ALIFURRAHMAN
1602405070
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
2
KRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo
ALIFURRAHMAN
1602405070
PENGESAHAN PROPOSAL
Menyetujui,
Mengesahkan,
ii
6
ABSTRAK
vi
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul
“Peran Serta Stakeholder Dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Desa Tawakua
Cekamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur”.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Hanafie Mahtika, Ms., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Bapak Rahman Haeruddin,S.P., M. Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Bapak Abdul Rais, S. Si., M. Ling. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis,
4. Bapak Dr. Suaedi, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan kepercayaan, perhatian, bimbingan, dan masukan yang sangat
berarti kepada penulis.
5. Ibu Dharma Fidyansari. S.Pi., M.M. Selaku pembimbing II dalam penulisan
porposal ini yang telah memberikan ilmu, perhatian, arahan dan masukan yang
sangat berarti kepada penulis.
6. Khususnya kedua orang tua yang telah memberikan doa restu sehingga proses
penulisan proposal ini dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu, serta tak
lupa saudara-saudara dan keluarga yang menjadi salah satu motivasi penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Selama proses penyelasaian Skripsi ini dengan segala kerendahan hati penulis
berharap semoga apa yang tertulis dalam Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama bagi penulis pribadi.
Palopo, November 2019
Alifurrahman
vi
8
RIWAYAT HIDUP
Alifurrahman, lahir pada tanggal 20 Desember 1997, di Desa
Tawakua, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur.
Anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Alisah dan
Rakyah. Pendidikan formal yang telah dilulusi adalah Sekolah
Dasar Madarasah Nahdlatul Wathan, tamat pada tahun 2011.
Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama SMP Negri 1
Angkona, tamat pada tahun 2013, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan
di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Angkona, tamat pada tahun 2016
dan pada tahun yang sama penulis kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto
Palopo.
vii
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI ............................. ii
KETERANGAN HASIL SILIMILARITY CHECK SKRIPSI .......................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................ ........................................................... vi
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ........................................................................................ 4
2.4 Penelitian yang Relevan ...................................................................... 8
2.5 Kerangka Fikir ..................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 12
3.3 Populasi dan Sampel............................................................................ 12
3.4 Tehnik Pengambilan Data................................................................... 13
3.5 Jenis dan Sumber Data......................................................................... 13
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 14
3.7 Defenisi Operasional ........................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.................................................................................................... 16
viii
10
ix
11
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Penduduk di Desa Tawakua. ............................................................ 17
2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tawakua .............. 18
3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pehencarian di Desa Tawakua ................. 19
4. Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Tawakua......................................... 20
5. Jumlah Responden Menurut Umur ............................................................... 21
6. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......................................... 22
7. Jumlah Responden Menurut Luas Lahan ...................................................... 22
8. Penyebab Petani Melakukan Alih fungsi Lahan ........................................... 23
9. Peran Serta Petani Terhadap Alih Fungsi lahan............................................ 24
10. Peran Serta Pemerintah Setempat ................................................................. 26
11. Peran Serta Penyuluh Pertanian Terhadap Alih Fungsi Lahan ..................... 27
12. Peran Serta Dinas Pertanian Terhadap Alih Fungsi Lahan ........................... 28
x
12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir. ............................................................................................. 11
2. Dokumentasi ................................................................................................ 52
xi
13
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Izin Penelitian. ..................................................................................... 40
2. Panduan Wawancara ..................................................................................... 41
3. Panduan Obserfasi......................................................................................... 50
4. Identitas Responden ...................................................................................... 51
5. Dokumentasi ................................................................................................. 51
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengairannya tidak nggunakan irigasi. Pengairan pada sawah ini hanya berbasis
pada air hujan.
