LAPORAN
PENELITIAN
OLEH :
DWI SEPTIA YOLANDA ISMAWATI
NPM. 16090005
i
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
NPM : 16090005
Fakultas : Pertanian
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang telah saya buat dan diserahkan
adalah benar-benar karya saya sendiri dan bebas dari plagiat. Apa bila dikemudian
hari ternyata dalam pembuatan skripsi saya ini memenuhi unsur plagiat dan
Demikian surat pernyataan plagiat ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat
Yang menyatakan
Materai 6000
(………………………….)
ii
RINGKASAN
batang pisang sebagai bahan anastesi dalam sistem transportasi basah ikan Gurame.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu terdiri dari 3
dosis ekstrak 10%, dan perlakuan ke 3 dosis ekstrak 15% dengan lama transportasi
12 jam. Hasil analisis Analisis ragam dilanjutkan dengan uji berbeda nyata pada
transportasi dan pemeliharaan pasca transportasi, waktu pingsan ikan, respon dan
tingkah laku ikan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan berpengaruh
sangat nyata penggunaan ekstrak hati batang pisang sebagai bahan anastesi
iii
SUMMARY
This study aims to determine the best treatment of banana stem liver extract as an
anesthetic in the wet transportation system of carp. This study used a completely
randomized design (CRD), which consisted of 3 treatments with each treatment
being replicated 5 times, so that 15 experimental units were obtained. The first
treatment was a 5% extract dose, the second treatment was a 10% extract dose, and
the third treatment was a 15% extract dose with a transportation time of 12 hours.
Results of analysis Analysis of variance was continued with significantly different
tests at the 5% and 1% levels. Parameters observed were survival during
transportation and post-transportation maintenance, fish fainting time, fish response
and behavior and water quality. The results showed that the use of banana stem
liver extract as an anesthetic agent had a very significant effect on the survival of
gouramy (Osphronemous gourame) in a closed wet transportation system. The 5%
concentration dose treatment (P1) showed the best results compared to other
treatments.
iv
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS EKSTRAK HATI BATANG
PISANG (Mussa sp) SEBAGAI BAHAN ANASTESI IKAN
GURAME (Osphronemous gourame) PADA SISTEM
TRANSPORTASI BASAH TERTUTUP
Oleh:
DWI SEPTIA YOLANDA ISMAWATI
NPM. 16090005
SKRIPSI
Sabagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr.
Hazairin, SH Bengkulu
v
2022
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan Bengkulu pada tanggal 17
Dasar (SD) Negeri 153 Seluma pada tahun 2009. Lulus Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 7 Seluma pada tahun 2012. Lulus Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 3 Seluma pada tahun 2015. September 2016 penulis diterima
Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu dengan biaya pendidikan dari pemerintah melalui
Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma pada tahun 2019 bulan Juli
Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAQUA). dan aktif sebagai Biro Humas dan
vii
Motto
1. Hai orang-orang yang beriman, jadi kanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya allah bersama orang-orang yang sabar. (Q. S Al-
Baqorah: 153.
2. Hai orang- orang mukmin, jika kamu menolong (agama) allah, niscaya dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Q. S Muhammad: 7)
Ku Persembakan Kepada ;
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu ya Allah, atas kebesaranmu, rencana
terindahmu, rezekimu, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi
dengan baik, saya bisa menyeselasaikan amanah dari kedua orang tuaku, dan
alhamdulillah telah menghadirkan orang-orang yang berarti disekelilingku.
Untuk bapakku Sismaladi dan emakku Inarti yang tercinta dan tersayang, yang
selalu menjadi motivasiku untuk bangkit dari setiap jatuh, Terimakasih banyak
atas limpahan do’a yang tak berkesudahan, dan pengorbanan jerih payak kalian
sehingga anakmu dapat menggapai cita-citanya.
Untuk ayukku yang baik hati Elliza nuntriyani yang luar biasa telah berkorban
waktu, tenaga, materi, do’a dan motivasi dalam membantu menyelasaikan
tugas akhir ini. Dan adikku yang paling ganteng Alvin pratama, adikku yang
cantik Tia wulandari, terimakasih telah melengkapi keindahan dalam setiap sisi
cerita.
