Anda di halaman 1dari 35

Laporan Praktikum Agribisnis Peternakan

MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN BURUNG PUYUH (Coturnix


coturnix japonica) DI KEC. WUA-WUA KENDARI

Oleh

KELOMPOK : VIII
NAMA ANGGOTA :WA ODE NURMALA YUNITA. N
ROSY DATUL UMMAH
SAHRUL
WA ODE MUSLIMAH
WA YANI
KELAS :B
ASISTEN PEMBIMBING : L.M. ALI HASDIN

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Burung Puyuh yang dalam bahasa asing disebut “Quail” merupakan jenis

burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil dan berkaki

pendek.Burung Puyuh termasuk dalam golongan aneka ternak hasil domestikasi,

yang semula bersifat liar kemudian diadaptasikan menjadi hewan yang dapat

diternakkan.Burung Puyuh pertama kali diternakkan di Amerika Serikat tahun

1870 dan terus dikembangkan ke berbagai penjuru dunia.

Burung puyuh di pilih sebagai salah satu alternatif usaha yang dinilai

cukup menguntungkan karena dalam pemeliharaannya tidak dibutuhkan areal

yang luas dan pengembalian modalnya relatif cepat dikarenakan burung puyuh

dapat mencapai dewasa kelamin sekitar umur 42 hari dengan produksi telur antara

250-300 butir per tahun.

  Saat ini konsumsi terhadap daging dan telur puyuh kian meningkat.

Pemanfaatannya kian beragam seiring maraknya kuliner nusantara. Seperti telur

puyuh pada awalnya hanya digunakan untuk melengkapi menu sup, bakso, dan

tahu isi. Belakangan, telur puyuh pun dipakai sebagai pasangan bubur

ayam.Tanpa satai telur puyuh, bubur ayam dirasa belum afdol. Rolade lebih

menarik dengan irisan telur puyuh ditengahnya.Perlu adanya manajemen yang

baik agar konsumsi masyarkat terhadap puyuh dapat terpenuhi.Seperti yang

diketahui sendiri bahwa dalam usaha ternak puyuh banyak permasalahan yang

dihadapi oleh para peternak, terutama peternak yang masih baru. Jika peternak

telah menguasai seluk-beluk burung puyuh, setiap permasalahan tersebut dapat


diatasi dengan adanya sebuah manajemen diantaranya, sebelum memulai usaha

betenak puyuh seorang peternak harus harus memahami 3 unsur produksi yaitu :

manajemen ( pengelolaan usaha ), breeding ( pembibitan ) dan feeding ( pakan ).

Usaha peternakan yang banyak di gemari oleh masyarakat saat ini yaitu

salah satunya adalah usaha peternakan di bidang unggas. Hal ini di karenakan

peternakan di bidang unggas merupakan usaha yang dapat di usahakan dari skala

usaha rumahan atau rumah tangga hingga skala usaha besar. Salah satu usaha

peternakan dalam bidang unggas yang saat ini kembali ingin di kembangkan oleh

sebagian masyarakat yaitu usaha peternakan burung puyuh sebab puyuh

memiliki kemampuan produksi telurnya yang cepat dan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas maka kita perlu melakukan praktikum

agribisnis peternakan khususnya komoditi Puyuh, agar kita dapat memahami

bagaimana manajemen agribisnis usaha peternakan puyuh dan aspek finansial

peternakan puyuh.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum agribisnis peternakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui agribisnis usaha peternakan

2. Untuk mengetahui aspek finansial usaha peternakan

1.3. Manfaat

Manfaat dari praktikum agribisnis peternakan adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa dapat memahami agribisnis usaha peternakan

2. Agar mahasiswa dapat memahami aspek finansial usaha peternakan


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Burung Puyuh

Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu komoditas

unggas yang mempunyai peran dan prospek yang cukup cerah sebagai penghasil

telur. Puyuh juga memberi keuntungan dari daging sebagai salah satu alternatif

yang mendukung ketersediaan protein hewani dengan harga murah dan mudah

didapat, di samping itu bulu dan bahkan kotoran puyuh dapat dimanfaatkan.

Puyuh termasuk unggas yang mempunyai keunggulan sebagai hewan ternak.

Keunggulan puyuh diantaranya ialah : (1) pada usia 42 hari puyuh betina sudah

dapat menghasilkan telur, (2) dalam satu tahun puyuh dapat menghasilkan 250

hingga 300 butir telur dengan berat rata-rata 10 gram/butir, (3) penelitian puyuh

tidak memerlukan lahan yang luas, (4) bersifat lebih adaptif pada berbagai kondisi

lingkungan (penyakit dan suhu), (5) telur dan daging puyuh memiliki nilai gizi

yang tinggi, (6) bersifat lebih toleran pada pakan dengan serat kasar tinggi

dibandingkan dengan ayam ras (Widyastuti, 2014).

Burung puyuh (coturnix-coturnix japonica) merupakan unggas yang sudah

banyak diternakkan karena produksi telurnya tinggi. Produksi telur burung puyuh

dalam satu tahun berkisar antara 200-300 butir. Pakan yang dberikan pada burung

puyuh harus mengandung nutrisi yang sesuai kebutuhan burung puyuh fase layer.

Salah satu hal yang terpenting dalam pemeliharaan burung puyuh adalah pakan

lengkap. Pada umumnya, peternak burung puyuh memberikan pakan dalam

bentuk jadi dari perusahaan pakan atau membuat ransum sendiri dengan
pengetahuan yang kurang tanpa pengetahuan jenis bahan pakan burung puyuh

(Fransela, 2017).

2.2. Identitas Responden

Karakteristik Responden adalah menguraikan atau memberikan gambaran

mengenai identitas responden dalam penelitian ini. Karakteristik responden dalam

penelitian ini meliputi karakteristik sosial ekonomi. Karakteristik sosial peternak

yang dianalisis meliputi skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan,

pengalaman berternak, modal usaha, biaya produksi dan jumlah tenaga kerja.

