Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan Widyawisata merupakan salah satu sarana yang memadukan wisata,


sosial dan edukasi yang bertujuan untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang
disertai sengan sarana refresing (Fadli, 2013). Pemilihan objek wisata yang
dikunjungi bukan untuk refresing semata, namun harus ada nilai-nilai sosial dan
pendidikan supaya dapat menambah hubungan baik antar sesama manusia maupun
lingkungan dan dapat menambah pengetahuan tentang lingkungan sekitar yang
dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air karena keindahan alam ataupun nilai
sejarah objek wisata yang dikunjungi.

Jambi adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian
tengah pulau Sumatera. Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang
ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, selain Bengkulu dan
Gorontalo.

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam-Jambi (BPBATSG-Jambi)


merupakan unit pelaksana teknis Kementrian Kelautan dan Perikanan di bidang
Budidaya Air Tawar yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepala Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya yang wilayah kerjaanya meliputi pulau Sumatera.

Wilayah Indonesia merupakan habitat asli Ikan Gurame, penyebarannya


meliputi wilayah Sumatera,Jawa dan Kalimantan. Gurami Batanghari adalah salah
satu strain lokal perairan umum hasil domestikasi BPBAT Jambi. Strain tersebut
berasal dari sungai Batanghari Propinsi Jambi. Keunggulan yang dimiliki adalah
yield daging yang besar dengan postur yang lebar dan tumbuh lebih baik pada
perairan rawa. Dengan semakin maraknya kegiatan budidaya ikan gurami,
kebutuhan benih berkualitas dan tahan dengan kondisi perairan setempat, maka
kegiatan pembenihan gurami perlu dikembangkan.

Sumatera Barat merupakan salah satu kota pariwisata yang memiliki hampir
semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, gunung, dan ngarai.

1
Secara geografis provinsi ini berada di 1◦54’ Lintang Utara dan 3◦30’ Lintang
Selatan serta 98◦36’ dan -101◦53’ Bujur Timur, yang memiliki luas wilayah
42.012,89 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 5.383.988 jiwa.

B. Tujuan Kegiatan
Widyawisata ini memiliki tujuan antara lain :
a. Tujuan khusus
1) Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang budidaya Ikan
Gurame (Osphronemus Goramy)
2) menambah wawasan tentang pemijahan Ikan Gurame (Osphronemus
Goramy)
b. Tujuan Umum
1) Melakukan Kuliah Lapangan dan penandatanganan MOU antara
BPBATSG-Jambi dengan Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr.
Hazairin, SH Bengkulu
2) Melakukan Kuliah Umum dan Penandatanganan MOU antara Fakultas
Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu dengan Fakultas
Pertanian Universitas Batanghari Jambi
3) Mempunyai tujuan bersenang-senang(wisata refresing)
4) Melatih diri untuk berkerja sama khusunya saling menukar informasi
antar mahasiswa dalam kelompok maupun diluar kelompok
5) Menanamkan rasa tanggung jawab untuk menjalankan semua tugas yang
diberikan
6) Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa syukur atas karunia Allah
SWT yang menciptakan alam semesta, serta menumbuhkan sikap untuk
menjaga kelestarian lingkungan

PELAKSANAAN

2
A. Waktu Dan Tempat Yang Dikunjungi

Waktu pelaksanaan widyawisata ini dimulai tanggal pemberangkatannya dari


Bengkulu pada tanggal 23 Januari 2019 dan pada tanggal 24 sampai di BPBAT
Sungai Gelam-Jambi lalu ke UNBARI Jambi dan terakhir baru berkunjung ke
wisata Padang Sumatera barat sampai dengan tanggal 26 Januari 2019.

