SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Pendidikan Diploma IV Kesehatan
Program Studi Analis Kesehatan
Diajukan oleh:
Umi Rosidah
NIM. G1C215008
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
TEPUNG AMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN
BAKTERI Serratia marcescens
Umi Rosidah1, Ana Hidayati Mukaromah 2, Sri Sinto Dewi 3
1
Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang,
2
Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang,
3
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang,
ABSTRAK
Media yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi salah
satunya adalah Nutrient Agar karena sebagai media umum, namun harga media
tersebut mahal. Ampas tahu adalah salah satu bahan alami yang mengandung
protein cukup tinggi dan harganya murah, pemanfaatan ampas tahu saat ini hanya
sebagai pakan ternak dan sebagian kecil diolah sebagai bahan pangan. Tujuan
penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu
terhadap jumlah koloni bakteri Serratia marcescens. Metode Penelitian yang
digunakan adalah eksperimen dengan variabel bebas tepung ampas tahu
konsentrasi 6% b/v , 7% b/v, 8% b/v, 9% b/v, dan 10 % b/v dengan pengulangan
tiga kali. Pada kondentrasi 6% b/v , 7% b/v dan 8% penambahan agar netral
sebanyak 1,75 g, dan pada konsentrasi 9% b/v dan 10 % b/v dengan penambahan
agar 1,5 g.Hasil penelitian menunjukan rerata jumlah koloni pada kelompok
kontrol menggunakan media Nutrient Agar sebanyak 20 x 108 CFU/ml, pada
kelompok perlakuan media tepung ampas tahu dengan konsentrasi 6% sebanyak
22 x 108 CFU/ml, konsentrasi 7% sebanyak 24 x 108 CFU/ml, konsentrasi 8%
sebanyak 26 x 108 CFU/ml, konsentrasi 9 % sebanyak 27 x 108 CFU/ml dan pada
konsentrasi 10 % sebanyak 29 x 108 CFU/ml. Hasil uji ANOVA dengan derajat
kepercayaan 0,05 didapatkan p value = 0,150 (p > 0,05) sehingga diperoleh
kesimpulan tidak ada pengaruh signifikan variasi konsentrasi tepung ampas tahu
terhadap jumlah koloni bakteri Serratia marcescens.
iv
http://lib.unimus.ac.id
FLOUR TOFU KNOW AS A BACTERIA GROWTH MEDIA
Serratia marcescens
1
Study Program of DIV Medical Laboratory Faculty of Nursing and Health
sciences , University of Muhammadiyah Semarang.
2
Chemical Laboratory Faculty of Nursing and Health Sciences University of
Muhammadiyah Semarang.
3
Microbiology Laboratory Faculty Faculty of Nursing and Health Sciences
University of Muhammadiyah Semarang.
Abstract
The most commonly used media for microbiological examination is Nutrient Agar
as a general media, but the media price is expensive. Tofu dregs is one of the
natural ingredients that contain protein is high enough and the price is cheap, the
use of tofu dregs current only as animal feed and processed as food. The purpose
of research is to know the effect of variations in the concentration of flour from
tofu dregs toward the number of colonies of bacteria Serratia Marcescens. The
research method used is experiment of independent variables with flour from tofu
dregs that has a concentration 6% b/v, 7% b/v, 8% b/v, 9%bv, and 10% b/v with
repetition three times. At a concentration 6% b/v, 7% b/v and 8% addition of as
much as 1,75 grams Agar Netral, and teh concentration of 9% and 10% with the
addition of 1,5 grams Agar. Research shows the average number of colonies in
the control group using media Nutrient Agar as much as 20x 108 CFU/ml, In the
treatment group were using the media flour from tofu dregs with a concentration
6% as much as 22 x 108 CFU/ml, concentration 8% as much as 26 x 108 CFU/ml,
concentration 9% as much as 27 x 108 CFU/ml and at a concentration 10% as
much as 29 x 108 CFU/ml. ANOVA test results with a confidence degree of 0,05
has been obtained p value =0,150 (p > 0,05) so it can be concluded that there was
no significant effect of varying concentrations of flour from tofu dregs to the
number of Serratia Marcescens bacterial colonies.