Sedangkan karakteristik ekonomi responden yang dianalisis meliputi jumlah

ternak, jumlah investasi total penerimaan dari usaha ternak sapi dan biaya

produksi. Untuk melihat karakteristik responden tersebut dijelaskan pada tabel-

tabel berikut.

1. Skala Usaha Peternak

Jumlah ternak yang akan diternakkan per periode tidak ada batasannya, tetapi

tergantung pada modal usaha yang dimiliki dan fasilitas-fasilitas penunjang

yang dikuasai seperti lahan, kandang, pakan, dan kemampuan peternak dalam

mengelola dan mengatur pemasarannya. Apabila tertanggulangi maka lebih

baik mengelola dengan jumlah yang banyak agar mendapatkan keuntungan

yang lebih besar (Setiawan, 2010).

2. Umur Peternak

Umur Peternak merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja, dimana umur berkaitan dengan kemampuan kerja

dan pola pikir yang berperan dalam menentukan peningkatan dan


pengembangan usaha. Pada saat mencapai usia tertentu misalnya 55 tahun, 60

atau 65 tahun seorang pekerja pasti memasuki masa pensiun atau tidak

produktif lagi. Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi

seseorang secara fisik, yang memungkinkan menjadi pertimbangan dalam

pasar tenaga (Setiawan, 2010).

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat dilihat semakin tinggi tingkat pendidikan peternak

maka akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya

akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena

itu, dengan semakin tingginya pendidikan peternak maka diharapkan kinerja

usaha peternakan akan semakin berkembang. Keberlangsungan pendidikan

sering kali tidak berakar dari persoalan riil masyarakat pada suatu daerah.

Misalnya, fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia ada di pedesaan, yang

notabene adalah masyarakat agraris, tetapi dalam praktik pendidikannya

membuat orang “sekolahan” menjadi asing dan tidak mengenal persoalan yang

sedang terjadi di sekitarnya. Hal ini menjelaskan bahwa pendidikan yang

cukup belum tentu dapat mendorong seseorang untuk mengatasi persoalan

dalam hal peningkatan pendapatan (Maryam, 2016).

.4. Pengalaman Beternak

Pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh terhadap penerima inovasi

dari luar. Dalam melakukan penelitian, lamanya pengalaman diukur mulai

sejak kapan peternak itu aktif secara mandiri mengusahakan usahataninya

tersebut sampai diadakan penelitian. Manajemen pemeliharaan ternak sapi


potong terdiri dari, pemberian pakan, perawatan kebersihan kandang dan

ternak, perawatan kesehatan, dan penanganan penyakit (Maryam, 2016).

5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan alat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat

dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Tenaga kerja

berkaitan erat dengan konsep penduduk, dalam hal ini pengertian tenaga kerja

adalah semua penduduk usia kerja (17-65 tahun) yakni penduduk yang

potensial dapat bekerja dan yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja atau

yang sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja pria,

wanita, dan tenaga kerja anak-anak yang berasal dari dalam keluarga dan luar

keluarga (Maryam, 2016).

6. Responden Menurut Pendapatan

Responden dalam hal ini merupakan respon mengenai jumlah menurut

pendapatan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pendapatan

merupakan jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diperoleh baik

berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan pendapatan lainnya

selama satu bulan (Setiawan, 2010).

7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hal ini berkaitan dengan responden bejenis kelamin laki-laki ataupum

perempuan dalam menjalankan suatu usaha. Biasanya hal tersebut merupakan

tanggung jawab laki-laki yang telah menikah untuk menafkahi keluarganya

guna memenuhi kebutuhan rumah tangga (Setiawan, 2010).


2.3. Profil Perusahaan

Perusahaan Profil perusahaan adalah gambaran umum tentang sebuah

perusahaan menyangkut sejarah berdirinya perusahaan, jenis perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, sistem permodalan, dan alamat perusahaan. Profil

perusahaan ini berguna untuk beberapa hal pengajuan peminjaman modal ke bank,

untuk diperkenalkan ke publik, dan sebagainya.

1. Jenis Bidang Usaha

Jenis bidang usaha dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:

1. Usaha Ekstraktif Merupakan usaha yang bergerak dalam bidang

pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti

hasil laut dan hutan. 2. Usaha Argaris Mencakup berbagai usaha pengelolaan

kebun, perdagangan hasil pertanian (agrobisnis) dan perternakan. 3. Industri

Merupakan bentuk usaha yang menghasilkan suatu komoditas barang. 4.

Perdagangan Meliputi usaha dagang berbagai komoditi baik skala besar

maupun kecil (perdagangan besar dan enceran). 5. Jasa Merupakan usaha

menghasilkan jasa (non barang) (Tangkabiringan, 2019).

2. Modal

Modal mutlak diperlukan dalam usaha. Tanpa modal sudah pasti usaha tidak

bisa dilakukan. Modal atau kapital mengandung banyak arti, tergantung pada

penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta

kekayaan seseorang. Yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah,

mobil, dan lain sebagainya yang dimiliki. modal atau kapital adalah segala
jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan

kekayaan masyarakat (Tangkabiringan, 2019).

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah satu faktor yang penting dalam membangun sebuah

usaha. Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai.

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal (Tangkabiringan, 2019).

2.4. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan

daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan

dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk

memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man power di singkat SDM

merupakan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya fikir dan daya

fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya

fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap

aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif

SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir

(modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan).

Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ)

(Tewu, 2015).

SDM memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena

fasilitas yang canggih dan lengkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya

suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan
fasilitas tersebut. Salah satu strategi dalam mencapai industri suatu usaha secara

berkelanjutan adalah dengan memberdayakan (empowerment) petani/peternak

untuk meningkatkan kapasitas pasokan dan pemenuhan mutu (Fadhil, 2017).

