LUSSY ANGGRAINY
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi kombinasi cacing sutra dan
pakan buatan yang ditambah probiotik pada pemeliharaan larva ikan LeleClarias
sp.adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2015
Lussy Anggrainy
NIM C14110084
ABSTRAK
LUSSY ANGGRAINY. Kombinasi Cacing Sutradan Pakan Buatan yang
Ditambah Probiotik pada Pemeliharaan Larva Ikan Lele Clarias sp.. Dibimbing
oleh DEDI JUSADI dan MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI.
ABSTRACT
This study was conducted to evaluate sludge worm, artificial diet and
probioticas a diet of larval Clarias sp. One day old larvae with total length of 0.5
± 0.03 cm were stocked into a 15 plastic container diameter of 40 cm and filled
with water up to 15 cm. D2 Clariaslarvae were fed on Artemiasalina. From d3 till
d8,the larvae were fed on either sludge worm, artificial diet plus sludge worm,
artificial dietplus probiotics plus sludge worm, artificial diet, or artificial diet plus
probiotics. During the period of d9 till d14, they were fed on artificial diet.
Results showed that larvae fed on sludge worm had significantly the highest
survival rate (95 %); size distribution of lavae in this groups was also dominated
by the large fish (72.5 %). On the other hand, larvae fed on artificial diet had the
lowest survival rate (73.4 %), and was dominated by the small fish (99.5%).
Protein efficiency ratio between sludge worm and artificial diet treatments were
not significantly different. However, the addition of probioticinto the artificial diet
enhanced the protein efficiency ratio and the growth of larvae.
Key word: Larvae, Clarias sp., sludge worm, artificial diet, probiotic.
KOMBINASI CACING SUTRA DAN PAKAN BUATAN YANG
DITAMBAH PROBIOTIK PADA PEMELIHARAAN LARVA
IKAN LELE Clarias sp.
LUSSY ANGGRAINY
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam karya tulis ini adalah“Kombinasi Cacing Sutradan Pakan Buatan
yang Ditambah Probiotik pada Pemeliharaan Larva Ikan LeleClarias sp.”Terima
kasih dan penghargaan penulis ucapkan kepada:
1. Ayahanda Ir. Toni Sanjoyo, Ibunda Pupu Maspuroh, Shandy Purwanto dan
Dicky Sucipto atas doa, cinta, kasih sayang, dan dukunganyang tak pernah
berhenti mengalir.
2. Dosen pembimbing I yaitu bapak Dr Dedi Jusadi dan dosen pembimbing
II yaitu Dr Muhammad Agus Suprayudi atas segala masukan dan
dukungannya selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas.
3. Dr Dinamela W. S Si. M Si selaku dosen penguji tamu dan Dr Ir Mia
Setiawati, M Si selaku dosen perwakilan Ketua Program Studi.
4. Terima kasih pula kepada Pak Wasjan, Mba Retno, Kang Yosi yang
sangat banyak membantu dalam penelitian ini.
5. Teruntuk anggota Rambo Fish Farm Senior dan Rambo Fish Farm Junior
terimakasih atas larva ikan untuk penelitian, waktu, tempat dan dukungan
yang diberikan.
6. Sahabat Fullhouse tercinta Tami, Hilda, Farida, Fadilatun, Raden yang
telah memberi warna selama kuliah.
7. Teman-teman Muka Lele Aci, Abda, Aji, Aldi, Asep, Daus, Dewi, Faaza,
Faiz F, Furqon, Hilda, Ida, Mukhlis, Mumi, Raden, Riska, Rosi, Wawan,
Wikke, Wildan dan Ica yang telah mendukung penelitian saya.
8. Mahasiswa budidaya perairan angkatan 48.
9. Dan terakhir terima kasih kepada beasiswa PPA/BBM 2013-2014 yang
telah banyak membantu.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga
bagi pembaca.
