Anda di halaman 1dari 95

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK BERAS


MALAYSIA DI WILAYAH PERBATASAN
(Studi Kasus Di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah
Kabupaten Nunukan)

SKRIPSI

FARIDAH
14201020008

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK BERAS
MALAYSIA DI WILAYAH PERBATASAN
(Studi Kasus Di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah
Kabupaten Nunukan)

SKRIPSI

Sebagai salah satu persyaratan


Guna memperoleh derajat gelar sarjana pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan

Program Studi Agribisnis

FARIDAH
14201020008

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
RIWAYAT HIDUP

Faridah lahir di Sebatik pada tanggal 18 Oktober

1994, anak ke enam dari delapan bersaudara dari

pasangan Bapak Burhan dan Ibu Maryam. Pendidikan

penulis dimulai SD pada tahun 2002 di SDN 014 Sebatik

Tengah dan lulus tahun 2008, lalu melanjutkan pada tahun

2008 di SMPN 04 Sebatik Tengah dan lulus pada tahun 2011, kemudian

melanjutkan sekolah di SMAN 1 Sebatik Tengah pada tahun 2011 sampai 2014.

Pada tahun 2014 penulis mendaftar SNMPTN dan diterima di Universitas Borneo

Tarakan Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian.

Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

Barat. Pada bulan Januari-Februari 2018 penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Kelurahan Karang Balik, Kecamatan Tarakan Barat, Provinsi

Kalimantan Utara. Untuk mendapatkan gelar S1 di Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Borneo Tarakan, penulis melakukan penelitian tentang

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli

Produk Beras Malaysia di Wilayah Perbatasan (Studi Kasus di Desa Ajikuning

Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan)”.


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya

kesehatan dan junjungan tinggi kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa alam kegelapan menjadi alam terang menerang sehingga saya dapat

menyusunp skripsi saya dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengarui

Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Beras Malaysia di Wilayah

Perbatasan“ untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1 pada

Program Studi Agrisnis Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan.

Penulis juga tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih dengan segala

rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis Ayahanda Burhan dan Ibunda Maryam yang telah

mendidik dan memberikan kasih sayang kepada penulis mulai dilahirkan

hingga saat ini serta memberikan doa restu yang tidak pernah putus,

semoga kedua orang tua penulis selalu dalam lindungan Allah dan selalu

dilancarkan rezekinya..

2. Saudara-saudara penulis yaitu kepada kakak-kakak penulis yang

tersayang Diana, Nor Din, Jusman, Julaeha, Rahman, dan kedua adik

tercinta Salmiah dan Nur Hidayah, semoga kita semua menjadi anak yang

soleh dan solehah serta berbakti kepada kedua orang tua.

3. Tante Jumaedah yang telah memberikan tempat tinggal di rumah beliau

mulai dari masuk kuliah hingga penulis menyelesaikan kuliah semoga Allah

SWT membalas segala kebaikan beliau.

4. Kakak angkat penulis yaitu Kak Adrah dan Kak Eda yang sudah membantu

penulis selama kuliah.

vii
5. Bapak Prof. Adri Patton, M. Si selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.

6. Ibu Dr. Etty Wahyuni, S. Hut, MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universiras Borneo Tarakan.

7. Ibu Dewi Elviana CCW, SP., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universiras Borneo Tarakan.

8. Ibu Dr. Nia Kurniasih Suryana, SP., MP. selaku dosen pembimbing yang

telah memyempatkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyusun skripsi ini.

9. Ibu Sekar Inten Mulyani, S.Pt M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Dosen

Pembimbing Akedemik, Pak Dr. Ir Adi Sutrisno, MP selaku Dosen Penguji

II, Ibu Rayhana Jafar, SP., M.Agr selaku dosen Penguji III penulis yang

telah memberikan saran dan masukan serta motivasi dalam menyusun

skripsi ini.

10. Para Dosen Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan yang telah

mengajar dan memberikan ilmu pendidikan selama masa perkuliahan.

11. Para Staf Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Borneo

Tarakan yang telah membentu selama masa perkuliahan.

12. Teman-teman lokal B1 (Adi, Afni, Angga, Anastasya, Apri, Arif, Boy, Baiq,

Delvi, Edi, Eda, Eni, Erna, Fransiska, Goiman, Haskandar, Heri, Iis, Juma,

Junida, Juani, Linda, Misda, Mira, Monik, Novi, Neneng, Ratna, Rijal,

Samsul, Susi, Sulis, Ria, Titi, Vina, Wandi, Yunita, Yuli, Zainal.

13. Sahabat saya Nur Asia, Janna, dan Syamsidar yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis.

14. Teman-teman PKL penulis yaitu Halija, Tania dan Ganda atas kerjasama

dan solidaritasnya.

viii
15. Teman KKN, Mirna, Nirma, Kristin, Tovan, Fitriani, Desi, Mamat, Hendi,

Saha, Faris, Hajra dan Ais atas kekeluargaan dan kerjasama dalam

melaksanakan KKN selama 40 hari.

16. Teman-teman yang lainnya Dea, Fiki, Ela, Kak Ria, KK Pardin, Nasri,

Merlin, Erna, Ayyub, Sayful, Rio, Indra, Ice, Minda, Dila, Iis, Ana, Wati, Nia,

Taufik, Sabri, Supriadi, Sapriadi, Amming, Anuar, Mizan dan Mail atas

motivasi yang diberikan kepada penulis.

Atas segala bantuan, bimbingan, motivasi, dukungan dan pengorbanan

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis

tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah

Subhanahu Wa Ta’ala membalas dengan pahala yang berlipat ganda, Amin.

Tarakan, 10 September 2018

Faridah

ix
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

RINGKASAN ................................................................................................... xiv

SUMMARY ...................................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

1.4 Manfaat ................................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7

2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 7

2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 23

2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 27

III. METODOLOGI ...................................................................................... 28

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 28

3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................................... 28

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................. 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 31

3.5 Metode Analisis data ............................................................................. 33

3.6 Definisi Oprasional ................................................................................. 37

x
IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 41

4.1 Gambaran Umum Desa Ajikuning........................................................... 41

4.2 Karaktristik Konsumen ............................................................................ 42

4.3 Rangsangan Produk ............................................................................... 47

4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam


Membeli Produk Beras Malaysia ............................................................ 49

V PENUTUP .............................................................................................. 63

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 63

5.2 Saran ...................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65

LAMPIRAN...................................................................................................... 69

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur .......................................... 43

2. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 43

3. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................... 44

4. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Angkatan Kerja ........................... 45

5. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Keluarga ................. 46

6. Rangsangan Produk Berdasarkan Harga .............................................. 47

7. Rangsangan Produk Berdasarkan Merek .............................................. 48

8. Rangsangan Konsumen Berdasarkan Kualitas ...................................... 49

9. Uji Normalitas ......................................................................................... 50

10. Uji Multikolinearitas ................................................................................ 51

11. Uji Hetoroskedastisitas .......................................................................... 53

12. Uji R Square .......................................................................................... 55

13. Uji F ....................................................................................................... 55

14. Uji t ........................................................................................................ 56

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Perilaku Konsumen ..................................................................... 19

2. Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Konsumen dalam Membeli Produk Beras Malaysia di Wilayah
Perbatasan ............................................................................................ 27

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

NOMOR HALAMAN

1. Kuesioner .............................................................................................. 70

2. Jumlah Penduduk Desa Ajikuning .......................................................... 76

3. Data Mentah .......................................................................................... 71

4. Karakteristik Responden ......................................................................... 77

5. Rangsangan Produk ............................................................................... 78

6. Daftar Harga Beras Malaysia yang Ada di Desa Ajikuning ...................... 79

xiv
RINGKASAN

FARIDAH : 14.201020.008 “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Konsumen dalam Membeli Produk Baras Malaysia di Wilayah Perbatasan”.
Dibimbing oleh Nia Kurniasih Suryana. Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis
Universitas Borneo Tarakan.
Daerah Sebatik adalah daerah perbatasan yang terletak jauh dari
perusahan-perusahan besar yang ada di Indonesia daripada ke negara Malaysia,
sehingga tidak heran jika produk-produk Malaysia lebih dominan. Tujuan
melakukan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui apa saja
karakteristik konsumen dan rangsangan produk yang mempengaruhi konsumen
yang membeli beras Malaysia di wilayah perbatasan serta tujuan kedua adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli produk beras Malaysia di wilayah perbatasan. Analisis yang digunakan
adalah analisis deskriktif untuk mengetahui tujuan pertama dan menggunakan
analisis regresi linear berganda untuk mengetahui tujuan kedua. Variabel yang di
teliti adalah 8 variabel X dan 1 variabel Y yang di mana variabel X terdiri atas,
umur (X1), jenis kelamin (X2), pendidikan terakhir (X3), angkatan kerja (X4),
pendapatan keluarga (X5), harga (X6), merek (X7), dan kualitas (X8) serta
keputusan konsumen (Y).
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat di simpulkan bahwa dalam
karakteristik konsumen pada tingkat umur yang paling banyak adalah tingkat
umur 46-60 yaitu sebanyak 19 orang, jenis kelamin yang di dominasi jenis
kelamin wanita sebanyak 37 orang, pendidikan terakhir yang paling tinggi adalah
tingkat pendidikan SD/SMP/SMA sebanyak 19 orang, angkatan kerja paling
banyak adalah tingkat pengangguran yaitu sebanyak 23 orang, pendapatan
keluarga konsumen paling banyak adalah tingkat pendapatan Rp 500.000.00-
1.500.000.00 sebanyak 30 orang, dan pada rangsangan produk yang paling
dominan adalah harga yang murah, merek yang paling banyak adalah merek
“Nasional” serta kualitas yang paling banyak adalah kualitasnya baik menurut
konsumen. Berdasarkan analisis regresi linear berganda dalam Uji R Square
variabel X mempengaruhi variabel Y sebesar 0,635 di mana sisanya dipengaruhi
oleh faktor lain di luar model, uji F di mana tingkat signifikannya sebesar 0,000 <
0,05 maka dapat di simpulkan bahwa variabel X secara bersama-sama
mempengaruhi variabel Y dan pada uji t di mana uji t variabel yang berpengaruh
adalah jenis kelamin sebesar 0,008, pendidikan terakhir sebesar 0,026,
pendapatan keluarga sebesar 0,049, harga sebesar 0,019 dan kualitas sebesra
0,003.
Saran dari penelitian adalah sebaiknya pemerintah memperhatikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan terutama
kebutuhan konsumen yaitu produk beras dan kita tidak bisa membiarkan produk
beras malaysia terus terjual di Desa Ajikuning karena jika hal itu terus terjadi
akibatnya akan berdampak buruk terhadap produk dalam negri.

xv
SUMMARY

FARIDAH : 14.201020.008 “Factors which Influenced the Consumers’


Decision to Buy Malaysia Rice Product in Border Region”. Under the supervision
of Nia Kurniasih Suryana. Agriculture Faculty on Agribusiness Major in Borneo
Tarakan University.
Sebatik region was border region which placed far from big companies in
Indonesia rather than Malaysia, as the result it was common if Malaysia’s
products were still dominant. The first aim to do this research was to know what
awer the consumer characteristics and product stimulation which affected
consumer who bought malaysia rice in border region. The analysis used was
descriptive analysis to know the first aim and used classic asumption test
analysis and multiple regression analysis to know both aims. The variables
researched were 8 variables X and variable Y where variable X consisted of Age
X1, Gender X2, The last education X3, Workforce X4, Family Income X5, Price
X6, Brand X7, and Quality X8 along with Consumer decision Y.
Based on result of descriptive analysis could be concluded that consumer’s
characteristic is age 46-60 with total 19 persons, gender which was dominated by
woman with total 37 persons, the highest last education were
Elementary/Junior/Senior High School with total 19 persons, the most workforce
was unemployed with total 23 persons, the most consumer’s family income was
income level Rp 500.000.00-1.500.000.00 with total 30 persons, and on product
stimulation which was the most dominant was cheap price, the most brand was
National brand and the most quality was good based on consumer. Based on the
first multiple regressions in R Square test variable X affected Variable Y with
amount of 0.635 where the rest was affected by other factor outside of model.
Both F test where significance is 0.000>05 then could be concluded that variable
X silmultaneously affected variable Y and the last in t test where t test variable
which had effect was gender with amount of 0.008, the last education .026, family
income with amount of 0.049, price with amount of 0.019, and quality with
amount of 0.003.
Suggestion from this research is goverment should pay attention to
problems which are occurs in border region especially consumer’s need there are
rice product, although Malaysia rice product is proper to be sold in Ajikuning
Village but we cannot let that keep happening, because if it keeps happen. It will
impact loss toward local product.

xvi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis yang begitu pesat membuat kondisi persaingan

semakin ketat. Konsumen di hadapkan pada berbagai jenis pilihan produk yang

ditawarkan oleh setiap perusahaan guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. Perusahaan–perusahaan bisnis pun perlu melakukan tugasnya

dengan lebih baik lagi untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang

mendesak, menemukan produk–produk yang lebih baik, melakukan kegiatan

periklanan dan penyerahan produk–produk itu secara lebih efisien sehingga para

konsumen dapat dengan mudah memperolehnya, satu fakta yang tetap bertahan

adalah kebutuhan dan keinginan manusia selalu berlimpah. Tjiptono (2002),

Indriyana et al. (2013) menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur–unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian, dimana atribut produk meliputi merek,

kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut-atribut produk

dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

yang mana semakin lengkap dan komplit atribut sebuah produk, semakin besar

peluang produk tersebut untuk di minati oleh konsumen.

Sehubungan dengan hal di atas pasar harus mengerti tentang perilaku-

perilaku konsumen demi untuk menarik perhatian konsumen, karena setiap

konsumen pasti mempuyai keputusan dalam membeli suatu produk dan

konsumen akan membandingkan produk yang telah dibelinya dengan produk

lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-

fasilitas tertentu pada barang yang telah dibelinya atau mendengar keunggulan

tentang merek lain. Kelemahan yang mendalam mengenai konsumen akan

1
memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga

mau membeli apa yang ditawarkan oleh pasar. Persaingan yang ketat antar

merek dan produk menjadikan konsumen memiliki posisi yang semakin kuat

dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan 2003).

Jika ditarik garis batas antara Indonesia (Kalimantan) dengan Sabah dan

Serawak terdapat lebih dari 200 kilometer garis batas yang melingkupi 3

Provinsi di Indonesia yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Utara. Pos lintas Batas di Kalimantan Barat dan Kalimantan

Utara seperti Entikong, Kalbar, Krayan, dan Nunukan Kalimantan Utara

merupakan lalulintas barang dan manusia terpadat di wilayah perbatasan dan

merupakan pintu keluar masuknya barang dan jasa.

Desa Ajikuning merupakan desa yang terletak di kepulauan Sebatik

Tengah yang berberatasan langsung dengan negara Malaysia. Pulau Sebatik

adalah pulau yang terbagi atas dua bagian yaitu Sebatik Indonesia dan Sebatik

Malaysia, bagian yang merupakan batas wilayah terletak di Sebatik tengah yaitu

Desa Ajikuning dan Desa Sungai Limau. Desa Sungai Limau merupakan

perbatasan antara darat sedangkan Desa Ajikuning berbatasan dengan darat

dan juga perlautan Malaysia yang di mana Desa Ajikuning merupakan pintu

masuknya produk-produk yang ada di Malaysia. Dengan mudah masuknya

produk-produk Malaysia ke Sebatik Tengah, permintaan akan produk-produk

Indonesia menjadi kurang, hal itu dikarenakan akses perjalan yang begitu jauh

dari wilayah perkotaan Indonesia.

