HAMDANI
10594091415
SKRIPSI
HAMDANI
10594091415
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Pemanfaatan Tepung
Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer) Adalah benar
merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan oleh pihak manapun dan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber
informasi dan data yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Hamdani
10594091415
iii
Hak Cipta Unismuh Makassar
masalah.
Makassar.
tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar.
iv
ABSTRAK
Hamdani 10594091415 Pembuatan tepung keong Mas Melak kasi enzim Papain
untuk memberi makan efisiensi. Dipandu oleh Dr. Ir. Haj.Andikhairiyah. M. pd
dan Salty Anwar, S .Pi., M. Si
Penggunaan pakan buatan sangat penting dalam budidaya ikan kakap putih
(Lattes calcasifer ). Pakan tersebut harus memenuhi nutrisi dan kebutuhan beni
yang dipelihara agar pertumbuhan ikan kakap putih ( Lattes calcasifer ) dapat
berlangsung dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat
kelulusan hidup, laju pertumbuhan dan jenis pakan yang terbaik bagi
pertumbuhan beni ikan kakap putih menggunakan pakan keong mas yang ter
fermentasi enzim papain. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus
sampai 30 november 2020 di dusun pun aga,desa pun aga. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan 1 jenis pakan
buatan (A0 sebagai pakan kontrol dan 3 jenis pakan menggunakan enzim papain
sebagai pakan uji. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Hasil dari penelitian ini
didapatkan bahwa laju pertumbuhan ketiga pakan secara berurutan dari renda
ketinggian yaitu pakan B sebesar 70% pakan C sebesar 78,3% dan pakan d
sebesar 80%. Tingkat kelangsungan hidup dari yang terendah ketinggian yaitu
pakan B sebesar 70% dan C sebesar 78,3% dan D sebesar 80%. Berdasarkan hasil
uji anova dari setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
laju pertumbuhan ikan kakap putih Karena didapatkan nilai F= 0,58.
Kata Kunci :Laju pertumbuhan, Tingkat kelangsungan Hidup, ikan kakap putih
Lates calcarifer
v
ABSTRAK
Keywords: growth Rate, survival Rate, fish for barramundi Lates, indonesia
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira sehingga penulis
dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer )“ ini sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan program strata satu pada Program Studi Budidaya Perairan
khusus yang mendalam kepada Ibu Dr.Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku
iyah Makassar, dan Ibu Dr.Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku ketua Program
Studi Budidaya Perairan dan yang telah meluangkan banyak waktunya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, Serta kepada kedua orang tua
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis secara tulus dan ikhlas
angkatan 2015-2016 serta saya ucapan terimah kasih banyak kepada Pak Krisno,
S.Pi beserta keluarga yang telah menerima kami sebagai mahasiswa yang
melakukan penelitian di Dusun Punaga, Desa Punaga dan jika selama ini penulis
vii
pernah berbuat kesalahan atau kehilapan kepada rekan-rekan seangkatan baik
dan bathin, bukan laut kalau tidak pernah surut, bukan manusia kalau tidak pernah
salah.
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 2
1.2. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1. Klasifikasi Ikan Kakap Putih .................................................................... 5
2.2. Morfologi Ikan Kakap Putih ..................................................................... 6
2.3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Kakap Putih ........................................................ 8
2.4. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih ........................................................... 8
2.5. Kebutuhan Protein Pakan Ikan Kakap Putih ............................................. 10
2.6. Pertumbuhan Ikan Kakap Putih ................................................................ 11
2.7. Keong Mas ................................................................................................ 12
2.8. Kandungan Nutrisi Keong Mas ................................................................. 13
2.9. Tepung Keong Mas ................................................................................... 16
2.10. Enzim Papain .......................................................................................... 18
2.11. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih ........................................................... 19
2.12. Kelangsungan Hidup Ikan Kakap Putih .................................................. 20
2.13. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Kakap Putih .......................................... 22
2.14. Parameter Kualitas Air ............................................................................ 23
3. METODE PENELITIAN ............................................................................. 24
3.1.WaktudanTempat ....................................................................................... 24
3.2.Alat dan Bahan ........................................................................................... 24
3.3.Prosedur Penelitian..................................................................................... 24
ix
3.3.1. Proses Pembuatan Tepung Keong Mas ............................................ 25
3.3.2. Proses Pembuatan Enzim Papain .................................................. 26
3.3.3. proses fermentasi dan dan pembuatan pakan ............................................ 27
3.3.4. Hasil analisis proksimat pakan tepung keong mas .................................... 27
3.4. Persiapan wadah ........................................................................................... 27
3.5. Penyiapan Hewan Uji ................................................................................... 28
3.6. Pemeliharaan hewan uji ............................................................................... 28
3.7. Rancangan Percobaan .................................................................................. 28
3.8. Peubah Yang Diamati ................................................................................ 29
3.8.1. Efisiensi Pemanfaatan Pakan ............................................................ 29
3.8.2. Laju Pertumbuhan Harian ................................................................. 29
3.8.3. Tingkat Kelangsungan Hidup ........................................................... 30
3.8.4. Parameter Kualitas Air ...................................................................... 30
3.9. Analisis Data ................................................................................................ 31
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 32
4.1. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih ................................................................ 32
4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup ..................................................................... 33
4.3. Laju Pertumbuhan Harian ............................................................................ 34
4.3. Parameter Kualitas Air ................................................................................. 38
5. PENUTUP ...................................................................................................... 40
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 40
5.2. Saran............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
I. PENDAHULUAN
nilai ekonomis tinggi karena termasuk salah satu komoditas ekspor dan
permintaan jenis ikan ini cukup tinggi dipasak luar Negeri. Kakap putih telah
yang tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga menjadikan ikan kakap putih
ketersediaan pakan dalam media pemeliharaan, yang di mana ikan ini termasuk
ikan karnivora yang dibutuhkan protein lebih tinggi daripada jenis ikan herbivora.