Lussy Anggrainy
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Pemeliharaan Larva ............................................................................................. 2
Manajemen Pemberian Pakan ............................................................................. 2
Panen ................................................................................................................... 4
Parameter Uji ....................................................................................................... 4
Analisis Kimia ..................................................................................................... 5
Analisis Data ....................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil..................................................................................................................... 5
Pembahasan ......................................................................................................... 9
KESIMPULAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 21
DAFTAR TABEL
1. Kualitas air media budidaya selama pemeliharaan...................................... 2
2. Jenis pakan yang diberikan selama pemeliharaan. ...................................... 3
3. Hasil analisis proksimat masing-masing pakan (%). ................................... 4
4. Jumlah pemberian pakan naupli artemia, cacing sutra dan pakan
buatan selama pemeliharaan 14 hari ............................................................ 6
5. Jumlah protein bobot basah yang dikonsumsi larva lele selama
pemeliharaan 14 hari ................................................................................... 6
6. Hasil pengukuran parameter kelangsungan hidup (%), protein
efisiensi rasio dan koefisien keragaman panjang (%) ikan akhir
selama pemeliharaan.................................................................................... 7
7. Hasil pengukuran parameter persentasi ikan pada akhir pemeliharaan ....... 7
8. Rataan panjang (cm) ikan lele di akhir penelitian ....................................... 8
9. Bobot rataan (g) ikan lele di akhir penelitian .............................................. 8
10. Analisis usaha pemberian pakan cacing sutra, pakan buatan dan
probiotik dalam budidaya larva ikan lele Clarias sp. selama
pemeliharaan 15 ........................................................................................... 9
DAFTAR LAMPIRAN
1. Prosedur analisa proksimat ........................................................................ 13
2. Anova dan hasil uji Duncan ...................................................................... 14
3. Analisis Usaha ........................................................................................... 19
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada budidaya larva lele sampai 7 - 9 hari, larva ikan membutuhkan pakan
alami berupa cacing sutra.Pemenuhan kebutuhan cacing sutra hanya
mengandalkan dari hasil tangkapan alam.Namun ketersediaan cacing sutra di alam
tidak tersedia sepanjang tahun.Pada saat musim penghujan ketersediaan cacing
sutra menurun, karena cacing sutra di alam terbawa oleh arus deras akibat curah
hujan yang cukup tinggi (Fajri danHutabarat 2014).Hal ini mengakibatkan
kelangkaan cacing sutra pada musim penghujan sehingga menghambat produksi
pembenihan ikan Lele.Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petani
cacing sutra di Dramaga Bogor, harga cacing sutra meningkat dari Rp14.000/l
menjadi Rp 16.000/l pada musim hujan.Oleh karena itu, ketergantungan pada
cacing sutra dalam kegiatan pembenihan ikan lele harus dikurangi.Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti pakan alami dengan pakan
buatan.Pakan buatan merupakan substitusi pakan alami yang dapat digunakan
karena nilai nutrisi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan larva.Namun salah
satu kelemahan dari pakan buatan adalah tidak adanya enzim yang dibutuhkan
larva untuk mencerna pakan buatan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Fauji (2014) dan Nurhayati (2014), pemberian
kombinasi pakan buatan dan cacing sutra (3:1) pada larva ikan lele Clarias sp.
mulai umur 4 hari masing-masing sampai 24 dan 34 hari, menghasilkan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang sama dengan perlakuan pakan hanya
cacing sutra. Namun, ketika larva ikan hanya diberi pakan buatan, kelangsungan
hidup dan pertumbuhannya lebih rendah dari perlakuan cacing sutra
saja.Rendahnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva lele yang hanya
diberi pakan buatan diduga berkorelasi dengan rendahnya aktivitas enzim
pencernaan larva lele.
Menurut Kuncoro (2006) aktifitas protease pada larva lele baru terdeteksi
saat larva umur 2 hari setelah menetas, aktivitasnya semakin meningkat sejalan
dengan berkembangnya pencernaan larva.Peningkatan aktivitas enzim tertinggi
pada umur 7 hari.Oleh karena itu, agar pemberian pakan buatan dapat dicerna oleh
larva, perlu ditambahkan enzim bersama pakan buatan tersebut.Salah satu bahan
penghasil enzim yang bisa ditambahkan bersama pakan buatan adalah
probiotik.Menurut Verschuere et al.(2000) probiotik merupakan suplemen pakan
yang menguntungkan. Probiotik mempengaruhi inang dengan cara meningkatkan
keseimbangan usus untuk meningkatkan kecernaan. Probiotik menghasilkan
beberapa enzim exogenous untuk pencernaan pakan seperti amylase, protease,
lipase dan selulase yang akan membantu enzim endogenuous di inang untuk
menghidrolisis nutrien pakan. Pemberian pakan buatan bersama probiotik
diharapkan dapat mengurangi penggunaan cacing dalam budidaya larva lele.Oleh
karena itu pada penelitian ini dilakukan dilakukan penambahan probiotik untuk
membantu meningkatkan daya cerna pakan buatan.