Untuk kakekku AmadSalih, nenekku Karima (ibu) dan almarum Kakekku
Insui, nenekku Mayura (bapak) orang tua keduaku. Terimakasih banyak telah
menjadi orang tua asuhku dimasa keci sampai remaja, dan atas do’a kalian
saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Dosen pembimbing yang selalu sabar, tak pernah lelah membantu dan
membimbing hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan, terimakasih banyak
Bapak Ir. Asfarunddin, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Sunarti, M. P dan Doses Penguji
Ibu Eka Suzanna, S.P., M.Si atas semua bantuan, dukungan, dan motivasi yang
kalian berikan. Semoga allah selalu memberi kesehatan pada kalian.
viii
Untuk Sahabatku Zulpa Tri Anggraini (Mpaa), Anggi Ningrum K.D, Dwi
septia Yolanda I (kayoll), Nur Aisya, Tria Eva Crisdayanti, Anggia Damayanti,
suatu anugrah terindah bisa bertemu kalian, terimakasih sudah menjadi sahabat
yang selalu siap membantu setiap apapunitu, pengingat dalam kebaikan, tempat
berbagi cerita, penyemangat, kita semua memiliki sifat yang berbeda-beda bisa
dikatakan unik dan langka tetapi dengan ini kita bisa saling bertahan untuk
selalu menjadi sahabat yang satu jalan dalam pengingat kebaikan.
Untuk keluarga besar Agroteknologi Angkatan 2016 : Andi Saputra, Zulpa Tri
Anggraini, Debi Gusti Randa, Nur Aisyah, Anggi Ningrum K.D, Anggia
Damayanti, Tria Eva Crisdayanti, Alim Perdana Kusuma, Atri Prasetyo, Irvan
Maarif, Syaipul Azwi, Meli Sudaryanti, Dendi Sudrajat, Cece Gusti Kartina,
Doni Syajaratul I.N, Popi Puspita Sari, Anton Kurniawan. Kompak selalu guys,
sukses selalu untuk kita semua.
Untuk UKM Rohimaz, terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang diajarkan,
kesempatan, kenyamanan dan tempat muhasabah diri, rumah yang nantinya
bakal dirindukan. Terimakasih pada semua keluarga besar UKM Rohimaz.
Keluarga BAAK Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu, terimakasih
banyak ibu-ibuku sayang, ayuk-ayukku yang manis-manis, bapak-bapakku,
yang telah menjadikan aku bagian dari kuluarga, disini aku mendapatkan cinta
dan kasisayang layaknya anak dan adik dan makasih bimbingannya selama
kerja banyak pengalaman dan pembelajaran berharga yang didapatkan.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian dan karyawan/karyawati dilingkungan
Fakultas Pertania.
Keluarga besar Almamater Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran untuk kesempurnaan
Laporan Penelitian ini. Atas segala bantuan dan saran dari berbagai pihak penulis
utama.
2. Bapak Dedi Pardiansyah, S.Pi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan
3. Ibu Ir. Zulkhasyni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing pendamping yang telah
Penelitian ini.
Akhir kata, penyususn berharap Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
x
Bengkulu, 22 Juli 2022
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
7. Pembiusan Ikan............................................................................................... 37
8. Transportasi Ikan............................................................................................. 38
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR lAMPIRAN
1. Bagan Penelitian..............................................................................................30
2. Perhitungan Sidik Ragam dan Uji Lanjut BNT Kelangsungan Hidup ..........31
3. Perhitungan Sidik Ragam dan Uji Lanjut BNT Waktu Pingsan Ikan ............33
4. Dokumentasi...................................................................................................34
xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hatcery untuk mempermudah pemindahan biota ke dalam bak angkut. Selain itu,
metode anestesi juga banyak dilakukan untuk memingsankan biota perairan yang
dapat menyebabkan kerusakan fisik ikan karena adanya gerakan antar ikan yang
berlebihan. Ikan yang mengalami kerusakan fisik rentan terhadap serangan bakteri
dan jamur sehingga kelangsungan hidup pasca transportasi rendah. Salah satu cara
untuk menurunkan aktivitas fisik ikan adalah dengan perlakuan anastesi. Bahan
anestetik alami yang sudah diteliti untuk diaplikasikan dalam transportasi ikan
antara lain ekstrak biji karet, minyak cengkeh, ekstrak ubi kayu (Habibie 2006)
dan bahan alami lainnya yang mengandung zat anestesia. Selain bahan alami
tersebut, hati pisang (Mussa sp) juga dapat digunakan untuk memingsankan ikan
(Abdullah, 2012).