Menurut Sumaryo dan Tahlim (2005), manfaat lahan pertanian dapat
lagi menjadi dua kategori, use value dan non use value. Use value atau manfaat
penggunaan didapat dari hasil eksploitasi atau kegiatan usaha tani yang dilakukan
dan lahan pertanian. Sedangkan non use value atau manfaat bawaan merupakan
manfaat yang tercipta sendirinya walaupun bukan merupakan tujuan dari kegiatan
sploitasi dari pemilik lahan pertanian. Yoshida dan Kenkyu (1996) dalam
maryanto (2005) mengutarakan pendapat lain tentang manfaat dari lahan
rtanian. Menurut mereka lahan pertanian dapat berperan dari aspek lingkungan,
erti pencegah banjir, pengendali keseimbangan air, pencegah erosi, pengurangan
pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah rumah tangga, dan pencegah
pencemaran udara yang berasal dari gas buangan.
3. Stakeholder
Stakeholder adalah individu, kelompok organisasi baik laki-laki atau
perempuan yang memiliki kepentingan, terlibat atau dipengaruhi (positive atau
negative) oleh suatu kegiatan program pembangunan” Hertifah (2003, h.29).
Hal serupa juga dikemukakan oleh Scheemer (2000) yang menyebutkan
“Stakeholders in a process are actors persons, groups or organizations with a
vested interest in the policy being promoted”. Sedangkan Gonsalves et al. yang
dikutip oleh Iqbal (2007,h.90) mendeskripsikan stakeholder sebagai siapa yang
memberikan dampak dan/atau yang terkena oleh dampak dari suatu program,
kebijakan, dan/atau pembangunan. Mereka bisa sebagai individu, komunitas,
kelompok sosial, atau suatu lembaga yang terdapat dalam setiap tingkat golongan
masyarakat. menurut Nugroho (2014, h.16-17) stakeholder dalam program
pembangunan dapat diklasifikiasikan berdasarkan perannya, yitu :
a. Policy creator, stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan
penentu suatu kebijakan.
b. Koordinator, stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder lain
yang terlibat.
c. Fasilitator, stakeholder yang berperan memfasilitasi dan mencukupi apa
yang dibutuhkan kelompok sasaran.
d. Implementer, stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk
kelompok sasaran.
e. Akselerator, stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan
7
kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan
lebih cepat waktu pencapaiannya.
tani karena petani belum terbiasa menggunakan teknologi baru, dan kelompok tani
masih belum berkembang karena masih bergantung kepada penyuluh.
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari pihak-pihak lain atau data
yang di peroleh secara tidak langsung melalui media perantara, data ini umumnya
berupa buku, jurnal catatan atau laporan historis yang telah ersusun dengan arsip.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memiliki kedua dari komoditi unggulan di atas yakni perkebunan kelapa sawit dan
juga lahan sawah.
a. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk adalah kondisi wilayah yang dimana berdomisili yang
terdapat satu komunitas yang menunjukkan kondisi dari saatu masyarakat.
Sedangkan penduduk adalah orang yang tinggal di daerah tersebut yang secara
hokum berhak tinggal di daerah tersebut. Keadaan penduduka dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang yakni berdasarkan jumlah penduduk menuurut jenis
kelamin, tingkat pendidikan, serta mata pencaharian. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut ini:
beerjumlah 976 oran denaan persentasi 28.9 % dan bahkan banyak dari
masyarakat yang tidak tamat SD degan jumlah 544 orang dengan persentasi 16.1 .
c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Tawakua merupakan salah satu daerah di Kecamatan Angkona yang
sebagian besarnya menggantunkan kehidupannya di bidang pertanian sebagai
suatu sumber pendapatan utama di desa tersebut. Sebagai masyarakka yang hidup
di daerah yang perrtaniaan adaalah sumber pendapaatan makaa timbul bebberapa
mmacam pekerjaan yaang berkaitan dalam bidaang pertanian yang dapaat
meembanatu pereonomianmaasyarakat yang tinggaal di detaa Tawakua. Mengenai
keadaan penduduk di Desa Tawakua berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
jumlah penduduk dengan jumlah mata pehencaarian terendah adalah Imam Mesjit
berjumlah 7 Jiwa dengan persentase 0,2.
d. Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Tawakua
Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur mutlak dalam suatu
wilayah sebagai upaya pengembangan kegiatan ekonomi dan kelancaran
pembangunan di suatu daerah sangat ditentukan oleh adanya sarana dan prasarana
diwilayah tersebut, terutama sangat erat kaitannya dengan aktivitas keagamaa,
perekonomian, pendidikan, dan sosiaal budaya. Adapun sarana dan prasarana
yang ada di Desa Tawakua Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu UTimur dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
mudah lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko
dan lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai kapasitas
pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengelolah
usahanya sehingga sangat berhati-hatidalam bertindak, mengambil keputusan, dan
cenderung bertindak dengan hal-hal yang bersifat tradisional, disamping itu
kemampuan fisiknya sudah mulai berkurang.
Menurut data dari badan pusat statistika (BPS 2014-2015) kelompom usia
produktif di identifikasikan sebagai kelompok yang terdiri dari orang yang berusia
15- 64 tahun. Untuk mengetahui keadaan responden di Desa tawakua Berdasarkan
Kelompok umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
sawit rendah berjumlah 10 orang dengan persentase 41.7% dan jumlah petani
yang melakukan alih fungsi lahan karena ikut-ikutan berjumlah 5 orang dengan
persentase 20.8%. dengan demikian sebagian besar penyebab petani melkukan
alih fungsi lahan adalah karena harga sawit yang rendah.
4. Peran Serta Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan
Petani adalah seseorang yang bergerak dibidang bisnis pertanian yang
utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk
menumbuhkan dan memelihara tanaman. Dengan harapan untuk memperoleh
hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya.
Peran serta adalah kontribusi dari masyarakat dalam proyek alihfungsi
lahan, di mana petani yang menjadi pelaku dalam proyek ini memiliki peran
sebagai penyedia lahan dan bertanggung jaw ab atas keberhasilan dari alih fungsi
lahan tersebut. Petani yang di berikan izin untuk melakukan alih fungsi lahan
adalah petani yang memang benar bersungguh-sungguh ingin berubah dan
mengubah masa depan mereka. Peran serta petani dapat dilihat pada tabel di
berikut:
Selain ungkapan dari bapak Repi selaku penyuluh pertanian desa tawakua
yang menangini masalah alihfungsi lahan di desa tawakua mengenai perasan serta
27
Tabel 12. Perean serta penyuluh pertanian terhadap alih fungsi lahan.
Peran serta Penyuluh Pertanian Petani Persentase %
a. Pengumpulan dan penyediaan berkas 5 20.8
b. Membuat Kelompomk Tani 10 41.7
c. Pendampingan 9 37.5
Jumlah 24 100.00
Sumber. Data setelah diolah (2020)
Tabel 13. Peran serta dinas pertanian terhadap alih fungsi lahan.
Peran serta Dinas Pertanian Petani Persentase %
a. Mensurver lokasi 5 20.8
b. Pengambil keputusan 15 62.5
c. Membuat anggaran 4 16.7
Jumlah 24 100.00
Sumber. Data setelah diolah (2020)
4.2 Pembahasan
1. Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan
Alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah berubahnya satu penggunaan
lahan ke penggunaan lainnya, alih fungsi lahan ini secara umum menyangkut
transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke
penggunaan lainnya. Alih fungsi lahan bisa berdampak baik atau berdampak
buruk terhadap perokonomian masyarakat, namun alih fungsi lahan juga di
perlukan jika lahan yang tersebut sudah tidak dapat lagi menghasilkan jika
lahan tersebut di Tanami tanaman tersebut. Jadi di perlukan penggantian
tanaman agar lahan dapat berproduksi kembali.