2
Tujuan Penelitian
METODE
Pemeliharaan Larva
Perlakuan Tandon
Parameter PB + Pr
C PB + C PB PB + Pr
+C
Ph - - - - - 7,8
Oksigen
terlarut 4-7,1 4,2-6,9 4,3-7 4,1-7 4,4-7 7
(mg/l)
Suhu (0C) 25-31,2 25,8-31,5 25,8-30,5 25,5-31,3 25,3-30,8 28,2
Pada saat berumur dua hari (d2), larva mulai diberi artemia dengan frekuensi
pemberian setiap 5 jam yaitu pukul 06.00-07.00 WIB, 10.00-11.00 WIB, 14.00-
15.00 WIB, 18.00-19.00 WIB dan 22.00-23.00 WIB.Pada umur d3 sampai d8,
larva diberi pakan sesuai dengan perlakuan (Tabel 2).Perlakuan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. PerlakuanC : pemberian pakan berupa cacing sutra.
b. Perlakuan PB + C : pemberian pakan buatan dan cacing sutra.
c. Perlakuan PB + Pr + C : pemberian pakan buatan dan cacing sutra, serta
probiotik.
d. Perlakuan PB : pemberian pakan buatan.
3
Panen
Parameter Uji
Analisis Kimia
Analisis kimia yang dilakukan terdiri dari analisis proksimat ikan d0, ikan
umur 15 hari (d15) dan pakan yang digunakan selama penelitian. Analisis ini
meliputi uji protein dan air mengikuti Takeuchi (1988) seperti tercantum di
Lampiran 1.
Analisis Data
Hasil
Tabel 4 Jumlah pemberian pakan naupli artemia, cacing sutradan pakan buatan
selama pemeliharaan 14 hari (g)
Tabel 5 Jumlah protein bobot basah yang dikonsumsi larva lele selama
pemeliharaan 14 hari (g)
Panjang akhir larva ikan lele selama pemelihaaan 15 hari disajikan pada
Tabel 8. Ikan ukuran M di semua perlakuan memiliki panjang yang sama.
Sedangkan ikan ukuran S di Perlakuan C memiliki ukuran paling panjang.Ikan
Perlakuan C yaitu pemberian pakan hanya cacing sutra tidak ada yang memiliki
ukuran kategori jumper. Panjang ikan yang mencapai ukuran jumper dan besar
(M) di semua perlakuan tidak berbeda nyata. Namun, ikan ukuran kategori kecil
(S) di perlakuan yang diberi pakan cacing lebih panjang dari ikan di empat
perlakuan lainnya. Ikan M di Perlakuan PB, memiliki ukuran yang paling kecil.
Pemberian probiotik pada pakan buatan (Perlakuan PB + Pr + C dan PB + Pr)
dapat meningkatkan ukuran ikan S dibanding tanpa suplemen probiotik.
8
Bobot akhir larva lele selama pemeliharaan 15 hari disajikan pada Tabel 9.
Ikan Perlakuan C, yaitu pemberian pakan hanya cacing sutra, tidak ada yang
memiliki ukuran kategori jumper. Bobot ikan yang mencapai ukuran jumper di
semua perlakuan tidak berbeda nyata. Pada katagori ukuran M, ikan Perlakuan C
lebih berat dibanding dengan empat perlakuan lain yang bobotnya sama. Sama
halnya dengan ukuran M, ikan ukuran S di Perlakuan C lebih berat dari perlakuan
lainnya.Pemberian probiotik pada pakan buatan (Perlakuan PB + Pr + C dan PB +
Pr) dapat meningkatkan bobot ikan ukuran S dibanding tanpa suplemen probiotik.
