Anda di halaman 1dari 63

PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS

YANG DIPERMENTASI ENZIM PAPAIN TERHADAP


EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)

HAMDANI
10594091415

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS
YANG DIPERMENTASI ENZIM PAPAIN TERHADAP
EFISIENSI PAKAN, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)

SKRIPSI

HAMDANI
10594091415

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
i
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Pemanfaatan Tepung

Keong Mas Yang Difermentasi Enzim Papain Terhadap Efisiensi Pakan,

Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer) Adalah benar

merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan oleh pihak manapun dan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber

informasi dan data yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan di bagian akhir skripsi.

Makassar, Oktober 2020

Hamdani
10594091415

iii
Hak Cipta Unismuh Makassar

@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluuh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar.

iv
ABSTRAK

Hamdani 10594091415 Pembuatan tepung keong Mas Melak kasi enzim Papain
untuk memberi makan efisiensi. Dipandu oleh Dr. Ir. Haj.Andikhairiyah. M. pd
dan Salty Anwar, S .Pi., M. Si
Penggunaan pakan buatan sangat penting dalam budidaya ikan kakap putih
(Lattes calcasifer ). Pakan tersebut harus memenuhi nutrisi dan kebutuhan beni
yang dipelihara agar pertumbuhan ikan kakap putih ( Lattes calcasifer ) dapat
berlangsung dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat
kelulusan hidup, laju pertumbuhan dan jenis pakan yang terbaik bagi
pertumbuhan beni ikan kakap putih menggunakan pakan keong mas yang ter
fermentasi enzim papain. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus
sampai 30 november 2020 di dusun pun aga,desa pun aga. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan 1 jenis pakan
buatan (A0 sebagai pakan kontrol dan 3 jenis pakan menggunakan enzim papain
sebagai pakan uji. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Hasil dari penelitian ini
didapatkan bahwa laju pertumbuhan ketiga pakan secara berurutan dari renda
ketinggian yaitu pakan B sebesar 70% pakan C sebesar 78,3% dan pakan d
sebesar 80%. Tingkat kelangsungan hidup dari yang terendah ketinggian yaitu
pakan B sebesar 70% dan C sebesar 78,3% dan D sebesar 80%. Berdasarkan hasil
uji anova dari setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
laju pertumbuhan ikan kakap putih Karena didapatkan nilai F= 0,58.

Kata Kunci :Laju pertumbuhan, Tingkat kelangsungan Hidup, ikan kakap putih
Lates calcarifer

v
ABSTRAK

Hamdani 10594091415 Pemanfaatan Flour Keong Mas Dipermentasi the


Enzyme Papain to Feed Efficiency.Guided by Dr. Ir.Hj. Andikhairiyah. M. pd
and Salty Anwar, S .Pi., M. Si
The use of artificial feed is very important in the cultivation of white
snapper fish (Lattes calcasifer ).Such feed must meet the nutritional needs and
beni are maintained so that the growth of barramundi ( Lattes calcasifer ) can take
place properly. The purpose of peneli5tian this is knowing the graduation rate of
life, rate of growth and the type of feed is best for the growth of the beni white
snapper fish using feed keong mas ter of fermentation the enzyme papain. This
study was conducted on 18 August until 30 november 2020 in the hamlet was aga,
the village was aga. The method used in this research is to use 1 type of artificial
feed (A0 feed as control and 3 types of feed to use the enzyme papain as the feed
test. The design used is complete random design (CRD) with 3 treatments and 4
repetitions. The results of this study showed that the growth rate of the third feed
sequentially from the lace height that feed B by 70% of feed C amounted to
78,3% and feed d by 80%. The survival rate from a low height i.e. feed B 70%
and C of 78,3% and D 80%. Based on the test results of the anode of each
treatment did not give significant effect on the growth rate of white snapper fish
Because the obtained value F= 0,58.

Keywords: growth Rate, survival Rate, fish for barramundi Lates, indonesia

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena berkat

limpahan rahmat dan taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Tepung Keong

Mas Yang Dipermentasi Enzim Papain terhadap Efisiensi Pakan, Pertumbuhan

dan Sintasan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer )“ ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan program strata satu pada Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar ini dapat terselesaikan

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terimakasih

khusus yang mendalam kepada Ibu Dr.Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku

Pembimbing 1, Ibu Asni Anwar, S.Pi., M.Si selaku pembimbing ke 2, Bapak H.

Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammad

iyah Makassar, dan Ibu Dr.Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku ketua Program

Studi Budidaya Perairan dan yang telah meluangkan banyak waktunya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, Serta kepada kedua orang tua

yang telah banyak memberikan bantuan baik moral maupun materi

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis secara tulus dan ikhlas

menyampaikan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa Program Studi

Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

angkatan 2015-2016 serta saya ucapan terimah kasih banyak kepada Pak Krisno,

S.Pi beserta keluarga yang telah menerima kami sebagai mahasiswa yang

melakukan penelitian di Dusun Punaga, Desa Punaga dan jika selama ini penulis

vii
pernah berbuat kesalahan atau kehilapan kepada rekan-rekan seangkatan baik

disengaja maupun tidak disengaja, penulis menyampaikan permohonan maaf lahir

dan bathin, bukan laut kalau tidak pernah surut, bukan manusia kalau tidak pernah

salah.

Makassar, 25 Oktober 2020

Penyusun

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .............................................................. iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................ iv
HAK CIPTA UNISMUH MAKASSAR .......................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 2
1.2. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1. Klasifikasi Ikan Kakap Putih .................................................................... 5
2.2. Morfologi Ikan Kakap Putih ..................................................................... 6
2.3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Kakap Putih ........................................................ 8
2.4. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih ........................................................... 8
2.5. Kebutuhan Protein Pakan Ikan Kakap Putih ............................................. 10
2.6. Pertumbuhan Ikan Kakap Putih ................................................................ 11
2.7. Keong Mas ................................................................................................ 12
2.8. Kandungan Nutrisi Keong Mas ................................................................. 13
2.9. Tepung Keong Mas ................................................................................... 16
2.10. Enzim Papain .......................................................................................... 18
2.11. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih ........................................................... 19
2.12. Kelangsungan Hidup Ikan Kakap Putih .................................................. 20
2.13. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Kakap Putih .......................................... 22
2.14. Parameter Kualitas Air ............................................................................ 23
3. METODE PENELITIAN ............................................................................. 24
3.1.WaktudanTempat ....................................................................................... 24
3.2.Alat dan Bahan ........................................................................................... 24
3.3.Prosedur Penelitian..................................................................................... 24

ix
3.3.1. Proses Pembuatan Tepung Keong Mas ............................................ 25
3.3.2. Proses Pembuatan Enzim Papain .................................................. 26
3.3.3. proses fermentasi dan dan pembuatan pakan ............................................ 27
3.3.4. Hasil analisis proksimat pakan tepung keong mas .................................... 27
3.4. Persiapan wadah ........................................................................................... 27
3.5. Penyiapan Hewan Uji ................................................................................... 28
3.6. Pemeliharaan hewan uji ............................................................................... 28
3.7. Rancangan Percobaan .................................................................................. 28
3.8. Peubah Yang Diamati ................................................................................ 29
3.8.1. Efisiensi Pemanfaatan Pakan ............................................................ 29
3.8.2. Laju Pertumbuhan Harian ................................................................. 29
3.8.3. Tingkat Kelangsungan Hidup ........................................................... 30
3.8.4. Parameter Kualitas Air ...................................................................... 30
3.9. Analisis Data ................................................................................................ 31
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 32
4.1. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih ................................................................ 32
4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup ..................................................................... 33
4.3. Laju Pertumbuhan Harian ............................................................................ 34
4.3. Parameter Kualitas Air ................................................................................. 38
5. PENUTUP ...................................................................................................... 40
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 40
5.2. Saran............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Kebutuhan Asam Amino Ikan Kakap Putih .................................................... 8