Daerah Sebatik adalah daerah perbatasan yang terletak jauh dari pusat

industri atau perusahan-perusahan besar yang ada di Indonesia daripada ke

negara Malaysia. Sehingga tidak heran jika produk-produk Malaysia lebih

2
dominan daripada produk Indonesia yang terjual di sana. Produk Malaysia lebih

mudah masuk dikarenakan daerah tersebut hanya berbatasan langsung dengan

negara Malaysia dan meskipun harus melewati jalur laut tetapi akses untuk

menuju ke negara Malaysia lebih dekat daripada ke pusat perindustrian yang

ada dan perkotan-perkotaan besar yang ada di Indonesia. Dengan hal tersebut

pedagang-pedagang khususnya Desa Ajikuning yang berbatasan langsung

dengan negara Malaysia, membeli barang dagangannya dari Malaysia karena

mereka berpikir jika harus melewati alur yang begitu panjang pasti akan terkena

biaya yang sangat mahal, sedangkan masyarakat yang ada Desa Ajikuning

masih kurang pendapatan ekonominya. Produk-produk Malaysia yang paling

banyak masuk di desa tersebut adalah produk sembako dan juga kebutuhan

pokok salah satunya produk beras. Pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat

akan produk-produk yang berasal dari Malaysia sudah hal yang biasa dan

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Ajikuning

(Nurlela 2018).

Kebiasaan mengkonsumsi beras Malaysia sudah menjadi kebudayaan bagi

sebagian besar masyarakat Desa Ajikuning dikarenakan beberapa alasan

antaranya adalah akses perjalanan menuju pusat perkotaan yang ada di

Indonesia itu terlalu jauh, mudahnya di pengaruhi oleh orang-orang di sekeliling,

masih kurangnya pemahaman tentang permasalahan yang timbul jika kita terus

menerus membeli produk luar negeri, kurangnya pengawasan terhadap keluar

masuknya produk luar negeri, kekuatan-kekuatan lingkungan yang mencakup

(sub budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga, faktor-faktor situasi,

sosial, nilai-nilai, norma, dan peranan sosial, serta variabel-variabel bauran

pemasara), faktor-faktor individual yang mencakup (motif, pengolahan informasi,

3
pembelanjaan, sikap, kepribadian, pengalaman, dan konsep diri). Selain itu

masyarakat Desa Ajikuning juga di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam yang mencakup persepsi,

sikap, gaya hidup dan kepribadian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari

luar yaitu keluarga, kelompok, aspek psikologi, budaya, sosial, reprensi, dan

situasi, di mana faktor-faktor ini merupakan faktor yang sudah melekat di dalam

diri masyarakat di Desa Ajikuning sehingga sulit untuk dihilangkan.

Menurut Sediaoetama (1999), Firdhan (2013) menyatakan bahwa beras

merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Setiap

konsumen pasti memilih produk beras yang lebih baik, produk beras ini sangatlah

banyak dan pasti dari perusahaan yang berbeda-beda dan setiap perusahaan

pasti memproduksi beras dengan merek dan kualitas yag berbeda-beda juga,

merek maupun kualias suatu produk merupakan tantangan suatu perusahaan

untuk bersaing dengan perusahaan lain, apalagi di wilayah perbatasan

kehususnya di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan,

di desa tersebut terdapat dua jenis produk beras, yaitu produk beras Indonesia

dan produk beras Malaysia, dan sudah tentu mempunyai merek dan kualitas

yang berbeda. Hal tersebut yang menyebabkan daya tarik pembeli juga berbeda-

beda dan masyarakatnya lebih memilih untuk membeli produk beras Malaysia

daripada produk beras Indonesia dikarenakan menurut mereka beras dari negara

Malaysia lebih baik kualitasnya dan juga lebih murah. Produk beras Malaysia

yang ada di Desa Ajikuning merupakan produk beras murni yang dikemas per

kemasan dengan berat 10 kg yang dilengkapi dengan kualitas dan merek yang

berbeda-beda, selain itu beras yang berasal dari Malaysia dilengkapi dengan

kemasan lebel seperti logo, lebel halal, komposisi, berat bersih, nomor produksi

4
dan informasi nilai gizi, sehingga hal itu yang menyebabkan konsumen yang ada

di Desa Ajikuning tertarik untuk membeli produk beras Malaysia selain itu produk

beras Malaysia juga mudah di dapatkan. Dengan keputusan konsumen dalam

membeli produk luar negeri merupakan tantangan pesaing yang sangat besar

terhadap produk dalam negeri dan akan terus terjadi jika tidak ada penanganan

dari pemerintah.

Dari permasalahan-permasalahan maka peneliti ingin melakukan penelitian

dengan mengenai “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam

Membeli Produk Beras Malaysia Di Wilayah Perbatasan”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik konsumen dan rangsangan produk yang

mempengaruhi konsumen yang membeli produk beras Malaysia di wilayah

perbatasan?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli

produk beras Malaysia di wilayah perbatasan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik konsumen dan rangsangan

produk yang mempengaruhi konsumen yang membeli produk beras

Malaysia di wilayah perbatasan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

membeli produk beras Malaysia di wilayah perbatasan.

1.4 Manfaat

1. Manfaat bagi pembaca adalah mengetahui permasalahan yang terjadi di

wilayah perbatasan.

5
2. Manfaat bagi pemerintah adalah memberikan solusi terhadap faktor-faktor

yang terjadi kepada masyarakat terhadap konsumen produk beras

Malaysia di wilayah perbatasan.

3. Manfaat bagi penulis adalah mengetahui karakteristik konsumen dan

rangsangan produk serta faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam membeli produk beras Malaysia di wilayah perbatasan serta untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (S1) di Universitas Borneo Tarakan.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemasaran

A. Pengertian pasar

Pasar adalah suatu tempat di mana penjual menjual produknya dan

konsumen bebas membeli produk yang di inginkan dengan kata lain tempat

bertemunya penjual dan konsumen untuk melakukan jual beli produk. Menurut

Kotler (2012) pengertian pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di

mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Suatu pasar di dalam ilmu

ekonomi adalah di mana saja terjadi transaksi antara penjual dan pembeli

(Boediono 1982)

Menurut Swastha (2008) menyatakan bahwa pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang di tujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, memproleh dan mendistribusikan barang dan jasa kepasar-

pasar sasaran agar dapat mencapai tujun organisasi. Pemasaran adalah suatu

sistem total dari kegiatan bisnis yang di rancang untuk merencanakan,

menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat

memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan

(Saladin 2007).

Berdasarkan pengertian pemasaran di atas dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan suatu keinginan yang di arahkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keingan konsumen melalui transaksi dan pertukaran yang di

7
rancang sedemikian rupa untuk memasarkan produk dan jasa yang di hasilkan

melalui penetapan harga.

B. Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi

perusahaan yang akan mengetahui adanya cara falsafat yang terlibat di

dalamnya, di mana falsafat ini disebut konsep pemasaran. Menurut Swasta

(1997), Hartono (2012) konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang

merupakan pemuas kebutuhan konsumen dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar

(Swastha 1997, Irwan 2005) adalah sebagai berikut :

a. Saluran pemasaran dan kegiatan perusahaan berorientasi pada konsumen

atau pasar.

b. Volume pemasaran yang menguntungkan harus menjadi tujuan

perusahaan dan bukan untuk kepentingan volume itu sendiri.

c. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus di koordinasi dan di

integrasikan secara organisasi.

Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang

sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena

dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang di inginkan maka kinerja

bagi pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan lancar.

Menurut Sudaryono (2016) konsep inti pemasaran dapat dibagi menjadi 4

bagian yaitu sebagai berikut:

8
a. Kebutuhan, keinginan dan permintaan, di mana konsep ini menjelaskan

bahwa salah satunya permintaan merupakan konsep pemasaran yang

utama agar pasar menyediakan produk yang diminta.

b. Produk, nilai, biaya dan kepuasan, di mana konsep-konsep ini berpengaruh

terhadap minat konsumen dalam membeli.

c. Pertukaran, transaksi dan hubungan, yang di mana konsep ini berpengaruh

terhadap harga produk atau uang misalnya transaksi yang digunakan akan

menambah harga suatu produk.

d. Pasar, pemasaran dan pemasar, pasar merupakan salah satu tempat

bertemunya antara pembeli dan penjual.

Dari konsep-konsep pemasaran yang di kemukakan oleh para ahli maka

peneliti menyimpulkan bahwa konsep pemasaran merupakan seatu hal yang

sangat penting bagi pemasaran karena hal ini dapat menarik minat konsumen

dan bisa meningkatkan pendapatan bagi penjual serta saling berintegrasi antara

penjual dan pembeli/konsumen. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan

dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior,

menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produknya dengan

efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah (Suri 2013).

C. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan suatu alat atau perangkat pemasaran yang

akan menentukan tingkat keberhasilan bagi pemasaran, dan semua ini di tujukan

untuk memberikan kepuasan kosumen. Bauran pemasaran (Marketing mix)

adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus

menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler 2009).

9
Menurut Kolter, Amstrong (2012) menyatakan bahwa bauran pemasaran

dapat di klasifikasikan menjadi 4 P dan 7P yang mempunyai peranan penting

dalam mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk. Adapun bauran

pemasaran 4P tersebut dapat di lihat sebagai berikut :

a. Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan

perusahaan. Indikator dari produk antara lain ragam, kualitas, desain, fitur,

nama merek, kemasan dan layanan.

b. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk

memperoleh produk. Harga memiliki indikator seperti daftar harga, diskon,

potongan harga, periode pembayaran dan persyaratan kredit.

c. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

pelanggan sasaran. Indikator dari tempat antara lain saluran atau alur,

cakupan, pemilahan, dan lokasi.

d. Promosi meliputi informasi secara langsung atau tidak langsung yang

disampaikan oleh produsen kepada konsumen untuk menarik perhatian

konsumen.

Adapun bauran pemasaran 7P adalah sebagai berikut :

a. Produk (product), adalah barang yang telah di produksi dan akan diperjual

belikan.

b. Promosi (promotion), berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk

dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Indikator dari promosi antara

lain iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.

c. Orang (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting

dalam menyediakan produk sehingga dapat mempengaruhi persepsi

10
pembeli. Adapun elemen dari orang terdiri dari produsen, konsumen dan

konsumen lainnya yang dapat di jelaskan sebagai berikut.

d. Proses (process), semua proses aktual mekanisme, dan aliran aktivitas

yang digunakan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen.

e. Sasaran fisik (physical evidance), merupakan hal yang nyata yang turut

mempengaruhi keputusan pembeli dan menggunakan produk atau jasa

yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sasaran fisik antara lain

lingkungan atau bangunan fisik, peralatan perlengkapan, dan logo.

f. Distribusi (plase), yakni memiliki dan mengelolah saluran perdagangan

yang digunakan untuk menyampaikan produk, melayani pasar dan

mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman.

g. Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan

menetukan harga dasar yang tepat bagi produk, atau saja yang

menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, dan ongkos

angkut.

2.1.2 Perilaku Konsumen

Dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat memproduksi

produknya dengan berlebihan baik itu dari segi kualitas, harga, ukuran dan

lainnya karena setiap konsumen mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku

konsumen adalah suatu hal yang berkaitan dengan proses pembelian barang

atau jasa dan merupakan hal yang mendasari konsumen untuk membuat

keputusan pembelian, setiap konsumen pasti tidak ingin salah untuk membeli

suatu produk atau jasa. Menurut Kotler (2002), dalam dunia marketing konsumen

adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu perusahaan atau pedagang tidak

memiliki konsumen, maka akan sia-sia barang yang diperdagangkan. Tujuan

11
utama mempelajari perilaku konsumen bagi produsen atau perusahaan adalah

untuk memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan

dalam membeli suatu barang dan untuk bisa memuaskan konsumen dengan

cara memproduksi produknya dengan sebaik mungkin.

Menurut Rambat, Ahmad (2006) Indriana et al. (2013) menyatakan bahwa

konsumen tidak hanya membeli visi dari produk tetapi manfaat dan nilai produk

yang disebut (the offer). Pengetahuan ini kemudian dipakai untuk menciptakan

cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan

pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Jadi itu

semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh kegiatan

pemasaran. Sebagai pemasar, perilaku konsumen merupakan pegangan untuk

benar-benar menjadikan dirinya digerakkan oleh pasar/konsumen, sehingga

mustahil bila seorang pemasar atau ahli pemasar mengabaikan pengetahuan

dan pemahaman tentang perilaku konsumen (indiriana et al. 2013).

Selain pengertian perilaku konsumen perlu juga diketahui tentang apa itu

konsumen dan juga bagian-bagian dari perilaku konsumen. Adapun pengertian

konsumen dan bagian-bagian dari perilaku konsumen terhadap suatu barang

dapat di lihat sebagai berikut :

A. Pengertian Konsumen

Konsumen merupakan salah satu komponen penting dalam sistem

agribisnis karena mereka yang memakai barang atau jasa baik bagi

kepentingannya sendiri maupun kepentingan keluarganya. Menurut Sumarwan

(1999) mengemukakan bahwa tumbuhnya sektor agribisnis akan ditentukan oleh

seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk-produk agribisnis.

Memahami perilaku konsumen merupakan informasi pasar yang sangat penting

12
bagi sektor agribisnis. Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk

merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkannya dengan

baik.

Menurut Kotler (2002), Sutrisno (2006) mendefinisikan konsumen sebagai

seseorang yang membeli dari orang lain. Tanpa memperhatikan keinginan

konsumen perusahaan tidak akan mencapai kesuksesan, oleh sebab itu

perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen.

B. Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen adalah teori yang mempelajari cara konsumen

memaksimumkan keputusan yang mana produk yang akan dibelinya dan yang

mana yang tidak tergantung dari minat masing-masing, yang di mana konsumen

terlebih dahulu melihat dari segi suatu produk sebelum membelinya, baik itu dari

segi kualitas, merek maupun yang lainya.

Menutut Sukirno (2006) menjelaskan bahwa teori tingkah laku konsumen

menerangkan tentang perilaku konsumen di pasar, yaitu menerangkan sikap

konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. Dalam teori

ini tingkah laku konsumen ini dapat dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu,

pendekatan nilai guna (utility) di mana teori ini bertujuan untuk kepuasan atau

kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-barang, dan

pendekatan nilai guna orginal, di mana pendekatan ini bertujuan untuk

menerangkan tentang pendadoks nilai, yaitu keadaan di mana beberapa jenis

barang yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Masing masing

konsumen mungkin menilai kandungan karakteristik suatu barang secara

berbeda (Boediono 1982).

