Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Prospek Usaha
Saat ini peternakan ayam masih merupakan sektor peternakan yang paling efisien dan

paling cepat dalam menyediakan makanan bergizi tinggi dari sumber hewani dan memiliki
nilai ekonomi yang cukup potensial.
Usaha ayam broiler pada umumnya diminati karena umur pemeliharan yang relatif
singkat dan memiliki kemampuan perkembangan dan pertumbuhan yang cepat. Adapun
kelebihan dan kekurangan ayam broiler menurut Rasyaf,(1998), antara lain :
a. Kelebihan
1. Pertumbuhannya cepat
2. Umurnya relative pendek
3. Dagingnya lebih lunak
b. Kekurangan
1. Rentan terhadap penyakit
2. Daging mudah rusak
3. Memerlukan pemeliharan secara intensif
Laju perkembangan usaha ayam broiler sejalan dengan pertumbuhan populasi
penduduk, pergeseran gaya hidup, tingkat pendapatan, perkembangan situasi ekonomi dan
politik, serta kondisi keamanan. Fadillah,(2005).
Oleh sebab itu banyak didirikan restoran-restoran baru, rumah makan

baru, dan

pasar-pasar baru yang memberikan harapan bagi usaha peternakan khususnya yang
menghasilkan daging.

B. Tujuan Usaha
Sebelum suatu usaha dilakukan, kita pasti mempunyai suatu tujuan usaha.
Adapun tujuan usaha pemeliharaan ayam broiler yaitu :
1. Menerapkan ilmu yang diperoleh dari sekolah
2. Menambah pengalaman dalam usaha ayam broiler
3. Melatih kedisiplinan, ulet, sabar, dan jujur
4. Memenuhi kebutuhan pasar
5. Menerapkan dan melatih berwirausaha dalam bidang peternakan ayam broiler sesuai
dengan pengetehuan dan keterampilan yang diperoleh selama praktek

BAB II
TINJAUAN USAHA

A. Aspek Teknis
Menurut Rasyaf, (2004 ), ayam broiler terdapat banyak perbedaan yang turut
ditentukan oleh peternak atau lembaga yang mengembangkannya. Pemeliharaan ayam
broiler tidak semudah memelihara ayam jenis lainnya. Pengelolaan ayam broiler diperlukan
cara yang baik dan benar, sebab sedikit saja akan berakibat fatal bagi pertumbuhan.
Ada pun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pemeliharaaan ayam broiler antara
lain :
1. Kandang
Kandang yang baik adalah kandang yang memenuhi persyaratan, guna menciptakan
kenyamanan lingkungan bagi hidup ayam yang hendak dipelihara. Menurut Samosir,(1997),
kandang yang baik adalah memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagai berikut.
a. Dinding kandang terbuat dari papan, bilah bambu, dan kawat atau ram tidak terlalu
rapat.
b. Arah kandang membujur timur-barat supaya tidak terlalu kepanasan tetapi, pada pagi hari
masih dapat memperoleh sinar matahari.
c. Kandang agak tinggi agar udara tidak terlalu pengap dan permukaan udara lancar. Tinggi
tiang tengah keatap minimum 3m dan tiang tepi 2 m.
d. Atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya untuk melindungi bangunan beserta
isinya dari hujan, panas matahari, atau angin.
Kandang yang penulis gunakan adalah kandang panggung dengan ukuran 2 x 3 meter
yang bisa menampung ayam broiler sebanyak 100 ekor yang terletak di Sekolah Pertanian
Pembangunan (SPP) Pelaihari.

2. Bibit
Dalam usaha pemilihan ayam broiler, pemilihan bibit merupakan salah satu
pertimbangan ekonomi yang tidak boleh diabaikan. Menurut Rasyaf, ( 2008 ), bibit ayam
broiler yang baik sebagai berikut :
a. Pilih anak ayam yang berawal dari induk yang sehat tidak membawa penyakit bawaan
b. Pilih ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang baik.
c. Pilih anak ayam yang kondisi, matanya cerah atau bercahaya, aktif, serta tampak tegar.
d. Pilih anak ayam yang tidak cacat secara fisik. Misalnya kaki bengkok, mata buta, atau
kelainan fisik lainya yang mudah dilihat.
e. Tidak ada lekatan tinja didubur.
Bibit yang penulis gunakan yaitu jenis atau strain MB 202 dari PT. Jafpa Comfeed
sebanyak 100 ekor.

