Anda di halaman 1dari 57

PENGARUH PEMBERIAN KOTORAN KERBAU TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN


SORGUM (Shorgum bicolor L. Moench)

FITRIANI
1602406042

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020

i
PENGARUH PEMBERIAN KOTORAN KERBAU TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
SORGUM(Shorgum bicolor L. Moench)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo

FITRIANI
1602406042

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020

xii
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Pemberian Kotoran Kerbau terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Shorgum
bicolor L. Moench)
Nama :Fitriani
NIM :1602406042
Program Studi :Agroteknologi
Tanggal Ujian : 31 Agustus 2020

Menyetujui,
Pembimbing II, PembimbingI,

Gita Srihidayati,S.Si., M.Si Rahman Hairuddin, S.P., M.Si

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Agroteknologi, Dekan Fakultas Pertanian,

I Nyoman Arnama, S.P., M.Si Rahman Hairuddin, S.P., M.Si


Tanggal: Tanggal:

ii
iii
iv
ABSTRAK
Fitriani. 2020.Pengaruh Pemberian Kotoran Kerbau terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Sorgum(Shorgum bicolor L.Moench) (dibimbing oleh Rahman
Hairuddin dan Gita Srihidayati).

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang


kotoran kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum(2)
mengetahui dosis yang tepat dalam pemberian pupuk kandang kotoran kerbau
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.Penelitian ini dilaksanakan
di Lahan Percobaan I Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo pada
bulan Januari sampai April2020.Penelitian ini menggunakan metode Rancangan
Acak Kelompok (RAK) yang dilakukan dengan 6 perlakuan dengan 4 kali
ulangan.Sehingga terdapat 24 unit percobaan. P0=Tanpa perlakuan, P1= Kotoran
kerbau 50 gr, P2=Kotoran kerbau 100 gr, P3=Kotoran kerbau 150 gr, P4=Kotoran
kerbau 200 gr, P5=Kotoran kerbau 250 gr. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pemberian kotoran kerbautidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun, umur berbunga, berat buah/plot dan jumlah biji/plot.Namun terlihat
bahwa P5 memiliki nilai rata-rata tertinggi dari semua parameter yang diamati.Hal
ini diduga terjadi karena adanya unsur hara N, P dan K didalam pupuk kandang
kotoran kerbau yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman sehingga respon yang
terlihat dalam pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum terlihat baik.

Kata kunci :kotoran kerbau, pertumbuhan, produksi, sorgum

v
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat AllahSubahana Wata’ala,


karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kotoran Kerbau terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Shorgumi bicolor L.Moench)”
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam, serta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
senantiasa menjalankan sunnahnya sampai hari akhir.
Penyusunan skripsi ini tentu tidak terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu
tidaklah berlebihan bila melalui kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan
hati mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, penghargaan serta doa yang tak
terhingga kepada:
1. Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M.S, selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo.
2. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si. selakuDekan Fakultas Pertanian Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. I Nyoman Arnama, S.P., M.Si, selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Gita Srihidayati,S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan saran dan bimbingan dalam menyusun serta menyelesaikan
skripsi.
5. Segenap dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan ilmu, nasehat dan bantuan
lainnya yang bersifat membangun.
6. Teristimewa kepada Orang tua, saudara-saudara penulis, atas doa, bimbingan,
dan semangatserta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini.
7. Sahabat seperjuangan yang terkasih yang selalu menemanidan menyemangati
dalam suka maupun duka selama perkuliahan, penelitian dan penyusunan
skripsi ini.

vi
8. Teman-teman terkhusus Mahasiswa Fakultas Pertanian yang selama ini turut
serta membantu dan menyemangati penulis selama perkuliahan, penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mudah, tapi
adanya berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa dan adanya bantuann dari berbagai
pihak yang penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran serta kritikan yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, terkhusus bagi penulis.

Palopo, Agustus 2020

Fitriani

vii
RIWAYAT HIDUP

Fitriani, lahir di Labokke pada tanggal 30 September 1998.


Tinggal di Desa Puty, Kecematan Bua, Kabupaten Luwu,
Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan anak kesembilan dari
sembilan bersaudara dari pasangan Bakkarang dan Buharia.
Adapun pendidikan formal yang telah dilulusi penulis adalah
Sekolah Dasar Negeri 364 Labokke Puty yang dilulusi pada
tahun 2010. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 9 Palopo yang dilulusi pada tahun 2013. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Palopo dengan
mengambil jurusan IPA yang telah dilulusi pada tahun 2016. Kemudian pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi yaitu
di Universitas Cokroaminoto Palopo dan diterima sebagai mahasiswa pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanin Universitas Cokroaminoto
Palopo.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
SURAT KETERANGAN HASIL UJI SIMILITARY ..................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .......................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ...................................................................................... 3
2.2Penelitian yang Relevan .................................................................... 10
2.3Kerangka Pikir ................................................................................... 11
2.4Hipotesis ............................................................................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu............................................................................ 14
3.2 Bahan dan Alat ................................................................................. 14
3.3 Metode Percobaan ............................................................................ 14
3.4 Metode Pelaksanaan ......................................................................... 14
3.5 Parameter Pengamatan ..................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................. 17
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 22

ix
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 24
5.2 Saran ................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25
LAMPIRAN ..................................................................................................... 28

