐2
(0,8𝑐)2
𝐿 = 100 √1 −
𝑐2
𝐿 = (100). ( 0,6 ) = 60 𝑘𝑚
Sebuah pesawat ruang angkasa ketika di bumi panjangnya 100 m. Ketika pesawat ini
terbang dengan kecepatan 0,6 c, tentukan panjang pesawat menurut pengamat yang diam di
bumi.
Diketahui :
Lo = 100 m
v = 0,6c
L = … ?????
Jawab.
𝑣2
𝐿 = 𝐿𝑜 . √1 −
𝑐2
(0,6𝑐)2
𝐿 = 100. √1 −
𝑐2
𝐿 = (100). √1 − 0,36
𝐿 = (100). √ 0,64
L = ( 100 ) . 0,8
L = 80 m
Massa yang diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap benda ( m ) adalah lebih besar
dibandingkan massa yang diamati oleh pengamat yang diam ( mo )
7
𝑚𝑜
𝑚=
2
√1 − 𝑣2
𝑐
Energi.Relativistik.
Benda yang massa diamnya mo , dan bergerak dengan kecepatan v , akan memiliki energy
Ek, yang besarnya :
Ek = mc2 – moc2 = 1
− 1 𝑚𝑜 𝑐 2
√ 𝑣2
( 1 − 𝑐2 )
Ek : energy relativistic
m : massa bergerak
mo: massa diam
Momentum Relativistik.
Sebuah benda mempunyai momentum linear P = m.v , apabila benda tersebut bergerak
mendekati kecepatan cahaya, maka benda akan mempunyai momentum relativistic sebesar:
𝑚𝑜 . 𝑣
𝑃=
2
√1 − 𝑣2
𝑐
P : momentum
v : kecepatan
mo: massa diam
Example.
Sebuah electron memiliki massa diam 9,11 x 10-31 kg, dan energy kinetik 100 k.eV.
Tentukan massa dan kelajuan electron tersebut.
Diketahui :
Ek = 100 k.eV ( 1 eV = 1,6 x 10-19 J )
Ek = 100 x 103 x 1,6 x 10-19 J
= 1,6 x 10-14 J
mo = 9,11 x 10-31 kg
𝐸𝑘
m = + 𝑚𝑜
𝑐2
8
1,6 𝑥 10−14
m = + 9,11 𝑥 10−31
(3𝑥108 )2
m = 10,89 x 10-31 kg
𝑚𝑜
𝑚=
2
√1 − 𝑣2
𝑐
𝑚𝑜 2
v = c √1 − ( )
𝑚
9,11 𝑥 10−31 2
v = c √1 − ( ) = 0,55 c
10,89 𝑥 10−31
Teori fisika klasik yang menganggap bahwa cahaya sebagai gelombang tidak dapat
menerangkan spectrum radiasi benda hitam. Max planck dalam rangka menemukan
formula untuk menjelaskan spectrum radiasi benda hitam menyatakan suatu anggapan yang
radikal , yaitu cahaya dapat di anggap sebagai partikel yang terdiri dari paket – paket
energy yang disebut kuanta atau foton. Teori Max Planck ini terbukti dengan adanya
fenomena efek foto lostrik dan efek Compton yang hanya dapat dijelaskan jika cahaya
sebagai partikel.
Sifat dualism gelombang – partikel lebih meyakinkan lagi ketika de Broglie
mengemukakan teorinya bahwa partikel yang bergerak dapat memiliki sifat gelombang
dengan panjang gelombang tertentu. Teori de Broglie dapat dibuktikan melalui percobaan
yang dilakukan oleh Davisson dan Germer.
Energy yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor
persatuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding dengan pangkat empat
suhu mutlak permukaan itu.
𝑄
𝑃= = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
𝑡
9
T : suhu mutlak ( K )
e : emisivitas benda
A : luas penampang benda ( m2 )
σ : konstanta Stefan-Boltzmann ( 5,67 x 10-8 W/m2K4 )
Example.
Dua buah lampu pijar masing – masing bersuhu 270C dan 1270 C. Jari jari lampu pertama
dua kali jari – jari lampu kedua. Tentukan perbandingan daya radiasi lampu pertama
terhadap lampu kedua.