v
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sholawat dan salam kepada junjungan
kita Baginda Rosulullah SAW beserta keluarga dan para Sahabat-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Tepung Ampas Tahu
Sebagi Media Pertumbuhan Bakteri Seratia marcescens.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma IV Analis Kesehatan di Universitas Muhammadiyah
Semarang 2016.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Ana Hidayati Mukaromah, M.Si selaku Pembimbing I atas waktu dan
tenaganya sehingga proposal ini dapat selesai.
2. Ibu Dra. Sri Sinto Dewi, M.Si.Med selaku Pembimbing II dan Ketua Program
Studi DIV Analis Kesehatan dalam memberikan petunjuk dan pengarahan
selama penyusunan proposal ini.
3. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App, Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang yang telah memberikan ijin belajar bagi penulis.
4. Suami dan anak tercinta yang telah memberikan doa restu dan dukungan baik
secara moril maupun materiil.
5. Ayah, Kakak dan Adekku yang selalu memberikan doa dan dukungan.
6. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan
dalam penulisan tugas akhir ini. Kritik dan saran yang membangun. Semoga tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
http://lib.unimus.ac.id
vii
DAFTAR ISI
Halaman
http://lib.unimus.ac.id
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil penelitian ............................................................................... 33
1.2 Pembahasan .................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 37
5.2 Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
http://lib.unimus.ac.id
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Keaslian Penelitian ........................................................................ 4
Tabel 2. Karakteristik Kimia Tepung Ampas Tahu .................................... 13
Tabel 3. Kandungan Lisin dan Metionin Ampas Tahu ............................... 13
Tabel 4. Kombinasi Perlakuan dan Ulangan Percobaan............................... 26
Tabel 5. Definisi Operasional ..................................................................... 27
Tabel 6. Jumlah Koloni Bakteri Serratia marcescens ................................ 34
Tabel 7. Ukuran dan Warna Koloni Bakteri Serratia marcescens.............. 35
Tabel 8. Data Mentah Hasil Penelitian ....................................................... 42
Tabel 9. Hasil Uji Formalin ........................................................................ 43
Tabel 10. Penentuan Jumlah Agar Sebagai Pemadat .................................. 44
Tabel 11. Hasil Kuisioner Kecocokan Penambahan Agar .......................... 45
x
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Ampas Tahu ............ 12
Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Bakteri ...................................................... 17
Gambar 3. Serratia marcescens .................................................................. 23
Gambar 4. Kerangka Teori .......................................................................... 24
Gambar 5. Kerangka Konsep ...................................................................... 24
Gambar 6. Prosedur Plate Count dengan seri pengenceran.......................... 29
Gambar 7. Alur Penelitian............................................................................ 31
xi
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Mentah Hasil Penelitian ................................................. 41
Lampiran 2. Uji Formalin Pada Ampas Tahu ............................................. 43
Lampiran 3. Optimasi Variasi Agar Netral ................................................. 44
Lampiran 4. Hasil Uji Statistik.................................................................... 45
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 46
xii
http://lib.unimus.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
yang mempunyai ukuran sel sangat kecil diantaranya adalah bakteri. Bakteri
memerlukan tempat dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang.
basil (bulat lonjong), bergerak dengan cepat (motil) karena mempunyai flagel
peritrik, kadang kadang berkapsul. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini
http://lib.unimus.ac.id
1
penyusunnya media dibedakan dua macam yaitu media sintetis dan media
alami. Media sintetis yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan yang telah
media yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti ekstrak kentang, sari
media) yang memiliki komposi 0,8% protein, 1,2% agar dan sisanya adalah
cukup mahal.
