Anda di halaman 1dari 62

KESEJAHTERAAN PETANI SAWIT DI DESA SASSA

KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN


LUWU UTARA

FILA FARDILA
1602405079

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020

i
KESEJAHTERAAN PETANI SAWIT DI DESA SASSA
KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN
LUWU UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo

FILA FARDILA
1602405079

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Kesejahteraan Petani Sawit di Desa Sassa Kecamatan


Baebunta Kabupaten Luwu Utara
Nama : Fila Fardila
NIM : 1602405079
Program Studi : Agribisnis
Tanggal Ujian : 11 September 2020

Menyetujui,

Pembimbing II, Pembimbing I,

Erni Firdamayanti, S.TP., M.Si.Dr. Suaedi, S.Pd., M.Si.

Mengesahkan

Ketua Program Studi Agribisnis, Dekan Fakultas Pertanian,

Abdul Rais, S.Si., M. Ling. Rahman Hairuddin, S.P.,M.Si.


Tanggal:Tanggal:

iii
iv
v
ABSTRAK

Fila Fardila. 2020. Kesejahteraan Petani Sawit di Desa Sassa Kecamatan


Baebunta Kabupaten Luwu Utara (dibimbing oleh Suaedi dan Erni Firdamayanti).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perubahan harga kelapa
sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara (2) Tingkat
kesejahteraan petani sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu
Utara. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dengan mengambil data di lapangan. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan
mengambil 30 respoden dari 153 populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknil random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa (1)
perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten
Luwu Utara cenderung fleksibel dimana setiap saat dapat berubah menurut waktu
dan tempatnya perubahan tersebut mengalami kenaikan harga. Petani kelapa
sawit di desa Sassa menyatakan bahwa kelapa sawit untuk saat ini telah
mengalami kenaikan harga. (2) Tingkat kesejahteraan petani sawit dalam kategori
keluarga sejahtera tahap I sebanyak 22 orang dan keluarga sejahtera tahap II
berjumlah 6 orang, keluarga sejahtera tahap III sebanyak 2 orang yang dimana
sudah dikatakan dalam kategori keluarga sejahtera.

Kata kunci: perubahan harga, kesejahteraan petani.

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang mengambil
judul “Kesejahteraan Petani Sawit di Desa Sassa Kecamatam Baebunta
Kabupaten Luwu Utara”.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) bagi mahasiswa program S-1 di
program studi agribisnis fakultas pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebap itu
penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Terima kasih kepada kedua orang tua penulis, AyahandaMuharju dan
ibunda Muliati yang tercinta, yang senantiasa memberikan doa, cinta dan kasih
sayang, terima kasih telah memberikan segalahnya terutama semangat agar apa
yang saya impikan dapat tercapai.
Keberhasilan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
penulis menghaturkan terimah kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan proposal ini hingga selesai, terutama kepada
yang saya hormati:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.Si., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Bapak Rahman Hairuddin, S.P., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Bapak Abdul Rais, S.Si., M. Ling., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Bapak Dr. Suaedi, S.Pd., M.Si., pembimbing I yang telah rela meluangkan
waktunya di sela-sela tugas dalam rangka membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini.

vi
5. Ibu Erni Firdamayanti, S.TP., M.Si.,selaku pembimbing II yang telah rela
meluangkan waktunya di sela-sela tugas dalam rangka membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen pengajar dan para staf pada universitas Cokroaminoto Palopo yang
telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan sehingga dapat diterapkan
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Para sahabat yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu yang selama ini
memberikan dorongan dan semangat kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan
apabila ada yang tidak tersebutkan penulis mohom maaf, dengan besar harapan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya
bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlimpah dari
Allah SWT, Amin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palopo, September 2020

Fila Fardila

vii
RIWAYAT HIDUP

Fila Fardila, Lahir di Sassa pada tanggal 18 Februari 1998.


Anak pertama dari lima bersaudara buah hati dari pasangan
Muharju dan Muliati. Penulis menempuh Pendidikan Sekolah
Dasar di SDN 029 Sassa tahun 2004 sampai pada tahun 2010,
kemudian penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah
Menengah Pertama yaitu SMPN 1 Baebunta dan menyelesaikan
tingkat Sekolah Menengah Pertama tahun 2013, selanjutnyapenulis melanjutkan
Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Baebunta hingga lulus pada tahun 2016.
Kemudian pada tahun 2016 penulis menempuh pendidikan tinggi pada Fakultas
Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas Cokroaminoto Palopo.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
SURAT KETERANGAN HASIL UJI SIMILITARY ..................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .......................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 10
2.3 Kerangka Pikir................................................................................ 12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 13
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 13
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 13
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 14
3.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 14
3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................... 14
3.7 Definisi Operasional ....................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian ............................................................................... 16

ix
4.2 Pembahasan .................................................................................... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 31
5.2 Saran ............................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
LAMPIRAN ..................................................................................................... 34

x
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Produksi kelapa sawit di Luwu Utara .................................................................2
2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Sassa, kecamatan Baebunta,
Kabupaten Luwu Utara tahun 2019 ....................................................................15
3. Jumlah penduduk dan mata pencaharian Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara tahun 2019 ....................................................................17
4. Sarana dan prasarana di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu
Utara tahun 2019 .................................................................................................18
5. Identitas responden menurut umur di Desa Sassa kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara .......................................................................................19
6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara .......................................................................20
7. Lama Bekerja atau Bertani Responden di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara .......................................................................................21
8. Jumlah tanggungan keluarga Responden di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara .......................................................................................22
9. Identitas responden berdasarkan luas lahan kepemilikan yang di usahatanikan
di Desa Sassa, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara ...........................23
10. Perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten
Luwu Utara .........................................................................................................24
11. Kesejahteraan petani responden di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara .......................................................................................25

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner Penelitian.................................................................................... 35
2. Wawancara Penelitian ................................................................................. 40
3. Analisis Data ............................................................................................... 42
4. Jawaban Wawancara Responden................................................................. 43
5. Dokumentasi................................................................................................ 45

xii
DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pikir .................................................................................................. 12


2. Wawancara dengan Responden ........................................................................ 38

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tumbuhan yang
digunakan untuk usaha pertanian dan sebagai tanaman penghasil minyak sawit
atau nabati terbesar dan paling efisien dibandingkan dengan tanaman penghasil
minyak lainnya. Pada hasil produksi tanaman kelapa sawit tersebut dalam skala
industri hasil setengah jadi berupa golongan oleo-kimia dan oleo-panganuntuk
menjadi barang jadi yang dapat dipakai untuk berbagai industri makanan,farmasi,
kosmetik, pabrik logam dan lain-lain. Adanya potensi minyak kelapa sawit yang
dapat dijadikan berbagai kebutuhan membuat minyak kelapa sawit memiliki
peranan yang sangat penting di berbagai negara (Hermawan, 2012).
Pada perkembangan kelapa sawit di Indonesia yang terus mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya luas areal kelapa sawit tahun 2009,
secara keseluruhan produktivitas kelapa sawit di Indonesia tahun 2003 – 2009
mengalamikenaikanyaitu sebesar 3,00 persen per tahunnya, produktivitas kelapa
sawit yang merupakan industri penghasil minyak terendahtahun 2005, 35 persen
dari total area kelapa sawit Indonesia sekitar 5,5 juta ha merupakan perkebunan
rakyat yang memiliki produksi paling rendahdengan rata-rata sebesar 2,97
ton/ha.Kemudianposisi pertama dicapai oleh perkebunan swasta sebesar 3,59
ton/ha dalam hal inikelapa sawit cukup stabil dalam hal kinerja ekspornya, dan
posisi kedua di capai oleh perkebunan negara dengan rata-rata produktivitas
kelapa sawit sebesar 3,48 ton/ha (Puteri, 2013).
Sulawesi Selatan merupakan salah satu penyumbang terbesar produksi
minyak kelapa sawit di Indonesia, pada tahun 2016 produksinya sebanyak
1.198.191 ton dan pada tahun 2017 sebanyak 1.311.134 ton produksi dari tahun
2016-2017 sangat meningkat drastis ini juga merupakan langkah yang lebih baik
bagi petani kelapa sawit untuk lebih memajukan usahatani kelapa sawit di
Indonesia (Dinas Perkebunan Sul-Sel 2015).
Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu sentra perkebunan rakyat
yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dimana mendukung para petani dalam
pemgembangan kelapa sawit yang menjadi primadona unggulan daerah kelapa
2

sawit juga memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat dalam rangka
penopang perekonomian, sektor perkebunan, dan perikanan. Di sektor
perkebunan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan unggulan
dan Kabupaten Luwu Utara adalah Kabupaten pengembangan kelapa sawit
terbesar di Sulawesi Selatan, dapat dilihat dari tabel produksi di bawah ini:

Tabel 1. Produksi Kelapa Sawit di Luwu Utara


Tahun Produksi (Ton) Luas lahan (Ha)
2016 334.286,38 18.380,05
2017 342.683,37 18.833,55
2018 342.683,37 18.833,55
Sumber. BPS Luwu Utara (2018)