Diketahui :
T1 = 27 + 273 = 300 K
T2 = 127 + 273 = 400 K
R1 = 2R2
𝑃1 𝑅 2 𝑇 4
= ( 1) . ( 1)
𝑃2 𝑅2 𝑇2
𝑃1 2𝑅2 2 300 4
= ( ) .( )
𝑃2 𝑅2 400
𝑃1 2
3 4 81
= 2 .( ) =
𝑃2 4 64
10
Efek Foto Listrik
345
Efek foto listrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi
lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam.
Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa cahaya
(foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel.
cahaya
K e A
- +
ℰ
Tabung gelas hampa udara, bila logam katoda ( K ) tidak disinari cahaya, galvanometer
menunjukkan angka nol, artinya tidak ada arus yang mengalir. Bila logam katoda ( K )
disinari cahaya dengan frekuensi tertentu galvanometer menunjukkan adanya arus, ini
berarti ada electron yang lepas dari logam katoda ( K ) dan bergerak menuju anoda ( A ).
Jika tegangan diperkecil hingga polaritas baterai terbalik, ( K dihubungkan dengan kutub
positip dan A dihubungkan dengan kutub negatip ) electron – electron foto ditarik oleh K,
hanya electron – electron yang mempunyai energy lebih besar dari eV yang dapat
mencapai kutub A. ( e = muatan electron ). Jika V lebih kecil atau sama dengan V0 (V0
disebut potensial henti )tidak ada electron yang sampai A dan arusnya nol. Potential
henti tiap – tiap bahan tidak sama .
EK max = e.V0 I
Intensitas besar
Intensitas kecil
- V0 V
11
bertambah jika intensitas cahaya diperbesar. Fakta menunjukkan bahwa besar
energy kinetic maksimum electron foto tidak tergantung pada intensitas cahaya.
2. Teori gelombang menyatakan bahwa efek foto listrik dapat terjadi pada setiap
frekuensi asalkan intensitasnya memenuhi. Hal ini bertentangan dengan
kenyataan bahwa setiap permukaan membutuhkan frekuensi minimum tertentu (
disebut frekuensi ambang ) untuk menghasilkan electron foto.
3. Teori gelombang menyatakan bahwa dibutuhkan selang waktu yang lama agar
electron berhasil mengumpulkan energy untuk keluar dari permukaan logam.
Fakta menunjuukan electron – electron dapat lepas dari permukaan logam
hamper tanpa selang waktu ( kurang dari 10-9 second ) setelah penyinaran.
4. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energy kinetic maksimum
electron foto bertambah jika frekuensi cahaya diperbesar.
Teori kuantum menyatakan bahwa semua foton memiliki energy yang sama ( E = hf )
sehingga menaikkan intensitas cahaya berarti menambah jumlah foton tetapi tidak
menambah energy foton selama frekuensinya tetap. Menurut Einstein, semua energy foton
diberikan kepada electron dan foton lenyap. Karena electron terikat oleh energy ikat
tertentu dalam logam, maka diperlukan usaha minimum yang disebut fungsi kerja atau
energy ambang Wo tergantung jenis logamnya. Apabila frekuensi cahaya f sedimikian
rupa sehingga hf ≤ Wo , maka electron tidak akan lepas. Elektron akan lepas bila hf >
Wo .
Ek = h f – W 0
Ek = hf – hf0
𝒉.𝒄 𝒉.𝒄
EK = -
𝝀 𝝀𝒐
f : frekuensi cahaya
f0 : frekuensi ambang
Proses kebalikan foto listrik adalah proses pembentukan sinar X yaitu proses
perubahan energi kinetik elektron yang bergerak menjadi gelombang elektromagnetik
(disebut juga proses Bremmsstrahlung).
Kesimpulan:
1. Agar elektron dapat lepas dari permukaan logam maka f > fo atau < o
12
2. Ek maksimum elektron yang terlepas tidak tergantung pada intensitas cahaya
yang digunakan, hanya tergantung pada energi atau frekuensi cahaya. Tetapi
intensitas cahaya yang datang sebanding dengan jumlah elektron yang terlepas
dari logam.
Example.
