FITRIANI
1602406042
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
i
PENGARUH PEMBERIAN KOTORAN KERBAU TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
SORGUM(Shorgum bicolor L. Moench)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo
FITRIANI
1602406042
xii
PENGESAHAN SKRIPSI
Menyetujui,
Pembimbing II, PembimbingI,
Mengesahkan,
ii
iii
iv
ABSTRAK
Fitriani. 2020.Pengaruh Pemberian Kotoran Kerbau terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Sorgum(Shorgum bicolor L.Moench) (dibimbing oleh Rahman
Hairuddin dan Gita Srihidayati).
v
KATA PENGANTAR
vi
8. Teman-teman terkhusus Mahasiswa Fakultas Pertanian yang selama ini turut
serta membantu dan menyemangati penulis selama perkuliahan, penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mudah, tapi
adanya berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa dan adanya bantuann dari berbagai
pihak yang penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran serta kritikan yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, terkhusus bagi penulis.
Fitriani
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
SURAT KETERANGAN HASIL UJI SIMILITARY ..................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .......................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ...................................................................................... 3
2.2Penelitian yang Relevan .................................................................... 10
2.3Kerangka Pikir ................................................................................... 11
2.4Hipotesis ............................................................................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu............................................................................ 14
3.2 Bahan dan Alat ................................................................................. 14
3.3 Metode Percobaan ............................................................................ 14
3.4 Metode Pelaksanaan ......................................................................... 14
3.5 Parameter Pengamatan ..................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................. 17
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 22
ix
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 24
5.2 Saran ................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25
LAMPIRAN ..................................................................................................... 28
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Tanaman Sorgum ...................................................................................... 4
2. Skema Kerangka Pikir .............................................................................. 12
3. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Sorgum dengan Pemberian Kotoran
Kerbau ....................................................................................................... 17
4. Diagram Rata-rataJumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 18
5. Diagram Rata-Rata Jumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 19
6. Diagram Rata-Rata Jumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 20
7. Diagram Rata-Rata Jumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 21
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah PenelitianRancangan Acak Kelompok (RAK) .............................. 29
2. Jarak Antara Tanaman dalam Bedengan ................................................... 30
3. Rata-rata Parameter Pengamatan Tanaman Sorgum ................................. 31
4. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 40
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Tanaman Sorgum
Sorgum adalah tanaman serelia yang potensial untuk dibudidayakan dan
dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia
(Sirappa 2003 dalam Tyasrini 2017).Tanaman sorgum dapat tumbuh hampir di
setiap jenis tanah.sorgum memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman
pangan lain seperti,toleran terhadap kekurangan dan kelebihan air, dapat tumbuh
baik pada tanah marginal (Asniwita dkk., 2017).
Tanaman sorgum merupakan kebutuhan industri dimana bagian tanaman
sorgum seperti batang, biji, serta daun semua bagiannya dapat
dimanfaatkan.(Rahayu et al., 2012 dalam Lubis, 2019). Menurut Pramanda (2015)
tanaman serealia seperti sorgum merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk
dikembangkan, karena kandungan nutrisi sorgum sangatlah tinggi dibanding
dengan beras. Kadar protein sorgum sebesar 11%, sedangkan kadar protein beras
hanya 6,8%. Sorgum memiliki beberapa kandungan nutrisi mikro seperti kalium,
besi, fosfor, serta vitamin B (Subagio dan Aqil, 2013)
Tanaman sorgum ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal
yang terbatas karena tanaman sorgum ini secara umum belum begitu populer
dimasyarakat.Sorgum merupakan bahan pangan yang juga mengandung
karbohidrat seperti beras, terigu dan jagung.Bahan pangan yang potensial untuk
substitusi terigu dan beras yaitu sorgum karena masih satu famili dengan gandum
dan padi, hanya berbeda subfamili,oleh karena itu tepung sorgum lebih baik
dibanding tepung umbi-umbian. Maka dari itu sorgum memiliki potensi untuk
dimanfaatkan sebagaipengganti karbohidrat dan pakan ternak alternatif
(Ruchjaniningsih, 2008 dalam Rifa’i dkk., 2015).
2. Klasifikasi Tanaman Sorgum
Menurut USDA(2008) dalam Sakri (2018) dalam sistem taksonomi
tumbuhan, sorgum diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
4
Divisi : Magnoliophyta
Superdivisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus :Sorghum
Spesies :Sorghum bicolor(L.) Moench
dengan baik didaerah yang memiliki curah hujan tinggi selama fase pertumbuhan
hingga panen (Tabri dan Zubachtirodin, 2013).