Analisis usaha pemberian pakan cacing sutra, pakan buatan dan probiotik
dalam budidaya larva ikan lele Clarias sp. selama pemeliharaan 15 hari disajikan
pada Tabel 10 dan rincian pendapatan dan pengeluaran di Lampiran 3. Penjualan
di perlakuan C lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain sehingga selisih biaya
pakan dengan penjualan memiliki nilai yang paling tinggi juga. Diikuti oleh
perlakuan tanpa pemberin cacing (Perlakuan PB dan PB + Pr).Sedangkan
perlakuan PB + C dan PB + Pr + C memiliki penjualan yang sama dengan
perlakuan tanpa cacing sutra namun biaya pakan lebih tinggi dibanding perlakuan
tanpa cacing sutra sehingga didapatkan selisih biaya pakan dengan penjualan yang
rendah.
9
Tabel 10 Analisis usaha pemberian pakan cacing sutra, pakan buatan dan
probiotik dalam budidaya larva ikan lele Clarias sp. selama pemeliharaan
15
Pembahasan
Larva ikan lele yang dipelihara selama 15 hari pada perlakuan pemberian
pakan hanya cacing sutra memiliki nilai kelangsungan hidup tertinggi, yakni 95%.
Nilai ini lebih tinggi 12,2% dibandingkan perlakuan pemberian pakan buatan
dicampur cacing sutra dan lebih tinggi 29,5% dibandingkan pemberian hanya
pakan buatan. Perlakuan pemberian pakan hanya cacing sutra juga memiliki nilai
bobot dan nilai panjang yang lebih tinggi (Tabel 8 dan Tabel 9). Perlakuan
pemberian hanya pakan buatan memiliki nilai bobot dan nilai panjang yang lebih
rendah dibandingkan perlakuan lain. Hal ini dibuktikan juga dengan hasil grading
(Tabel 7), Perlakuan pemberian pakan dengan cacing sutra didominasi ukuran
ikan M (72,5%) sedangkan perlakuan pemberian pakan buatan didominasi ukuran
ikan S (>95,5%).
Berdasarkan penelitian Anggraeni dan Abdulgani (2013) rata-rata laju
pertumbuhan spesifik dan laju pertumbuhan panjang harian ikan betutu yang
dipelihara selama 28 hari menghasilkan perlakuan dengan pemberian pakan
cacing sutra memiliki nilai yang lebih tinggi dan tidak berbeda nyata dengan
perlakuan pemberian pakan cacing darah dan pemberian pakan ikan mas.
Sedangkan perlakuan pemberian pakan pelet memiliki nilai yang paling rendah
dan berbeda nyata dengan perlakuan lain. Laju pertumbuhan spesifik menjelaskan
bahwa ikan mampu memanfaatkan nutrien pakan untuk disimpan dalam tubuh
dan mengkonversinya menjadi energi.Energi digunakan untuk metabolisme dasar,
pergerakan, produksi organ seksual, pergantian sel-sel yang telah rusak dan
kelebihannya digunakan untuk pertumbuhan.Pertumbuhan ikan erat kaitannya
dengan ketersediaan protein dalam pakan dan jumlah protein akan mempengaruhi
pertumbuhan ikan.
Menurut Subandiyono dan Elfitrasari (2013) pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh protein yang didapat dari pakan.Protein yang diperoleh dari
pakan akan digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Protein pakan
dengan kecernaan yang tinggi dapat dimanfaatkan oleh tubuh dengan tinggi
sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan.Kekurangan protein dapat mengurangi
tingkat pertumbuhan ikan.Berdasarkan hasil perhitungan nilai protein efisiensi
rasio pada penelitian ini diketahui bahwa nilai protein efisiensi rasio pada
perlakuan pemberian pakan cacing sutra dan pemberian pakan buatan tidak
10
berbeda nyata. Hal ini diduga asam amino yang terdapat pada pakan buatan sama
baik dengan asam amino yang terdapat pada cacing sutra dibandingkan dengan
perlakuan pemberian pakan cacing sutra dicampur pakan buatan (Tabel 6).Asam
amino bebas dihasilkan dari protein yang terhidrolisis.Asam amino tersebut
diserap oleh saluran usus dan didistribusikan oleh darah ke organ dan jaringan
untuk mensintesis protein baru.Asam amino digunakan oleh ikan untuk
membangun protein baru yaitu untuk pertumbuhan. Protein yang tidak memadai
dalam pakan dapat menghentikan dan mengurangi pertumbuhan ikan, namun
apabila berlebih protein akan dibuang oleh tubuh ( Halver dan Hardy 2002).