Jenis pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ikan karnivora dengan
protein berkisar 42-50% dapat membuat ikan tumbuh dengan optimal (Asma et
al,2016). Kandungan protein yang tinggi dalam pakan membuat harga pakan
semakin meningkat sehingga menghambat usaha budidaya ikan kakap putih. Oleh
karena itu, perlu dicari bahan pakan dengan harga yang relatif murah, mudah
Keong mas merupakan pakan yang berpotensi pengganti tepung ikan karena
kandungan proteinnya menyamai tepung ikan (Subhan et al, 2010). Akan tetapi yang
menjadi kendala adalah keong mas memiliki daging yang alot diakibatkan tingginya
kandungan protein sehingga dapat menghambat kecernaan pakan. Untuk itu perlu
2
dilakukan fermentasi dengan menggunakan enzim papain guna memecah rantai
mengingat banyaknya kandungan nutrisi yang terdapat pada tepung keong mas
papain pada pakan berbahan Baku keong mas untuk meningkatkan efisiensi pakan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kindom : Animalia
Fillum : Chordata
Genus : Lates
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Centropomidae
et al (1989) dalam Widiastuti et al (1999). Bentuk ikan kakap putih adalah pipih
dan ramping dengan badan memanjang dan ekor melebar, kepala lancip dengan
bagian atas cekung dan cembung didepan sirip punggung. Mulutnya lebar, gigi
halus dan bagian bawah operkulum mempunyai duri kecil dengan cuping
4
bergerigi diatas pangkal gurat sisi. Sirip punggung berjari-jari keras berjumlah 7-9
dan 10-11 jari-jari lemah. Sirip dubur dan sirip ekor bulat, sirip dubur berjari-jari
keras berjumlah 3 dan berjari lemah berjumlah 7-8. Sirip dada pendek dan
membulat. Sisip ikan kakap putih bertipe sisik besar. Tubuh berwarna keperakan
untuk ikan hidup di laut dan Ikan dewasa berwarna biru kehijauan atau ke abu-
Feb 17, 2014 ikan kakap putih memiliki mulut yang lebar dengan gigi halus dan
tajam. Jun 23 2016, rahang bawah ikan kakap lebih maju dibandingkan rahang atasnya,
itu membuktikan bahwa ikan kakap putih ini pemakan daging atau karnivora. Jun 23,
2016 ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip. Sep 2, 2016 kakap putih dapat
hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir serta di ekosistem mangrove. Nelayan
sering mendapatkan kakap ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar. Ikan
kakap yang hidup di laut lebih besar, ukurannya di bandingkan yang dipelihara air payau
atau di air tawar. Hal itu mungkin disebabkan karena makanannya banyak di habitat
aslinya.
Ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip ekor berbentuk bulat,
ikan kakap putih memiliki sirip punggung berjari – jari keras, dan kuat jari - jari
siripnya terdiri dari 3 jari keras dan 7-8 jari lunak pada sirip punggungnya.(khalik
DKK 2005) tubuh ikan kakap putih memanjang dan gepeng dengan pangkal sirip
ekor melebar, tulang rahang atas melewati mata sebelah belakang sedangkan
5
2.3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Kakap Putih
Juli 24, 2015 Kebutuhan nutrisi ikan kakap putih hampir sama dengan
kebutuhan nutrisi ikan karnivora lainnya, yang meliputi kebutuhan protein (asam
amino), lemak, karbohidrat, ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
ukuran ikan, suhu air kebutuhan asam amino esensial untuk ikan-ikan karnivora.