2. Suhu
Sorgumlebih sesuai ditanam di daerah yang bersuhu panas, lebih dari 20oC
dan udaranya kering. daerah adaptasi terbaik adalah dataran rendah, dengan
ketinggian antara 0-500 mdpl. Umur panen sorgum dapat terhambat apa bila
berada diketinggian lebih dari 500 mdpl (Tabri dan Zubachtirodin, 2013).
3. Tanah (pH)
Umumnya Tanah vertisol (grumusol), aluvial, andosol, regosol, dan
mediteranmerupakan jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
sorgum, kecuali tanah Podzolik Merah Kuning yang masam. Pada tingkat
kesuburan tanah rendah ataupun tinggi masih memungkinkan tanaman sorgum
untuk tumbuh dengan ditanam agak dalam yaitu lebih dari 15 cm. Pada pH 6,0-7,5
tanaman sorgum bisa beradaptasi dengan baik (Tabri dan Zubachtirodin,2013).
4. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu yang berperan penting terhadap fisiologis
tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil
tanaman melalui proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Penyerapan
cahaya oleh pigmen-pigmen akan mempengaruhi pembagian foto sintat ke bagian-
bagian lain dari tanaman melalui fotomorgenesis
5. Teknik Budidaya
1. Penyiapan Benih
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, vigor kecambah
benih yang digunakan 90%. Beberapa varietas memiliki masa dormansi benih satu
bulan pertama setelah panen. Untuk mempertahankan kadar air benih sebaiknya
dikemas dengan baik dan ditaruh pada ruangan bersuhu 10-16oC (Tabri dkk.,
2014).
2. Penyiapan Lahan danPenanaman
Lahan yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan
dari gulmadan melakukan pengolahan tanah secara manual. Tanah kemudian
digemburkan untuk mempermudah saat penanaman. Jarak tanam digunakan
tergantung dari varietas yang akan digunakan misalnya (60-75 cm)x20 cm.
7
sosial. Pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan juga memberikan nilai ekonomis terhadap
usaha ternak. Salah satu pemanfaatan limbah kotoran ternak kerbau adalah
sebagai sumber energi biogas dan kompos. Biogas merupakan gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik yang mengalami fermentasi oleh bakteri dalam kondisi
anaerob (tanpa oksigen dari udara).
Penggunaan pupuk kandang dapat memperbaiki kesuburan tanah, yaitu
menambah unsur hara, meningkatkan humus dan mendorong kehidupan jasad
renik sehingga akan dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kotoran
kerbau memiliki mikroba dan bahan makan mikroba yang diharapkan dapat
memberikan peningkatan populasi dan aktivitas mikroba sehingga dapat
memperbaiki kondisi kesuburan tanah secara fisika, biologis dan kimia.
Terjaganya kesuburan tanah dengan baik maka memungkinkan akan tersedianya
hara makro dan mikro didalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang berkolerasi dengan hasil. Ketersediaan
unsur hara makro dan mikro dari pupuk anorganik memang relatif lebih tinggi
dibandingkan dari pupuk organik, akan tetapi peranan bahan organik/pupuk
organik tidak dapat digantikan dengan pupuk anorganik dalam hal memperbaiki
kesuburan tanah, yaitu menambah unsur hara, meningkatkan humus dan
mendorong kehidupan jasad renik sehingga akan dapat memperbaiki sifat fisik
dan kimia tanah (Amir, 2017).
2. Risal (2018), berjudul “Respon Pemberian Kotoran Kerbau dan Arang Sekam
terhadap pertumbuhan dan produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata
L.)”. Metode dalam penelitian ini yaitu yaitu rancangan acak kelompok yang
terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan yaitu P0 (kontrol), P1 (pemberian
kotoran kerbau 20 gr + arang sekam 20 gr), P2 (kotoran kerbau 40 gr + arang
sekam 40 gr), P3 (kotoran kerbau 60 gr + arang sekam 60 gr), P4 (kotoran
kerbau 80 gr + arang sekam 80gr), P5 (kotoran kerbau 100 gr + arang sekam
100 gr). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberisn kotoran kerbau dan arang
sekam memberikan pengaruh tidak nyata. Pada parameter tinggi tanaman
hasil analisis tertinggi pada perlakuan P3 dengan hasil rata-rata 73,64 cm.
Untuk jumlah daun, hasil analisi tertinggi pada perlakuan P3 dengan hasil
rata-rata 39,88 helai. Pada jumlah polong hasil analisis tertinggi pada
perlakuan P5 dengan hasil rata-rata 49,38 polong dan berat segar polong dari
analisis tertinggi pada perlakuan P4 dengan hasil rata-rata 32,88 gr.