Kualitas sumber daya manusia (human resources) dari suatu negara

merupakan salah satu faktor penting dan menentukan dalam usaha percepatan

pembangunan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan agen-agen pembangunan

yat)g secara aktif dapat meritberdayakan potensi sumber daya alam (SDA)

menuju kearah yang lebih produktif. Namun sebaliknya manusia juga dapat

mengeksploitasi SDA tanpa melihat dampak negatif yang ditimbulkan. Oleh

karena itu, pemerintah perlu menyadari pentingnya usaha pembangunan SDM

melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan bagi warganya (SDM) dan

memanfaatkan potensinya secara efektip bagi pembangunan sosial-ekonomi

dalam negara yang bersangkutan.. Sementara itu modal fisik (SDA) merupakan

faktor produksi yang harus dimanfaatkan secara arif untuk kepentingan

masyarakat yang merupakan kelompok yang perlu ditingkatkan kehidupannya

(Soewartoyo, 2009).

2.5. Manajemen Produksi

Perencanaan sistem produksi merupakan salah satu strategi pada rantai

pasok yang dilakukan dengan tujuan memenuhi permintaan. Melihat jumlah

permintaan dari Giant Supermarket yang membutuhkan jumlah pasokan dan

produksi yang kontinu dengan kuantitas dan kualitas yang telah disepakati, maka

diperlukan analisis mengenai manajemen rantai pasok di Kelompok Tani Katata

dalam memenuhi permintaan dari Giant Supermarket. Diharapkan dengan adanya


analisis mengenai perencanaan produksi, Kelompok suatu usaha mampu

memenuhi permintaan dari Giant Supermarket, dan kemudian dapat

memaksimalkan keuntungan yang diperoleh (Kharisma, 2017).

Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor

yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat

bagi kebutuhan manusia. Produksi adalah kegiatan mentransformasikan masukan

(input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan

menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau

usaha untuk menghasilkan produksi tersebut”. Proses produksi adalah “Proses

produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana kegiatan

penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan.” Selain itu

melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk

yang berguna”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

manajemen produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan mennggunakan sumber-

sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada. Jenis proses produksi

terdiri dari beberapa, antara lain: a) Jenis proses produksi di tinjau dari segi wujud

proses produksi, yang meliputi: Proses produksi kimiawi, Proses produksi

perubahan bentuk, Proses produksi assembling, Proses produksi transportasi,

Proses produksi penciptaan jasa administrasi; b) Jenis proses produksi ditinjau

dari segi arus proses produksi, meliputi: Proses produksi terus menerus

(Continous processes) dan Proses produksi terputus-putus (intermitten processes);


dan c) Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi,

meliputi: Proses produksi utama dan proses produksi bukan utama (Herawati,

2016).

2.6. Manajemen Pemasaran

Pemasaran sebagai suatu rangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan

aturan yang menjadi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dalam

menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berbeda. Pemasaran

merupakan suatu proses sosial manajerial yang di dalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan

pihak lain. Konsep ini yang mendasari definisi pemasaran diantaranya: kebutuhan

(needs), keinginan (want) dan permintaan (demands) (Diniaty, 2014).

Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering

dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Bauran pemasaran

(marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar

sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok variabel yang disebut

“empat P”,yaitu:

1. Product/Produk

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada

pasar sasaran. Elemen-elemen yang termasuk dalam bauran produk antara lain

ragam produk, kualitas, design, fitur, nama merek, kemasan, serta layanan

(Wibowo, 2015).
2. Price/Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk

memperoleh produk.. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling

mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan

ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak

waktu (Wibowo, 2015).

3. Place/Tempat

Tempat atau saluran pemasaran meliputi kegiatan perusahaan yang membuat

produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi adalah rangkaian

organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan

suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran

distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan

yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang

atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke

konsumen (Wibowo, 2015).

4. Promotion/Promosi

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan membujuk

pelanggan untuk membelinya. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen

untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan

mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Secara

rinci tujuan promosi adalah sebagai berikut:

a. Menginformasikan
b. Membujuk pelanggan sasaran
c. Mengingatkan (Wibowo, 2015).
2.7. Manajemen Finansial

Manajemen finansial dilakukan dengan melakukan perhitungan secara

finansial untuk mengetahui keuangan usaha secara privat, dalam hal ini kelayakan

yang dilihat dari sudut pandang individu atau pelaku usaha. Perhitungan secara

finansial ini menggunakan komponen biaya dan manfaat untuk memudahkan

pengelompokan kedua bagian tersebut dan juga menggunakan kriteria investasi

untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha secara kuantitatif. Analisis dilakukan

dengan mengelompokkan data yang didapat ke dalam komponen biaya dan

manfaat. a. Komponen biaya yang dikeluarkan mencakup biaya investasi,

biaya tetap, serta biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya awal

yang dikeluarkan saat menjalankan usaha yaitu pada tahun pertama usaha,

dimana jumlahnya relatif besar dan tidak dapat habis dalam satu kali periode

produksi. Biaya investasi ditanamkan pada suatu usaha dengan tujuan

memperoleh keuntungan dalam periode yang akan datang, yakni selama

umur usaha atau selama usaha tersebut dijalankan. Sedangkan biaya tetap

merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh perubahan input maupun output

(Kotimah, 2014).

Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakn proyek

bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan

manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan

pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk

membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai

apakah proyek akan dapat berkembang terus (Wahyudin, 2012).


Untuk dapat menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan

layak diperlukan teknik-teknik kriteria penilaian investasi yang didasarkan pada

estimasi aliran kas proyek yang bersangkutan. Pada umumnya ada beberapa

metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari

suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C), Break Event Point (BEP), Payback Period

(PBP), analisis sensitivitas (Iskayani, 2015).

2.8. Aspek Manajemen

Untuk menyusun studi kelayakan, menjalankan proyek, dan

mengoperasikan bisnis diperlukan manajemen. Proses pemanfaatan sumberdaya

yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan optimal apabila prinsipprinsip

manajemen tidak diterapkan secara konsisten. Pada setiap kegiatan, perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus dijalankan secara

berkesinambungan. Aspek manajemen perlu dikaji agar proyek yang didirikan dan

dioperasikan nantinya dapat berjalan dengan lancar (Amrizal, 2011.).

Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam

implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen dalam manajemen

lainnya. Ia berfungsi untuk aktivitas- aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian. Aspek SDM bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya

dilihat dari 19 ketersediaan SDM. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan

pembangunansebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu

manajer, dan tim-nya (Zukhair, 2017).


2.10. Analisis SWOT

Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Internal

1) Analisis Kekuatan (Strength)

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatandankelemahannya dibandingkan

para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti

teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan

pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki. Strength (kekuatan) adalah

keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing (Indah, 2015).

2) Analisis Kelemahan (Weakness)

Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai

keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya

serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam

tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan

dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang

serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek,

berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada

sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial

yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar,

produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon

pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai (Indah,

2015).
b. Analisis Eksternal

1) Analisis Peluang (Opportunity)

Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari

perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan

beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat

dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bermunculan.

Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana

perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan (Indah, 2015).

2) Analisis Ancaman (Threats)

Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu

kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan.

Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan

yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman

akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa

sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut

maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT (Indah, 2015).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakan praktikum manajemen agribisnis

usaha peternakan Burung Puyuh dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu dan Tempat


No Nama Kegiatan Waktu Tempat
.
1. Asistensi pelaksanaan 8 Oktober 2019 Laboratorium
praktikum Agribisnis
2. Pelaksanaan Praktikum 21 November 2019 Wua-Wua, Kendari
3. Asistensi pembuatan 4 Desember 2019 Laboratorium
laporan praktikum Agribisnis

3.2 Alat dan Objek Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat serta Kegunaannya


No Alat Kegunaan
1 Kuisioner Daftar pertanyaan untuk mendapatkan
informasi dari peternak
2 Alat tulis Mencatat kegiatan dan informasi
3 Kamera Mengambil dokumentasi

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Objek serta Kegunaannya


No Objek Kegunaan
1 Peternak Objek informasi
3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Asistensi

Sebelum dilakukanya praktikum lapangan dengan tempat usaha

peternakan yang berbeda, yang pertama dilakukan adalah asistensi praktikum

agribisnis peternakan tujuanya agar praktikan mengetahui langkah-langkah apa

yang akan dilakukan dalam praktikum ini, seperti membuat quisioner yang mana

memuat pertanyaan seputar usaha peternakan yang akan di survei.

b. Interview

Praktikum ini dilakukan dengan cara wawancara atau tanya jawab dengan

peternak secara langsung tentang topik kegiatan yang sering dilakukan selama

berternak kambing.

c. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendukung, membandingkan dan dapat

memperkuat pendapat tentang materi yang telah diperoleh selama melakukan

praktikum.

d. Analisis Hasil Kegiatan

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data

primer berasal dari wawancara dan observasi pencatatan dilapangan, sedangkan

data sekunder berasal dari sumber-sumber yang berkaitan dengan manajemen

pengolahan usaha.

e. Pembuatan Laporan
3.4. Diagram Alir

Diagram alir pada praktikum manajemen agribisnis usaha peternakan

Burung Puyuh sebagai berikut

e
u
k
a
l
M k
n
a
a
g
n
e
M i
s
l
a
v
r
t
i
s
a
g
n
e
A
M
e
M
k
a
l
n
u
t
i
s
b
m
e
A
M
f
a
n i
/
w
s
n
l
a
i
s
n
l
u
t
a
c
n
w
u
l
i
s
a
h
d
n
/
i
s
e
m
u
k
o
a
t a
r
h
t
f
o
u
b
m
e
h
a
s
pn
b
m
a
s
p
r
e
t a
t
k
a
d
i
s
u
g
o
p
k
a
n
r
t
e
K
d
l
P
n
a
k
o
l
t
g
e
m
oa
p
l
k
a
n
r
t
e m
u
k
n
r
a
e
k
o
p
r
n
k
a
n
r
t
e
p
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil pengamtan praktikum Manajemen Usaha Peternakan Burung Puyuh

(Coturnix Coturnix Japonica) Milik Bapak Agus Di Wua-Wua Kendari dapat

dilihat dari tabel Cash Flow, R/C, BEP dan Matriks SWOT.