13
Ada beberapa faktor-faktor teori perilaku konsumen menurut (Swastha

2000) yaitu sebagai berikut :

a. Teori Ekonomi Mikro,

Dalam teori ini menjelaskan bahwa keputusan untuk membeli merupakan

hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar.

b. Psikologis

Teori psikologis ini mendasarkan diri pada pada faktor-faktor psikologis

individu yang selalu di pengaruhi oleh kekuatan lingkungan yang

merupakan penerapan dari teori-teori bidang psikologis dalam menganalisa

perilaku konsumen.

c. Teori Sosiologis

Teori sosiologis adalah teori yang di mana lebih menitikberatkan pada

hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan

perilaku konsumen (Handoko 2000).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian/ Konsumen

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut

Kotler (1993) antara lain adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan

faktor psikologis. Budaya merupakan salah satu penentu keinginan dan perilaku

seseorang yang paling mendasar dan sesungguhnya seluruh masyarakat

memiliki stratifikasi sosial di mana kelas sosial menunjukkan pilihan terhadap

produk dengan merek yang berbeda-beda. Keputusan pembelian juga di

pengaruhi oleh karakteristik/ciri-ciri pribadinya, terutama yang berpengaruh

adalah umur dan tahapan dalam siklus hidup pembeli, pekerjaannya, keadaan

14
ekonominya, gaya hidupnya, pribadi dan konsep jati dirinya. Pilihan membeli

seseorang juga akan di pengaruhi faktor psikologis utama seperti motivasi,

persepsi, proses belajar, dan kepercayaan dengan sikap.

Mengetahui perilaku konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor di

antaranya adalah sebagai berikut :

a. Faktor budaya adalah faktor yang mempunyai pengaruh luas dan

mendalam pada perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran

yang dimainkan oleh budaya, sub budaya, kelas sosial pembeli, seperti

budaya, sub budaya, kelas sosial, nilai, refrensi, prefensi, dan keluarga

serta lembaga lainnya.

b. Faktor sosial juga mempengaruhi konsumen seperti kelompok keluarga,

peran dan status sosial konsumen.

c. Faktor pribadi yaitu keputusan pribadi yang di pengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi,

ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologis adalah pilihan pembeli seseorang di pengaruhi oleh

empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan

keyakinan serta sikap.

e. Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan ekonomi, teknologi, politik dan

lingkungan budaya.

Selain faktor-faktor di atas dapat juga di lihat dari beberapa faktor

lingkungan yaitu, Pertama lingkungan ekonomi yang terdiri dari faktor-faktor

yang mempengaruhi daya beli dan pola membeli konsumen. Kedua lingkungan

teknologi yaitu kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi baru untuk

membuat produk dan kesempatan pasar baru Ketiga lingkungan politik yang

15
terdiri dari hukum, agen, pemerintah, kelompok-kelompok penekan yang

mempengaruhi dan membatasi organisasi serta individu yang bermacam-macam

pada sebuah masyarakat. Dan yang keempat adalah lingkungan budaya adalah

lingkungan yang dapat nilai-nilai budaya dan pergeseran nilai-nilai budaya.

D. Karakteristik Konsumen/ Faktor Pribadi Konsumen

Menurut Kolter, Armstrong (2008) berpendapat bahwa karakteristik yang

biasanya mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian

adalah karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Karakteristik

konsumen atau faktor pribadi konsumen adalah sesuatu yang sudah melekat

dalam diri konsumen misalnya jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir,

profesi/pekerjaan dan pendapatan konsumen. Karakteristik konsumen dapat bagi

atas beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

a. Umur, di mana umur orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda

sepanjang hidupnya, konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga.

Para pemasar sering memilih sejumlah kelompok berdasarkan kelompok

siklus hidup sebagai sasaran mereka.

b. Jenis kelamin, di mana karakteristik jenis kelamin ini juga mempengaruhi

daya tarik beli suatu produk, biasanya perempuan lebih memperhatikan

kebutuhan keluarganya sehingga apa bila ia membeli suatu produk

cenderung lebih banyak dibanding laki-laki, karena laki-laki belum tentu

memikirkan konsumsi keluarganya.

c. Pendidikan terakhir, karakteristik ini menjelaskan bahwa pendidikan adalah

suatu karateristik yang berpengaruh terhadap pembelian produk, bagi yang

berpendidikan tinggi pasti tidak hanya asal membeli saja mereka pasti juga

memikirkan dampak-dampak yang akan terjadi jika kita membeli suatu

16
produk yang bukan dari negara kita sendiri lain dengan halnya yang

berpendidikan rendah mereka hanya memikirkan murahnya suatu barang

tanpa memikirkan danpak-dampak yang akan muncul di kemudian hari.

d. Profesi/pekerjaan merupakan hal yang berpengaruh terhadap konsumen

dalam membeli suatu produk, biasanya yang berprofesi lebih tinggi akan

membeli produk yang mahal dan sebaliknya. Para pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata

terhadap produk jasa tertentu (Suri 2013).

e. Pendapatan konsumen, sama dengan halnya profesi/pekerjaan

pendapatan konsumen juga sangat mempengaruhi konsumen untuk

membeli suatu barang, bagi yang berpendapatan lebih besar pasti

memutuskan untuk membeli produk yang lebih mahal, sebaliknya bagi

konsumen yang berpendapatan rendah juga memutuskan untuk membeli

produk yang lebih murah pula.

Dari semua karakteristik-karakteristik yang ada di atas dapat disimpulkan

bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, profesi/pekerjaan dan

pendapatan konsumen merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam membeli suatu produk, di mana faktor-faktor ini merupakan faktor pribadi

yang sudah terikat.

E. Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Peter, Olso (2009), Maya (2013) menggolongkan proses

pengambilan keputusan konsumen sebagai proses pemecahan masalah. Dalam

menentukan keputusan pembelian konsumen pasti akan melihat dari berbagai

sisi dimulai dari kualitas produk, merek, harga dan promosi. Keputusan membeli

atau tidak suatu produk merupakan unsur yang sudah melekat pada diri

17
konsumen dan setiap konsumen pasti melihat atribut-atribut yang ada pada suatu

produk. Pada dasarnya konsumen di pengaruhi oleh banyak faktor dalam

pengambilan keputusan membeli suatu produk. Keputusan pembelian adalah

keputusan konsumen mengenai preferensi merek-merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan (Kotler, Keller 2009).

Schiffman, Kanuk (1994), Ujang (2002) mendefinisikan suatu keputusan

konsumen sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan

alternatif yang ada. Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk

merupakan hak bagi konsumen, di mana konsumen bebas membeli apa saja

produk yang di inginkannya baik itu Ia melihat dari segi kualitasnnya, merek

maupun harganya dan pihak produsen/pasar harus mengerti hal tersebut.

Kotler (1996) berpendapat bahwa keputusan untuk membeli yang diambil

oleh pembeli yang sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan.

Keputusan dalam membeli merupakan perilaku konsumen yang sudah terikat, di

dalam keputusan konsumen untuk membeli suatu produk terdapat beberapa

komponen yaitu :

a. Keputusan tentang merek. Kotler (2003) berpendapat bahwa kepercayaan

merek adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala

risikonya, karena ada harapan bahwa merek tersebut dapat memberikan

hasil yang positif baginya. Dalam membeli suatu produk, konsumen

cenderung memperhatikan merek, konsumen dalam membeli suatu produk

yang bermerek tergantung dari pendapatan konsumen masing-masing

karena setiap merek pasti mempunyai tingkat harga yang berbeda, oleh

karena itu konsumen harus mengambil keputusan di setiap merek yang

akan dibelinya, karena setiap merek memiliki perbedaan sendiri-sendiri.

18
b. Keputusan tentang harga produk. Harga merupakan keputusan konsumen

yang utama karena sebagian konsumen lebih memilih produk yang murah

dibanding dengan produk yang mahal. Harga adalah nilai yang disebutkan

dalam mata uang atau medium monometer lainnya sebagai alat tukar

(Sunyonto 2013, Maharani 2014).

c. Keputusan tentang kualitas produk di mana konsumen dapat mengambil

keputusan tentang baik tidaknya kualitas suatu produk.

Selain keputusan di atas perilaku konsumen juga mempunyai beberapa

model. Adapun Gambaran model perilaku konsumen dapat di lihat sebagai

berikut (Kolter 2005) :

Rangsangan Rangsangan Karaktristik Proses Keputusan


Keputusan
Pemasaran Dari Luar Pembeli Pembelian
Pembeli
Produk Ekonomi Pengenalan Pemilihan produk

Harga Teknologi masalah Pemilihan merek


Kebudayaan
Distribusi Politik Pencarian Pemilihan saluran
Sosial
Promosi Budaya informasi pembelian
Pribadi
Evaluasi Pemilihan waktu
Psikologi
alternatif pembelian

Keputusan Jumlah pembelian

pembelian

Perilaku
Gambar 1 : Model Perilaku pasca
Konsumen

Dari Gambar 1 di atas, melihat bahwapembelian


dalam model perilaku konsumen

rangsangan pemasaran dan rangsangan dari luar akan masuk dalam kesadaran

pembeli, sehingga akan mempengaruhi karakteristik pembeli dan proses

19
pengambilan keputusan pembeli yang kemudian akan meliputi keputusan

pembeli tertentu. Dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa tugas pemasaran

sangat penting untuk memahami apa yang terjadi pada kesadaran pembeli sejak

masuknya rangsangan dari luar sehingga munculnya keputusan pembeli

misalnya faktor pribadi yang sangat kuat.

Dari keputusan-keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah konsumen dalam

memilih produk atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku

yang ingin ditampilkan melalui tahapan-tahapan pembelian.

2.1.3 Wilayah Perbatasan

A. Pengertian Wilayah Perbatasan

Menurut Nurlela (2018) perbatasan dalam arti suatu negara adalah wilayah

teritorial yang meliputi perbatasan darat, laut, udara, dan extrateritorial. Wilayah

perbatasan merupakan wilayah yang perbatasan pada satu negara dengan

negara lain baik itu berbatasan darat maupun berbatasan laut. Daerah

perbatasan merupakan daerah yang jauh dari pusat pemerintah (Ishak 2003).

Salah satu wilayah perbatasan yang akan di teliti oleh peneliti yaitu pulau

sebatik, yang bertempat di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah

Kabupaten Nunukan.

Wilayah Perbatasan Desa Ajikuning Sebatik Tengah terdiri atas batas

daratan dan lautan yang di mana batas lautan Desa Ajikuning merupakan tempat

masuknya produk Malaysia dan juga tempat keluarnya hasil pertanian yang ada

di Desa Ajikuning.

20
B. Permasalahan Daerah Perbatasan

Ishak (2003) mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan daerah lain,

tingkat pendidikan di perbatasan Indonesia dan Malaysia relatif rendah dan

banyak tertinggal karena keterbatasan sarana prasarana, kebiasaan hidup

yang berpindah-pindah, jarak antar pulau yang berjauhan, serta kesukuan yang

kuat (hidup berkelompok). Perbatasan pada umumnya belum mendapat

perhatian secara proporsional sehingga menjadikan wilayah perbatasan sebagai

daerah tertinggal dengan melihat sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang

masih sangat terbatas (Agung 2014).

Selain permasalahan yang di jelaskan di atas, permasalahan yang ada di

perbatasan juga dapat berupa permasalahan-permasalahan seperti, kurangnya

sarana prasarana pengamanan daerah perbatasan, sulitnya masuk produk-

produk dalam negeri karena daerahnya terlalu jauh dari perkotaan, masih

kurangnya tingkat pendapatan petani atau masih tingginya tingkat kemiskinan,

mudahnya masuk produk negara tetangga (luar negeri), masih kurangnya

pembangunan terhadap wilayah perbatasan baik itu jalan, infrastruktur maupun

yang lainnya, dan hasil pertanian akan terjual lebih murah jika dijual keluar

negeri.

2.1.4 Beras Malaysia

Menurut Adiningar (2008), Sukma (2012) menyatakan bahwa pada

dasarnya kebutuhan beras di Indonesia cukup besar, hal ini dikarenakan

besarnya jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Indonesia dan selain itu

beras juga sebagai makanan pokok sehari-sehari masyarakat Indonesia,

oleh karena itu pemenuhan kebutuhan beras di Indonesia juga sangat besar.

Beras merupakan makan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia dan juga

21
biasanya di konsumsi atau dijual di pasar adalah adalah dalam bentuk beras

giling. Beras adalah biji gabah yang bagian kulitnya sudah dipisahkan dengan

cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat

penyosoh (Astawan, Wresdiyati 2004).

Beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia tentunya juga

tidak asing lagi sebagai informasi yang ada karena beras mempunyai cita

rasa yang lebih enak, lebih mudah diolah dan komposisi zat gizinya lebih baik

dibandingkan pangan karbohidrat lainnya. Namun seperti yang kita ketahui setiap

tahun beras Indonesia mengalami surplus sedangkan konsumsi beras lebih tinggi

dibanding dengan negara-negara Asia lainnya (Sukma 2012). Hal ini yang terjadi

di Desa Ajikuning yang mengalami surplus beras sehingga masyarakat di sana

harus mengimpor beras dari luar negeri yaitu beras Malaysia yang berasal dari

Tawau Sabah Malaysia.

Beras yang berasal dari negara Malaysia yang terjual di Desa Ajikuning

memiliki berbagai merek, dan juga kualitasnya yang lebih baik dibanding beras

Indonesia serta harganya jauh lebih murah dibanding beras Indonesia, selain itu

beras Indonesia di Desa Ajikuning juga sangat sulit masuk dikarenakan alur

perjalanan yang sangat jauh dari perkotaan. Hal ini lah yang menyebabkan

masyarakat beralih ke produk beras Malaysia.

A. Harga

Harga produk beras Malaysia lebih murah daripada produk beras

Indonesia. Beras asal Kabupaten Kapuas Hulu, sama-sama Kalimantan Barat,

harganya bisa lebih mahal daripada beras asal Malaysia. Beras dari Kapuas Hulu

dibeli dengan harga Rp 11.000.00 per kilogram dan dijual lagi Rp 12.000.00 per

kilogram sedangkan produk beras merek Tulip dari Malaysia, harganya Rp

22
8.500.00 per kilogram (Danu Damarjati 2018). Sama halnya yang terjadi di

Kabupaten Nunukan yang di mana beras Malaysia juga lebih murah daripada

beras Indonesia dan meski harga beras asal Sulawesi mengalami kenaikan

tajam namun harga beras yang di datangkan pedagang dari Kota Tawau

Malaysia masih stabil di kisaran Rp 9.000.00 ribu per kilogram untuk beras

kualitas sedang dan Rp10.000.000 ribu rupiah untuk kualitas super, sedangkan

beras Indonesia yang yang dibeli dari Sulawesi dengan harga ecer Rp 11.000.00

yang paling murah (Soekotjo 2018).

B. Merek

Membangun merek yang kuat menuntut perencanaan yang cermat dan

banyak investasi jangka panjang dengan adanya merek, konsumen menjadi

mudah membedakan suatu produk dengan produk sejenis (Suharni 2012).

C. Kualitas

Selain dari harga dan merek konsumen juga akan melihat kualitas suatu

produk, kualitas produk beras Malaysia yang terjual di Desa Ajikuning merupakan

kualitas produk beras yang baik karena merupakan kualitas impor. Kualitas

produk dimulai dengan kebutuhan pelanggan dan di akhiri dengan kepuasan

pelanggan (Suharni 2012).