3. Suhana dkk. (2017), berjudul “Pengaruh Pemberian Kotoran Kerbau dengan
Penambahan Jerami Padi Menggunakan Trichoderma sp. terhadap
Karakteristik Kompos”. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial 6 taraf perlakuan yaitu: A0 (kotoran kerbau 100%), A1 (kotoran
kerbau 98%+2% jerami padi), A2 (kotoran kerbau 96%+4% jerami padi), A3
(kotoran kerbau 94%+6% jerami padi), A4 (kotoran kerbau 92%+8% jerami
padi), dan A5 (kotoran kerbau 90%+10% jerami padi).Data hasil pengamatan
dari masing-masing perlakuan dianalisis secara statistik, dan apabila berbeda
nyata akan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf
5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kompos kotoran kerbau dengan penambahan jerami padi menggunakan
aktivator Trichoderma sp tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter
pengamatan, namun nilai suhu kompos tertinggi terdapat pada perlakuan A4
(kotoran kerbau 92%+8% jerami padi) yaitu 32,90oC, penyusutan bahan
tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (kotoran kerbau 98%+2% jerami padi)
yaitu 24,00%, dan nilai pH paling rendah terdapat pada perlakuan A2
(kotoran kerbau 96%+% jerami padi) yaitu 7,03. Hasil pengamatan tekstur
kompos kotoran ternak kerbau dengan penambahan jerami.
11
Meningkatnya
permintaan pasar Produksi Rendah
Kotoran Kerbau
2.4 Hipotesis
1. Diduga pemberian pupuk kandang kotoran kerbau salah satunyadapat
meningkatkan laju pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.
2. Diduga terdapat dosis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman sorgum.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Pengolahan Lahan
Sebelum melakukan pengolahan lahan terlebih dahulu disiapkan alat yang
akan digunakan seperti cangkul, parang dan meteran. Lahan dibersihkan dari sisa-
sisa tanaman atau gulma menggunakan cangkul, kemudian tanah diratakan.
Setelah itu membuat bedengan dengan ukuran 50x100 cm, kemudian dibuat
saluran drainase disekeliling atau ditengah bedengan untuk menghindari
terjadinya genangan air. Tujuan pengolahan dilakukan untuk memperbaiki
struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara oleh
tanaman dapat berlangsung dengan baik.
3. Pemasangan Label Penelitian
Pemasangan label penelitian dilakukan satu hari sebelum dilakukannya
penanaman. Label dipasang disetiap bedengan, hal ini dilakukan agar dapat
membedakan perlakuan yang akan diberikan pada tanaman sorgum.
4. Penanaman
sorgum ditanam menggunakan tugal sama jika akan menanam jagung. Jarak
tanam yang digunakan 75x25 cm tergantung tingkat kesuburan tanah. Setelah
ditugal terlebih dahulu di beri insektisida furadan pada lubang tanam agar benih
sorgum tdk dimakan semut, lalu benih dimasukkan sebanyak 2 benih perlubang
lalu ditutup menggunakan tanah. setelah benih selesai ditanam, tanaman kemudian
disiram.
5. Pengaplikasian
Pemberian pupuk kotoran kerbau ini dilakukan pada saat tanaman berumur
14 hst dan dilanjutkan pemupukan berikutnya dengan interfval waktu 14 hari
sekali sampai masuk fase generatif, pupuk diberikan sesuai dengan dosis
perlakuan yang telah ditentukan dalam rancangan penelitian. Cara pemupukan
yaitu menggunakan sistem piringan dengan cara menggali tanah disekitar
perakaran tanaman, kemudian kotoran kerbau ditabur lalu ditutup kembali dengan
tanah sisa galian.
6. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan berupa penyiraman, penyiangan, dan penggemburan
tanah. Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaknipagi atau sore hari, atau
menyesuaikan dengan cuaca. Sedangkan penyiangan dilakukan untuk
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
1. Tinggi Tanam (cm)
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata tinggi tanaman dengan pemberian
kotoran kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum, ditunjukkan
pada gambar 3.
Tinggi Tanaman
205 200.42
199
200 197.5 196.25
Tinggi Tanman
Rata-rata
195
(cm)
185
180
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
Jumlah Daun
10 8.33
Rata-rata Jumlah
8
Daun (cm)
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
Pada gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman
sorgum dengan pemberian kotoran kerbau tidak berpengaruh nyata. Hal tersebut
dapat dilihat padadiagram diatas dengan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan P5
(kotoran kerbau 250 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata jumlah daunnya
mencapai 11,42 helai, kemudian disusul terbaik kedua ditunjukkan pada perlakuan
P2 (kotoran kerbau 100 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata jumlah daun
mencapai 11,33 helai,kemudian terbaik ketiga terlihat padaP1 (kotoran kerbau 50
gram/tanaman)diperoleh rata-rata jumlah daun 11,25 helai, kemudian terbaik
keempat diperlihatkan pada P3 (kototran kerbau 150 gram/tanaman) diperoleh
nilai rata-rata jumlah daun mencapai11,17 helaidanP4 (kotoran kerbau 200
gram/tanaman)yang memiliki nilai rata-rata jumlah daun sebesar 11,17 helai.