Dalam pembuatan pakan buatan dapat digunakan komposisi vitamin, dan mineral
protein adalah komposisi utama pembentukan jaringan dan organ tubuh ikan
protein berisikan subtansi nitrogen dalam bentuk asam amino, asam-asam lemak
enzim vitamin dan sebagainya. Sehingga penggunaan dan sediaan terus menerus
dalam pakan sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perbaikan sel-
antara lain: ukuran ikan, suhu air jumlah pakan yang makan kesediaan dan
kualitas pakan alami dan kualitas protein. Protein yang dibutuhkan ikan
peliharaan sangat erat kaitannya dengan tingkat protein optimum dalam pakan
ikan tersebut. Jenis ikan karnivora membutuhkan protein yang lebih tinggi dari
pada jenis ikan herbivora dan ikan-ikan kecil (larva) membutuhkan tingkat protein
yang lebih tinggi daripada ikan yang lebih besar lingkungan juga mempengaruhi
optimum dalam pakan untuk pertumbuhan ikan berkisar antara 25-50% dan
kebutuhan protein ikan kakap putih pada masa pendederan dan peng gelondongan
6
Tabel 1. Kebutuhan Asam Amino Esensial Untuk Ikan Kakap Putih
Jenis asam Tingkat ukuran ikan
amino Benih Glondongan Juwan Pembesaran Induk
Leucine 2,66 2,50 2,40 2,30 2,40
Isoleucine 1,00 0,94 0,90 0,87 0,90
Triptophan 1,46 1,37 1,32 1,26 1,32
Valine 1,67 1,58 1,57 1,45 1,50
Arginine 0,31 0,29 0,28 0,27 0,28
Threonine 2,24 2,11 2,02 1,94 2,02
Histidine 1,20 1,13 1,09 1,04 1,09
Penylalamine 0,95 0,89 0,85 0,82 0,85
Lysine 1,57 1,42 1,36 1,31 1,36
Sumber: Tacon, (1995).
Ikan kakap termasuk golongan ikan deverbal (ikan yang hidup pada dasar
perairan) yang dapat hidup pada perairan dangkal sampai dalam. Berdasarkan
kandungan protein dan lemaknya ikan kakap termasuk ikan tipe dengan kategori
protein dan lemaknya termasuk ikan tipe A dengan kategori protein tinggi (15-
20%) dan kadar lemak rendah (5%), serta 80,3% air, 0% karbohidrat, dan abu,
1,1% (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Ikan kakap banyak terdapat di perairan
dangkal Indonesia dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kandungan gizi ikan
7
Tabel 2. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih
Kandungan Gizi Nilai Satuan
Kalori 92 (kal)
Protein 20 (g)
Lemak 0.7 (g)
Karbohidrat 0 (g)
Kalsium 20 (mg)
Posfor 200 (mg)
Besi 1 (g)
Vitamin A 30 A (SI)
Vitamin B1 0.05 B1 (mg)
Vitamin C 0 C (mg)
Air 77 (g)
Sumber : Afrianto dan Liviawaty, 1989
93,3% dan tidak berbeda nyata antara perlakuan (p˃0,05). Kandungan protein
konsumsi pakan, efisiensi pakan dan laju konsumsi pakan, pertumbuhan spesifik
benih kakap putih. Ikan yang diberi pakan dengan protein 32% menghasilkan
40% maka meningkatnya kadar protein pakan di atas 40% tidak dapat
8
biomasa ikan kakap atau jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan kakap.
Efisiensi pakan untuk ikan yang diberi pakan dengan kadar protein 40%
tidak berbeda nyata (p˃0,05). Nilai efisiensi pakan relatif tinggi( 0,80-0,84 ) pada
ikan kakap yang diberi pakan dengan kandungan protein 40% atau lebih
menunjukkan bahwa ikan kakap putih dapat memanfaatkan pakan dengan efisien.
Dari data pertumbuhan ikan dan efesiensi pakan dapat disimpulkan bahwa
kandungan protein pakan yang baik untuk pembesaran ikan kakap putih adalah
pemanfaatan protein pakan untuk pertumbuhan ikan. Ikan juga dipengaruhi oleh
cepat, kelangsungan hidup dapat mencapai 86%, dan mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan budidaya. Kegiatan budidaya kakap putih di Indonesia saat ini
masih belum banyak berkembang, salah satu faktor yang menghambat kegiatan
Salah satu upaya kegiatan pembesaran ikan kakap putih yang dapat
dilakukan adalah dengan media baskom dan penggunaan tepung keong mas
sepagian pengganti pakan ikan kakap putih. pakan yang lebih baik untuk
9
pertumbuhan dilihat dari jumlah pakan yang lebih kecil dari perlakuan lainnya
dan cenderung pasif bergerak sedangkan perlakuan yang memperoleh dosis pakan
10% dan kemudian persaingan yang terjadi seperti ruang gerak yang luas dan
bahan dalam pembuatan pakan ikan adalah keong mas yang berwarna emas
berwarna cokelat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan
10
Keong mas atau dikenal golden apple snail (GAS) sering dianggap sebagai
salah satu penyebab kegagalan panen padi. Mollusca jenis ini hidup diperairan
jernih, aliran airnya lambat, drainase tidak baik dan tidak cepat kering, bersubstrat
lumpur dengan tumbuhan air yang melimpah. Keong mas dapat bertahan hidup
sampai 6 bulan pada air yang memiliki pH 5-8, dan suhu antara 18-28 0C. Keong
mas akan makan, bergerak dan tumbuh lebih cepat pada suhu yang tinggi. Pada
suhu yang lebih rendah keong mas masuk dalam lumpur dan menjadi tidak aktif.