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Lies et al. (2013) dengan judul penelitian (Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Motor Merk Honda)

menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah

kebudayaan, faktor sosial, pribadi dan psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut

tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk

23
mempengaruhi pembelian konsumen. Dan hasil uji hipotesis secara simultan (uji

F) dari keempat variabel bebas dengan F hitung sebesar 21.169. Hal ini berarti

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor budaya, sosial, pribadi dan

psikologi terhadap perilaku konsumen dalam membeli motor

Dalam penelitian Wulan et al. (2013) telah melakukan penelitian dengan

judul penelitian Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam

Membeli Produk Susu Ultra High Temperatur (Studi kasus di Swalayan Persada

Malang) menjelaskan karakteristik responden yang mempengaruhi keputusan

konsumen berdasarkan data responden di dominasi berjenis kelamin perempuan

sebanyak 77 orang, umur sekitar 15-25 tahun sebanyak 87 orang , pendidikan

terakhir konsumen yaitu perguruan tinggi sebanyak 84 orang, perkerjaan

konsumen sebagian besar adalah mahasiswa sebanyak 88 orang, pendapatan

perbulan sebagian besar pendapatannya sekitar 250.000 – 500.000 sebanyak 26

orang, untuk merek susu UHT yang sering dibeli oleh responden adalah susu

ultramilk adalah karena rasa yang enak, gurih dan tidak terlalu manis.

Dalam penelitian Utama (2013) dengan judul penelitian yang di telitih

adalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam

Keputusan Pembelian Smartphone BlackBerry (Studi Kasus di Kota Denpasar)

menyipulkan hasil penelitiaanya bahwa :

1. Melihat loading faktor dari variabel budaya sebesar 0,089 berarti variabel

budaya yang mewakili faktor budaya mempengaruhi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian smartphone BlackBerry.

2. Melihat loading faktor dari variabel teman sebesar 0,913 berarti variabel

teman yang mewakili faktor sosial mempengaruhi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian smartphone BlackBerry.

24
3. Melihat loading faktor dari variabel kepribadian diri sebesar 0,931 berarti

variabel kepribadian diri yang mewakili faktor pribadi mempengaruhi

konsumen dalam melakukan keputusan pembelian smartphone BlackBerry.

4. Melihat loading faktor dari variabel persepsi sebesar 0,934 berarti variabel

persepsi yang mewakili faktor psikologis mempengaruhi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian smartphone BlackBerry.

Dalam penelitian Pujianto (2012) dengan judul penelitian Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Handpone BlackBerry

menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa dari 19 variabel yang diturunkan dari 8

variabel sebagaimana hipotesis setelah dilakukan reduksi dengan menggunakan

analisis faktor dan membentuk variabel baru diperoleh 11 variabel yang tercakup

dalam delapan faktor yang membentuk variabel baru yaitu faktor I terdiri atas

keaneka ragaman produk BalacBerry dan fasilitas email, fariabel II terdiri atas

fasilitas browsing/google dan fasilitas fourshared, faktor III terdiri atas fasilitas

facebook, faktor IV terdiri atas fasilitas service, faktor V terdiri atas tampilan

menu BlackBerry dan brand image, faktor VI terdiri atas handal I, faktor VII terdiri

atas harga Handpone BlackBerry.

Dalam penelitian Yuliati (2011) dengan judul penelitian Faktor -Faktor yang

Mempengaruhi Konsumen dalam Pembelian Makanan Jajan Tradisional di Kota

Malang menyatakan beberapa hasil kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Keputusan pembelian makanan jajan tradisional mempertimbangkan

berbagai faktor. Adapun faktor yang dipertimbangkan meliputi beberapa

faktor yaitu kepribadian, faktor harga, faktor promosi, faktor budaya, faktor

pengetahuan, faktor uang yang digunakan,faktor lokasi atau tempat, faktor

pengalaman dan faktor gaya hidup.

25
2. Kecenderungan masyarakat Kota Malang dalam melakukan konsumsi

makanan jajan tradisional tidak terlalu mempertimbangkan pendapatan

dengan alasan keyakinan diri, budaya Jawa dan nilai-nilai kesederhanaan.

3. Faktor kepribadian merupakan faktor utama yang sangat dipertimbangkan

dalam keputusan pembelian makanan jajan tradisional di Kota Malang.

Hasil tersebut dibuktikan dari nilai eigenvalue sebesar 9,527 yang

merupakan nilai paling besar di antara faktor yang lain.

Pada penelitian Usman (2017) dengan judul penelitiannya adalah “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Keputusan Konsumen dalam

Membeli Produk Amplang Mamaku di Kota Tarakan” (Studi Kasus Pada Industri

Rumah Tangga (IRT) “AMPLANG MAMAKU”). Pada penelitian ini, Usman

menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa, IRT “Amplang Mamaku” adalah di

mana peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-

faktor yang mempengaruhi dan faktor-faktor yang paling mempengaruhi terhadap

permintaan produk “Amplang Mamaku” serta untuk mengetahui apa saja faktor-

faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk “Amplang

Mamaku”. Metode yang digunakan adalah metode accidental sampling, dengan

jumlah responde 60. Adapun hasil penelitiannya berdasarkan analisis yang

dilakukan diperoleh dalam penelitian yang dilakukan adalah permintaan Y=1,862-

0,00008882X₁+0,00009021X2+0,000007581X3+e, berdasarkan uji F di lihat

bahwa variabel independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap faktor

yang mempengaruhi permintaan dengan nilai 18,827 dan signifikan sebesar 0,00

< 0,05. Hasil uji t menunjukan bahwa variabel harga Amplang dengan nilai -2,699

dan signifikan sebasar 0,009 dan pendapatan dengan nilai 7,427 dan signifikan

sebesar 0,000 < 0,05 memiliki pengaruh positif dan signifikan.

26
2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli produk beras Melaysia di wilayah perbatasan dapat di

lihat sebagai berikut :

Produk Beras Malaysia

Karakteristik Rangsangan produk


Responden
Konsumen
1. Umur 1. Harga
2. Jenis Kelamin 2. Merek
3. Pendidikan 3. Kualitas
Terakhir
4. Angkatan Kerja
5. Pendapatan
Keluarga

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli


Produk Beras Malaysia
Gambar 2 : Kerangka Berpikir Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen dalam Membeli Produk Beras Malaysia di Wilayah
Perbatasan.

Dari kerangka pemikiran di atas dapat di jelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam membeli produk beras Malaysia adalah

karakteristik konsumen berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

angkatan kerja, dan pendapatan konsumen terhadap rangsangan produk

berdasarkan merek, harga dan kualitas.

27
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2018 di Desa

Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan, meliputi penyusunan

proposal, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan penulisan

laporan dalam bentuk skripsi.

3.2 Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Menurut Sudwarjo (2009), Usman (2017) menyebutkan bahwa populasi

adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian,

sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, adapun

jumlah seluruh penduduk yang ada di Desa Ajikuning sebesar 3.269 orang

dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 757 KK dan jumlah sampel diambil

15% dari jumlah KK yaitu sebanyak 42 respon dengan dengan menggunakan

rumus Slovin.

Menurut Sugiyono (2006) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimilik oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah konsumen yang membeli produk beras Malaysia. Pada penelitian

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli

Produk Beras Malaysia di Wilayah Perbatasan” ini peneliti tidak dapat

menentukan siapa saja yang mengkonsumsi beras Malaysia tersebut, oleh sebab

itu peneliti mengambil responden dengan metode purposive sampling, dengan

kriteria termasuk mengkonsumsi beras Malaysia yaitu di mana peneliti

28
menentukan sampel dengan cara menentukan secara sengaja. Dalam mentukan

jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknik Slovin, dengan

rumusnya sebagai berikut (Sugiono 2011) :

( )

Keterangan :

n = Ukuran sampel/ Jumlah responden

N = Ukuran populasi

E = Persentase kologram ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang

bisa toleri : e = 0,1 teori : e = 0,2

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut :

Nilai e = 0,1 (10 %) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20 %) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara 10% -

20% dari populasi penelitian.

Adapun jumlah seluruh populasi adalah jumlah KK yang yang ada di Desa

Ajikuning yaitu 757 KK untuk mendapatkan jumlah sampel pada penelitian ini

dengan menggunakan rumus Slovin yaitu 15% dari seluruh penduduk

masyarakat Desa Ajikuning karena menurut Slovin yang bisa diambil antara

10%-20%. Adapun cara untuk mendapatkan jumlah sampel adalah sebagai

berikut :

( )

= 41,98 = 42

29
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini peneliti mengambil

sampel sebanyak 41,98 dibulatkan menjadi 42 sampel. Dengan 42 sampel ini

sudah cukup mewakili populasi yang ada di Desa Ajikuning.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

karena data yang dicari oleh peneliti adalah data terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam membeli produk beras Malaysia, yaitu berupa

alasan-alasan yang diperoleh secara langsung, yang di mana setelah melakukan

penelitian dan mendapatkan jawaban tentang karakteristik konsumen dan

rangsangan produk jawaban yang berbentuk angka akan dipersepsikan.

3.3.1 Sumber Data

Menurut Indrianto, Supomo (2002) data merupakan sekumpulan fakta yang

diperoleh melalui pengamatan (observasi) langsung atau survey. Jenis data yang

digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono

2012).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer diperoleh dari wawancara kepada responden terhadap harga,

dan alasan apa saja konsumen bisa mengkonsumsi beras Malaysia. Data

ini berupa daftar pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

30
konsumen meliputi merek, harga, kualitas produk dan promosi dalam

keputusan pembelian produk beras Malaysia.

2. Data sekunder.

Data sekunder peneliti dapatkan dari literatur yang mendukung penelitian

seperti buku-buku dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-

faktor konsumen dalam membeli suatu produk. Data sekunder yang

dibutuhkan meliputi data internal dan eksternal. Data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsung dari subyek penelitian yaitu dari

sumber yang sudah disusun oleh pihak lain (Ariunto 2002).

Untuk mengetahui keputusan konsumen peneliti menyiapkan pertanya-

pertanyaan yang akan dijawab nantinya oleh responden, maka akan digunakan

kuesioner sebagai alasan pengumpulan data.

Dari penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data adalah

sumber subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini data yang

diperoleh adalah data dari konsumen yang membeli produk beras Malaysia yang

ada di Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah alat atau bahan yang digunakan dalam

melakukan penelitian dalam penelitian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam membeli produk beras Malaysia di Wilayah

Perbatasan Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan.

Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan peneliti pada

responden untuk diberikan jawaban. Kuesioner terdiri dari pertanyaan

31
terbuka, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan identitas responden serta

pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk

memilih salah satu jawaban yang telah tersedia

2. Observasi

Observasi menurut Arikunto (2002) menjelaskan bahwa observasi

adalah melakukan pengamatan terhadap objek. Teknik pengumpulan data

dengan observasi dilakukan karena data yang ingin diperoleh berhubungan

dengan perilaku manusia. Melalui teknik observasi diharapkan akan

memperoleh gambaran nyata tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kepercayaan konsumen yang meliputi merek, harga dan kualitas produk,

dalam faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk

beras Malaysia, serta melihat gambaran umum perilaku konsumen yang

ada di Desa Ajikuning.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik yang dilakukan secara langsung

menenyakan kepada responden untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk beras Malaysia

yang ada di Wilayah Perbatasan Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik

Tengah Kabupaten Nunukan.

4. Dokementasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan berupa gambar-gambar

yang diproleh dari hasil penelitian di Wilayah Perbatasan Desa Ajikuning

Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan.

32
3.5 Metode Analisis Data

Menurut Indriantoro, Supromo (2002) analisis data merupakan bagian

dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang

memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Analisis data merupakan

kegiatan setelah mengumpulkan seluruh dari sumber pengumpulan data

dengan menggunakan statistik (Sugiono 2012).

Untuk mengetahui tujuan pertama maka analisis yang digunakan adalah

analisis deskriptif dan untuk mengetahui tujuan yang kedua menggunakan uji

asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda.

3.5.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mendeskriptifkan

data atau mengambarkan, data yang telah di kumpulkan dan data yang peneliti

analisis pada penelitian ini adalah mempersepsikan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi konsumen dalam membeli produk beras Malaysia.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Adapun uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

normalitas, uji multikolinieritas dan uji hetoroskedastisitas, analisis uji asumsi

klasik ini dilakukan sebelum menghitung analisis linear berganda. Adapun

penjelasan dari uji-uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Menurut Wijaya (2012) uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah

dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menguji nilai residual

telah distandarisasi pada medel regresi terdistribusi normal atau tidak. Pengujian

sampel independen dengan menggunakan metode Kolomogorov-Smirnov yang

33
berfungsi untuk mengetahui apakahdistribusi suatu variabel independen sama

dengan variabel grupnya (Sugianto 2010).

Untuk mengetahui data tersebut terdistribusi nomal atau tidak dapat di lihat

ketentuan berikut :

a. Apabila signifikan hitung > 0,05 maka data normal.

b. Apabila signifikan hitung < 0,05 maka data tidak normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

regresi variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain itu

mempunyai hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna. Untuk

mengetahui terjadinya kolinearitas/multikolinearitas di antara variabel bebas

dalam suatu model regresi dilakukan dengan melihat atau menguji VIF (Variance

Inflation Factor) (Supardi 2013).

VIF <10 = Terjadi multikolinearitas

VIF >10 = Tidak multikolinearitas

Dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho = Terjadi multikolinearitas antara variabel bebas.

H1 = Tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas.

3. Uji Hetoroskedastisitas

Menurut Ghozoli (2011) menyimpulkan uji hetoroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu dari satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitastisitas dan

jika berbeda maka disebut hetoroskedastisitas.

34
3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memerikasa

dan memodelkan hubungan di antara variabel-variabel. Regresi linear berganda

sering kali digunakan untuk mengatasi permasalahan analisi regresi yang

mengakibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas, analisis ini dilakuan

dengan menggunakan SPSS. Analisis regresi linear berganda ini digunakan

peneliti untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen

dalam membeli produk beras Malaysia.

Menurut Sugiyono (2014) persamaan regresi linier berganda yang

ditetapkan adalah sebagai berikut:

Y=a+b₁x₁+b2x2+…+b8.x8+e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembeli

a = Konstan

b₁,b2,.= Koefisien Regresi

X₁ = Umur

X2 = Jenis Kelamin

X3 = Pendidikan Terakhir

X4 = Angkatan Kerja

X5 = Pendapatan Keluarga

X6 = Harga

X7 = Merek

X8 = Kualitas

E = Error

35
Dalam analisis regresi linear berganda juga akan terdapat uji R Square, uji

t dan uji F, di mana dalam pengujian ini semua mempunyai tujuan masing-

masing. Adapun tujuannya dapat di lihat sebagai berikut :

1. Uji R Square

Uji R Square bertujuan untuk menunjukan besarnya koefisien determinasi

yang berfungsi untuk mengetahui besarnya variabel tergantung jumlah prediksi X

dengan variable Y. Besarnya R Square berkisaran antara 0 hingga 1 yang berarti

semakin kecil nilai R Square maka hubungan kedua variabel semakin lemah.

Sebaliknya, jika R Square semakin mendekati 1 maka hubungan kedua variabel

semakin kuat (Sarwono 2010)

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji salah satu hipotesis di dalam penelitian yang

menggunakan analisis regresi liniear berganda. Uji t digunakan untuk menguji

secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat di lihat pada Tabel

coefficients pada kolom sig. dengan kriteria :

a. Jika probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

b. Jika probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat di jelaskan hipotesis sebagai berikut

Ho : Karakteristik konsumen (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

angkatan kerja, pendapatan keluarga) dan rangsangan produk (harga,

merek, kualitas) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen.