Sedangkan P0 menunjukkan nilai rata-rata jumlah daun sebesar 8,33 helai yang
lebih rendah dibandingkan perlakuan yang lain.
19
Umur Berbunga
65.25
65.5
65
64.25
64.5
Rata-rata Umur
Berbunga (hari)
63
62.5
62
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
Berat Buah
167.47
180
160
Rata-rata Berat Buah
140
105.17 105.25
120 90.58 97
87.83
(gram)
100
80
60
40
20
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Berat Buah
5. Jumlah Biji
Rata-rata berat buah tanaman sorgum dengan pemberian kotoran kerbau,
ditunjukkan pada gambar 7.
Jumlah Biji
1960.42
1927.43
2000 1721.83
1618.58 1622.58
1800
1411.5
1600
Rata-rata Jumlah
1400
Biji (buah)
1200
1000
800
600
400
200
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5
Jumlah Biji
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan sidik ragam dari tiap perlakuan menunjukkan tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, berat
buah, dan jumlah biji. Perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gr/tanaman)
menunjukkan hasil terbaik dari semua parameter pengamatan, sedangkan P0
(tanpa perlakuan) menunjukkan hasil terendah dari semua parameter pengamatan.
Berdasarkan hasil penelitian pemberian kotoran kerbau pada parameter
tinggi tanaman dan jumlah daun memberikan hasil terbaik pada perlakuan P5
(kotoran kerbau 250 gram/tanaman) yaitu 200,42 cm dan jumlah daun 11,42 helai.
Dengan kata lain pemberian kotoran kerbau terbukti memberikan hasil optimal
pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini didukung oleh Zulfitri (2005) dalam
Wibowo (2016) yang menerapkan bahwa organ vegetatif dapat dipersiapkan lebih
baik oleh tanaman yang lebih tinggi, sehingga akan diperoleh organ fotosintat
lebih banyak. Penyerapan unsur hara pada tanaman dengan jumlah yang tepat
dapat terlihat pada pertambahan tinggi tanaman dan pembentukan daun. Nitrogen
merupakan unsur hara yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Dimana N itu
sendiri mampu mencukupi kebutuhan tanaman akan nutrisi. Meningkatnya ratio
pucuk akar dikarenakan nitrogen yang diterima tanaman terpenuhi sehingga
protein dapat meningkat sehingga klorofil dapat membuat daun menjadi lebih
hijau.Adanya pemberian nitrogen yang yang terpenuhi dapat meningkatkan laju
pertumbuhan tanaman (Nur dan Tohari, 2005) dalam (Hisani dan Herman 2019).
Berdasarkan analisis sidik ragam umur berbunga tanaman sorgum
menunjukkan pada perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gram,tanaman)memberikan
hasil terbaik dengan kisaran umur berbunga 63,17 HST. Ini diduga karena
tersedianya unsur hara yang cukup bagi tanaman, dimana ketersediaan unsur hara
yang ada dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sorgum.
Pemberian kotoran kerbau dapat mendorong dan memacu pertumbuhan tanaman
baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman. Pada proses pembungaan
ini pupuk kotoran kerbau yang diberikan pada tanaman sorgum dapat
dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses fisiologi tanaman dalam proses
pembungaan. Kandungan unsur hara P pada kotoran kerbau juga berpengaruh
pada umur muncul bunga yang akan membantu dalam perkembangan generatif
23
tanaman. Menurut pendapat Janick etal. (1965) dalam Safrizal (2014), yang
menjelaskan fungsi dariPupuk fosfor (P) ini merupakan salah satu unsur utama
dan makro bagi pembungaan tanaman yang pada umumnya dapat memacu
munculnya bunga dan mempengaruhi kualitas bunga pada tanaman.Marsono dan
Sigit (2004) dalam Suranto dkk. (2015) menambahkan bahwa unsur P yang
tersedia dapat berperan dalam mempercepat proses pembungaan dan pembuahan,
serta pemasakan biji dan buah.
