DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDRIAN
NPM: 178210080
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
yang diberikan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENGENDALIAN HAMA TIKUS(Rattus sp) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elies
guineensis)” ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah DASAR PERLINDUNGAN
TANAMAN.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Diapari Siregar, M.P
selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada rekan-rekan saya yang telah membantu dalam membuat makalah ini, semangat
dan juga pendapat-pendapat sehingga menambah pengetahuan dan wawasan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dan juga dapat bermanfaat bagi pembaca nantinya terutama bagi penulis. Penulis berharap
tugas ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan agar dalam tugas selanjutnya dapat
menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam kami ini. Oleh
karena itu penulis berharap kepada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat menyelesaikan tugas berikutnya dengan lebih bagus lagi.
ANDRIAN
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….i
Daftar isi…..………………………………………………………………………………ii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………...,1
A. Latar Belakang………………………………………………………..……….......1
B. Tujuan…………………………………………………………..…………............1
C. Manfaat…………………………………………………..………………………..1
Bab II Isi………………………………………………………………………..................2
BAB IV Penutup……………………………………………………………...……….....19
A. Kesimpulan………………………………………………………………...……..19
B. Saran……………………………………………………………………...………19
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...…….20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan komoditi tanaman yang dewasa ini
sangat diminati untuk dikelola atau ditanam (dibudidayakan), baik oleh pihak Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Perkebunan Swasta Nasional atau Asing. Namun petani (Perkebunan
Rakyat) karena ekonominya cukup tinggi, para investor menginvestasikan modalnya untuk
membangun perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. (Sunarko, 2008).
Secara umum penguasaan lahan perkebunan kelapa sawit untuk tahun 2011
didominasi oleh perkebunan milik rakyat, kemudian diurutan kedua perkebunan milik swasta,
dan diurutan ketiga perkebunan milik Negara. Dengan demikian areal perkebunan kelapa
sawit Indonesia tumbuh rata-rata 11 % pertahun. Untuk perkebunan rakyat tumbuh 11.6 %
pertahun, perkebunan Negara tumbuh 5,4 % pertahun, dan perkebunan swasta ( pengusaha
nasional dan asing ) tumbuh 12,8 % pertahun. Lahan sawit rakyat tahun 2011 ada 3,8 juta ha
(48 %), BUMN 617 ribu ha (7%), dan swasta 3,2 juta ha (45%). Sejalan dengan itu budidaya
tanaman kelapa sawit selalu menghadapi masalah diantaranya masalah dengan hama.
.(Sembiring, 2011).
Hama adalah salah satu faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam
pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Hama dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai
dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit dipertanaman.
Berdasarkan bagian tanaman yang diserang maka di kenal hama perusak (pemakan) daun,
perusak akar dan batang(serangga) dan sebagian lagi golongan mamalia (Lubis, 2008).
Hama yang menyerang tanaman kelapa sawit cukup banyak dan merupakan hama
yang penting antara lain; ulat api, ulat kantong, belalang, kutu daun, penggerek tandan buah,
tikus, babi hutan, dan gajah. Tetapi dalam hal ini hanya akan di bahas tentang hama tikus.
Beberapa jenis tikus yang sering dijumpai di areal kelapa sawit adalah tikus belukar (Rattus
rattus tiomanicus), tikus sawah (Rattus rattus argentiventer), dan tikus rumah (Rattus rattus
diardi). Namun dari keempat jenis tikus tersebut, tikus belukar merupakan jenis tikus yang
paling dominan, yang dapat di jumpai pada hampir semua perkebunan kelapa sawit. Tikus
belukar(Rattus rattus tiomanicus) menyukai hidup di lingkungan semak belukar atau hutan
sekunder. Warna punggung keabu-abuan atau coklat kemerahan, perut pitih sampai abu
terang. Jumlah putting susu 10 buah, 2 pasang bagian dada dan 3 pasang dibagian perut.
Tikus(Rattus sp) cukup memusingkan pekebun karena tikus menyerang bibit yang masih
muda, menggangu bunga dan tandan buah. Upaya yang bisa dilakukan yaitu menjaga
kebersihan kebun yaitu dengan melakukan sanitasi atau membersihkan kebun secara teratur.
Kacang-kacangan yang terlalu lebat maupun lubang-lubang dan gerumpul semak di
drainase/parit dapat menjadi tempat persembunyian, bahkan sarang tikus. Sehingga populasi
tikus meningkat dan menyebabkan tingkat serangan tinggi pada tanaman di pembibitan, pada
tanaman belum menghasilkan (TBM), dan tanaman menghasilkan(TM). Selain itu bukan
hanya terbatas pada tempat yang terserang saja, namun pengendalian juga dilakukan pada
seluruh areal baik itu areal yang terserang maupun tidak.
B. Perumusan Masalah
Serangan tikus menyebabkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit menjadi terganggu
dan menurunkan produksi. Untuk itu di lakukan upaya pengendalian dengan cara penggunaan
Rodentisida di harapkan tingkat serangan hama tikus pada tanaman kelapa sawit dapat
menurun sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit dan biaya
pengendalian dapat lebih kecil.
C. Tujuan
Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah untuk mengetahui cara pengendalian
hama tikus (Rattus sp) pada tanaman kelapa sawit (Elies guineensis).
D. Manfaat
1. Mengetahui cara pengendalian hama tikus (Rattus sp) pada tanaman kelapa sawit
(Elies guineensis) dengan pengendalian yang baik dan benar.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat terkhusus petani tentang
pengendalian hama tikus (Rattus sp) di perkebunan kelapa sawit (Elies
guineensis).
BAB II
PEMBAHASAN
B. Saran
Hama tikus merupakan salah satu hama yang dapat merugikan dengan intensitas
serangan yang cukup besar bagi para petani maupun perkebunan kelapa sawit maka dari itu
harus di kendalikan dengan cara yang baik dan benar pula dan tidak merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit
dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadya. Jakarta.
Risza, Suyatno. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisus.
Yogyakarta.
Adidharma, D. 2002. Kajian sosial ekonomi pengendalian hama tikus pohon, Rattus
tiomanicus Miller dengan burung hantu, Tyto alba, pada perkebunan kelapa sawit. Institut
Pertanian Bogor.
Anonim. 2000. Buku pintar mandor: seri budidaya perkebunan kelapa sawit. Lembaga
Pendidikan Perkebunan. Jogyakarta.
Madry, B. 1996 Pengendalian Hama Tikus dengan Alternatif Pemeliharaan Burung Hantu
(Tyto alba). Departemen Pertanian. Jakarta.
Priyambodo, S. 1995. Pengendalian Hata Tikur Terpadu (PHTT). Institut Pertanian Bogor.