2. Kandungan Gizi .............................................................................................. 9
3.Kandungan Nutrisi Keong Mas ....................................................................... 13
4. Hasil Analisis Proksimat Pakan ..................................................................... 15
5.Komposisi Pakan Ikan Kakap Putih................................................................. 26
6. Parameter Kualitas Air .................................................................................... 38

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Ikan Kakap Putih ............................................................................................. 4


2. Keong Mas ...................................................................................................... 11
3. Proses Fermentasi Pakan ................................................................................. 26
4.Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan .......................................... 29
5. Laju Pertumbuhan Harian ............................................................................... 33
6. Tingkat Kelangsungan Hidup ......................................................................... 36

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Hasil Penelitian dan SPSS ............................................................................... 45


2. Foto-Foto Kegiatan ......................................................................................... 53

xiii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan kakap putih (Lattes calcarifer), merupakan ikan yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi karena termasuk salah satu komoditas ekspor dan

permintaan jenis ikan ini cukup tinggi dipasak luar Negeri. Kakap putih telah

menjadi suatu usaha yang bersifat komersial untuk dikembangkan, karena

pertumbuhannya yang relatif cepat, mudah dipelihara dan mempunyai toleransi

yang tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga menjadikan ikan kakap putih

cocok untuk ke dalam budidaya (jaya et al, 2012).

Keberhasilan usaha budidaya ikan kakap putih sangat ditentukan oleh

ketersediaan pakan dalam media pemeliharaan, yang di mana ikan ini termasuk

ikan karnivora yang dibutuhkan protein lebih tinggi daripada jenis ikan herbivora.

Jenis pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ikan karnivora dengan

protein berkisar 42-50% dapat membuat ikan tumbuh dengan optimal (Asma et

al,2016). Kandungan protein yang tinggi dalam pakan membuat harga pakan

semakin meningkat sehingga menghambat usaha budidaya ikan kakap putih. Oleh

karena itu, perlu dicari bahan pakan dengan harga yang relatif murah, mudah

didapat dan mengandung nutrisi yang baik.

Keong mas merupakan pakan yang berpotensi pengganti tepung ikan karena

kandungan proteinnya menyamai tepung ikan (Subhan et al, 2010). Akan tetapi yang

menjadi kendala adalah keong mas memiliki daging yang alot diakibatkan tingginya

kandungan protein sehingga dapat menghambat kecernaan pakan. Untuk itu perlu

2
dilakukan fermentasi dengan menggunakan enzim papain guna memecah rantai

polipeptida pada protein.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian

mengingat banyaknya kandungan nutrisi yang terdapat pada tepung keong mas

yang difermentasi dengan enzim papain untuk mengurangi penggunaan tepung

ikan dalam pakan ikan kakap putih.

1.2. Tujuan Dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimal enzim

papain pada pakan berbahan Baku keong mas untuk meningkatkan efisiensi pakan

dan pertumbuhan ikan kakap putih.

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pembudidaya khususnya dalam mengoptimalkan enzim papain pada pakan

berbahan baku keong mas serta meningkatkan efisiensi pakan.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Ikan Kakap Putih

Kindom : Animalia

Fillum : Chordata

Sub Fillum : Vertebrata

Genus : Lates

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostomi

Ordo : Percomorphi

Famili : Centropomidae

Spesies : Lates calcarifer

Gambar 1. Ikan Kakap Putih

Morfologi ikan kakap putih dideskripsikan secara lengkap oleh Tiensorume

et al (1989) dalam Widiastuti et al (1999). Bentuk ikan kakap putih adalah pipih

dan ramping dengan badan memanjang dan ekor melebar, kepala lancip dengan

bagian atas cekung dan cembung didepan sirip punggung. Mulutnya lebar, gigi

halus dan bagian bawah operkulum mempunyai duri kecil dengan cuping

4
bergerigi diatas pangkal gurat sisi. Sirip punggung berjari-jari keras berjumlah 7-9

dan 10-11 jari-jari lemah. Sirip dubur dan sirip ekor bulat, sirip dubur berjari-jari

keras berjumlah 3 dan berjari lemah berjumlah 7-8. Sirip dada pendek dan

membulat. Sisip ikan kakap putih bertipe sisik besar. Tubuh berwarna keperakan

untuk ikan hidup di laut dan Ikan dewasa berwarna biru kehijauan atau ke abu-

abuan pada bagian atas dan berwana keperakan bagaian bawah.

2.2. Morfologi Ikan Kakap Putih

Feb 17, 2014 ikan kakap putih memiliki mulut yang lebar dengan gigi halus dan

tajam. Jun 23 2016, rahang bawah ikan kakap lebih maju dibandingkan rahang atasnya,

itu membuktikan bahwa ikan kakap putih ini pemakan daging atau karnivora. Jun 23,

2016 ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip. Sep 2, 2016 kakap putih dapat

hidup di daerah laut yang berlumpur, berpasir serta di ekosistem mangrove. Nelayan

sering mendapatkan kakap ketika melaut. Ikan kakap yang hidup di laut lebih besar. Ikan

kakap yang hidup di laut lebih besar, ukurannya di bandingkan yang dipelihara air payau

atau di air tawar. Hal itu mungkin disebabkan karena makanannya banyak di habitat

aslinya.

Ikan kakap juga seperti ikan lainnya memiliki sirip ekor berbentuk bulat,

ikan kakap putih memiliki sirip punggung berjari – jari keras, dan kuat jari - jari

siripnya terdiri dari 3 jari keras dan 7-8 jari lunak pada sirip punggungnya.(khalik

DKK 2005) tubuh ikan kakap putih memanjang dan gepeng dengan pangkal sirip

ekor melebar, tulang rahang atas melewati mata sebelah belakang sedangkan

rahang bawahnya lebih menonjol.

5
2.3. Kebutuhan Nutrisi Ikan Kakap Putih

Juli 24, 2015 Kebutuhan nutrisi ikan kakap putih hampir sama dengan

kebutuhan nutrisi ikan karnivora lainnya, yang meliputi kebutuhan protein (asam

amino), lemak, karbohidrat, ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

ukuran ikan, suhu air kebutuhan asam amino esensial untuk ikan-ikan karnivora.

Dalam pembuatan pakan buatan dapat digunakan komposisi vitamin, dan mineral

protein adalah komposisi utama pembentukan jaringan dan organ tubuh ikan

protein berisikan subtansi nitrogen dalam bentuk asam amino, asam-asam lemak

enzim vitamin dan sebagainya. Sehingga penggunaan dan sediaan terus menerus

dalam pakan sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perbaikan sel-

sel yang rusak.

Jumlah protein yang dibutuhkan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain: ukuran ikan, suhu air jumlah pakan yang makan kesediaan dan

kualitas pakan alami dan kualitas protein. Protein yang dibutuhkan ikan

peliharaan sangat erat kaitannya dengan tingkat protein optimum dalam pakan

ikan tersebut. Jenis ikan karnivora membutuhkan protein yang lebih tinggi dari

pada jenis ikan herbivora dan ikan-ikan kecil (larva) membutuhkan tingkat protein

yang lebih tinggi daripada ikan yang lebih besar lingkungan juga mempengaruhi

protein yang dibutuhkan. Beberapa pustaka menyebutkan bahwa tingkat protein

optimum dalam pakan untuk pertumbuhan ikan berkisar antara 25-50% dan

kebutuhan protein ikan kakap putih pada masa pendederan dan peng gelondongan

sebesar 45-50% kebutuhan asam amino esensial induk ikan-ikan karnivora.

6
Tabel 1. Kebutuhan Asam Amino Esensial Untuk Ikan Kakap Putih
Jenis asam Tingkat ukuran ikan
amino Benih Glondongan Juwan Pembesaran Induk
Leucine 2,66 2,50 2,40 2,30 2,40
Isoleucine 1,00 0,94 0,90 0,87 0,90
Triptophan 1,46 1,37 1,32 1,26 1,32
Valine 1,67 1,58 1,57 1,45 1,50
Arginine 0,31 0,29 0,28 0,27 0,28
Threonine 2,24 2,11 2,02 1,94 2,02
Histidine 1,20 1,13 1,09 1,04 1,09
Penylalamine 0,95 0,89 0,85 0,82 0,85
Lysine 1,57 1,42 1,36 1,31 1,36
Sumber: Tacon, (1995).

