Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Burung Puyuh yang dalam bahasa asing disebut “Quail” merupakan jenis

burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil dan berkaki

pendek.Burung Puyuh termasuk dalam golongan aneka ternak hasil domestikasi, yang

semula bersifat liar kemudian diadaptasikan menjadi hewan yang dapat

diternakkan.Burung Puyuh pertama kali diternakkan di Amerika Serikat tahun 1870

dan terus dikembangkan ke berbagai penjuru dunia.

Burung puyuh di pilih sebagai salah satu alternatif usaha yang dinilai cukup

menguntungkan karena dalam pemeliharaannya tidak dibutuhkan areal yang luas dan

pengembalian modalnya relatif cepat dikarenakan burung puyuh dapat mencapai

dewasa kelamin sekitar umur 42 hari dengan produksi telur antara 250-300 butir per

tahun.

  Saat ini konsumsi terhadap daging dan telur puyuh kian meningkat.

Pemanfaatannya kian beragam seiring maraknya kuliner nusantara. Seperti telur

puyuh pada awalnya hanya digunakan untuk melengkapi menu sup, bakso, dan tahu

isi. Belakangan, telur puyuh pun dipakai sebagai pasangan bubur ayam.Tanpa satai

telur puyuh, bubur ayam dirasa belum afdol. Rolade lebih menarik dengan irisan telur

puyuh ditengahnya.Perlu adanya manajemen yang baik agar konsumsi masyarkat

terhadap puyuh dapat terpenuhi.Seperti yang diketahui sendiri bahwa dalam usaha

ternak puyuh banyak permasalahan yang dihadapi oleh para peternak, terutama

peternak yang masih baru. Jika peternak telah menguasai seluk-beluk burung puyuh,
setiap permasalahan tersebut dapat diatasi dengan adanya sebuah manajemen

diantaranya, sebelum memulai usaha betenak puyuh seorang peternak harus harus

memahami 3 unsur produksi yaitu : manajemen ( pengelolaan usaha ), breeding

( pembibitan ) dan feeding ( pakan ).

Usaha peternakan yang banyak di gemari oleh masyarakat saat ini yaitu

salah satunya adalah usaha peternakan di bidang unggas. Hal ini di karenakan

peternakan di bidang unggas merupakan usaha yang dapat di usahakan dari skala

usaha rumahan atau rumah tangga hingga skala usaha besar. Salah satu usaha

peternakan dalam bidang unggas yang saat ini kembali ingin di kembangkan oleh

sebagian masyarakat yaitu usaha peternakan burung puyuh sebab puyuh memiliki

kemampuan produksi telurnya yang cepat dan tinggi.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum agribisnis peternakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui agribisnis usaha peternakan

2. Untuk mengetahui aspek finansial usaha peternakan

1.3. Manfaat

Manfaat dari praktikum agribisnis peternakan adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui agribisnis usaha peternakan

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui aspek finansial usaha peternakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Burung Puyuh


Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu komoditas unggas

yang mempunyai peran dan prospek yang cukup cerah sebagai penghasil telur. Puyuh

juga memberi keuntungan dari daging sebagai salah satu alternatif yang mendukung

ketersediaan protein hewani dengan harga murah dan mudah didapat, di samping itu

bulu dan bahkan kotoran puyuh dapat dimanfaatkan. Puyuh termasuk unggas yang

mempunyai keunggulan sebagai hewan ternak. Keunggulan puyuh diantaranya ialah :

(1) pada usia 42 hari puyuh betina sudah dapat menghasilkan telur, (2) dalam satu

tahun puyuh dapat menghasilkan 250 hingga 300 butir telur dengan berat rata-rata 10

gram/butir, (3) penelitian puyuh tidak memerlukan lahan yang luas, (4) bersifat lebih

adaptif pada berbagai kondisi lingkungan (penyakit dan suhu), (5) telur dan daging

puyuh memiliki nilai gizi yang tinggi, (6) bersifat lebih toleran pada pakan dengan

serat kasar tinggi dibandingkan dengan ayam ras (Widyastuti, 2014).

Burung puyuh (coturnix-coturnix japonica) merupakan unggas yang sudah

banyak diternakkan karena produksi telurnya tinggi. Produksi telur burung puyuh

dalam satu tahun berkisar antara 200-300 butir. Pakan yang dberikan pada burung

puyuh harus mengandung nutrisi yang sesuai kebutuhan burung puyuh fase layer.

Salah satu hal yang terpenting dalam pemeliharaan burung puyuh adalah pakan

lengkap. Pada umumnya, peternak burung puyuh memberikan pakan dalam bentuk

jadi dari perusahaan pakan atau membuat ransum sendiri dengan pengetahuan yang

kurang tanpa pengetahuan jenis bahan pakan burung puyuh (Fransela, 2017).

Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) mempunyai potensi yang besar untuk

dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif sumber protein hewani yang murah. Hal
ini mengingat pemeliharaan puyuh membutuhkan modal yang relatif kecil bila

dibandingkan dengan pemeliharaan komoditas unggas lainnya karena siklus hidupnya

yang pendek dan tidak memerlukan lahan yang luas. Produk utama dalam usaha

peternakan puyuh adalah telur puyuh, sedangkan daging puyuh masih dijadikan

sebagai produk sampingan. Daging puyuh didapat dari puyuh jantan hasil penetasan

yang telah diseleksi atau dari puyuh betina afkir. Puyuh jantan keberadaannya belum

begitu mendapatkan perhatian atau bahkan dianggap sebagai limbah, karena beternak

puyuh masih dititikberatkan pada puyuh betina. Perhatian pada puyuh jantan masih

terbatas digunakan sebagai pejantan untuk menghasilkan telur tetas, sedangkan

sebagai penghasil daging belum mendapatkan perhatian, padahal daging puyuh sudah

merupakan komoditas yang disukai oleh masyarakat dan sudah diperjualbelikan

(Dewi, 2016).

2.2. Identitas Responden

Karakteristik Responden Karakteristik responden adalah menguraikan atau

memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini.

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik sosial ekonomi.

Karakteristik sosial peternak yang dianalisis meliputi skala usaha, umur peternak,

tingkat pendidikan, pengalaman berternak, modal usaha, biaya produksi dan jumlah

tenaga kerja. Sedangkan karakteristik ekonomi responden yang dianalisis meliputi

jumlah ternak, jumlah investasi total penerimaan dari usaha ternak sapi dan biaya

produksi. Untuk melihat karakteristik responden tersebut dijelaskan pada tabel-tabel

berikut.
2.2.1. Skala Usaha Peternak

Jumlah ternak yang akan diternakkan per periode tidak ada batasannya, tetapi

tergantung pada modal usaha yang dimiliki dan fasilitas-fasilitas penunjang

yang dikuasai seperti lahan, kandang, pakan, dan kemampuan peternak dalam

mengelola dan mengatur pemasarannya. Apabila tertanggulangi maka lebih

baik mengelola dengan jumlah yang banyak agar mendapatkan keuntungan

yang lebih besar.

2.2.2. Umur Peternak

Umur Peternak merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja, dimana umur berkaitan dengan kemampuan kerja

dan pola pikir yang berperan dalam menentukan peningkatan dan

pengembangan usaha. Pada saat mencapai usia tertentu misalnya 55 tahun, 60

atau 65 tahun seorang pekerja pasti memasuki masa pensiun atau tidak

produktif lagi. Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi

seseorang secara fisik, yang memungkinkan menjadi pertimbangan dalam

pasar tenaga (Setiawan, 2010).

2.2.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat dilihat semakin tinggi tingkat pendidikan peternak

maka akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya

akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena

itu, dengan semakin tingginya pendidikan peternak maka diharapkan kinerja

usaha peternakan akan semakin berkembang. Keberlangsungan pendidikan


sering kali tidak berakar dari persoalan riil masyarakat pada suatu daerah.

Misalnya, fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia ada di pedesaan, yang

notabene adalah masyarakat agraris, tetapi dalam praktik pendidikannya

membuat orang “sekolahan” menjadi asing dan tidak mengenal persoalan

yang sedang terjadi di sekitarnya. Hal ini menjelaskan bahwa pendidikan yang

cukup belum tentu dapat mendorong seseorang untuk mengatasi persoalan

dalam hal peningkatan pendapatan.

2.2.4. Pengalaman Beternak

Pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh terhadap penerima

inovasi dari luar. Dalam melakukan penelitian, lamanya pengalaman diukur

mulai sejak kapan peternak itu aktif secara mandiri mengusahakan

usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian. Manajemen pemeliharaan

ternak sapi potong terdiri dari, pemberian pakan, perawatan kebersihan

kandang dan ternak, perawatan kesehatan, dan penanganan penyakit.

2.2.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan alat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak

dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Tenaga

kerja berkaitan erat dengan konsep penduduk, dalam hal ini pengertian tenaga

kerja adalah semua penduduk usia kerja (17-65 tahun) yakni penduduk yang

potensial dapat bekerja dan yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja atau

yang sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja pria,
wanita, dan tenaga kerja anak-anak yang berasal dari dalam keluarga dan luar

keluarga (Maryam, 2016).

2.2.6. Responden Menurut Pendapatan

Responden dalam hal ini merupakan respon mengenai jumlah menurut

pendapatan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pendapatan

merupakan jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diperoleh baik

berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan pendapatan lainnya

selama satu bulan

2.2.7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hal ini berkaitan dengan responden bejenis kelamin laki-laki ataupum

perempuan dalam menjalankan suatu usaha. Biasanya hal tersebut merupakan

tanggung jawab laki-laki yang telah menikah untuk menafkahi keluarganya

guna memenuhi kebutuhan rumah tangga (Setiawan, 2010).