3. Makanan dan Minuman


Pemberian pakan diperlukan baik bentuk dan kandungan nutrisi pakan. Untuk ayam
periode starter dan finisher biasanya berbeda. Namun disini hanya menggunakan pakan
yang sama yaitu starter dan finisher diberikan BR I dengan protein kasar sekitar 21 %.
Bahan pakan yang akan digunakan untuk BR I adalah pakan dari comfeed.
Menurut Abidin,(2002), ayam pedaging sangat peka terhadap perubahan kualitas
pakan. Pemberian pakan dengan kualitas lebuh rendah dari starter. Bisa menyebabkan laju
pertumbuhannya terlambat dan berujung pada penyampaian berat akhir yang lebih rendah
dari perkiraan. Jadi baiknya sebelumnya memulai usaha kualitas pakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak ada penurunan kualitas pakan sebagai berikut
:
a. Tidak menyimpan pakan lebih dari dua minggu.

b. Tempat penyimpanan (gudang) pakan sebaiknya kering (tidak lembab) sehingga


pertumbuhan bibit penyakit atau jamur bisa terhambat.
c. Jika dari pabrik memproduksipakan. Maka pakan harus dengan kualitas yang terjamin.

Berikut ini perkiraan laju pertumbuhan salah satu strain DOC setiap minggu sampai
umur 6 minggu.
Tabel. 1 Konsumsi pakan komulatif gr/ekor
Konsumsi pakan komulatif

Umur

BB

162

139

0,858

420

460

1,098

787

1014

1,288

1260

1821

1,446

1789

2819

1,576

2340

3993

1,820

Air minum diberikan sejak

(gr/ekor)

Konversi pakan

DOC datang sampai dengan ayam akan dipanen.

Pemberian air minum pada DOC untuk pertama kali dicampur dengan air gula untuk
pemberian energi sehingga kelelahan anak ayam dalam perjalanan dapat dikurangi.
Selanjutnya vitamin dan obat-obatan juga diberikan melalui air minum. Air sangat berperan
dalam mengatur suhu tubuh serta membantu pencernaan, proses metabolisme, dan proses
pembuangan sisa pembakaran tubuh.
Adapun tempat makan dan tempat minum yang digunakan penulis masing-masing
berjumlah 8 buah dengan ukuran 7 kg.

4. Pencegahan Penyakit

Salah satu penyebab kerugian dalam usaha ayam broiler adalah kematian ternak akibat
terserang penyakit.
Setiap mahkluk hidup pasti dibayang-bayangi oleh penyakit. Meskipun sebelum tentu
menyebabkan kematian atau membahayakan bila kondisi pertahanan mahkluk lemah atau
kondisi luar memungkinkan si penyakit tersebut sangat membahayakan maka akan terjadi
fatal. Dalam produksi unggas tidak mengenal penyakit karena apabila seorang peternak
sudah mengalami masalah penyakit dari semua ayam yang dipelihara. Dapat dikatakan
peternakan itu telah gagal (terutama dari segi produksi unggas) bila ayam sudah terjangkit
penyakit, hal itu menjadi masalah dokter veteriner. Dalam pemeliharaan ayam broiler,
seorang peternak tidak boleh sampai pada masalah penyakit tetapi cukup pada sekitar
penyakit saja, yaitu segala aktifitas yang mencegah serangan penyakit pada ayam dan
peternakan Rasyaf, (1998).
Menurut Fadilah,(2005), penyebab timbulnya penyakit pada ayam broiler yaitu :
1. Kualitas DOC jelek sehingga ketahanan tubuhnya lemah.
2.Kegagalan sanitasi, ketika mempersiapkan kandang atau pada periode pertumbuhan.
3. Kegagalan vaksinasi.
4. Terinfeksi penyakit.
5. Faktor lain seperti stress+ dan cuaca yang ekstrim sehingga pertrahanan ayam menjadi
lemah.
6. Adapun penyakit penanggulangannya yang sering menyerang pada ayam broiler :
a. Infecticous Borsal Disease ( IBD ) atau Gumboro Disease.
Penyebab:
Virus golongan Reovirus, mempunyai struktur RNA.

