PENDAHULUAN
A.
Prospek Usaha
Saat ini peternakan ayam masih merupakan sektor peternakan yang paling efisien dan
paling cepat dalam menyediakan makanan bergizi tinggi dari sumber hewani dan memiliki
nilai ekonomi yang cukup potensial.
Usaha ayam broiler pada umumnya diminati karena umur pemeliharan yang relatif
singkat dan memiliki kemampuan perkembangan dan pertumbuhan yang cepat. Adapun
kelebihan dan kekurangan ayam broiler menurut Rasyaf,(1998), antara lain :
a. Kelebihan
1. Pertumbuhannya cepat
2. Umurnya relative pendek
3. Dagingnya lebih lunak
b. Kekurangan
1. Rentan terhadap penyakit
2. Daging mudah rusak
3. Memerlukan pemeliharan secara intensif
Laju perkembangan usaha ayam broiler sejalan dengan pertumbuhan populasi
penduduk, pergeseran gaya hidup, tingkat pendapatan, perkembangan situasi ekonomi dan
politik, serta kondisi keamanan. Fadillah,(2005).
Oleh sebab itu banyak didirikan restoran-restoran baru, rumah makan
baru, dan
pasar-pasar baru yang memberikan harapan bagi usaha peternakan khususnya yang
menghasilkan daging.
B. Tujuan Usaha
Sebelum suatu usaha dilakukan, kita pasti mempunyai suatu tujuan usaha.
Adapun tujuan usaha pemeliharaan ayam broiler yaitu :
1. Menerapkan ilmu yang diperoleh dari sekolah
2. Menambah pengalaman dalam usaha ayam broiler
3. Melatih kedisiplinan, ulet, sabar, dan jujur
4. Memenuhi kebutuhan pasar
5. Menerapkan dan melatih berwirausaha dalam bidang peternakan ayam broiler sesuai
dengan pengetehuan dan keterampilan yang diperoleh selama praktek
BAB II
TINJAUAN USAHA
A. Aspek Teknis
Menurut Rasyaf, (2004 ), ayam broiler terdapat banyak perbedaan yang turut
ditentukan oleh peternak atau lembaga yang mengembangkannya. Pemeliharaan ayam
broiler tidak semudah memelihara ayam jenis lainnya. Pengelolaan ayam broiler diperlukan
cara yang baik dan benar, sebab sedikit saja akan berakibat fatal bagi pertumbuhan.
Ada pun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pemeliharaaan ayam broiler antara
lain :
1. Kandang
Kandang yang baik adalah kandang yang memenuhi persyaratan, guna menciptakan
kenyamanan lingkungan bagi hidup ayam yang hendak dipelihara. Menurut Samosir,(1997),
kandang yang baik adalah memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagai berikut.
a. Dinding kandang terbuat dari papan, bilah bambu, dan kawat atau ram tidak terlalu
rapat.
b. Arah kandang membujur timur-barat supaya tidak terlalu kepanasan tetapi, pada pagi hari
masih dapat memperoleh sinar matahari.
c. Kandang agak tinggi agar udara tidak terlalu pengap dan permukaan udara lancar. Tinggi
tiang tengah keatap minimum 3m dan tiang tepi 2 m.
d. Atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya untuk melindungi bangunan beserta
isinya dari hujan, panas matahari, atau angin.
Kandang yang penulis gunakan adalah kandang panggung dengan ukuran 2 x 3 meter
yang bisa menampung ayam broiler sebanyak 100 ekor yang terletak di Sekolah Pertanian
Pembangunan (SPP) Pelaihari.
2. Bibit
Dalam usaha pemilihan ayam broiler, pemilihan bibit merupakan salah satu
pertimbangan ekonomi yang tidak boleh diabaikan. Menurut Rasyaf, ( 2008 ), bibit ayam
broiler yang baik sebagai berikut :
a. Pilih anak ayam yang berawal dari induk yang sehat tidak membawa penyakit bawaan
b. Pilih ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang baik.
c. Pilih anak ayam yang kondisi, matanya cerah atau bercahaya, aktif, serta tampak tegar.
d. Pilih anak ayam yang tidak cacat secara fisik. Misalnya kaki bengkok, mata buta, atau
kelainan fisik lainya yang mudah dilihat.
e. Tidak ada lekatan tinja didubur.
Bibit yang penulis gunakan yaitu jenis atau strain MB 202 dari PT. Jafpa Comfeed
sebanyak 100 ekor.
Berikut ini perkiraan laju pertumbuhan salah satu strain DOC setiap minggu sampai
umur 6 minggu.