Kelapa sawit tersebut jenis tanaman perkebunan yang sangat dibutuhkan


oleh masyarakat baik itu dalam meningkatkan ekonomi pedesaan maupun
kesempatan kerja, kelapa sawit juga sebagai salah satu kebutuhan pokok yang
dimana telah menghasilkan produksi seperti minyak goreng, sabun dan
sebagainya. Karena sifatnya yang sangat penting bagi kebutuhan pokok, maka
masyarakat membutuhkan produksi kelapa sawit dalam jumlah yang besar agar
kebutuhan mereka terhadap manfaat kelapa sawit dapat tercukupidengan baik.
Perkebunan kelapa sawit tersebut menghasilkan keuntungan yang besar namun
dalam pertanian tradisional usaha kebun kelapa sawit sering disebut usaha
tambahan atau pelengkap dari kegiatan pertanian tersebut sehingga sistem kebun
merupakan sistem pertanian yang tidak pasti modal, karena lahan yang terbatas
serta sumber tenaga kerja yang digunakan berasal dari anggota keluarga petani itu
sendiri. Di Kecamatan Baebunta khususnya Desa Sassa, sistem kebun bukan lagi
merupakan usuha tambahan, tetapi dijadikan sebagai sumber matapencaharian
utama bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kehidupan ekonomi petani kelapa sawit berada pada posisi yang tidak
menentu atau tidak stabil karena pendapatan yang mereka hasilkan harus
ditentukan oleh keadaan harga. Fluktuasi harga buah kelapa sawit menyebabkan
petani kelapa sawit di Desa Sassa berada dalam kondisi dilematis untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Harga komoditas buah kelapa sawit
mengalami perubahan yang menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial
ekonomis dan tingkat kesejahteraan para petani sawit di Desa Sassa. Dan apabila
3

terjadi penurunan harga, korban yang paling dirugikan pada perubahan harga
kelapa sawit tentunya adalah petani sawit itu sendiri. Akibatnya banyak petani
sawit melakukan masa panen yang sudah tidak teratur hingga buah mengalami
pembusukan. Sementara itu mereka harus menghidupi kebutuhan keluarga
maupun biaya lainnya seperti pendidikan bagi anak-anak mereka, biaya sosial dan
sebagainya.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini akan membantu
masyarakat mengetahui sejauh mana kesejahteraan petani kelapa sawit di Desa
Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Dengan pertimbangan yang
telah ditemukan diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul
“Kesejahteraan Petani Sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten
Luwu Utara”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelelitian diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu:
1. Bagaimana perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara?
2. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani sawit di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka penelitian ini
memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui:
1. Perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta kabupaten
Luwu Utara.
2. Tingkat kesejahteraan petani sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat
secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat yang diharapakan antara lain
sebagai berikut:
4

1. Bagi penulis, dengan menulis studi mandiri ini dan melakukan observasi
penulis meningkatkan keterampilan menyusun, serta menambah pengetahuan
mengenai dampak perubahan harga kelapa sawit.
2. Bagi masyarakat khususnya petani, memberi pengetahuan dan masukan bagi
masyarakat di Desa Sassa.
3. Bagi dunia akademik, studi ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman yang sudah sejak lama dan banyak
diusahakan di Indonesia yang dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan,
baik itu bahan membuat minyak masak, minyak industri, bahan bakar (biodiesel).
Komoditas kelapa sawit di Indonesia dengan potensi yang baik tersebut
negara Indonesia memiliki kesempatan besar dalam berkompotisi di kancah
internasional dalam bidang komoditas minyak sawit yang sangat menjanjikan bagi
kita, dimana negara indonesia memiliki kondisi yang cocok untuk tanaman kelapa
sawit yang tumbuh subur setelah dicoba di beberapa daerah bisa tumbuh dengan
baik seperti iklin tropis (sinar matahari dan curah hujan merata sepanjang tahun)
serta areal lahan yang masih luas untuk di jadikan perkebunan kelapa sawit
(Hermawan, 2012).
Kelapa sawit tersebut tersebut banyak ditemukan di daerah hutan Brazil
dibandingkan dengan Amerika tetapi pada kenyatannya tanaman kelapa sawit
hidup subur di luar daerah asalnya, sepertiIndonesia, Thailand, Malaysia, dan
Papua Nugini (Fauzi et al, 2012).
Budidaya tanaman kelapa sawit yang dilakukan diikuti oleh K. Schadt
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia dihasilkan bibit yang
baik dan berkualitas. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di
dunia yang mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke
negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit
sebesar 850 ton luas areal perkebunannya saat itu sebesar 5.123 ha. Indonesia
memiliki potensi yang sangat baikdalam perkebuanan kelapa sawit dimasa depan
karena keguanaanya sebagai pemimpin pasar.Adrien Haller adalah perintis usaha
perkebunan kelapa sawit di Indonesia, seorang berkebangsaan Belgia yang telah
belajar banyak tetntangkelapa sawit di Afrika. Keempat biji kelapa sawit yang
dibawa dari Maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor yang
ternyata berhasil tumbuh dengan subur. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan
dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911 (Fauzi et al, 2012).
6

2. Harga
peranan pentingpada harga memegangdalam hal pemasaran baik itu bagi
penjual maupun pembeli. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam
melakukan pembelian dan tidak boleh di kesampingkan oleh perusahaan. Menurut
Philip Kotler dan Gary Armstong 2008 (dalam Sucahyo, 2014) bahwa harga
sebagai sejumlah uang yang ditagih atas suatu produk atau jasa, atau sejumlah
dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh suatu manfaat dari
memiliki serta menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Basu Swasta 2002
(dalam Sucahyo, 2014) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang (ditambah
beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi barang beserta pelayanannya.
Jadi dari definisi diatas dapat diketahui bahwa harga tersebut yang dibayar
oleh pembeli sudah termasuk layanan penjualan. Adapun tujuan dari harga
tersebut dapat meningkatkan penjualan dan memaksimalkan keuntungan yang
diperoleh, mendapatkan pangsa pasar dan mempertahankan market share,
mempertahankan stabilitas harga dan mencapai laba maksimum. Perusahaan dapat
menetapkan harga untuk menarik pelanggan baru atau secara menguntungkan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada pada tingkat yang lebih spesifik lagi,
(Sucahyo, 2014).
3. Kesejahteraan
Kesejahteraan bukanlah hal yang baru lagi bagi kita baik dalam wacana
global maupun nasional.Dimana kesejahteraan itu meliputi keselamatan,
keamanan, serta kemakmuran. Pengertian sejahtera menurut W.J.S
Poerwadarminta dimana kesejahteran meliputi seluruh bidang kehidupan manusia
suatu keadaan yang aman, sentosa, dan makmur. Dalam arti lain sejahtera berarti
menunjuk ke keadaan yang baik dimana masyarakat terpenuhi akan keamanan,
keselamatan, dan kemakmuran ini dapat terpenuhi maka akan terciptalah
kesejahteraan.
Kesejahteraan masyarakat pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:
1. Kondisi kehidupan yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,
rohaniah, sosial.
7

2. Intitusi arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan


sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha
kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.
3. Aktivitas yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk
mencapai sejahtera.
Badan Pusat Statistik Indonesia (2016) menerangkan bahwa guna melihat
tingkat kesejahteraan rakyat suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat
dijadikan ukuran, antara lain adalah:
1. Tingkat pendapatan
2. Tingkat pendidkan
3. Tingkat kesehatan
4. Ketenagakerjaan
5. Kondisi perumahan dan lingkungan
6. Kemiskinan
7. Sosial lainnya
Pada tingkat kesejahteraan petani dapat diukur melalui:
1. Pendapatan
Menurut Yuliana Sudremi (2007), pendapatan merupakan semua
penerimaan seseorang atas kegiatan yang dilakukan sebagai balas jasanya dalam
proses produksi. Dimana balas jasa tersebut bisa berupabunga, sewa, upah,
maupun laba yang berasal dari pihak lain yang tergantung pada faktor produksi
apa yang dilibatkan dalam proses produksi tersebut.
Pendapatan merupakan sebagai suatu penghasilan yang diterima karena
adanya aktivitas, usaha, atau pekerjaan. Semakin besar pendapatan yang diperoleh
maka semakin besar pula kemampuan seseorang untuk membiayai segala
pengeluaran, kebutuhan sehari-hari sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup. Pendapatan tersebut merupakan indikator penting yang sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup seseorang maupun pada perusahaan.
2. Kesehatan
Untuk menganalisis kesehatan dan standar hidup rumah tangga yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekomonis ada
empat jenis indikator yang digunakan meliputi status gizi, status penyakit,
8

ketersediaan pelayanan kemiskinan, dan penggunaan layanan-layanan kesehatan


tersebut. Dalam UU No. 36 tahun 2009 pengertian kesehatan adalah keadaan
sejahtera baik dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
3. Pendidikan
Untuk menganalis pendidikan pada umumnya terdapat tiga jenis indikator
yang digunakan yang meliputi, tingkat pendidikan anggota rumah tangga,
ketersediaan pelayanan kemiskinan, dan penggunaan layanan pendidikan tersebut.
Pendidikan adalah usaha sadar seseorang menumbuhkan dan
mengembangkan potensi untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih
baik lagi dalam melestarikan hidup.Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003
pendidikan adalah suatu usaha sadar yang terencana dan sistematis untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kita mampu secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan keagamaan, kecerdasan,
serta keterampilan yang diperlukan bagi diri sendiri masyarakat pengendalian diri,
kepribadian, yang diwariskan kepada generasi berikutnya bangsa dan Negara.
Pengertian pendidikan yaituberarti proses mengembangkan diri kita dan
kemampuan diri sendiri serta kekuatan individu atau dengan kalimat lain
pendidikan menjadikan diri untuk berkembang atau bergerak dari dalam keluar.
Kesejahteraankeluarga merupakan
suatukondisidinamiskeluargadimanaterpenuhinya
semuakebutuhanfisikmateriil,sosial, dan mental spiritual,yang memungkinkan kita
atau suatu keluarga akan dapathidup secara wajarsesuaidenganlingkungan yang
menimbulkan perubahan dalam diri sertamemungkinkan anak-
anaktumbuhkembangdanmemperolehperlindunganyang
diperlukanuntukmembentuksikap mental dankepribadian yang matang
melakasanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang
lainsebagaisumberdayamanusia yang berkualitas. (JuwitaDecaRyanne, 2015).
Faktor-faktor yang mempengaruhikesejahteraankeluarga di
bagimenjadidua, yaitufaktor internal danfaktoreksternal. Adapun pada faktor
internal dapat di jelaskan antaralainadalahjumlahanggotakeluarga, tempattinggal,
keadaansosialkeluargadankeadaanekonomikeluarga. Sedangkan pada
9