Ampas tahu adalah salah satu bahan alami yang mengandung protein
cukup tinggi dan harganya murah yang berasal dari limbah padat suatu
industri tahu. Limbah ini dihasilkan setiap hari dalam jumlah yang cukup
Pemanfaatan ampas tahu saat ini hanya sebagai pakan ternak sapi dan babi,
dan sebagian kecil diolah sebagai bahan pangan. Karakteristik kimia tepung
ampas tahu mengandung protein 10,80% dalam 100 gram tepung ampas tahu
( Yustina, 2012).
juga dapat digunakan sebagai pengganti pepton dan meat ekstrak yang
merupakan sumber protein hewani pada media Nutrient Agar. Oleh karena itu
http://lib.unimus.ac.id
peneliti melakukan penelitian tentang tepung ampas tahu sebagai media
http://lib.unimus.ac.id
1.4.2. Bagi Pengembangan Program
dilakukan yaitu:
http://lib.unimus.ac.id
Dari penelitian sebelumnya, peneliti mengacu pada penelitian Rizky DW
(2013). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada jenis
sumber protein yang digunakan, konsentrasi dan bakteri yang diujikan. Pada
penelitian sebelumnya, sumber protein yang digunakan adalah tepung bulu ayam
protein yang berasal dari tepung ampas tahu dengan konsentrasi 6% b/v, 7% b/v,
http://lib.unimus.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Teoritis
untuk pertumbuhan secara in vitro (Harti, 2014). Pemilihan media yang akan
media yang berdasarkan sifat dan fungsinya, media terbagi lagi menjadi
macam meliputi :
a. Media alami yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan alami contohnya
b. Media sintetis (chemically defined media) yaitu media yang terdiri dari
6
http://lib.unimus.ac.id
Sedangkan media berdasarkan konsistensinya ada 3 macam yaitu :
biasanya dalam bentuk plate agar (lempeng agar) atau lant agar atau agar
mikroba, dan seleksi galur yang diinginkan. Media padat berisi substansi
b. Media semi padat (semi solid media), media yang mengandung agar-agar
c. Media cair (liquid media), media yang tidak mengandung bahan pemadat,
1. Air
Fungsi air sebagai sumber energi berupa substrat yang dapat dioksidasi,
sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi, selain itu air
2008)
http://lib.unimus.ac.id
2. Sumber Karbon
anorganik disebut autotrof. Bila mereka memperoleh energi dari cahaya maka
3. Sumber Nitrogen
Nitrogen adalah salah satu unsur yang diperlukan oleh semua jasad
hidup untuk sintesis protein asam nukleat dan senyawasenyawa lain yang
dengan cara menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada juga yang
Tapi ada juga yang menggunakan sumber nitrogen organik, seperti glutamik
4. Sumber Belerang
http://lib.unimus.ac.id
rantai samping sistein dan metonin pada protein. Belerang dalam bentuk
asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. (Jawetz, Melnick,
Adelberg, 2005)
5. Sumber Phospor
dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak
metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid),
6. Sumber Oksigen
yang sanggup hidup secara aerob atau anaerob, dan beberapa lagi bersifat
fero menjadi radikal bebas yang lebih beracun lagi. Bakteri-bakteri aerob dan
anaerob terbebas dari zat-zat ini karena adanya superoksida dismutase yaitu
http://lib.unimus.ac.id
2H2O2 2H2O + O2 (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005).
7. Sumber Mineral
yang normal, namun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit dan diukur dalam
8. Faktor Pertumbuhan
dimiliki sel agar dapat tumbuh, tetapi sel tersebut tidak mampu
kontrol gen spesifik. Bila bakteri mengalami mutasi gen yang menyebabkan
kegagalan fungsi salah satu enzim maka rantai akan rusak dan produk akhir
tidak lagi dihasilkan. Untuk itu bakteri tersebut memperoleh senyawa yang
Kandungan protein ampas tahu relatif tinggi karena pada proses pembuatan
tahu tidak semua bagian protein pada kacang kedelai bisa diekstrak, apalagi
http://lib.unimus.ac.id
pada tahun 2013 sebanyak 2.115.700 ton. Bila 50% kacang kedelai tersebut
digunakan untuk membuat tahu dan konversi kacang kedelai menjadi ampas
tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu tercatat 1.184.792 ton
Pengolahan tepung ampas tahu pada intinya yaitu untuk mengurangi kadar air
ampas tahu adalah tepung yang diperoleh dari hasil pengeringan dari bahan
ampas tahu yang masih basah, dengan alat pengering atau sinar matahari.