Tabel. 1 Konsumsi pakan komulatif gr/ekor
Konsumsi pakan komulatif
Umur
BB
162
139
0,858
420
460
1,098
787
1014
1,288
1260
1821
1,446
1789
2819
1,576
2340
3993
1,820
(gr/ekor)
Konversi pakan
Pemberian air minum pada DOC untuk pertama kali dicampur dengan air gula untuk
pemberian energi sehingga kelelahan anak ayam dalam perjalanan dapat dikurangi.
Selanjutnya vitamin dan obat-obatan juga diberikan melalui air minum. Air sangat berperan
dalam mengatur suhu tubuh serta membantu pencernaan, proses metabolisme, dan proses
pembuangan sisa pembakaran tubuh.
Adapun tempat makan dan tempat minum yang digunakan penulis masing-masing
berjumlah 8 buah dengan ukuran 7 kg.
4. Pencegahan Penyakit
Salah satu penyebab kerugian dalam usaha ayam broiler adalah kematian ternak akibat
terserang penyakit.
Setiap mahkluk hidup pasti dibayang-bayangi oleh penyakit. Meskipun sebelum tentu
menyebabkan kematian atau membahayakan bila kondisi pertahanan mahkluk lemah atau
kondisi luar memungkinkan si penyakit tersebut sangat membahayakan maka akan terjadi
fatal. Dalam produksi unggas tidak mengenal penyakit karena apabila seorang peternak
sudah mengalami masalah penyakit dari semua ayam yang dipelihara. Dapat dikatakan
peternakan itu telah gagal (terutama dari segi produksi unggas) bila ayam sudah terjangkit
penyakit, hal itu menjadi masalah dokter veteriner. Dalam pemeliharaan ayam broiler,
seorang peternak tidak boleh sampai pada masalah penyakit tetapi cukup pada sekitar
penyakit saja, yaitu segala aktifitas yang mencegah serangan penyakit pada ayam dan
peternakan Rasyaf, (1998).
Menurut Fadilah,(2005), penyebab timbulnya penyakit pada ayam broiler yaitu :
1. Kualitas DOC jelek sehingga ketahanan tubuhnya lemah.
2.Kegagalan sanitasi, ketika mempersiapkan kandang atau pada periode pertumbuhan.
3. Kegagalan vaksinasi.
4. Terinfeksi penyakit.
5. Faktor lain seperti stress+ dan cuaca yang ekstrim sehingga pertrahanan ayam menjadi
lemah.
6. Adapun penyakit penanggulangannya yang sering menyerang pada ayam broiler :
a. Infecticous Borsal Disease ( IBD ) atau Gumboro Disease.
Penyebab:
Virus golongan Reovirus, mempunyai struktur RNA.
Gejala Klinis
Penyakit diawali oleh kurangnya nafsu makan kemudian disusul dengan kelemahan,
inkoordinasi, peradangan disekitar dubur dan terjadi mencret berair yang disertai keadaan
gemetar. Banyak bulu ekor rontok karena ayam mematuki bulu disekitar dubur.
Pencegahan :
1.) Vaksinasi dengan vaksin aktif dan vaksin in aktif. Vaksinasi gumboro mempunyai arti
penting bagi keseluruhan program kesehatan ayam di daerah rawan gumboro. Hal ini
karena gumboro dapat merusak alat pembentuk kekebalan ( bursa fabricus ). Jika alat
pembentuk kekebalan sampai rusak, selama hidup ayam : menjadi mudah terserang
penyakit yang lain dan gagal membentuk zat kebal setelah vaksinasi.
2.) Usaha peternak dikelola dengan baik.
3.) Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan
hewan liar masuk kandang.
Pengobatan :
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit gumboro. 2 gram gula dan 100 ml
air minum. Dan obat pencegah stress 1 gram/ 2 liter air minum dapat diberikan untuk
meningkatkan kondisi badan. Jahja,(2000).
Gangguan syaraf : sayap terkulai, kaki lumpuh atau jalan diseret, tanda yang khas
dari penyakit ini adalah kepala terpelintir, jalan mundur dan berputar-putar.
Pencegahan :
Vaksinasi ND menggunakan secara vaksin aktif dan in aktif.
Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan yang termasuk tidak mencegah banyak
tamu dan hewan liar kedalam lokasi peternakan.
Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana nyaman
bagi ayam, antara lain jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat, ventilasi
kandang cukup.
Pengobatan :
Belum ada obat yang menyembuhkan penyakit ND. Lakukan revaksinasi aktif untuk
mengurangi keparahan penyakit dan menekan angka kematian. Jahja (2000).