Pada suhu diatas 32 0C hewan ini memiliki mortalitas yang lebih tinggi (Anonim,
2013).
Kandungan nilai nutrisi dari 250 gram keong mas dapat dilihat pada tabel
Keong mas dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan pakan ikan.
Kandungan protein tepung keong lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan.
11
Menurut Siswanto (1999) kadar protein tepung keong mas Pomacea canaliculata
adalah
(2003).
yang berada di sawah lalu dicuci hingga bersih, langka selanjutnya dilakukan
perendaman pada keong mas dengan tambahan garam sebanyak 250 gram lalu
didiamkan selama 15 menit kemudian dicuci lagi hinga bersih. Tahap selanjutnya
keong mas direbus dalam panci aluminium dengan suhu 600C dan di tambahkan
garam dapur sebanyak 5 sendok makan dan kapur siri sebanyak 3 sendok makan.
untuk proses pelepasan keong mas dari cangkang-nya digunakan benda tajam
yang runcing untuk menarik keluar keong mas dari cangkangnya, keong mas yang
dibuang bagian yang tidak diperlukan, selanjutnya daging keong mas dicuci hinga
bersih kemudian di iris perkecil menggunakan pisau. Daging keong mas yang
telah di iris dijemur selama 3 hari, Daging keong mas yang telah mengering di
12
2.10. Enzim Papain (Carica papaya L)
mempercepat suatu reaksi tanpa ikut bereaksi. Pada industri yang menggunakan
enzim, 59% enzim yang digunakan adalah protease, salah satunya adalah papain
baik di rumah tangga maupun industry. Papain dapat kita peroleh dari getah
pepaya, baik dalam buah, batang, dan daunnya namun yang paling banyak
lain lebih dari 50 asam amino diantaranya asam aspartat, threonine, serin, asam
histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Selain itu getah juga mengandung
suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Papain
juga bersifat antibakteri karena dapat mencerna protein bakteri papain juga
disebabkan oleh bakteri gram positif yang hidup pada lingkungan pH antara 2,6
13
2.11. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih
pakan semakin efisien bila jumlah pakan yang dikonsumsi rendah namun
menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi. Dengan kualitas pakan yang
baik ikan tumbuh lebih cepat dan lebih efisien penggunaan pakannya. Pertumbuha
n ikan dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan termasuk kecernaan zat-zat
makanan yang dimanifestasikan oleh koefisien cerna pakan atau zat-zat yang
Kelangsungan hidup (SR) yaitu persentase jumlah benih ikan kakap putih
yang masih hidup setelah perlakuan (Zone novélDKK, 1991). Hasil penelitian ini
Energi yang berasal dari pakan keong mas yang digunakan untuk aktivitas
bergerak, bernafas, mencerna pakan, dan pengaturan suhu yaitu setelah energi
hidup yang sama. Nilai energi pakan ikan kakap putih yang dijual dipasarkan
14
dengan kandungan sebesar 2,994,60 / kg sudah dapat mempertahankan
atau berat dalam suatu waktu. Maka yang dikonsumsi ikan kakap akan berpagaruh
pada pertumbuhan dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor luar
dan faktor dalam sedangkan faktor luar adalah makanan, suhu perairan, ph, dan
salinitas.
pertumbuhan berat ikan per hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
pada ikan kakap putih. Pertambahan berat rata-rata pada ikan kakap putih antara
dibandingkan dengan lemak gan karbohidrat. Menurut Hari ati (1989) protein
yang sempurna yaitu yang mengandung asam amino yang lengkap dan jumlahnya.
Protein ini yang termasuk golongan ini dapat menjamin pertumbuhan ikan kakap
putih.