Ha : Karakteristik konsumen (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

angkatan kerja, pendapatan keluarga) dan rangsangan produk (harga,

36
merek, kualitas) berpengaruh terhadap keputusan konsumen.

3. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis di dalam penelitian yang

menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji F digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

terikat. Hasil uji F di lihat dalam Tabel ANOVA dalam kolom sig dengan kriteria :

a. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

b. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Penentuan data konsumen dilakukan dengan teknik analisis regresi linear

berganda dan analisis faktor dengan bantuan SPSS .

Berdasarkan peryataan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Karakteristik konsumen (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

angkatan kerja, pendapatan keluarga) dan rangsangan produk (harga,

merek, kualitas) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen.

Ha : Karakteristik konsumen (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

angkatan kerja, pendapatan keluarga) dan rangsangan produk (harga,

merek, kualitas) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

keputusan konsumen.

3.6 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau mendepresifikasikan kegiatan

ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur suatu

37
variabel tersebut. Maka untuk mempermudah pencarian data di lapangan serta

pengukuran analisis data, masing-masing variabel dituangkan dalam definisi

operasional berikut ini:

1. Konsumen adalah orang yang membeli produk beras Malaysia yang ada di

wilayah perbatasan.

2. Lokasi yaitu tempat di mana masyarakat tinggal, membeli dan

mengkonsumsi produk beras setra tempat di mana peneliti melakukan

penelitian.

3. Produk adalah barang yang akan dibeli konsumen yaitu beras Malaysia

yang ada di wilayah perbatasan.

4. Perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen bisa memilih produk baik

itu dari segi merek, kualitas, maupun harga.

5. Harga adalah adalah indikator yang mempengaruhi konsumen dalam

membeli produk beras Malaysia di wilayah perbatasan.

6. Kualitas adalah indikator yang mempengaruhi konsumen dalam membeli

produk beras Malaysia yang ada di wilayah perbatasan.

7. Pendapatan konsumen adalah faktor yang berpengaruh terhadap

pembelian produk beras Malaysia yang ada di wilayah perbatasan.

8. Merek adalah indikator atau faktor yang berpengaruh terhadap minat

konsumen dalam membeli produk beras Malaysia di wilayah perbatasan.

9. Umur adalah faktor pribadi yang akan mempengaruhi konsumen dalam

membeli produk beras Malaysia.

10. Jenis kelamin merupakan faktor yang sudah terikat sejak lahir, yang di

mana faktor ini juga berpengaruh terhadap daya beli suatu produk.

38
11. Angkatan kerja adalah golongan pekerjaan konsumen yang mempengaruhi

keputusan konsumen.

12. Pendidikan terakhir adalah faktor yang akan berpengaruh terhadap

seseorang dalam membeli suatu produk.

13. Keputusan konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli

atau tidak pada suatu produk.

14. Karakteristik konsumen adalah pengaruh pribadi yang meliputi umur,

pendidikan terakhir, jenis kelamin, angkatan kerja dan pendapatan

konsumen.

15. Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli.

16. Faktor budaya adalah faktor mempunyai pengaruh yang luas dan

mendalam pada perilaku konsumen.

17. Faktor sosial adalah faktor yang mempengaruhi konsumen seperti

kelompok keluarga, dan peran serta status sosial konsumen.

18. Faktor pribadi, yaitu faktor yang mempengaruhi oleh karakteristik pribadi

seperti usia, tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi, ekonomi, gaya

hidup, dan kepribadian serta konsep diri.

19. Faktor psikologis adalah faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

membeli produk beras Malaysia, faktor ini dapat dibagi menjadi empat yaitu

motivasi, persepsi pembelajaran, keyakinan dan sikap. Kebutuhan yang

timbul dari kedaan psiologi seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri atau

kebutuhan untuk diterima di lingkungannya.

20. Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan oleh penelitit yang bertujuan

untuk menguji apakah data yang di uji itu layak atau tidak.

39
21. Analisis regresi linear berganda adalah analisis yang digunakan peneliti

untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli produk beras Malaysia.

22. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan peneliti kepada

responden.

23. Wawancara adalah teknik secara langsung yang dilakukan peneliti kepada

responden untuk menemukan jawaban.

24. Dokumentasi adalah alat yang digunakan peneliti saat melakukan

penelitian.

25. Rangsangan produk adalah cari-ciri dari sebuah produk yang bisa menarik

minat konsumen.

40
IV. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Desa Ajikuning

Desa Ajikuning merupakan desa yang terletak di Daerah Sebatik Tengah

yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Secara geografis Desa

Ajikuning sebelah Utara berbatasan langsung dengan daratan Tawau Sabah

Malaysia. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Desa Bukit Harapan,

sebelah Barat berbatasan langsung dengan Desa Maspul, dan sebelah Timur

berbatasan langsung dengan Desa Sungai Limau (Nurlela 2018).

Desa Ajikuning memliki luas wilayah 645 Ha dengan jumlah penduduk

3.269 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.703 jiwa dan wanita 1.566 jiwa dengan

jumlah KK sebanyak 757 KK. Sebagian penduduk bekerja sebagaian petani dan

pedagang kecil-kecilan atau wiraswasta, yang di mana sebagian besar produk

yang mereka perjual belikan adalah produk Malaysia dengan alasan jalur menuju

ke Malasysia lebih dekat daripada ke perkotaan besar yang ada di Indonesia,

contohnya saja ke Tarakan harus mencapai waktu yang berjam-jam untuk bisa

sampai pada tujuan dan itu sudah pasti memerlukan biaya yang sangat tinggi

belum lagi harus melawati perjalanan yang panjang pasti akan menghadapi risiko

yang sangat besar seperti gelombang yang besar yang akan memyebabkan

perjalan jadi terkendala, oleh karena itu pedagang lebih memilih membeli produk

Malaysia yang kemudian dijual kembali di Desa Ajikuning, maka tidak heran lagi

jika produk Malaysia lebih banyak tersedia daripada produk Indonesia. Dengan

banyak produk-produk Malaysia yang tersedia masyarakat di sana cenderung

mengkonsumsi produk-produk Malaysia dikarenakan produk Indonesia yang

sangat sulit ditemukan. Hampir 70% produk yang ada di Desa Ajikuning

41
merupakan produk Malaysia seperti beras, gas LPG, barang-barang sembako,

minuman ringan dan makanan ringan serta barang-barang lainnya.

Masyarakat Desa Ajikuning juga di pengaruhi oleh permasalahan-

permasalahan dan beberapa faktor seperti pendapatan konsumen di mana, di

desa tersebut masih kurang penghasilan masyarakat sehingga masih banyaknya

masyarakat yang kurang mampu, tempat yang jauh dari kota-kota besar yang

ada di Indonesia sehingga produk-produk Indonesia sangat sulit masuk dan

jikapun ada pasti harganya jauh lebih mahal daripada produk Malaysia sebagai

contoh beras Malaysia yang terjual di Desa Ajikuning hanya dijual dengan harga

Rp 9.200.00 untuk 1 kg nya pada harga beras yang paling tinggi, sedangkan

beras Indonesia yang datangnya dari Tarakan yang terjual paling murah seharga

Rp 12.000.00 dalam 1 kg, dan beras dari Malaysia sama sekali tidak mengalami

kenaikan meski baras Indonesia mangalami kenaikan hal itulah yang

menyebabkan masyarakat di sana lebih memilih membeli produk beras Malaysia,

faktor lingkungan yang cenderung di pengaruhi oleh orang-orang yang ada di

sekeliling dan faktor budaya yang sudah melekat atas kebiasaan mengkonsumsi

produk-produk Malaysia.

4.2 Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen bertujuan untuk menggambarkan dengan cukup

jelas tentang rumusan masalah dan tujuan peneliti malakukan penelitian, yang di

mana karakteristik responden terdiri atas umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, angkatan kerja, dan pendapatan keluarga responden. Untuk lebih

jelasnya tentang karakteristik responden dapat di jelaskan sebagai berikut :

42
4.2.1 Karakteristik Konsumen Berdasakan Umur

Karakteristik berdasarkan umur responden pada penelitian ini dapat di lihat

pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1 : Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur


No Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 15-30 15 35.7%
2 31-45 8 19.1%
3 46-60 19 45.2%
Total 42 100%
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Pada Tabel 1 di atas dapat di jelaskan bahwa hasil peneltian yang

diperoleh dari 42 orang, umur konsumen terdapat umur konsumen tingkat umur

15-30 yaitu sebanyak 15 orang dengan tingkat persentase sebesar 35,7%, yang

kedua adalah umur tingkat 31-45 sebanyak 8 orang dengan tingkat persentase

19,0% dan yang paling sedikit adalah umur tingkat 46-60 sebanyak 19 orang

dengan tingkat persentase 45,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

umur paling banyak adalah tingkat umur 46-60. Hal ini dikarenakan untuk

membeli kebutuhan keluarga dilakukan oleh kelompok umur yang lebih tua atau

dilakukan oleh orang tua (Bapak/Ibu) keluarga.

4.1.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin juga dapat

mempengaruhi perilaku konsuemen dalam membeli suatu produk. Adapun

karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini dapat di

lihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2 : Deskripsi Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin


NO Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Laki-Laki 5 11.9%
2 Wanita 37 88.1%
Total 42 100%
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018.

43
Pada Tabel 2 di atas dapat di jelaskan bahwa pada penelitian ini hasil

penelitian yang sudah di teliti berdasarkan karakteristik konsumen berdasarkan

jenis kelamin terdapat pria sebanyak 5 orang dengan tingkat persentase sebesar

11,9% dan wanita sebanyak 37 orang dengan persentase sebesar 88,1%.

Sehingga dapat disimpulkan konsumen yang paling banyak adalah responden

jenis kelamin wanita. Hal ini dikarenakan untuk membeli kebutuhan keluarga

dilakukan oleh wanita. Penelitian ini sama halnya penelitian yang dilakukan oleh

Suprapto et.al (2014) mengatakan bahwa pengambilan keputusan penggunaan

susu pertumbuhan di dominasi oleh wanita hal tersebut dikarenakan dalam

membeli susu dilakukan oleh ibu rumah tangga.

4.1.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden

Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir juga dapat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk beras Malaysia.

menurut Wild (2003) menyatakan bahwa dengan pendidikan yang baik, maka

pemahaman terhadap sesuatu akan lebih baik. Adapun hasil penelitian yang

dilakukan di Desa Ajikuning karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan

terakhir dapat di lihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3 : Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan Terakhir


No Pendidikan Terakhir Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 15 35.7%
2 SD/SMP/SMA 19 45.2%
3 D3/Sarjana 8 19.1%
Total 42 100%
Sumber Data : Data primer yang diolah

Pada Tabel 3 di atas dapat di jelaskan bahwa terdapat konsumen yang

tidak sekolah sebanyak 15 dengan persentase sebesar 35,7% dan tingkat

pendidikan SD/SMP/SMA sebanyak 19 orang dengan tingkat persentase sebesar

45,2% serta tingkat pendidikan Sarjana/D3 sebanyak 8 dengan persentase

44
sebesar 19,0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang paling

banyak adalah tingkat pendidikan SD/SMP/SMA, di mana dari tingkat

SD/SMP/SMA yang paling dominan itu tingkat pendidikan SD. Penelitian ini sama

halnya yang dilakukan oleh Suardi (2018) menyatakan bahwa tingkat pendidikan

petani yang rendah (SD) sehingga dengal bakal pengetahuan yang rendah

petani tidak dapat menciptakan manejemen yang baik.

Hal ini dikarenakan kebanyakan konsumen yang tidak melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena pada penelitiian ini yang di

teliti kebanyakan ibu rumah tangga, dengan hal ini menyebabkan konsumen

akan produk beras Malaysia semakin tinggi karena pengetahuan akan masuknya

produk-produk luar negeri itu akan berdampak buruk terhadap produk dalam

negeri.

4.1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Angkatan Kerja

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik konsumen berdasarkan angkatan

kerja dari hasil penelitian dapat di lihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4 : Karakteristik Konsumen Berdasarkan Angkatan Kerja


No Angkatan Kerja Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Tidak Bekerja (Pengangguran) 23 54.8%
2 Setengah Bekerja (Musiman 6 14.2%
3 Bekerja (Rutin) 13 31.0%
Total 42 100%
Sumber Data : data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukan bahwa karakteristik konsumen

berdasarkan angkatan kerja, terdapat konsumen yang tidak bekerja sebanyak 23

orang dengan persentase sebesar 54,8%, setengah pengangguran sebanyak 6

orang dengan tingkat persentase sebesar 14,3%, dan yang bekerja sebanyak 13

orang dengan persentase sebesar 31.0%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

karakteristik konsumen berdasarkan angkatan kerja yang paling banyak adalah

adalah yang tidak bekerja. Hal ini dikarenakan kebanyakan konsumen dari ibu

45
rumah tangga sehingga semakin besar peluang konsumen untuk membeli

produk beras Malaysia. Penelitian ini sama halnya yang dilakukan oleh Suharni

(2012) menyatakan bahwa kebanyakan responden adalah dari ibu rumah tangga

atau pengangguran.

4.1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik konsumen berdasarkan

pendapatan keluarga dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Adapun

karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan keluarga pada penelitian ini

dapat di lihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5 : Karakreristik Konsumen berdasarkan pendapatan keluarga


NO Pendapatan Keluarga (Rp) Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 500.000-1.500.000 30 71.4%
2 1.600.000-2.500.000 7 16.7%
3 2.600.000-3.500.000 5 11.9%
Total 42 100%
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Pada Tabel 5 di atas dapat menunjukan bahwa tingkat pendapatan

keluarga dapat di lihat pendapatan paling banyak adalah pendapatan rendah (Rp

500.000-1.500.000) yaitu sebanyak 30 orang dengan persentase sebesar 71,4%,

pendapatan sedang (Rp 1.600.000-2.500.000) sebanyak 7 orang dengan

persentase sebesar 16,7% dan pendapatan tinggi (Rp 2.600.000-3.500.000)

sebanyak 5 orang dengan persentase sebesar 11,9%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan keluarga

yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk

bersa Malaysia adalah konsumen yang berpenghasilan rendah. Berhubungan

denga pendapatan konsumen yang sangat rendah maka hal ini akan

mempengaruhi keputusan konsumen. Penelitian ini sama halnya yang dilakukan

46
oleh Girard et al. (2010) menyatakan bahwa variabel pendapatan mempunyai

nilai tinggi di dalam keputusan pembelian sampel produk.

4.3 Rangsangan Produk

4.3.1 Rangsangan Produk Berdasarkan Harga

Rangsangan produk berdasarkan harga dapat mempengaruhi konsumen

dalam membeli produk beras Malaysia kerena setiap konsumen pasti memilih

harga yang lebih murah. Harga dapat dapat mempengaruhi persepsi emosional

maupun rasional konsumen terhadap nilai suatu produk (Maharani 2014).

Adapun rangsangan berdasarkan tingkat harga yang di teliti dapat di lihat pada

Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6 : Rangsangan Produk Berdasarkan Harga


NO Harga Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Murah 30 71.4%
2 Sedang 7 16.7%
3 Mahal 5 11.9%
Total 42 100%
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat di jelaskan bahwa konsumen paling

banyak membeli produk beras Malaysia dengan harga yang murah yaitu

sebanyak 30 orang dengan persentase sebesar 71,4%, harga sedang sebanyak

7 orang dengan persentase sebesar 16,7% dan harga mahal sebanyak 5 orang

dengan tingkat persentase sebesar 11,9%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

konsumen lebih memilih produk beras Malaysia dengan harga yang paling

murah, sebagaimana harga-harga produk beras Malaysia terdiri atas harga

mahal yaitu Rp 9.200.00/ kg, harga sedang Rp 9.000.00/kg dan harga yang

murah adalah Rp 8.900.00/kg. Penelitian ini sama yang dilakukan oleh Purba et

al. (2014) menyatakan bahwa harga yang murah mempengaruhi konsumen

untuk membeli di pasar tradisional.

