PROPOSAL PENELITIAN
ISKA FARISKA
NIM. L1A1 17 142
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-NYA, sehingga penyusunan proposal penelitian ini yang berjudul
“Evaluasi Kualitas Nutrisi Hidroponic Green Fodder Jagung Kuning yang Diberi
Pupuk sebagai Pakan Ternak Ruminansia pada Umur Panen yang Berbeda” yang
Pada minat Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Universitas Halu Oleo Kendari
dapat terselesaikan.
kekurangan dalam penulisan proposal ini diperlukan saran dan kritik yang
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi
demi terwujudnya proposal penelitian ini. semoga dapat bermanfaat bagi yang
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.1 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.2 Tujuan dan Kegunaan............................................................................3
1.3 Kerangka Pikir.......................................................................................3
1.4 Hipotesis.................................................................................................4
II.TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5
2.1 Jagung Kuning.......................................................................................5
2.2 Sistem Hidroponik.................................................................................7
2.3 Fodder Jagung........................................................................................9
2.4 Komponen nutrien..................................................................................10
2.5 Penelitian Terdahulu...............................................................................17
III. METODE PENELITIAN.............................................................................18
3.1 Waktu dan Lokasi..................................................................................18
3.2 Materi Penelitian....................................................................................18
3.3 Prosedur Penelitian................................................................................18
3.4 Rancangan Penelitian.............................................................................20
3.5 Parameter Penelitian..............................................................................21
3.6 Prosedur Analisis Parameter..................................................................22
3.7 Analisis Data..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
1
I. PENDAHULUAN
ketersediaan hijauan yang cukup. Hijauan merupakan sumber pakan paling penting
Ketersediaan hijauan pakan yang kurang stabil merupakan kendala utama yang
dihadapi oleh para peternak ruminansia. Pada musim hujan ketersediaan hijauan
sangat melimpah, namun pada saat musim kemarau ketersediaan hijauan sangat
terbatas. Selain itu lahan yang sempit juga menjadi faktor pembatas ketersediaan
hijauan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat menjadi solusi untuk
memenuhi kebutuhan hijauan. Salah satu solusi yang tepat adalah dengan sistem
tanam hidroponik.
cair untuk tumbuh. Kelebihan dari teknik ini yaitu mampu menghasilkan produk
berkualitas dan palatabilitas hijauan yang tinggi, tidak memerlukan lahan yang luas,
dan waktu panen yang relatif singkat serta tidak tergantung pada musim sehingga
green house (Suhardiyanto, 2009). Salah satu tanaman pakan yang cocok di
dikembangkan dengan system tanam hidroponik dalam bentuk hijauan pakan. Hal ini
disebabkan karena jagung tergolong tanaman dengan laju pertumbuhan yang cepat
sehingga dapat diproduksi dalam waktu yang singkat. Jagung kuning juga dapat
dimanfaatkan sebagai hijauan yang menjadi salah satu sumber pakan ternak
dikarenakan jagung memiliki nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan energi dan
Salah satu alternatif pemanfaatan jagung sebagai pakan yaitu fodder jagung.
Fodder jagung adalah alternatif baru bagi peternak sebagai sumber pakan hijauan
kemudian disemai dari umur 11-14 hari dan diberikan kepada ternak ruminansia
sebagai alternatif pakan yang sangat bergizi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk melihat kandungan nutrisi hidroponik fodder jagung yang diberi pupuk pada
Permasalahan yang peternak alami saat ini adalah ketersediaan hijauan pakan
yang terbatas pada saat musim kemarau dan semakin menyempitnya lahan untuk
penanaman hijauan pakan. Salah satu alternatif untuk mengatasi persoalan hijauan
pakan adalah pengembangan fodder jagung dengan sistem tanam hidroponik. Oleh
3
karena itu rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana profil kandungan
nutrien dari hidroponik green fodder jagung kuning pada umur panen yang berbeda.
tanaman hidroponik green fodder jagung kuning pada umur panen yang berbeda.