15
2.14. Parameter Kualitas AIr
Para meter kualitas air merupakan para meter pelengkap, di mana kualitas
air merupakan tempat tinggal dan media ikan budidaya. Untuk mendapatkan hasil
pertumbuhan dan kesehatan ikan kakap yang baik maka para menter kualitas air
baskom didalam ruangan selama 40 hari. Parameter kualitas air yang diukur yaitu
suhu, sanitas, pH, DO. Nilai suhu selama penelitian paling rendah 28ºC dan yang
paling tinggi 30ºC, dalam kisaran ini parameter suhu masih layak dan baik untuk
SNI (2014) nilai salinitas yang bagus pertumbuhan benih ikan kakap putih
berkisaran antara 28-33 ppt. sedangkan pada penelitian ini nilai salinitas
berkisaran 30-31 ppt. Dengan ini salinitas untuk pertumbuhan benih ikan kakap
SNI (2014) nilai pH untuk pertumbuhan benih ikan kakap putih berkisaran
antara 7,5-8,5. Sedangkan pada penelitian ini nilai pH air 7,5-7,8 dengan nilai pair
minimal 4 ppm. Sedangkan penelitian ini berkisar antara 6,1-6,7, ppm nilai
oksigen terlarut (DO) air ini masih tergolong standar untuk menunjang
16
III. METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah baskom dengan volume air
25 liter digunakan sebagai wadah penelitian. Setiap baskom diisi dengan air laut
untuk mengukur berat ikan, panci untuk merebus keong mas, pisau untuk
untuk mengukur Salinitas, lakban digunakan untuk memberi label pada wadah
penelitian, spidol untuk menulis penanda, perangkat aerasi dan plankton net.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan kakap putih,
garam dapur, kapur sirih, enzim papain,air tawar dan air laut.
17
3.3. Prosedur Penelitian
yang diambil dari sawah. Selanjutnya keong mas dicuci sampai bersih lalu
kemudian keong mas yang telah ditaburi garam dapur didiamkan selama 15 menit,
lalu dicuci kembali sampai bersih. Tahap selanjutnya, keong mas direbus dalam
panci selama 20 menit dengan suhu 60ºC, ditambahkan 5 sendok garam dapur
dengan 3 sendok kapur sirih, kemudian keong mas yang telah direbus segera
daging keong mas dipotong kecil-kecil dan dikeringkan di bawah sinar matahari
selama 3 hari. Selanjutnya daging keong mas yang telah kering kemudian
enzim protease, lipase, dan amilase pada enzim papain. Adapun hasil uji enzim
18
Tabel 4. Hasil uji enzim
Enzim (μ/ml/menit)
Kode Protease Amilase Lipase
Batang Pepaya 0,707 0,151 0,566
Sumber : Data Primer
enzim papain sebanyak 15 ml, 22,5 ml, dan 30 ml. Selanjutnya dimasukkan dalam
Selanjutnya disimpan dalam box dengan tujuan agar suhu ruangan tetap sama.
Setelah proses inkubasi selesai, disimpan dalam freezer untuk menghentikan kerja
enzim, kemudian tahap selanjutnya tepung keong mas yang telah difermentasi
Adapun formulasi pakan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5.Formulasi Pakan Uji dan Komposisi Pakan Ikan Kakap Putih
Dilihat Pada Tabel 6.
NO. Bahan Pakan Formulasi Bahan Pakan
1. Tepung Ikan 30 %
2. Dedak Halus 8%
3. Kedelai 11 %
4. Tepung Jagung 10 %
5. Tepung Keong Mas 30 %
6. Tepung Terigu 9%
7. Minyak Ikan 1%
8. Vitamin A 1%
Jumlah 100 %
19
1.3.4. Hasil Analisa Proksimat Pakan uji Setiap Perlakuan Tepung
KeongMas
Hasil analisa proksimat tepung keong mas non fermentasi dan fermentasi
dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan hasil analisa proksimat pakan uji setiap
air 25 liter sebanyak 12 termasuk wadah kontrol. baskom tersebut dicuci terlebih
dahulu dengan detergen dan dibilas dengan air tawar lalu di desinfeksi dengan
klorin 30 μL L-1 selama 24 jam. Selanjutnya baskom dibilas dengan air tawar
hingga bersih dan dikeringkan. Air laut yang digunakan adalah air laut yang telah
Punaga. Setiap baskom di isi dengan air laut sebanyak 20 liter dan diberi satu
selang aerasi dan batu aerasi yang terhubung dengan instalasi aerasi untuk
meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan benih ikan kakap
putih.
20
1.4. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kakap putih
dengan ukuran 4-5 cm yang diperoleh dari BPBAP Takalar. Setiap baskom diisi
20 ekor ikan kakap putih dengan total keseluruhan ikan kakap putih yang
dengan enzim papain dimulai pada saat penebaran dengan padat tebar 20 ekor/
baskom (1 ekor/L). Sebelum diberi perlakuan, diambil sampel ikan kakap putih
untuk diukur panjang dan bobotnya yang digunakan sebagai data awal. Selama
pemeliharaan larva ikan kakap putih diberi pakan dengan frekuensi pemberian
pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu pada pukul 07.00, 12.00,dan
Rancangan acak lengkap ( RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 kali ulangan
21
Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola
rancangan acak lengkap (RAL) (Gasperz, 1991). Denah penelitian dapat dilihat
pada Gambar 3.