Berdasarkan analisis sidik ragam berat buah tanaman sorgum
memperlihatkan bahwa pada perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman)
memberikan hasil terbaik sebesar 167,47 gram. Terjadinya penyerapan unsur hara
yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman dan adanya salah satu unsur hara
fosforyang terkandung di dalam kotoran kerbau yang diduga dapat menambah
ukuran dan berat buah hasil panen, unsur hara P yang terkandung juga berguna
untuk membentuk protein dan karbohidrat yang digunakan dalam pembentukan
dan pembesaran biji/buah.Ispandi dan Munip (2004) dalam Meylia dan
Koesriharti (2018), menjelaskan bahwa fosfor berperan dalam membantu
penyerapan unsur hara di dalam tanah termasuk hara kalium. Tersedianya hara
fosfor yang cukup akan membantu penyerapan hara kalium dalam tanah.Unsur
hara kalium sangat dibutuhkantanaman untuk pertumbuhan dan memperbaiki
kualitas buah pada ctanaman. Ditambahkan oleh Isnaini (2006) dalam Pasta dkk.
(2015) bahwa diantara fungsi fosfor yaitu mempercepat pembentukan buah dan
biji serta meningkatkan produksi.
Hasil terbaik berdasarkan sidik ragam jumlah biji tanaman sorgum
diperlihatkan pada P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata
sebesar 1960,42 buah. Hal ini diduga karena meningkatnya unsur hara yang
diterima oleh tanaman.Salah satu unsur hara yang terkandung didalam kotoran
kerbau yaitu unsur hara P yang berperan penting dalam pembentukan biji atau
buah.Hal ini Sesuai dengan pendapat Arwin (2019) unsur P untuk pembentukan
protein dan sel baru juga untuk membantu dalam mempercepat bunga, buah dan
biji. Ditambahkan oleh Isnaini (2006) dalam Ratnasari dkk. (2015)bahwa fungsi
fosfor diantaranya yaitu mempercepat pembentukan buah dan biji serta
meningkatkan produksi.
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga,
berat buah, dan jumlah biji. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi
kotoran kerbau tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan parameter yang diamati,
perlakuan yang memberikan hasil terbaik pada tiap-tiap parameter pengamatan
yaitu terdapat pada perlakuan P5.
Dosis kotoran kerbauterbaik yaitu pada parameter tinggi tanaman P5
(kotoran kerbau 250 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata tanaman 200.42 cm,
jumlah daun 11.42 helai, umur berbunga 63.13 HST, berat buah 167.467 gram,
dan jumlah biji 1960.42 buah. Sedangkan P0 (tanpa perlakuan) memiliki rata-rata
tinggi tanaman adalah 187-14115 yang lebih rendah dibandingkan dengan
perlakuan yang lain. Hal ini diduga karena adanya unsur hara yang terkandung di
dalam kotoran kerbau. Semakin meningkat dosis yang diberikan, hasil dan
produksi tanaman sorgumpun semakin meningkat.
5.2 Saran
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain terkait
penggunaan dosis yang berbeda untuk mengembangkan hasil penelitian ini lebih
lanjut. Selain itu sebaiknya dalam penelitian ini juga perlu dilakuakn penelitian
dengan berbagai varietas sorgum.
25
DAFTAR PUSTAKA
Amir, B. 2017.Pemanfaatan Kotoran Kerbau Sebagai Pupuk Organik Pengaruh
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.).
Vol.5 (1).
Aqil, M., Zubachtirodin, dan C. Raper. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Jagung,
Sorgum, dan Gandum, Edisi 2012. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Pangan.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2019.
Dewanto, F.G. dan J.J.M.R Londok. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan
Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Zootek,Vol.32 (5):
1-8.
Hisani, W. dan Herman. 2019. Pemanfaatan Pupuk Organik dan Arang Sekam
dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong
(Selanum Melogena L.).Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Vol.7 (2).
Meylia, R.D. dan Koesriharti. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Fosfor dan
Sumber Kalium yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill). Jurnal Produksi Tanaman. Vol.6
(8): 1934-1941.
Pasta, Ikhwana., Andi Ette dan Hendry N. Barus. 2015. Tanggap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) pada
Aplikasi Berbagai Pupuk Organik. Jurnal Agrotekbis. Vol.3 (2): 168-177.
Ratnasari, D., Mbue Kata Bangun, dan R.I.M. Damanik. 2015. Respons Dua
Varietas Kedelai (Glycine max L. Merril) pada Pemberian Pupuk Hayati
dan NPK Majemuk. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.3 (1): 276-282.
Risal. 2018. Respon Pemberian Kotoran Kerbau dan Arang Sekam terhadap
pertumbuhan dan produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo. Palopo
Safrizal. 2014. Pengaruh Pemberian Hara Fosfor Terhadap Status Hara Fosfor
Jaringan, Produksi dan Kualitas Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
.J. Floratek vol.9 (1):22-28.