Gejala Klinis

Penyakit diawali oleh kurangnya nafsu makan kemudian disusul dengan kelemahan,
inkoordinasi, peradangan disekitar dubur dan terjadi mencret berair yang disertai keadaan
gemetar. Banyak bulu ekor rontok karena ayam mematuki bulu disekitar dubur.
Pencegahan :
1.) Vaksinasi dengan vaksin aktif dan vaksin in aktif. Vaksinasi gumboro mempunyai arti
penting bagi keseluruhan program kesehatan ayam di daerah rawan gumboro. Hal ini
karena gumboro dapat merusak alat pembentuk kekebalan ( bursa fabricus ). Jika alat
pembentuk kekebalan sampai rusak, selama hidup ayam : menjadi mudah terserang
penyakit yang lain dan gagal membentuk zat kebal setelah vaksinasi.
2.) Usaha peternak dikelola dengan baik.
3.) Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan
hewan liar masuk kandang.
Pengobatan :
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit gumboro. 2 gram gula dan 100 ml
air minum. Dan obat pencegah stress 1 gram/ 2 liter air minum dapat diberikan untuk
meningkatkan kondisi badan. Jahja,(2000).

b. Newcastle Disease (ND).


Penyebab :
Virus golongan paramyxo yang mempunyai struktur RNA.Virus ini bersifat dapat
mengaglutasikan sel-sel darah merah ayam.
Gejala klinis :
Gangguan saluran pernafasan: megap-megap, batuk, bersin, dan ngorok.
Ganguan saluran pencernaan : Nafsu makan hilang, minum terus dan diare berwarna
hijau ungu bercampur putih. Berkumpul dekat pemanas.

Gangguan syaraf : sayap terkulai, kaki lumpuh atau jalan diseret, tanda yang khas
dari penyakit ini adalah kepala terpelintir, jalan mundur dan berputar-putar.
Pencegahan :
Vaksinasi ND menggunakan secara vaksin aktif dan in aktif.
Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan yang termasuk tidak mencegah banyak
tamu dan hewan liar kedalam lokasi peternakan.
Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana nyaman
bagi ayam, antara lain jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat, ventilasi
kandang cukup.

Pengobatan :
Belum ada obat yang menyembuhkan penyakit ND. Lakukan revaksinasi aktif untuk
mengurangi keparahan penyakit dan menekan angka kematian. Jahja (2000).

c. Cronic Respiratory Diesease (CRD)


Penyebab :
Virus mycoplasma Galisepticum yang menyerang saluran pernafasan.
Gejala :
1. Ayam kehilangan nafsu makan secara tiba-tiba dan terlihat lesu
2. Warna bulu pucat dan kusam
3. Terjadi inkoordinasi saran
4. Tinja cair berwarna putih
Pencegahan :
1. Jaga kebersihan dan peralatan kandang
2.Pelaksanaan vaksinasi tidak dianjurkan, karena kekebalan tubuh tidak sempurna

Pengobatan :
1. Pemberian tetraktolin secara peroral
2. Pemberian anti biotika bacytracyn melalui air minum
3. Tata Laksana
Dalam tata laksana ini perlu diperhatikan hal-hal yang memegang peranan

penting

dalam keberhasilan suatu usaha.