47
4.3.2 Rangsangan Produk Berdasarkan Merek

Rangsangan produk berdasarkan merek dapat mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli suatu produk. Adapun rangsangan produk

berdasarkan merek pada penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7 : Rangsangan Produk Berdasarkan Merek


No Merek Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Nasional 28 66.7%
2 Pandan Rice 9 21.4%
3 Zazara Rice 5 11.9%
Total 42 100%
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 7 di atas menujukan bahwa rangsangan berdasarkan

merek, konsumen paling banyak membeli produk beras Malaysia dengan merek

“Nasional” sebanyak 28 orang dengan tingkat persentase sebesar 66,7%,

“Pandan Rice” sebanyak 9 orang dengan tingkat persentase sebesar 21,4% dan

“Zazara Rice” sebanyak 5 orang dengan tingkat persentase sebesar 11,9%. Hal

ini dikarenakan produk beras Malaysia dengan merek “Nasional” adalah tingkat

harga yang paling murah. Penelitian ini sama halnya yang dilakukan oleh Suharni

(2012) menyatakan bahwa citra merek Pekanbaru sangat besar dengan

mempertimbangkan perusahaan sehingga citra merek suatu produk dapat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.

4.3.3 Rangsangan Produk Berdasarkan Kualitas

Kualitas juga dapat mempengaruhi konsumen dalam membeli produk

beras Malaysia karena setiap konsumen pasti mengiginkan produk beras yang

lebih baik kualitasnya untuk di konsumsi. Adapun rangsangan produk

berdasarkan kualitas pada penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 8 berikut :

48
Tabel 8 : Rangsangan Produk Berdasarkan Kualitas
No Kualitas Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1 Tidak Baik - -
2 Kurang Baik 3 7.1%
3 Baik 39 92.9%
Total 42 100.0
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat di jelaskan bahwa konsumen

mengatakan produk beras Malaysia itu kurang baik sebanyak 3 orang dengan

persentase sebesar 7,1% dan yang berpendapat baik sebanyak 39 orang

dengan persentase sebesar 92,9% serta tidak terdapat jawaban konsumen yang

beranggapan tidak baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas yang paling

berpengaruh terhadap keputusan konsumen adalah kualitas yang baik. Hal ini

dikarenakan menurut konsumen mengatakan bahwa produk beras Malaysia

merupakan produk yang baik kualitasnya karena merupkan produk luar negeri.

Penelitain ini sama yang dilakukan oleh Satya (2012) menyatakan Bahwa

keputusan membeli di pengaruhi oleh kualitas.

4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam

Membeli Produk Beras Malaysia

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

Tujuan dilakukan uji asumsi klasik adalah untuk menganailis data apakah

data penlitian yang dilakukan layak atau tidak, selain itu uji asumsi klasik juga

dilakukan antuk bisa melakukan analisis regresi berganda apabila pada suatu

penelitian memiliki dua atau lebih variabel X, syaratnya signifikan pada uji asumsi

klasik adalah tingkat signifikanya harus lebih besar dari 0,05 dan jika tingkat

signifikannya di bawah 0,05 maka uji itu tidak layak dilakukan. Adapun uji asumsi

klasik pada penelitian ini yang akan diuji adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas, dan uji hetoroskedastisitas untuk lebih jelasnya dapat di lihat

sebagai berikut :

49
A. Uji Normalitas

Menurut Akbar (2006), Usman (2017) menyatakan bahwa uji normalitas

data digunakan untuk menguji apakah data kontinyu terdistribusi normal

sehingga analisis, validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, dan regresi dapat dilakukan.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji suatu variabel yang di mana pada uji ini

dapat diketahui data yang digunakan terdistribusi nomal atau tidak, untuk

mengetahui data itu terdistribusi normal atau tidak maka dapat di lihat dari tingkat

nilai asymp sig nya, jika nilai asymp sig melebihi 0,05 maka data tersebut

terdistribusi normal dan jika nilai asymp sig berada di bawah 0,05 maka data

yang di teliti tidak terdistribusi normal. Adapun uji normalitas dalam penelitian ini

dapat di lihat pada Tebel 9 sebagai berikut :

Tabel 9 : Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 42
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .89714996
Most Extreme Differences Absolute .132
Positive .104
Negative -.132
Kolmogorov-Smirnov Z .853
Asymp. Sig. (2-tailed) .460
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Dari Tabel 9 uji normalitas di atas dapat di lihat bahwa nilai asymp sig

0,460 maka nilai asymp sig nya lebih besar dari 0,05 (> 0,05) oleh karena itu nilai

residual terstandarisasi dinyatakan normal maka uji ini layak dilakukan. Adapun

ketentuan tingkat signifikan uji normalitas itu lebih besar dari 0,05, jika nilai sig <

0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan nilai sig > 0,05 maka data

terdistribusi normal (Sarwono, 2010).

50
B. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang di teliti

itu terjadi multikolinearitas atau tidak. Menurut Ghozali (2006) regresi dikatakan

bebas jika variabel inflation factor (VIF) bernilali <10. Adapun hasil uji

multikolinearitas pada penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 10 berilut :

Tabel 10 : Uji Multikolinearitas


a
Coefficients

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 Umur .858 1.165


Jenis Kelamin .705 1.419
Pendidikan Terakhir .377 2.655
Angkatan Kerja .336 2.978
Pendapatan Keluarga .186 5.364
Harga .186 5.391
Merek .217 4.601
Kualitas .813 1.230
a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 10 uji multikolinearitas di atas dapat di jelaskan bahwa :

a. VIF variabel umur (X1) sebesar 1,165 nilai ini menunjukan bahwa nilai ini

lebih kecil dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.

b. VIF variabel jenis kelamin (X2) sebesar 1,419 dapat di lihat bahwa nilai ini

lebih kecil dari 10 maka dapat disimpukan bahawa data tidak terdistribusi

multikolinearitas.

c. VIF variabel pendidikan terakhir (X3) mempunyai nilai sebesar 2,655

sehingga dapat dikatakan variabel pendidikan terakhir (X3) ini bebas

multikolinearitas karena lebih kecil dari 10.

d. Variabel angkatan kerja (X4) mempunyai nilai VIF sebesar 2,978 di mana

nilai VIF ini lebih kecil dari 10, jadi dapat dikatakan variabel ini bebas

multikolinearitas.

51
e. Variabel pendapatan keluarga (X5) mempunyai nilai VIF sebar 5,364 di

mana nilai VIF ini lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan variabel ini

bebas multikolinearitas.

f. VIF variabel harga (X6) memiliki nilai sebesar 5,391 yang menunjukan nilai

VIF ini berada di bawah 10 maka variabel ini bebas multikolinearitas.

g. VIF variabel merek (X7) sebesar 4,601 dapat di lihat bahwa nilai ini lebih

kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ini bebas

multikolinearitas.

h. Variabel kualitas (X8) memiliki nilai VIF sebesar 1,230 dapat di lihat bahwa

nilai ini lebih kecil dari 10 maka variabel ini bebas multikolinearitas.

Berdasarkan uji multikolinearitas di atas dapat disimpulkan bahwa semua

data bebas multikolinearitas karena semua variabel memiliki nilai VIF lebih kecil

dari 10, sehingga dapat dikatakan penelitian ini layak dilakukan.

C. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozoli (2011) menyimpulkan uji hetoroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu dari satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda maka disebut hetoroskedastisitas. Uji hetoroskedastisitas adalah uji

yang dilakukan yang bertujuan untuk menguji suatu data apakah data tersebut

mengandung gejala hetoroskedastisitas atau tidak, adapun untuk mengetahui

suatu data tidak mengandung gejala hetoroskedastisitas maka tingkat

signifikannya harus melebihi 0,05 dan jika tingkat signifikannya berada di bawah

0,05 maka data yang di teliti mengandung gejala hetoroskedastisitas maka

penelitian yang dilakukan tidak layak, untuk itu data yang sudah diperoleh oleh

52
peneliti harus diuji dalam uji hetoroskedastisitas. Dari hasil penelitian yang sudah

diuji dalam uji heteroskedastisitas dapat di lihat pada Tabel 11 berikut :

Tabel 11 : Uji Hetoroskedastisitas


a
Coefficients

Model Unstandardized Standar T Sig.


Coefficients dized
B Std. Error Coefficie
nts
Beta
1 (Constant) .200 .330 .606 .549
Umur .004 .026 .026 .156 .877
Jenis Kelamin .048 .086 .112 .563 .577
Pendidikan Terakhir .054 .051 .276 1.050 .301
Angkatan Kerja .000 .041 -.002 -.007 .994
Pendapatan -.026 .074 -.130 -.355 .725
Keluarga
Harga .057 .076 .281 .743 .463
Merek -.011 .065 -.055 -.171 .865
Kualitas .027 .103 .050 .263 .795
Keputusan -.091 .099 -.227 -.919 .365
Konsumen
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Pada Tabel 11 dalam uji heteroskedastisitas di atas dapat di jelaskan bahwa :

a. Variabel umur (X1) menunjukan bahwa nilai signifikannya sebesar 0,877

yang di mana data ini lebih besar dari 0,05 yaitu lebih besar dari nilai

absolud residual maka variabel umur tidak mengandung heterokedastisitas.

b. Signifikan variabel jenis kelamin (X2) sebesar 0,577 yang di mana data ini

lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan variabel ini bebas

heteroskedastisitas.

c. Variabel pendidikan terakhir (X3) memeliki nilai signifikan sebesar 0,301 >

0,05 maka variabel pendidikan terakhir ini tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas.

d. Signifikan variabel angkatan kerja (X4) sebesar 0,994 > 0,05 maka dapat

dikatakan tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

53
e. Variabel pendapatan keluarga (X5) memiliki tigkat signifikan 0,725 yang di

mana nilai signya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data ini

tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

f. Signifikan variabel harga (X6) sebesar 0,463 lebih besar dari nilai absolud

residual 0,05 maka dapat dikatakan variabel harga (X6) tidak mengandung

gejala heteroskedastisitas.

g. Signifikan variabel merek (X7) sebesar 0,865 yang di mana tingkat

signifikannya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data ini tidak

mengandung gejala heteroskedastisitas.

h. Variabel kualitas (X8) terhadap absolut residual sebesar 0,795 > 0,05 maka

dapat dikatakan variabel kualitas (X8) ini tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas.

i. Signifikan keputusan konsumen (Y) sebesar 0,365 > 0,05 maka dapat

disimpulkan data ini tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

4.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Setelah melakukan uji asumsi klasik selanjutnya data akan diuji dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapun hasil penelitian yang

telah diuji dalam analisis regresi linear berganda dapat dilihat hasil sebagai

berikut :

A. Uji R Square

Uji R Square adalah untuk menunjukan besarnya koefisien determinasi

yang berfungsi untuk mengetahui besarnya variabel tergantung jumlah prediksi X

dengan variabel Y. Adapun uji R Square pada penelitian ini dapat di lihat pada

Tabel 12 berikut ini :

54
Tabel 12 : Uji R Square
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std.
Square Error of
the
Estimate
a
1 .797 .635 .547 .238
a. Predictors: (Constant), Kualitas, Merek , Jenis Kelamin, Umur, Angkatan Kerja,
Pendidikan Terakhir, Pendapatan Keluarga, Harga.
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Pada Tabel 12 uji S quare di atas dapat di jelaskan bahwa variabel X

yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, angkatan kerja,

pendapatan keluarga, harga, merek dan kualitas mempengaruhi variabel Y yaitu

keputusan konsumen sebesar 0,635 atau 64% sisanya 36% di pengaruhi oleh

faktor lain di luar model.

B. Uji F

Uji F bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).

Adapun hasil uji F yang telah diuji pada penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 3

berikut :

Tabel 13 : Uji F
b
ANOVA

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
a
1 Regression 3.268 8 .408 7.188 .000
Residual 1.875 33 .057
Total 5.143 41
a. Predictors: (Constant), Kualitas, Merek , Jenis Kelamin, Umur, Angkatan Kerja,
Pendidikan Terakhir, Pendapatan Keluarga, Harga.
b. Dependent Variable: Keputusan Konsumen
Sumber Data : Data primer yang diolah, 2018

Pada Tabel 13 pada uji F di atas dapat di jelaskan bahwa uji Anova/uji F

menghasilkan angka F sebesar 7,188 maka dapat disimpulkan bahwa variabel X

secara simultan mampu menjelaskan perubahan pada variabel Y, adapun tingkat

signifikan pada uji F di atas adalah sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat

55
disimpulkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi jumlah

variabel terikat.

C. Uji t

Tujuan melakukan uji t adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh

variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel terikat, untuk itu

data yang di dapatkan peneliti dari lapangan harus diuji dalam uji t agar dapat

diketahui variabel X mana saja yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen

dalam membeli produk beras Malaysia, di mana variabel-variabel X yang di teliti

adalah karakteristik konsumen berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, angkatan kerja, pendapatan keluarga dan rangsangan produk yang

terdiri dari harga, merek serta kualitas. Adapun hasil uji t pada penelitian ini dapat

di lihat pada Tabel 15 sebagai berikut :

Tabel 15 : Uji t
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta

3.160
(Constant) 1.608 .509 .003
Umur .079 .044 .203 1.788 .083
Jenis Kelamin -.383 .135 -.354 -2.829 .008
Pendidikan -.194 .083 -.399 -2.330 .026
Terakhir
Angkatan Kerja .084 .071 .215 1.188 .243
Pendapatan .251 .123 .497 2.042 .049
Keluarga
Harga -.304 .123 -.601 -2.465 .019
Merek -.067 .113 -.134 -.592 .558
Kualitas .514 .158 .379 3.248 .003
a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen
Sumber Data: Data primer yang diolah, 2018

56
Berdasarkan Tabel 15 hasil penelitia di atas apabila ditulis dalam bentuk

standardized dari persamaan regresi adalah sebagi berikut:

Y = a+b.X1+b2.X2+b3.X3+b4.X4+b5.X5+b.X6+b7.X7+b8.X8+e

Y = 1.608. 0,079.X₁ - 0 0,383.X2 - 0,194X3 + 0,084.X4+ 0,251.X5 - 0,306.X6 -

0,067.X7 + 0,514.X⁸ +e

Y = Keputusan Konsumen

X1 = Umur

X2 = Jenis Kelamin

X3 = Pendidikan Terakhir

X4 = Angkatan Kerja

X5 = Pendapatan Keluarga

X6 = Harga

X7 = Merek

X8 = Kualitas

e = Error

Persamaan regresi linear berganda pada tabel di atas dapat di jelaskan sebagai

berikut :

a. Umur (X1)

Dari Tabel di atas dapat di jelaskan bahwa umur (X1) mempunyai

coefficients sebesar 0,079, sedangkan nilai t hitung hasil uji SPSS yang diperoleh

sebesar 1,788 dan nilai sig sebesar 0,083 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap keputusan, maka variabel

ini ditolak. Penelitian ini sama halnya yang dilakukan oleh Purba (2009)

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan konsumen

terhadap tingkat keputusan konsumen.