B2 D1 B1
A1 C2 C1
B3 D3 C3
A3 D2 A2
(𝑊𝑡+𝑊𝑎)−𝑊𝑜
berikut: EPP − x100%
𝐹
Keterangan:
22
3.8.2. kelangsungan Hidup
Keterangan:
SR = Kelulushidupan (%)
Wt − Wo
𝐿𝑃𝐻 = x 100%
t
Keterangan:
ini. Parameter kualitas air yang diukur antara lain suhu, pH, salinitas, dan
Amoniak
23
3.9. Analisis Data
analisis menggunakan sidik ragam ANOVA, jika ada perbedaan antara masing-
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Efisiensi pakan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter
fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian disajikan pada
Gambar 4.
6
5,21%± 0,02
5
Efesiensi pakan (%)
0
A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml)
Gambar 4. Efisiensi pakan ikan kakap putih yang diberi pakan keong
mas ter fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama
penelitian
mas ter fermentasi enzim papain dalam pakan ikan kakap putih dengan
pakan (Lampiran 1) Hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 2) nilai efisiensi pakan
ikan kakap putih pada pemberian keong master fermentasi enzim papain dalam
pakan menunjukkan hasil yang berbeda nyata, dimana nilai efisiensi pakan pada
(control)
25
Tingi nilai efisiensi pakan yang diperoleh pada perlakuan B (15ml), C
keong mas tampa pemberian enzim papain disebabkan karena adanya daya kerja
enzim protease dalam papain yang mampu memecah /merubah protein kompleks
menjadi asam amino, sehingga keong mas yang diberikan pada perlakuan B, C
dan D dapat dicerna oleh ikan dengan baik, dan dengan kecenaan pakan yang
Hal ini sejalan dengan pendapat Taqwa brilian et al. ( 2013 ) bahwa enzim
protein menjadi peptida dan asam amino. Selanjutnya hasil penelitian nuraniet
asam amino yang dikonsumsi oleh ikan untuk menunjang pertumbuhan sehingga
pakan yang diberikan menjadi lebih efisien. Sedangkan perlakuan pakan keong
mas tanpa fermentasi enzim papain (perlakuan A ) dihasilkan nilai efisiensi pakan
paling rendah, hal ini disebabkan karena pakan yang dikonsumsi oleh ikan tidak
dapat dicerna dengan baik, akibatnya nilai efisiensi pakan yang dihasilkan lebih
rendah.
Hal ini juga dapat terlihat dari rendahnya pertumbuhan pada perlakuan A
sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Khairiya et,al, ( 2019 ) yang
menyatakan bahwa nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberi pakan keong mas
dibandingkan nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberikan perbedaan yang
26
sanggat nyata dibandingkan nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberi pakan
Menurut Giri et al. ( 2009 ),asam amino 30% optimal dalam pakan mampu
menunjang percepatan pertumbuhan beni ikan kakap putih. Asam amino sangat
Fungsi enzim papain tidak hanya sebagai perombak struktur primer protein namun
enzim papain juga merupakan protein dari kumpulan asam amino yang
dibutuhkan ikan sehingga pakan yang tercampur enzim papain akan terjadinya
peningkatan kadar protein atau asam amino pada pakan. Akan tetapi berdasar kan
analisis uji lanjut perlakuan (B, C, D ) yang sesama diberi dosis enzim papain
menunjukan hasil yang sama atau tidak berbeda nyata, yang artinya dosis enzim
papain yang berbeda sama - sama memberikan penggaru yang positif terhadap
Laju pertumbuhan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter
fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian disajikan pada
(lampiran2 ) rata - rata laju pertumbuhan harian ikan kakap putih disaji kan pada
gambar 5.
27
6 5.21
2
a
a a b
1
0
A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml)
Perlakuan
Gambar 5 .Laju pertumbuhan harian ikan kakap putih yang diberi pakan
keong mas terfermentasi enzim papain dengan konsentrasi
berbeda (Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak
berbeda. Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang
berbeda nyata)
Hasil analisis ragam laju pertumbuhan harian ikan kakap putih yang diberi
pakan dengan penambahan tepung keong mas ter fermentasi enzim papain selama
(Lampiran 2) menunjukan bahwa laju pertumbuhan harian ikan kakap putih pada
30ml ).
enzim yang diberikan pada setiap perlakuan. Pemberian tepung keong mas yang
ter fermentasi enzim papain dalam pakan mampu meningkatkan laju pertumbuhan
harian ikan kakap putih sebesar 1,75 % hari, dengan peningkatan LPH tertinggi
diperoleh pada perlakuan D ( 30ml ) yaitu sebesar 5,21% hari, peningkatan laju
28
pertumbuhan harian tersebut disebabkan tepung keong mas ter fermentasi enzim
Selain itu ikan kakap putih adalah ikan karnivora yang membutuhkan
protein yang tinggi untuk pertumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat kodi
kakap putih adalah kandungan protein yang terdapat pada pakan karena protein
memiliki fungsi membentuk jaringan baru dan menggantikan jaringan yang rusak.
