METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.
a. Asistensi
Sebelum dilakukanya praktikum lapangan dengan tempat usaha
yang akan dilakukan dalam praktikum ini, seperti membuat quisioner yang mana
b. Interview
Praktikum ini dilakukan dengan cara wawancara atau tanya jawab dengan
peternak secara langsung tentang topik kegiatan yang sering dilakukan selama
berternak kambing.
c. Studi Literatur
praktikum.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data
pengolahan usaha.
e. Pembuatan Laporan
1.4. Diagram Alir
e
u
k
a
l
M k
n
a
a
g
n
e
M i
s
l
a
v
r
t
i
s
a
g
n
e
A
M
e
M
k
a
l
n
u
t
i
s
b
m
e
A
M
f
a
n i
/
w
s
n
l
a
i
s
n
l
u
t
a
c
n
w
u
l
i
s
a
h
d
n
/
i
s
e
m
u
k
o
a
t a
r
h
t
f
o
u
b
m
e
h
a
s
pn
b
m
a
s
p
r
e
t a
t
k
a
d
i
s
u
g
o
p
k
a
n
r
t
e
K
d
l
P
n
a
k
o
l
t
g
e
m
oa
p
l
k
a
n
r
t
e m
u
k
n
r
a
e
k
o
p
r
n
k
a
n
r
t
e
p
Tabel 7. Matriks SWOT
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Faktor Internal 1. Potensi lokasi 1. Fluktuasi harga
Pemasaran 2. SDM kurang
2. SDA memadai 3. Keterbatasan modal
3. Peran kelembagaan 4. Saran dan prasarana
Faktor Eksternal kelompok ternak terbatas.
4. Dukungan Instansi
setempat
PELUANG (O) (SO): (WO):
1. Permintaan telur tinggi 1. Meningkatkan peran 1. Perlunya peningkatan
2. Lokasi strategis kelembagaan kelompok SDM agar
3. Masih sedikit peternak ternak dengan instansi pengembangan usaha
dengan usaha ini terkait. peternakan ini lebih
4. Jalur distribusi yang 2. Mengoptimalkan berkembang dengan
baik penggunaan SDA agar mengutamakan
mendapatkan hasil keterampilan tiap
produksi yang bagus. individunya.
3. Peningkatan kualitas 2. Koordinasi antar
ternak agar lembaga pemerintah
meminimalisir daya saing terkait dalam pengawasan
di pasaran. harga dan saran prasarana
peternakan dalam rang
mengurangi
ketergantungan produk
daerah lain
3. Peran bantuan
pemerintah dalam
penyediaan modal
peternak
ANCAMAN (T) (ST): (WT) :
1. Ternak mudah 1. Optimalisasi 1. Rumusan kebijakan
terserang penyakit. pembinaan dari instansi pemanfaatan penggunaan
2. Isu pencemaran tekait dalam penerapan tenaga kerja agar dapat
lingkungan manajemen dan teknologi meningkatkan SDM
3. Tekanan importer telur pengolahan limbah 2. Peran dan
peternakan. pendampingan
2. Pengendalian pemerintah dalam
kebersihan kandang agar menyeimbangkan harga
ternak tetap sehat dalam daerah dan dari
3. dukungan sarana dan luar daerah
prasarana guna
mengimbangi tekanan
produk impor dari daerah
lain
Pembahsan BEP:
Berdasarkan tabel 6. Nilai BEP usaha peternakan puyuh milik bapak Agus dapat
❑ ❑
BEP = Tb – 1
∑ ( C ) −∑ ( Bi )
❑ ❑
Bb
367400000
BEP = 6 – 1+
114900000
BEB = 5+2,54
BEB = 7, 54
Jadi BEB pada usaha peternakan puyuh ini terjadi pada tahun ke 7, bulan
ke 6 dan hari ke 14. Jadi semakin tinggi nilai BEB nya maka semakin lama titik