akademisi dan wirausahawan mengenai aplikasi sistem hidroponik dan umur panen
green fodder jagung yang paling baik sehingga dapat menjadi solusi kelangkaan hija
uan pakan pada lahan yang sempit terutama pada musim kemarau.
hidup pokok, produksi dan reproduksi ternak ruminansia. Salah satu faktor yang
cukup. Akan tetapi kendala yang biasa dihadapi peternak yaitu ketersediaan hijauan
yang kurang stabil khususnya pada musim kemarau hijauan sangat terbatas dan lahan
yang sempit juga menjadi faktor pembatas ketersediaan hijauan. Sehingga sangat
penting untuk mencari alternative lain dalam menyediakan hijauan pakan. Salah satu
solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan sistem tanam
hijauan secara hidroponik. Fodder jagung yang berasal dari penanaman secara
tergolong tanaman dengan laju pertumbuhan yang cepat sehingga dapat diproduksi
dalam waktu yang singkat dan memiliki komposisi nutrisi yang lebih baik dengan
penambahan pupuk sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak . Oleh karena
itu penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat efektifitas teknologi hidroponik
yang dipanen pada umur yang berbeda dalam memproduksi hijauan bernutrisi dan
pada Gambar 1.
Ketersediaan Hijauan
Kemarau Hujan
Produksi Hijauan
Rendah
Sistem Hidroponik
Masa Panen
PK SK BK BO
1.5 Hipotesis
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan
biji-bijian dari keluarga rerumputan. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman
pangan yang penting, selain gandum dan padi. Tanaman jagung berasal dari Amerika
yang tersebar ke Asia dan Afrika, melalui kegiatan bisnis orang Eropa ke Amerika.
Jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin, di antaranya kalori, protein, lemak,
Jagung kuning merupakan varietas unggul local yang telah dilepas sebelum
tahun 1945 sebagai varietas unggul dengan nomor silsilah 1. Jagung ini tergolong
varietas bersari bebas dengan umur panen 105–110 hari, biji berwarna kuning dengan
tipe biji mutiara (flint), tidak tahan terhadap bulai dan merupakan hasil seleksi massa.
keunggulan ketahanan penyakit tahan hawar daun harphopora, dan karat daun
Puccinia sp, sedikit rentan terhadap hama penggerek batang dan varietas ini
graminae yang dapat digunakan sebagai hijauan pengganti rumput untuk menjaga
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
dengan baik dengan faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah satu sifat
tanaman jagung sebagai tanaman c4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis
8
lebih tinggi, fotorespirasi dan transpirasi rendah, efisien dalam penggunaan air,
sehingga mudah tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan serta cuaca sekitar
Menurut Inglett (1987) kandungan nutrien biji jagung dapat dilihat pada table
1.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik. Tanah dengan
dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik apabila
pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air di
dalam tanah berada dalam kondisi baik. kemasaman tanah (pH) yang baik untuk
Hidroponik berasal dari bahasa latin, kata hidro yang artinya air dan ponics
air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar
tanaman mengambil unsur hara yang diperlukan. Umumnya media tanam yang
digunakan bersifat porous, seperti pasir, arang, sekam, batu apung, kerikil, rockwool
Hidroponik adalah segala bentuk atau teknik budi daya tanaman yang
menggunakan media tumbuh selain tanah. dengan kata lain dapat juga dikatakan
budidaya tanpa tanah (soilless culture). Berdasarkan media tanam yang digunakan,
hidroponik dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu: 1) metode kultur air. pada
metode ini, air digunakan sebagai media tanam; 2) metode kultur pasir. metode ini
menggunakan pasir sebagai media, serta paling praktis dan lebih mudah dilakukan; 3)
metode kultur porous. pada metode ini, bahan yang digunakan antara lain kerikil,
green fodder pada abad ke 21. Prinsip budidaya hydroponic fodder adalah terletak
pada kondisi kelembaban, cahaya, temperatur dan ketersediaan media cair. Beberapa
instalasi hidroponik telah dilengkapi dengan sistem otomatis untuk pengaturan aliran