Cahaya dengan panjang gelombang 6000 amstrong menyinari permukaan logam yang
mempunyai fungsi kerja 3 x 10-20 J. Tentukan
Diketahui :
h = 6,6 x 10 -34 Js
W0 = 3 x 10 -20 J
c = 3 x 10 8 m/s
𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟏𝟗
V0 = = 1,875 𝑉
𝟏,𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟏𝟗
EFEK COMPTON
Pada tahun 1923, Arthur Holy Compton mempelajari gejala tumbukan antara foton dan
electron. Berdasarkan kesetaraan antara massa dan energy E = mc2 dan besar energy tiap
𝑐
foton E = ℎ 𝜆 , dapat diperoleh persamaan momentum foton yaitu :
ℎ
p = mc =
𝜆
Foton terhambur ( hf1 )
𝜃
Foton dating ( hf )
Electron diam
Electron ( EK )
13
Setelah menumbuk electron, foton kehilangan energy sebesar ΔE = hf – hf1 sehingga
panjang gelombang bertambah besar ( frekuensi berkurang ). Hubungan antara panjang
gelombang sebelum dan sesudah tumbukan adalah :
ℎ
λ1 – λ = ( 1 − cos 𝜃 )
𝑚𝑐
𝜃 : sudut hamburan
c : kecepatan cahaya
ℎ
besaran disebut sebagai panjang gelombang Compton.
𝑚𝑐
HIPOTESIS de BROGLIE
Berdasarkan dualisme sifat cahaya, cahaya dapat sebagai gelombang ( interferansi, difraksi
cahaya ) dan dapat sebagai partikel ( efek foto listrik, efek Compton ) maka Louis de
Broglie mengemukakan hipotesis:
Bahwa partikel ( missal electron ) yang bergerak ada kemungkinan memiliki sifat
gelombang dengan panjang gelombang tertentu .
Partikel yang bergerak dengan kecepatan v mempunyai momentum p = mv, partikel akan
mempunyai panjang gelombang de Broglie sebesar :
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑝 𝑚𝑣
PELUCUTAN GAS
A K
30kV
Gambar diatas menunjukkan sebuah tabung lucutan. Bila ke dalam tabung yang berisi
udara degan tekanan 1 atm dialirkan arus listrik, ternyata arus itu tidak mengalir biarpun
tegangan cukup tinggi. Bila udara di jarangkan sehingga tekananya turun sekitar 0,01
mmHg maka dinding L yang berhadapan dengan katoda K akan berpendar. Udara didalam
14
tabung akan berwarna ungu kemerah merahan. Bila udara dikeluarkan lagi sebagian maka
warna dinding L akan kehijau-hijauan. Cahaya kehijau-hijauan ini adalah hasil radiasi dari
sinar yang bergerak dari katoda menuju anoda dan dinamakan sinar katoda.
Beliau memberi rintangan bintang antara katoda dan dinding L . Ternyata terlihat bayangan
bintang pada dinding yang berpendar itu. Bintang dan bayangannya terletak pada satu garis
lurus dari katoda. Hal ini menunjukkan sinar katoda merambat menurut garis lurus. Dari
percobaan percobaan berikutnya didapat kesimpulan :
TEORI ATOM.
Dalam teorinya ini, Jhon Dalton menyebutkan bahwa, atom adalah bagian terkecil dari
suatu zat. Tenyata pernyataan ini salah, JJ Thomson melalui percobaan sinar katoda,
menemukan bahwa : ada bagian dari zat yang lebih kecil dari atom , yaitu electron
Model atom Thomson tidak bertahan lama, pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan
percobaan dan hasilnya menunjukkan bahwa : muatan positif electron tidak tersebar merata
diseluruh bagian atom, tetapi terkonsentrasi di bagian tengah ( pusat ) atom yang kemudian
disebut inti atom
1. Pada atom terdapat inti atom yang merupakan konsentrasi muatan positif atom
berukuran kecil tetapi mempunyai massa yang besar ( 99,99 % dari total massa
atom.
2. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruang kosong. Hal ini
ditunjukkan oleh banyaknya partikel α yang menembus lempeng.
3. Muatan negative ( electron ) bergerak mengitari inti atom pada jarak tertentu,
seperti halnya pada system tata surya.
4. Atom bersifat netral ( jumlah muatan inti = jumlah muatan electron )
5. Dalam reaksi kimia , hanya electron terluar yang saling mempengaruhi, inti
atom tidak mengalami perubahan.
Inti atom bermuatan positif, elektron bermuatan negative dan bergerak mengelilingi inti.