faktoreksternal, kesejahteraankeluargaperludipeliharadandikembangkan,
sertagoncangandanketeganganjiwaantarkeluargaperludihindarikarenadapatmengga
nggukenyamanandanketentramankehidupanberkeluarga (BKKBN,2015).
Adapunindikatorkeluargasejahtera yang disusunsecaraurutsebagaiberikut:
1. Keluarga Pra sejahtera
Keluarga pra sejahtera ialah keluarga yang belum dapat memenuhi salah
satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga sejahtera
I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan
kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I
a. Anggotakeluargamelaksanakanibadahmenurutagamanyamasing-masing.
b. Biasanyaseluruhanggotakeluargamakandua kali dalamsehari.
c. Setiapanggotakeluargamemilikipakaian yang berbedauntukdipakai di rumah,
pakaiansekolahataukerjadanjugapakaiansaatbepergian.
d. Bagianterluasdarilantaibukanberupatanah.
e. Bilaanaksakitataupasanganusiasuburinginmelakukan KB
makaakandibawakesaranakesehatandanakandiberiobatataucara KB modern.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
a. Anggotakeluargamelaksanakanibadahsecarateratur.
b. Setidaknyakeluargamenyediakan protein berupadaging-
daginganatauikanatautelurseminggusekali.
c. Anggotakeluargamemperolehsetidaknyasatustelpakaiansetiaptahunnya.
d. Luaslantairumahsetidaknyaberukurandari 8 meter persegiuntuk
setiapanggotakeluarga.
e. Seluruhanggotakeluargapadatigabulanterakhirdalamkeadaansehatsehinggadapa
tmengerjakantugasnyamasing-masing.
f. Seluruhanggotakeluarga yang berumur 10-60 tahunbiasmembaca.
g. Setidaknyasatuanggotakeluargamemilikipenghasilantetap.
h. Seluruhanak yang berusia 6-15 tahunbersekolahpadasaatini.
i. Bilamemilikiduaanakataulebihkeluarga yang
berstatuspasanganusiasuburmemakaikontrasepsisaatini
(terkecualijikasedanghamil).
10

4. Keluarga Sejahtera Tahap III


a. Adanyaupayakeluargauntukmeningkatkanpengetahuan agama.
b. Sebagiandaripenghasilandisisihkanuntuktabungankeluarga.
c. Setidaknyakeluargamakanbersamasekalisehari,
kesempataninidigunakanuntukberkomunikasiantaranggotakeluarga.
d. Setidaknyasekalidalamenambulankeluargamelakukanrekreasibersama.
e. Keluargaikutsertadalamkegiatanmasyarakat di tempattinggalnya.
f. Keluargamemperolehberitadarisuratkabar/ TV / radio / majalah.
g. Anggotakeluargamampumenggunakansaranatransportasi.
h. Keluargamemberikansumbanganuntukkegiatansocialmasyarakatsecarateratur
(Budi Muhammad Taftazani, 2018).
4. Pengeluaran rumah tangga
Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator penting yang
dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Tingkat
pengeluaran terdiri atas dua kelompok, yaitu pengeluaran untuk makanan dan
bahan baku makanan. Tingkat kebutuhan/permintaan terhadap kedua kelompok
tersebut pada dasarnya berbeda-beda. Pada masyarakat dalam kondisi pendapatan
yang terbatas kebutuhan makanan akan di dahulukan sehingga, pada kelompok
masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar
pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Dengan adanya peningkatan
pendapatan maka lambat laun akan terjadi suatu pergeseran pola pengeluaran
rumah tangga, yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk
makanan dan peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan bukan untuk
makanan (BPK, 2010).

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan


1. Nova Yolanda Hasibuan, 2019 “Pengaruh Harga Sawit dan Produktivitas
Terhadap Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit di Desa Siamporik Kecamatan
Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga kelapa sawit dan
produktivitas terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit di Desa Siamporik
Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu utara.Data penelitian ini
adalah data primer yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik dari
11

individu atau perorangan seperti hasil pengisian kuesioner. Metode yang


digunakan adalah analisis regresi linear berganda yang dibantu dengan software
SPSS (Statistical Package For Sosial) 22. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa (1) harga kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit di Desa Siamporik Kecamatan Kualuh
Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. (2) produktivitas sawit berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit di Desa
Siamporik Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. (3) harga
kelapa sawit dan produktivitas berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan
petani kelapa sawit di Desa Siamporik Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten
Labuhanbatu Utara.
2. Mukmin Pohan, 2015 “Dampak Penurunan Harga Sawit Terhadap
Kesejahteraan Petani Sawit Di Pantai Timur Sumatera Utara”.
Pada penelitian yang dilakukan, penulis menyoroti masalah dari dampak
penurunan harga sawit dalam kaitannya dalam kondisi sosial ekonomi keluarga di
Pantai Timur Sumatera Utara yang berprofesi sebagai petani sawit, yaitu dengan
membandingkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah
penuruana harga di Pantai Timur Sumatera Utara. Dalam hal ini, dampak
penuruanan harga terhadap kondisi sosial ekonomi petani tidak positif yang
berarti penurunan harga kelapa sawit memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap kondisi sosial petani, baik itu dalam segi pendapatan, pendidikan
maupun kesehatan. Guna memperoleh data maupun tanggapan dari masyarakat
yang berprofesi sebagai petani secara langsung, Penulis langsung datang
kelapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuesioner) kepada
100 responden yang tinggal di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai
dan Kecamtan Raya Kehean Kabupaten Simalungan.

3. Petra Uli Lubis, 2018 “Dampak Perubahan Harga Tandan Buah Segar
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Plasma Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Hidup Layak Di Desa Surya Adi Kabupaten Oki”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Menganalisis pendapatan petani plasma
kelapa sawit pada saat harga TBS rendah dan saat harga TBS tinggi, 2)
Menghitung tingkat kontribusi pendapatan usahatani kelapa sawit, non kelapa
sawit dan luar usahatani terhadap pendapatan total rumah tangga petani plasma
12

kelapa sawit, 3) Menganalisis tingkat kesejahteraan petani plasma kelapa kelapa


sawit terhadap pendapatan total yang di terima sesuai dengan standar KHL di
Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penentuan
lokasi ini dilakukan secarasengaja (Purposive) di Desa Surya Adi Kecamatan
Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir dan pengumpulan data penelitian
dilapangan telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016. Penelitian ini
menggunakan metode survey. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode acak sederhana (simple random sampling) dengan mengambil 41 petani
plasma kelapa sawit sebagai sampel di Desa Surya Adi.

2.3 Kerangka Pikir


Penelitian ini membahas tentang kesejahteraan petani sawit di Desa Sassa
Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Dari bagan kerangka pikir dapat
dijelaskan bahwa, masyarakat di Desa Sassa bermata pencaharian sebagai petani
kebanyakan masyarakat berusaha tani kelapa sawit dari usahatani tersebut
masyarakat bisa menerima pendapatan. Namun karena adanya perubahan harga
dari kelapa sawit sehingga dapat mempengaruhi kesejahteraan petani.

Usaha Tani Kelapa Sawit

Pemasaran Kelapa Sawit

Perubahan Harga

Kesejahteraan Petani
 Keluarga pra sejahtera
 Keluarga sejahtera tahap I
 Keluarga sejahtera tahap II
 Keluarga sejahtera tahap III

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


13

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
yaitu mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana
adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada dilapangan.

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian


Tempat penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive method) yaitu
di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Daerah ini dipilih
sebagai objek penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersubut
merupakan daerah yang potensial dalam usahatani kelapa sawit.
Penelitian ini berlangsung selama dua bulan mulai bulan Januari sampai
Februari 2020. Alasan pemilihan lokasi penelitian dikarenakan masyarakat di
Desa Sassa rata-rata berusahatani pada komoditi kelapa sawit.

3.3Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah petani kelapa sawit yang
ada di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara yang berprofesi
sebagi petani kelapa sawit yang berjumlah 153 orang. Karena populasinya diatas
100 maka peneliti menggunakan metode (Random Sampling) dilakukan dengan
cara pengambilan sampel secara acak. Cara yang digunakan untuk mendapatkan
sampel sebanyak 30 orang petani yaitu dengan 153×20%=30 orang petani.
Penarikan sampel ini dilakukan dengan pertimbangan apabila subjek kurang dari
100 lebih baik populasi diambil semua sebagai sampel tetapi kalau lebih dari 100
maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2002).
Cara pemgambilan sampel dilakukan dengan cara menulis nama-nama
petani yang melakukan usahatani kelapa sawit yang diambil secara acak (Lot)
sebanyak 30 orang petani yang kemudian akan dijadikan sebagai sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Kriyantono, 2009 metode pengumpulan data adalah teknik atau
cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Jadi teknik
14

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh 2 orang yaitu
pewawancara dan narasumber yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh pewawancra secara langsung. Dimana untuk mengetahui
dampak dari perubahan harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani sawit
tersebut.
2. Kuesioner
Pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan yang ditujukan pada
responden. Daftar pertanyaan yang dibuat sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti yaitu tentang dampak perubahan harga kelapa sawit
terhadap kesejahteraan petani sawit. Jenis kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini kuesioner terbuka.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan melalui
pemgamatan (observasi) wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk
responden yaitu petani kelapa sawit di Desa Sassa.
2. Data sekunder
Data yang bersumber dari kantor desa yang terkait serta hasil-hasil laporan
atau tulisan yag dianggap dapat mendukung kegiatan penelitian seperti buku,
jurnal dan skripsi.