Alih fungsi lahan tidak selamanya menimbulkan keruagian selagi alih
fungsi lahan yang terjadi sama-sama dalam konteks pertanian, yaitu mengganti
jenis tanaman yang akan di tanam menjadi jenis tanaman yang lebih
menguntungkan dan lebih mampu mensejahterajan masyarakat.
Dedesa tawakua sendiri alih fungsi lahan terjadi karena ada 3 sebab
utama seperti yang tercantum pada tabel 9. Di jelaskan bahwa penyebab yang
pertama sehingga terjadinya alih fungsi lahan karena produksi tanaman sawit
29
alam yang tersedia. Oleh karena itu pemerintah perlu sekali memperhatikan petani
sebagai pelaku penting dalam perekonomian dipedesaan. DesaTawakua adalah
salah satu desa yang berada di Kecamatan angkona Kabupaten Luwu Timur yang
sumber mata pencaharian utama masyarakat adalah bertani.
Petani adalah pelaku utama dalam kegiatan alih fungsi lahan yang
terjadi di desa tawakua, tanpa adanya petani alih fungsi lahan tidak akan bisa
terlaksana, peran serta petani sudah pasti lebih berat ketimbang pihak-pihak
lain yang juga berperan dalam alih fungsi lahan ini karena petani selaku
pelaksana dan yang akan menerima sebab akibat dari alih fungsi lahan, baik itu
berakibat baik atau berakibat buruk, namun petani selalu ingin berusaha untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Pada tabel 10. Menunjukkan ada tiga peran serta petani dari hasil
wawancara yang di lakukan dengan 24 petani responden, peran yang pertama
adalah petani berperan sebagai pelaku, pelaku di yang dimaksutkan adalah
petani sebagai pelaksana, petani sebagai orang yang melakukan kegiatan alih
fungsi lahan tersebut, pada awal timbul keinginan petani untuk melakukan alih
fungsi lahan petani melihat apabila terus bertahan pada pada tanaman sawit
tidak akan pernah ada perubahan di mana tanaman kelapa sawit sudah tidak
produktif lagi di tambah dengan harga kelapa sawit yang terus menurun,
sehinga timbul keinginan bsear untuk mengalih fungsikan lahan mereka, petani
kemudian mengajukan keinginan mereka untuk melakuakan perombakan yaitu
pengaliahn fungsi lahan ke tanaman padi kepada pihak desa selaku pemimpin
daerah, setelah dari desa memberikan pengarahan petani tinngal menunggu
keputusan dan mempersiapkan diri untuk melengkapi semua berkas-berkas
yang di butuhkan.
Peran petani sebagai pembuka lapanagn pekerjaan, petani yang
melakukan alih fungsi lahan mereka sebagiuan besar adalah petani yang telah
lama bertani tanaman sawit jadi untuk memulai bercocok tanam pada akan
sedikit meyusahkan melihat cara perawatan antara tanaman lelapa sawit dan
pada sangan jau berbeda, jadi agar alih fungsi lahan yang mereka lakukan bisa
di katakana berhasil sebagain responden yang melakukan alih fungsi lahan
memberikan orang lain untuk menggarap lahan nya untuk sementara selagi
31
pemilik lahan belajar untuk berbudi daya tanaman padi tersebut, petani memilih
petani lain yang lebih berpengalaman di bidang persawahan sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu dengan terjadinya alih fungsi
lahan ini akan terbuka lapanagn pekerjaan bagi masyarakat lain sperti pembawa
alat berat mendapatkan pekerjaan menebang dan meratakan tanah, pembawa
alat Traktor penggembur lahan sawah, penanam, dan lain sebagainya.