(Mussa sp) sebagai bahan anastetik untuk memingsankan ikan. Bagian batang
pisang yang dapat digunakan untuk bahan anestesi adalah hati batang pisang.
Ekstrak hati batang pisang mengandung beberapa jenis senyawa aktif yaitu
saponin dengan kandungan yang paling banyak, kemudian flavonoid dan tannin,
1
senyawa yang terkandung dalam hati batang pohon pisang dapat menjadi bahan
anestesi yang baik bagi ikan. Penggunaan bahan pemingsan (anestetikum) ini
lingkungan yang sangat mendadak. Transportasi ikan hidup salah satunya yaitu
transportasi sistem basah. Transportasi sistem basah menuntut media yang sama
dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu, air, oksigen, dan cahaya.
Pengangkutan sistem basah dapat dilakukan dengan cara terbuka. Pada cara
terbuka ikan diangkut dalam wadah terbuka seperti ember atau drum plastik.
Gurame. Ikan Gurame memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dibandingkan dengan
ikan air tawar lainnya (lele, nila dan mas). Peningkatan permintaan konsumen
terhadap ikan Gurame didasari oleh keinginan terhadap suatu komoditi perikanan
yang bermutu tinggi, spesifik, dan resiko terhadap kesehatan yang kecil. Masalah
yang sering dihadapi dalam transportasi ikan Gurame adalah rendahnya kelulusan
transportasi diperlukan untuk menjaga tingkat kelulusan hidup ikan tetap tinggi
sampai tempat tujuan. Stres dan aktivitas fisik selama proses transportasi ikan
ikan, pelunakan tekstur otot dan menurunkan kualitas hasil fillet. Akibat yang
2
dapat ditimbulkan dari stres ikan ini akan berdampak ekonomis pada budidaya
Dari permasalahan dan temuan yang telah dikemukakan di atas maka saya
B. Tujuan
ekstrak hati batang pisang sebagai bahan anastesi dalam sistem transportasi basah
ikan Gurame.
C. Hipotesis
basah tertutup.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Menurut Mahyuddin (2009) ikan Gurame
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemous
4
B. Morfologi Ikan Gurame (Osphronemous gouramy)
(compressed) dan lebar. Sisiknya berukuran besar dengan tipe ctenoid, tepi sisik
agak kasar terutama pada sisik di bagian kepala. Kepala gurame muda berbentuk
lancip dan berdahi rata, sedangkan gurame dewasa memiliki bentuk kepala yang
lebih tumpul. Pada gurame jantan dewasa terdapat tonjolan seperti cula pada
Gurame memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung cukup panjang dan berada di
bagian belakang tubuh. Sirip dada berukuran kecil, letaknya berada di belakang
tutup insang. Sirip perut mengalami modifikasi menjadi sepasang benang yang
panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip ekor berbentuk bulat, sedangkan
sirip dubur bentuknya panjang mulai dari belakang sirip perut hingga pangkal
pembuluh darah kapiler yang dapat mengambil oksigen dari udara bebas sehingga
atas permukaan air. Gurame dapat hidup pada perairan minim oksigen dengan
seperti daun talas, sinkong, dll. Jika persediaan tumbuha terbatas, gurame
5
C. Kualitas Air Pemeliharaan Gurame
ikan Gurame karena air merupakan media hidup yang utama. Air yang digunakan
seperti kualitas air harus bersih dan tidak terlalu keruh, tidak tercemar bahan
beracun maupun limbah pabrik. Menurut Wibawa dkk (2018), suhu air yang
optimal untuk pemeliharaan ikan Gurame berkisar antara 24-30ºC, nilai derajat
keasaman (pH) perairan berkisar antara 6,5-8,5. Oksigen terlarut optimal untuk
ikan Gurame 3-8 mg.Lˉ¹ . Tinggi rendahnya kandungan oksigen terlarut yang ada
oksigen yang ada digunakan untuk mengoksidasi amoniak menjadi nitrit dan
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Apabila oksigen menurun maka biota air akan
kekurangan air dan dapat menyebabkan kematian pada biota air. Untuk itu nilai
amoniak pada media pemeliharaan harus lebih kecil dari 0,2mg.Lˉ¹ (Effendi,
2003).