a. Persiapan Kandang
Menurut Fadilah (2005 : 38), persiapan kandang dilakukan pada tahapantahapan sebagai berikut :
1) Sanitasi
a. Merapikan dan memisahkan peralatan sesuai dengan fungsinya.
b. Membersihkan semua kotoran dan barang tidak terpakai yang ada di
dalam dan di sekitar kandang.
c. Mencuci kandang dengan sprayer tekanan tinggi.
d. Melakukan sterilisasi menggunakan desinfektan.
e. Menaburkan atau menyemprotkan kapur tohor kedalam kandang, lantai dan
sekeliling luarnya dengan dosis 0,2 - 0,5 kg/m2.
f. Membiarkan kandang selama 2 - 3 hari hingga bagian kandang kering.
g. Menaburkan sekam dengan ketebalan 10 cm, sebelum di pakai sekam harus di fumigasi.
2) Mempersiapkan Pemanas dan Lingkungan
a. Memasang lingkaran pelindung (chick quard).
b. Lingkaran pelindung dibuat dengan tinggi 50 cm dan diameter 2,75 4 m, bergantung
pada kapasitas DOC perlingkaran dan kemampuan pemanas yang di pakai.
a. Memasang tempat makan (Chick Freeder Tray) dan tempat minum DOC. Pemasangan
tempat pakan dan minum dilakukan dengan cara selang-seling.
b. Meletakan alat pemanas

Alat pemanas berupa gasolek dipasang pada ketinggian 110 125 cm. Jika
menggunakan semawar, pemanas di letakkan pada ketinggian 50 75 cm di atas sekam.
a. Memasang tirai
Pada kandang terbuka, hampir semua dindingnya di pasang tirai, kecuali seperempat
bagian atasnya (20 30 cm) tetap terbuka. Sedangkan pada kandang tertutup, semua bagian
dinding dan atapnya harus di tutup rapat, kecuali bagian litter.

b. Kegiatan Selama Periode Pemanasan (Brooding Period)


Menurut Fadilah (2005 : 40 45), beberapa kegiatan yang perlu di lakukan pada
pemanasan, antara lain :
1) Menyalakan Pemanas
Untuk umur 0 3 hari temperaturnya 32 35C
Untuk umur 4 7 hari temperaturnya 20 34C
Untuk umur 8 14 hari temperaturnya 27 31C
Untuk umur 15 21 hari temperaturnya 25 27C
2)Mengontrol Temperatur Kandang
Selama periode pemanasan, temperatur harus sering di kontrol. Perubahan
temperatur yang mendadak bisa menyebabkan DOC mudah stres.
3) Menyiapkan Air Minum
Tempat minum di isi gula aren dengan takaran 50 - 80 gram/liter untuk 6 8 jam
pertama. Selain gula aren, air minum untuk DOC yang baru datang bisa di tambahkan
Sorbitol (2 cc/liter) atau Biogreen (1 cc/liter).
4) Memberi Makan DOC
Setelah DOC minum pemberian pakan harus dilakukan sesering mungkin, minimum 5
x sehari.

10

5) Mengontrol Keadaan Sekam


Sekam harus dikontrol setiap hari dan harus dijaga agar selalu kering, bila
menggumpal harus dibuang dan diganti dengan yang baru.
6) Memperlebar Lingkaran Pelindung
Lingkaran pelindung diperlebar setelah 3 hari pertama dan pelebaran harus diulang
setiap 2 hari sekali selebar 0,3 0,5 meter.
7) Melakukan Pemanasan yang Benar
Pemanasan dilakukan hingga anak ayam berumur 18 21 hari.
8) Mengatur Ventilasi Kandang
Mengatur ventilasi terutama di kandang terbuka dilakukan setelah 2 3 hari masa
brooding dengan cara membuka layar bagian atas selebar 10 25 cm. Bisa juga dengan
membuka layar dari bagian atas ke bawah.
Ketika ayam datang langsung diberi air minum di campur dengan gula merah.
Pemberian pemanas atau indukan listrik pada awal ayam datang hingga hari selanjutnya,
sesuai dengan kebutuhan ayam. Biasanya pemanas diberikan selama 2 minggu dan
selanjutnya listrik sebagai penerangan saja. Pelebaran daerah brooding. Sesuai dengan
pembukaan layar terhadap suhu dan iklim harus sesuai dengan kebutuhan.
Penimbangan ayam dilakukan dalam seminggu sekali untuk mengetahui pertumbuhan
ayam, hasil penimbangan dan catatan mengenai jumlah pemberian pakan serta pemberian
vitamin dan obat-obatan dicatat setaip hari direcording pemeliharaan.

11

B. Aspek Sosial
Menurut Cahyono,(2005). Dampak sosial yang akan timbul dalam masyarakat dengan
adanya usaha peternakan ayam adalah :
1. Dampak Negatif
Dampak negatif dari pembangunan usaha peternakan diantaranya sebagai berikut :
a. Sumber daya air tercemar akibat pengelolaan kotoran ternak yang tidak baik. Hal ini
berdampak pada menurunnya biota perairan.
b. Kualitas udara menurun akibat emisi dan debu dari kotoran ternak. Efek selanjutnya
gangguan kesehatan penduduk.

2. Dampak Positif
Dampak positif pembangunan dan usaha peternakan ayam pedaging adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatkan sumber pendapatan masyarakat dan membuka kesempatan kerja baru.
b. Meningkatkan gizi masyarakat dan berarti ikut menyehatkan dan mencerdaskan
kehidupan masyarakat.
c. Meingkatkan kulaitas sumber daya manusia.

12

C. Aspek Pasar
Mencapai berat badan yang memuaskan bukanlah tujuan akhir dari proses
pemeliharaan ayam broiler ada hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pemasaran yang tepat.
Oleh karena itu untuk mengetahui permintaan pasar. Peternak harus jeli mengamati, dan
perkembangan yang ada dipasar.
Sesuai dengan pengamatan dan data, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan daging
terutama daging ayam broiler cukup tinggi, misalkan saja di Pelaihari kebutuhan daging
ayam broiler bisa mencapai 3000 - 4000 kg per hari, dengan harga pasaran berkisar antara
Rp 13.000,00 sampai Rp 15.000,00 per kg bobot ayam hidup.
Menurut Fadilah,(2004), harga ayam ketika dijual ditentukan oleh harga pasar yang
berlaku saat ini. Informasi harga yang sedang berlaku biasanya diperoleh dari informasi
pasar broiler (Pinsal0, atau dari harga posko yang ditentukan oleh broker ayam broiler).

13

BAB III
PELAKSANAAN USAHA

A. Lokasi dan Skala Usaha


1. Lokasi
Lokasi dalam suatu usaha peternakan merupakan salah satu syarat penting dalam
menjalankan suatu usaha . Guna kelangsungan hidup suatu usaha tersebut secara
berkesinambungan dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, maka lokasi pemeliharaan
ayam broiler harus memperhatikan syarat-syarat seperti di bawah ini :
a. Jauh dari keramaian
b. Jauh dari pemukiman
c. Tidak jauh dari pasokan bahan baku
d. Adanya lokasi pemasaran
e. Adanya jalan transportasi
f. Lokasi yang dipilh sebaiknya termasuk areal agribisnis, Rasyaf,(2004).
Lokasi yang akan penulis gunakan yaitu di Sekolah Pertanian Pembangunan SPP)
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Skala Usaha
Skala usaha yang akan penulis rencanakan adalah 100 ekor, dengan modal sekitar Rp
3.250.00,00 yang didapat dari dana kelompok. Dana ini dikumpulkan untuk satu kali
pemeliharaan.

14

B. Investasi dan Modal Kerja


1. Investasi
Tabel 2. Investasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Uraian

Jumla
h

Piting

Gembok

Kompor

Kabel 6 m

Teplok

Ember 10 lt

Chickguard
Tempat
pakan
Tempat
minum

Harga
Persatuan
Rp
4,500.00
Rp
15,000.00
Rp
100,000.00
Rp
10,000.00
Rp
50,000.00
Rp
15,000.00
Rp
200,000.00
Rp
40,000.00
Rp
60,000.00

4
4
Jumlah

NB

NS

Rp
Rp
4,500.00
Rp
Rp
15,000.00
Rp
Rp
100,000.00
Rp
Rp
10,000.00
Rp
Rp
50,000.00
Rp
Rp
15,000.00
Rp
Rp
200,000.00
Rp
Rp
160,000.00
Rp
Rp
240,000.00
Rp
794,500.00