57
Hal ini disebabkan dalam membeli kebutuhan keluarga konsumen baik itu

orang tua maupun yang muda semua ikut mengkonsumsi produk beras Malaysia

karena konsumen mengikuti keinginan orang tua (Bapak/Ibu) konsumen.

b. Jenis Kelamin (X2)

Jenis kelamin (X2) mempunyai coefficients sebesar -0,383 sedangkan nilai

t hitung hasil uji SPSS yang diperoleh sebesar -2,829 dan nilai sig sebesar

0,008 sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap

variabel terikat sebesar 0,008 namun pada coefficients dan uji t mempunyai

pengaruh yang negatif terhadap variabel dependent maka variabel X2 diterima.

Penelitian ini sama halnya yang dilakukan oleh Widawati (2011) menyatakan

bahwa jenis kelamin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembeli

tidak terencana. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat populasi

laki-laki di Desa Ajikuning maka semakin sedikit responden yang membeli produk

beras Malaysia. Hal ini dikarenakan, dalam membeli kebutuhan pokok cenderung

dilakukan oleh kaum wanita.

c. Pendidikan Terakhir (X3)

Pendidikan terakhir (X3) mempunyai coefficients sebesar -0,194

sedangkan nilai t hitung hasil uji SPSS yang diperoleh sebesar -2,330 dan nilai

sig sebesar 0,026 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir

berpengaruh terhadap keputusan konsumen karena tingkat signifikannya berada

di bawah 0,05 namun pada coefficients dan uji t mempeunyai hubungan yang

negatif terhadap variabel dependent maka variabel X3 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan terakhir konsumen maka akan

semakin berkurang tingkat pembeli produk beras Malaysia. Penelitian ini sama

58
halnya yang dilakukan oleh Mahendra (2014) mengatakan bahwa tingkat

pendidikan berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen.

Hal ini dikarenakan di Desa Ajikuning masih rendah tingkat pendidikannya

sehingga mereka tidak akan berpikir panjang terhadap dampak buruk yang akan

muncul di kemudian hari jika terus membeli produk beras Malaysia dan mereka

berpikir jika harus berjalan jauh-jauh untuk membeli produk beras Indonesia itu

hanya akan menghabiskan waktu dan menambah biaya.

d. Angkatan Kerja (X4)

Angkatan kerja (X4) mempunyai coefficients sebesar 0,084 sedangkan nilai

t sebesar 1,188 dan nilai sig sebesar 0,243 sehingga dapat disimpulkan bahwa

angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen namun

berhubungan positif terhadap keputusan konsumen maka variabel X4 ditolak,

hal ini dikarenakan sebagian besar konsumen yang di teliti sering mengkonsumsi

produk beras Malaysia baik itu yang pengangguran, setengah pengangguran

maupun yang bekerja rutin sehingga hal ini lah yang menyebabkan tidak adanya

pengaruh terhadap keputusan konsumen.

e. Pendapatan Keluarga (X5)

Pendapatan keluarga (X5) mempunyai coefficients sebesar 0,251

sedangkan nilai t hitung hasil uji SPSS yang diperoleh sebesar 2,042 dan nilai

sig sebesar 0,049 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan keluarga

berpengaruh terhadap variabel dependent dan mempunyai hubungan yang

positif terhadap keputusan konsumen maka variabel ini diterima, sehingga dapat

di jelaskan bahwa semakin rendah pendapatan keluarga konsumen maka

semakin banyak pula konsumen yang membeli produk beras Malaysia. Penelitian

ini sama halnya yang dilakukan oleh Mahendra (2014) yang mengatakan bahwa

59
tingkat pendapatan berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen produk

kosmentik the body shop di kota Denpasar.

Hal ini dikarenakan konsumen yang berpikir bagaimana dengan

penghasilan yang rendah tetapi masih bisa memenuhi kebutuhan keluarganya,

sehingga mereka memutuskan membeli produk beras Malaysia yang lebih murah

karena produk beras Indonesia yang tersedia harganya sangat mahal dan tidak

mungkin bisa menutupi pendapatan konsumen.

f. Harga (X6)

Harga mempunyai coefficients sebesar -0,304 sedangkan nilai t hitung

yang diperoleh sebesar -2,465 dan nilai sig sebesar 0,019 sehingga dapat

disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dan

mempunyai hubungan negatif terhadap keputusan konsumen, maka variabel X8

ini diterima, sehingga dapat dikatakan semakin mahal harga produk beras

Malaysia yang ditawarkan maka akan semakin sedikit pula yang membeli produk

beras Malaysia. Penelitian ini sama halnya yang dilakukan oleh Usman (2017)

mengatakan bahwa variabel harga amplang berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian pada konsumen.

Hal ini dikarenakan produk beras di Desa Ajikuning terdiri atas dua produk

yaitu produk beras Indonesia dan Malaysia, kedua produk ini mempiunyai

perbedaan harga yang terbilang sangat jauh perbedaannya, di mana produk

beras Indonesia yang berasal dari Tarakan terjual seharga Rp12.000.00/kg yang

paling murah, sedangkan produk beras Malaysia yang datangnya dari Tawau

Sabah Malaysia terjual Rp 9.200.00/kg yang paling mahal. Sehingga konsumen

memutuskan membeli produk beras Malaysia yang lebih murah, meskipun

mereka mengetahui produk tersebut bukan produk dalam negeri namun

60
konsumen sudah tidak mempunyai pilihan lain karena hanya produk beras

Malaysia yang terjual lebih murah, selain itu produk beras malaysia juga lebih

banyak tersedia dari pada produk beras Indonesia.

g. Merek (X7)

Merek (X7) mempunyai coefficients sebesar -0,067 sedangkan nilai t hitung

hasil uji SPSS yang diperoleh sebesar -0,592 dan nilai sig sebesar 0,558

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel merek tidak signifikan dan

berhubungan negatif terhadap keputusan konsumen maka variabel X7 ini ditolak

hal ini dikarenakan menurut pendapat sebagian besar konsumen semua merek

beras Malaysia baik itu merek “Nasional”, “Pandan Rice” maupun “Zazara Rice”

mempunyai harga murah dan kualitas yang baik sehingga merek tidak ada

pengaruh terhadap keputusan konsumen. Penelitian ini sama halnya yang

dilakukan oleh Muazin (2017) mengatakan bahwa variabel citra merek tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen.

h. Kualitas (X8)

Kualitas mempunyai coefficients sebesar 0,514 sedangkan nilai t hasil uji

SPSS yang diperoleh sebesar 3,246 dan nilai sig sebesar 0,003 sehingga dapat

di lihat kualitas mempunyai nilai signifikan yang sangat baik dan berpengaruh

positif antara dua variabel maka variabel X8 diterima. sehingga dapat di jelaskan

bahwa semakin baik kualitas produk beras Malaysia yang tersedia maka semakin

meningkat keputusan konsumen dalam membeli produk beras Malaysia. Hasil ini

sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2012), bahwa kualitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembeli.

61
Berdasarkan variabel-variabel di atas dapat di lihat bahwa semakin tinggi

tingkat coefficients suatu variabel maka semakin tinggi pula nilai t hitung yang

akan diperoleh.

62
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli produkberas Malaysia yang dilaksanakan di Desa

Ajikuning dapat ditarik dengan beberapa kesimpulan yaitu :

a. Berdasarkan hasil analis deskriptif dapat disimpulkan bahwa karakteristik

konsumen dan rangsangan produk yang berpangaruh adalah karakteristik

konsumen berdasarkan umur, yang di mana dari 42 responden yang di teliti

yang paling dominan adalah tingkat umur 46-60 yaitu sebanyak 19 orang,

jenis kelamin yang di dominasi jenis kelamin wanita yaitu sebanyak 37

orang, pendidikan terakhir yang paling tinggi adalah tingkat pendidikan

SD/SMP/SMA yaitu sebanyak 19 orang, angkatan kerja paling banyak

adalah tingkat pengangguran yaitu sebanyak 23 orang, pendapatan

keluarga konsumen paling banyak adalah tingkat pendapatan Rp

500.000.00-1.500.000.00 sebanyak 30 orang, dan pada rangsangan

produk yang paling dominan adalah harga yang murah, merek yang paling

banyak adalah merek “Nasional” serta kualitas menurut responden yang

paling banyak adalah baik.

b. Berdasarkan analisis regresi linear berganda dalam uji R Square di mana

variabel X secara bersama-sama mempengaruhi variabel Y sebesar 0,635

atau 64% sisahnya di pengaruhi oleh faktor lain di luar model, dalam uji F

di mana signifikan F memiliki tingkat signifikan 0,000 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel terikat dan dalam uji t menunjukan bahwa tidak semua

variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Adapun yang berpengaruh

63
adalah jenis kelamin sebesar 0,008, pendidikan terakhir sebesar 0,026,

pendapatan keluarga sebesar 0,049, harga sebesar 0,019 dan kualitas

sebesar 0,003.

5.2 Saran

Saran yang disampaikan peneliti setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Sebaiknya pemerintah memperhatikan permasalahan-permasalahan yang

terjadi di wilayah perbatasan terutama kebutuhan konsumen yaitu produk

beras dan kita tidak bisa membiarkan produk beras Malaysia terus terjual di

Desa Ajikuning karena jika hal itu terus terjadi akibatnya akan berdampak

buruk terhadap produk dalam negeri kedepannya, selain itu pengawasan

oleh pihak berwajib terhadap masuk keluarnya produk-produk luar negeri

lebih di ketatkan lagi.

b. Saran dari peneliti untuk penelitian berikutnya seharusnya mengambil judul

tentang saluran pemasaran produk beras Indonesia agar kita bisa

mengetahui mengapa produk beras Indonesia sangat sulit masuk di

wilayah perbatasan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Kolter P. 2012. Bauran Pemasaran. Edisi Milenium, Jilid 3, Penerbit


Prenhallindo. Jakarta.

Budiono. 1982. Ekonomi Mikro, Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1. Yogyakarta.

Detik.com. 2017. Di Pasar Entikong Beras Hingga Gas Malaysia Jadi Primadona.
https://news.detik.com/berita/d-3618418/di-pasar-Entikong-beras-hingga-
gas-Malaysia-jadi-primadona di akses 5 Agustus 2018

Efendi, Wateno. 1996. Analisis Lima Faktor Terhadap Pembelian Rumah


Sederhana dan Sangat Sederhana. Studi Kasus Perumahan Graha Arya
Wiraraja, Perumahan Satelit Permai, Perumahan Griya Mapan, Perumahan
Batu Kencana di Kabupaten Sumenep. Benefit 8 (2): 151-159.

Fitriani D, Militna T. Suroso A. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Pembelian Kartu Simpati Pada Kalangan Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945. Samarinda.

Girard, Tulay. 2010. The Role of Demographics on The Susceptibility to Social


Influence: A Pretest Study. Journal of Marketing Development and
Competitiveness. 5(1): h: 9-22.

Gunawan I. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Rumput


Laut di Pantai Amal Lama Kota Tarakan. [Skripsi]. Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan. [Indonesia]

Handrijaningsih L, Indira CK, Anisah. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Motor Merk Honda (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma). Proceeding PESAT
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil). Universitas
Gunadarma, Bandung, 8-9 Oktober 2013. [Indonesia]

Hikmawati KA, Arifin Z, Hidayat K. 2016. Pengaruh Karakteristik Konsumen


Terhadap Keputusan Pembelian (Survei terhadap Mahasiswa Peserta
Telkomsel Apprentice Program Pembeli Kartu SimPATI di GraPARI
Telkomsel Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 2

Haryono, Pujianto WE. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Konsumen Membeli Handpone BlecBarry. [Jurnal]. Fakulyas Ekonomi
Universitas Bhyangkaraya Surabaya. [Indonesia]

Hyun, Joo Lee, Hyeon Jeong Cho, Wenwen Xu, Ann Fairhurst. 2010. The
Influence of Consumer Traits and Demographics on Intention to Use
Selfservice Checkouts. Journal of Marketing Intelligence and Planning.
28(1): h: 46-58.

Indrayana WM, Nugroho BA, Hartono B. 2003. Faktor–Faktor yang


Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Susu Ultra

65
High Temperature (Studi Kasus Di Swalayan Persada Malang) Halaman
26-38.

Ishak AF. 2003. Membangun Wilayah Perbatasan Kalimantan dalam Rangka


Memelihara dan Mempertahankan Integritas Nasional. Indomedia. Jakarta.

Kantor Desa Ajikuning. 2018 Tentang Gambaran Umum Karakteristik Konsumen


Desa Ajikuning. Di Akses 26 Juni 2018.

Kompas. 2018. Nunukan Kaltara Harga Beras Malaysia Lebih Murah Dari Beras
Lokal. http://kbr.id/Nusantara/012018/di_Nunukan_Kaltara__harga_beras_
malaysia_lebih_murah_dari_beras_lokal/94596.html. Di Akses 5 Agustus
2018

Kotler P. 2002, Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium Jilid 3, Penerbit


Prenhallindo. Jakarta.

Kotler P. 2005a. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. PT Indeks Kelompok


Gramedia. Jakarta

Kolter P. 2005b. Gambaran Umum Prilaku Konsumen. Edisi kesebelas. PT


Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Kolter P. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1. Jakarta.

Kolter P. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. PT


Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Kolter P, Armanstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Diterjemahkan Oleh


Bob Sabran M.M. Edisi Kedua Belas. Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Maharani A. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian di


Warung Bakso Sari Gurih Pak Ratno. [Skripsi]. Program Studi Pendidikan
Tehnik Boga Fakultas Tehnik Universitas Negeri Yogyakarta. .
[Indonesia].

Nurlela. 2018. Persepsi Masyarakat Perbatasan Tentang Nasionalisme (Studi


Terhadap Penerimaan Masyarakat Terhadap Produk Luar Negeri di Desa
AjiKuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan). [Skripsi].
Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar. [Indonesia]

Purba E, Ginting R, Lubis SN. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Konsumen Membeli Sayuran di Pasartradisional (Studi Kasus
Pasar Tradisional di Kota Medan)

Rambat L, Ahmad H. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat.


Jakarta.

66
Satya AP. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembeli
Pada Toko Buku Gramedia di Kota Semarang. Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Sarwono J. 2010. PASW Statistics 18 Belajar Statistik Menjadi Mudah dan


Cepat. Jakarta.
Suarman, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi. PT Remaja
Rosdakarta. Bandung.

Suardi P. 2018. Faktor-Faktor Produksi Terhadap Keuntungan Usahatani


Kangkung Darat (Ipomoea Raptans Poir) (Studi Kasus di Kelurahan
Kampung Enam Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan. [Skripsi].
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan.
[Indonesia].

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Bogor Selatan

Sugianto. 2010. Seri Belajar Cepat SPSS 18. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.

Suharni. 2012. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian


Oriflame Pada Pt. Orindo Alam Ayu di Pekanbaru. [Skripsi]. Fakultas
Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Pekanbaru. [Indonesia]

Sukma AR. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di


Indonesia Tahun 1980-2011. [Skripsi]. Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. [Indonesia]

Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis. PT Indeks, Jakarta

Supardi. 2013. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta Selatan, Indinesia.