Peran petani sebagai penangggung jawab, petani yang menjadi pelaku
utama dalam alih fungsi lahan ini di tuntut untuk selalu bertanggung jawab atas
apa yang meraka rencanakan dan mereka lakukan, dalam halini alih fungsi lahan
adalah sesuatu yang dapat berakibat buruk jika tidak di tangani dengan baik,
sehingga dari pihak pemerintah mengharuskan bagi petani yang melakukan alih
fungsi lahan berungguh-sungguh dalam menjalankannya, petani harus
bertanggung jawab atas apa yang di berikan pemerintah sehinnga ada timbale
balik yang di dapatkan baik itu untuk petani itu sendiri,untuk orang lain dan juga
untuk kemajuan desa itu sendiri.
3. Peran Serrta Pemerintah Setempat
Pemerintah desa adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola
wilayah tingkat desa, mengayomi masyarakat, dan bertanggung jawab atas
pembangunan infrastruktur desa agar menjadi desa yang makmur dan
mensejahterakan masyarakat, terkait dalam alih fungsi lahan yang terjadi pihak
desa berperan penting terhadap petani selalu memberikan dukungan, bantuan dan
selalu mengawasi petani agar apa yang di harapkan mampu di capai dengan baik,
karena tak bisa di pungkiri petani akan melakukan hal-hal semaunya jika tidak
adanya pengawasan dari pihak-pihak pemerintah.
Pada tabel 11. Dapat di lihat bahwa peran pemerintah setempat brdasarkan
hasil wawancara dengan petani ada tigaperan, peran yang pertama adalah
pemerintah setempat sebagai Pendukung, sebagi pemerintah bertugas mendukung
apapun yang di inginkan masyarakatnya selagi aoa yang di inginkan itu berakibat
baik bagi semua kalangan, dukungan yang di kaitkan dalam alih fungsi lahan ini
adalah pemerintah setempat selalu menberikan jalan untuk bisa menjalankan apa-
apa saja yang di butuhkan masyarakatnya saat ini, pemerintah setempatpun
mengerti le adaan bahwa asaat ini perkebunan kelapa sawit emang lagi mengalami
32
penurunan baik itu dari segi produksi dan juga harga, namun dari pihak pemeritah
setempat pun me,mberiakn persyratan kondisi lahan yang bisa di jadikan atau di
alih fungsikan lahan sebagai areal persawahan, di antaranya seperti lahan yang
berda di dataran rendah dan dekat dengan sumber air, lahan yang sudah benar-
benar tidak berproduksi dengan baik dan likasinya masi memungkinkan untuk
mendapatkan pasokan air dan lahan yang petani ingin alih fungsikan adalah tanah
milik pribadi.
Setelah semua persyaratan terpenuhi peran pemerintah selanjutnya adalah
membantu petani untuk mangajukan proposal denagnmenyediakan berkas-berkas
yang di perlukan dari pihak desa, yang selanjutnya nanti akan di berikan kepada
penyuluh pertanian untuk meneruskan dan memberikan tambahan yang nanti akan
langsung di berikan kepada dinas pertanian.
Peran serta pemerintah setempat setelah alih fungsi lahan terlaksana adalah
sebagai pengawas, segala aktifitas petani memang seharusnya selalu di berikan
pengawasan agar rencana tidak melenceng dari tujuan yang di harapkan,
pengawasan yang di berikan pemerimtah setempat berupa pengontrolah langsung
ke lapangan, melakukan pembinaan bersama penyuluh minimal 2 kali sebulan
agar se mua yang di harapkan berjalan dengan maksimal.
4. Peran Serta Penyuluh Pertanian Terhadap Alih Fungsi Lahan
Penyuluh pertanian adalah orang yang bertugas dalam memberikan
dorongan kepada petani agar mampu mengubah cara berpikir, carakerja, dan cara
hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan, baik pengetahuan budidaya dan
teknologi, menurut Mardikanto (2009) Penyuluh petrtanian adalah suatu proses
perubahan social, ekonomidan politik untuk memberdayakan dan memperkuat
kemampuan masyararakat melalui proses belajar bersama yang partisipasi, agar
terjadi perubahan prilaku pada diri diri sendiri dan semua orang yang ikut terlibat
dalam proses pengembangan, demi terwujutnya kehidupan yang berdaya, mandiri
dan partisipatip yang semakin sejahtera dan berkelanjutan.