Suhana, I.,Okalia, Geno dan Ezward, Chairil. 2017. Perngaruh Kotoran Kerbau
dengan Penambahan Jerami Padi Menggunakan Trichoderma sp.
Terhadap Karakteristik Kompos.Jurnal AGROQUA.Vol. 15 (2): 87-96.
Suranto, H., dan Jurnawaty Sjofjan dan Sri Yoseve. 2015. Pemberian Abu Sekam
Padi dengan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) pada Tanah Gambut. Jurnal
Faperta. Vol.2 (1).
Tabri, F. dan Zubachtirodin. 2013. Budi Daya Tanaman Sorgum. Hal. 175-188.
Dalam Sumarno, D.S. Damardjati, M. Syam, dan Hermanto (Eds). Inovasi
Teknologi dan Pengembangan Sorgum. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta :IAARD Press. Hal 291.
Suprapto,S dan Kairudin N. 2017. Variasi Genetik, Heritabilitas, Tindak Gen dan
Kemajuan Genetik Kedelai (Glycine Max Merrill) Pada Ultisol. Journal
Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia.Vol.9 (2).183-190.
Wibowo, Nurdi dan Ibnu. 2016. Perlakuan Media Tanam dengan Pupuk Organik
Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum). Jurnal Agroscience. Vol.6
(1).
28
L
A
M
P
I
R
A
N
29
75 cm
25 cm
Keterangan :
=Tanaman Sorgum (75x25 cm)
=Jarak sisi kanan dan kiri bedengan ke tanaman
=Jarak tanaman antar bedengan
=Jarak depan dan belakang bedeng tanaman
=Jarak antara tanaman dalam satu percobaan
31
Tabel 3a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 35,00 59,67 53,00 60,00 207,67 51,92
P1 39,33 60,67 60,00 38,33 198,33 49,58
P2 56,33 50,33 50,33 65,00 222,00 55,50
P3 56,33 50,67 59,33 55,33 221,67 55,42
P4 59,33 15,00 51,00 66,67 192,00 48,00
P5 50,00 47,33 42,67 58,67 198,67 49,67
TOTAL 296,33 283,67 316,33 344,00 1240,33 310,08
Sumber: Data primer setelahr diolah (2020)
Tabel 3b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
tn
Perlakuan 5 202,41 40,48 0,25 2,90 4,56
Kelompok 3 346,05 115,35 0,71tn 3,29 5,42
Galat 15 2423,20 161,55
Total 23 2971,66
Keterangan: KK = 176.80%
= Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 4a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 42,00 74,67 58,67 67,00 242,33 60,58
P1 44,00 71,67 67,33 54,67 237,67 59,42
P2 64,33 81,33 91,67 89,00 326,33 81,58
P3 74,67 85,33 92,33 75,00 327,33 81,83
P4 85,00 74,00 83,67 94,33 337,00 84,25
P5 84,00 87,00 79,00 89,67 339,67 84,92
TOTAL 394,00 474,00 472,67 469,67 1810,33 452,58
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 4b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
F F table
SK Db JK KT
hitung 0.05 0.01
Perlakuan 5 2894,02 578,80 6,99* 2,90 4,56
Kelompok 3 764,31 254,77 3,08tn 3,29 5,42
Galat 15 1242,44 82,83
Total 23 4900,77
Keterangan: KK = 104.79%
= Berbeda Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
33
Tabel 5a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan
Perlakuan Total Rata rata
1 2 3 4
P0 85,33 131,67 113,00 123,00 453,00 113,25
P1 93,67 135,67 133,33 80,67 443,33 110,83
P2 120,00 109,33 115,00 145,00 489,33 122,33
P3 126,00 103,67 136,00 129,00 494,67 123,67
P4 132,33 91,33 113,67 137,33 474,67 118,67
P5 133,00 110,33 114,33 130,67 488,33 122,08
Total 690,33 682,00 725,33 745,67 2843,33 710,83
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 5b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 562,37 112,47 0,28tn 2,90 4,56
Kelompok 3 445,87 148,62 0,36tn 3,29 5,42
Galat 15 6121,74 408,12
Total 23 7129,98
Keterangan: KK = 185.60%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 6a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 125,00 165,00 151,67 161,33 603,00 150,75
P1 146,67 191,67 173,33 105,33 617,00 154,25
P2 161,33 158,33 151,67 186,67 658,00 164,50
P3 165,00 133,33 194,00 166,67 659,00 164,75
P4 181,00 143,00 146,00 183,33 653,33 163,33
P5 188,33 176,67 138,33 170,00 673,33 168,33
Total 967,33 968,00 955,00 973,33 3863,67 965,92
Sumber: Data pdiolah (2020)
Tabel 6b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 944,63 188,93 0,27tn 2,90 4,56
Kelompok 3 30,09 10,03 0,01tn 3,29 5,42
Galat 15 10512,05 700,80
Total 23 11486,77
Keterangan: KK = 208.64%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