2.4. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih

Ikan kakap termasuk golongan ikan deverbal (ikan yang hidup pada dasar

perairan) yang dapat hidup pada perairan dangkal sampai dalam. Berdasarkan

kandungan protein dan lemaknya ikan kakap termasuk ikan tipe dengan kategori

protein dan lemaknya termasuk ikan tipe A dengan kategori protein tinggi (15-

20%) dan kadar lemak rendah (5%), serta 80,3% air, 0% karbohidrat, dan abu,

1,1% (Afrianto dan Liviawaty, 1989). Ikan kakap banyak terdapat di perairan

dangkal Indonesia dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kandungan gizi ikan

kakap putih dapat dilihat pada tabel 2.

7
Tabel 2. Kandungan Gizi Ikan Kakap Putih
Kandungan Gizi Nilai Satuan
Kalori 92 (kal)
Protein 20 (g)
Lemak 0.7 (g)
Karbohidrat 0 (g)
Kalsium 20 (mg)
Posfor 200 (mg)
Besi 1 (g)
Vitamin A 30 A (SI)
Vitamin B1 0.05 B1 (mg)
Vitamin C 0 C (mg)
Air 77 (g)
Sumber : Afrianto dan Liviawaty, 1989

2.5. Kebutuhan Protein Pakan Ikan Kakap Putih

Hasil percobaan menunjukan kelangsungan hidup ikan kakap berkisar

93,3% dan tidak berbeda nyata antara perlakuan (p˃0,05). Kandungan protein

pakan berpengaruh nyata (p˂0,05) terhadap persen pertambahan berat ikan,

konsumsi pakan, efisiensi pakan dan laju konsumsi pakan, pertumbuhan spesifik

benih kakap putih. Ikan yang diberi pakan dengan protein 32% menghasilkan

persen pertambahan berat dan laju pertumbuhan spesifik paling rendah.

Peningkatan kandungan protein pakan sampai dengan kadar protein pakan

40% maka meningkatnya kadar protein pakan di atas 40% tidak dapat

meningkatkan pertumbuhan pada ikan kakap putih. Efisiensi pakan dipengaruhi

oleh kandungan protein pakan. Efisiensi pakan merupakan proporsi pertambahan

8
biomasa ikan kakap atau jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan kakap.

Meningkatnya efesiensi pakan menunjukan bahwa kualitas pakan yang baik

Efisiensi pakan untuk ikan yang diberi pakan dengan kadar protein 40%

tidak berbeda nyata (p˃0,05). Nilai efisiensi pakan relatif tinggi( 0,80-0,84 ) pada

ikan kakap yang diberi pakan dengan kandungan protein 40% atau lebih

menunjukkan bahwa ikan kakap putih dapat memanfaatkan pakan dengan efisien.

Dari data pertumbuhan ikan dan efesiensi pakan dapat disimpulkan bahwa

kandungan protein pakan yang baik untuk pembesaran ikan kakap putih adalah

mencapai 40% kebutuhan protein bervariasi menurut spesies ikan dan

pemanfaatan protein pakan untuk pertumbuhan ikan. Ikan juga dipengaruhi oleh

ukuran ikan,kualitas protein, kandungan energi pakan, keseimbangan kandungan

nutrisi,tingkat pemberian pakan pada ikan kakap putih (Fumichi,1988).

2.6. Pertumbuhan Ikan Kakap Putih

Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu komoditas

budidaya laut unggulan di Indonesia, karena memiliki pertumbuhan yang relatif

cepat, kelangsungan hidup dapat mencapai 86%, dan mudah menyesuaikan diri

dengan lingkungan budidaya. Kegiatan budidaya kakap putih di Indonesia saat ini

masih belum banyak berkembang, salah satu faktor yang menghambat kegiatan

pembesaran kakap putih di Indonesia adalah masih sulitnya pengadaan pakan

keong masih ber kelanjutan dalam jumlah yang cukup.

Salah satu upaya kegiatan pembesaran ikan kakap putih yang dapat

dilakukan adalah dengan media baskom dan penggunaan tepung keong mas

sepagian pengganti pakan ikan kakap putih. pakan yang lebih baik untuk

9
pertumbuhan dilihat dari jumlah pakan yang lebih kecil dari perlakuan lainnya

dan cenderung pasif bergerak sedangkan perlakuan yang memperoleh dosis pakan

10% dan kemudian persaingan yang terjadi seperti ruang gerak yang luas dan

kemampuan mendapatkan makanan berlangsung secara baik tanpa mengakibatkan

ikan stres dan terhambatnya pertumbuhan saat pemeliharaan (Santoso. 2015).

2.5. Keong mas

Keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck) merupakan salah satu

bahan dalam pembuatan pakan ikan adalah keong mas yang berwarna emas

seperti yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Keong mas (Pomaceae canaliculata Lamarck)

merupakan hewan lunak dari divisio Mollusca, kelas Gastropoda yang

berarti berjalan dengan perut, ordo Pulmonata, famili Pomaceatidae, genus

Pomacea, spesies (Pomacea canaliculata Lamarck). Keong mas dapat bertahan

hidup antara 2 sampai 6 bulan dengan fertilitas yang tinggi. Cangkangnya

berwarna cokelat muda, dagingnya berwarna putih susu sampai merah keemasan

atau oranye (Anonim, 2012).

10
Keong mas atau dikenal golden apple snail (GAS) sering dianggap sebagai

salah satu penyebab kegagalan panen padi. Mollusca jenis ini hidup diperairan

jernih, aliran airnya lambat, drainase tidak baik dan tidak cepat kering, bersubstrat

lumpur dengan tumbuhan air yang melimpah. Keong mas dapat bertahan hidup

sampai 6 bulan pada air yang memiliki pH 5-8, dan suhu antara 18-28 0C. Keong

mas akan makan, bergerak dan tumbuh lebih cepat pada suhu yang tinggi. Pada

suhu yang lebih rendah keong mas masuk dalam lumpur dan menjadi tidak aktif.

Pada suhu diatas 32 0C hewan ini memiliki mortalitas yang lebih tinggi (Anonim,

2013).

2.8. Kandungan Nutrisi Keong Mas

Kandungan nilai nutrisi dari 250 gram keong mas dapat dilihat pada tabel

Tabel 3. Kandungan nutrisi dari 250 gram daging keong mas


Kandungan Nutrisi Nilai
Energi makanan (kalori) 83
Protein (g) 12,2
Lemak (g) 0,4
Karbohidrat (g) 6,6
Abu (g) 3,2
Fosfor (mg) 61
Natrium (mg) 40
Kalium (mg) 17
Riboflavin (mg) 12
Niacin (mg) 1,8
Kandungan lain : Vitamin C, Zn, Cu,Mn dan Iodium Sangat sedikit
Sumber : Hendarsih (2004)

Keong mas dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan pakan ikan.

Kandungan protein tepung keong lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan.

11
Menurut Siswanto (1999) kadar protein tepung keong mas Pomacea canaliculata

adalah

sebesar 50,74%, sedangkan kadar protein tepung ikan sekitar 30 % Soegeng,

(2003).

3.3. Pembuatan Tepung Keong Mas

Pembuatan tepung keong mas di awali dengan mengampukan keong mas

yang berada di sawah lalu dicuci hingga bersih, langka selanjutnya dilakukan

perendaman pada keong mas dengan tambahan garam sebanyak 250 gram lalu

didiamkan selama 15 menit kemudian dicuci lagi hinga bersih. Tahap selanjutnya

keong mas direbus dalam panci aluminium dengan suhu 600C dan di tambahkan

garam dapur sebanyak 5 sendok makan dan kapur siri sebanyak 3 sendok makan.