Pengobatan :
1. Pemberian tetraktolin secara peroral
2. Pemberian anti biotika bacytracyn melalui air minum
3. Tata Laksana
Dalam tata laksana ini perlu diperhatikan hal-hal yang memegang peranan
penting
Alat pemanas berupa gasolek dipasang pada ketinggian 110 125 cm. Jika
menggunakan semawar, pemanas di letakkan pada ketinggian 50 75 cm di atas sekam.
a. Memasang tirai
Pada kandang terbuka, hampir semua dindingnya di pasang tirai, kecuali seperempat
bagian atasnya (20 30 cm) tetap terbuka. Sedangkan pada kandang tertutup, semua bagian
dinding dan atapnya harus di tutup rapat, kecuali bagian litter.
10
11
B. Aspek Sosial
Menurut Cahyono,(2005). Dampak sosial yang akan timbul dalam masyarakat dengan
adanya usaha peternakan ayam adalah :
1. Dampak Negatif
Dampak negatif dari pembangunan usaha peternakan diantaranya sebagai berikut :
a. Sumber daya air tercemar akibat pengelolaan kotoran ternak yang tidak baik. Hal ini
berdampak pada menurunnya biota perairan.
b. Kualitas udara menurun akibat emisi dan debu dari kotoran ternak. Efek selanjutnya
gangguan kesehatan penduduk.
2. Dampak Positif
Dampak positif pembangunan dan usaha peternakan ayam pedaging adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatkan sumber pendapatan masyarakat dan membuka kesempatan kerja baru.
b. Meningkatkan gizi masyarakat dan berarti ikut menyehatkan dan mencerdaskan
kehidupan masyarakat.
c. Meingkatkan kulaitas sumber daya manusia.
12
C. Aspek Pasar
Mencapai berat badan yang memuaskan bukanlah tujuan akhir dari proses
pemeliharaan ayam broiler ada hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pemasaran yang tepat.
Oleh karena itu untuk mengetahui permintaan pasar. Peternak harus jeli mengamati, dan
perkembangan yang ada dipasar.
Sesuai dengan pengamatan dan data, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan daging
terutama daging ayam broiler cukup tinggi, misalkan saja di Pelaihari kebutuhan daging
ayam broiler bisa mencapai 3000 - 4000 kg per hari, dengan harga pasaran berkisar antara
Rp 13.000,00 sampai Rp 15.000,00 per kg bobot ayam hidup.
Menurut Fadilah,(2004), harga ayam ketika dijual ditentukan oleh harga pasar yang
berlaku saat ini. Informasi harga yang sedang berlaku biasanya diperoleh dari informasi
pasar broiler (Pinsal0, atau dari harga posko yang ditentukan oleh broker ayam broiler).
13
BAB III
PELAKSANAAN USAHA
14
Uraian
Jumla
h
Piting
Gembok
Kompor
Kabel 6 m
Teplok
Ember 10 lt
Chickguard
Tempat
pakan
Tempat
minum
Harga
Persatuan
Rp
4,500.00
Rp
15,000.00
Rp
100,000.00
Rp
10,000.00
Rp
50,000.00
Rp
15,000.00
Rp
200,000.00
Rp
40,000.00
Rp
60,000.00
4
4
Jumlah
NB
NS
Rp
Rp
4,500.00
Rp
Rp
15,000.00
Rp
Rp
100,000.00
Rp
Rp
10,000.00
Rp
Rp
50,000.00
Rp
Rp
15,000.00
Rp
Rp
200,000.00
Rp
Rp
160,000.00
Rp
Rp
240,000.00
Rp
794,500.00
UE
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2. Modal Kerja
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Uraian
DOC MB
Pakan BR I
Vaksin ND I
Vaksin ND II
Gumboro
Vitachick
Therapy
Sozo
Sekam
Minyak tanah
Gula merah
Jumlah
1
Box
Zak
Ampul
Ampul
Ampul
Sachet
Sachet
Btl
Zak
Ltr
Kg
0.25
15
Harga Satuan
Rp
225,000.00
Rp
265,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Rp