UE
1
1
2
1
1
1
2
1
1

2. Modal Kerja
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Uraian
DOC MB
Pakan BR I
Vaksin ND I
Vaksin ND II
Gumboro
Vitachick
Therapy
Sozo
Sekam
Minyak tanah
Gula merah

Jumlah
1

Box

Zak

Ampul

Ampul

Ampul

Sachet

Sachet

Btl

Zak

Ltr
Kg

0.25

15

Harga Satuan
Rp
225,000.00
Rp
265,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Rp
25,000.00
Rp
5,000.00
Rp
11,000.00
Rp

Total Harga
Rp
225,000.00
Rp
1,590,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Rp
25,000.00
Rp
35,000.00
Rp
55,000.00
Rp

12
13
14

Kapur
Tirai
Desinfektan

12,000.00
Rp
25,000.00
Rp
3,000.00
Rp
40,000.00

Zak

12

Btl

3,000.00
Rp
25,000.00
Rp
36,000.00
Rp
40,000.00
Rp
2,133,000.00

Jumlah

Jumlah Investasi + Modal Kerja


= Rp. 794,500.00 + Rp. 2,133,000.00

Rp. 2,927,500.00

C. Perkiraan Hasil Usaha


1. Input Tetap
1) Penyusutan / th

NB - NS
UE

a) Piting

= Rp4.500,00 Rp0,00

= Rp

4.500,00

1
b) Gembok

= Rp15.000,00 Rp0,00

= Rp 15.000,00

1
c) Kompor

= Rp100.000,00 Rp0,00

= Rp 50.000,00

2
d) Kabel

= Rp10.000,00 Rp0,00

= Rp 10.000,00

1
e) L. Teplok

= Rp50.000,00 Rp0,00

= Rp 50.000,00

1
f) Ember

= Rp15.000,00 Rp0,00

= Rp 15.000,00

1
g) Chickquard

= Rp200.000,00 Rp0,00
2

16

= Rp 100.000,00

h) T. Pakan

= Rp160.000,00 Rp0,00

= Rp 160.000,00

1
i) T. Minum

= Rp240.000,00 Rp0,00

= Rp 240.000,00

1
Jumlah Penyusutan
2) Penyusutan/Periode

= Rp 644.500,00
= 2 / 12 x Rp 644.500,00

= Rp. 107.416,66
3) BungaModal

= Rp 2.133.000 x 18 % x 2 / 12
= Rp 63.990,00

Jumlah input tetap

= Penyusutan/Periode + Bunga Modal


= Rp 107.416,66 + Rp 63.990,00
= Rp 171.406,66

2. Input Variabel
Input Variabel
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Uraian
DOC MB
Pakan BR I
Vaksin ND I
Vaksin ND II
Gumboro
Vitachick
Therapy
Sozo
Sekam
Minyak tanah
Gula merah

Jumlah

Harga Satuan

Box

Rp

225,000.00

Zak
Amp
ul
Amp
ul
Amp
ul
Sach
et
Sach
et

Rp

265,000.00

Rp

14,000.00

Rp

14,000.00

Rp

34,000.00

Rp

19,000.00

Rp

18,000.00

Btl

Rp

25,000.00

Zak

Rp

5,000.00

Ltr

Rp

11,000.00

0.25

Kg

Rp

12,000.00

1
1
1
1

17

Total Harga
Rp
225,000.00
Rp
1,590,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Rp
25,000.00
Rp
35,000.00
Rp
55,000.00
Rp
3,000.00

12

Zak

Rp

25,000.00

12

Rp

3,000.00

Btl

Rp

40,000.00

Kapur

13

Tirai

14

Desinfektan

Jumlah

Total Input = Input Tetap + Input Variabel


= Rp 171.406,66 + Rp 2.133.000,00
= Rp 2.304.406,6

3. Output
a. Output Utama
1) Jumlah ayam mula-mula

= 100 ekor

2) Mortalitas

=3%
= 3 / 100 x 100
= 3 ekor

3) Berat badan rata-rata

= 1,9 kg

4) Harga ayam/kg

= Rp15.000,00

5) Jumlah output utama

= Rp15.000,00 x 97 ekor x 1,9 kg

Jumlah seluruh penjualan

= Rp.2.764.500,00

D. Perhitungan-perhitungan
Pendapatan Pengelola
PP

= Output Total Input Total


= Rp 2.764.500,00 Rp 2.304.406,6

= Rp 460.093,4
A) Return Of Investment (ROI)
ROI

= Laba Usaha
Modal Produksi
= Rp 460.093,4

18

Rp
25,000.00
Rp
36,000.00
Rp
40,000.00
Rp
2,133,000.00

Rp2.304.406,6
= 0,19

B) Break Event Point (BEP)