. Setelah 20 menit direbus keong mas segera dilepaskan dari cabangnya,

untuk proses pelepasan keong mas dari cangkang-nya digunakan benda tajam

yang runcing untuk menarik keluar keong mas dari cangkangnya, keong mas yang

berhasil dikeluarkan dari cangkangnya akan dipisahkan dari kotorannya dan

dibuang bagian yang tidak diperlukan, selanjutnya daging keong mas dicuci hinga

bersih kemudian di iris perkecil menggunakan pisau. Daging keong mas yang

telah di iris dijemur selama 3 hari, Daging keong mas yang telah mengering di

blender hingga halus dijadikan tepung keong mas.

12
2.10. Enzim Papain (Carica papaya L)

Enzim merupakan biokatalisator yang diproduksi oleh sel dan telah

banyak dimanfaatkan dalam bidang industri. Sebagai biokatalisator, enzim dapat

mempercepat suatu reaksi tanpa ikut bereaksi. Pada industri yang menggunakan

enzim, 59% enzim yang digunakan adalah protease, salah satunya adalah papain

(Oktapiani, Vina. 2015).Kemampuan papain untuk memecah molekul protein,

membuatnya menjadi produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia

baik di rumah tangga maupun industry. Papain dapat kita peroleh dari getah

pepaya, baik dalam buah, batang, dan daunnya namun yang paling banyak

menghasilkan enzim terdapat pada buah dan batang pepaya, Menurut

IndrianiAnggraini, A. dan Yunianta. (2015). Batang dan buah pepaya muda

mengandung enzim yang berlimpah.Senyawa terdapat dalam enzim papain antara

lain lebih dari 50 asam amino diantaranya asam aspartat, threonine, serin, asam

glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin,

histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Selain itu getah juga mengandung

suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut papain. Papain

juga bersifat antibakteri karena dapat mencerna protein bakteri papain juga

mengandung 1,2% sulfur yang berfungsi mengobati penyakit yang sering

disebabkan oleh bakteri gram positif yang hidup pada lingkungan pH antara 2,6

dan 10 dengan pH optimum 6,8 – 8,2. Ermina Pakki dkk. (2009).

13
2.11. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih

Efisiensi pakan adalah perbandingan bobot badan yang dihasilkan dengan

jumlah pakan yang dikonsumsi. Menurut Mcdonald et al(2002), penggunaan

pakan semakin efisien bila jumlah pakan yang dikonsumsi rendah namun

menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi. Dengan kualitas pakan yang

baik ikan tumbuh lebih cepat dan lebih efisien penggunaan pakannya. Pertumbuha

n ikan dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan termasuk kecernaan zat-zat

makanan yang dimanifestasikan oleh koefisien cerna pakan atau zat-zat yang

dapat dicerna dalam pakan. Tar midi, (2004).

2.12. Kelangsungan Hidup Ikan Kakap Putih

Kelangsungan hidup (SR) yaitu persentase jumlah benih ikan kakap putih

yang masih hidup setelah perlakuan (Zone novélDKK, 1991). Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa pemberian pakan dengan kandungan energi yang berbeda-

beda sebesar 3,263,92-3,535,93 kekal / kg pakan tidak mempengaruhi

kelangsungan hidup pada ikan kakap putih.

Energi yang berasal dari pakan keong mas yang digunakan untuk aktivitas

kehidupan pokok seperti metabolisme basal, pertumbuhan, produksi gamet,

bergerak, bernafas, mencerna pakan, dan pengaturan suhu yaitu setelah energi

digunakan untuk mempertahankan kehidupan. Nilai pakan yang diperoleh sebesar

3,263,92-3,535,93 / kg. Sudah memenuhi syarat guna mempertahankan

kelangsungan hidup bagi ikan kakap putih sehingga menghasilkan kelangsungan

hidup yang sama. Nilai energi pakan ikan kakap putih yang dijual dipasarkan

14
dengan kandungan sebesar 2,994,60 / kg sudah dapat mempertahankan

kelangsungan hidup pada ikan kakap putih.

2.13. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Kakap Putih

Pertumbuhan harian dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran panjang

atau berat dalam suatu waktu. Maka yang dikonsumsi ikan kakap akan berpagaruh

pada pertumbuhan dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor luar

dan faktor dalam sedangkan faktor luar adalah makanan, suhu perairan, ph, dan

salinitas.

Laju pertumbuhan harian dapat di artikan untuk menghitung persentase

pertumbuhan berat ikan per hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pemberian pakan dengan kandungan energi yang berbeda-beda yaitu sebesar

3,263,92-3,535,93/ kg pakan tidak dapat mempengaruhi laju pertumbuhan harian

pada ikan kakap putih. Pertambahan berat rata-rata pada ikan kakap putih antara

perlakuan A,B,C, dan D, tidak mengalami perbedaan pada pakan meningkat.

Menurut Cowley (1979) para ahli perikanan jepang telah membuktikan

bahwa ikan karnivora lebih banyak memanfaatkan protein menjadi energi

dibandingkan dengan lemak gan karbohidrat. Menurut Hari ati (1989) protein

yang sempurna yaitu yang mengandung asam amino yang lengkap dan jumlahnya.

Protein ini yang termasuk golongan ini dapat menjamin pertumbuhan ikan kakap

putih.

15
2.14. Parameter Kualitas AIr

Para meter kualitas air merupakan para meter pelengkap, di mana kualitas

air merupakan tempat tinggal dan media ikan budidaya. Untuk mendapatkan hasil

pertumbuhan dan kesehatan ikan kakap yang baik maka para menter kualitas air

harus dijaga dan diperhatikan kualitasnya.

Parameter kualitas air selama penelitian dengan menggunakan wadah

baskom didalam ruangan selama 40 hari. Parameter kualitas air yang diukur yaitu

suhu, sanitas, pH, DO. Nilai suhu selama penelitian paling rendah 28ºC dan yang

paling tinggi 30ºC, dalam kisaran ini parameter suhu masih layak dan baik untuk

menunjang pertumbuhan benih ikan kakap putih.

SNI (2014) nilai salinitas yang bagus pertumbuhan benih ikan kakap putih

berkisaran antara 28-33 ppt. sedangkan pada penelitian ini nilai salinitas

berkisaran 30-31 ppt. Dengan ini salinitas untuk pertumbuhan benih ikan kakap

putih.Dalam budidaya salinitas mampu mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu

makan ikan kakap.

SNI (2014) nilai pH untuk pertumbuhan benih ikan kakap putih berkisaran

antara 7,5-8,5. Sedangkan pada penelitian ini nilai pH air 7,5-7,8 dengan nilai pair

ini tergolong netral, sehingga mampu menjaga untuk pertumbuhan dan

kelangsungan hidup benih ikan kakap putih.

SNI (2014) nilai DO untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar

minimal 4 ppm. Sedangkan penelitian ini berkisar antara 6,1-6,7, ppm nilai

oksigen terlarut (DO) air ini masih tergolong standar untuk menunjang

pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan kakap putih

16
III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 agustus sampai30 November

2020 bertempat di Dusun Punaga Desa Punaga Kecamatan Mangara Bombang

Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi selatan.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah baskom dengan volume air

25 liter digunakan sebagai wadah penelitian. Setiap baskom diisi dengan air laut

sebanyak 20liter. Penggaris untuk mengukur panjang ikan, timbangan digital

untuk mengukur berat ikan, panci untuk merebus keong mas, pisau untuk

memotong keong mas, blender untuk menghaluskan keong mas, DO meter

digunakan untuk mengukur oksigen terlarut, termometer digunakan untuk

mengukur suhu, kertas lakmus digunakan untuk mengukur pH, refractometer

untuk mengukur Salinitas, lakban digunakan untuk memberi label pada wadah

penelitian, spidol untuk menulis penanda, perangkat aerasi dan plankton net.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan kakap putih,

garam dapur, kapur sirih, enzim papain,air tawar dan air laut.