Selain itu penambahan enzim papain yang merupakan enzim protease sebagai
tepung keong mas. Sehingga kandungan protein tersebut menjadi lebih sederhana
seperti peptida singa asam amino mudah diserap dan dicerna oleh ikan, yang
Adeline dan Ida ( 2007 ) menyatakan bahwa pemberian pakan buatan berbahan
baku tepung keong mas pada ikan kakap putih mendapat kan laju pertumbuhan
n hidup dan pertumbuhan beni lele domba (clarias gariepinus) dengan dosis
terbaik 2,5 % sehingga dengan kombinasi tepung keong mas yang ter fermentasi
29
enzim papain yang di substitusi kedalaman pakan sangat baik dalam
perlakuan lainnya diduga karena kandungan protein yang terdapat dalam tepung
adanya penambahan enzim papain saat proses fermentasi dengan dosis 30 ml, di
mana semakin banyak papain yang digunakan maka semakin banyak pula protein
yang dipecah menjadi peptide hingga asam amino. Semakin banyak protein yang
dapat terhidrolisis menjadi asam amino, maka semakin banyak polah jumlah asam
amino yang dapat diserap dan digunakan oleh ikan kakap putih untuk
hasil terendah dibandingkan perlakuan lain sebab pada perlakuan A diduga bahwa
tidak terdapat enzim papain sebagai enzim oksigen dalam pakan yang dapat
yang dipecah menjadi asam amino dan semakin sedikit asam amino yang diserap
oleh tubuh.
Tingkat Kelangsangan hidup ikan kakap putih dari total 20 ekor tiap
Berdasar kan analisis ( a nova ) menunjukan bahwa keempat macam pakan yang
diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai salinitas ikan kakap putih (
30
90 80
78.3
80 70 70
70
60
Sintasan (%)
50
40
30
20 a a a
a
10
0
A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml)
Perlakuan
Gambar 6. Sintasan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas terfermentasi
enzim papain dengan konsentrasi berbeda. (Huruf yang sama
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata )
kelulus hidupkan / lintasan ikan kakap putih pada perlakuan D diduga disebabkan
karena pakan yang diberikan pada penelitian ini termanfaatkan dengan baik
sehingga selain digunakan untuk pertumbuhan juga di gunakan untuk respon imun
ikan tersebut. Namun berdasarkan hasil uji statistic menujukan bahwa pemberian
keong mas ter fermentasi enzim papain dengan konsentrasi berbeda tidak
memberikan penggaru terhadap lintasan ikan kakap putih, hal ini menunjukan
bahwa pada dasarnya kelulus hidupkan ikan terkait dengan kemampuan ikan
meng konsumsi pakan, dan tidak berpengaruh secara signifikan oleh banyaknya
masih tergolong baik, lintasan 20-50% tergolong sedang dan kurang dari 30 %
tidak baik. Sehingga lintasan pada penelitian ini masih tergolong sangat baik
31
4.4. Parameter Kualitas Air
Pada penelitian ini kualitas air yang diukur adalah derajat keasaman
Baku mutu SNI (2014) batas aman pH untuk budidaya benih ikan kakap putih
berkisar 7,0-8,5. Hal ini didukung oleh Boyd (1979) menyatakan bahwa kisaran
pH yang baik untuk kelulus hidupkan ikan adalah 5,4-8,6. Suhu selama penelitian
suhu berkisar antara 28-31°C,dan masih tergolong baik untuk ikan. Suhu tidak
berflu aktif hal ini disebabkan karena penelitian perada pada dalam atap tertutup.
Hal ini berdasar kan Baku mutu SNI (2014) yang mengatakan batas aman suhu
berdasarkan Baku Mutu SNI (2014) salinitas yang baik untuk mem budidaya ikan
kakap putih ˃ 28 ppm. Oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 4-6,5
mg. Berdasar kan Baku Mutu SNI (2014 ) batas aman oksigen terlarut untuk
32
budidaya benih ikan kakap putih yaitu ˃ 4mg/Lai lani didukung oleh Sedona et al.