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Tanaman Sorgum ...................................................................................... 4
2. Skema Kerangka Pikir .............................................................................. 12
3. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Sorgum dengan Pemberian Kotoran
Kerbau ....................................................................................................... 17
4. Diagram Rata-rataJumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 18
5. Diagram Rata-Rata Jumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 19
6. Diagram Rata-Rata Jumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 20
7. Diagram Rata-Rata Jumalh Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian
Kotoran Kerbau ........................................................................................ 21

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Denah PenelitianRancangan Acak Kelompok (RAK) .............................. 29
2. Jarak Antara Tanaman dalam Bedengan ................................................... 30
3. Rata-rata Parameter Pengamatan Tanaman Sorgum ................................. 31
4. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 40

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman serealia yang
berasal dari Afrika Timur dan banyak dibudidayakan di Eropa Selatan, Amerika
Utara, Amerika Tengah, dan Asia Selatan. Genus sorgum terdiri dari 20 atau 32
spesies, namun yang paling banyak dibudidayakan adalah spesies Sorghum
bicolor (L.) Moench (Andriani dan Isnaini, 2013).
Sorgum merupakan tanaman yang cukup toleran terhadap tanah yang
kurang subur, toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi
terhadap lahan marginal serta relatif tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.
Sorgum dapat memberikan banyak manfaat diantaranya dari biji dapat
menghasilkan tepung sebagai pengganti gandum, dari batang dapat menghasilkan
nira yang dapat dimanfaatkan sebagai gula dan hijauan pakan ternak (Prihandana
dan Hendroko, 2008 dalam Siregar dkk., 2016).
Pemanfaatan sorgum sebetulnya belum banyak dimanfaatkan sebagai
sumber pangan fungsional sebagai bahan diversifikasi pangan, pakan ternak, dan sumber
karbohidrat masih terbatas (Suarni, 2004 dalam Suarni dan Herman Subagio 2013).
Kandungan serat pangan sorgum cukup tinggi sehingga sangat di butuhkan tubuh untuk
mencegah penyakit jantung, obesitas, penurunan hipertensi, menjaga kadar gula darah,
kanker usus, dan menurunkan kadar kolesterol darah karena dapat mengikat asam
empedu pada penderita penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung koroner)
(Suarni dan Firmansyah, 2013).
Di Indonesia sorgum masih memiliki sejumlah kendala baik teknis maupun
sosial ekonomi, padahal Indonesia sangat potensial untuk dilakukan budidaya
pengembangan sorgum. pemerintah juga belum menempatkan sorgum sebagai
prioritas dalam program perluasan areal tanam dengan alasan sorgum bukan
kebutuhan pokok, sehingga perluasan sorgum tidak masuk dalam rencana strategis
dan belum ada anggaran khusus. Data Direktorat Budi Daya Serealia pada tahun
2013 menunjukkan produksi sorgum Indonesia dalam 5 tahun terakhir hanya
meningkat sedikit dari 6.114 ton menjadi 7.695 ton (Subagio dan Aqil, 2014).
2