Nilai protein efisiensi rasio perlakuan pakan buatan ditambah probiotik
memiliki nilai yang paling tinggi. Penambahan probiotik pada perlakuan tiga dan
perlakuan lima juga menghasilkan kelangsungan hidup lebih tinggi 4,7% dan
7,9% dibanding perlakuan dua dan empat. Nilai panjang dan bobot ikan dengan
perlakuan penambahan probiotik juga lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanpa
probiotik (Tabel 8 dan 9).Hal ini diduga adanya peningkatan daya cerna larva ikan
lele denganpemberian probiotik pada pakan.Energi yang didapatkan untuk
pemeliharaan tubuh ikan diduga semakin tinggi sehingga kelangsungan hidup
semakin meningkat.Probiotik merupakan suplemen pakan yang menguntungkan
mempengaruhi inang dengan cara meningkatkan keseimbangan usus untuk
meningkatkan kecernaan (Verschuere et al. 2000). Jenis bakteri yang diberikan
pada penelitian ini adalah Bacillus.Menurut Aslamyah et al. (2009) salah satu
mikroba yang menguntungkan yang terdapat dalam pencernaan adalah Bacillus
sp. yang berperan dalam meningkatkan kecernaan nutrien pakan melalui enzim
eksogen yang disekresikan.
Pada penelitian Fauji (2014) dan Nurhayati (2014), pemberian kombinasi
pakan buatan dan cacing sutra (1:1) pada larva ikan lele Clarias sp. mulai umur 4
hari masing-masing sampai 24 dan 34 hari, menghasilkan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup yang paling baik dibandingkan perlakuan pemberian pakan
hanya cacing sutra. Sedangkan pada penelitian ini perlakuan pemberian pakan
hanya cacing sutra menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang
paling baik dari perlakuan pemberian pakan kombinasi.Hal ini diduga karena
jumlah protein basah yang dikonsumsi larva ikan lele perlakuan pemberian pakan
hanya cacing sutra dua kali lebih banyak dibandingkan perlakuan pemberian
pakan buatan dicampur cacing sutra dan sepuluh kali lebih banyak dibandingkan
perlakuan pemberian hanya pakan buatan.Rendahnya jumlah konsumsi pakan
diduga diakibatkan frekuensi pemberian pakan yang dilakukan sebanyak empat
kali sehari.Berdasarkan penelitian Buscinar et al (2007) pemeliharaan ikan black
sea trout perlakuan frekuesi pakan tiga kali sehari menghasilkan pertumbuhan
lebih tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi pemberian pakan satu kali dan dua
kali. Hal ini diduga tingginya pertumbuhan ditentukan oleh tingginya asupan
pakan yang masuk ke dalam tubuh.Sehingga perlu dilakukan peningkatanjumlah
frekuensi pemberian pakan agar jumlah konsumsi pakan meningkat dan
pertumbuhan larva akan meningkat.
Analisis usaha pemberian pakan cacing sutra memiliki penjualan lebih
tinggi dibandingkan perlakuan lain karena jumlah dan ukuran ikan lebih besar
sehingga selisih biaya pakan dengan penjualan memiliki nilai yang paling tinggi
juga, diikuti oleh perlakuan tanpa pemberin cacing (Perlakuan PB dan PB + Pr).
Sedangkan perlakuan PB + C dan PB + Pr + C memiliki penjualan yang
11
samadengan perlakuan tanpa cacing sutra namun biaya pakan lebih tinggi
dibandingkan perlakuan tanpa cacing sutra. Biaya pakan cacing sutra yang tinggi
sehingga didapatkan selisih biaya pakan dengan penjualan yang rendah.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni MN, dan Abdulgani N. 2013. Pengaruh Pemberian pakan Alami dan
pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)
pada Skala Laboratorium.Jurnal Sains dan Seni Pomits 2(1):2337-3520
Aslamyah S, Aziz HY, Sriwulan, Wiryawan KG. 2009. Mikroflora Saluran
Pencernaan Ikan Gurame. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan)
19(1):66-73.