Penyuluh pertanian berperan aktip terhadap alih fungsi lahan yang terjadi
desa tawakua kecamatan angkona, peran penyuluh pertanian sangat di butuhkan
untuk membina dan memberi dampingan kepada masyarakat agar alih fungsi
lahan yang mereka lakukan lebih terarah dan memberi pembelajaran langsung
33
kepada petani yang baru pertama kali melakukan budi daya tanaman padi.
Berdasarkan Tabel 12. Menjelaskan bahwa peran serta penyuluh pertanian
terhadap alih fungsi lahan, yang petma peran serta sebagai Pengumpul dan
penyedia berkas, berkas-berkas yang dukumpul berupa nama-nama petani yang
ingin melakukan alih fungsi lahan, fotokopi KTP, KK, Sertifikat tanah, data luas
lahan yang ingin di alih fungsikan dan juga surat persetujuan dari desa, semua hal-
hal yang bisa mendukung agar alihfung lahan ini bisa terlaksana.
Peran serta penyuluh pertanian terhadap alih fungsi lahan di desatakua
selanjutnya adalah pembentukan kelompok tani, ini di maksut kan agar
pengonrolan dan pemberian bantuan lebih gampang dan lebih cepat, karena jika
setiap petani yang ingin melakukan alih fungsi lahan mengurusmasing-masing
akan lebih menyusahkan, dengan adanya kelompok tani selain lebih memudahkan
dan juga gampang dalam pengontrolan dan pemberian bantuan dari pusat
nantinya, kelompok tani yang di buat beranggotakan 20-22 orang dalam satu
kelompok, dan terbagi menjadi beberapa kelompok yang di gabung berdasarkan
letak lahan. Pengambilan 20-22 orang dalam satu kelompok di maksutkan agar
lebih mudah dalam pengawasan oleh ketua kelompok jika terlalu banyak akan
menimbulkan persainagn-persaingan yang nantinya bisa memecah keberadaan
kelompok.
Peran serta penyuluh pertanian terhadap alih fungsi lahan di desa tawakua
kecamatan angkona selanjutnya adalah penyuluh pertanian sebagai pendamping,
pendampingan di sini adalah pendampingan dari awal proses perencanaan alih
fungsi lahan hingga alih fungsi lahan benar-benar terjadi, penyuluh pertanian
mendampingi petani dalam pengurusan perizinan alih fungsi lahan dan segala
bentuk keterkitan petani dengan dinas pertanian penyuluhselalu ada dan menjadi
perantara sehinnga bisa mencapai kesepakatan, penyuluh pertanian selalu
memberikan arahan-arahan kepada petani tentang apa yang harus di lakukan agar
alih fungsi lahan ini bisa berjalan dengan baik
5. Peran Serta Dinas Pertanian Terhadap Alih Fungsi Lahan
Dinas pertanian merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di
bidang pertanian yang menjadi kewenangan yang di pimpin oleh kepala dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada buapati melalui
34
Adapun kelebihan dari penelitian ini adalah lokasi penelitian yang tidak
terlalu jauh dari tempat tinnggal penulis yang tidak terlalu jauh dari dari tempat
tinggal penulis sehingga memudahkan penulis dalam pengambilan data, tidak
memerlukan biaya yang banyak, dan waktu yang lama dalam melakukan
penelitian. Dalam pengambilan data responden yang ditemui sangat terbuka
mengenai alih fungsi lahan yang dilakukannya sekarang dan menjamu penulis
pada saat pengambilan data di Desa Tawakua Kecamatan angkona Kabupaten
Luwu Timur.