Tabel. 4. Analisis Cash in Flow dan Cash out Flow


Biaya Investasi
Uraian Volum Harga Total Biaya
No Satuan
Pembiayaan e Rp Rp
Bangunan
1 Unit 2 20,000,000 40000000
Kandang
2 Lahan m2 360 100,000 36000000
Perizinan
3 Paket 1 1,500,000 1500000
usaha
4 Tempat Pakan Buah 30 50,000 1500000
Tempat
5 Buah 30 30,000 900000
Minum
TotalBiaya Investasi 79,900,000
Biaya Variabel
1 Bibit Ekor 3000 6,000 18000000
2 Pakan Karung 810 360,000 291600000
3 obat-obatan Paket 10 40,000 400000
4 Vaksinasi Paket 6 400,000 2400000
Total Biaya Variabel 312400000.00
Biaya Operasional Pertahun
Gaji
1 Bulan 2 27,000,000 54000000
Karyawan
2 sewa tanah m2 - - -
3 Peralatan Paket 1 1,000,000 1000000
Total Biaya Operasional/ Tahun 55,000,000
Jumlah Cost 447,300,000
Penerimaan
1 puyuh afkir Ekor 2500 10,000 25,000,000.00
2 Telur Rak 11000 36,000 396,000,000.00
3 Pupuk Karung 150 15,000 2,250,000.00
Total Penerimaan 423,250,000
Total Pendapatan 24,050,000
Tabel 5. Matriks SWOT
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Faktor Internal 1.Lokasi Pemasaran 1.Produk hasil ternak
strategis mudah rusak seperti telut
2.Sumber daya alam sehingga perlu di jual
yang memadai dengan cepat.
3.Ikut terlibat dalam 2.Rendahnya Sumber
kelompok kelembagaan daya manusia
ternak 3.Keterbatasan modal
4.Harga cukup 4.Saran dan prasarana
terjangkau terbatas.
Faktor Eksternal 5.Belum adanya
standarisasi
PELUANG (O) STRATEGI (SO): STRATEGI (WO):
1. Lajunya pertumbuhan 1.Meningkatkan peran 1. Perlunya peningkatan
penduduk kelembagaan kelompok SDM agar
2. Permintaan telur ternak dengan instansi pengembangan usaha
tinggi terkait peternakan ini lebih
3.Masih sedikit peternak 2.Mengoptimalkan berkembang dengan
dengan usaha ini penggunaan SDA agar mengutamakan
4.Jalur distribusi yang mendapatkan hasil keterampilan tiap
baik produksi yang bagus. individunya.
5.Mendapatkan 3.Peningkatan kualitas 2. Perlunya .sarana dan
dukungan dari Instansi ternak agar prasarana dalam
setempat meminimalisir daya mendukung usaha puyuh
6.Teknologi sudah saing di pasaran. agar dapat dengan
canggih mudah di distribusikan
ke konsumen.
3.Peran bantuan
pemerintah dalam
penyediaan modal
peternak
4. Perlu adanya pelatihan
khusus dlam
meningkatkan sumber
daya manusia yang
dimiliki agar usaha
puyuh yang dijalakan
dapat berkembang
ANCAMAN (T) STRATEGI (ST): STRATEGI (WT) :
1. Ternak mudah 1. Optimalisasi 1. Perlunya pemanfaatan
terserang penyakit. pembinaan dari instansi penggunaan tenaga kerja
2. Isu pencemaran tekait dalam penerapan agar dapat meningkatkan
lingkungan manajemen dan sumber daya manusia
3. Tekanan importer teknologi pengolahan sehinggg dapat
telur limbah peternakan, memberikan inovasi/ide
4. Fluktasi harga dengan menunjukkan baru.
surat izin membangun. 2. Peran dan
2. Pengendalian pendampingan
kebersihan kandang agar pemerintah dalam
ternak tetap sehat menyeimbangkan harga
3. Perlu adanya dalam daerah dan dari
ketetapan/ luar daerah
penyeimbangan untuk
harga produk yang akan
di pasarkan, sesuai
dengan kondisi pasar

4.2. Pembahasan

4.2.1. Identitas Responden

Responden wawancara pada praktikum ini bernama Bapak Agus Fauzi

S.Pt., M.Pt. Bapak Agus adalah seorang pemiliki peternakan Burung Puyuh yang

ada di Kel. Wua-Wua dan saat ini ia telah berumur 40 tahun dan pendidikan

terakhir S2. Alamat rumah bapak Agus berada Jl. Khairil Anwar, RT 4/RW 3,

Kel. Wua-Wua, Kec. Wua-Wua, Kendari, Sulawesi Tenggara. Pendidikan terakhir

yang ditempuh adalah S3. Peternakan ini merupakan milik sendiri bapak Agus

yang didirikan sejak tahun 2004 – sekarang. Berternak puyuh merupakan usaha

sampingan bapak Agus. Usaha peternakan yang dijalani bapak agus selain

beternak puyuh adalah beternak ayam, dengan pendapatn perbulannyan bisa

mencapai Rp.9000000,00.-/bulan. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan utama

bapak Agus adalah sebagai wirausaha. Adapun wirausaha yang digeluti baoak

Agus yaitu membuka pertokoan ATK, Fotocopy, dan lain sebagainya. Alasan

bapak Agus membangun usaha peternakan burung puyuh ini adalah untuk

meningkatkan pendapatan, pengembangan usaha, dan memiliki peluang yang


besar di pasaran. Hal tesebut sesuai dengan pernyataan Setiawan (2010), bahwa

identitas responden dapat meliputui, umur, pendidikan, pendapatan, pengalaman

kerja dan jenis kelamin. Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan

kondisi seseorang yang memungkinkan menjadi pertimbangan dalam pasar

tenaga kerja.

4.2.2. Profil Usaha

Usaha peternakan burung puyuh milik Bapak Agus bernama “Puyuh

Permata” usaha ini termasuk usaha skala tinggi yang dilihat dari jumlah populasi

burung puyuh yang ada >500 ekor/tahun yang didirikan secara mandiri.

Peternakan ini merupakan milik sendiri bapak Agus yang didirikan sejak tahun

2004 – sekarang. Jumlah karyawan di peternakan Puyuh Permata ini yaitu 4 orang

dengan status karyawan tetap. Luas lahan peternakan “Puyuh Permata” adalah

sebesar 400 m2 . Dengan jumlah populasi ternak 1000 - 3000 ekor per periode

produksi. Perbandingan jantan dan betina untuk pembibitan yaitu 1:5 sedangkan

untuk produksi yaitu 2:10. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ambara (2017),

bahwa profil usaha merupakan gambaran umum mengenai suatu usaha. Profil ini

akan diketahui permodalan usahanya, ketersediaan bahan baku, system produksi,

proses produksi, biaya produksi, saluran pemasaran dan pendapatan dalam proses

keberlangsungan usaha.

Faktor yang mendukung dalam usaha ini adalah masih sedikitnya peternak

yang membuka usaha peternakan puyuh sehingga mempunyai peluan besar dalam

keberhasilannya ditambah lagi tingginya permintaan konsumen akan produk telur

puyuh.
4.2.3. Manajemen SDM, Produksi dan Pemasaran

4.2.3.1. Manajemen SDM

Peternakan burung puyuh ini merekrut karyawan yang bersumber dari

keluarga sendiri. Adapun cara perekrutan karyawanya yaitu dengan cara memilih

kryawan yang rajin, jujur dan baik. Waktu kerja karyawan yaitu 5 jam /hari.