Buscinar N, Cakmak E, Cavdar Y, Aksungur N. 2007. The Effect of feeding
Frequency on Growth Performance and feed Conversion Rate of Black sea
Trout (Salmo trutta labrax Pallas, 1811). Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences 7:13-17.
Fajri NW, Hutabarat J. 2014. Pengaruh Penambahan Kotoran Ayam, Ampas tahu
dan tepung Tapioka Dalam Media Kultur Terhadap Biomassa, Populasi dan
Kandungan Nutrisi Cacing Sutra (Tubifex sp.).Journal of Aquaculture
Management and Technology 3(4):101-108.
Fauji H. 2014. Pemberian Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Sutera Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Pada Benih Ikan lele Clarias sp Umur
4 Hari. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Halver dan Hardi RW. 2002. Fish Nutrition Third Edition. New York: Academic
Press. Hlm: 143-151.
Kuncoro MD. 2006. Perkembangan Enzim Pencernaan Pertumbuhan Larva Ikan
Lele Dumbo, Clarias sp., Yang Dipelihara dalam Sistem pembenihan Indoor
dan Outdor Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nurhayati. 2014. Evaluasi Pemberian Kombinasi Cacing Sutra dan Pakan buatan
Terhadap Perkembangan Organ dan Enzim Pencernaan Untuk Pertumbuhan
Larva Ikan lele Dumbo (Clarias sp.). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Steel GD, Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. McgRAW-Hill
Inc.
Subandiyono N dan Elfitra T. 2013. Pengaruh Penggunaan Bromelin Terhadap
Tingkat Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology 2(2):57-63.
Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutrition.In
Watanabe T, ed. Fish Nutrition and Marinculture, JICA Textbook the General
Aquaculture Course. Tokyo (JP): Kanagawa internat. Hlm: 179-229.
12
LAMPIRAN
𝑋1 − 𝐴 − 𝑋2
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 % =
𝐴
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 3 9.77244433 3.25748144 1.57 0.270
Galat 8 16.57796267 2.07224533
Total 11 26.35040700
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 3.423 3 PB + C
A 3.232 3 PB + Pr + C
A 2.398 3 PB
A 1.133 3 PB + Pr
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 3 0.8492 0.2831 1.04 0.426
Galat 8 2.1796 0.2725
Total 11 3.0289
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 0.4383 3 PB + C
A 0.3750 3 PB + Pr + C
A 0.2590 3 PB
A 0.1450 3 PB + Pr
15
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 1.09999 0.2750 0.65 0.637
Galat 10 4.2034 0.4203
Total 14 5.3034
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 2.5140 3 C
A 2.3037 3 PB + C
A 1.5850 3 PB + Pr + C
A 1.4390 3 PB + Pr
A 0.7217 3 PB
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 0.0028681 0.0007170 7.47 0.005
Galat 10 0.0009603 0.0000960
Total 14 0.0038284
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 0.20967 3 C
B 0.13133 3 PB + C
B 0.11100 3 PB + Pr + C
B 0.07467 3 PB + Pr
B 0.03967 3 PB
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 0.50021573 0.12505393 42.47 0.0001
Galat 10 0.02944267 0.00294427
Total 14 0.52965840
16
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 1.87467 3 C
B A 1.78133 3 PB + Pr + C
B 1.74900 3 PB + C
C 1.48067 3 PB + Pr
C 1.40333 3 PB
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 0.00473107 0.00118277 49.15 0.0001
Galat 10 0.00024067 0.00002407
Total 14 0.00497173
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 0.068333 3 C
B A 0.059000 3 PB + Pr + C
B 0.053333 3 PB + C
C 0.031333 3 PB + Pr
C 0.017333 3 PB
7. Kelangsungan Hidup
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 835.54 208.88 43.69 0.0001