3.5 Analisis Data


Tenik analisis data ialah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah
data untuk dapat dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi
permasalahan, tentang sebuah penelitian kita menjadi informasi, sehingga
karekteristik data tersebut menjadi mudah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan analisis deskriptif, metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan
masalah dengan cara mendeskripsikan kondisi subjek atau objek penelitian pada
saat ini berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya. Dilakukan dengan cara
mengumpulkan berbagai pendapat dari petani kelapa sawit yaitu untuk
15

mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan responden di Desa Sassa


berdasarkan pada indikator kesejahteraan menurut BKKBN yang dipaparkan
pada halaman 9 dan 10.

3.6 Definisi Operasional


1. Kelapa sawit adalah buah yang menghaliskan minyak serta dapat digunakan
untuk keperluan sehari-hari seperti minyak industri, bahan bakar nabati.
2. Perubahan harga adalah suatu penetapan angka yang ditentukan oleh pembeli
(pedagang pengumpul) kelapa sawit.
3. Kesejahteraan Petani adalah kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial. Tingkat
kesejahteraan petani menurut BKKBN (2018) terbagi menjadi:
1. Pra sejahtera
2. Sejahtera tahap I
3. Sejahtera tahap II
4. Sejahtera tahap III
4. Pengeluaran rumah tangga adalah suatu pengeluaran yang digunakan untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari seperti makanan atau biaya lainnya.
16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Sassa termasuk dalam wilayah Kecamatan Baebunta, Kabupaten
Luwu utara dengan luas wilayah 2.465 km2. Jarak dari pusat kota kabupaten 18
km dan pusat wilayah kecamatan 6 km. Dimana Desa Sassa terdiri dari 6 Dusun
yaitu Dusun Sassa, Dusun Makumpa, Dusun Pulao, Dusun Kumbari, Dusun Buso,
dan Dusun Sabbang Loang.
a. Jumlah Penduduk
Penduduk merupakan sekelompok orang yang bertempat tinggal pada
suatu tempat atau mendiami suatu wilayah yang memiliki aturan yang mengikat
sehingga dapat berdampingan secara utuh dan diatur oleh kaidah-kaidah yang
berlaku di daerah tersebut. Keberadaan penduduk pada suatu wilayah akan
mempengaruhi besarnya jumlah penduduk, besarnya nilai usaha dari luas maupun
komoditi yang diusahakan merupakan potensi suatu daerah.
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang tinggal di Desa Sassa sebanyak 4.480 jiwa yang
terdiri dari 867 KK penduduk laki-laki 2.245 jiwa, sedangkan penduduk
perempuan 2.235 jiwa.
Jumlah penduduk dan mata pencahariannya biasanya berbeda sebab
keadaan suatu penduduk dalam suatu wilayah akan di tentukan oleh mata
pencaharian dan pekerjaannya. Sumber kehidupan setiap masyarakat tidaklah
sama ada yang berasal dari petani, buruh tani, PNS, wiraswasta, TNI, POLRI.
Jumlah penduduk Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara
berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Sassa, kecamatan


Baebunta, Kabupaten Luwu Utara tahun 2019.
No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Persentase
(Jiwa) (%)
1 Laki-laki 2.245 50,12
2 Perempuan 2.235 49,88
Jumlah 4.480 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2019)
17

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan di


Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara penduduk laki-laki lebih
banyak di banding perempuan.
2) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk dalam hal ini dapat di kategorikan ke dalam
dua hal pokok yaitu mata pencaharian utama yang berupa petani dan mata
pencaharian sampingan yang dilakukan di luar usaha pokok. Melihat jumlah
penduduk pada wilayah tersebut yang cukup besar dan mayoritas berprofesi
sebagai petani maka dengan demikian lahan yang cukup luas itu lebih banyak
digunakan untuk sebagai lahan pertanian jika dibandingkan dengan penggunaan
untuk kepentingan lain. Berikut jenis pekerjaan dan jumlah orang pada wilayah
tersebut dengan pekerjaannya masing-masing.

Tabel 2. Jumlah penduduk dan mata pencaharian Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara tahun 2019.
No Mata Pencaharian Jumlah Jumlah
(Jiwa) (%)
1 Petani/Pekebun 508 72,78
2 Buruh Tani/Buruh Nelayan 120 17,2
3 PNS 60 4,59
4 Wiraswasta/Pedagang 28 4,01
5 TNI 5 0,71
6 POLRI 5 0,71
Jumlah 698 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2019)

Berdasarkan pada tabel 2 diatas bahwa sebagian besar penduduk di Desa


Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara adalah bermata pencaharian
sebagai petani padi maupun petani kebun, hal ini dibuktikan dengan jumlah yang
paling besar 508 jiwa di banding dengan mata pencaharian lainnya. Hal ini terjadi
karena sebagian meraka berpendidikan rendah jadi masyarakat agak kurang
bekerja di sektor lainakibat kurangnya dari pengetahuan dan pendidikan, di
pedesaan juga terdapat banyak lahan kosong sehingga mayoritas penduduk yang
berada di pedesaan bermata pencaharian sebagai petani.Jadi dari tabel tersebut
dapat disimpulkan bahwa profesi utama yang dilakukan oleh masyarakat di Desa
Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara adalah Petani/pekebun.
18

3) Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana adalah suatu unsur yang mutlak bagi masyarakat
dalam suatu wilayah untuk upaya pengembangan kegiatan ekonomi dan
kelancaran pengembangan di suatu daerah sangat di tentukan oleh tersedianya
sarana dan prasarana terutama yang erat kaitannya dengan perekonomian
pendidikan dan sosial budaya.
Sarana perhubungan juga merupakan sarana vital yang dapat
menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lain, sehingga tidak ada daerah
lagi yang terisolir dari kehidupan masyarakat daerah lainya. Dengan adanya
sarana perhubungan seperti jembatan dan jalan, maka perjalanan dari suatu daerah
ke daerah lain menjadi lancar. Hal tersebut ditunjang pula dengan adanya
ketersediaan transportasi untuk memperlancar suatu hubungan masyarakat dan
memperlancar suatu proses kegiatan yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung tersebut.

Tabel 3. Sarana dan prasarana di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten


Luwu Utara tahun 2019.
No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1 Pendidikan:
a. Taman Kanak-Kanak 1
b. Sekolah Dasar 3
c. Sekolah menengah Pertama 1
2 Keagamaan:
a. Masjid 4
b. Mushallah 1
c. TPA 4
3 Olah Raga:
a. Lapangan Sepak Bola 1
b. Lapangan Volly 1
4 Sarana Kesehatan:
a. Pustu 2
b. Posyandu 5
5 Sarana Perekonomian:
a. Kios 28
Sumber: Data primer setelah diolah (2019)

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa tersedianya sarana dan prasarana


di Desa Sassa sudah cukup memadai untuk mempermudah masyarakat baik dari
sarana sosial budaya, sarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat
menimbah ilmu bagi anak-anak usia sekolah di daerah tersebut. Sarana
perekonomian diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan menyediakan segala
19

kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat setempat. Sarana kesehatan diharapkan


dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Sarana peribadahan dapat
dimanfaatkan sebagai tempat ibadah dan peningkatan pengetahuan tentang agama
bagi masyarakat yang ada di desa Sassa.
b. Identitas Responden
Identitas responden memberi gambaran tentang keadaan responden yang
merupakan petani kelapa sawit di Desa Sassa. Identitas responden pada penelitian
ini di tinjau dari berbagai aspek antara lain umur, pendidikan, jumlah anggota
kelurga, luas lahan, lama bekerja/bertani dan status kepemilikan lahan.
1) Umur Responden
Umur merupakan suatu tolak ukur dalam kehidupan seseorang yang diukur
setiap tahun sejak dari tahun lahir sampai dengan sekarang, maka dengan itu umur
sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang baik dari segi kemampuan
fisik, dan cara berfkir. Semakin muda umur seorang petani responden, maka
dengan sangat mudah petani tersebut menerima informasi dengan baik serta
penggunaan teknologi dalam bidang pertanian dibandingkan dengan petani yang
sudah berumur tua yang nyatanya sudah sulit berinteraksi baik dari segi
pendengaran, penglihatan sehingga dapat mempengaruhi cara berfikir dan
kemampuan untuk bekerja.