dalam batas aman untuk budidaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihatini
adalah 0,6 mg /L
33
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
dibudidayakan di dusun pun aga selama 40 hari pembesaran dengan pakan keong
mas dengan kadar protein 46% didapat kan nilai efisiensi pakan 73,6 % /hari, nilai
laju pertumbuhan hariannya 5,21 g pada perlakuan D (30 ml), dan nilai kelulus
air meliputi salinitas berkisar 30-36%,DO antara 5-6,5 mg /L, suhu antara 28-
5.2. Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Asma, N., Muchlisin, Z.A., & Hasri, I., 2016. Pertumbuhan dan
KelangsunganHidup Benih Ikan Peres (Osteochilus Vittatus) Pada
Ransum Harian YangBerbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
Perikanan Unsyiah. 1(1),1-11
Fardiaz, S., 1987. Fisiolohi Fermentasi. Pusat Antar Universitas IPB, Bogor.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2006. Fisheries and Aquaculture
CircularNo. 1034: A Review On Culture, Production and Use of Spirulina
as Food ForHumans and Feeds For Domestic Animals and Fish. Rome :
ISBN 978-92-5-106106-0.
Fitriani,V. 2006. Getah Sejuta Manfaat . PT. Trubus Swadaya. Edisi April 2006.
Jakarta.
Hardianti, Q., Rusliadi., Mulyadi. 2016. EffectOf Feeding Made With Different
Composition On Growth and Survival Seeds Of Barramundi (Lates
calcarifer , Bloch ). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1): 1-10
35
Hikmayani, Y., Rismutia, H.D., Zahri N. 2013. Evaluasi Kebijakan Peningkatan
Produksi Perikanan Budidaya. Jakarta. Jurnal Evaluasi dan Strategi
Peningkatan Keberhasilan Program 3 (1): 47-65.
Jaya, B., Agustriani, F., Isnaini. 2013. Laju Pertumbuhan Dan Tingkat
Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih (Lates Calcarifer, Bloch)
Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda, Universitas sriwijaya,
Inderalaya, Indonesia. Maspari Jurnal 5 (1): 56-63
Kordi M.G dan Tanjung A.B. 2007.Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan.Jakarta : Rineka Cipta.
Kordi, M. Ghufran H., 2010. Budi daya ikan patin di kolam terpal. Lily Publisher,
Yogyakarta.
Kungvankij, P., J. R. Pudadera., B.J. Tiro and I.O. Potestas. 1986. Biology and
Culture of Sea Bass (Lates calcarifer). SEAFDEC Aquaculture
Department.
Watanabe, T. 1988 Fish Nutrition end marine Culture.JICA Text book the
General Aquaculture biosciences.Tokyo University of Fishheries,233 pp.
36
Lampiran-Lampiran
Keterangan:
Lampiran 2 : Tabel Laju Pertumbuhan Harian Ikan kakap putihyang diberi pakan
dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain
pada akhir perlakuan.
37
Lampiran 3 :Tabel tingkat kelangsungan hidup Ikan kakap putihyang diberi pakan
dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain
pada akhir perlakuan.
Lampiran 4 : Tabel kecernaan protein kasar ikan kakap putihyang diberi pakan
dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain
pada akhir perlakuan.
Lampiran 1.4 : Analisis Statistik Laju pertumbuhan Ikan kakap putihyang diberi
pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim
papain
ANOVA
LPH
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between 6,168 3 2,056 10,688 ,004
Groups
Within Groups 1,539 8 ,192
Total 7,706 11
38
LPH
Duncana
Subset for alpha = 0.05
PERLAKUAN N 1 2
A (KONTROL) 3 3,4667
B (15 ML) 3 3,5367
C (22,5 ML) 3 3,7067
D (30 ML) 3 5,2133
Sig. ,538 1,000
ANOVA
SINTASAN
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between 256,250 3 85,417 3,154 ,086
Groups
Within Groups 216,667 8 27,083
Total 472,917 11
SINTASAN
Duncana
Subset for
alpha = 0.05
PERLAKUAN N 1
A (KONTROL) 3 70,0000
B (15 ML) 3 70,0000
C (22,5 ML) 3 78,3333
D (30 ML) 3 80,0000
Sig. ,058
Lampiran 1.6 :Analisis Statistik kecernaan protein kasar Ikan kakap putihyang
diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi
enzim papain
39
Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan
40
Proses perebusan keong mas
41
Penjemuran daging keong mas
42
Proses mixer semua bahan
Penimbangan bahan
43
Pakan yang sudah di mixer
44
Pengaturan posisi wadah budidaya
45
Pemeliharaan
Pemberian pakan
Sipon
46
Sampling pertambahan panjang tubuh ikan
47
RIWAYAT HIDUP
pertama (SMP) pada tahun 20008 di SMP Negeri 1 Bungi dan diselesaikan pada
tahun 2011 pada tahun yang sama penulis masuk ke sekolah manengah atas
(SMA) di SMA Negeri 1 Bungi (SMA Negeri 1 Bungi ) dan lulus pada tahun
2014. Dan pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi
dibawah bimbingan Dr. Ir. Hj.Andi Khaeriyah,M.Pd. dan Asni Anwar, S.Pi.,M.Si.
48
49