34
Tabel 7a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 151,67 202,00 184,33 210,00 748,00 187,00
P1 168,00 216,00 218,33 148,33 750,67 187,67
P2 231,67 203,33 156,67 198,33 790,00 197,50
P3 203,33 160,00 216,67 205,00 785,00 196,25
P4 222,67 166,67 185,00 221,67 796,00 199,00
P5 211,67 218,33 176,67 195,00 801,67 200,42
TOTAL 1189,00 1166,33 1137,67 1178,33 4671,33 1167,83
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 7b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 680,59 136,12 0,15tn 2,90 4,56
Kelompok 3 245,09 81,70 0,09tn 3,29 5,42
Galat 15 13524,96 901,66
Total 23 14450,65
Keterangan: KK = 215.23%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 8a.Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sorgum Sebelum dilakukan Aplikasi
Kotorn Kerbau
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 4,33 5,33 5,00 5,33 20,00 5,00
P1 3,67 6,00 5,33 4,00 19,00 4,75
P2 4,67 4,00 4,33 5,67 18,67 4,67
P3 5,00 4,33 4,67 5,00 19,00 4,75
P4 4,33 4,00 4,67 5,00 18,00 4,50
P5 4,33 4,33 4,00 4,67 17,33 4,33
Total 26,33 28,00 28,00 29,67 112,00 28,00
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 8b.Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sorgum Sebelum dilakukan Aplikasi
Kotorn Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1,06 0,21 0,53tn 2,90 4,56
Kelompok 3 0,93 0,31 0,77tn 3,29 5,42
Galat 15 6,02 0,40
Total 23 8,00
Keterangan: KK = 29.32%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
35
Tabel 9a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 1 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 5,00 6,33 6,33 7,00 24,67 6,17
P1 5,00 6,33 5,67 5,67 22,67 5,67
P2 6,33 5,67 5,33 7,00 24,33 6,08
P3 6,33 6,00 6,67 5,67 24,67 6,17
P4 6,00 5,00 6,00 6,67 23,67 5,92
P5 5,67 5,00 5,67 5,33 21,67 5,42
Total 34,33 34,33 35,67 37,33 141,67 35,42
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 9b.Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 1 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1,86 0,37 0,94tn 2,90 4,56
Kelompok 3 1,01 0,34 0,86tn 3,29 5,42
Galat 15 5,90 0,39
Total 23 8,77
Keterangan: KK = 25.82%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 10a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 5,33 6,67 6,33 8,00 26,33 6,58
P1 6,00 7,33 7,33 7,00 27,67 6,92
P2 8,33 8,00 7,67 8,67 32,67 8,17
P3 8,00 6,67 6,67 8,67 30,00 7,50
P4 7,33 6,67 7,00 8,67 29,67 7,42
P5 8,00 8,00 7,67 7,00 30,67 7,67
TOTAL 43,00 43,33 42,67 48,00 177,00 44,25
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 10b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 6,26 1,25 2,29tn 2,90 4,56
Kelompok 3 3,16 1,05 1,93tn 3,29 5,42
Galat 15 8,20 0,55
Total 23 17,63
Keterangan: KK = 27.22%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
36
Tabel 11a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 6,00 9,00 7,33 9,00 31,33 7,83
P1 6,67 9,67 9,00 7,00 32,33 8,08
P2 9,00 8,00 7,67 9,00 33,67 8,42
P3 9,00 7,67 9,00 8,33 34,00 8,50
P4 8,33 7,67 7,67 9,33 33,00 8,25
P5 8,00 8,67 7,33 8,00 32,00 8,00
Total 47,00 50,67 48,00 50,67 196,33 49,08
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 11b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1,30 0,26 0,24tn 2,90 4,56
Kelompok 3 1,75 0,58 0,53tn 3,29 5,42
Galat 15 16,50 1,10
Total 23 19,55
Keterangan: KK = 36.66%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 12a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 7,67 9,67 8,33 11,00 36,67 9,17
P1 8,00 10,00 9,67 9,67 37,33 9,33
P2 10,33 9,67 8,33 9,33 37,67 9,42
P3 10,33 8,00 10,00 8,67 37,00 9,25
P4 9,67 8,67 9,33 9,33 37,00 9,25
P5 10,33 9,67 9,00 9,00 38,00 9,50
TOTAL 56,33 55,67 54,67 57,00 223,67 55,92
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 12b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
tn
Perlakuan 5 0,30 0,06 0,06 2,90 4,56
Kelompok 3 0,50 0,17 0,16tn 3,29 5,42
Galat 15 15,98 1,07
Total 23 16,77
Keterangan: KK = 33.81%
= Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