25,000.00
Rp
5,000.00
Rp
11,000.00
Rp
Total Harga
Rp
225,000.00
Rp
1,590,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Rp
25,000.00
Rp
35,000.00
Rp
55,000.00
Rp
12
13
14
Kapur
Tirai
Desinfektan
12,000.00
Rp
25,000.00
Rp
3,000.00
Rp
40,000.00
Zak
12
Btl
3,000.00
Rp
25,000.00
Rp
36,000.00
Rp
40,000.00
Rp
2,133,000.00
Jumlah
Rp. 2,927,500.00
NB - NS
UE
a) Piting
= Rp4.500,00 Rp0,00
= Rp
4.500,00
1
b) Gembok
= Rp15.000,00 Rp0,00
= Rp 15.000,00
1
c) Kompor
= Rp100.000,00 Rp0,00
= Rp 50.000,00
2
d) Kabel
= Rp10.000,00 Rp0,00
= Rp 10.000,00
1
e) L. Teplok
= Rp50.000,00 Rp0,00
= Rp 50.000,00
1
f) Ember
= Rp15.000,00 Rp0,00
= Rp 15.000,00
1
g) Chickquard
= Rp200.000,00 Rp0,00
2
16
= Rp 100.000,00
h) T. Pakan
= Rp160.000,00 Rp0,00
= Rp 160.000,00
1
i) T. Minum
= Rp240.000,00 Rp0,00
= Rp 240.000,00
1
Jumlah Penyusutan
2) Penyusutan/Periode
= Rp 644.500,00
= 2 / 12 x Rp 644.500,00
= Rp. 107.416,66
3) BungaModal
= Rp 2.133.000 x 18 % x 2 / 12
= Rp 63.990,00
2. Input Variabel
Input Variabel
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Uraian
DOC MB
Pakan BR I
Vaksin ND I
Vaksin ND II
Gumboro
Vitachick
Therapy
Sozo
Sekam
Minyak tanah
Gula merah
Jumlah
Harga Satuan
Box
Rp
225,000.00
Zak
Amp
ul
Amp
ul
Amp
ul
Sach
et
Sach
et
Rp
265,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Btl
Rp
25,000.00
Zak
Rp
5,000.00
Ltr
Rp
11,000.00
0.25
Kg
Rp
12,000.00
1
1
1
1
17
Total Harga
Rp
225,000.00
Rp
1,590,000.00
Rp
14,000.00
Rp
14,000.00
Rp
34,000.00
Rp
19,000.00
Rp
18,000.00
Rp
25,000.00
Rp
35,000.00
Rp
55,000.00
Rp
3,000.00
12
Zak
Rp
25,000.00
12
Rp
3,000.00
Btl
Rp
40,000.00
Kapur
13
Tirai
14
Desinfektan
Jumlah
3. Output
a. Output Utama
1) Jumlah ayam mula-mula
= 100 ekor
2) Mortalitas
=3%
= 3 / 100 x 100
= 3 ekor
= 1,9 kg
4) Harga ayam/kg
= Rp15.000,00
= Rp.2.764.500,00
D. Perhitungan-perhitungan
Pendapatan Pengelola
PP
= Rp 460.093,4
A) Return Of Investment (ROI)
ROI
= Laba Usaha
Modal Produksi
= Rp 460.093,4
18
Rp
25,000.00
Rp
36,000.00
Rp
40,000.00
Rp
2,133,000.00
Rp2.304.406,6
= 0,19
Fixed Costa
Variable Cost
Penjualan
Rp171.406,6
1-
Rp2.133.000,00
Rp2.764.500,00
Rp 171.406,6
1- 0,77
Rp 171.406,6
0,23
= Rp 745.246,08
BEP (Kg)
= BEP (Rp)
Harga Jual
= Rp 745.246,08
Rp15.000,00
= 49,6 Kg
19
BEP (ekor)
= BEP (Kg)
BB rata-rata
= 49,6 Kg
1,9 Kg
= 26 ekor
20
BAB IV
PERENCANAAN PEMBIAYAAN
A. Sumber Dana
Dalam mendirikan suatu usaha, salah satu faktor yang menentukan adalah modal.
Modal untuk usaha pemeliharaan ayam broiler ini penulis peroleh dari iuran yang berasal
dari anggota kelompok yang terdiri dari lima orang, masing-masing mengumpulkan Rp
600.000,00 sehingga dana terkumpul sebesar Rp.3.000.000,00 dan modal ini akan
digunakan sebaik-baiknya.
B. Pengelolaan Dana
Supaya usaha dapat berjalan dengan baik dan lancar maka perlu adanya pengolahan
dana. Dana yang ada ini nanti digunakan sebagai modal kerja awal dalam pelaksanaan
usaha. Apabila ada keuntungan akan digunakan untuk memperbesar skala usaha dan
sebagian akan ditabung sebagai cadangan
21
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging. Jakarta. Agromedia.
Fadilah, Roni. 2005. Panduan Mengelola Beternak Ayam Broiler Komersial. Jakarta.
Penebar Swadaya.
