SKRIPSI
Oleh:
J U M I AT I
I 111 08 280
SKRIPSI
Oleh:
J U M I AT I
I 111 08 280
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin
PERNYATAAN KEASLIAN
Makassar,
Januari 2013
TTD
Jumiati
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
Nama
: Jumiati
3
No. Pokok
: I 111 08 280
Program Studi
: Produksi Ternak
Jurusan
: Produksi Ternak
Fakultas
: Peternakan
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Jumiati (I 111 08 280). Pengaruh Umur Terhadap Persentase Karkas dan Daging
Sapi Bali Jantan yang Dipelihara Secara Intensif. Dibimbing oleh Sjamsuddin
Garantjang sebagai Pembimbing Utama dan Basit Wello sebagai pembimbing
anggota.
ABSTRACT
Jumiati (I 111 08 280). The Effect of Age Against Percentage Beef Carcasses and
Bali Ram Maintained Intensive. Supervised by Sjamsuddin Garantjang as the
Supervision leader and Basit Wello as the supervision member.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan
rahmat serta karuniaNYa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang
berjudul Pengaruh Umur Terhadap Persentase Karkas dan Daging Sapi Bali
Jantan yang Dipelihara Secara Intensif yang merupakan salah satu syarat untuk
dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) pada jurusan Produksi Ternak di Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Subuhannawwataala atas segala perlindungan, rezki dan rahmatnya
sehingga penulis dapat memijakkan kaki di Universitas Hasanuddin.
2. Prof. Dr. Ir. H. Sjamsuddin Garantjang, M. Sc, selaku pembimbing yang
telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Prof. Dr. Ir. H. Basit Wello, M. S, Selaku pembimbing anggota yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Penyusun juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibunda tercinta Tati dan Ayahanda tersayang Muh. Kasim yang
selama ini terus mendukung penulis dalam doa, materi dan curahan kasih
sayangnya juga buat saudaraku Haslindah Kasim yang selalu memberi
semangat dan dukungannya serta doa, serta kepada keluarga besar saya.
5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Wempie Pakiding,
M.Sc selaku pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan
waktunya kurang lebih 4 tahun memberikan nasehat, wejangan dan arahan
dalam mengambil keputusan akademik.
6. Terima kasih kepada dosen penguji pada seminar proposal dan hasil yang
telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Dan juga kepada dekan fakultas peternakan Prof. Dr. Ir. Syamsuddin
Hasan, M. Sc, serta para bapak dan ibu dosen, pegawai fakultas peternakan
dan jurusan produksi ternak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terimah kasih.
7. Kepada rekan-rekan sepenelitian Fitriah dan Sri Arwita terima kasih atas
bantuan dan partisipasinya dalam
untuk perbaikan kedepan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas saran
yang diberikan dan berharap makalah ini bermamfaat bagi kita semua.
Makassar,
Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ii
iii
iv
ABSTRACT ............................................................................................
vi
xii
xiii
TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.
4
6
8
10
11
13
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................
Materi Penelitian .............................................................................
Rancangan Percobaan ........................................................................
Parameter yang Diukur ......................................................................
Prosedur Penelitian ............................................................................
Analisa Data ......................................................................................
16
16
16
17
17
19
20
22
10
25
25
26
LAMPIRAN ............................................................................................
29
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
Teks
11
1.
20
22
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
Teks
29
30
12
31
13
PENDAHULUAN
Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring
meningkatkan pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan.
Tingginya
permintaan
masyarakat
atas
kebutuhan
daging
Dirjen
Peternakan
(2008)
pada
tahun
2006-2007
sebanyak
418,20
ton
akibatnya
terjadi
perlambatan
merupakan
usaha
terbaik
dalam
produk
utama
yang
dihasilkan
setelah
ternak
karkas,
nilainya
akan
meningkat
seiring
dengan
sapi
digemukkan
pertumbuhan
tulang
sebagai
Faktor
bangsa
dan
umur
juga
akan
mempengaruhi
tinggi
bobot
badan
seekor
ternak,
maka
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
diantaranya
tentang
bagaimana
pengaruh
umur
terhadap
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Sapi Bali
paha
(pantat),
bagian
bawah
(perut),
keempat
kaki
bawah
(whitestocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran
bibir atas (Hardjosubroto dan Astuti, 1993).