air, nutrien, pencahayaan dan kelembaban, tergantung dari kebutuhan setiap jenis
Menurut Suprapto et al., (2000), ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
budi daya sayuran secara hidroponik, yaitu pengelolaan tanaman dan kesehatan
yang akan diberikan, dan teknik pemeliharaan. lingkungan tempat tumbuh meliputi
larutan nutrisi dalam media tumbuh dan lingkungan sekitarnya, perlu dijaga
tanaman yang dihasilkan terbebas dari hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan air
lebih efisien, lingkungan kerja yang bersih serta produk yang dihasilkan umumnya
berkualitas lebih baik sehingga harga jualnya lebih tinggi. Keuntungan tersebut
memungkinkan teknologi budidaya ini dapat dilakukan oleh petani di lahan yang
Fodder adalah istilah untuk tanaman atau hijauan yang digunakan sebagai
pakan ternak. Fodder hidroponik bisa diartikan sebagai pakan ternak yang produksi
dengan cara atau metode hidroponik. Metode fodder hidroponik dilakukan dengan
cara menyemai biji-bijian seperti jagung, sorgum dan gandum. layaknya teknik
bercocok tanam seperti biasa, pada tanaman hidroponik juga memerlukan proses
11
skarifikasi sebelum penyemaian dan pemupukan dengan dosis yang tepat untuk
bagi ternak ruminansia yang dapat meningkatkan dinamika protein dan enzim
protease dalam rumen karena memiliki kandungan nutrisi terutama protein kasar yang
lebih tinggi dan daya cerna yang lebih baik dibanding jagung muda (tebon jagung).
Adapun hasil analisis proksimat pada fodder jagung hidroponik menunjukan bahwa
protein kasar fodder jagung hidroponik sebesar 14,9% dibandingkan dengan tebon
diantaranya: sapi perah, domba, kuda, kelinci dan burung puyuh. Kajian ini
Protein merupakan suatu senyawa yang disusun oleh asam amino. Asam amino
satu sama lain terikat oleh ikatan peptide. Gugus amino dari satu asam dengan gugus
karboksil dari asam amino lain dengan mengeluarkan satu molekul air. Protein
Protein kasar adalah semua zat yang mengandung nitrogen. Diketahui bahwa
dalam protein rata-rata mengandung nitrogen 10% (kisaran 13- 19%). Protein adalah
senyawa organik kompleks yang mempunyai berat molekul tinggi seperti halnya
et al., 1991).
amino yang di hibungkan oleh ikatan peptida. Suatu molekul protein di susun oleh
sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan. Asam amino
terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Unsur nitrogen adalah unsur
utama protein sebanyak 16% dari berat protein. Molekul protein juga mengandung
13
fosfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsure logam seperti
Protein dalam pakan dengan nilai biologis tinggi akan memacu penimbunan protein
tubuh lebih besar dibanding dengan protein yang bernilai biologis rendah. Protein
adalah nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar pada formulasi pakan ternak.
Melihat pentingnya peranan protein di dalam tubuh ternak maka protein pakan perlu
diberikan secara terus menerus dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Kualitas
protein pakan, terutama ditentukan oleh kandungan asam amino esensialnya, semakin
rendah kandungan asam amino esensialnya maka mutu protein semakin rendah pula
(Indah, 2007).
Apabila energi dan nutrien non-protein seperti lemak dan karbohidrat tidak
terpenuhi, maka protein akan digunakan sebagai sumber energi sehingga fungsi
protein sebagai pembangun tubuh akan berkurang. Tingkat energi protein dalam
pakan juga mempengaruhi konsumsi pakan. Jika energi protein melebihi kebutuhan
Serat kasar mempunyai pengertian sebagai fraksi dari karbohidrat yang tidak
larut dalam basa dan asam encer. Yang termasuk dalam komponen serat kasar ini
adalah campuran hemisellulosa, sellulosa dan lignin yang tidak larut. Penurunan serat
14
kasar pada setiap lama waktu penyimpanan pakan dengan perekat karagenan,
disebabkan karena terjadi penguraian serat kasar oleh aktifitas mikroorganisme pada
pakan. Aktifitas mikroorganisme dalam pakan disebabkan karena adanya zat nutrisi
yang terkandung dalam serat kasar pada pakan seperti selulosa, hemiselulosa,
ikatan lignoselulosa yang terdapat pada lignin didalam serat kasar (Sari, 2015).