Pisang dari family Musaceae adalah tanaman berbatang basah dan tropis
yang berasal dari Asia dan meyebar ke seluruh dunia (MH Raina, 2011). Pisang
memiliki batang yang termasuk kedalam batang semu yang terbentuk dari pelepah
daun yang saling menutup dengan kompak. Memiliki tinggi batang berkisar 2,5
meter sampai 7,5 meter. Batang semu tanaman pisang memiliki warna hijau
kekuningan, merah, merah kekuningan dan hijau kemerahan. Batang semu juga
6
yang terletak di bawah batang semu memiliki ukuran lingkar sekitar 60 cm sampai
senyawa aktif dari simplisa nabati atau simplisa hewani menggunakan pelarut
bahwa ekstrak hati batang pisang Ambon mengandung beberapa jenis senyawa
aktif yaitu saponin dengan kandungan paling banyak, kemudian flavonid dan
memiliki sifat khas membentuk busa merupakan senyawa berasa pahit menusuk
dan menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir.
Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi
hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya
digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang berpotensi keras atau beracun
glikosida yang yang tersebar luas pada tanaman tingkat tinggi serta beberapa
hewan laut dan merupakan kelompok senyawa yang beragam dalam struktur, sifat
7
E. Anastesi
diagnosa penyakit, penandaan ikan pada pada bagian kulit dan insang,
anatesi bertujuan untuk menurunkan segala aktifitas ikan terutama untuk jenis
ikan dari kelompok elasmobranci (hiu atau pari) karena disamping faktor
keamanan juga dapat mengurangi stres, luka akibat suntikan dan penurunan
oleh senyawa kimia, suhu dingin, arus listrik atau penyakit (Tidwell et.al 2004)
pertama atau sering disebut stadium analgesia, hewan masih sadar tetapi
dan denyut jantung normal atau meningkat, semua reflek masih ada, hewan masih
bangun dan dapat juga urinasi, defekasi. Tahap kedua yaitu kesadaran mulai
hilang namun refleks masih ada, pupil membesar (dilatasi) tetapi akan menyempit
(konstriksi) ketika ada cahaya masuk. Tahap kedua atau stadium eksitasi berakhir
refleks juga menurun. Tahap ketiga atau stadium anestesi, pada stadium ini
8
konstriksi dan tidak merespon cahaya yang masuk, refleks hilang (refleks
palpebrae). Tahapan keempat adalah pernafasan dan jantung terhenti, dan hewan
mati. Indikator tahapan anestesi antara lain aktivitas refleks (refleks palpebrae,
pedal refleks, kornea refleks, refleks laring, refleks menelan), relaksasi otot, posisi
mata dan ukuran pupil, sekresi saliva dan air mata, respirasi dan denyut jantung.
Respon tingkah laku ikan dalam tahap pemingsanan dapat dilihat pada Tabel 1.
9
respirasi terhenti, diikuti
beberapa menit kemudian
penghentian detak jantung
F. Transportasi
keadaan hidup dengan diberi tindakan untuk menjaga agar derajat kelulusan hidup
(survival rate) tetap tinggi hingga di tempat tujuan. Metode transportasi hidup
biota perairan secara umum ada dua jenis, yaitu dengan menggunakan media air
(sistem basah) dan tanpa media air (sistem kering). Transportasi sistem basah
transportasi sistem kering digunakan untuk transportasi jarak jauh untuk tujuan
menggunakan media air. Pada transportasi sistem basah, ikan diangkut di dalam
wadah tertutup atau terbuka yang berisi air laut atau air tawar tergantung jenis dan
asal ikan. Pada pengangkutan jarak jauh dan lama (lebih dari 24jam) biasanya
dari 1:4 agar menghasilkan tingkat kelulusan hidup yang tinggi. Metode yang
paling sederhana digunakan pada sitem tertutup ini adalah dengan menggunakan
diberi asupan oksigen lalu diikat, kemudian diletakkan ke alam box styrofoam.
10
selama penangkapan di tambak, kolam dan pelabuhan ke tempat pengumpul atau
bahan baik alami maupun kimia untuk meminimalisir tingkat stess ikan akibat
perjanalan, diperlukan dosis yang sesuai dalam penggunaannya agar ikan dapat
tetap hidup setelah dipingsankan. Dosis merupakan jumlah atau takaran yang
menggunakan ekstrak hati batang pisang sebagai bahan anastesi ikan Bawal air
11
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari minggu tanggal 20 Juli 2020- 20
Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H Bengkulu dengan rute
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Alat Kegunaan
12
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu terdiri
Yij = µ +βi + ɑ ij
Dimana:
dilakukan analisis sidik ragam pada taraf 5% dan 1% sedangkan untuk melihat
dosis ekstrak bahan terbaik maka dilakukan uji orthogonal pada taraf 5% dan 1%.
D. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain adalah survival rate,
13
jenis ikan dalam suatu proses budidaya. nilai SR ini dihitung dalam bentuk
SR = Nt/No x 100 %
Keterangan :
SR : Survival Rate
Parameter waktu pingsan ikan yang diamati adalah lama waktu yang
Parameter yang diamati adalah respon ikan meliputi gerak atau tingkah
4. Kualitas Air
amoniak, pH, DO dan suhu air. Pengamatan kualitas air seperti pH, DO dan
suhu dilakukan setiap hari pada masa pemeliharaan ikan Gurame pasca
14
E. Pelaksanaan Penelitian
1. Prosedur Penelitian
amoniak terhadap air kolam tempat ikan hidup dan air laboratorium
2) Pemberokan ikan
Hal ini bertujuan untuk menurunkan laju metabolisme agar kualitas air
15
Hati diambil dari batang pohon pisang dengan cara mengestraknya
banyak ekstrak batang pisang yang akan digunakan dalam proses anastesi
pH, suhu, oksigen terlarut dan amoniak. Selanjutnya ikan Gurame dibius
dengan cara memasukan ikan secara langsung ke dalam wadah. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kelulusan hidup ikan jika dibius dengan
plastik yang telah dipersiapkan dengan kepadatan 1:4 yaitu 1kg ikan
berbanding dengan 4L air. Jumlah air yang digunakan dalam setiap plastik
adalah 8L, sehingga setiap plastik berisi 10 ekor ikan Gurame. Kemudian
kedua ujung plastik diikat lalu dimasukkan ke dalam box styrofoam dengan
posisi horizontal. Dalam tahap ini dilakukan pencatatan waktu, tingkah laku
16
sampai dengan jam ke 12. Tahap ini dilakukan dengan mengambil dari
penelitian tahap kedua yang mempunyai nilai kelulusan hidup yang tinggi
dan waktu pingsan yang cepat. Pada tahap ini dilakukan pengujian kualitas
air bahan anastesi, perbedaan waktu transportasi dan kelulusan hidup ikan
Gurame.
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
bahan ekstrak hati batang pisang dengan dosis yang berbeda serta uji
transportasi ikan Gurame hasil yang diperoleh dari penelitian antara lain
di bawah ini:
100 % dan mulai menurun di jam ke 6 yaitu sebesar 96% dan pada jam ke
18
ikan Gurame terkecil berasa di perlakuan 3, yaitu mulai menurun di jam ke
kualitas air yang terjadi pada media pengemasan. Hal yang perlu
19
Tabel 5. Hasil Sidik Ragam Kelangsungan Hidup
F. Tabel
Parameter F.Hitung
5% 1%
Kelangsungan Hidup
16,85 (**) 5,41 12,06
(transportasi)
Kelangsungan Hidup 26,00 (**) 5,41 12,6
(pemeliharaan)
Keterangan :
ns : tidak berpengaruh
* : berpengaruh nyata
Angka yang diikuti huruf yang tidak sama, berarti berbeda nyata
(BNT 5% dan 1%).
Masa induksi ikan dari perlakuan 1,2 dan 3 memiliki hasil yang berbe
20
Tabel 8. Lama Waktu Induksi dan Sedatif Ikan
3 66 menit 23 menit
run.Dimulai dari menit ke-0 sampai ikan tidak sadar (pingsan). Hasil
0-15 Normal
15-30 Kehilangan keseimbangan
30-45 Kehilangan keseimbangan
P1 5% 45-60 Kehilangan keseimbangan
60-75 Pingsan ringan
75-90 Pingsan ringan
90-105 Pingsan (102)*
0-15 Normal
15-30 Kehilangan keseimbangan
30-45 Kehilangan keseimbangan
P2 10%
45-60 Kehilangan keseimbangan
60-75 Pingsan ringan
75-90 Pingsan (74)
0-15 Normal
15-30 Kehilangan keseimbangan
30-45 Kehilangan keseimbangan
P315% Pingsan ringan
45-60
60-75 Pingsan (66)
21
Berdasarkan tabel 9 terdapat perubahan aktivitas ikan uji mulai
terlihat pada menit ke-30 hingga menit ke-60. Pada perlakuan konsentrasi
5 % memasuki tahap pingsan pada menit ke 101, 102 dan 104. Perlakuan
4. Kualitas air
Sedangkan pengamatan pH, DO dan suhu dilakukan setiap hari pada masa
22
Tabel 12. Hasil Analisis Kualitas Air Pasca Transportasi
Parameter P1 P2 P3
Suhu 25,6 24,4 21
pH 6,7 6,4 4,4
DO 3,8 3,2 2
B. Pembahasan
menit. Hal ini diduga bahwa saat ikan diberikan anestesi ikan menjadi
23
shock karena perubahan lingkungan sehingga ikan melakukan gerakan
mengalami kematian karena pada kondisi tersebut ikan yang stres akan
konsentrasi yang tinggi, kandungan bahan kimia di hati batang pisang juga
darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah
2005).