BEP (Rp) =
1-

Fixed Costa
Variable Cost
Penjualan

Rp171.406,6

1-

Rp2.133.000,00
Rp2.764.500,00

Rp 171.406,6
1- 0,77

Rp 171.406,6
0,23

= Rp 745.246,08
BEP (Kg)

= BEP (Rp)
Harga Jual
= Rp 745.246,08
Rp15.000,00
= 49,6 Kg

19

BEP (ekor)

= BEP (Kg)
BB rata-rata
= 49,6 Kg
1,9 Kg
= 26 ekor

C) Feed Conversion Ratio (FCR)


FCR

= Jumlah Pakan Keseluruhan


Jumlah BB Keseluruhan
= 300 Kg
190 Kg
= 1,5 Kg

D) Indeks Prestasi (IP)


IP

=97 % ayam terjual x BB x 100


FCR x Lama Pemeliharaan
= 97 % x 1,9 x 100
1,5 x 35 hari
= 3.51

20

BAB IV
PERENCANAAN PEMBIAYAAN
A. Sumber Dana
Dalam mendirikan suatu usaha, salah satu faktor yang menentukan adalah modal.
Modal untuk usaha pemeliharaan ayam broiler ini penulis peroleh dari iuran yang berasal
dari anggota kelompok yang terdiri dari lima orang, masing-masing mengumpulkan Rp
600.000,00 sehingga dana terkumpul sebesar Rp.3.000.000,00 dan modal ini akan
digunakan sebaik-baiknya.
B. Pengelolaan Dana
Supaya usaha dapat berjalan dengan baik dan lancar maka perlu adanya pengolahan
dana. Dana yang ada ini nanti digunakan sebagai modal kerja awal dalam pelaksanaan
usaha. Apabila ada keuntungan akan digunakan untuk memperbesar skala usaha dan
sebagian akan ditabung sebagai cadangan

21

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging. Jakarta. Agromedia.
Fadilah, Roni. 2005. Panduan Mengelola Beternak Ayam Broiler Komersial. Jakarta.
Penebar Swadaya.
Rasyaf, Muhammad. 1998. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta. Penebar Swadaya.
Sutarto, Tuti N. 2005. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta. PT Balai Pustaka.

22

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar kandang tampak depan dan samping.

Gambar depan

23

Gambar samping

Lampiran 2. Nutrisi pakan jadi BR1 dan BR2


No

Nutrisi Pakan

BR!

BR2

1.

Kadar air

Max 13,0%

Max 13,0%

2.

Protein

21,0% - 23,0%

19,0% - 21,0%

3.

Lemak

Min 5,0%

Min 5,0%

4.

Serat kasar

Max 5,0%

Min 5,0%

5.

Abu

Max 7,0%

Max 7,0%

6.

Kalsium

Min 0,90%

Min 0,90%

7.

Phospor

Min 0,60%

Min 0,60%

Sumber : PT. HG 11 12

24

Lampiran 3. Program kesehatan pemeliharaan ayam broiler


Umur

Obat/vaksinasi

Cara
Pemberian

Dosis

Tujuan
Mengembalikan
energy yang
hilang
Meningkatkan
kondisi tubuh
Memacu
pertumbuhan
Memacu
pertumbuhan

Air gula

2% dari pelarut

Air minum

23

Vitachick

5gr/7 liter

Air minum

Medivac ND
hitchner B1

1 tetes/ekor

Tetes mata

57

Vitachick

5gr/7 liter

Air minum

5gr/7 liter

Air minum

Mencegah stress
Mencegah
penyakit
gomboro
Mencegah
penyakit CRD
Memacu
pertumbuhan
Mencegah
penyakit ND
Memacu
pertumbuhan