saluran pencernaan, namun keberadaan serat kasar didalam pakan saja tidak cukup
didalamnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya cerna pakan salah satunya
adalah perbedaan spesifik sistem pencernaan pada ternak yang dapat menyebabkan
Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin yang sebagian besar
tidak dapat dicerna ternak dan bersifat sebagai pengganjal atau bulky. Serat kasar
mempercepat laju digesta. Kadar serat kasar yang terlalu tinggi, pencernaan nutrien
akan semakin lama dan nilai energi produktifnya semakin rendah. Serat kasar yang
tinggi dapat menurunkan konsumsi karena serat kasar bersifat voluminous. Ransum
serat kasar oleh mikroorganisme rumen menjadi asam–asam organik dalam proses
15
merupakan salah satu komponen serat kasar, maka kandungan serat kasar akan turun.
Sellulosa, hemisellulosa dan pektin yang merupakan serat kasar dapat dicerna dengan
pada pakan hijauan kering dan jerami yang berkualitas rendah akan berasosiasi
dengan lignin dan komponen lain yang membuat sellulosa lebih sulit terdegradasi .
perlakuan secara biologis fermentasi untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan
jerami padi dengan bantuan mikroorganisme. Isi rumen dan lama pemeraman
menyebabkan penurunan kadar dinding sel pada jerami padi, hal ini terjadi karena
yang sangat kokoh dan secara fisik bertindak sebagai penghalang proses perombakan
dinding sel bahan pakan oleh mikroba rumen. Degradasi senyawa lignin hanya dapat
dilaksanakan oleh enzim dari mikroba tertentu salah satunya bakteri lignolitik (Perez
et al., 2002).
utama pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan ternak. Isolat bakteri
lignolitik yang diisolasi dari rumen sapi bali dan rayap mempunyai kemampuan
degradasi substrat lignin, baik sumber lignin sintesis (asam tanat) maupun bahan
16
pakan kaya lignin yang cukup tinggi. Isolat bakteri lignolitik asal kolon kerbau, feses
gajah, mempunyai aktivitas enzim lignase yang cukup tinggi (Wahyudi, 2009).
Bahan kering adalah total zat-zat pakan selain air dalam suatu bahan pakan,
kebutuhan bakan kering ini dipenuhi dari hijauan dan konsentrat. Bahan kering
Bahan kering meliputi senyawa organik yang meliputi karbohidrat, protein, lipid dan
non organik yang meliputi vitamin dan mineral. Dalam sebuah pakan haruslah
memenuhi kereteria bahan baku, bahan kering terutama kadar air. Kadar air dalam
suatu bahan pakan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pakan
tersebut. Apabila kadar air bahan pakan tersebut cukup tinggi maka bahan pakan
tersebut memiliki kadar bahan kering yang relatife rendah (Winarno, 2004).
Semakin tua umur tanaman maka kadar airnya akan semakin menurun dan
kadar bahan keringnya meningkat. Umur tanaman dapat memengaruhi kadar air
dalam bahan tanaman, kadar bahan kering semakin meningkat seiring dengan
semakin tua umur tanaman tersebut. Adanya pengaruh umur pemotongan terhadap
kadar air tanaman juga disebabkan tanaman yang masih muda mempunyai sel aktif
yang berusia tua terjadi penebalan dinding sel yang mengakibatkan kandungan bahan
Semakin tinggi umur tanaman maka komponen dinding sel suatu hijauan akan
semakin tinggi. Perubahan produksi segar dan kering seiring dengan lama umur
pemotongan dikarenakan proporsi bahan kering yang dikandung oleh suatu tanaman
berubah seiring dengan umur tanaman. Semakin tua tanaman maka akan lebih sedikit
kandungan airnya dan proporsi dinding selnya lebih tinggi dibandingkan dengan isi
sel. Bila kandungan dinding sel suatu tanaman semakin tinggi, maka tanaman tersebut
dengan komponen penyusun utama pati dan gula yang digunakan oleh bakteri untuk
air dan serat kasar silase serta turunnya kandungan BETN silase. Pada perlakuan
ensilse terjadi aktivitas bakteri pembentuk asam laktat sampai pH mencapai 4-5.