Secara umum kekurangan dalam penelitian ini adalah waktu penelitian
yang terbtas dan penulis terkendala dalam pengambilan data terkadang responden
yang akan penulis temui tidak ada dilokasi karena responden memilikikesibukan
masing-masing pada siang hari. Jadi sebelum menemui responden harus membuat
janji terlebih dahulu dan mewawncarai responden pada malam hari disaat mereka
telah istrahat dari pekerjaannya.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi
dan waktu penelitian sebelumnya adalah lokasi dan waktu penelitian yang
berbeda, hasil darn pembahasan dalam penelitian penulis mengemukakan bahwa
alih fungsi lahan yang terjadi di Desa Tawakua Kecamatan Angkona Kabupaten
Luwu Timur mendapat dukungan dan perhatian penuh terhadap pemerintah
setempat, penyuluh pertanian, dan dinas terkait. Untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pendapatan petani. Dengan harapan peran serta stakeholder
terhadap pembangunan pertanian memiliki manfaat dan keberlanjutan sehingga
bantuan dana yang diberikan untuk alih fungsi lahan perkebunan kelapa sawit
menjadi lahan persawahan tidak terbuang percuma.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tawakua Kecamatan Angkona
Kabupaten Luwu Timur mengenai peran serta Stakeholder terhadap alih fungsi
lahan di desa Tawakua dapat di simpulkan sebagai berikut:
Peran serta stakeholder terhadap alih fungsi lahan yang terjadi di desa
tawakua kecamatan angkona saling berkaitan antara stakeholder yang satu dengan
satakeholder yang lainnya, hal ini menunjukkan kerja sama yang baik untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat secara bersama-sama, di mana keterkaitan
itu adalah peran serta petani yaitu sebagai pelaku alih fungsi lahan, sebagai
pembuka lapangan pekerjaan, dan sebagai penanggung jawab, peran serta
pemerintah setempat adalah mendukung keinginan dan kepusan petani, pengajian
proposal dari desa dan mengawasi, peran serta penyuluh pertanian adalah sebagai
pengumpul dan penyedia berkas yang du butuhkan dalam penbuatan proposal,
membuat kelompok tani dan berperan sebagai pendamping petani, peran serta
dinas pertanian adalah mensurvey lokasi alih fungsi lahan, pengambilan
keputusan dan pembuatan angaran.
5.2 Saran
Setelah peneliti melakukan penelitian maka saran yang dapat di
kemukanakan oleh penulis yaitu:
1. Bagi pemerintah hendaknya lebih berperan aktif dalam membantu petani
dalam memecahkan masalah yang petani hadapi, memberikan pellatihan-
pelatihan tatacara bertani padi bagi petani yang baru melakukan alih fungsi
lahan, karena banyak di antaranya masi belum terlalu paham akan cara
bercocok tanam padi.
2. Bagi petani yang melakukan alih fungsi lahan dan baru pertama kali
menanam padi, lebih banyak bertanya kepada orang-orang yang
berpengalaman dan selalu berkoordinasi dengan penyuluh pertanian yang
selalu siap membantu segala jenis permasalah yang di hadapi petani baru,
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
39
PANDUAN WAWANCARA
Judul Penelitian :
Peran Serta Stakeholder Dalam Alih Fungsi Lahan
Pertanian Di Desa Tawakua Cekamatan Angkona
Kabupaten Luwu Timur
Nama Peneliti : Alifurrahman
NIM : 1602405070
No. Hp : 082347910569
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
II. Daftar Pertanyaan
Petani
1. Berapa luas lahan anda.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Apakah peran anda dalam melakukan alih fungsi lahan.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Apa penyebab anda melakukan alih fungsi lahan.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Apa di desa ini terdapat ke,lompok tani.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
41
14. Apa keuntungan yang anda dapatkan dalam keikutsertaan dinas pertanian dalam alih
fungsi lahan.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
42
15. Apakah keikut sertaan dinas pertanian di anggap penting atau tidak dalam alih fungsi
lahan.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
16. Apakah anda mendapat bantuan dari pemerintah mengenai alih fungsi lahan.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
17. Menurut anda, sejak di lakukan alih fungsi lahan apakah menguntungkan atau tidak.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