Menurut teori Maxwell, bila electron bergerak maka ia akan memancarkan gelombang
elektromagnetik, karena memancarkan gelombang elektromagnetik energy electron akan
berkurang sehingga jari – jarinya menyusut. Lintasan electron tidak lagi merupakan
lingkaran dengan jari – jari yang sama , tetapi merupakan putaran yang berpilin ( spiral )
mendekati inti, dan akhirnya akan bersatu dengan inti. Dengan demikian Rutherford tidak
dapat menjamin kestabilan atom.
Bila electron memiliki lintasan yang makin mengecil maka periodenya juga makin
mengecil, sehingga frekuensi gelombang yang dipancarkan juga menjadi bermacam
macam. Dengan demikian atom hydrogen tidak akan menunjukkan spectrum garis tertentu
tetapi suatu spectrum yang kontinu. Hasil pengamatan dengan spectrometer menunjukkan :
spectrum garis yang khas untuk hydrogen yang dikenal dengan deret Balmer
16
Postulat I
Electron tidak dapat berputar sekitar inti melalui setiap lintasan, tetapi hanya
melalui lintasan – lintasan tertentu tanpa membebaskan energy. Lintasan ini disebut
lintasan stasioner
Postulat II
Jika electron pindah dari lintasan yang lebih dalam ke lintasan yang lebih luar maka
electron akan meyerap energy. Bila sebaliknya electron akan melepas energy. Energy ini
berupa satu foton cahaya sebesar hf .
r
+e
V
F e
𝑘.𝑞.𝑞 𝑒2
𝐹= = k𝑟 2
𝑟2
Gaya Coulomb ini berfunsi sebagai gaya sentripetal yang menahan electron agar tetap pada
lintasanya.
𝑣2 𝑒2
𝑚 𝑟 =𝑘
𝑟2
𝑒2
𝑚𝑣 2 =𝑘 𝑟
1 1 𝑒2
EK = 𝑚𝑣 2 = 𝑘
2 2 𝑟
Selain energy kinetic, electron juga mempunyai energy potensial yang besarnya :
EP = q.V
q : muatan electron ( - e )
17
𝑒
V: potensial yang ditimbulkan inti atom ( V = k )
𝑟
𝑒 𝑒2
EP = ( - e ) ( k ) = -𝑘
𝑟 𝑟
Etot = EP + EK
𝑒2 1 𝑒2
Etot = - 𝑘 + 𝑘
𝑟 2 𝑟
𝑘𝑒 2
Etot = −
2𝑟
Misalkan electron pindah dari lintasan dengan jari – jari rm ke lintasan dengan jari-jari rn
( rm > rn ) maka electron akan membebaskan energy sebesar Em – En , energy ini akan
diradiasikan dalam bentuk foton dengan energy hf . dengan demikian :
hf = Em – En
2 2
𝑘𝑒 𝑘𝑒
hf = − 2𝑟 − (− 2𝑟𝑛
)
𝑚
2 2
𝑘𝑒 𝑘𝑒
hf = − 2𝑟 + 2𝑟
𝑚 𝑛
𝑘𝑒 2 𝑘𝑒 2 𝑐
hf = − karena f= , maka
2𝑟𝑛 2𝑟𝑚 𝜆
𝑐 𝑘𝑒 2 𝑘𝑒 2
ℎ = −
𝜆 2𝑟𝑛 2𝑟𝑚
𝑐 𝑘𝑒 2 1 1
ℎ = ( − )
𝜆 2 𝑟𝑛 𝑟𝑚
1 𝑘𝑒 2 1 1
= ( − )
𝜆 2ℎ𝑐 𝑟𝑛 𝑟𝑚
1 1 1
= 𝑅( − )
𝜆 𝑟𝑛 𝑟𝑚
18
Postulat III
𝑛.ℎ 2
𝑛2 ℎ 2
v = atau v =
2.𝜋.𝑚.𝑟 4.𝜋2 .𝑚2 .𝑟 2
1 1 𝑒2
𝑚𝑣 2 = 𝑘 dapat diperoleh
2 2 𝑟
1 𝑛.ℎ𝑛2 ℎ2 1 𝑒2
2
𝑚( 2 2 2
4.𝜋 .𝑚 .𝑟
)= 2
𝑘
𝑟
𝑛2 ℎ 2
r =
4.𝜋2 .𝑚.𝑘.𝑒 2
2 ℎ2
rn = n x
4.𝜋2 .𝑚.𝑘.𝑒 2
2 (6,6 𝑥10−34 )2
rn = n x
4(3,14)2 .(9,1𝑥 10−31 )(9𝑥109 )(1,6 𝑥 10 −19 )
19
BAB III
RADIOAKTIVITAS
INTI ATOM.