Perjalanan kami ke Jambi dan Padang Sumatera Barat Dengan Mengunjungi


Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam –Jambi dan beberapa wisata
yang ada dikota Padang Sumatera Barat :

Keberangkatan

Persiapan keberangkatan widyawisata : seluruh peserta widyawisata


berkumpul di kampus 2 Fakultas Pertanian Unihaz. Keberangkatan diawali dari
kata sambutan dan pesan dari Rektor, kemudian sambutan dari Dekan Fakultas
Pertanian Unihaz kepada seluruh peaerta yang mengikuti widyawisata dan kata
sambutan dari ketua panitia widyawisata dilanjutkan dengan doa bersama
semoga perjalanan widyawisata lancar, aman dan menyenangkan. Kegiatan
widyawisata diikuti oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Prodi Budidaya Perairan
berjumlah 18 orang, serta diikuti dengan Dekan Fakultas Pertanian, 2 orang
dosen Fakultas Pertanian, 1 orang dosen pembimbing dan staf TU .
Keberangkatan widyawisata dari Bengkulu pukul 08.00 WIB.
B. Kunjungan 1 Ke Jambi
a. BPBATSG-Jambi (Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam-
Jambi)
Peserta widyawisata sampai di BPBATSG-Jambi pada hari Kamis
sekitar pukul 01.04 WIB, setelah sampai kami disambut dan langsung istirahat
sampai jam 06.00 WIB.
Pada hari Kamis pukul 07.00-12.00 WIB peserta widyawisata melakukan
kegiatan kuliah lapangan dan mendapat materi dari BPBAT tentang Budidaya
Ikan Gurame dan penandatanganan MOU antara BPBAT Sungai Gelam-Jambi
dengan Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu.

3
b. Budidaya Ikan Gurame

Ikan Gurame Atau Ikan Gurami (osprhronemus gouramy lac) termasuk


ikan air tawar yang tersebar di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, ikan
gurame menjadi ikan konsumsi terfavorit karena rasanya yang lezat. Terutama di
Pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Sulawesi. (Sari dkk., 2014).

Berdasarkan taksonominya, Ikan Gurame dikelompokkan dalam:


Filum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Perciformes
Subordo : Anabantoidei
Family : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gourami Lac. Kottelat et al. (1993).
 Morfologi Ikan Gurame
Gurame memiliki ciri bentuk fisik yang khas, yaitu bentuk badan pipih
agak panjang dan lebar. Seluruh bagian tubuh tertutup sisik yang kuat dengan
tepi agak kasar. Pada bagian mulut kecil, miring atau tidak tepat dibawah bibir.
Bibir bagian bawah terlihat menyembul sedikit dibandingkan bagian bibir atas.
Secara visual, tampilan gurame dewasa berbeda dengan gurame muda. Dasar
perbedaan itu dapat diamati dari ukuran tubuh, warna, bentuk kepala dan dahi.
Dari perilaku dan segi warna, gurame muda lebih menarik jika dibandingkan
dengan Gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2002).
 Cara Budidaya Ikan Gurame Atau Ternak Ikan Gurame
Pada umumnya budidaya Ikan Gurame dimulai dari tahap pembibitan,
pendederan, dan pembesaran.
Lokasi Dalam Budidaya Ikan Gurame:
Syarat Lokasi Budidaya Ikan Gurame :
1. Suhu air berkisar antara 24-30ºC.
2. Kualitas air harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan beracun
maupun limbah pabrik.

4
3. Nilai derajat keasaman (pH) perairan berkisar antara 7-8.
4. Kandungan oksigen terlarut minimal 2 mg/L.
5. Ketinggian lokasi antara 50-400 m dpl.
6. Kemiringan tanah berkisar antara 3-5%. Ini dibutuhkan untuk
mempermudahkan pengairan secara gravitasi.
7. Kedalaman kolam antara 1-1/2 m dengan sistem air mengalir yang baik demi
pertumbuhan dan perkembangan fisik Gurame
Berikut adalah tahapan budidaya ikan gurame :
1. Seleksi Indukan:

Gambar 1. Ciri ikan gurami betina dan jantan


Tahapan awal yang perlu dilakukan dalam budidaya ikan gurame adalah
memilih indukan ikan yang siap dipijahkan. Indukan gurame yang siap
dipijahkan adalah yang berumur umur 3-7 tahun.
Untuk membedakan induk jantan dan betina, dapat dibedakan berdasarkan ciri-
ciri berikut:
1. Pemilihan Induk
Induk dapat diperoleh dari alam, atau hasil perbanyakan induk gurami. Cici-
ciri induk standar gurami yang baik adalah sebagai berikut :
Jenis kelamin
No Kriteria Satuan
Jantan Betina
1 Umur Bulan 24-30 30-36
2 Panjang Cm 30-35 30-35
3 Bobot Kg/ekor 1,5-2,0 2,0-2,5
4 Fekunditas Butir/kg - 2000-2500
Tabel 1. Ciri pemilihan Induk Gurame
2. Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina Ikan Gurame

5
No. Jantan Betina
1 Dahi menonjol Dahi rata
2 Angkal sirip dada putih terang Pangkal sirip dada terdapat motif
bercak hitam
3 Dagu tebal warna kekuningan Dagu tipis warna kecoklatan
4 Tubuh panjang total, perut Tubuh lebar total perut membulat
datar
Tabel 2. Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina Ikan Gurame

3. Ciri-ciri Induk Ikan Gurame Yang Sudah Matang dan Siap Dipijahkan:
 Perut membesar kearah belakang.
 Anus nampak putih kemerahan.
 Perut terasa lebih lembek jika diraba.
2. Manajemen Pemeliharaan Induk
Induk harus dipelihara dikolam khusus dipisahkan antara induk jantan
betina dengan kepadatan 1-2 ekor/m2 pada kedalaman kolam 60-100 cm. Induk
diberi pakan minimal 2x sehari berupa pellet apung protein 36% sebanyak
3%/berat bersih/hr dengan komposisi 1-2%/berat bersih/hrdan pakan daun
sebanyak 1-2%/berat bersih/hr, proporsi daun dan pellet disesuaikan sesuai
nafsu makan dan kondisi kualitas air. Jumlah induk yang dipelihara disesuaikan
dengan kebutuhan dengan perbandingan 1 jantan : 4 betina. jumlah induk
ditambahkan 20% dari total kebutuhan, sebagai cadangan. Minimal dibutuhkan
1 kolam induk jantan dan 2 kolam induk betina.
3. Persiapan Kolam Pemijahan
Kolam disekat dengan luasan min 3x3 m2/sekat, menggunakan bambu,
waring atau jaring dengan mesh size kecil. Kolam diolah dengan melakukan
pengapuran 50g/m2 untuk mengurangi potensi hama dan kompetitor pakan.
Tempat sarang diberikan 2 titik tiap sekat, menggunakan sosong atau tong
sampah plastik yang diletakkan tegak lurus dengan dasar kolam.