Tiga bangsa sapi lokal yang berpotensi dikembangkan di
Indonesia adalah sapi Ongole (Sumba Ongole dan Peranakan
Ongole), sapi Bali, dan sapi Madura. Bangsa sapi tersebut telah
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan cekaman di
wilayah Indonesia. Melalui ketiga bangsa sapi lokal tersebut, sapi
Bali paling tahan terhadap cekaman panas, di samping memiliki
tingkat kesuburan yang baik, kemampuan libido pejantan lebih
unggul, persentase karkas tinggi (56 persen), dan kualitas daging
baik (Anonimus, 2004).
Peternak
menyukai
sapi
Bali
mengingat
beberapa
persentase
kelahiran
83,4
persen,
dan
interval
beberapa
penyakit
seperti
penyakit
dipelihara
dalam
kandang
dengan
pemberian
pakan
sistem
ekstensif
pemeliharaannya
dipadang
Pakan merupakan sumber zat gizi yang diperlukan untuk hidup pokok dan
pertumbuhan. Karena pakan merupakan sumber zat gizi, ternak sapi tidak saja
perlu pakan dalam jumlah yang cukup (kuantitasnya) namun juga diperlukan
pakan yang berkualitas. Pakan yang baik (berkualitas) banyak mengandung zat
gizi yang diperlukan ternak, sehingga kombinasi pakan yang berkualitas dengan
jumlah (kuantitas) yang cukup akan memberikan peluang kepada ternak yang
dipelihara untuk mendapatkan sejumlah zat gizi untuk keperluan pertumbuhannya. Pakan utama ternak ruminansia adalah hijauan yaitu sekitar 60-70%;
namun demikian karena ketersediaan pakan hijauan sangat terbatas maka
pengembangan peternakan dapat diintegrasikan dengan usaha pertanian sebagai
strategi dalam penyediaan pakan ternak melalui optimalisasi pemanfaatan limbah
pertanian dan limbah agroindustri pertanian (Anonim, 2012).
Pakan
yang
digunakan
pada
pemeliharaan
intensif
(Blakely
dan
Bade,
1991).
Parakkasi
(1995)
10
Meskipun demikian limbah pertanian seperti jerami mengandung serat kasar yang
tinggi dan palatabilitasnya sangat rendah, sehingga perlu diupayakan peningkatan
kualitas supaya dapat dimanfaatkan secara maksimal pada penggemukan sapi
secara feedlot. Salah satu upaya yang tepat dilakukan untuk memperbaiki kualitas
jerami adalah pengolahan secara fisik, kimia dan biologis.
Pakan komplit merupakan pakan yang cukup mengandung nutrien untuk
ternak dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan diberikan sebagai satusatunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi
tanpa tambahan substansi lain kecuali air (Hartadi, dkk 2005).
Keuntungan dari penggunaan pakan komplit antara lain memberikan
nutrisi yang seimbang bagi ternak, dapat mengontrol keseimbangan hijauan dan
konsentrat, dapat meningkatkan nilai guna limbah pertanian sebagai sumber serat,
meningkatkan konsumsi bahan pakan yang kurang palatabel serta dapat mencegah
seleksi oleh ternak (Susetyo, 2001). Sedangkan menurut Suryadi (2006)
keuntungan pembuatan pakan komplit diantaranya meningkatkan efisiensi dalam
pemberian pakan hijauan dengan palatabilitas rendah setelah dicampur dengan
konsentrat dapat meningkatkan konsumsi, untuk membatasi konsumsi konsentrat,
mudah dalam pencampuran antara hijauan dan konsentrat, memudahkan ternak
menjadi kenyang dan mengurangi debu pada pakan. Hal ini sangat diperlukan
mengingat
ketangguhan
agribisnis
peternakan
adalah
mengutamakan
menggunakan bahan baku lokal yang tersedia didalam negeri dan sedikit mungkin
menggunakan komponen impor (Saragih, 2000).
D. Karkas
11
produktivitas karkas yang baik karena adanya variasi tipe bangsa, nutrisi dan jenis
pertumbuhan jaringan, sehingga mengakibatkan penurunan tingkat akurasi.