Sebuah atom terdiri atas inti atom dan electron yang bergerakmengelilingi inti atom.
Percobaan Rutherford menunjukkan sebagian besar massa atom terpusat pada inti atom. Inti
atom tersusun atas proton dan neutron. Proton bermuatan positif dan neutron netral ( tidak
bermuatan ). Massa neutron sedikit lebih besar dari massa proton.
Partikel – partikel penyusun inti disebut nucleon atau nuklida. Nucleon – nucleon di dalam
inti atom mengalami tiga buah gaya, yaitu gaya elektrostatis, gaya grvitasi dan gaya inti.
Gaya inti merupakan gaya tarik menarik antar nucleon dan merupakan gaya terkuat
dibandingkan gaya elektrostatis dan gaya gravitasi. Gaya ikat inti ini yang mempertahankan
nucleon – nucleon tetap terikat dalam inti atom walaupun terjadi gaya tolak menolak antar
proton.
SIMBOL ATOM
Z XA
Jika atom dalam keadan normal ( tidak terionisasi ) , maka jumlah electron = jumlah
proton.
contoh
6 C 14
Jumlah proton = 6
Jumlah electron = 6
Jumlah neutron = 14 – 6 = 8
Ada atom yang mempunyai proton sama tetapi neutron tidak sama, atom- atom ini disebut
dengan isotop , misalnya :
6 C 12 6 C 13 6 C 14.
20
ENERGI IKAT INTI.
Apabila kita mempunyai isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah neutron sebanyak
( A – Z ), maka menurut perhitungan ,massa inti seharusnya sebesar {Zmp + (A – Z)mn}
dengan mp adalah massa proton dan mn massa neutron. Akan tetapi berdasarkan hasil
pengukuran dengan spektrometermassa diperoleh bahwa massa inti lebih kecil dari jumlah
massa proton dan massa neutron pembentuk inti ( massa nucleon ) . berdasarkan hokum
kesetaraan massa dan energy Einstein, berkurangnya massa inti atom yang disebut massa
defek , karena diubah menjadi energy ikat inti
Δm = {Zmp + (A – Z)mn - mi }
Energi ikat inti dapat dihitung dengan menggunakan hokum kesetaraan massa dan energy
Einstein,yaitu :
E = Δm.c2
Dalam perhitungan satuan massa defek adalah sma ( satuan massa atom ) dan satuan energy
E adalah MeV ( mega electron volt ). Kesetaraan sma dan Mev adalah 1 sma = 931,5 MeV.
Sehingga hubungan antara energy dan massa defek juga bisa ditulis :
E = Δm x ( 931,5 MeV/sma ).
Besarnya energy ikat inti ternyata tidak selalu menggambarkan tingkat stabilitas inti, karena
pada umumnya inti yang mempunyai nucleon lebih besar mempunyai tingkat stabilitas inti
yang rendah. Karenanya ada besaran energy yang terkait langsung dengan stabilitas inti,
yaitu energy ikat per nucleon.
𝐸
EN =
𝐴
A : nomor massa.
Contoh.
a. Massa defek
b. Energy ikat inti
c. Energy ikat inti per nucleon
21
Diketahui :
mn : 1,00867 sma
m p : 1,00728 sma
Z : 92
A : 238
a. Massa defek
Δm = {Zmp + (A – Z)mn - mi }
= 1, 88482 sma
PELURUHAN RADIOAKTIF
Peluruhan radioaktif atau radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran energy dalam bentuk
sinar radioaktif dari inti tidak stabil untuk membentuk inti stabil. Peristiwa ini berlangsung
secara spontan dan disertai pemancaran partikel α, partikel β, dan partikel γ. Pada
umumnya inti yang mengalami peluruhan adalah inti dengan nomor atom besar karena
mempunyai energy ikat per nucleon yang relative kecil.
Pemancaran partikel α.