Tabel 4. Identitas responden menurut umur di Desa Sassa Kecamatan Baebunta


Kabupaten Luwu Utara
No Umur Jumlah (orang) Presentase (%)
1 20-29 2 6,7
2 30-39 8 26,7
3 40-49 12 40,0
4 50-59 8 26,7
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data primer setelah diolah(2020)

Berdasarkan pada tabel 4 di atas, diperoleh hasil umur petani yang


bervariasi dimana sebagian besar kelompok umur petani responden merupakan
kelompok umur yang produktif yang mempunyai suatu potensi untuk
meningkatkan prodiktifitas kerja. Jadi jumlah responden sebanyak 30 orang
termasuk didalamnya anggota kelompok tani dan pengurus. Pernyataan yang
diberikan oleh responden akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian.
20

Keseluruhan jumlah responden sangat dibutuhkan guna diperolehnya hasil


penelitian yang maksimal.
2) Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan dapat mempengaruhi cara berfikir petani dalam menanggapi
atau merespon setiap perkembangan yang terjadi. Petani yang tingkat
pendidikannya lebih tinggi cenderung lebih dinamis dan kreatif dalam
pengembangan pengetahuan serta menerapkkan teknologi/inovasi baru dalam
mengambil keputusan yang tepat terkait dalam meningkatkan hasil taninya
dibandingkan dengan petani yang relatif lebih rendah pendidikannya sehingga
agak sulit dalam penerapan teknologi baru. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
rendah tingkat pendidikan seseorang berarti semakin lambat dalam menerima
teknologi baru sehingga perlu diadakan penyuluhan yang lebih intensif agar dapat
menerima teknologi baru yang diberikan. Tingkat pendidikan responden di
lapangan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Identitas responden menurut tingkat pendidikan di Desa Sassa


Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara.
No Pendidikan Jumlah Persentase
(Jiwa) (%)
1 SD 12 40,0
2 SMP 5 16,7
3 SMA 13 43,3
Jumlah 30 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa minimnnya masyarakat


yang berpendidikan tinggi. Karena masyarakat dulunya masih sulit dalam akses
sarana komunikasi, infrastruktur yang belum memadai, serta ekonomi yang sulit
dalam menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.Hal inilah yang
membuat masyarakat di Desa Sassa lebih banyak yang hanya berpendidikan pada
tingkat SD (sekolah dasar).
3) Lama Bekerja/Bertani
Pengalam bertani yang dimaksud adalah terhitung sejak melepaskan diri
keluraga dan mengusahakan sendiri untuk bertani, pengalaman hidup petani
merupakan pelajaran besar untuk menuju ketingkat pengembangan usahanya.
21

Seseorang yang sering mengulangi suatu pekerjan dikatakan sebagai orang


yang berpengalaman dalam bidang tersebut.Bila pengalaman dikaitkan dengan
pekerja, maka dapat diartikan bahwa pengalaman adalah sesuatu hal-hal yang
telah dirasakan, diketahui, dilakukan/dikerjakan sehubungan dengan penyelesaian
suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu. Petani yang memiliki pengalaman yang
cukup lama dapat menangani suatu pekerjaan yang sama. Semakin banyak
pengalaman kerja semakin kaya akan kemampuan dalam menangani berbagai
masalah pekerjaan sehingga paham dan terampil. Tabel dibawah menunjukkan
pengalaman berusahatani dari petani responden sebagai berikut.

Tabel 6. Lama bekerja atau bertani responden di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara.
No Lama Bekerja/Bertani Jumlah Persentase
(Tahun) (Jiwa) (%)
1 5-10 12 40,0
2 11-15 8 26,7
3 16-20 10 33,3
Jumlah 30 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan data pada tabel 6 dengan melihat lama waktu petani untuk
berusahatani kelapa sawit menandakan bahwa pengalaman dan keterampilan yang
dimiliki cukup matang sehingga dalam bertindak, petani akan lebih berhati-hati
dalam berhubungan dengan usahataninya.
4) Jumlah Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga yaitu jumlah anggota kelurga yang biaya hidupnya
ditanggung oleh kepala keluarga atau dimana suatu keluarga yang berada atau
hidup dalam satu rumah dan makan bersama merupakan tanggungan keluarga.
Banyaknya anggota keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam bekerja atau
berusahatani, hal ini disebapkan makin banyaknya anggota keluaraga dalam
keluarga tersebut maka makin banyak pula kebutuhan yang harus dupenuhi.
Hal ini disebabkan makin banyaknya anggota keluarga dalam kelurga
tersebut yang harus di nafkahi maka makin banyak pula kebutuhan yang harus di
penuhi sehingga petani akan selalu berusaha dan bersungguh-sungguh untuk
meningkatkan usahataninya. Jumlah tanggungan kelurga dari responden di Desa
22

Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 7. Jumlah tanggungan keluarga responden di Desa Sassa Kecamatan


Baebunta Kabupaten Luwu Utara.
No Tanggungan Responden Jumlah Persentase
(Jiwa) (%)
1 1-3 10 33,3
2 4-6 16 53,4
3 7-9 4 13,3
Jumlah 30 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan pada tabel7 terdapat banyak responden yang ada di Desa


Sassamemiliki beban moral dan tanggung jawab untuk menghidupi kebutuhan
istri dan anak-anaknya. Makin besar tanggungan keluarga maka akan semakin
besar pula biaya yang di butukhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-
hari. Karena dalam konteks kehidupan ekonomi, jumlah tanggungan keluarga ini
dianggap sebagai salah satu faktor penentu kesejahteraan suatu
keluarga.Disebutkan bahwa semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga maka
semakin besar peluang keluarga untuk hidup sejahtera.
5) Luas lahan dan Status Lahan
Luas lahan yang merupakan areal/tempat yang digunakan untuk
melakukan usaha tani diatas sebidang tanah yang diukur dalam satuan hektar
(Ha).Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan pada
penggunaan bibit, pupuk, peralatan maupun obat-obatan yang di perlukan dalam
bertani. Apabila petani memiliki lahan garapan yang luas maka hasil produksi
yang di dapat besar, tetapi tidak menjamin bahwa lahan tersebut produktif dalam
memberikan hasil dibandingkan dengan lahan yang sempit.
Status petani responden terhadap lahan yang di garap dapat dibedakan
anatara lain sebagai petani pemilik merupakan golongan petani yang memiliki
lahan dan dia pulalah yang secara langsung mengusahakan dan menggarapnya.
Semua faktor-faktor produksi baik berupa tanah, sarana produksi, maupun
peralatan yang digunakan milik sendiri. Pada Desa Sassa merupakan Desa yang
berada di Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara dimana lahan yang
23

masyarakat kelola adalah lahan milik sendiri, dapat dilihat pada tabel dibawah
besarnya luas lahan usahatani petani responden sebagai berikut:

Tabel 8. Identitas responden berdasarkan luas lahan kepemilikan yang di


usahatanikan di Desa Sassa, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu
Utara.
No Luas Lahan Jumlah Persentase
(Jiwa) (%)
1 1 9 30,0
2 2 13 43,3
3 3 5 16,7
4 4 2 6,7
5 8 1 3,3
Jumlah 30 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa luas lahan yang dimiliki
responden sangat berpengaruh terhadap hasil produksi yang didapat. Apabila
petani memiliki lahan garapan yang luas maka akan besar pula hasil produksi
yang di dapat.
6) Perubahan Harga Kelapa Sawit
Perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara dimana telah mengalami kenaikan harga. Hal tersebut
membuat petani yang berusahatani kelapa sawit sedikit menikmati hasil produksi
dengan harga yang semakin meningkat. Perubahan harga kelapa sawit di Desa
Sassa Kecamatan Baebunta kabupaten Luwu Utara dapat dlihat pada tabel di
bawah sebagai berikut:

Tabel 9. Perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta


Kabupaten Luwu Utara.
No Bulan Sebelum (kg) Selisih Harga Sesudah (Kg)
1 Maret Rp. 400 50 Rp. 450
2 April Rp. 450 50 Rp. 500
3 Mei Rp. 500 50 Rp. 550
4 Juni Rp. 550 50 Rp. 600
5 Juli Rp. 600 0 Rp. 600
6 Agustus Rp. 600 100 Rp. 700
7 September Rp. 700 0 Rp. 700
8 Oktober Rp. 700 100 Rp. 800
9 November Rp. 800 0 Rp. 800
10 Desember Rp. 800 50 Rp. 850
11 Januari Rp. 850 894 Rp. 1.000
12 Februari Rp. 1.000 1.000 Rp. 1.000
Sumber: Data primer setelah diolah ( 2020)
24

Berdasarkan pada tabel 9 diatas menunjukkan bahwa pada bulan maret


sampai februari perubahan harga pembelian kelapa sawit di Desa Sassa
Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utaradimana harga kelapa sawit saat ini
telah mengalami kenaikan harga.
Perubahan harga merupakan harga jual yang tidak stabil atau seringkali
berubah-ubah yang ditetapkan oleh pembeli kelapa sawit.

Tabel 10. Perubahan Harga Sawit


No Ya Persentase Tidak Persentase
(%) (%)
1 Kelapa sawit selalu mengalami perubahan 25 83,3 5 16,7
harga setiap bulannya
2 Kenaikan harga kelapa sawit berpengaruh 30 100,0 0 0,0
besar terhadap tingkat kesejahteraan
3 Penurunan harga kelapa sawit berpengaruh 30 100,0 0 0,0
besar terhadap tingkat kesejahteraan
4 Perubahan harga memberi dampak terhadap 30 100,0 0 0,0
pendapatan
5 Harga kelapa sawit berpengaruh dengan 30 100,0 0 0,0
jarak yang ditempuh untuk penjualan sawit
6 Harga kelapa sawit mengalami penurunan 26 86,7 4 13,3
melakukan pekerjaan lain menstabilkan
pendapatam
7 Harga kelapa sawit turun masih melakukan 21 70,0 9 30,0
usahatani kelapa sawit
8 Membeli lahan kosong di usahakan kelapa 2 6,7 28 93,3
sawit
9 Membeli lahan yang sudah ditanami kelapa 3 10,0 27 90,0
sawit
10 Menggunakan tenaga kerja dalam mengelola 6 20,0 24 80,0
perkebunan kelapa sawit
11 Pekerjaan kelapa sawit merupakan pekerja 30 100,0 0 100,0
utama
12 Tingkat kesejahteraan apabila mengalami 30 100,0 0 100,0
penurunan harga menurun
13 Tingkat kesejahteraan apabila mengalami 30 100,0 0 100,0
kenaikan meningkat
Sumber: Data primersetelah diolah (2020)