Untuk
memperkecil
sumber
keragaman
tersebut
bobot
karkas
perlu
dikombinasikan dengan variabel lain seperti tebal lemak punggung atau subkutan
dan luas urat daging mata rusuk (Suryadi, 2006).
Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi komposisi tubuh yang
meliputi distribusi berat dan komposisi kimia komponen karkas.
Faktor
lingkungan dibagi menjadi dua kategori yaitu fisiologi dan nutrisi. Umur, bobot
hidup dan kadar laju pertumbuhan juga dapat mempengaruhi komposisi karkas
(Suryadi, 2006).
Komponen utama karkas yang diharapkan adalah proporsi daging yang
maksimal, proporsi lemak optimal dan proporsi tulang minimal. Pada umumnya
penilaian hasil karkas dilakukan melalui persentase karkas. Semakin tinggi
persentase karkas semakin baik performan karkas. Bobot karkas ada dua macam
12
yaitu bobot karkas segar (fresh carcass weight) atau bobot karkas sebelum
dilayukan dan bobot karkas layu (cold carcass weight) yaitu bobot karkas setelah
dilayukan selama kurang lebih 24 jam (Berg dan Butterfield, 1976).
E. Persentase Karkas
Persentase karkas adalah perbandingan antara berat karkas dengan berat
hidup dikalikan 100%. Menurut Berg dan Butterfield (1976), persentase karkas
dipengaruhi oleh bobot karkas, bobot ternak, kondisi,bangsa ternak, proporsi
bagian-bagian non karkas, ransom yang diberikan dan cara pemotongan.
Bobot karkas merupakan salah satu parameter yang penting dalam system
evaluasi karkas. Sebagai indikator, karkas bukanlah merupakan predictor
produktivitas karkas yang baik karena adanya variasi tipe bangsa, nutrisi dan jenis
pertumbuhan jaringan sehingga mengakibatkan penurunan tingkat akurasi. Untuk
memperkecil sumber keragaman tersebutbobot karkas perlu dikombinasikan
dengan variabel lain seperti tebal lemaksubkutan dan luas urat daging mata rusuk
(loin eye area) dalam memprediks ibobot komponen karkas dan hasil daging
(Priyanto et al., 1993).
Selanjutnya Priyanto et al (1993) melaporkan bahwa bobot setengah
karkas dingin sebagai indikator tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap
persentase daging sapi Brahman Cross yang dipotong pada kisaran 350-550 kg.
Pengaruh bobot karkas menjadi nyata apabila dikombinasikan dengan lemak
subkutan dalam memprediksi persentase daging dengan tingkat akurasi yang
relatif tinggi.
Faktor yang Mempengaruhi Persentase Karkas
13
14
dihasilkan dari seekor ternak sangat ditentukan oleh bangsa atau tipe ternaknya
sendiri, umur, jenis kelamin dan bobot karkas, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi persentase masing-masing jenis potongan daging yang dihasilkan
Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor
sebelum pemotongan antara lain genetik (spesies, bangsa, tipe ternak, jenis
kelamin), umur, dan pakan (Soeparno, 1992). Daging juga merupakan
bagian dari karkas setelah tulang-tulangnya dan sebagian
lemaknya (lemak subcutan dan lemak intermusculer) dikeluarkan
(Wello, 1986).
Semakin
tinggi
bobot
badan
seekor
ternak,
maka
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
diantaranya
yang berbeda
15
tidak
saja
mengakibatkan
16
tulang
pada
sapi
jantan
kebiri
lebih
tinggi,
jika
17
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksankan pada bulan April Juni 2012, bertempat di PT.
Tata Hidup Cemerlang Kabupaten Takalar Km. 80.
Materi Penelitian
Bahan utama penelitian ini adalah sapi Bali jantan berumur antara 1,5
3 tahun, sebanyak 15 ekor. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pakan dengan komposisi : Silase jagung 80 %, dedak padi 35 %, molases 10 %,
pollar 15 %, jagung 25%, biji kapok 10 %, mineral sapi 3 %, urea 2 % dan air.
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kandang individu
berhadapan, ember, skop, timbangan sapi, timbangan gantung, pisau jagal, alat
tulis menulis.
Rancangan Percobaan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan yang
dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 3 perlakuan yaitu umur ternak yang berbeda dengan
ulangan masing
berat
daging.
Persentase
daging
dapat
berat daging
x 100
berat hidup
2. Persentase daging=
berat daging
x 100
berat karkas
Prosedur Penelitian
Manajemen pemeliharaan sapi Bali di PT. Tata
Hidup Cemerlang
19
penimbangan untuk mengetahui bobot badan awal sapi yang akan diteliti,
penimbangan berikutnya dilakukan setiap dua minggu sebanyak 4 kali
penimbangan dan penelitian berlangsung selama 2 bulan.
Pemberian pakan konsentrat dan silase dilakukan 3 kali sehari yaitu pada
pagi jam 08.00 WITA, siang jam 13.00 WITA dan sore jam 16.00 WITA.
Sebelum pemberian pakan, konsentrat dan silase dicampur terlebih dahulu dan
ditimbang setelah dicampur lalu diberikan pada ternak dimana pemberian pakan
berdasarkan berat badan yaitu 10 % dan air minum secara adlibitum. Dengan
perbandingan antara konsentrat dan silase jagung 20 : 80.
Secara kronologis proses pemotongan hewan dan penerapan perlakuan
adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kesehatan ternak sebelum dilakukan perlakuan untuk melihat
kelayakan sapi untuk dipotong (pemeriksaan antemortem).
2. Penimbangan bobot badan awal sapi sebelum perlakuan
pemuasaan.
3. Penimbangan sapi sebelum pemotongan untuk mendapatkan data bobot
sapi sebelum dipotong. Penyembelihan sapi dilakukan secara tradisional
dengan cara mengikat keempat kaki sapi dan membantingnya. Setelah
rebah, selanjutnya disembelih.
4. Proses penyembelihan sapi dilakukan secara halal menurut ajaran agama
Islam dengan menggunakan pisau tajam memutuskan vena jugularis, arteri
carotis, oesophagus dan trachea.
5. Selanjutnya dilakukan pengulitan, eviscerasi (pengeluaran
jeroan) dan pengkarkasan (dressing).
20
dan
lemak
subcutan
dan
ditimbang
untuk
berpengaruh nyata maka diuji lebih lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) ( Gasperz, 1991). Model matematika yang digunakan yaitu :
Yij = + i + ij
dimana:
Yij
= Hasil presentase ke-ij
21
A. Persentase Karkas
Hasil penelitian terhadap rata-rata persentase karkas sapi Bali yang
dipelihara secara intensif pada umur yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-Rata dan Standar Deviasi Persentase Karkas Sapi Bali.
Perlakuan
Parameter
Persentase Karkas
44,950,21a
49,420,76b
46,700,54c
22
ternak
muda
akan
meningkat
terus
dengan
laju
23
35,561,26a
41,050,56b
38,310,19c
82,030,56b
terdapat
pada
perlakuan
dan
terendah
pada
24
perlakuan A. Hal ini disebabkan karena umur ternak pada saat pertumbuhan
memiliki laju pertumbuhan yang sangat baik dan mampu merespon pakan yang
tersedia dibandingkan dengan sapi yang berusia dibawah 1 tahun. Parakkasi
(1999) menerangkan bahwa pertumbuhan hewan muda sebagian besar disebabkan
oleh perumbuhan otot, tulang belulang dan organ-organ vital.
Analisis ragam (Lampiran 2) menunjuan umur sapi Bali memberikan
pengaruh yang nyata terhadap persentase daging (P< 0,01) dimana berdasarkan uji
beda nyata terecil (BNT) yang telah dilakukan diketahui perlakuan A berbeda
dengan perlakuan B dan berbeda dengan perlakuan C. Hal ini disebabkan karena
pertumbuhan sapi Bali dikelompokan berdasarkan umur yang berbeda. Hal ini
sesuai dengan pendapat Soeparno (1992) yang menyatakan bahwa pada saat sapi
berumur kurang lebih 2 tahun pertumbuhan daging relative berjalan lambat karena
zat gizi yang didapat dari pakan digunakan secara bersamaan untuk pertumbuhan
tulang dan daging dan akan mencapai puncaknya pada saat ternak sapi berumur 22,5 tahun karena pada umur tersebut pertumbuhan tulangnya sudah masimal.
Analisis ragam (Lampiran 3) menunjukan umur sapi Bali juga
memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase daging (P < 0,01) dimana
berdasarkan uji beda nyata terkecil (BNT) yang dilkukan diketahui perlakuan A
berbeda terhadap perlakuan B dan C tetapi perlakuan B tidak berbeda dengan
perlakuan C. Hal ini disebabkan karena umur ternak pada usia 2
tahun memiliki laju pertumbuhan daging yang sangat baik dan
mampu merespon pakan yang tersedia dibandingkan dengan
sapi
yang
berusia
dibawah
tahun.
Bambang
(2005)
pertambahan
bobot
badan
hewan
muda
sebagian
Pada
disebabkan
hewan
karena
yang
usia
pebertas
perletakan
(deposit)
bobot
badannya
lemak.
Lemak
perubahan
maka
perubahan
tersebut
karena
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Abidin.Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta
28
29
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Ragam Persentase Karkas
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Berat Karkas
perlakuan
Mean
Std. Deviation
44.9480
.20921
49.4260
.75520
46.7020
.54403
Total
47.0253
1.97404
15
Df
a
Mean Square
Corrected Model
Intercept
perlakuan
Error
50.915
33170.730
50.915
2
1
2
25.458
33170.730
25.458
3.640
12
.303
Total
33225.285
15
54.556
14
Corrected Total
F
83.920
1.093E5
83.920
Sig.
.000
.000
.000
31
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Berat Karkas
(I) perlakuan (J) perlakuan
LSD
A
B
C
Mean
Std. Error
Difference (I-J)
Sig.
-4.4780
.34834
.000
-5.2370
-3.7190
-1.7540
.34834
.000
-2.5130
-.9950
4.4780
.34834
.000
3.7190
5.2370
2.7240*
.34834
.000
1.9650
3.4830
.34834
.000
.9950
2.5130
.34834
.000
-3.4830
-1.9650
1.7540
-2.7240
Mean
Std. Deviation
A
B
C
Total
35.5580
41.0480
38.3060
38.3040
N
1.25625
.55405
.19034
2.43539
5
5
5
15
Df
Mean Square
Corrected Model
Intercept
Perlakuan
Error
75.350a
22007.946
75.350
2
1
2
37.675
22007.946
37.675
7.685
12
.640
Total
22090.982
15
83.036
14
Corrected Total
F
58.825
3.436E4
58.825
Sig.
.000
.000
.000
32
Multiple Comparisons
Berat_Potong
LSD
(I)
(J)
Perlaku Perlaku Mean Difference
an
an
(I-J)
A
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
.50614
.000
-6.5928
-4.3872
.50614
.000
-3.8508
-1.6452
5.4900
.50614
.000
4.3872
6.5928
2.7420*
.50614
.000
1.6392
3.8448
.50614
.000
1.6452
3.8508
.50614
.000
-3.8448
-1.6392
-5.4900
C
B
-2.7480
2.7480
-2.7420
Mean
A
B
C
Total
79.1160
83.0580
82.0280
81.4007
Std. Deviation
2.93092
.96601
.55468
2.40720
5
5
5
15
df
Mean Square
Corrected Model
Intercept
Perlakuan
Error
41.800a
99391.028
41.800
2
1
2
20.900
99391.028
20.900
39.324
12
3.277
Total
99472.152
15
81.124
14
Corrected Total
F
6.378
3.033E4
6.378
Sig.
.013
.000
.013
33
Multiple Comparisons
Berat_Daging
LSD
(I)
(J)
Perlaku Perlaku Mean Difference
an
an
(I-J)
A
B
C
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-3.9420
1.14491
.005
-6.4365
-1.4475
-2.9120*
1.14491
.026
-5.4065
-.4175
3.9420
1.14491
.005
1.4475
6.4365
1.0300
1.14491
.386
-1.4645
3.5245
2.9120*
1.14491
.026
.4175
5.4065
-1.0300
1.14491
.386
-3.5245
1.4645
34
RIWAYAT HIDUP
Jumiati, lahir pada tanggal 2 Februari 1990 di desa
Panreng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap. Penulis
adalah anak
35