Suprapto AG, Numaliana R, Fahmi I. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Susu Bubuk Bertumbuhan.
Vol. 7, No. 2 : 113-122

Suri A, (2013). Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian


Pada Pondok Lesehan Joko Moro di Pekanbaru. [Skripsi]. Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. [Indonesia]

Suryani, Tatik. 2008, Perilaku Konsumen, Jakarta.

Susanta H, Apriatni E.P. (2013) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Pembelian Pada Toko Buku Gramedia di Kota Semarang.
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro.

67
Swastha DH, Handoko H. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen, Edisi I. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Ujang, 2002. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembeli


Jakatra. Ghalia Indonesia.

Usman H, Akbar PS. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Yogyakarta.

Usman, (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Keputusan


Konsumen dalam Membeli Produk Amplang Mamaku di Kota Tarakan
(Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Amplang Mamaku). [Skripsi].
Universitas Borneo Tarakan, Tarakan. [Indonesia]

Utama IGNKY, (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam


Keputusan Pembelian Smartphone BlackBerry (Studi Kasus di Kota
Denpasar): [Skripsi].

Yulianti U, (2011). Faktor-Fakror yang Mempengaruhi Konsumen dalam Membeli


Makanan Jajan Tradisional di Kota Malang. [Jurnal]. Fakultas Ekonomi
Universitas Muhamadiyah Malang. [Indonesia]

68
LAMPIRAN

69
Lampiran 1 : Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

Bapak/Ibu yang Saya Hormati,

Saya Mahasiswi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Borneo Tarakan akan melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Beras Malaysia DI

Wilayah Perbatasan”, sehubugan dengan itu saya berharap Bapak/Ibu bisa

mengisi kuesioner yang telah saya sediakan. Atas kesdiaan waktu dan bantuan

Bapak/Ibu saya ucapkan banyak terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Alamat :

3. No Kontak :

4. Usia :……… Tahun

5. Pendidikan Terakhir :

6. Jenis Kelamin : Pria Wanita

7. Profesi/Pekerjaan : PNS Pegawai Swasta

Wiraswasta Petani

Pelajar/ Mahasiswa IRT

8. Pendapatan :

No Anggota Keluarga Pendapatan/Bulan

1 Suami (Ayah)

2 Istri (Ibu)

3 Anak

70
Pertanyaan Bagian I (Di isi oleh peneliti)

Karakteristik Responden

1. Berapa umur anda ?

a. 46-60 (3)

b. 31-45 (2)

c. 15-30 (1)

2. Jenis kelamin anda ?

a. Laki-laki (1)

b. Perempuan (2)

3. Pendidikan terakhir anda ?

a. D3 dan Sarjana (3)

b. SD, SMP dan SMA (2)

c. Tidak Sekolah (1)

4. Berapa pendapatan keluarga anda ?

a. (2.600.000-3.500.000)Tinggi (3)

b. (1.600.000-2.500.000) Menengah (2)

c. (500.000-1500.000) Rendah (1)

Rangsangan Produk

1. Menurut anda apakah produk beras Malaysia yang dijual itu murah ?

a. Mahal (3)

b. Sedang (2)

c. Murah (1)

71
2. Merek beras yang sering anda beli ?

a. Zazara Rice (3)

b. Pandan Rice (2)

c. Nasional (1)

3. Bagaimana kualitas beras yang anda konsumsi ?

a. Baik (3)

b. Kurang baik (2)

c. Tidak baik (1)

Keputusan Pembeli (Y)

1. Kebiasaan anda mengkonsumsi produk beras Malaysia ?

a. Sering mengkonsumsi (3)

b. Kadang-kadang mengkonsumsi (2)

c. Tidak mengkonsumsi (1)

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

1. Atas keinginan siapakah anda membeli produk beras Malaysia ?

a. Sendiri (3)

b. Keluarga (2)

c. Orang lain (1)

2. Jarak rumah anda dengan tempat anda membeli beras ?

a. Dekat (3)

b. Agak jauh (2)

c. Jauh (1)

72
Pertanyaan Bagian II (Di isi oleh responden)

1. Saya setuju jika produk beras Malaysia dijual di Desa Ajikuning.

a. Ya (Karena) …

b. Tidak (Karena)…

2. Saya membeli produk beras Malaysia karena mereknya yang menarik dan

sesuai dengan harganya.

a. Ya (Karena)

b. Tidak (karena) ….

3. Harga yang ditawarkan untuk beras Malaysia sesuai dengan pendapatan

saya.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

4. Saya membeli produk beras Malaysia karena kualitasnya yang baik.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

5. Saya membeli produk beras Malaysia kerena uang yang saya gunakan

adalah uang Malaysia.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

6. Saya membeli produk beras Malaysia karena adanya kemantapan untuk

membeli.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

73
7. Saya membeli produk beras Malaysia karena saya mempercayai bahwa

produk beras Malaysia baik di konsumsi.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

8. Saya membeli produk beras Malaysia karena saya merasa sesuai dan

merupakan keinginan saya sendiri.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

9. Saya membeli produk beras Malaysia karena lebih mudah di dapatkan.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

10. Saya membeli produk beras Malaysia karena ketertarikan saya untuk

membeli ulang.

a. Ya (Karena)…

b. Tidak (Karena)…

74
Lampiran 3 : Jumlah Penduduk Desa Ajikuning

Warga Negara RI Warga Negara Asing Jumlah Penduduk Kepala Keluarga KETERANGAN
No RT Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan L+P Ada Laporan/Tidak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 RT. 01 Dusun Abadi I 203 209 0 0 203 209 412 100 Ada Laporan
2 RT. 02 Dusun Abadi I 244 245 0 0 244 245 489 95 Ada Laporan
3 RT. 03 Dusun Abadi I 102 79 0 0 102 79 181 42 Ada Laporan
4 RT. 04 Dusun Abadi I 213 191 0 0 213 191 404 87 Ada Laporan
5 RT. 05 Dusun Abadi I 125 125 0 0 125 125 250 65 Ada Laporan
6 RT. 06 Dusun Abadi I 187 165 0 0 187 165 352 80 Ada Laporan
7 RT. 07 Dusun Abadi II 78 73 0 0 78 73 151 37 Ada Laporan
8 RT. 08 Dusun Abadi II 99 89 0 0 99 89 188 38 Ada Laporan
9 RT. 09 Dusun Abadi II 49 40 0 0 49 40 89 25 Ada Laporan
10 RT. 10 Dusun Abadi II 186 155 0 0 186 155 341 75 Ada Laporan
11 RT. 11 Dusun Abadi II 75 68 0 0 75 68 143 41 Ada Laporan
12 RT. 12 Dusun Abadi II 75 62 0 0 75 62 137 41 Ada Laporan
13 RT. 13 Dusun Abadi II 67 65 0 0 67 65 132 31 Ada Laporan
Jumlah 1.703 1.566 0 0 1.703 1.566 3.263 757

75
Lampiran 4 : Data Mentah
Keputusan Jenis Pendidikan Pendapatan
Konsumen Umur Kelamin Terakhir Angkatan Keluaega Harga Merek Kualitas
Responden (Y) (X1) (X2) (X3) Kerja (X4) (X5) (X6) (X7) (X8)
1 2 1 1 3 3 3 3 3 3
2 3 3 0 2 2 1 1 1 3
3 2 1 0 2 1 1 1 1 2
4 3 1 0 2 1 1 1 2 3
5 3 3 0 2 1 1 1 1 3
6 3 2 0 2 2 1 1 1 3
7 3 3 1 1 3 1 1 1 3
8 2 1 0 3 3 3 3 3 2
9 3 3 0 2 1 1 1 1 3
10 3 2 0 2 2 1 1 1 3
11 3 3 0 1 1 1 1 1 3
12 3 3 0 2 3 2 2 2 3
13 3 3 0 2 1 1 1 1 3
14 3 2 0 2 1 1 1 2 3
15 3 3 0 1 1 1 1 1 3
16 3 3 1 2 2 1 1 1 3
17 3 2 0 1 1 1 1 1 3
18 2 1 0 3 3 2 3 3 3
19 3 3 0 1 1 1 2 1 3
20 3 1 0 2 3 1 1 1 3
21 3 3 0 1 1 1 1 2 3
22 3 1 0 1 1 1 2 1 3
23 3 3 0 3 3 2 1 1 2
24 3 1 1 1 3 1 1 1 3
25 3 3 0 2 1 1 1 2 3
26 3 1 0 1 1 1 1 1 3
27 3 1 0 2 2 2 2 2 3
28 3 2 0 3 3 3 3 3 3
29 3 2 0 3 3 3 3 3 3
30 3 2 0 1 1 1 1 1 3
31 3 3 0 1 1 1 1 1 3
32 3 3 0 1 1 1 1 1 3
33 3 1 0 2 1 2 1 1 3
34 2 3 1 3 3 2 2 2 3
35 3 3 0 2 1 1 1 1 3
36 3 3 0 1 1 1 1 1 3
37 3 2 0 2 1 1 1 1 3
38 3 3 0 1 1 1 1 1 3
39 2 1 0 3 3 2 2 2 3
40 3 1 0 2 2 1 1 1 3
41 3 1 0 2 3 3 2 2 3
42 3 1 0 1 1 1 1 1 3

76
Lampiran 5 : Karakteristik Responden
Karakteristik Konsumen
No Nama keputusan membeli Umur Jenis Kelamin Pendidikan Angkatan Kerja Pendapatan
1 Abdurrohman Alhabshy, S. Pd, i Kadang-kadang Mengkonsumsi 30 pria Sarjana PNS 2600000-3500000
2 Miliana Sering Mengkonsumsi 46 Wanita SD Wiraswasta 500000-1500000
3 Sitti Hoor Ahhisa Kadang-kadang Mengkonsumsi 18 Wanita SMA Pelajar/Mahasiswa 500000-1500000
4 Nur Asia Sering Mengkonsumsi 24 Wanita SMA IRT 500000-1500000
5 Diana Sering Mengkonsumsi 47 Wanita SD IRT 500000-1500000
6 Maya Sering Mengkonsumsi 32 Wanita SD Wiraswasta 500000-1500000
7 Bahtiar Sering Mengkonsumsi 54 pria Tidak Sekolah Petani 500000-1500000
8 Dina Sarina A. Md Kadang-kadang Mengkonsumsi 24 Wanita D3 Wiraswasta 2600000-3500000
9 Sumarni Sering Mengkonsumsi 49 Wanita SD IRT 500000-1500000
10 Becce Sering Mengkonsumsi 59 Wanita SD Wiraswasta 500000-1500000
11 Ummu Sering Mengkonsumsi 58 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
12 Rahmatang Sering Mengkonsumsi 60 Wanita SD Wiraswasta 1600000-2500000
13 Marni Sering Mengkonsumsi 46 Wanita SMP IRT 500000-1500000
14 Hasna Sering Mengkonsumsi 44 Wanita SMP IRT 500000-1500000
15 Senabong Sering Mengkonsumsi 60 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
16 Muhammad Amin Sering Mengkonsumsi 48 pria SMA Wiraswasta 500000-1500000
17 Irma Sering Mengkonsumsi 32 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
18 Warni Humayrah A. Md Kadang-kadang Mengkonsumsi 23 Wanita D3 Pegawai Swasta 1600000-2500000
19 Sitti Aysia Sering Mengkonsumsi 47 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
20 Inha Sering Mengkonsumsi 23 Wanita SMA Wiraswasta 500000-1500000
21 Ramla Sering Mengkonsumsi 58 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
22 Rusna Sering Mengkonsumsi 29 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
23 Ratnawati, A.Ma Sering Mengkonsumsi 46 Wanita Sarjana PNS 1600000-2500000
24 Sarman Sering Mengkonsumsi 23 pria Tidak Sekolah Pegawai Swasta 500000-1500000
25 Sitti Sering Mengkonsumsi 50 Wanita SD IRT 500000-1500000
26 Irmadayana Sering Mengkonsumsi 30 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
27 Jumaini Sering Mengkonsumsi 22 Wanita SMA Wiraswasta 1600000-2500000
28 Fatmawat, S. Pd. i Sering Mengkonsumsi 43 Wanita Sarjana PNS 2600000-3500000
29 Samsidar, S. Ag Sering Mengkonsumsi 45 Wanita Sarjana PNS 2600000-3500000
30 Ani Sering Mengkonsumsi 44 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
31 Sittialang Sering Mengkonsumsi 59 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
32 Hasmia Sering Mengkonsumsi 49 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
33 Juliana Sering Mengkonsumsi 20 Wanita SMA Pelajar/Mahasiswa 1600000-2500000
34 Alamsyah. L, A.Ma Kadang-kadang Mengkonsumsi 47 pria Sarjana PNS 1600000-2500000
35 Sanatang Sering Mengkonsumsi 52 Wanita SD IRT 500000-1500000
36 Ella Sering Mengkonsumsi 48 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
37 Rohani Sering Mengkonsumsi 54 Wanita SD IRT 500000-1500000
38 Jumrah Sering Mengkonsumsi 48 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000
39 Rasni Yanti A. Md Kadang-kadang Mengkonsumsi 23 Wanita D3 Pegawai Swasta 1600000-2500000
40 Erna Sering Mengkonsumsi 23 Wanita SMA Pelajar/Mahasiswa 500000-1500000
41 Ririn adlia Sering Mengkonsumsi 25 Wanita SMA Pelajar/Mahasiswa 2600000-3500000
42 Fitri Sering Mengkonsumsi 24 Wanita Tidak Sekolah IRT 500000-1500000

77
Lampiran 6 : Rangsangan Produk
Rangsangan Produk
No Harga Merk kualitas
1 Mahal Zazara Rice Baik
2 Murah Nasional Baik
3 Murah Nasional Kurang Baik
4 Murah Zazara Rice Baik
5 Murah Nasional Baik
6 Murah Nasional Baik
7 Murah Nasional Baik
8 Mahal Zazara Rice Kurang Baik
9 Murah Nasional Baik
10 Murah Nasional Baik
11 Murah Nasional Baik
12 Sedang Pandan Rice Baik
13 Murah Nasional Baik
14 Murah Pandan Rice Baik
15 Murah Nasional Baik
16 Murah Nasional Baik
17 Murah Nasional Baik
18 Mahal Zazara Rice Baik
19 Sedang Nasional Baik
20 Murah Nasional Baik
21 Murah Nasional Baik
22 Sedang Nasional Baik
23 Murah Nasional Kurang Baik
24 Murah Nasional Baik
25 Murah Pandan Rice Baik
26 Murah Nasional Baik
27 Sedang Pandan Rice Baik
28 Mahal Zazara Rice Baik
29 Mahal Zazara Rice Baik
30 Murah Nasional Baik
31 Murah Nasional Baik
32 Murah Nasional Baik
33 Murah Nasional Baik
34 Sedang Pandan Rice Baik
35 Murah Nasional Baik
36 Murah Nasional Baik
37 Murah Nasional Baik
38 Murah Nasional Baik
39 Sedang Pandan Rice Baik
40 Murah Nasional Baik
41 Sedang Pandan Rice Baik
42 Murah Nasional Baik

78
Lampiran 7 : Daftar Harga Beras Malaysia yang Ada di Desa Ajikuning
NO Merek Beras Harga Beras (Rp) Berat Bersih (kg)
1 Zara Rice 92.000.00,- 10 kg
2 Pandan Rice 90.000.00,- 10 kg
3 Nasional 89.000.00,- 10 kg

79

Anda mungkin juga menyukai