17
3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Proses Pembuatan Tepung Keong Mas

Pembuatan tepung keong mas diawali dengan mengumpulkan keong mas

yang diambil dari sawah. Selanjutnya keong mas dicuci sampai bersih lalu

dilakukan perendaman dengan menambahkan garam dapur sebanyak 250 gram.

kemudian keong mas yang telah ditaburi garam dapur didiamkan selama 15 menit,

lalu dicuci kembali sampai bersih. Tahap selanjutnya, keong mas direbus dalam

panci selama 20 menit dengan suhu 60ºC, ditambahkan 5 sendok garam dapur

dengan 3 sendok kapur sirih, kemudian keong mas yang telah direbus segera

dikeluarkan dari cangkang menggunakan benda runcing. Setelah dikeluarkan,

daging keong mas dipotong kecil-kecil dan dikeringkan di bawah sinar matahari

selama 3 hari. Selanjutnya daging keong mas yang telah kering kemudian

dihaluskan untuk menghasilkan tepung daging keong mas.

3.3.2. Proses Pembuatan Enzim Papain

Pembuatan enzim papain diawali dengan mengambil batang pepaya dari

perkebunan sekitar wilayah makassar. Batang pepaya diambil sebanyak 30 cm

dari pangkal batang, kemudian batang pepaya diparut.Setelah diparut, batang

pepaya tersebut diperas menggunakan kain.Lalu tahap selanjutnya dilakukan

sentrifuge, kemudian dilakukan analisis aktifitas enzim guna untuk menentukan

enzim protease, lipase, dan amilase pada enzim papain. Adapun hasil uji enzim

batang pepaya yang diperoleh adalah sebagai berikut.

18
Tabel 4. Hasil uji enzim
Enzim (μ/ml/menit)
Kode Protease Amilase Lipase
Batang Pepaya 0,707 0,151 0,566
Sumber : Data Primer

1.3.3. Proses Fermentasi Tepung Keong Mas dan Pembuatan Pakan

Tepung keong mas ditimbang sesuai perlakuan, kemudian ditambahkan

enzim papain sebanyak 15 ml, 22,5 ml, dan 30 ml. Selanjutnya dimasukkan dalam

wadah plastik klip dan difermentasikan selama 1 minggu secara anaerob.

Selanjutnya disimpan dalam box dengan tujuan agar suhu ruangan tetap sama.

Setelah proses inkubasi selesai, disimpan dalam freezer untuk menghentikan kerja

enzim, kemudian tahap selanjutnya tepung keong mas yang telah difermentasi

diformulasikan dengan bahan pakan lainnya kemudian di box cetakan pakan.

Adapun formulasi pakan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada

Tabel 5.

Tabel 5.Formulasi Pakan Uji dan Komposisi Pakan Ikan Kakap Putih
Dilihat Pada Tabel 6.
NO. Bahan Pakan Formulasi Bahan Pakan
1. Tepung Ikan 30 %
2. Dedak Halus 8%
3. Kedelai 11 %
4. Tepung Jagung 10 %
5. Tepung Keong Mas 30 %
6. Tepung Terigu 9%
7. Minyak Ikan 1%
8. Vitamin A 1%
Jumlah 100 %

19
1.3.4. Hasil Analisa Proksimat Pakan uji Setiap Perlakuan Tepung
KeongMas

Hasil analisa proksimat tepung keong mas non fermentasi dan fermentasi

dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan hasil analisa proksimat pakan uji setiap

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 6. Hasil Analisa Proksimat Tepung Keong Mas


Sampel KOMPOSISI (%)
Protein Lemak Serat Kasar Kadar Abu BETN
A 39,76 4,84 2,04 11,36 19,06
B 41,99 5,76 2,84 13,45 20,73
C 46,99 6,16 2,85 13,60 26,96
D 47,55 6,15 3,41 13,65 28,15

Sumber : Laboratorium FIKP, Unhas 2020

3.4. Persiapan Wadah

Penelitian ini menggunakan wadah berupa baskom plastik dengan volume

air 25 liter sebanyak 12 termasuk wadah kontrol. baskom tersebut dicuci terlebih

dahulu dengan detergen dan dibilas dengan air tawar lalu di desinfeksi dengan

klorin 30 μL L-1 selama 24 jam. Selanjutnya baskom dibilas dengan air tawar

hingga bersih dan dikeringkan. Air laut yang digunakan adalah air laut yang telah

disterilisasikan dan ditrifmen diBalai Perikanan Instalasi Tambak Percobaan (ITP)

Punaga. Setiap baskom di isi dengan air laut sebanyak 20 liter dan diberi satu

selang aerasi dan batu aerasi yang terhubung dengan instalasi aerasi untuk

meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan benih ikan kakap

putih.

20
1.4. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kakap putih

dengan ukuran 4-5 cm yang diperoleh dari BPBAP Takalar. Setiap baskom diisi

20 ekor ikan kakap putih dengan total keseluruhan ikan kakap putih yang

digunakan yaitu 240 ekor.

3.5. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan

Perlakuan pemberian pakan tepung keong mas yang telah difermentasi

dengan enzim papain dimulai pada saat penebaran dengan padat tebar 20 ekor/

baskom (1 ekor/L). Sebelum diberi perlakuan, diambil sampel ikan kakap putih

untuk diukur panjang dan bobotnya yang digunakan sebagai data awal. Selama

pemeliharaan larva ikan kakap putih diberi pakan dengan frekuensi pemberian

pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu pada pukul 07.00, 12.00,dan

17.00 WITA. Pada masing-masing perlakuan jumlah pakan yang diberikan.

3.7. Rancangan Percobaan

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Rancangan acak lengkap ( RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 kali ulangan

penentuan lama fermentasi yang digunakan sebagai perlakuan mengacu pada

penelitian Rahayu (2017) yaitu :

Perlakuan A : Tepung Keong Mas tanpa fermentasi (kontrol)

Perlakuan B:Tepung Keong Mas fermentasi enzim papain sebanyak 15 ml

Perlakuan C:Tepung Keong Mas fermentasi enzim papain sebanyak 22,5 ml

Perlakuan D:Tepung Keong Mas fermentasi sebanyak 30 ml

21
Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola

rancangan acak lengkap (RAL) (Gasperz, 1991). Denah penelitian dapat dilihat

pada Gambar 3.

B2 D1 B1

A1 C2 C1

B3 D3 C3

A3 D2 A2

Gambar3. Denah Acak Rancangan Acak Lengkap Penelitian

3.8.Peubah yang di amati

3.8.1.Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Menurut Tacon (1987), perhitungan efisiensi pemanfaatanpakan sebagai

(𝑊𝑡+𝑊𝑎)−𝑊𝑜
berikut: EPP − x100%
𝐹

Keterangan:

EPP =Efisiensi pemanfaatan pakan (%)

Wt =Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g)

Wo =Biomassa ikan uji pada awal penelitian (g)

Wa = Bobot udang yang mati selama penelitian (g)

F =Jumlah pakan yang dikonsumsi selama penelitian (g)

22
3.8.2. kelangsungan Hidup

Kelulushidupan (SurvivalRate)dihitung menggunakan rumus (Effendie,


𝑁𝑡
2002): SR − 𝑁0x100%

Keterangan:

SR = Kelulushidupan (%)

Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)

N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

3.8.3. Laju Pertumbuhan Harian(LPH)

Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate/SGR) dihitung pada akhir

perlakuan menggunakan rumus.(Dehaghani et al.. 2015)

Wt − Wo
𝐿𝑃𝐻 = x 100%
t

Keterangan:

LPH : Laju pertumbuhan harian (%)

Wo : Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan (g)

Wt : Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (g)

t : Lama pemeliharaan (hari)

3.8.4. Pengukuran kualitas air

Pengukuran kualitas air dilakukan sebagai data penunjang pada penelitian

ini. Parameter kualitas air yang diukur antara lain suhu, pH, salinitas, dan

Amoniak

23
3.9. Analisis Data

Data laju kecernaan pakan, laju pertumbuhan harian dan sintasan di

analisis menggunakan sidik ragam ANOVA, jika ada perbedaan antara masing-

masing perlakuan di lanjutkan uji duncan pada selang kepercayaan 95%

menggunakan program SPSS versi 24.