Partikel α mempunyai dua proton dan dua neutron sehingga sering diimbulkan 42𝛼 atau 42𝐻𝑒
( inti atom helium ). Sebuah inti induk yang meluruh dengan memancarkan partikel α akan
menghasilkan inti anak dengan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang
empat . Pada peristiwa peluruhan berlaku hokum kekekalan jumlah muatan dan jumlah
nucleon, artinya jumlah nomor massa ( A ) di ruas kiri sama dengan jumlah nomor massa
( A ) di ruas kanan dan jumlah nomor atom ( Z ) di ruas kiri sama dengan jumlah nomor
atom ( Z ) di ruas kanan.
𝐴 𝐴−4
𝑍𝑋 𝑍−2𝑌 + 42𝛼
Energi yang di bebaskan sebesar :
Q = ( mx – my – mα ) x 931,5 MeV
Contoh peluruhan partikel α adalah peluruhan inti uranium menjadi inti thorium.
238 234 4
92𝑋 90𝑇ℎ + 2𝛼
22
Pemancaran Partikel β.
0
Partikel β memiliki sifat sama dengan electron sehingga sering disimbulkan dengan −1𝛽
atau −10𝑒. Sebuah inti induk yang meluruh dengan memancarkan partikel β akan
menghasilkan inti anak dengan nomor atom bertambah satu dan nomor massa tetap.
𝐴 𝐴
𝑍𝑋 𝑍+1𝑌
0
+ −1𝛽
Q = ( mx – my – mβ ) x 931,5 MeV.
14
6𝐶
14
7𝑁 + −10𝛽
Pemancaran sinar γ
Sinar γ adalah radiasi gelombang electromagnet dengan energy yang sangat tinggi yang
tidak memiliki massa maupun muatan,sehingga diberi symbol 00𝛾. Sebuah inti induk yang
meluruh dengan memancarkan sinar γ akan menghasilkan inti anak tanpa mengalami
perubahan nomor massa maupun nomor atom. Pemancaran sinar γ biasanya bersama - sama
dengan pemancaran partikel α dan atau partikel β.
𝐴 𝐴
𝑍𝑋 𝑍𝑌 + 00𝛾
61 61
28𝑁𝑖 28𝑁𝑖 + 00𝛾
Contoh.
Peluruhan 146𝐶 menghasilkan pemancaran partikel β secara spontan, jika diketahui massa
14 14
6𝐶 = 14, 003842 𝑠𝑚𝑎, massa 7𝑁 = 14,003074 sma massa electron 0,000557 sma,
tentukan energy yang di bebaskan dalaam reaksi tersebut..
Diketahui :
mx = 14, 003842 𝑠𝑚𝑎
mY = 14,003074 sma
mβ = me = 0,000557 sma
23
14 14 0
6𝐶 7𝑁 + −1𝛽 + Q
Q = Δm x 931,5 MeV
Δm = 14, 003842 - (14,003074 + 0,000557 )
= 0,000211 sma.
Q = 0,000211 x 931,5 = 0, 1965 MeV.
N = No e –λt.
Besaran lain yang sangat berguna dalam menghitung turunya kuat radiasi adalah waktu
paruh ( T1/2).
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan sehingga setengah bahan radioaktif
telah meluruh.
Jadi bila mula – mula ada sejumlah No atom radioaktif, maka setelah selang t = n x T1/2
Jumlah atom radioaktif yang tinggal adalah
𝑡
N(t) = ( ½ )n.No , dengan 𝑛=
𝑇1
2
24
Contoh.
Suatu sampel radioaktif mengandung 3,2 mg isotop murni 116𝐶 mempunyai waktu paruh 20
menit. Tentukan massa yang tinggal setelah 1 jam.
Diketahui :
Mo = 3,2 mg
𝑇1 = 20 menit
2
t = 1 jam = 60 menit
M(t) = ?????
Jawab.
60
M(t) = ( ½ )n.Mo , dengan n = 20 = 3
M(t) = ( ½ )3.3,2
𝟏
M(t) = ( 𝟖 ) 3,2
M(t) = 0,4 mg.
DERET RADIOAKTIF
Terdapat empat deret radioaktif, yaitu :
1. Deret uranium.
Induk dari deret uranium adalah inti 238
92𝑈 yang meluruh menjadi inti thorium
234
90𝑇ℎ dengan memancarkan partikel α, waktu paruh proses ini 4,56 x 10 tahun.