Berdasarkan pada tabel 10 diatas dapat yang menjelakan tentang


perubahan harga, jika kelapa sawit yang selalu mengalami perubahan harga setiap
bulannya dimana sebanyak 25 orang yang memilih ya dan 5 orang yang memilih
tidak, selanjutnya pada kenaikan harga kelapa sawit berpengaruh besar terhadap
tingkat kesejahteraan yaitu seluruh responden 30 orang memilih ya, lalu pada
penurunan harga kelapa sawit berpengaruh besar terhadap tingkat kesejahteraan
25

seluruh responden memilih ya sebanyak 30 orang begitupun dengan perubahan


harga memberi dampak terhadap pendapatan keseluruhan responden juga memilih
ya sebanyak 30 orang, kemudian harga kelapa sawit berpengaruh dengan jarak
yang ditempuh untuk penjualan kelapa sawit sebanyak 30 orang memilih ya,
harga kelapa sawit mengalami penurunan melakukan pekerjaan lain untuk
menstabilkan pendapatan dengan 26 orang memilih ya dan 4 orang memilih tidak,
dan pada harga kelapa sawit turun masih melakukan usahatani kelapa sawit 21
orang memilih ya 9 orang memilih tidak, membeli lahan kosong untuk di
usahatanikan 2 orang memilih ya 28 orang memilih tidak, membeli lahan yang
sudah ditanami kelapa sawit yang memilih ya 3 orang dan yang memilih tidak
berjumlah 27 orang, menggunakan tenaga kerja dalam mengelola perkebunan
kelapa sawit yang memilih ya sebanyak 6 orang dan 24 orang memilih tidak,
pekerjaan kelapa sawit merupakan pekerjaan utama responden dengan 30 orang
yang memilih ya.
7) Kesejahteraan Petani Sawit
Kesejahteraan merupakan pencerminan dari kualitas hidup yang bertujuan
untuk mengukur posisi anggota masyarakat dalam membangun keseimbangan
seseorang dimana suatu keadaan ketika terpenuhinya kebutuhan dasar serta
terealisasikannya nilai-nilai hidup antara lain kesejahteraan materi,
bermasyarakat, emosi serta keamanan.Mengenai kesejahteraan dimana setiap
orang dengan pedoman, tujuan dan cara hidupnya yang berbeda-beda akan
memberikan nila-nilai yang berbeda pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor
yang menentukan tingkat kesejahteraan seseorang dalam kaitannya apabila
kesejahteraan rendah berarti kurangnya kemampuan untuk mencapai fungsi
tertentu sehingga dikatakan kurang sejahtera.

Tabel 11. Kesejahteraan petani responden di Desa Sassa Kecamatan Baebunta


Kabupaten Luwu Utara.
No Indikator Kesejahteraan Jumlah Persentase
(orang) (%)
1 Keluarga Prasejahtera 0 0,0
2 Keluarga Sejahtera Tahap I 22 73,3
3 Keluarga Sejahtera Tahap II 6 20,0
4 Keluarga Sejahtera Tahap III 2 6,7
Jumlah 30 100,0
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
26

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kesejahteraan petani


responden di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara dikatakan
dengan kategori sejahtera dimana sudah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
atau kebutuhan pokok dengan ekonomi yang kian membaik dari pendapatan yang
dihasilkan. Kesejahteraan petani merupakan sebuah kondisi dimana seseorang
dapat memenuhi kebutuhan pokok atau kondisi ekonomi yang baik.

Tabel 12. Kesejahteraan Petani


No Ya Persentase Tidak Persentase
(%) (%)

1 Anggota keluarga menganut agama yang sama 30 100,0 0 0,0


2 Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur 30 100,0 0 0,0
3 Upaya keluarga meningkatkan pengetahuan agama 30 100,0 0 0,0
4 Keluarga makan dua kali dalam sehari 30 100,0 0 0,0
5 Menyediakan protein seminggu sekali 30 100,0 0 0,0
6 keluarga makan bersama sekali sehari 30 100,0 0 0,0
7 Keluarga memiliki pakaiann yang berbeda 30 100,0 0 0,0
8 Keluarga memperoleh satu stel pakaian setiap bulan 30 100,0 0 0,0
9 bagian terluas rumah bukan tanah 30 100,0 0 0,0
10 Anak sakit ke sarana kesehatan 30 100,0 0 0,0
11 Keluarga tiga bulan terakhir sehat 30 100,0 0 0,0
12 keluarga 1o-60 tahun bisamembaca 30 100,0 0 0,0
13 Anak 6-15 tahun bersekolah 30 100,0 0 0,0
14 Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan 8 26,7 22 73,3
tetap
15 Hasil Penghasilan disisihkan untuk keluarga 30 100,0 0 0,0
16 Sekali dalam 6 bulan melakukan rekreasi 2 6,7 28 93,3
17 Ikut Serta dalam kegiatan masyarakat 30 100,0 0 0,0
18 Memperoleh berita di Tv/radio/majalah/surat kabar 30 100,0 0 0,0
19 Menggunakan sarana transportasi 30 100,0 0 0,0
20 Memberikan sumbangan 30 100,0 0 0,0
21 luas rumah 8 meter persegiuntuk setiap anggota 30 100,0 0 0,0
keluarga
Sumber: Data primer setelah diolah(2020)

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwakesejahteraan yang mencakup


pada salah satu indikator terhadap anggota keluarga memiliki penghasilan tetap
dimana 8 orang yang memilih ya dan 22 orang yang memilih tidak, selanjutnya
yang dalam 6 bulan melakukan rekreasi yaitu 2 orang yang memilih ya dan 28
orang yang memilih tidak. Adapun pada indikator kesejahteraan lainnya dimana
semua responden memilih ya sebanyak 30 orang.
27

9) Masa Panen Kelapa Sawit


Masa panen kelapa sawit yaitu ketika buah satuan itu mulai jatuh dari
tandan buah segar (TBS) yang menandakan buah kelapa sawit sudah siap panen,
memanen tandan buah segar pada saat yang tepat akan memaksimalkan kualitas
dan kuantitas minyak kelapa sawit yang diolah di pabrik, di Desa Sassa masa
panen kelapa sawit dilakuakan secara tidak teratur atau waktu panen kelapa sawit
tersebut tidak menentu.
10) Penanaman Kelapa Sawit
Penanaman kelapa sawit di Desa Sassa akan terus berjalan karena pada
dasarnya pendapatan yang dihasilkan lebih banyak dari hasil perkebunana kelapa
sawit itu sendiri, penggunaan pupuk dan pestisida jauh lebih sedikit digunakan
selama beberapa tahun kelapa sawit juga berperan penting dalam menghidupi
banyak orang.
11) Penjualan Hasil Produksi Kelapa Sawit
Penjualan hasil produksi kelapa sawit yaitu hasil produksi tersebut yang
dikumpulkan kemudian di jual ke pedagang pengumpul yang diangkut dengan
menggunaka truk lalu dibawa ke salah satu pabrik kelapa sawit perusahaan karena
lahan masih terbatas sehingga masyarakat tidak langsung kepabrik.
12) Pengelolaan Usaha Tani Kelapa Sawit
Dalam mengelola usahatani kelapa sawit yang agak gampang susah
dimana harus diperhatikan secara rinci malai dari bibit kelapa sawit yang harus
unggul karena merupakan suatu awal mula dari kesuksesan penanaman kelapa
sawit, belum lagi pada penggunaan pupuknya yang harus sesuai dengan takaran
dan penyemprotan gulma. Jadi apabila hal kecil saja tidak benar maka kedepan
hasil panen akan memburuk atau tidak berbuah sama sekali bisa jadi rugi,
membuang-buang waktu dan tenaga saja.
13) Waktu Tanaman Kelawa Sawit Berbuah
Tanaman kelapa sawit ini berbuah sekitar 4-5 tahun setelah ditanam dan
matang buah pada kelapa sawit ditandai dengan buahnya warna merah orange bisa
juga ditandai dengan adanya buah yang jatuh ketanah, lalu dilakukan pemanenan
karena tingkat kematangan minyaknya akan berbeda.
28

14) Masalah Penjualan Kelapa Sawit


Adapun masalah yang sering dihadapi oleh petani pada penjualan kelapa
sawit yaitu masalah harga yang tidak stabil atau masih turun naik kondisi tersebut
yang membuat posisi petani menjadi sangat lemah, sehingga masyarakat kurang
melakukan perawatan terhadap tanaman kelapa sawit jadi hasil produksi yang
didapatpun kurang.
15) Dampak Perubahan Harga Pada Kesejahteraan
Adanya dampak perubahan harga kelapa sawit yang telah mangalami
kenaikan harga yang memberi dampak positf terhadap petani dimana
kesejahteraan petani sawit di Desa Sassa Keacamatan Baebunta Kabupaten Luwu
Utara juga meningkat disebapkan dengan adanya penerimaan pendapatan yang
membaik.