6
Ketinggian sarang 10-15 cm dari permukaan air. Bahan sarang berupa
ijuk/serabut kelapa yang diletakkan 1 meter didepan sarang yang dipasang.
Ketinggian air 60-100 cm, dibiarkan tergenang minimal selama 7 hari.
4. Proses Pemijahan Ikan Gurame
Berikut adalah cara mengawinkan ikan gurami atau yang biasa disebut dengan
proses pemijahan:
1. Masukkan Induk Gurame yang sudah lolos seleksi kedalam kolam pemijahan.
2. Jumlah ikan gurami jantan dan betina berbanding 1 jantan : 3-4 betina.
3. Pemijahan ikan gurami secara alami
4. Setelah sarang siap, maka indukan jantan akan mengajak indukan betina untuk
melakukan pemijahan disarang (sosog atau tong sampah plastik)
5. Setelah pemijahan selesai dilakukan, induk betina menutup lubang sarang
dengan ijuk atau serabut kelapa.
6. Induk betina bertugas menjaga anaknya dengan mengipas-ngipaskankan siripnya
kearah sarang. Dengan tujuan dapat meningkatkan kadar oksigen yang larut
didalam air dan untuk membantu menetaskan telur Ikan Gurame.
7. Indukan jantan kembali membuat sarang untuk selanjutnya melakukan
pemijahan dengan betina lainnya.
5. Pengolahan Selama Pemijahan
Induk diberi pakan sebesar 3%/bb/hr dengan frekuensi 2-3 kali sehari
dengan kombinasi pellet 2% dan daun-daunan 1%. Satu minggu sejak
dipasangkan, induk jantan sudah mulai membuat sarang. Air diupayakan
mengalir dengan debit kecil untuk menjaga kualitas air kolam pemijahan.
6. Pengecekan Sarang
Pengecekan sarang dilakukan secara berkala 2x seminggu untuk
memastikan sarang terisi telur. Pengecekan dilakukan pada pagi hari. Ciri umur
sarang terisi telur adalah pakan daun tidak termakan, bahan sarang habis
terpakai, tempat sarang berisi penuh, terdapat kilapan minyak di permukaan air
sekitar sarang, bila diraba sarang dalam kondisi tertutup.
7. Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva

7
Sarang yang terisi telur diangkat dan dipisahkan dengan cara direndam
dalam baskom . telur yang baik berwarna kuning cerah dan tidak jelek berwarna
keruh. Penetasan dapat dilakukan pada wadah berupa baskom, aquarium atau
wadah lain yang representative. Suhu penetasan berkisar antara 28-30◦C, aerasi
kecil, dengan kepadatan 4-5 butir/cm3. Telur akan menetas dalam 224-36 jam.
Selama proses penetasan telur yang tidak menetas harus diambil menghindari
kontaminasi bakteri/jamur.
Setelah menetas larva dipelihara di bak penampungan selama 3 hari
seletah telur menetas larva belum diberi pakan karena masih terdapat kuning
telur pada badan larva tersebut, setelah kuning telur larva habis kemudian diberi
pakan alami berupa artemia, moina dan cacing tubifek pakan tersebut diberikan
pada umur 4-12 hari. Kepadatan larva disarankan 15-20 ekor/liter dengan suhu
29-30◦C, PH 6,5-8,0 dan ketinggian air 20-30 cm. Disarankan tidak melakukan
pergantian air untuk menghindari goncangan perbedaan parameter kualitas air.
c. Universitas Batanghari (UNBARI)
Pada hari kamis tanggal 24 Januari 2019 pukul 14.00-18.00 WIB
rombongan widyawisata menuju ke Universitas Batanghari dalam rangka kuliah
umum dan penandatanganan MOU antara Fakultas Pertanian Universitas
Batanghari dengan Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH
Bengkulu.
Universitas Batanghari sejak awal berdirinya tahun 1985 sampai saat ini
dibina oleh dan bernaung dibawah Yayasan Pendidikan Jambi. Yayasan ini
merupakan pengembangan dari Yayasan Pendidikan Jambi yang dulunya
membina STKIP Jambi pada tahun1970-1977. Peresmian berdirinya Universitas
Batanghari pada tanggal 1 November 1985 berdasarkan surat keputusan
Yayasan Pendidikan Jambi sekaligus mengangkat Drs. Kemas Mohamad Saleh
sebagai Rektor pertama.
C. Kunjungan Ke 2 Sumatera Barat
a. Lembah Harau