Rasyaf, Muhammad. 1998. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta. Penebar Swadaya.
Sutarto, Tuti N. 2005. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta. PT Balai Pustaka.
22
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar depan
23
Gambar samping
Nutrisi Pakan
BR!
BR2
1.
Kadar air
Max 13,0%
Max 13,0%
2.
Protein
21,0% - 23,0%
19,0% - 21,0%
3.
Lemak
Min 5,0%
Min 5,0%
4.
Serat kasar
Max 5,0%
Min 5,0%
5.
Abu
Max 7,0%
Max 7,0%
6.
Kalsium
Min 0,90%
Min 0,90%
7.
Phospor
Min 0,60%
Min 0,60%
Sumber : PT. HG 11 12
24
Obat/vaksinasi
Cara
Pemberian
Dosis
Tujuan
Mengembalikan
energy yang
hilang
Meningkatkan
kondisi tubuh
Memacu
pertumbuhan
Memacu
pertumbuhan
Air gula
2% dari pelarut
Air minum
23
Vitachick
5gr/7 liter
Air minum
Medivac ND
hitchner B1
1 tetes/ekor
Tetes mata
57
Vitachick
5gr/7 liter
Air minum
5gr/7 liter
Air minum
Mencegah stress
Mencegah
penyakit
gomboro
Mencegah
penyakit CRD
Memacu
pertumbuhan
Mencegah
penyakit ND
Memacu
pertumbuhan
8 10
11 13
14
Medivac gomboro
B
4 -6 ml/ekor
Air minum
15 17
Therapy
Air minum
18 20
Vitachick
5gr/7 liter
Air minum
21
Medivac ND
Lasota
4 -6 ml/ekor
Air minum
22 24
Vitachick
Air minum
26 28
Air minum
29 32
Neobro
Air minum
Mencegah CRD
Memacu
pertumbuhan
33 34
25
25
35 37
Neobro
Airminum
Memacu
pertumbuhan
37 40
Jenis
Standar
pakan (gram/ek
or)
0
Starter 0
1
12
2
17
3
21
4
25
5
29
6
32
7
36
Mg I
172
8
39
9
43
10
47
11
51
12
56
13
60
14
64
Mg II
253
15
68
16
72
17
76
18
80
19
85
20
89
21
93
Mg III
1095
Finishe
22 r
97
23
101
24
105
0
2,4
3,4
4,2
5
5,8
6,4
7,2
34,4
7,8
8,6
9,4
10,2
11,2
12
12,8
106,4
13,6
14,4
15,2
16,6
17
17,8
18,6
219,0
8
8
8
8
8
8
8
8
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
42
57
73
92
113
136
162
190
0,000
0,211
0,398
0,545
0,666
0,769
0,869
0,912
Stan
dar
air
minu
m
22
23
28
33
38
43
48
53
6
6
6
6
6
6
6
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
220
256
286
323
361
401
444
0,967
1,017
1,063
1,102
1,145
1,181
1,215
66
78
90
102
114
126
138
4
4
4
4
4
4
4
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
489
523
594
636
688
743
800
1,246
1,276
1,303
1,328
1,353
1,376
1,398
163
178
193
208
223
238
253
19,4
20,2
21
3 Kali
3 Kali
3 Kali
858
918
979
1,421
1,442
1,463
257
262
267
200
ekor
(Kg)
Frekue
nsi
26
BB
FCR
25
26
27
28
Mg IV
29
30
31
32
33
34
35
Mg V
36
37
38
39
40
41
42
Mg VI
109
114
117
120
1858
123
127
131
135
138
142
145
2799
148
152
156
160
164
168
170
4673
21,8
22,8
23,4
24
371,6
24,6
25,4
26,2
27
27,6
28,4
29
559,8
29,6
30,4
31,2
32
32,8
33,6
34
934,6
3
3
3
3
Kali
Kali
Kali
Kali
1041
1105
1169
1204
1,485
1,506
1,528
1,549
272
277
282
287
3
3
3
3
3
3
3
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
1300
1366
1432
1499
1583
1632
1700
1,569
1,591
1,614
1,636
1,666
1,683
1,706
300
311
322
333
344
355
366
3
3
3
3
3
3
3
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
1797
1835
1903
1971
2040
2093
2125
1,701
1,754
1,778
1,803
1,828
1,864
1,913
372
378
384
390
396
402
408
27
ekor
ekor
ekor
Tanggal
Umur
(hari)
Konsumsi pakan
Pakan (gram)
Act.
Std.
Deplesi (ekor)
Mati Culling Afkir
minggu ini
Konsumsi pakan
28
Panen
OVK