rata waktu pingsan 66 menit. Hal ini diduga dikarenakan dosis ekstrak hati
batang pisang yang digunakan lebih banyak dari perlakuan yang lainnya.
berada di dalam wadah penyadaran yang diaerasi. Ciri-ciri ikan telah sadar
adalah ikan telah mulai berenang normal dan menerima respon ransangan
perlakuan dengan konsentrasi 15% yatiu ikan mulai sadar di menit ke 20.
24
diberikan tersebut dapat dilihat dari gerakan operkulum yang mulai
permukaan serta sebagian ikan memasuki fase pingsan ringan dan pingsan
berat. Perubahan aktivitas ikan uji mulai terlihat pada menit ke-30 hingga
tahap pingsan pada menit ke 73,74, dan 75, sedangkan pada perlakuan
konsentrasi 15 % ikan memasuki tahap pingsan pada menit ke 65, 66, dan
68.
fase normal hinggan fase pingsan. Fase normal adalah fase dimana ikan
sentuhan yang sangat kuat dan pergerakan operculum cepat. Fase pingsan
et.al 2004). Ikan memasuki fase pingsan ringan saat tidak mengalami
menyatakan ikan yang mengalami fase pingsan ringan, pingsan berat dan
roboh memiliki tingkat respirasi dan metabolisme yang rendah. Dari saat
25
secara visual hal ini diduga dosis yang diberikan sudah cukup untuk
26
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
tertutup.
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. R.R. 2012. Teknik Imotilisasi Mengunakan Ekstrak Hati Batang Pisang
(Musa sp) dalam Simulasi Transportasi Kering Ikan Bawal Air Tawar
(Colossoma macropomum). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Anwar, R. 1989. Pengaruh Zeloit pada Pengangkutan Benih Ikan Gurame
(Osphronemus gouramy). Karya Ilmiah Program Sarjana. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Arliansyah. 2009. Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol dan Penthotal
Terhadap Agregasi Platelet. [Tesis]. Program Pasca Sarjana Magister
Ilmu Biomedik Dan Program Pendidikan Dokter Spesialis I
Anestesiologi. Semarang.Universitas Diponegoro.
Cheek PR. 2005. Applied Animal Nutrition: Feeds and Feeding Thrid Edition.
Upper Sadle River. United States of America.
Gunn, E. 2001. Floundering in the Foibes of Fish Anestesia. Hlm: 211
Habibie, Mas Agung Hambari Akbar. 2006. Pengujian Ekstrak Ubi Kayu
(Manihot esculata) Sebagai Bahan Anestesi Pada Transportasi Udang
Galah (Macrobrachium rosenbergi) Hidup Tanpa Media Air
Hanafiah, KA. 2010. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga. PT.
Raja Grafindo Persada, Jajkarta.
Ikasari. D, Suryaningrum ThD, Syamdidi. 2009. Pengaruh Pemberokan dan
Kepadatan Terhadap Kelulusan hidup Ikan Gurami (Oshpronemus
gouramy) Dalam Transprtasi Sistem Basah. Jurnal Pasca Panen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol. 4 No. 2.
Jailani. 2000. Mempelajari Pengaruh Penggunaan Pelepah Pisang Sebagai Bahan
Pengisi Terhadap Tingkat Kelulus Hidupan Ikan Mas (Cyprinus carpio)
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian dan Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Mahyuddin, K. 2009. Panduan lengkap Agribisnis Ikan Gurami. Penebar
Swadaya, Jakarta.252hlm.