8
Peserta widyawisata Fakultas Pertanian UNIHAZ sampai di wisata jam
gadang sekitar pukul 17.00 waktu setempat kegiatan yang dilaksanakan di
Lembah Harau adalah berfoto-foto
Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat kota Payakumbuh di
Kabupaten Limapuluh Koto, provinsi Sumatera Barat. Lembah harau terkenal
dengan air terjunnya, dengan ketinggian yang sangat menakjubkan yang
mencapai 300 M dengan kemiripan hampir 90 derajat. Dengan cuacanya sangat
pas untuk refresing, karena masih sangat alami dan segar. Memiliki tebing granit
dengan ketinggian 80 M hingga sampai 200 M lebih. Lembah Harau sendiri
adalah merupakan objek wisata yang sudah cukup tua, diperkirakan sudah ada
dan telah dikunjungi sejak tahun 1926 silam. Lembah Harau sekarang masih
terlihat sangat alami dan wisata yang ada disana sangat banyak untuk dikunjungi
salah satunya adalah Kampung Eropa.
b. Jam Gadang

Peserta Widyawisata Fakultas Pertanian UNIHAZ sampai di wisata Jam


Gadang sekitar pukul 21.00 waktu setempat kegiatan yang dilaksanakan di Jam
Gadang adalah berfoto-foto dan belanja oleh-oleh dari Jam Gadang Bukit Tinggi
Sumatra Barat. Setelah itu kembali ke penginapan.

Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak dipusat kota
Bukit Tinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan
ukuran besar di empat sisinya seingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa
Minangkabau yang berarti “Jam Besar”.

Selain sebagai pusat penanda Kota Bukit Tinggi, Jam Gadang juga telah
dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam
ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja
maupun dihari libur.

c. Pulau Mandeh

Peserta widyawisata Fakultas Pertanian UNIHAZ sampai diwisata jam


gadang sekitar pukul 10.00-17.00 WIB kegiatan yang dilaksanakan di Pulau

9
Mandeh adalah kegiatan snorkling dan memacu adrenaling wisata yang ada di
Pulau Mandeh.

Kawasan wisata Mandeh terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan,


Kabupaten Pesisir Selatan, dan berbatasan langsung dengan Kota Padang.
Puncak mandeh terletak kurang lebih 56 Kilometer dari kota Padang dan dapat
ditempuh menggunakan mobil selama 1 jam perjalanan. Kawasan wisata mande
sendiri mempunyai area seluas kurang lebih 18.000 Ha dan meliputi 7 desa dari
3 nagari yang penduduknya berkerja sebagai nelayan, berternak dan bertani.
Dari puncak mandeh anda bisa melihat gugusan pulau traju, pulau setan kecil.

10
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari perjalanan Widyawisata maka dapat disimpulkan bahwa BPBAT


Sungai Gelam yang ada di Kota Jambi sangat bagus dalam budidaya air tawar
karena di BPBAT Sungai Gelam-Jambi kualitas, teknologi, pelayanan, peralatan
yang disana sudah lengkap dan BPBAT Sungai Gelam-Jambi merupakan Unit
Pelaksana Teknis Kementrian Kelautan dan Perikanan di bidang budidaya air tawar .

Budidaya ikan Gurame yang ada di BPBAT Sungai Gelam-Jambi sangat


banyak yang didapat ilmunya mulai dari jenis-jenis Ikan Gurame Batanghari, proses
pemijahan Ikan Gurame sampai belajar di ruang penetasan Ikan Gurame.

Dari perjalanan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di Padang


Sumatera Barat itu sangat banyak dan kita harus senantiasa menjaga serta
merawatnya agar tetap asri seperti aslinya. Agar menarik para wisatawan untuk
berlibur ke Padang.

B. SARAN

Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di tempat


Budidaya Ikan Air Tawar dan pengunjung di objek wisata, penulis menyarankan :

1. Fakultas, khususnya prodi Budidaya Perairan untuk kedepannya lebih banyak


melakukan kegiatan atau kunjungan ke tempat-tempat Budidaya Ikan yang
berada di luar baik dalam kota maupun luar kota
2. Pemerintah, khususnya pengelolah objek wisata agar meningkatkan pelayanan
pada para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata.
3. Diharapkan lebih siagap menangani kejadian-kejadian diluar dugaan yang
bersifat mengganggu program agenda widyawisata

11
12

Anda mungkin juga menyukai