18. Menurut anda, apakah alih fungsi lahan yang sedang anda lakukan dapat di nilai
berhasil.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
19. Apa yang anda sudah capai sejak alih fungsi lahan terjadi.?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
43
PANDUAN WAWANCARA
Judul Penelitian : Peran Serta Stakeholder Dalam Alih Fungsi
Lahan Pertanian Di Desa Tawakua Cekamatan
Angkona Kabupaten Luwu Timur
Nama Peneliti : Alifurrahman
NIM : 1602405070
No. Hp: 082347910569
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
II. Daftar Pertanyaan
Kepala desa
1. Bagai mana Pandangan anda terhadap alihfungsi lahan..?
Jawab:…………………………………………………………………………...
.......................................................................................................................
2. Bagai mana pendapat anda dengan alihfungsi lahan yg banyak terjadi akhir-
akhhir ini..?
Jawab:,…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Menurut anda Baik atau tidak kah alih fungsi lahan itu..?
Jawab:…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..……
44
PANDUAN WAWANCARA
Judul Penelitian : Peran Serta Stakeholder Dalam Alih Fungsi
Lahan Pertanian Di Desa Tawakua Cekamatan
Angkona Kabupaten Luwu Timur
Nama Peneliti : Alifurrahman
NIM : 1602405070
No. Hp : 082347910569
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
II. Daftar Pertanyaan
Dinas Terkait
1. Bagai manaPandangan anda terhadap alihfungsi lahan..?
Jawab:……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Apa peranan pemerintah dalam alihfungsi lahan yang terjadi..?
Jawab:……………………………………………………………………………
…….……..…………………………………………………………………
3. Adakah larangan melakukan alihfungsi lahan..?
Jawab:……………………………………………………………………………
….……..……………………………………………………………………
4. Apakah alihfungsi lahan di izinkan..? apa persyaratannya..?
Jawab:……………………………………………………………………………
….……..……………………………………………………………………
46
PANDUAN WAWANCARA
Judul Penelitian : Peran Serta Stakeholder Dalam Alih Fungsi
Lahan Pertanian Di Desa Tawakua Cekamatan
Angkona Kabupaten Luwu Timur
Nama Peneliti : Alifurrahman
NIM : 1602405070
No. Hp : 082347910569
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :
II. Daftar Pertanyaan
Penyuluh Pertanian
1. Bagaimana presepsi / pandangan anda terhadap alih fungsi lahan..?
Jawab:…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Adakah peran serta Penyuluh pertanian dalam alih fungsi lahan..?
Jawab:…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Baik atau tidak ketika melakukan alihfungsi lahan..?
Jawab:…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Kenapa alihfungsi lahan bisa terjadi..?
Jawab:…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
48
PANDUAN OBSERVASI
Judul Penelitian :
Peran Serta Stakeholder Dalam Alih Fungsi Lahan
Pertanian Di Desa Tawakua Cekamatan Angkona
Kabupaten Luwu Timur
Nama Peneliti : Alifurrahman
NIM : 1602405070
No. Hp : 082347910569
Dalam pengamatan (Observasi) yang dilakukan adalah mengamati alih fungsi
lahan yang terjadi desa tawakua kecamatan angkona kabupaten luwu timur.
A. Tujuan
Untuk memperoleh informasi Mengenai alih fungsi lahan yang terjadi di Desa
tawakua kecatan Angkona.
B. Aspek ang di amati:
1. Tempat/ Lokasi alih fungsi lahan:
5. Warna tanah:
7. Kondisi tanaman:
50
Lampiran 5. Dokumentasi