24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Efisiensi Pakan Ikan Kakap Putih

Efisiensi pakan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter

fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian disajikan pada

Gambar 4.

6
5,21%± 0,02
5
Efesiensi pakan (%)

4 3,46%± 0,01. 3,7%±0,01


3,45% ± 0,006

0
A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml)

Gambar 4. Efisiensi pakan ikan kakap putih yang diberi pakan keong
mas ter fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama
penelitian

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian keong

mas ter fermentasi enzim papain dalam pakan ikan kakap putih dengan

konsentrasi berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap efisiensi

pakan (Lampiran 1) Hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 2) nilai efisiensi pakan

ikan kakap putih pada pemberian keong master fermentasi enzim papain dalam

pakan menunjukkan hasil yang berbeda nyata, dimana nilai efisiensi pakan pada

perlakuan B, C, dan D nyata lebih tinggi dibanding pakan pada perlakuan A

(control)

25
Tingi nilai efisiensi pakan yang diperoleh pada perlakuan B (15ml), C

(22,5ml), dan D (30ml) dibandingkan perlakuan (A) dengan pemberian pakan

keong mas tampa pemberian enzim papain disebabkan karena adanya daya kerja

enzim protease dalam papain yang mampu memecah /merubah protein kompleks

menjadi asam amino, sehingga keong mas yang diberikan pada perlakuan B, C

dan D dapat dicerna oleh ikan dengan baik, dan dengan kecenaan pakan yang

tinggi, akan meningkatkan nilai efisiensi pakan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Taqwa brilian et al. ( 2013 ) bahwa enzim

papain mampu menghidrolisis protein pada pakan dalam proses penyederhanaan

protein menjadi peptida dan asam amino. Selanjutnya hasil penelitian nuraniet

al. 2018, melaporkan bahwa penambahan enzim papain membantu menghasilkan

asam amino yang dikonsumsi oleh ikan untuk menunjang pertumbuhan sehingga

pakan yang diberikan menjadi lebih efisien. Sedangkan perlakuan pakan keong

mas tanpa fermentasi enzim papain (perlakuan A ) dihasilkan nilai efisiensi pakan

paling rendah, hal ini disebabkan karena pakan yang dikonsumsi oleh ikan tidak

dapat dicerna dengan baik, akibatnya nilai efisiensi pakan yang dihasilkan lebih

rendah.

Hal ini juga dapat terlihat dari rendahnya pertumbuhan pada perlakuan A

(control) dibandingkan perlakuan ( B, C < dan D ). Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Khairiya et,al, ( 2019 ) yang

menyatakan bahwa nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberi pakan keong mas

ter fermentasienzim papain memberikan perbedaan yang sangat nyata

dibandingkan nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberikan perbedaan yang

26
sanggat nyata dibandingkan nilai efisiensi pakan ikan gabus yang diberi pakan

keong mas tanpa fermentasi enzim papain.

Menurut Giri et al. ( 2009 ),asam amino 30% optimal dalam pakan mampu

menunjang percepatan pertumbuhan beni ikan kakap putih. Asam amino sangat

yang dibutakanikan melalui protein yang terkandung di dalam pakan dalam

menunjang pertumbuhan dan pembentukan jaringan ( pratama et al,2018 0.)

Fungsi enzim papain tidak hanya sebagai perombak struktur primer protein namun

enzim papain juga merupakan protein dari kumpulan asam amino yang

dibutuhkan ikan sehingga pakan yang tercampur enzim papain akan terjadinya

peningkatan kadar protein atau asam amino pada pakan. Akan tetapi berdasar kan

analisis uji lanjut perlakuan (B, C, D ) yang sesama diberi dosis enzim papain

menunjukan hasil yang sama atau tidak berbeda nyata, yang artinya dosis enzim

papain yang berbeda sama - sama memberikan penggaru yang positif terhadap

nilai efisiensi pakan.

4.2. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas ter

fermentasi enzim papain dengan dosis berbeda selama penelitian disajikan pada

(lampiran2 ) rata - rata laju pertumbuhan harian ikan kakap putih disaji kan pada

gambar 5.

27
6 5.21

Laju Pertumbuhan Harian (%/hari)


5

4 3.46 3.53 3.7

2
a
a a b
1

0
A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml)
Perlakuan

Gambar 5 .Laju pertumbuhan harian ikan kakap putih yang diberi pakan
keong mas terfermentasi enzim papain dengan konsentrasi
berbeda (Huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak
berbeda. Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang
berbeda nyata)

Hasil analisis ragam laju pertumbuhan harian ikan kakap putih yang diberi

pakan dengan penambahan tepung keong mas ter fermentasi enzim papain selama

penelitian memberikan penggaru yang nyata (p ˂ 0,05). Uji lanjut Duncan

(Lampiran 2) menunjukan bahwa laju pertumbuhan harian ikan kakap putih pada

perlakuan A control tanpa enzim papain, tidak berbeda dengan perlakuan B

(15ml ), dan perlakuan C (22,5ml), akan tetapi berbeda dengan perlakuan D (

30ml ).

Laju pertumbuhan harian rata - rata selama 40 hari pemeliharaan

bervariasi dan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi

enzim yang diberikan pada setiap perlakuan. Pemberian tepung keong mas yang

ter fermentasi enzim papain dalam pakan mampu meningkatkan laju pertumbuhan

harian ikan kakap putih sebesar 1,75 % hari, dengan peningkatan LPH tertinggi

diperoleh pada perlakuan D ( 30ml ) yaitu sebesar 5,21% hari, peningkatan laju

28
pertumbuhan harian tersebut disebabkan tepung keong mas ter fermentasi enzim

papain yang ditambahkan kedalaman pakan memiliki kandungan protein yang

tinggi sehingga menghasilkan pertumbuhan yang baikan, karena protein

merupakan nutrient terbesar untuk tubuh ikan.

Selain itu ikan kakap putih adalah ikan karnivora yang membutuhkan

protein yang tinggi untuk pertumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat kodi

( 2011 ) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan

kakap putih adalah kandungan protein yang terdapat pada pakan karena protein

memiliki fungsi membentuk jaringan baru dan menggantikan jaringan yang rusak.

Selain itu penambahan enzim papain yang merupakan enzim protease sebagai

enzim eksogen kedalaman pakan mampu meningkatkan hidrolisis protein dari

tepung keong mas. Sehingga kandungan protein tersebut menjadi lebih sederhana

seperti peptida singa asam amino mudah diserap dan dicerna oleh ikan, yang

berakibat pada tingkat kecenaan pakan yang semakin meningkat.

Dengan tingginya tingkat kecenaan pakan dapat meningkatkan tingkat

penyerapan asam amino kedalaman tubuh untuk pertumbuhan. Hasil penelitian

Adeline dan Ida ( 2007 ) menyatakan bahwa pemberian pakan buatan berbahan

baku tepung keong mas pada ikan kakap putih mendapat kan laju pertumbuhan

harian terbaik dibandingkan control, Saputra et al. 2015 menyatakan bahwa

penggunaan enzim papain pada pakan mampu meningkatkan tingkat kelangsunga

n hidup dan pertumbuhan beni lele domba (clarias gariepinus) dengan dosis

terbaik 2,5 % sehingga dengan kombinasi tepung keong mas yang ter fermentasi

29
enzim papain yang di substitusi kedalaman pakan sangat baik dalam

meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan kakap putih.