9
Inti thorium kemudian meluruh menjadi inti 234 91𝑃𝑎 dengan memancarkan
partikel β waktu paruhnya 24,5 hari. Deret uranium berakhir pada inti 206
82𝑃𝑏
yang stabil.
2. Deret Thorium.
Induk deret thorium adalah 232 208
90𝑇ℎ dan berakhir pada inti 82𝑃𝑏
3 Deret Neptunium
Induk derte neptunium adalah 237 209
93𝑁𝑝 dan berakhir pada 83𝐵𝑖
4. Deret Aktinium
Induk derte neptunium adalah 235 207
92𝑈 dan berakhir pada 82𝑃𝑏
REAKSI INTI
Susunan inti atom dapat berubah bila ditembak dengan partikel – partikel berenergi tinggi.
Reaksi inti , dimana inti sasaran X ditembak dengan partikel a , menghasilkan inti Y dan
sebuah partikel b
Jika Y adalah produk dan X adalah reaktan, maka energy reaksi Q didefinisikan sebagai
energy reaktan dikurangi energy produk . Dengan menganggap 1 sma = 931 MeV dan
semua satuan massa dalam satuan sma
25
Q= ( ma + mX ) - ( mb + mY ). . 931 MeV
3. Hokum kekekalan nomor atom, yakni jumlah nomor atom sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama
4. Hokum kekekalan nomor massa, yakni jumlah nomor massa sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama
Contoh.
1 19 16
1𝐻 + 9𝐹 → 6𝑂 + 42𝐻𝑒
Reaksi fisi pertama kali ditemukan oleh Otto Han dan Fritz Strassman pada tahun 1939.
Setelah menembuk uranium 235 92𝑈 dengan sebuah netron Hann dan Strassman menemukan
dua inti ringan dengan berat sedang. Hasil pembelahan antara lain :
1 235 141 92
0𝑛 + 92𝑈 → 56𝐵𝑎 + 36𝐾𝑟 + 3 10𝑛
Pecahan - pecahan fisi , yaitu Barium dan krypton , dam netron – netron yang dibebaskan
mempinyai energy kinetic yang sangat besar.
Karena dalam hasil pembelahan inti uranium juga terkandung netron, maka terjadi proses
berantai, yakni netron-netron hasil pembelahan inti mengenai inti 235
92𝑈 yang lain dan
menimbulkan reaksi yang sama, terjadi reaksi berantai.
26
Ba
Ba Kr
Ba
n U
U
Kr
Kr Ba
Kr
Reaksi berantai dapat dibuat berlangsung terus secara lambat dan terkendali dalam reactor
atom. Jika reaksinya cepat dan tak terkendali , maka jumlah energy yang dilpaskan akan
merusak, dan inilah yang disebut bom atom .
Contoh.
235
Hitunglah energy total yang dibebaskan jika 1 kg 92𝑈 mengalami pembelahan . diketahui
energy disintegrasi per nucleon = 208 MeV.
Diketahui.
m = I kg
A = 235
1
Jumlah inti = 235 𝑥 6,02 𝑥 1026 = 2,56 x 1024
Jawab .
Enrgi total yang dibebaskan adalah : 2,56 x 1024 x 208 MeV = 5,32 x 1026 MeV.
Untuk membanding besar energy fisi, perhatikan . 1 MeV ekivalen dengan 4,45 x 10-20
kwh.
Sehingga energy yang dibebaskan oleh 1 kg uranium 235 ketika membelah adalah :
Energy ini cukup untuk menyalakan lampu bolam 100 watt selama 30 ribu tahun.
Wonderfull.
27
Realsi fusi adalah reaksi penggabungan dari dua inti ringan untuk membentuk sebuah inti
yang lebih berat, tetapi massa diamnya lebih kecil daripada jumlah massa – massa diam inti
yang bergabung.
Reaksi – reaksi ini dikenal sebagai reaksi proton dan dipercayai terjadi di bagian dalam
matahari serta di dalam banyak bintang – bintang lainya yang dikenal terutama
mengandung hydrogen.
Radioisotop.
Radioisotope adalah isotop yang tidak stabil dan akan memancarkan sinar radioaktif
sehingga stabil. Radioisotope digunakan dalam banyak hal.antara lain, untuk mendeteksi
kebocoran bendungan, kebocoran pipa. Menentukan tebal logam, mengkaji fungsi gondok
28