37
Tabel 3a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan
Perlakuan Total Rata Rata
1 2 3 4
P0 8,33 10,33 9,00 11,00 38,67 9,67
P1 8,67 12,00 10,67 10,67 42,00 10,50
P2 11,67 11,00 9,67 10,33 42,67 10,67
P3 11,67 8,33 10,67 9,00 39,67 9,92
P4 11,00 8,33 10,00 10,00 39,33 9,83
P5 11,33 10,00 10,00 9,67 41,00 10,25
Total 62,67 60,00 60,00 60,67 243,33 60,83
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 13b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 3,15 0,63 0,40tn 2,90 4,56
Kelompok 3 0,80 0,27 0,17tn 3,29 5,42
Galat 15 23,81 1,59
Total 23 27,76
Keterangan: KK = 39,57%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 14a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan
Perlakuan Total Rata- rata
1 2 3 4
P0 3,00 10,33 9,00 11,00 33,33 8,33
P1 10,00 13,67 12,00 9,33 45,00 11,25
P2 11,33 11,67 10,67 11,67 45,33 11,33
P3 13,00 9,67 11,67 10,33 44,67 11,17
P4 12,33 10,33 9,67 12,33 44,67 11,17
P5 12,67 9,67 11,00 12,33 45,67 11,42
TOTAL 62,33 65,33 64,00 67,00 258,67 64,67
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 14b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 28,87 5,77 1,27tn 2,90 4,56
tn
Kelompok 3 1,96 0,65 0,14 3,29 5,42
Galat 15 68,20 4,55
Total 23 99,04
Keterangan: KK = 64,95%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
38
Tabel 15a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Umur Berbunga Setelah Aplikasi
Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
P0 68,67 60,67 64,33 63,33 257,00 64,25
P1 67,67 60,00 63,33 70,00 261,00 65,25
P2 65,00 63,33 62,00 64,00 254,33 63,58
P3 60,00 66,33 64,00 63,33 253,67 63,42
P4 61,33 66,33 66,00 60,00 253,67 63,42
P5 60,00 64,00 64,00 64,67 252,67 63,17
Total 382,67 380,67 383,67 385,33 1532,33 383,08
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 15b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Umur Berbunga Setelah Aplikasi
Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 12,13 2,43 0,23tn 2,90 4,56
Kelompok 3 1,90 0,63 0,06tn 3,29 5,42
Galat 15 161,07 10,74
Total 23 175,11
Keterangan: KK = 41.01%
= Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 16a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Berat Buah Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
P0 76,33 99,00 78,67 97,33 351,33 87,83
P1 74,00 123,33 87,00 78,00 362,33 90,58
P2 111,33 124,67 94,67 86,67 417,33 104,33
P3 109,33 85,33 104,00 89,33 388,00 97,00
P4 92,00 82,33 105,00 141,67 421,00 105,25
P5 113,33 92,67 77,33 138,33 421,67 105,42
TOTAL 576,33 607,33 546,67 631,33 2361,67 590,42
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 16b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Berat Buah Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1224,30 244,86 0,55tn 2,90 tn 4,56
Kelompok 3 678,79 226,26 0,51tn 3,29tn 5,42
Galat 15 6659,57 443,97
Total 23 8562,66
Keterangan: KK =212.41%
= Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
39
Tabel 17a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Biji Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau.
Ulangan
Perlakuan total rata rata
1 2 3 4
P0 1208,33 1674,00 973,00 1790,67 5646,00 1411,50
P1 1392,00 2041,33 1315,67 1725,33 6474,33 1618,58
P2 1970,00 2123,00 1965,33 1618,00 7676,33 1919,08
P3 1853,67 1347,67 1831,33 1457,67 6490,33 1622,58
P4 1516,67 1391,00 1777,00 2202,67 6887,33 1721,83
P5 2027,00 1576,00 1529,67 2709,00 7841,67 1960,42
TOTAL 9967,67 10153,00 9392,00 11503,33 41016,00 10254,00
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 17b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Biji Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 846637,22 169327,44 1,27tn 2,90 4,56
Kelompok 3 399344,26 133114,75 1,00tn 3,29 5,42
Galat 15 2000737,63 133382,51
Total 23 3246719,11
Keterangan: KK = 883,44%
= Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
40
Gambar 7. Proses pengambilan data pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun
tanaman sorgum
\\\\