4.2. Pembahasan
Perubahan harga adalah suatu kegiatan yang sifatnya fleksibel, dimana
setiap saat dapat berubah menurut waktu dan tempatnya dimana peristiwa tersebut
dapat dilakukan oleh dua belah pihak yang sama-sama memiliki kesepakatan
dalam transaksi untuk pertukaran barang dan jasa. Jadi penjulan kelapa sawit di
Desa Sassa langsung ke pedagang pengumpul dikarenakan dengan luas lahan
yang terbatas. Hasil produksi kelapa sawit yang di jual ke padagang pengumpul
tersebut saling menguntungkan karena jika di pedagang pengumpul uang yang di
terima, hasil penjualan kelapa sawit di terima di tempat.
Petani kelapa sawit yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini
yang menyatakan bahwa perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara yang saat ini kini mulai mengalami kenaikan
harga. Disebabkan adanya tambahan pembangun pabrik kelapa sawit sehingga
pedagang pengumpul yang langsung ke pengolah industri tidak lagi mengalami
antrian atau yang membuat hasil produksi kelapa sawit yang di beli mangalami
pembusukan atau bahkan mengurangi mutu kelapa sawit menjadi kurang bagus
yang mangakibatkan kerugian. Dengan demikian petani responden sedikit
menikmati hasil produksi kelapa sawit yang bisa mencukupi kelangsungan
hidupnya sehari-hari atau kebutuhan ekonomi.
29

Hal ini sesuai dengan penelitian Nova Yolanda Hasibuan (2019),


menyatakan bahwa harga kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan petani kelapa sawit di Desa Simporik Kecamatan Kualuh Selatan
Kabupaten Labuhanbatu.
Saat ini kelapa sawit memberikan dampak positif bagi masyarakat
sehingga bisa dikatakan masyarakat petani kelapa sawit berhasil dalam
usahataninya, sehingga saat ini mayoritas penduduk di Desa Sassa berprofesi
sebagai petani kelapa sawit di karenakan harganya yang relatif dengan hasil yang
cukup lumayan menguntungkan untuk petani. Pada kegiatan pembangunan
perkebunan menjadi salah satu isu yang menarik perhatian masyarakt, telah
menimbulkan mobilitas penduduk yang tinggi. Sehingga daerah-daerah sekitar
pembangunan perkebunan muncul pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru
dikawasanpedesaan, kondisi ini menyebapkan daya beli masyarakatmeningkat
terutama terhadap kebutuhan rutin akan rumah tangga dan kebutuhan sarana
produksi perkebunan kelapa sawit meningkat.
Kesejahteraan adalah keadaan atau kondisi dimana dalam kedaan makmur,
damai serta sebuah tata kehidupanrumah tanggalahir dan batin yang
memungkinkan setiap warga negara dapat melakukan usaha pemenuhan
kebutuhan akan sesutau yang utuh meliputi jasmani, rohani dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri sendiri,masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
asasi dan penghidupan sosial(Rambe, 2004). Jadi kesejahteraan merupakan taraf
hidup seseorang dalam memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.
Petani responden kelapa sawit menyatakan bahwa apabila kelapa sawit
mengalami kenaikan harga, maka kesejahteraan keluarga akan meningkat. Namun
sebaliknya jika kelapa sawit mengalami penurunan harga maka kesejahteraan
keluarga pun akan mengalami penurunan, dikarenakan usahatani kelapa sawit
tersebut merupakan pekerjaan utama responden yang sangat berpengaruh besar
terhadap dampak pendapatan maupun pada tingkat kesejahteraan petani. Di Desa
Sassa telah mengalami peningkatan kesejahteraan dengan adanya perkebunan
kelapa sawit menyebabkan munculnya sumber-sumber pendapatan baru yang
bervariasi. Setelah adanya tanaman kelapa sawit pendapatan masyarakat di Desa
Sassa mulai bertambah baik yang sebelumnya memang tidak memiliki pekerjaan,
30

seperti para pemuda pengangguran sekarang bekerja menjadi buruh panen dan
pengangkut kelapa sawit. Dengan bertambahnya pendapatan tersebut membuat
kebutuhan minimum masyarakat dapat terpenuhi seperti kebutuhan akan sandang,
pangan, papan yang awalnya penghasilan mereka hanya cukup untuk kehidupan
sehari-hari, kini setelah mereka mengelolah tanaman kelapa sawit mereka mampu
mengembangkan taraf kehidupan mereka seperti membangun rumah, membeli
kendaraan, menyekolahkan anak-anak mereka kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan sebagainya.
Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kesejahteraan petani
responden yang masuk dalam kategori keluarga sejahtera tahap I sebanyak 22
orang, dan keluarga sejahtera tahap II sebanyak 6 orang, sedangkan pada keluarga
sejahtera tahap III sebanyak 2 orang.Jadi petani responden tersebut dikatakan
sejahtera karena sudah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Mukmin Pohan (2015), menyatakan
bahwa dampak penurunan harga sawit dalam kaitannya pada kondisi sosial
ekonomi keluarga di Pantai Timur Sumatera Utara yang berprofesi sebagai petani
sawit, dalam hal ini dampak penurunan harga terhadap kondisi sosial ekonomi
petani tidak positif yang berarti penurunan harga kelapa sawit memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi sosial petani, baik dalam segi
pendapatan, pendidikan, maupun kesehatan.
Kelemahan penelitian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka
terdapat suatu kelemahan ataupun kekurangan dalam penyusunan skripsi yaitu
masih terdapat jawaban dari wawancara yang tidak konsisten karena responden
yang kurang teliti dengan pertanyaan-pertanyaan yang di berikan.Kelebihan
penelitian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka terdapat kelebihan
dari suatu penelitian yaitu pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan
dengan jelas di sesuaikan dengan judul dan mengarah pada fokus permasalahan
yang akan dirumuskan, penentuan teori dimana berkaitan terhadap judul tulisan
sehingga pembaca dapat mengetahui apa yang penulis paparkan pada penelitian
ini.
31

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas tersebut maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Perubahan harga kelapa sawit di Desa Sassa Kecamatan Baebunta Kabupaten
Luwu Utara untuk saat ini mengalami kenaikan harga. Dimana transaksi
penjualan dilakukan secara langsung di kebun kelapa sawit yang dilakukan
oleh dua belah pihak yaitu petani dan pedagang pengumpul. Selain itu adanya
tambahan pembangunan pabrik kelapa sawit yang juga mempengaruhi
perubahan harga tersebut.
2. Tingkat kesejahteraan petani sawit di Desa Sassa telah mengalami peningkatan
kesejahteraan karena adanya perkebunan kelapa sawit tersebut menyebapkan
pendapatan masyarakat mulai bertambah yang dimana sebelumnya masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan sekarang bekerja menjadi buruh panen dan
pengangkurt kelapa sawit. Dengan bertambahnya pendapatan tersebut dapat
mengembangkan taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik. Sehingga
perubahan harga kelapa sawit dan tingkat kesejahteraan petani saling berkaitan
dimana apabila kelapa sawit mengalami kenaikan harga, maka kesejahteraan
petani akan meningkat begitu pula sabaliknya.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dengan adanya perubahan harga
pembelian kelapa sawit yang mengalami peningkatan di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara tersebut maka petani yang berusahatani kelapa
sawit sedikit menikmati hasil panen dalam meningkatkan pendapatan maupun
kesejahteraan keluarga.. Bagi peneliti selanjutnya penulis mengamatkan agar
penelitian tentang kesejahteraan petani sawit untuk meningkatkan ekonomi
keluarga tidak samapi disini saja, penelitian ini sangat penting melihat sampai
dimana kesejahteraan petani dalam meningkatkan ekomoni keluarga tersebut.
32

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2013. Populasi.Https:/fpertanianArifsubarkah.blogspot.com. Diakses


12 Oktober 2017.

Arikunto. 2002. Penarikan Sampel.Https:/fpertanianArifsubarkah.blogspot.com.


Diakses 10 Oktober 2017.

Budi Muhammad Taftazani, 2018.


PerananPerempuanDalamMeningkatkanKesejahteraanEkonomiKeluarga.
FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik UniversitasPadjadjaran.

BKKBN. 2015.Pendidikan KesejahteraanKeluarga. Jakarta:BKKBN.

Badan Pusat Statistik. 2018. Luas Lahan dan produksi Perkebunan Kelapa Sawit.
Luwu Utara.

Badan Pusat Statistik. 2016. Indikator kesejahteraanrakyat.http://www.bps.go.id.


Diakses23 November 2016.

Dinas Perkebunan sul-sel. 2015. Produksi minyak sawit di Indonesia.


http://comtrade.un.org.id/. Diakses 13 september 2018.

Fauzi E. 2012. Meningkatkan Pertumbuhan Kelapa Sawit. Skripsi Universitas


Sumatera Utara.

Hermawan. 2012.Pengertian Tanaman Kelapa Sawit. Universitas


Muhammadiyah Malang.
JuwitaDecaRyanne, 2015.Peran
IbuRumahTanggaDalamMeningkatkanKesejahteraanKeluargaMelalui
Home Industri Batik. Skripsi. Program
StudiKesejahteraanSosialUniversitas Islam NegeriSyarifHidayatullah
Jakarta.http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12673/1/juwitadecaryanne-
PERAN%20IBU%20RUMAH%20TANGGA%20DALAM%20MEWUJU
DKAN%20KESEJAHTERAAN%20KELUARGA%20DI%20DESA%20
LUNJEN-ilovepdf-compressed.pdf. Diakses 21 november 2015.

Kriyanto. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta Bandung.

Puteri, Mizani Adlina. 2013. Studi Kelayakan Usaha Peremajaan Perkebunan


Kelapa Sawit Melalui Koperasi Dan Mandiri (Kasus Di Desa Harapan
Makmur Dan Desa Sekoci, Kabupaten Langkat). Skripsi. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

Sucahyo, F. A. 2014. Analisis Harga dan Promosi Terhadap Volume Penjualan


Pada Toko Olahraga Spart Smart Fik Uny. Skripsi. Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
33

Sudremi, Y. 2007. Pengntar Sosial Ekonomi SMA/MA 2 Kelas XI. Bumi Aksara.
Jakarta.