untuk mengurangi kadar air ampas tahu. Kadar air yang rendah dapat
selama 15 menit dapat membunuh semua jasad renik yang ada dan dapat
sinar matahari ataupun oven sebaiknya bahan sering dibolak-balik agar cepat
http://lib.unimus.ac.id
menggunakan ayakan 80-100 mesh. Pengayakan bertujuan untuk
Ampas tahu
Sterilisasi/pengukusan
15 menit
Pengeringan
Penggilingan
Pengayakan (80-100
Tepung ampas
mesh)
tahu kasar
dalam 100 g yaitu mengandung 5,74% air, 10,8% Protein, 14,49% Lemak,
http://lib.unimus.ac.id
Tabel 2. Karakteristik Kimia Tepung Ampas Tahu (Sulistiani, 2004)
serat. Protein tersusun atas asam amino yang penting bagi sintesis protein
asam amino lisin dan metionin ampas tahu lebih tinggi dibanding ampas
fungsi masing masing komponen tepung ampas tahu dalam 100 g untuk
a. Air 5,74%
Air dapat digunakan sebagai sumber energi, sumber oksigen, sebagai pelarut
http://lib.unimus.ac.id
c. Lemak 14,49%
Lemak dapat digunakan sebagai sumber energi. Energi lemak, sedikitnya dua
kali lebih besar daripada karbohidrat, lemak juga berfungsi untuk melarutkan
vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A.D,E dan K. Untuk itu
d. Karbohidrat 59,95%
untuk membangun sel ( sintesis protoplasma) dan bagian bagian sel lainnya
( Bimbi, 2012).
Abu merupakan residu dari senyawa anorganik dari proses pembakaran atau
kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt untuk
f. -Karoten
mengandung serat dan vitamin yang akan disintesis oleh bakteri sebagai
http://lib.unimus.ac.id
2.1.3. Pertumbuhan Bakteri
jumlah yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies,
populasi (panen sel terbanyak yang dapat diperoleh) tercapai dalam waktu 24
sel, dapat diamati dari pertambahan ukuran sel, dan adanya pembelahan sel.
Sel dalam fase statis ketika dipindah ke media baru maka sel akan
melakukan proses adaptasi. Proses adaptasi meliputi sintesis enzim baru yang
toksik (misalnya asam, alkohol, dan basa) pada waktu di media lama.
http://lib.unimus.ac.id
Pada fase ini tidak dijumpai pertambahan jumlah sel. Akan tetapi terjadi
pertambahan volume sel, karena pada fase statis biasanya sel melakukan
fase perbanyakan), jika sel di media lama dalam kondisi fase perbanyakan
dan dipindah ke media baru yang sama komposisinya dengan media lama
maka fase ini disebut juga fase eksponensial. Pada fase perbanyakan jumlah
sel meningkat sampai batas tertentu atau sampai memasuki fase statis. Pada
antara lain:
a. Nutrien habis
http://lib.unimus.ac.id
Pada fase ini juga biasanya sel melakukan adaptasi terhadap kondisi yang
antibiotika dan antioksidan yang diinginkan manusia (Pelczar & Chan 2008).
Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler.
Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan
kemudian masuk ke fase kematian, sementara itu ada bakteri yang mampu
bertahan harian sampai mingguan atau tahunan pada fase statis dan kemudian
baru memasuki fase kematian. Untuk bakteri yang mampu bertahan tahunan
pada fase statis biasanya bakteri tersebut membentuk spora (Pelczar & Chan
2008)
http://lib.unimus.ac.id
2.1.4. Pengukuran pertumbuhan bakteri
kekeruhan atau masa sel pada media cair. Standart McFarland yang sering
sebanyak 3x108 CFU/ml dan 0,5 McFarland jumlah bakteri 1,5 x 108 CFU /ml
(Rizky, 2013),
dengan beberapa metode salah satunya dengan metode hitung cawan. Prinsip
dari metode hitung cawan adalah jika sel bakteri yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel bakteri tersebut akan berkembang
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini dibedakan atas dua cara
http://lib.unimus.ac.id
Metode hitung cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
3. Bakteri yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
lebih dari 300 sel bakteri per ml atau per gram atau per cm memerlukan
inkubasai maka akan terbentuk koloni pada medium agar yang dapat
dihitung. Jumlah bakteri yang paling baik dalam satu cawan petri antara 30
http://lib.unimus.ac.id
1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan pengencer yang digunakan dapat
berupa larutan bufer fosfat, NaCl 0,85% atau larutan Ringer (Pelczar, 2010).
telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas
alkohol habis terbakar. Setelah dingin, batang gelas tersebut digunakan untuk
b. Rumus Perhitungan
cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Count (SPC)
sebagai berikut:
http://lib.unimus.ac.id
3. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal
sebagai berikut:
1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka
pertama (satuan) dan angka kedua (desimal). Jika angka yang ketiga
sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka
3. Jika pada semua pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada
http://lib.unimus.ac.id
tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil
atau sama dengan dua, dilaporkan rata-rata dari kedua nilai tersebut
4. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang
diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah
Kingdom : Bakteri
Phylum : Proteobakteri
Marga : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Serratia
http://lib.unimus.ac.id
Sifat Biokimia : Batang motil dengan flagelum peritrikus, membentuk
kapsul. Sitrat dan acetat dapat digunakan sebagai sumber karbon satu-
satunya, pada suhu kamar menghasilkan pigmen merah muda, merah atau
terutama pada tepung. Penularan melalui kontak langsung, dan jika bakteri ini
http://lib.unimus.ac.id
2.2.Kerangka Teori
Media Pertumbuhan
Bakteri
Cair Semi Solid Padat Serratia Marcescens
2.3.Kerangka Konsep
Ada pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap jumlah koloni
http://lib.unimus.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
(experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul,
(Notoatmodjo, 2010).
(t 1) (r 1) V2
(5 1) (r 1) 6 Keterangan:
4 (r 1) 6 r = replikasi
4r 4 6 t = treatmen sampel
N =rxt
=3x5
= 15
http://lib.unimus.ac.id
Pengulangan yang digunakan pada tiap-tiap perlakuan sampel sebanyak 3
kali, sehingga sampel yang akan dibuat adalah 15 unit sampel yang
pada Tabel 3.
Keterangan :
A-1 sampai A-3: Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 6% pengulangan
ke-1 sampai 3.
B-1 sampai B-3:Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 7% pengulangan
ke-1 sampai 3.
C-1 sampai C-3:Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 8% pengulangan
ke-1 sampai 3.
D-1 sampai D-3: Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 9% pengulangan
ke-1 sampai 3.
E-1sampai E-3 : Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 10% pengulangan
ke-1 sampai 3.
http://lib.unimus.ac.id
3.4. Variabel Penelitian
ampas tahu.
Serratia marcescens.
Obyek penelitian ini adalah biakan bakteri Serratia marcescens dan ampas
Alat yang digunakan yaitu oven, timbangan analitik, yellow tip dan blue
http://lib.unimus.ac.id
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu NaCl fisiologis 0,85% steril,
Aquadest, Biakan bakteri Serratia marcescens, Tepung ampas tahu, Agar putih,
Ampas tahu dibeli dari pabrik tahu, diperas menggunakan kain peras.