Tingginya laju pertumbuhan harian pada perlakuan D dibandingkan

perlakuan lainnya diduga karena kandungan protein yang terdapat dalam tepung

keong mas yaitu sekitar 56 % dimampatkan secara efisiensi ditambah dengan

adanya penambahan enzim papain saat proses fermentasi dengan dosis 30 ml, di

mana semakin banyak papain yang digunakan maka semakin banyak pula protein

yang dipecah menjadi peptide hingga asam amino. Semakin banyak protein yang

dapat terhidrolisis menjadi asam amino, maka semakin banyak polah jumlah asam

amino yang dapat diserap dan digunakan oleh ikan kakap putih untuk

pertumbuhan ( muchtadi,1989 ). Sedangkan perlakuan A ( kontrol ) memberikan

hasil terendah dibandingkan perlakuan lain sebab pada perlakuan A diduga bahwa

tidak terdapat enzim papain sebagai enzim oksigen dalam pakan yang dapat

membantu mempercepat proses hidrolisis protein, sehingga hanya sedikit protein

yang dipecah menjadi asam amino dan semakin sedikit asam amino yang diserap

oleh tubuh.

4.3. Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat Kelangsangan hidup ikan kakap putih dari total 20 ekor tiap

perlakuan setelah pemeliharaan selama 40 hari berkisar antara 70 – 80 %.

Berdasar kan analisis ( a nova ) menunjukan bahwa keempat macam pakan yang

diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai salinitas ikan kakap putih (

p˃0,05 ).Data hasil penelitian disajikan pada gambar 6.

30
90 80
78.3
80 70 70
70
60
Sintasan (%)

50
40
30
20 a a a
a
10
0
A (Kontrol) B (15 ml) C (22,5 ml) D (30 ml)
Perlakuan

Gambar 6. Sintasan ikan kakap putih yang diberi pakan keong mas terfermentasi
enzim papain dengan konsentrasi berbeda. (Huruf yang sama
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata )

Berdasarkan nilai lintasan pada gambar 6 terlihat bahwa tingginya nilai

kelulus hidupkan / lintasan ikan kakap putih pada perlakuan D diduga disebabkan

karena pakan yang diberikan pada penelitian ini termanfaatkan dengan baik

sehingga selain digunakan untuk pertumbuhan juga di gunakan untuk respon imun

ikan tersebut. Namun berdasarkan hasil uji statistic menujukan bahwa pemberian

keong mas ter fermentasi enzim papain dengan konsentrasi berbeda tidak

memberikan penggaru terhadap lintasan ikan kakap putih, hal ini menunjukan

bahwa pada dasarnya kelulus hidupkan ikan terkait dengan kemampuan ikan

meng konsumsi pakan, dan tidak berpengaruh secara signifikan oleh banyaknya

nutrisi yang mampu terhidrolisis dan diserap oleh tubuh.

Menurut Hendra wati r, ( 20011 ) menyatakan bahwa lintasan diatas 50%

masih tergolong baik, lintasan 20-50% tergolong sedang dan kurang dari 30 %

tidak baik. Sehingga lintasan pada penelitian ini masih tergolong sangat baik

dengan nilai lintasan yaitu 80%.

31
4.4. Parameter Kualitas Air

Pada penelitian ini kualitas air yang diukur adalah derajat keasaman

(PH),suhu,salinitas, amoniak, (NH) dan oksigen terlarut (DO). data hasil

pengukuran kualitas air dapat dilihat pada tabel 8.

Parameter Satuan A B C D Kisaran Menurut


pH* - 7,1- 7,2- 7,2- 7,1- SNI
7,0-8,5
7,7 7,7 7,8 7,7 (2014)
o
Suhu* C SNI
28-31 28-31 28-31 28-31 24-32
(2014)
Salinitas* Ppm SNI
36 36 36 36 >28 (2014)
Oksigen 4,5- 4,3- SNI
mg/L 4-6,1 5-6,5 >4
Terlarut** 6,5 6,5 (2014)
Amoniak*** mg/L SNI
0,054 0,038 0,051 0,032 <0,1
(2014)
Kualitas air pada masing – masing perlakuan masih terlihat baik ( tabel 8 )

pH selama penelitian tergolong baik berkisar antara 7,1-7,8 sedangkan menurut

Baku mutu SNI (2014) batas aman pH untuk budidaya benih ikan kakap putih

berkisar 7,0-8,5. Hal ini didukung oleh Boyd (1979) menyatakan bahwa kisaran

pH yang baik untuk kelulus hidupkan ikan adalah 5,4-8,6. Suhu selama penelitian

suhu berkisar antara 28-31°C,dan masih tergolong baik untuk ikan. Suhu tidak

berflu aktif hal ini disebabkan karena penelitian perada pada dalam atap tertutup.

Hal ini berdasar kan Baku mutu SNI (2014) yang mengatakan batas aman suhu

untuk budidaya benih ikan kakap putih berkisar antara 28-32²C.

Salinitas selama penelitian yaitu 36 ppm tergolong baik. Hal ini

berdasarkan Baku Mutu SNI (2014) salinitas yang baik untuk mem budidaya ikan

kakap putih ˃ 28 ppm. Oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 4-6,5

mg. Berdasar kan Baku Mutu SNI (2014 ) batas aman oksigen terlarut untuk

32
budidaya benih ikan kakap putih yaitu ˃ 4mg/Lai lani didukung oleh Sedona et al.

(2001) yang menyatakan kandungan oksigen terlarut, kualitas air dapat

digolongkan menjadi empat, yaitu kandungan 8 mg /L digolongkan sangat baik, ˂

mg /L digolongkan baik, ˂ 4mg /L kritis serta 2 mg /L digolongkan sangat baik.

Amonia selama penelitian berkisar antara 0,032-0,054 mg /L dan masih

dalam batas aman untuk budidaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihatini

(2006), yang menyatakan batas kritis terhadap kandungan ammonia terlarut

adalah 0,6 mg /L

33
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer Botch 1790) yang

dibudidayakan di dusun pun aga selama 40 hari pembesaran dengan pakan keong

mas dengan kadar protein 46% didapat kan nilai efisiensi pakan 73,6 % /hari, nilai

laju pertumbuhan hariannya 5,21 g pada perlakuan D (30 ml), dan nilai kelulus

hidupkan 80% pada perlakuan D ( 30ml ). Hasil pengukuran parameter kualitas

air meliputi salinitas berkisar 30-36%,DO antara 5-6,5 mg /L, suhu antara 28-

31²C, pH antara 7-78.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pemberian pakan buatan dengan komposisi

berbeda menunjukan bahwa pakan buatan menghasilkan pertumbuhan dan

kelangsungan hidup terbaik sehingga disarankan untuk membudidayakan

menggunakan pakan keong mas.

34
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.


Yogyakarta: Kanisius.
Akbar, S.,1991. Dietary Nutrient Requirement Review for Seabass (Lates
calcarifer Bloch) and Groupers (Epinephelus spp). Institute of
Aquaculture Stirling, University of.Stirling Scotland-United Kingdom.
Asikin. 1985. Budidaya Ikan Kakap. PenebarSwadaya, Jakarta.

Akbar, S., M. Soemarno dan E. Kusnendar. 2012. Pengaruh Pemberian Pakan


yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus
fuscoguttatus) pada Fase Pendederan di Keramba Jaring Apung (KJA). J.
Teknologi Pangan. 1(2): 93-101

Aslamyah, S. 2006. Penggunaan Mikroflora Saluran Pencernaan sebagai


Probiotik untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Ikan Bandeng. (desertasi). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.

Asma, N., Muchlisin, Z.A., & Hasri, I., 2016. Pertumbuhan dan
KelangsunganHidup Benih Ikan Peres (Osteochilus Vittatus) Pada
Ransum Harian YangBerbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
Perikanan Unsyiah. 1(1),1-11

Chan. W.L., 1982. Management of The Nursery of Seabass Fry in : Report of


Training Course on Seabass Spawning and Larval Rearing.SCS/GEN/82/
39.South China SeaFisheries Development and Coordinating Programme,
Manila, Philiphina.

Dunstan, D.J. 1959, The barramundi in Queensland waters. Technical Paper


Division of Fisheries and Oceanography CSIRO Australia, No 5, 22P.