8 10
11 13

Air minum tanpa


obat
Vitachick

14

Medivac gomboro
B

4 -6 ml/ekor

Air minum

15 17

Therapy

1gr/1 liter air

Air minum

18 20

Vitachick

5gr/7 liter

Air minum

21

Medivac ND
Lasota

4 -6 ml/ekor

Air minum

22 24

Vitachick

5gr/7 liter air

Air minum

26 28

Air minum tanpa


obat
Therapy

1gr/1 liter air

Air minum

29 32

Neobro

1gr/2 liter air

Air minum

Mencegah CRD
Memacu
pertumbuhan

33 34

Air minum tanpa


obat

25

25

35 37

Neobro

1gr/2 liter air

Airminum

Memacu
pertumbuhan

37 40

Air minum tanpa


obat

Lampiran 4.Standar Pemeliharaan Ayam Broiler


Pemberian pakan
Um
ur

Jenis
Standar
pakan (gram/ek
or)

0
Starter 0
1
12
2
17
3
21
4
25
5
29
6
32
7
36
Mg I
172
8
39
9
43
10
47
11
51
12
56
13
60
14
64
Mg II
253
15
68
16
72
17
76
18
80
19
85
20
89
21
93
Mg III
1095
Finishe
22 r
97
23
101
24
105

0
2,4
3,4
4,2
5
5,8
6,4
7,2
34,4
7,8
8,6
9,4
10,2
11,2
12
12,8
106,4
13,6
14,4
15,2
16,6
17
17,8
18,6
219,0

8
8
8
8
8
8
8
8

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

42
57
73
92
113
136
162
190

0,000
0,211
0,398
0,545
0,666
0,769
0,869
0,912

Stan
dar
air
minu
m
22
23
28
33
38
43
48
53

6
6
6
6
6
6
6

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

220
256
286
323
361
401
444

0,967
1,017
1,063
1,102
1,145
1,181
1,215

66
78
90
102
114
126
138

4
4
4
4
4
4
4

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

489
523
594
636
688
743
800

1,246
1,276
1,303
1,328
1,353
1,376
1,398

163
178
193
208
223
238
253

19,4
20,2
21

3 Kali
3 Kali
3 Kali

858
918
979

1,421
1,442
1,463

257
262
267

200
ekor
(Kg)

Frekue
nsi

26

BB

FCR

25
26
27
28
Mg IV
29
30
31
32
33
34
35
Mg V
36
37
38
39
40
41
42
Mg VI

109
114
117
120
1858
123
127
131
135
138
142
145
2799
148
152
156
160
164
168
170
4673

21,8
22,8
23,4
24
371,6
24,6
25,4
26,2
27
27,6
28,4
29
559,8
29,6
30,4
31,2
32
32,8
33,6
34
934,6

3
3
3
3

Kali
Kali
Kali
Kali

1041
1105
1169
1204

1,485
1,506
1,528
1,549

272
277
282
287

3
3
3
3
3
3
3

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

1300
1366
1432
1499
1583
1632
1700

1,569
1,591
1,614
1,636
1,666
1,683
1,706

300
311
322
333
344
355
366

3
3
3
3
3
3
3

Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali

1797
1835
1903
1971
2040
2093
2125

1,701
1,754
1,778
1,803
1,828
1,864
1,913

372
378
384
390
396
402
408

27

Lampiran 5. Recording pemeliharaan ayam broiler


Minggu ke

ekor

Jumlah ayam mula-mula

ekor

Jumlah ayam akhir minggu

ekor

Berat badan ayam awal minggu

Berat badan akhir minggu

Tanggal

Umur
(hari)

Konsumsi pakan

Pakan (gram)
Act.
Std.

Deplesi (ekor)
Mati Culling Afkir

Deplesi minggu ini (%)

minggu ini
Konsumsi pakan

Total deplesi (%)


Sisa ayam (ekor)

s/d minggu ini

28

Panen

OVK

Anda mungkin juga menyukai