2.3. Profil Perusahaan

Perusahaan Profil perusahaan adalah gambaran umum tentang sebuah

perusahaan menyangkut sejarah berdirinya perusahaan, jenis perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, sistem permodalan, dan alamat perusahaan. Profil perusahaan

ini berguna untuk beberapa hal pengajuan peminjaman modal ke bank, untuk

diperkenalkan ke publik, dan sebagainya.

2.3.1. Jenis Bidang Usaha

1. Usaha Ekstraktif Merupakan usaha yang bergerak dalam bidang

pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti
hasil laut dan hutan. 2. Usaha Argaris Mencakup berbagai usaha pengelolaan

kebun, perdagangan hasil pertanian (agrobisnis) dan perternakan. 3. Industri

Merupakan bentuk usaha yang menghasilkan suatu komoditas barang. 4.

Perdagangan Meliputi usaha dagang berbagai komoditi baik skala besar

maupun kecil (perdagangan besar dan enceran). 5. Jasa Merupakan usaha

menghasilkan jasa (non barang).

2.3.1 Modal

Modal mutlak diperlukan dalam usaha. Tanpa modal sudah pasti usaha tidak

bisa dilakukan. Modal atau kapital mengandung banyak arti, tergantung pada

penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta

kekayaan seseorang. Yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah,

mobil, dan lain sebagainya yang dimiliki. modal atau kapital adalah segala

jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan

kekayaan masyarakat

2.3.2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah satu faktor yang penting dalam membangun sebuah

usaha. Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai.

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal (Tangkabiringan, 2019).

2.4. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya

fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk

memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man power di singkat SDM

merupakan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik

setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan

daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti

apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan

kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya

Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ) (Tewu, 2015).

SDM memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena fasilitas

yang canggih dan lengkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu

organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas

tersebut. Salah satu strategi dalam mencapai industri suatu usaha secara berkelanjutan

adalah dengan memberdayakan (empowerment) petani/peternak untuk meningkatkan

kapasitas pasokan dan pemenuhan mutu (Fadhil, 2017).

Kualitas sumber daya manusia (human resources) dari suatu negara

merupakan salah satu faktor penting dan menentukan dalam usaha percepatan

pembangunan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan agen-agen pembangunan

yat)g secara aktif dapat meritberdayakan potensi sumber daya alam (SDA) menuju

kearah yang lebih produktif. Namun sebaliknya manusia juga dapat mengeksploitasi

SDA tanpa melihat dampak negatif yang ditimbulkan. Oleh karena itu, pemerintah

perlu menyadari pentingnya usaha pembangunan SDM melalui peningkatan


pendidikan dan keterampilan bagi warganya (SDM) dan memanfaatkan potensinya

secara efektip bagi pembangunan sosial-ekonomi dalam negara yang bersangkutan..

Sementara itu modal fisik (SDA) merupakan faktor produksi yang harus

dimanfaatkan secara arif untuk kepentingan masyarakat yang merupakan kelompok

yang perlu ditingkatkan kehidupannya (Soewartoyo, 2009).

2.5. Manajemen Produksi

Perencanaan sistem produksi merupakan salah satu strategi pada rantai pasok

yang dilakukan dengan tujuan memenuhi permintaan. Melihat jumlah permintaan dari

Giant Supermarket yang membutuhkan jumlah pasokan dan produksi yang kontinu

dengan kuantitas dan kualitas yang telah disepakati, maka diperlukan analisis

mengenai manajemen rantai pasok di Kelompok Tani Katata dalam memenuhi

permintaan dari Giant Supermarket. Diharapkan dengan adanya analisis mengenai

perencanaan produksi, Kelompok suatu usaha mampu memenuhi permintaan dari

Giant Supermarket, dan kemudian dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh

(Kharisma, 2017).

Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah

kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti

tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan

manusia. Produksi adalah kegiatan mentranspormasikan masukan (input) menjadi

keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan

jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau usaha untuk menghasilkan

produksi tersebut”. Proses produksi adalah “Proses produksi merupakan suatu cara,
metode maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan

faedah tersebut dilaksanakan.” Selain itu melibatkan tenaga manusia, bahan serta

peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna”. Berdasarkan pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi adalah cara, metode, dan teknik

untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan

mennggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada. Jenis

proses produksi terdiri dari beberapa, antara lain: a) Jenis proses produksi di tinjau

dari segi wujud proses produksi, yang meliputi: Proses produksi kimiawi, Proses

produksi perubahan bentuk, Proses produksi assembling, Proses produksi

transportasi, Proses produksi penciptaan jasa administrasi; b) Jenis proses produksi

ditinjau dari segi arus proses produksi, meliputi: Proses produksi terus menerus

(Continous processes) dan Proses produksi terputus-putus (intermitten processes);

dan c) Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi, meliputi:

Proses produksi utama dan proses produksi bukan utama (Herawati, 2016).

Anda mungkin juga menyukai