Fardiaz, S., 1987. Fisiolohi Fermentasi. Pusat Antar Universitas IPB, Bogor.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2006. Fisheries and Aquaculture
CircularNo. 1034: A Review On Culture, Production and Use of Spirulina
as Food ForHumans and Feeds For Domestic Animals and Fish. Rome :
ISBN 978-92-5-106106-0.

Fitriani,V. 2006. Getah Sejuta Manfaat . PT. Trubus Swadaya. Edisi April 2006.
Jakarta.

Hardianti, Q., Rusliadi., Mulyadi. 2016. EffectOf Feeding Made With Different
Composition On Growth and Survival Seeds Of Barramundi (Lates
calcarifer , Bloch ). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1): 1-10

35
Hikmayani, Y., Rismutia, H.D., Zahri N. 2013. Evaluasi Kebijakan Peningkatan
Produksi Perikanan Budidaya. Jakarta. Jurnal Evaluasi dan Strategi
Peningkatan Keberhasilan Program 3 (1): 47-65.

Jaya, B., Agustriani, F., Isnaini. 2013. Laju Pertumbuhan Dan Tingkat
Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih (Lates Calcarifer, Bloch)
Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda, Universitas sriwijaya,
Inderalaya, Indonesia. Maspari Jurnal 5 (1): 56-63
Kordi M.G dan Tanjung A.B. 2007.Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan.Jakarta : Rineka Cipta.

Kordi, M. Ghufran H., 2010. Budi daya ikan patin di kolam terpal. Lily Publisher,
Yogyakarta.

Kungvankij, P., J. R. Pudadera., B.J. Tiro and I.O. Potestas. 1986. Biology and
Culture of Sea Bass (Lates calcarifer). SEAFDEC Aquaculture
Department.

Lestari, Savitri. 2014. Makalah Hidrolisat Protein. vitrielst.blogspot.co.id. Diakses : 14


April 2016

Mayunar, Abdul, S.G. (2002). BudidayaIkanKakapPutih. Jakarta: PT Gramedia

Santoso, B. 2015. Teknik Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Di


Tambak Secara Semi Intensif Di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB). Perpustakaan Universitas Airlangga Karawang. Jawa
Barat.

Watanabe, T. 1988 Fish Nutrition end marine Culture.JICA Text book the
General Aquaculture biosciences.Tokyo University of Fishheries,233 pp.

36
Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Hasil Penelitian dan SPSS

Kode Ulangan Jumlah


Rata-Rata
Sampel 1 2 3 (%)
A (Kontrol) 3,5 3,45 3,45006 10,4 3,46%±006
B (15 ml) 3,97 3,12 3,52001 10,62 3,54%±001
C (22,5 ml) 4,42 3,8 2,9001 11,12 3,7% ±001
D (30 ml) 5,27 5,22 5,15002 15,65 5,21% ±002

Efisiensi Pemanfaatan Pakan

Menurut Tacon (1987), perhitungan efisiensi pemanfaatanpakan sebagai


𝑊𝑡−𝑊0
berikut: EPP − x100%
𝐹

Keterangan:

EPP=Efisiensi pemanfaatan pakan (%)

Wt=Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g)

W0=Biomassa ikan uji pada awal penelitian (g)

F=Jumlah pakanikan yang dikonsumsiselama penelitian (g)

Lampiran 2 : Tabel Laju Pertumbuhan Harian Ikan kakap putihyang diberi pakan
dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain
pada akhir perlakuan.

Kode Ulangan Jumlah


Rata-Rata LPH
Sampel 1 2 3 (%)
A (Kontrol) 3,5 3,45 3,45 10,4 3,46
B (15 ml) 3,97 3,12 3,52 10,62 3,54
C (22,5 ml) 4,42 3,8 2,9 11,12 3,7
D (30 ml) 5,27 5,22 5,15 15,65 5,21

37
Lampiran 3 :Tabel tingkat kelangsungan hidup Ikan kakap putihyang diberi pakan
dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain
pada akhir perlakuan.

Kode Ulangan Jumlah Rata-Rata


Sampel 1 2 3 (%) LPH
A (Kontrol) 65 70 75 210 70
B (15 ml) 70 75 65 210 70
C (22,5 ml) 85 75 75 235 78,33
D (30 ml) 85 75 80 240 80

Lampiran 4 : Tabel kecernaan protein kasar ikan kakap putihyang diberi pakan
dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim papain
pada akhir perlakuan.

Kode Ulangan Jumlah Rata-Rata


Sampel (%) KPK
1 2 3
A (Kontrol) 6,67 7,27 6,38 20,32 6,77
B (15 ml) 8,94 7,36 8,7 25,03 8,33
C (22,5 ml) 10,3 7,97 8,08 26,35 8,78
D (30 ml) 10.19 10,34 9,21 29,99 9,99
Crom yang digunakan dalam pakan yaitu 0,8 gram/kg pakan

Lampiran 1.4 : Analisis Statistik Laju pertumbuhan Ikan kakap putihyang diberi
pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi enzim
papain

ANOVA
LPH
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between 6,168 3 2,056 10,688 ,004
Groups
Within Groups 1,539 8 ,192
Total 7,706 11

38
LPH
Duncana
Subset for alpha = 0.05
PERLAKUAN N 1 2
A (KONTROL) 3 3,4667
B (15 ML) 3 3,5367
C (22,5 ML) 3 3,7067
D (30 ML) 3 5,2133
Sig. ,538 1,000

Lampiran 5 : Analisis Statistik tingkat kelangsungan hidupikan kakap putihyang


diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi
enzim papain.

ANOVA
SINTASAN
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between 256,250 3 85,417 3,154 ,086
Groups
Within Groups 216,667 8 27,083
Total 472,917 11

SINTASAN
Duncana
Subset for
alpha = 0.05
PERLAKUAN N 1
A (KONTROL) 3 70,0000
B (15 ML) 3 70,0000
C (22,5 ML) 3 78,3333
D (30 ML) 3 80,0000
Sig. ,058

Lampiran 1.6 :Analisis Statistik kecernaan protein kasar Ikan kakap putihyang
diberi pakan dengan penambahan tepung keong mas terfermentasi
enzim papain

39
Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan

Berburu keong mas

Mencari keong mas

40
Proses perebusan keong mas

Proses pelepasan daging dari cangkangnya

41
Penjemuran daging keong mas

Penjemuran daging keong mas

Blender bahan keong mas

42
Proses mixer semua bahan

Penimbangan bahan

43
Pakan yang sudah di mixer

Proses persiapan (sterilisasi alat)

Pemberian label wadah budidaya

44
Pengaturan posisi wadah budidaya

Pemasangan selang dan batu aerasi

Pengisis air awal

45
Pemeliharaan

Pemberian pakan

Sipon

Mengukur parameter kualitas air

46
Sampling pertambahan panjang tubuh ikan

Sampling pertambahan berat tubuh ikan

47
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan bangai kepulauan pada

tanggal 28September 1995, sebagai anak kedua dari lima bers

bersaudara dari pasangan Hardilakoni dan Hamra Penulis

menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun

20007di SDN 1 Bungisetelah tamat SD penulis melanjutkan ke sekolah manengah

pertama (SMP) pada tahun 20008 di SMP Negeri 1 Bungi dan diselesaikan pada

tahun 2011 pada tahun yang sama penulis masuk ke sekolah manengah atas

(SMA) di SMA Negeri 1 Bungi (SMA Negeri 1 Bungi ) dan lulus pada tahun

2014. Dan pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi

budidaya perairan, fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar

melalui jalur tes.

Selama kuliah penulis pernah magang di Balai Perikanan Budidaya payau

dan Laut di pun aga. , selama kurang lebih 2 bulan.

Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul

“Pemanfaatan Tepung Keong Mas Yang Difermentasi Enzim Papain Terhadap

Efisiensi,Pakan Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer).

dibawah bimbingan Dr. Ir. Hj.Andi Khaeriyah,M.Pd. dan Asni Anwar, S.Pi.,M.Si.

48
49

Anda mungkin juga menyukai