ampas tahu diayak dengan ayakan tepung 100 mesh supaya butiran
paling baik
Ditambahkan tepung ampas tahu sebanyak 6g, 7g, 8g, 9g dan 10g
baik digunakan untuk media tepung ampas tahu yaitu tidak terlalu
http://lib.unimus.ac.id
c. Pembuatan suspensi dan Orientasi Pengenceran Serratia
marcescens
http://lib.unimus.ac.id
d. Pembuatan media tepung ampas tahu
tiga media tepung ampas tahu dan dilebihkan untuk stok media.
e. Pembuatan Media NA
1210C. Setelah suhu turun 600C, tuang secara aseptis pada cawan
diinokulasi sebanyak 0,1 ml pada masing masing media tepung ampas tahu
dengan berbagai variasi yang siap digunakan. Diinkubasi pada inkubator suhu
http://lib.unimus.ac.id
3.9. Alur Penelitian
Analisa Data
http://lib.unimus.ac.id
3.10. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Pengumpulan Data
semua data yang diperoleh secara langsung dari penelitian yang dilakukan
b. Analisis Data
kenormalan data dilakukan dengan uji Shapiro Wilk karena sampel yang
marces
http://lib.unimus.ac.id
BAB IV
konsentrasi tepung ampas tahu yaitu 6% b/v, 7% b/v, 8% b/v, 9% b/v dan
10% b/v. Metode yang digunakan adalah spread plate dengan waktu inkubasi
Pengulangan Jumlah Koloni CFU/ml pada Konsentrasi Tepung Kontrol Uji Sterilitas
Sampel Ampas Tahu (108) (108) Media
6% 7% 8% 9% 10% NA
1 26 13 26 25 35 25 0
2 24 35 24 26 24 11 0
3 15 25 27 29 27 25 0
Rata-rata
Jumlah Koloni 22 24 26 27 29 20 0
4.2 Pembahasan
sebanyak tiga kali dapat dilihat perbedaan jumlah koloni yang sangat jauh,
sehingga diperoleh jumlah koloni lebih sedikit (Lampiran 5). Pada media
33
http://lib.unimus.ac.id
kontrol pengulangan kedua juga dapat dilihat jumlah koloni sebanyak 11, hal
meskipun terdapat 5 koloni yang menumpuk (dapat dilihat pada lampiran 5).
Uji sterilitas media juga dilakukan dengan inkubasi pada suhu ruang selama
2x24 jam, dari semua variasi konsentrasi tidak dijumpai adanya pertumbuhan
bakteri, hal ini menunjukkan media tepung ampas tahu steril. Ukuran dan
Koloni Konsentrasi tepung ampas tahu pada inkubasi suhu ruang 2x24 jam
bakteri
6% 7% 8% 9% 10 % Media Kontrol
Gambar
pada media tepung ampas tahu pada semua konsentrasi berukuran lebih kecil
dari koloni yang dihasilkan oleh media kontrol. Selain itu laju pertumbuhan
1x24 jam, ukuran koloni sangat kecil dan berwarna merah muda atau pigmen
yaitu 2x24 jam sehingga didapatkan hasil koloni ukuran 2 mm selain itu
http://lib.unimus.ac.id
pigmen merah atau prodigiosin yang dihasilkan pada media tepung ampas
tahu lebih bagus dibanding pigmen merah yang dhasilkan pada media
sebesar 10,80%, kadar air 5,74%, lemak 14,49%, abu 9,02% dan karbohidrat
lebih kecil dibanding dengan media Nutrient Agar, selain itu dari jenis protein
tepung ampas tahu adalah protein nabati dan pada Nutrient Agar adalah
protein hewani.
adalah faktor nutrisi, suhu, pH dan tekanan osmotik (Pelczar & Chan, 2010).
sulfur, fosfor, mineral dan vitamin. Ukuran koloni juga dapat disebabkan
nutrisi pada tepung ampas lebih sedikit dibanding dengan Nutrient Agar
(Brooks, Butel, & Morse, 2008). Pada pembuatan media tepung ampas tahu
http://lib.unimus.ac.id
faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Serratia
marcescens yaitu faktor nutrisi. Selain faktor nutrisi, bakteri tersebut sedang
baru maka ia akan mengalami proses adaptasi meliputi sintesis enzim baru
metabolik yang bersifat toksik seperti asam, alkohol dan basa. Respon
tahu ini ditunjukkan dengan ukuran bakteri yang kecil (Jawetz, Melnick,
Adelberg, 2005).