Peternakan ini juga mempunyai sanksi yang diberikan kepada karyawan apabila

melanggar / tidak mematuhi peraturan perusahaan yaitu dengan di beri teguran.

Pembagian tugas pada tiap karyawan yaitu 2 orang di bagian perkandangan, 1

orang bagian pemasaran dan 1 orang bagian pengolahan pakan.

Hal tersebut didukung oleh Sefitasari (2017), bahwa Manajemen Sumber

Daya Manusia perlu dikelola secara baik agar dapat terwujudnya keseimbangan

antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi. Tujuan

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk meningkatkan dukungan sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi, atau untuk meningkatkan

produktivitas, kepuasan kerja, dan menurunkan kemangkiran kerja karyawan

Unsur pada Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, seleksi,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, penilaian prestasi kerja,

pemberian kompensansi, dan pemberhentian.

4.2.3.2. Manajemen Produksi

Peternakan di Puyuh Permata menggunakan jenis kandang litter dengan

sistem rens/ sebar sebesar 4x7 m2 untuk 1000 ekor DOQ. Berntuk kandangnya

perkelompok, dinding nya ditembok dan atapnya menggunakan seng. Luas

kandang peternakan ini yaitu sebesar 400m2 . Pemanfaatan luas kandang ini dibagi
menjadi beberapa 4 bagian yaitu 1 kandang produksi, 1 kandang DOQ, 1 kandang

Penetasan dan 1 gudang. Untuk pembersihan kandang dilakukan seminggu sekali

dengan cara selalu mengganti litternya dengan menggunakan sekam kayu.

Bibit burung puyuh ini berasal dari Surabaya yaitu CV. Kuda Hitam

Perkasa dan CV. Sri Rejeki. Dalam pemilihan bibit peternak mempunyai cari/

metode tersendiri dalam ternak puyuh untuk dipelihara yaitu dipilih bibiy yang

sehat, besar dan mempunyai perfora yang baik. Recording/ pencatatan juga

dilakukan yaiyu dengan mencatat performa telur yang dihasilkan, kesehatan

puyuh, pendapatan pakan, pendapatan produksi, dll. Teknologi yang digunakan

yaitu mesin tetas dan alat pengolahan pakan. Adapun peralatan yang digunakan

untuk beternak yaitu perlengkapan dan kebutuhan perlengkapan kandang beternak

puyuh berupa alat pembersih pakan, tempat pakan, tempat minum, wadah

bertelur, wadah untuk obat-obatan, mesin tetas dan alat pengolahan pakan.

Sumber pakan yang diberikan di Perusahaan ini yaitu pakan hasil

formulasi/pembuata sendiri yaitu menggunakan pakan komplit. Pakan diberikan

sebanyak 25 gram/ ekor/ hari hanya pada pagi hari. Untuk konsentrat peternak

biasanya memberikan RK 24 secara terus menerus dalam sekali sehari pada puyuh

umur 35 hari. Air minum diberikan sebanyak 2 kali sehari. Air minum yang

diberikan telah dicampur dengan ekstimulan yang diselingi herbal seperti kunyit,

temulawak dan bawang putuh. Untuk DOQ air minumnya dicampur dengan

vitaciq tiap 4 hari. Pemberian obat-obatan/vitamin/ vaksinasi diberikan biasanya

menggunakan tetes mata, injeksi vaksin ND dan ND/AI pemberiannya cukup


seperlunya saja. Apabila ternak sakit cara pengobatnnya dilakukan sendiri oleh

peternak.

Hal tersebut sebanding dengan pernyataan Athina (2017) yang

menyatakan bahwa dalam teori produksi, produksi dipengaruhi oleh bahan baku

(sumber daya alam), modal, tenaga kerja, dan teknologi yang digunakan. Bahan

baku berpengaruh positif terhadap produksi. Makin tinggi ketersediaan bahan

baku, maka makin banyak yang dapat diproduksi sehingga output yang dihasilkan

meningkat. Modal usaha memiliki pengaruh positif terhadap produksi. Makin

tinggi modal usaha yang digunakan maka produksi pun meningkat. Tenaga kerja

memiliki pengarh positif terhadap produksi industri. Dalam konsep penawaran,

setelah melalui proses produksi, produk siap untuk disalurkan ke konsumen.

Produk yang ditawarkan pada konsumen harus mendapatkan permintaan efektif

agar produk laku terjual sehingga proses produksi dan distribusi bisa berjalan

lancar. Pada titik inilah peran pelanggan yang secara kontinyu memesan produk

perhiasan logam mulia. Dengan adanya permintaan pasti, kelancaran proses

produksi terjamin.

4.2.3.3. Manajemen Pemasaran

Pemasaran di peternakan Puyuh Permata menggunakan dua metode

penjualan yaitu secara online dan non online. Penjualan secara non online

dilakukan dengan penjualan langsung yaitu di pasar, rumah makan dan rumah

penduduk/ langung ke konsumennya. Penjualan secara online dilakuakn dengan

promosi di sosial media. Sistem pembayarannya COD/ bayar di tempat. Sasaran

dari penjualan poduk hasil puyuh ini yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan
produksi. Daam persaingan usaha yang ada sangat kecil karena di daerah Kendari

masih jarang yang beternak puyuh sementara permintaan pasar cukup tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya penjualan salah satunya yaitu

apabila ada pemasukkan produk puyuh dari luar kota ( Makassar ) maka harga

penjualan jatuh harga.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ruslan (2019) yang menyatakan bahwa

pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh terpadu dan terencana yang

dilakukan oleh sebuah organisasi, perusahaan dan institusi dalam melakukan

usaha agar mampu mengakomodir permintaan pasar dengan cara menciptakan

produk bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan, menyampaikan dan

saling bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra dan masyarakat

umun atau pemasaran adalah proses pengenalan produk kepada konsumen yang

potensial.