Kecernaan bahan organik dalam saluran pencernaan ternak meliputi kecernaan zat-zat
makanan berupa komponen bahan organik seperti karbohidrat, protein, lemak dan
vitamin. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam pakan tersedia dalam bentuk tidak
18
larut, oleh karena itu diperlukan adanya proses pemecahan zat-za tersebut menjadi
organik, dan hasil fermentasi bahan organik melepaskan hasil fermentasi berupa gula,
alkohol, dan asam asam amino dan juga disebabkan oleh aktifitas jasa renik sehingga
terjadi perubahan yang mempengaruhi nilai gizi silase. Proses fermentasi yang
dilakukan jasad renik sehingga terjadi perubahan yang mempengaruhi nilai gizi yaitu
karbohidrat diubah menjadi alkohol, asam organik, air, dan CO2. Penggunaan
molases juga merupakan sumber karbohidrat untuk bakteri asam laktat yang
digunakan dalam fermentasi yang menyebabkan terjadi peningkatan kadar air yang
jagung yang ditanam dengan sistem hidroponik dengan umur panen yang berbeda
kasar tertinggi pada perlakuan pemanenan 13 hari yaitu 14,82% dan terendah pada
perlakuan pemanenan 7 hari yaitu 9,60%. Perbedaan masa panen pada tanaman
sangat berpengaruh terhadap kandungan serat kasar tanaman. Semakin lama umur
panen tanaman maka kandungan serat kasarnya semakin tinggi, sebaliknya terlalu
awal atau dilakukan pemanenan pada umur yang pendek, hijauan tersebut akan selalu
19
dalam keadaan muda sehingga kandungan protein dan kadar airnya tinggi tetapi kadar
seratnya rendah.
yang lebih lama memiliki kesempatan lebih banyak bagi sel tanaman untuk menyusun
serabut dinding selnya sehingga kadar serat kasar yang merupakan struktur utama
dinding sel menjadi semakin banyak jumlahnya. Akan tetapi pada umur panen yang
dilakukan yakni hingga umur 14 hari tanaman fodder jagung masih tergolong muda
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan April sampai Juni
2021. Bertempat di Rumah Kaca Unit Agrostologi dan Laboratorium Unit Analisis
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung kuning (Zea mays L.)
4200 gram, air, tepung green fodder jagung, pereaksi selen, H2SO4, aquades, NaOH,
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instalasi hidroponik, rak, pipa,
mesin pompa air, digital timer, ember, timbangan digital, timbangan analitik, Loyang,
cawan porselin, gunting, kertas label, oven 60º C, oven 105º C, desikator, tanur,
gegep, pipet tetes, seperangkat alat destilasi, labu erlenmeyer, gelas piala, kertas
saring, pompa vacum, hotplate, gelas ukur, gelas kimia, labu kjedal, kompor listrik,
hydroponic dilakukan dengan cara mengukur luas lahan untuk tempat yang
pemotongan pipa dan memasang sesuai rancangan bangunan yang dibuat. Setelah
semua telah dibuat, proses selanjutnya adalah perakitan kerangka, jika kerangka
sudah jadi maka hubungkan water pump kedalam paralon menggunakan pipa kecil
sebagai jalan sirkulasi air dari dan menuju bak penampungan. Selanjutnya masukkan
wadah media tanam beserta semua perangkat lainnya ke dalam kerangka dan instalasi
siap digunakan.
dilakukan dengan menyeleksi benih jagung kuning yang akan digunakan. Kegiatan
ini bertujuan untuk menentukan benih jagung kuning yang akan dibudidayakan.