Penelitian diolah dan dianalisis dengan uji ANOVA, syarat uji anova
kenormalan data menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 (lampiran 4) yang
menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 (lampiran 4) yang berarti data yang
signifikasi 0,150 (p > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
marcescens.
http://lib.unimus.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Selain itu dapat lebih disempurnakan komposi tepung ampas tahu seperti
penambahan enzim.
37
http://lib.unimus.ac.id
3. Peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan filtrat atau perasan awal ampas
tahu sebagai media cair yang dapat digunakan sebagai media uji misalnya
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.unimus.ac.id
Pratami H.A, Apriliana E & Prambudi R. (2012).Identifikasi Mikroorganisme
Pada Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah
Sakit Abdoel Moeloek .Bandar Lampung.Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Rizky, W.D. (2013). Pengaruh Kandunngan Protein Tepung Bulu Ayam Sebagai
Media Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Semarang: Jurusan Analis
Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Semarang.
Sulistiani. (2004). Pemanfaatan Ampas Tahu dalam Pembuatan Tepung Tinggi
Serat dan Protein Sebagai Alternatif Bahan Baku Pangan
Fungsional.Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.http://www.repository.ipb.ac.id.
Diakses tanggal 2 januari 2016
Yustina, I. & Abadi, F.R. (2012). Potensi Tepung dari Ampas Industri
Pengolahan Kedelai Sebagai Bahan Pangan.Seminar Nasional Kedaulatan
Pangan dan Energi, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 1. Data Mentah Hasil Penelitian
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 2. Uji Formalin
Uji formalin bertujuan untuk memastikan bahwa ampas tahu bebas dari
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 3. Optimasi variasi agar netral
Keterangan:
Berdasarkan hasil optimasi agar netral dari tiga variasi jumlah agar
dihasilkan satu tekstur yang mendekati atau sesuai denhgan tekstur media
universal yaitu dengan jumlah agar pemadat 1,5 g/100 ml pada konsentrasi
tepung ampas tahu 9% dan 10%, sedangkan jumlah agar pemadat 1,75
g/100 ml pada konsentrasi tepung ampas tahu 6%, 7% dan 8%. Data ini
diperoleh dari hasil kuisioner :
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 4. Hasil Uji Statistik
Tests of Normality
Konsentrasi a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
tepung
ampas tahu Statistic df Sig. Statistic df Sig.
jumlah_koloni_bakteri 6% .321 3 . .881 3 .328
7% .191 3 . .997 3 .900
8% .253 3 . .964 3 .637
9% .292 3 . .923 3 .463
10% .282 3 . .936 3 .510
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 yang berarti data yang
dihasilkan berdistribusi normal.
Uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
jumlah_koloni_bakteri
2.143 4 10 .150
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 yang berarti data yang
dihasilkan bersifat homogen. Syarat uji anova adalah data berdistribusi normal
dan homogen
http://lib.unimus.ac.id
ANOVA
Jumlah
Total 666.235 16
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 yang berarti perbedaan dari
Nutrient Agar tersebut tidak signifikan. Artinya bahwa tidak ada pengaruh tepung
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
b c
a
Pengulangan 2 Pengulangan 3
Pengulangan 1
a b c
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
a b c
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
http://lib.unimus.ac.id
Lanjutan Lampiran 5.
a b c
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
a b c
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Gambar 5. hasil jumlah koloni pada tepung ampas tahu konsentrasi 10%
a b c
http://lib.unimus.ac.id
Lanjutan Lampiran 5.
http://lib.unimus.ac.id
Gambar 8. Perataan Suspensi
http://lib.unimus.ac.id
Lanjutan Lampiran 5.
a b c
Gambar ampas tahu Gambar ampas tahu Gambar tepung ampas
basah kering tahu
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id