4.2.3.4. Peluang

Peluang keberhasilan usaha peternakan ini cukup tinggi dikarenakan usaha

peternakan puyuh untuk daerah Sulawesi tenggar masih sedikit atau jarang

ditemui. Selain itu, permintaan pasar yang tinggi menjadikan usaha ini maju

karena perputaran modal yang cepat dan banyak pelanggan yang memesan.

Adapun, strategi dalam menarik perhatian/ minat konsumen yaitu dengan banyak

melakukan promosi di berbagai sosial media menjadika usaha ini lebih terkenal

dan harga yang relatif murah.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Istiqomah (2017), bahwa peluang bisnis

adalah kesempatan ata waktu, yang tepat yang seharusnya diambil oleh seorang
wirausahawan untuk mendapatkan keuntungan. Keberhasilan dalam menangkap

peluang usaha akan membuka keberhasilan lainnya yang ditentukan oleh factor

teknologi, komunikasi, dan informasi.

4.2.3.5. Hambatan

Hambatan yang sering dijumpai dalam usaha peternakan puyuh ini yaitu

adanya hama berupa tikus yang dapat merusak hasil pengolahan pakan. Selain itu

adanya penyakit yang sering menyerang burung puyuh yaitu ND. Sehingga

terkadang peternak rugi dalam hal ini. Selain itu apabila ada pemasukkan produk

puyuh dari luar kota ( Makassar ) maka harga penjualan jatuh harga. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Subaktilah (2018) yang menyatakan bahwa hambatan

suatu usaha merupakan ancaman bagi usaha tersebut baik dari munculnya pesaing

denagn mutu produk yang baik dan dan daya jangkau pemasaran yang luas dan

lain sebagainya.

4.2.4. Finansial

Aspek finansial yaitu aspek untuk menganalisis kenuangan suatu

perusahaan baik itu pengeluaran maupun penerimaan agar dapat mengetahui

apakah usaha yang dijalankan layak atau tidak layak. Cash flow dari usaha

peternakan burung puyuh milik bapak agus dapat dilihat pada tabel 4. Dimana

total biaya yang dikeluarkan oleh peternakan “Puyuh Permata” adalah sebesar

Rp.79.900.000,00.- dengan total penerimaan Rp.423.250.000,00.- sehingga di

dapatkan hasil pendapatan/ keuntungan dari selisih total biaya dengan total

peneriman yaitu sebesar Rp.24.050.000,00.-. Cash flow tersebut terbagi atas dua

yaitu cash in flow dan cash out flow. Cash in flow (penerimaan) peternakan
puyuh ini di hasilkan dari hasil penjualan puyuh afkir, telur dan pupuk kandang.

Sedangkan cash out flow peternakan puyuh ini berasal dari biaya investasi (biaya

kandang, lahan, perizinan usaha, tempat pakan, tempat minum), biaya variable

(bibit, pakan, dan obat-obatan) dan biaya operasional (Sewa tanah dan peralatan).

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Khotimah (2015) bahwa Komponen

biaya yang dikeluarkan mencakup biaya investasi, biaya tetap, serta biaya

operasional. Biaya investasi merupakan biaya awal yang dikeluarkan saat

menjalankan usaha yaitu pada tahun pertama usaha, dimana jumlahnya

relatif besar dan tidak dapat habis dalam satu kali periode produksi. Biaya

investasi ditanamkan pada suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan

dalam periode yang akan datang, yakni selama umur usaha atau selama

usaha tersebut dijalankan. Sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang

tidak dipengaruhi oleh perubahan input maupun output.

Analisis R/C digunakan untuk melihat keuntungnan relatif yang akan

didapatkan dalam sebuah proyek. Pada dasarnya sebuah proyek yang dijalankan

layak apabila R/C > 1. Secara rinci, hasil perhitungan R/C di sajikan berdasarkan

rumus, maka dapat dihitung R/C sebagai berikut :

Penerimaan
R/C=
Total Biaya

423,250,000
R/C=
367,400,000

R/C= 1,152≈ 1,15


Hasil perhitungan R/C= 1,15, menunjukkan bahwa keuntungan dari total

biaya yang diinvestasikan akan semakin tinggi atau meningkat tiap tahunnya

denagn (NPV) sebesar Rp. 44.130.588,00.- berdasarkan analisis R/C maka usaha

ini dikatakan layak secara finansial. Hal ini sebanding dengan hasil penelitian

Sanjaya (2016) yang menyatakan bahwa usaha ternak puyuh di Kelurahan Tebing

Tinggi Okura Rumbai Pesisir layak dikembangkan karena R/C lebih besar dari

satu dimana dihasilkan nilai R/C sebesar 1,20, artinya setaip Rp 1 modal yang

dikeluarkan mendapatkan keuntungan 0,20.

Analisis BEP digunakan untuk melihat titik impas yang akan didapatkan

dalam sebuah proyek dalam melihat berapa unit penjualan produk yang dijual

untuk mencapai titik BEP. Secara rinci hasil perhitungan BEP adalah sebagai

berikut.

Biaya Tetap Produksi


BEP =
Harga Perunit −Biaya Variabel perunit

312400000
BEP =
36000−1527,78

BEP = 1595,49

Jadi berdasarkan perhitungan BEP didapatkan nilai sebesar 1595,49 unit.

Artinya untuk mencapai titik BEP diperlukan penjualan sebanyak 1595,49 unit.

Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Raharjo (2016), menyatakan bahwa

nilai titik BEP pada telur Puyuh sebesar 511,451 unit.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan pembahasan dari praktikum manajemen agribisnis

usaha peternakan Burung Puyuh maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peternakan burung puyuh milik bapak Fauzi Agus bertempat di Kec. Wua-Wua

Kendari didirakan pada tahun 2004-sekarang dengan jumlah populasi ternak

1000 - 3000 ekor per periode produksi. Luas lahan 400 m 2 , denagn

memnfaatkan SDM 2 tenaga kerja. Pemanfaatan luas kandang ini dibagi

menjadi beberapa 4 bagian yaitu 1 kandang produksi, 1 kandang DOQ, 1

kandang Penetasan dan 1 gudang. Pemasaran di lakukan dengan dua metode

penjualan yaitu secara online dan non online. Peluang keberhasilan usaha

peternakan ini cukup tinggi dengan hambatan jatuhnya harga apabila terdapat

pemasukkan dari luar daerah. Berdasarkan analisis SWOT peternakan puyuh

strategi yang perlu dilakukan di lihat dari SO yaitu mengoptimalkan sumber

daya alam serta meningkatkan peran kelembagaan ternak dengan instansi lain,

WO yaitu perlunya meningktkan sumber daya manusia serta memenuhi saran

dan prasaran dalam menunjang keberlangsungan usaha, ST yaitu

mengoptimalisasikan pembinaan terkait penerapan manajemen dan teknologi

pengolahan limbah serta perlunya penyeimbangan harga produk yang

dipasarkan dengan harga pasar, dan WT yaitu perlunya memanfaatkan tenaga

kerja yang banyak yang dapat memberikan ide dan inovasi baru dalam

mengmbangkan usaha peternakan puyuh ini.


2. Berdasarkan aspek finansialnya usaha peternakan burung puyuh milik bapak

Agus layak untuk dikembangkan hal tesebut dapat dilihat dari analisis finansial

dengan menggunakan analisis Cash Flow, R/C dan BEP. Sehingga didapatkan

total biaya sebesar Rp.79.900.000,00.- dengan total penerimaan

Rp.423.250.000,00.- dan pendapatan sebesar Rp.24.050.000,00.-. untuk

penerimaan yang diterima setiap rupiahnya (R/C) sebesar 1,15>1. Dan untuk

waktu titik impas (BEP) terjadi ketika setelah penjualan 1595,49 unit.

5.2. Saran

Saran dari hasil praktikum manajemen agribisnis usaha peternakan Burung

Puyuh di Kec. wua-wua kendari yaitu :

1. Kepada pengusaha ternak puyuh disarankan untuk dapat meningkatkan

produksi usaha ternak puyuh agar terpenuhinya akan permintaan konsumen,

untuk meningkatkan produksi usaha ternak puyuh sebaiknya usaha ternak

puyuh dapat dikembangkan lagi

2. Kepada pengusaha ternak puyuh agar dapat mengajukan bantuan ke Dinas

peternakan agar usaha yang dikembangkan dapat berkembang lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Athina IGAA, ND Setiawina, dan K Djayastra. 2017. Analisis faktor-faktor yang


mempengaruhi produksi industri perhiasan logam mulia di Kota
Denpasar. J. Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 6(1): 79-108.
Bowo DS. 2018. Analisis perbaikan proses produksi pada pt sumber teknik
sentosa. J. Manajemen Bisnis. 8(1): 12-15.
Diniaty D dan Agusrinal. 2014. Perancangan strategi pemasaran pada produk
anyaman pandan. J. Sains, Teknologi dan Industri. 11(2): 175 – 184.
Fadhil R, MS Maarif, T Bantacut, dan A Hermawan. 2017. Model Strategi
Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. J. Manajemen Teknologi.
16(2): 141-156.
Herawati H dan D Mulyani. 2016. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Proses
Produksi Terhadap Kualitas Produk Pada Ud. Tahu Rosydi Puspan
Maron Probolinggo. Prosiding Seminar Nasional 2016. Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Jember (ID).
Indah DS. 2015. Analisis SWOT pada Saqinah Swalayan di Kota Langsa. J.
Manajemen Dan Keuangan. 4(1): 3-6.
Kharisma A dan T Perdana. 2017. Perencanaan sistem produksi pada manajemen
rantai pasok sayuran (studi kasus di kelompok Tani Katata, Kampung
Cinangsi, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat). J. Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis. 3(2): 89-104.
Lapod J. 2016. Analisis penentuan strategi dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif studi kasus Pada Pt. Pelindo Iv (Persero). J. Riset Bisnis dan
Manajemen. 4(1): 33-48.
Maryam, Mb Paly dan Astati. 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penentu pendapatan usaha peternakan sapi potong (Studi Kasus Desa
Otting Kab. Bone). J. Ilmu dan Industri Perternakan. 3(1): 2-3.
Nugraha DS. 2017. Gambaran Karakteristik Responden, Riwayat Penyakit Yang
Menyertai Dan Jenis Penyakit Reumatik Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo. [Skripsi].
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah. Surakarta (ID).
Sefitasari A. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia (Ketenagakerjaan) Di Pt.
Charoen Pokphand Jaya Farm Purworejo, Jawa Tengah. [Skripsi].
Program Studi Diploma III Manajemen Usaha Peternakan Fakultas
Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang (ID).
Setiawan SA. 2010. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman Kerja
Dan Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja
Terdidik Di Kota Magelang. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang (ID).
Soewartoyo dan T Soetopo. 2009. Potensi sumber daya alam dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia di kawasan masyarakat pesisir,
Kabupaten Bangka. J. Kependudukan Indonesia. 4(2): 1-6
Tangkabiringan S, BAB Sagay, dan MY Memah. 2019. Profil usaha pembuatan
tempe cv cipta panca persada Kleak Kecamatan Malalayang Kota
.Manado. J. Transdisiplin Pertanian. 15(2): 269 – 278.
Tewu ME. 2015. Peranan sumber daya manusia dalam meningkatkan aktivitas
kelompok tani Di Desa Tember. J. Acta Diurna. 4(3): 1-8
Wibowo DH, Z Arifin, dan Sunarti. 2015. Analisis strategi pemasaran untuk
meningkatkan daya saing umkm (Studi Pada Batik Diajeng Solo). J.
Administrasi Bisnis. 29(1): 1-6
Wibowo ME, A Daryanto, dan A Rifin. 2018. Strategi pemasaran produk sosis
siap makan (studi kasus: PT Primafood Internasional ). J. Manajemen
IKM. 13(1): 29-38

Anda mungkin juga menyukai