Mckelvey D, Wayne K. 2003. Veterinary anesthesia and analgesia. Amerika:
Occation the veterinarian.
Midihatama.A, Subandiyono, dan Haditomo. A.H.C. 2018. Pengaruh Eguinol
Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy, Lac) Selama dan Setelah Periode Transportasi
Sistem Tertutup.Jurnal Sains Akuakultur Tropis. Vol.2 No. 2
28
Patra, A.K. and J. Saxena. 2009. The Effect and Mode of Action of Saponins on
The Microbial Populations and Fermentation in The Rumen and
Ruminant Production. Nutrion Research Revies.22:204-219.
Pratisari, Dan. 2010. transportasi ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup sistem
kering dengan menggunakan pembiusan suhu rendah secara langsung.
[skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
29
LAMPIRAN
30
Lampiran 1. Bagan Penelitian
Keterangan:
U1 : Ulangan ke-1
U2 : Ulangan ke-2
U3 : Ulangan ke-3
U4 : Ulangan ke-4
U5 : Ulangan ke-5
31
Lampiran 2. Perhitungan Sidik Ragam dan Uji Lanjut BNT Kelangsungan Hidup
FK 54000
Tabel sidik ragam
F. tabel
SK DB JK KT F.hitung
0,01 0,05
133,333 66,6666 1,53846
Ulangan 2 13,27 5,79
3 7 2 Tn
16,8461
Perlakuan 4 2920 730 12,06 5,41
5 **
346,666 43,3333
Galat 8
7 3
242,857
Total 14 3400
1
LSD BNT
2,19426
Sȳ 9
σ (0.05) 4,53
BNT 9,94003
(0.05) 7
σ (0.01) 6,2
BNT 13,6044
(0.01) 7
3 2 1
Perlakuan
44 58 78
1 78 34 20 0
2 58 14 0
3 44 0
32
SR/Kelangsungan Hidup Pasca Pemeliharaan
perlakuan Ulangan jumlah
1 2 3 4 5
1 77,78 87,5 87,5 100 85,71 438,49 87,698
2 20 50 33,33 50 61,67 215 43
3 20 0 0 o 0 20 5
jumlah 117,78 137,5 120,83 150 147,38 673,49
rata-rata 39,26 45,83 40,28 75 49,13
FK 30239,25
Tabel sidik ragam
F. tabel
SK DB JK KT F.hitung
0,01 0,05
Ulangan 2 293,7919 146,8959467 0,871125 13,27 5,79 Tn
Perlakuan 4 17540,44 4385,111003 26,00467 12,06 5,41 **
Galat 8 1349,022 168,6277983
Total 14 19183,26 1370,232735
LSD BNT
Sȳ 4,328559
σ (0.05) 4,53
BNT (0.05) 19,60837
σ (0.01) 6,2
BNT (0.01) 26,83707
3 2 1
Perlakuan
5 43 87,698
1 87,698 82,698 44,698 0
2 43 38 0
3 5 0
Rata- BNT
Perlakuan
rata 5% 1%
5% 87,698 a A
10% 43 b B
15% 5 b B
33
Lampiran 3. Perhitungan Sidik Ragam dan Uji Lanjut BNT Waktu Pingsan Ikan
FK 98901,6
Tabel sidik ragam
F. tabel
SK DB JK KT F.hitung
0,01 0,05
Ulangan 2 14,4 7,2 0,75 13,27 5,79 Tn
87,1666
Perlakuan 4 3347,2 836,8 12,06 5,41
7 **
Galat 8 76,8 9,6
Total 14 3438,4 245,6
LSD BNT
1,03279
Sȳ 6
σ (0.05) 4,53
4,67856
BNT (0.05) 4
σ (0.01) 6,2
6,40333
BNT (0.01) 2
3 2 1
Perlakuan
67,6 74 102
1 102 34,4 28 0
2 74 6,4 0
3 67,6 0
34
Lampiran 4. Dokumentasi
35
Gambar 5. Pembuatan Ekstrak Hati Batang Pisang
36
Gambar 6. Pembuatan Media Pembiusan
37
Gambar 7. Pembiusan Ikan
38
Gambar 8. Transportasi Ikan
39
Gambar 9. Pencatatan Waktu Sadar Ikan
40
Gambar 10. Kolam Pemeliharaan Ikan
41