Anda di halaman 1dari 4

16

Alat yang digunakan yaitu: Jarum suntik/ lancet darah, Kaca objek,

Rak pewarnaan, Rak pewarnaan, Pipet tetes, Gelas ukur, Beaker glass, Labu

semprot dan Mikroskop.

3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan yaitu: Darah, Kapas alkohol 70%, Methanol

absolute, Giemsa, Aquadest dan Imersi oil.

3.6 Prosedur Kerja

3.6.1 Prinsip

Prinsip pemeriksaan sediaan apus darah tepi adalah dengan

meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass, kemudian dilakukan

pengecatan dengan pewarnaan Giemsa dan diperiksa dibawah mikroskop

(Wirawan, 2011).

3.6.2 Cara kerja

a. Cara membuat sediaan hapus darah tepi

Pilihlah kaca objek yang bertepi rata, Letakkan satu tetes kecil

darah pada 2-3 mm dari ujung kaca objek, Tarik kaca penghapus ke

belakang sehingga menyentuh tetes darah, Dengan gerak yang mantap

doronglah kaca penghapus sehingga terbentuk hapusan darah

sepanjang 3-4 cm pada kaca objek, Biarkan hapusan darah mengering

di udara dan kemudian Tuliskan identitas pasien pada bagian tebal

hapusan dengan pensil.


17

Ciri-ciri sediaan hapus yang baik adalah

1. Tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjangnya setengah

sampai dua pertiga panjang kaca.

2. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, karena pada

bagian itu eritrosit terletak berdekatan tanpa bertumpuk.

3. Rata, tidak berlubang-lubang dan tidak bergaris-garis.

4. Mempunyai penyebaran leukosit yang baik, tidak berhimpun pada

pinggir atau ujung sediaan.

b. Cara mewarnai sediaan hapus darah tepi dengan pewarnaan

giemsa:

Letakkan sediaan yang akan dipulas di atas rak tempat memulas

dengan lapisan darah ke atas, Teteskanlah metal alkohol ke atas

sediaan hingga tertutup seluruhnya, Biarkan selama 5 menit atau lebih

lama. Tuanglah kelebihan metilalkohol dari kaca, Tutupilah sediaan

dengan Giemsa yang telah diencerkan dengan larutan penyanggah dan

biarkan selama 20 menit, Bilaslah dengan air suling dan Letakkan

sediaan tersebut dalam sikap vertical dan biarkan mengering pada

udara.

3.7 Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara manual dan hasilnya

dilaporkan dalam persen.


DAFTAR PUSTAKA

Bakta, I. M. 2006. Hematology klinik ringkas. Jakarta: EGC

Gandasoebrata, R. 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. s.l.: Dian Rakyat

Ganem, D dan Prince, A. 2004. Mechanism of Disease Hepatitis B Virus

Infection-Natural History and Clinical Consequences. The New England

Journal of Medcine 350; 11.

Guyton AC, Hall JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerjemah:

Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hoffbrand, AV., Pettit, JE dan Moss PAH. 2005. Kapita selekta hematologi. Edisi

ke-4. Alih bahasa Setiawan. Jakarta: EGC. hlm. 105 8

Hoffbrand, AV dan Mehta, AB. 2006. Haematology at a Glance, diterjemahkan

oleh: Huriawati Hartanto. Erlangga

Mandal, dkk. 2006. Lacture Notes: Penyakit Infeksi (6 Edition). Jakarta: Erlangga

Martantya, RS., Nasrul, E dan Basyar, M. 2014. Gambaran Hitung Jenis Leukosit

pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Dirawat di RSUP Dr. M.

Djamil Padang. UNAND. Vol.3, No.2

Pearce dan Robinson. 2007. Manajemen Strategi. Jakarta : Salemba Empat

Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Umum


Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Resmi, A dan Jarwati, S. 2013. Faktor Resiko Yang Berhubungan dengan

Kejadian Hepatitis B di Pondok Pesantren Putri Ibnul Qoyyim Yogyakarta.

\Sains Medika. Vol. 5, No. 1.

Sudoyo A, et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai