(Skripsi)
Oleh
Oleh
By
Feed in the aquaculture became main factor which has affect the cultivation success.
Feed that has been available on the market has a relatively expensive price. This
will cause high production costs. Therefor, alternative materials which have hgh
protein content are needed, one of wich is cassava leaf flour. This study was aimed
to determine the effect of feeding from cassava leaf flour and correct proportion of
cassava leaf and the fastest for growth of gouramy. The study was conducted on
October - December 2019 in Laboratory of Fisheries and Marine of Lampung
University. Experimental design was used completely randomized design (CRD)
with four treatments and three replications. The treatments were fed without cassava
leaf flour (control), fed by 5% cassava leaf flour, fed by 10% cassava leaf flour, and
fed by 15% cassava leaf flour. Protein content from the results of the highest
proximate analysis was on cassava leaf flour which has fermented by 19,60%
protein content and the least was on feeding by 10% cassava leaf flour with 10,12%
protein content. The results showed that feed given with cassava leafe flour was
significantly different (P<0,05) and the results of BNT test has affect on the growth
of gouramy larvae, however has not affect on survival rate of gouramy juvenile.
Keywords : cassava leaf flour, feed, growth, gouramy, survival rate of gouramy
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG
(Manihot utilissima) PADA PAKAN TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
Oleh
SKRIPSI
Pada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
Judul Skripsi : PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN
SINGKONG (Manihot utilissima) PADA PAKAN
TEHADAP PERFORMA PERUMBUHAN IKAN
GURAMI (Osphronemus gouramy)
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
1. Tim Penguji
Penguji
Bukan Pembimbing : Berta Putri, S.Si., M.Si
Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Menanga Jaya,
Kecamatan Banjit, Way kanan, Lampung pada Bulan Januari - Februari 2019 dan
pada Juli - Agustus 2019 penulis melaksanakan Praktik Umum di Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL), Pesawaran, Lampung dengan judul
“Teknik Pembenihan Kuda laut Hippocampus comes”. Tahun 2019, penulis
menyelesaikan tugas akhir dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penambahan Tepung daun Singkong Manihot utilissima pada pakan terhadap
performa pertumbuhan ikan gurami Osphronemus gouramy”
PERSEMBAHAN
Ibunda Nurhayati
Apa yang aku berikan tidak akan pernah mampu membalas kebaikan dan kasih
sayang kalian, namun untuk saat ini hanya inilah yang dapat aku berikan dalam
Amin...
MOTTO
Jangan malu dengan diri kita dan apa yang kita punya lakukan semampu kita
dengan rasa yakin dan selalu tersenyum karna apa adanya kita jauh lebih baik
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penambahan Tepung Daun Singkong Manihot utilissima Pada Pakan Terhadap
Performa Pertumbuhan Ikan Gurami Osphronemus gouramy”. Penulis menyusun
laporan penelitian ini dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar sarjana (S1) pada Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan
Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
(1) Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
(2) Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberi dukungan serta
(3) Kakakku tersayang Helen Puspitasari, Helda Puspitasari dan adikku Achmad
(4) Bapak Limin Santoso, S.Pi,.M.Si., selaku dosen Pembimbing Pertama yang
(5) Bapak Dr. Supono, S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembimbing Anggota yang
penelitian.
(7) Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang
(8) Bapak dan Ibu dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan yang telah memberikan
ilmu dan motivasi selama menjalani studi di Jurusan Perikanan dan Kelautan.
(9) Teman – temanku marching band Citra Bahana Madaliyansa (CBM), Gita
Praja Saburai (GPS), dan Bahana Krakatau (BK) yang selalu memberikan
(10) Sahabat – sahabatku Anggun, Merlinda, Rara, Azkha, Sevia, Anlian, Agung,
Bayu, Agung, Sani, Dhani, Gaby, Diki dan Raihan yang selalu memberi
(11) Teman – teman Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unila yang memberikan
(12) Teman – teman Budidaya Perairan angkatan 2015 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Penulis,
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................... 2
1.4 Kerangka Pikir ........................................................................................ 2
1.5 Hipotesis ................................................................................................. 5
V. PENUTUP .................................................................................................. 34
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 34
5.2 Saran ................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 35
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
Ikan gurami (Osphronemous gouramy) adalah salah satu komoditas budidaya air
tawar yang tergolong dalam famili ikan labirin (Anabantidae), ikan ini merupakan
ikan asli perairan Indonesia yang sudah tersebar di kawasan tropis mulai dari
India sampai Semenanjung Malaya (Cahyono, 2000). Ikan gurami banyak di-
gemari oleh masyarakat karena memiliki rasa daging yang gurih. Banyaknya
petani yang mengembangkan usaha budidaya ikan gurami karena harganya yang
Kendala yang sering terjadi pada ikan ini yaitu memiliki pertumbuhan yang
lambat sehingga produksi ikan gurami menurun. Pertumbuhan ikan gurami yang
dengan pola pemberian pakan yang tidak teratur. Upaya peningkatan produksi
ikan gurami yaitu dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas pakan. Menurut
1
Daun singkong merupakan hasil samping dari sistem produksi pertanian singkong
meningkat
Menurut BPS (2018), luas area penanaman tanaman singkong ada tahun 2017
sebanyak 201,29 ton/ha dan total produksi sebanyak 220.014 ton dan Provinsi
(3,24%), Jawa Timur (3,17%), Jawa Barat (3,15%) DIY (2,16%) dan NTT
(1,70%).
Kandungan protein yang baik untuk unggas dan ikan justru terdapat pada daun
singkong karena memiliki kandungan nutrisi yang baik yaitu protein 28,66%,
serat kasar 19,06%, abu 8,83%, kalsium 1,91%, dan lemak 9,41% (Askar, 1996).
Daun singkong mengandung serat kasar yang tinggi sehingga sulit dicerna ikan
apabila dikonsumsi terlalu banyak. Untuk mengatasi serat kasar yang tinggi, maka
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan ikan gurami yang
diberi pakan dari tepung daun singkong dan mengetahui proporsi penambahan
tepung daun singkong yang paling tepat pada pakan ikan gurami.
2
1.3 Manfaat penelitian
yang diperkaya dengan tepung daun singkong untuk pertumbuhan ikan gurami.
Ikan gurami merupakan komoditas perikanan air tawar yang berpotensi untuk di-
kolam air tenang, memiliki nafsu makan tinggi, dapat mengkonsumsi dan men-
cerna makanan dari bahan-bahan nabati serta nilai rasio konversi pakan yang
rendah. Permintaan terhadap ikan gurami yang tinggi sangat menunjang kegiatan
merupakan sumber energi bagi metabolisme ikan. Pakan buatan komersial yang
telah tersedia di pasaran memiliki harga yang relatif mahal. Hal ini akan me-
nyebabkan biaya produksi tinggi. Oleh sebab itu, perlu bahan alternatif yang
memiliki kandungan protein tinggi salah satunya yaitu tepung daun singkong.
Kandungan asam amino essensial tepung daun singkong terutama lisin (2,00%)
dan metionin (0,40%) lebih rendah dibandingkan dengan tepung ikan (5,02%;
3
1,86%), bungkil kedelai (2,76%; 0,60%) tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan
DDGS (Destillers Dried Grains with Soubles) (0,74%; 0,49%). Rasio asam amino
lisin terhadap protein tepung daun singkong adalah 7,4% setara dengan nilai pada
tepung ikan (7,7%) dan lebih tinggi dari bungkil kedelai (6,30%). Hal ini berarti
Ya Dapat digunakan
Ya
Pertumbuhan sebagai
Berbeda nyata suplementasi
lebih baik
pada pakan
benih ikan
gurami
4
1.5 Hipotesis
Hı : Minimal ada satu perlakuan yang memberikan pengaruh yang berbeda pada
kepercayaan 95%
5
II. TI NJAUAN PUSTAKA
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Labyrinthici
Sub-Ordo : Anabantoidea
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Gurami mempunyai bentuk badan yang khas dengan bentuk tubuhnya agak
panjang, pipih, dan lebar. Badan tertutupi oleh sisik yang kuat dengan tepi yang
6
kasar. Ikan ini memiliki ukuran mulut yang kecil yang letaknya miring tidak tepat
di bawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat sedikit lebih maju dibandingkan
dengan bibir atas dan dapat disembulkan (Sitanggang dan Sarwono, 2007).
Ikan gurami memiliki ciri-ciri morfologi badan berbentuk pipih, panjang tubuhnya
2 kali lebih besar dibandingkan dengan lebarnya, memiliki sirip lengkap dengan
modifikasi pada sirip perutnya sehingga berbentuk seperti benang. Sirip punggung
memiliki 12-13 jari-jari keras dan 11-13 jari-jari lunak, sirip anal jari-jari keras
dan 9-21 jari-jari lunak, sirip dada terdiri atas 2 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari
lunak, memiliki gurat sisi sempurna dengan 30-33 keping sisik dari kepala hingga
Menurut Amri dan Khairuman (2008) ikan gurami (Osphronemus gouramy) me-
miliki bentuk tubuh agak panjang, tinggi, dan pipih ke samping dengan mulut ber-
ukuran kecil, miring, dan dapat disembulkan, memiliki sisik berbentuk stenoid
dan garis lateral (garis gurat sisi) tunggal, lengkap dan tidak terputus, 7 bentuk
sirip ekor membulat, dipangkal ekor terdapat titik bulat bewarna hitam. Panjang
Ikan gurami memiliki sepasang sirip perut yang telah mengalami modifikasi men-
jadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.Warna badan
pada bagian punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut berwarna ke-
7
Ikan gurami memiliki alat pernafasan tambahan berupa labirin. Labirin mulai
terbentuk pada umur 18 – 24 hari sehingga gurami dapat bertahan hidup pada
perairan yang kurang oksigen. Labirin memiliki struktur pembuluh darah kapiler
yang memungkinkan ikan gurami mengambil zat asam dari udara yang berada di
ruangan labirin. Labirin merupakan turunan dari lembar insang pertama (Susanto,
2002).
Keterangan :
a) Mulut
b) Mata
c) Sirip dada
d) Sirip perut
e) Linea Lateralis
f) Srip punggung
g) Sirip ekor
h) Sirip anal
Habitat asli ikan gurami adalah perairan tawar yang tenang dan tergenang seperti
rawa dan sungai dengan kadar oksigen yang cukup dan mutu air yang baik.
dari permukaan laut ikan gurami akan berkembang dengan baik. Ikan gurami juga
pengganti jaringan tubuh yang rusak dan penambahan protein dalam proses
8
pertumbuhan. Jumlah dan jenis asam amino seperti asam amino essensial dan non
1989).
Komponen yang paling mahal dalam komposisi pakan buatan adalah protein.
Terutama pada ikan, karena ikan membutuhkan protein pada tingkat yang lebih
tinggi (yaitu 30 hingga 55%) dibandingkan dengan hewan darat lainnya. Kadar
protein yang optimal untuk pertumbuhan benih ikan gurami dengan bobot ukuran
Penurunan bobot tubuh ikan secara cepat dipengaruhi oleh kurangnya protein
pada pakan. Di dalam tubuh ikan terjadi penarikan kembali protein dari berbagai
jaringan untuk mempertahankan fungsi jaringan yang lebih penting. Namun jika
ketersediaan protein terlalu banyak, maka protein akan digunakan untuk membuat
Kebutuhan pakan ikan berupa daun sebanyak 5-10 % dari berat ikan perhari,
sementara kebutuhan pelet hanya 3% dari berat ikan per hari. Pemberian pakan
secara teratur dalam jumlah yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan ikan
gurami yang optimal. Konversi pakan untuk pemeliharaan dalam kolam adalah
9
Badan Standarisasi Nasional (2009) menyatakan bahwa syarat mutu pakan ikan
gurami yang baik mencakup kadar air, yaitu 12% untuk pertumbuhan 3 - 5 cm.
Kadar abu yang diberikan pada setiap ikan gurami juga memiliki persentase yang
berbeda-beda. Pada ikan gurami yang memiliki ukuran tubuh 3-5 cm kadar abu
yang diberikan 12% dengan kadar protein 38% dan kadar lemak 7%, sedangkan
ikan gurami yang memiliki ukuran tubuh >15 cm kadar abu yang diberikan 13%
Daun singkong merupakan hasil dari tanaman singkong yang pada umumnya
diolah sebagai sayur. Pengolahan daun singkong memerlukan waktu yang cukup
lama karna daun singkong memiliki struktur fisik yang kuat, daun singkong
Daun singkong mengandung kadar protein yang cukup tinggi yaitu 27,28%
protein kasar; lemak 7%;serat kasar 17,7%; kalsium 1,35%; dan fosfor 0,32
(Iriyanti, 2012). Dilihat dari tingginya kandungan protein kasar, daun singkong
10
termasuk pakan sumber protein (Askar, 1996). Sehingga dapat digunakan sebagai
mengandung serat kasar yang cukup tinggi sehingga perlu dilakukan usaha untuk
menurunkannya.
nafsu makan. Selain itu daun singkong juga memiliki kandungan vitamin A, B1
dan C yang cukup tinggi serta mengandung kalsium, fosfor, dan zat besi
(Mulyasari, 2011). Kendala dalam pemanfaatan tepung daun singkong ini yaitu
tingginya kandungan serat kasar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengata-
si kandungan serat kasar yang tinggi adalah fermentasi. Prinsip kerja fermentasi
adalah memecah bahan yang tidak mudah dicerna seperti solulosa menjadi gula
Pakan buatan adalah makanan bagi ikan yang dibuat dengan formulasi tertentu
kebutuhan nutrisi ikan yang dibudidayakan dalam hal kebutuhan protein, lemak,
dan karbohidrat (Watanabe, 1988). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu formulasi
pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ikan sehingga ikan dapat
11
Protein merupakan kumpulan asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida
Ikan dapat menggunakan protein secara efisien sebagai sumber energi. Selain itu
ganti jaringan yang rusak dan membentuk jaringan yang baru. Pertumbuhan ikan
yang kekurangan protein relatif lebih lambat dibandingkan ikan yang tercukupi
bobot ikan karena protein yang terkandung dalam jaringan tubuh ikan dipecah
kembali untuk mempertahankan fungsi jaringan tubuh yang lebih penting (NRC,
1993).
Menurut Gusrina (2008), kebutuhan protein optimum bagi ikan umumnya sekitar
25 - 36%. Penggunaan protein nabati dalam pakan dibatasi karena sulit dicerna
selulosa yang sulit dicerna dan kandungan metionin rendah. Pemberian nutrisi
(Gusrina, 2008).
12
III. METODE PENELITIAN
13
Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan selama penelitian
No. Bahan Keterangan
1. Benih ikan gurami dengan berat awal Sebagai hewan uji
14,66 gram dan panjang awal 5,73 cm
2. Pakan komersil protein 30% Pakan campuran
3. Pupuk Cair EM4 Fermentasi
4. Tepung daun singkong Pakan campuran
5. Klorin Bahan sterilisasi alat
penelitian Monaliza (2012) pengaruh daun singkong pada pertumbuhan ikan nila.
Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini yaitu kontrol, dosis 5%, 10% dan
AI B3 D2 C1 B1 A2
B2 C2 A3 D3 C3 D1
Keterangan :
14
3.4 Prosedur Penelitian
4. Akuarium untuk pemeliharaan ikan disusun sesuai dengan susunan yang telah
ditentukan
aerasi.
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun singkong tua. Daun singkong
dicuci dan dipotong menjadi bagian yang kecil dengan ukuran 2-3 cm.
Kemudian daun dikeringkan dengan oven pada suhu 55oC selama 8 jam .
dingin ditimbang sebanyak 200 gram dicampur secara homogen dengan EM4
15
sebanyak 10% dari berat tepung daun singkong dan kemudian dimasukkan
dalam kantung plastik. Setelah itu ditempatkan pada toples tertutup dan
1. Pakan komersil yang digunakan yaitu jenis pakan apung dengan kandungan
menjadi tepung.
16
Tepung pelet 1600 gram,
Pakan uji perlakuan tepung tapioka 200 gram,
3
10% tepung daun singkong 200 gram, dan
air 500 ml.
2. Ikan yang digunakan sebagai ikan uji yaitu benih ikan gurami seberat 14,66
kuensi pemberian pakan 3 kali per hari pada pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB
5. Sampling
panjang dan berat ikan. Sebanyak 5 ekor benih dari masing-masing ulangan
diambil secara acak untuk diukur panjang totalnya. Pengukuran panjang total
17
6. Uji Proksimat
antara lain Protein, Lemak, Fosfor dan Serat Kasar pada pakan yang telah
Pertumbuhan berat mutlak diukur setiap 15 hari dengan cara menimbang bo-
Wm = Wt –Wo
Keterangan :
Pengukuran panjang mutlak pada benih ikan gurami dilakukan pada awal dan
dengan tisu untuk memudahkan dalam pengukuran kemudian benih ikan gurami
18
diletakan d iatas millimeter blok yang sudah dilaminating. Pertumbuhan panjang
L = Lt – L0
Keterangan :
persentase dari organisme yang hidup pada awal dan akhir penelitian dan
dirumuskan :
𝐍𝐭
SR = 𝐍𝟎 x 100 %
Keterangan :
Rasio Konversi Pakan (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan yang di
19
FCR = F
( Wt – Wo) + D
Keterangan :
Pengukuran parameter kualitas air yang meliputi suhu, pH dilakukan setiap pagi
pukul 09.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. DO diukur pada awal dan akhir
penelitian.
maka dilanjutkan dengan uji BNT pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan
20
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penambahan tepung daun singkong 10% menjadi pakan terbaik pada pakan ikan
pertumbuhan berat mutlak 27,56 gram dan panjang 1,61 cm selama 60 hari.
5.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K. dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. 2018. Pendataan Produksi Umbi Kayu Tahun
2014 – 2018. Badan Pusat Statistik. Jakarta Pusat
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan dan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Knisius. 258 hal.
35
Gao, W., Y.J. Liu, L.X. Tian, K.S. Mai, G.Y. Liang, H.J. Yang, M.Y. Huai and
W.J. Luo. 2011. Sparing Capalibity of Dietary Lipid in Herbivorous and
Omnivorous Freshwater Finfish: a Comparative Case Study on Grass Carp
(Ctenopharyngodon idella) and Tilapia (Oreochromis niloticus x O.
aureus). J. Akua. Nut., 17(1): 2-12.
Halver, J.E and Hardy, G. 2002. Fish Nutrition. Third Edition. California USA.
Academy Press inc. 822 pp. P: 712- 713.
Hartoyo dan P. Sukardi. 2007. Alternatif Pakan Ternak Ikan. Pusat Ahli
Teknologi dan Kemitraan (Pattra). Lembaga Penelitian Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto. 4 hal.
Khalil, M., Zahnila, dan Hartami, P. 2015. Studi Pengunaan Pakan Pelet Hasil
Formulasi dari Bahan Baku Nabati untuk Meningkatkan Pertumbuhan
Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy).Berkala Perikanan Terubuk
43(1) : 32 – 44.
Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, Auburn.
36
Monaliza, F., et al. 2012. Mesquite Ben and Cassava Leaf Meal in Diets for Nile
tilapia in Growth. Acta Scientiarum, Animal Science. 34 (3) : 231 – 237.
Mulyasari. 2011. Potensi Daun Ketela Pohon sebagai Salah Satu Sumber Bahan
Baku Pakan Ikan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor. 4 hlm.
Rusmawan. 2009. Kinerja Pertumbuhan ikan gurami yang dipelihara pada media
bersalinitas berbeda dengan paparan media lisrik. (SKRIPSI) Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Sahwan, M. F. 2002. Pakan Ikan dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta. 24 hal
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sabagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Oseana, Vol. xxx. No. 3, 2005: 21-26.
37
Sjamsudin AR. 2008. Kajian Pertumbuhan Beberapa Jenis Gurami Dengan
Penggunaan Pakan Yang Berbeda. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Jawa Tengah.
38