Benih jagung kuning yang baik dipisah kemudian dijemur selama dua hari di bawah
sinar matahari. Setelah itu benih jagung kuning tersebut ditimbang dan direndam
dalam air bersih selama 24 jam. Perendaman benih jagung dilakukan sampai bengkak
benih tersebut.
22
Setelah direndam dalam air bersih, benih jagung diangkat dan ditiriskan
kemudian disebar pada rak hydroponic sebanyak 210 g benih jagung kuning per
daya tumbuh benih dan penyiraman. Pengaliran air dilakukan setiap hari sampai
waktu panen yaitu selama 8-14 hari untuk menjaga agar benih dapat tumbuh dengan
baik. Pengaliran air media tanaman hidroponik dilakukan 6 kali sehari yaitu mulai
hidroponik hasil pengacakkan dengan metode RAL dapat dilihat pada Gambar 3.
23
P1U1 P3U1
P3U4 P4U1
P2U1 P2U4
P1U3 P4U3
P3U2 P4U2
P4U4 P1U4
P3U3 P2U3
P2U2 P1U2
Gambar 3.4 Denah Instalasi Hidroponik Hasil Pengacakkan Metode RAL
Yij = µ + α i + εij
Keterangan :
εij = Pengaruh galat perlakuan ke-i, pada ulangan ke- j (I = 1,2,3 dan 4)
Parameter penelitian yang diukur terdiri atas, kadar protein kasar (PK), kadar
serat kasar (SK), kadar bahan kering (BK) dan kadar bahan organik (BO).
24
diukur mengunakan analisis proksimat untuk mrndapatkan data protein kasar (PK)
serat kasar (SK), kadar bahan organik (BO) dan kadar bahan kering (BK)
menggunakan metode AOAC 2005 dari sampel fodder yang diperoleh dari masing-
masing perlakuan.
0,25 gram lalu masukkan kedalam labu Kjeldahl 100 ml dan di tambahkan 0,25 gram
campuran bahan (5 g K2SO4; 0,25g CuSO4; 0,1 g selenium) dan 3 ml H2SO4 pekat.
40%, lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu erlenmeyer yang berisi
campuran 10 ml H3BO3 dan 2 tetes brom kresol hijau berwarna merah muda. Setelah
dihentikan dan destilat dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai merah muda. Perlakuan
yang sama dilakukan juga terhadap blangko (AOAC, 2005). Dengan metode ini
( S−B ) x N HCL x 14
% Nitrogen= x 100 %
W x 1000
Keterangan :
N: normalitas HCl
Analisis serat kasar dilakukan dengan cara menimbang sampel 0,8-1 g lalu
masukkan ke dalam gelas piala 600 ml dan ditambahkan 50 ml H2SO4 0.3 N lalu
dipanaskan diatas pemanas listrik selama 30 menit. Cairan dikeringkan dalam alat
yang dihubungkan dengan pompa vakum (AOAC, 2005). Kemudian kertas saring
dimasukkan ke dalam oven kemudian dimasukkan kedalam tanur sampai menjadi abu
B−C− A
kadar serat kasar ( SK ) = x 100 %
X
Keterangan :
bersih ke dalam oven dan pada suhu 105 ºC selama 24 jam kemudian didinginkan
sama (b gram). Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ºC selama 24 jam
dan setelah kering didinginkan dalam desikator dan ditimbang kembali (c gram).
b−a
Kadar Air = x 100 %
c−a
Keterangan :
Analisis bahan organik dilakukan dengan cara sampel dari analisa bahan kering
dimasukkan kedalam tanur listrik selama 3 jam pada suhu 600 ᵒC. Kemudian tanur
dimatikan dan dibiarkan agak dingin kemudian tanur dibuka lalu sampel diambil dan
BO = %BO x BK
Keterangan :
Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda antar
perlakuan menggunakan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
DAFTAR PUSTAKA
28