Simatupang. P, M. Maulana. 2008. Kaji Ulang Konsep dan Perkembangan Nilai


Tukar Petani 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. LIPI.
34

LAMPIRAN
35
36
37

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
Jalan Latmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id

KUESIONER
Judul Penelitian : Kesejahteraan Petani Sawit di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara

Nama Peneliti :Fila Fardila


NIM : 1602405079
No. Hp : 085397440995

Petunjuk pengisian:
1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab dengan
benar.
2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang
terlewatkan, saya mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya
Ibu/Bapak yang telah meluangkan waktunya.

I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Jumlah Anggota Rumah Tangga :

II. Daftar Pertanyaan Perubahan Harga


1. Apakah kelapa sawit selalu mengalami perubahan harga setiap bulannya?
a. Ya
b. Tidak
38

2. Apakah kenaikan harga kelapa sawit berpengaruh besar terhadap tingkat


kesejahteraan anda?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah penurunan harga kelapa sawit berpengruh besar terhadap tingkat
kesejahteraan anda?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah perubahan harga memberi dampak terhadap pendapatan anda?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah harga kelapa sawit berpengaruh dengan jarak yang ditempuh untuk
penjualan kelapa sawit?
a. Ya
b. Tidak
6. Apabila harga kelapa sawit mengalami penurunan, apakah anda melakukan
pekerjaan lain untuk menstabilkan pendapatan?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika harga kelapa sawit turun apakah anda selalu melakukan usahatani kelapa
sawit?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda membeli lahan kosong lalu di usahakan kelapa sawit?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda membeli lahan yang sudah ditanami kelapa sawit?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda menggunakan tenaga kerja didalam mengelola perkebunan
kelapa sawit?
39

a. Ya
b. Tidak
11. Apakah menjadi petani kelapa sawit meupakan pekerjaan utama anda?
a. Ya
b. Tidak
12. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan anda apabila mengalami kenaikan harga
kelapa sawit?
a. Menurun
b. Tetap
c. Meningkat
13. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan anda apabila mengalami penurunan
harga kelapa sawit?
a. Menurun
b. Tetap
c. Meningkat

III. Daftar Pertanyaan Kesejahteraan

1. Apakah semua anggota keluarga menganut kepercayaan/agama yang sama?


a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agamanya masing-
masing?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur?
a. Ya
b. Tidak
4. Adakah upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan agama?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah seluruh anggota keluarga makan dua kali dalam sehari?
40

a. Ya
b. Tidak
6. Apakah keluarga menyediakan protein berupa daging-dagingan atau ikan, telur
seminggu sekali?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah keluarga makan bersama sekali sehari?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah setiap anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dipakai
dirumah/sekolah/kerja dan saat bepergian?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anggota keluarga memperoleh setidaknya satu stel pakaian setiap
tahunnya?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah bagian terluas dari lantai/berpa luas rumah anda?
a. Ya
b. Tidak
11. Bila ada anak sakit atau pasangan usia subur apakah ingin melakukan KB
maka akan di bawa kesarana kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakh anggota keluarga pada tiga bulan terakhir dalam keadaan sehat?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca?
a. Ya
b. Tidak
14. Apakah seluruh anak yang berusia 6-15 tahun bersekolah pada saat ini?
41

a. Ya
b. Tidak
15. Apakah ada salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap?
a. Ya
b. Tidak
16.Apakah sebahagian dari hasil penghasilan disisihkan untuk keluarga?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah sekali dalam enam bulan keluarga melakukan rerkreasi bersama?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat di tempat tinggalnya?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah keluarga memperoleh berita di surat kabar/TV/radio/majalah?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah anggota keluarga menggunakan sarana transportasi?
a. Ya
b. Tidak
21. Apakah keluarga memberikan sumbangan untuk kegitan sosial masyarakat
secara teratur?
a. Ya
b. Tidak
42

Lampiran 2. Wawancara Penelitian


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
Jalan Latmacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan
Telp (0471) 22111,Fax,0471-523055,Website: www.uncp.ac.id

WAWANCARA
Judul Penelitian : Kesejahteraan Petani Sawit di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara

Nama Peneliti :Fila Fardila


NIM : 1602405079
No. Hp : 085397440995

Petunjuk pengisian:
3. Wawancara ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab
dengan benar.
4. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang
terlewatkan, saya mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasamanya
Ibu/Bapak yang telah meluangkan waktunya.

I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Jumlah Anggota Rumah Tanga :

II. Daftar Pertanyaan

1. Sejak kapan anda melakukan usaha tani kelapa sawit ?


Jawab: ............................................................................................................
.......................................................................................................................
43

2. Mengapa anda menanam kelapa sawit?

Jawab:...........................................................................................................
.......................................................................................................................

3. Apakah susah dalam mengelolah kelapa sawit ini?


Jawab: ..............................................................................................................
.........................................................................................................................
4. Berapa lama tanaman kelapa sawit ini berbuah?
Jawab: ..............................................................................................................
.........................................................................................................................
5. Berapa luas lahan yang anda miliki ditanami kelapa sawit?
Jawab:...........................................................................................................
.......................................................................................................................
6. Dalam sebulan berapa kali anda memanen kelapa sawit yang anda miliki?
Jawab:............................................................................................................
........................................................................................................................
7. Hasil produksi kelapa sawit tersebut kemana anda menjualnya?
Jawab:.............................................................................................................
.........................................................................................................................
8. Masalah apa yang sering dihadapi ketika menjual kelapa sawit?
Jawab:.............................................................................................................
.........................................................................................................................
9. Apa saja dampak dari perubahan harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan
anda?
Jawab: ..............................................................................................................
.........................................................................................................................
10. Sejak kapan kelapa sawit mengalami perubahan harga?
Jawab: ..............................................................................................................
.........................................................................................................................
44

Lampiran 3 Analisis data

Tabel 13. Identitas Petani Responden Kelapa Sawit di Desa Sassa Kecamatan
Baebunta Kabupaten Luwu Utara.
No Nama Umur Pendidikan Jumlah Lama Luas Status
Responden (Tahun) Tanggungan Bekerja Lahan Lahan
(Orang) (Tahun) (Ha)
1 Sahijul Latepu 50 SMA 3 13 8 Milik
2 Muharju 44 SD 6 17 3 Milik
3 Mausa 54 SMA 5 13 4 Milik
4 Muliadi 44 SD 5 12 2 Milik
5 Akib Hamdin 46 SMA 4 15 2 Milik
6 Sunardi 37 SD 6 7 2 Milik
7 Anton Sujarwo 33 SD 2 5 2 Milik
8 Juharmin 27 SMP 3 6 1 Milik
9 ABD. Rahim 27 SMA 4 5 1 Milik
10 Sinala 55 SMA 1 16 2 Milik
11 Surahman 52 SMP 1 8 1 Milik
12 Muh. Sumar 34 SD 3 7 1 Milik
13 Masgul SH 30 SMA 3 8 1 Milik
14 Pahadas 41 SMA 4 8 1 Milik
15 Didung 43 SMP 4 7 1 Milik
16 Saiful 39 SMP 7 17 3 Milik
17 Jumaidin 40 SMA 5 13 2 Milik
18 Jusrana 50 SMA 4 16 2 Milik
19 Syafrullah 45 SMP 5 18 2 Milik
20 Arsad 42 SD 8 20 2 Milik
21 Sumatri 48 SD 3 15 2 Milik
22 Hamka 42 SD 5 16 2 Milik
23 Rudin 42 SD 6 16 1 Milik
24 Muh. Ali 45 SD 9 17 2 Milik
25 Surianto 55 SMA 5 16 3 Milik
26 Panaba 52 SD 6 12 1 Milik
27 Supardi 50 SMA 1 14 4 Milik
28 Jumardin 30 SD 5 7 2 Milik
29 Suparlin 31 SMA 3 7 3 Milik
30 Jusman 32 SMA 7 6 3 Milik
Sumber: Data Penelitian Setelah Diolah (2020)
43

Lampiran 4. Jawaban pertanyaan responden


Tabel 14. Hasil jawaban wawancara indikator tingkat kesejahteraan petani di Desa Sassa Kecamtan Baebunta Kabupaten Luwu Utara
Nama Kesejahteraan Kesejahteraan Kesejahteraan
Responden Tahap I Tahap II Tahap III
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
Sahijul Latepu   
Muharju   
Mausa   
Muliadi   
Akib Hamdin   
Sunardi   
Anton Sujarwo   
Juharmin   
ABD. Rahim   
Sinala   
Surahman   
Muh. Sumar   
Masgul SH   
Pahadas   
Didung   
Saiful   
Jumaidin   
Jusrana   
Syafrullah   
Arsad  
Sumatri   
Hamka   
44

Rudin   


Muh. Ali   
Surianto   
Panaba   
Supardi   
Jumardin   
Suparlin   
Jusman   
Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 8 30 30 30 30 30 2 30 30 30 30
Sumber: Data Penelitian Setelah Diolah (2020)

Keterangan:
Apabila salah satu indikator kesejahteraan tahap II tidak terpenuhi maka akan masuk pada sejahtera tahap I begitupun seterusnya
apabila salah satu indikator dari sejahtera tahap III tidak terpenuhi maka masuk pada sejahtera tahap II.
45

Lampiran 5. Dokumentasi

Gambar1. Wawancara Dengan Bapak Muharju

Gambar 2. Wawancara Dengan Bapak Sunardi


46

Gambar 3. Wawancara Dengan Bapak Juharmin

Gambar 4. Wawancara Dengan Bapak Saiful

Anda mungkin juga menyukai