Galat 10 47.81 4.78
Total 14 883.35
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 95.004 3 C
B 88.638 3 PB + Pr + C
C 84.660 3 PB + C
D 79.178 3 PB + Pr
E 73.254 3 PB
17
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 5.2153 3 PB + Pr
B 3.1323 3 C
C B 3.5154 3 PB
C B 4.8955 3 PB + Pr + C
C 8.0243 3 PB + C
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 3 0.8352 0.2784 1.47 0.293
Galat 8 1.5109 0.1889
Total 11 2.3462
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 0.2993 3 PB + C + Pr
A 0.2393 3 PB
A 0.2093 3 PB + C
A 0.1117 3 PB + Pr
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 0.8091 0.2023 0.64 0.649
Galat 10 3.1837 0.3184
Total 14 3.9928
18
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 72.453 3 C
B 4.249 3 PB + C
B 2.539 3 PB + Pr
B 0.786 3 PB + Pr + C
B 0.248 3 PB
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 3.1094 0.7774 1.02 0.444
Galat 10 7.6505 0.7651
Total 14 10.7600
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 99.513 3 PB
A 98.914 3 PB + Pr + C
A 97.350 3 PB + Pr
A 95.541 3 PB + C
B 27.547 3 C
ANOVA
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F-hit Probabilitas
Ragam Bebas Kuadran Tengah
Perlakuan 4 243,1733 61,2933 1.99 0.1716
Galat 10 307,5046 30,7504
Total 14 552,6779
Uji Lanjut
Grup Nilai tengah Ulangan Perlakuan
A 99.513 3 PB
B A 98.914 3 PB + Pr
B A 97.350 3 PB + Pr + C
B A 95.541 3 PB + C
B 27.547 3 C
19
Biaya Pakan
Pro-F
PB Artemia 1059 0.55 582 1351
Fripppak 800 0.3665 293
1
Frippak 2 800 0.48781073 390
Fengli 0 20 4.2699 85
PB + Pr Artemia 1059 0.55 582 1379
Fripppak 800 0.3665 293
1
Frippak 2 800 0.48781073 390
Fengli 0 20 4.7863 96
Probiotik 625 0.02820305 18
Pro-F
21
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 16 Februari 1993 yang dilahirkan
dari ayahanda Toni Sanjoyo dan ibunda Pupu Maspuroh.Penulis merupakan anak
ke tiga dari tiga bersaudara dengan kaka bernama Shandy Purwanto dan Dicky
Sucipto. Penulis bersekolah di SDN Babakan Asem dari tahun 1999 sampai 2005,
SMPN 3 Bogor dari tahun 2005 sampai 2008 dan SMAN 3 Bogor dari tahun 2008
sampai 2011. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui seleksi Ujian
Talenta Masuk (UTM) yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Teknologi
Pembuatan dan Pemberian Pakan tahun 2013 dan mata kuliah Teknologi Produksi
Plankton Bentos dan Alga tahun 2015. Penulis pernah menjadi panitia acara
Bazzar Ikan Akuakultur tahun 2013, Porikan FPIK IPB tahun 2013, Spectaqua
BDP IPB tahun 2014 dan SixUniversity Initiative Japan Indonesia- Service
Learning Program (SUIJI-SLP) tahun 2015. Penulis tergabung dalam Mega
Entrepreneur Asrama TPB IPB Club tahun 2011-2012, Himpunan
Mahasiswa Akuakultur di divisi kewirausahaan tahun 2012-2013 dan divisi
public relation tahun 2013-2014, IPB goes to field pada tahun 2013, Six
University Initiative Japan Indonesia- Service Learning Program (SUIJI-
SLP) tahun 2015 dan Bina Cinta Lingkungan tahun 2015. Penulis juga
pernah melakukan praktek magang di Balai Besar Pengembangan Budidaya
Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi terkait budidaya Lele tahun 2013 dan
praktek lapang di PT Surya Windu Kartika Banyuwangi terkait pembesaran
udang vanamei tahun 2014.
Tugas akhir penulis dalam menyelesaikan pendidikan tinggi di Institut
Pertanian Bogor untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan berjudul
“Kombinasi Cacing Sutra dan pakan Buatan yang Ditambah Probiotik
Pada pemeliharaan Larva Ikan Lele Clarias sp.”