Salah satu faktor penting penunjang peningkatan kualitas dan kuantitas


sorgum ialah dengan perbaikan atau manipulasi lingkungan tumbuh. Pemberian
pupuk dapat berpengaruh langsung pada lingkungan tumbuh tanaman. Menurut
Dewanto et al. (2013), Untuk meningkatkan produksi tanaman perlu dilakuakan
pemupukan untuk menambah kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Faktor pertumbuhan
tanaman disebabkan karena adanya tanaman telah menerima unsur hara yang berimbang.
Pupuk yang dapat mengurangi biaya produksi, seperti penggunaan pupuk organik
salah satunya adalah pupuk kandang kotoran kerbau.Kotoran kerbau merupakan
pupuk kompos yang mengandung zat hara yang bebas dari zat-zat kimia yang
dapat merusak kontruksi tanah (Primantoro 1995 dalam Suhana dkk. 2017).
Pupuk ekstrak kotoran kerbau merupakan kotoran kerbau yang baik untuk
memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur
hara makro dan mikro. Kotoran kerbau mengandung 81% kadar air, bahan organik
12,7%, N 0,25%, P 0,18%, K 0,17%, Ca 0,45 dan C/N25-28%. Dari uraian
sebelumnya, perlu diadakan penelitian mengenai beberapa dosis pemberian
kotoran kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran kerbau terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum?
2. Berapa dosis yang tepat dalam pemberian pupuk kandang kotoran kerbau
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran kerbau terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.
2. Mengetahui dosis yang tepat dalam pemberian pupuk kandang kotoran kerbau
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberi pengetahuan kepada peneliti untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan
produksi tanaman sorgum terhadap pemberian pupuk kandang kotoran kerbau.
2. Sebagai bahan informasi bagi para mahasiswa juga masyarakat tentang
pengaruh pertumbuhan dan produksi sorgum terhadap pemberian pupuk
kandang kotoran kerbau serta mengetahui dosis yang tepat.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Tanaman Sorgum
Sorgum adalah tanaman serelia yang potensial untuk dibudidayakan dan
dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia
(Sirappa 2003 dalam Tyasrini 2017).Tanaman sorgum dapat tumbuh hampir di
setiap jenis tanah.sorgum memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman
pangan lain seperti,toleran terhadap kekurangan dan kelebihan air, dapat tumbuh
baik pada tanah marginal (Asniwita dkk., 2017).
Tanaman sorgum merupakan kebutuhan industri dimana bagian tanaman
sorgum seperti batang, biji, serta daun semua bagiannya dapat
dimanfaatkan.(Rahayu et al., 2012 dalam Lubis, 2019). Menurut Pramanda (2015)
tanaman serealia seperti sorgum merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk
dikembangkan, karena kandungan nutrisi sorgum sangatlah tinggi dibanding
dengan beras. Kadar protein sorgum sebesar 11%, sedangkan kadar protein beras
hanya 6,8%. Sorgum memiliki beberapa kandungan nutrisi mikro seperti kalium,
besi, fosfor, serta vitamin B (Subagio dan Aqil, 2013)
Tanaman sorgum ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal
yang terbatas karena tanaman sorgum ini secara umum belum begitu populer
dimasyarakat.Sorgum merupakan bahan pangan yang juga mengandung
karbohidrat seperti beras, terigu dan jagung.Bahan pangan yang potensial untuk
substitusi terigu dan beras yaitu sorgum karena masih satu famili dengan gandum
dan padi, hanya berbeda subfamili,oleh karena itu tepung sorgum lebih baik
dibanding tepung umbi-umbian. Maka dari itu sorgum memiliki potensi untuk
dimanfaatkan sebagaipengganti karbohidrat dan pakan ternak alternatif
(Ruchjaniningsih, 2008 dalam Rifa’i dkk., 2015).
2. Klasifikasi Tanaman Sorgum
Menurut USDA(2008) dalam Sakri (2018) dalam sistem taksonomi
tumbuhan, sorgum diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
4

Divisi : Magnoliophyta
Superdivisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus :Sorghum
Spesies :Sorghum bicolor(L.) Moench

Gambar 1. Tanaman Sorgum


3. Morfologi Tanaman Sorgum
1. Akar
Tanaman sorgum termasuk dalam kelas monokotiledon dengan bentuk akar
serabut dan terdiri atas akar-akar lateral. Panjang akar bisa mencapai 10,8 m dan
mampu mencapai kedalaman 1,3-1,8 m. Sehingga akar tanaman sorgum mampu
memiliki kekuatan hingga dua atau tiga kali lipat untuk menopang pertumbuhan
perkembangan raton. (Rismunandar 2006 dalam Adriani 2019).
2. Batang
Tanaman sorgum memiliki batang yang berangkaian berseri dari ruas dan
buku.Ruas batang sorgum pada bagian tengah tanaman umumnya panjang dan
seragam di banding ruas pada bagian bawah dan atas tanaman.Batang tanaman
sorgum tidak memiliki kambium. Variasi tipe batang tanaman sorgum ialah solid
dan kering hingga sukulen dan manis. Jenis sorgum manis memiliki kandungan
gula pada batangnya seperti tanaman tebu. Memiliki bentuk batang yang silinder
dengan diameter bagian pangkal berkisar antara 0,5-5,0 cm. tinggi batang yang
5

bermacam-macam berkisar 0,5-4,0 m dan menghasilkan jumlah anakan atau tunas


yang bervariasi (House 1985, Arthswager 1948, Du Plessis 2008 dalam Andriani
dan Muzdalifah 2013).
3. Bunga
Rangkaian bunga sorgum berada pada malai di bagian ujung tanaman.
Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di
dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga
di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung tanaman.Bentuk
tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah
tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum
bunga sempurna.
4. Biji
Biji sorgum dapat dikenali dengan bentuknya yang bulat lonjong atau bulat
telur, kemudian biji sorgum ini terdiridari tiga lapisan utama, yaitu kulit luar,
lembaga, dan endosperma.Ukuran biji berkisar 4.0x2.5x3.5 mm. Jumlah biji
berkisar 12.000-60.000 biji/pound sesuai varietasnya.Kulit biji sorgum ada yang
berwarna putih, merah, atau coklat. (Dicko et al., 2006 dan Suprapto et al., 2017).
5. Daun
Bentuk daun tanaman sorgum ialah pita dengan struktur terdiri atas tangkai
dan helai daun.Setiap varietas tanaman sorgum memiliki jumlah helai daun yang
beragam berkisar antara 7-40 helai.Posisi daun terdistribusi secara berlawanan
sepanjang batang dengan pangkal daun menempel pada ruas batang. Helaian daun
muda kaku dan tegak, kemudian menjadi cenderung melengkung pada saat
tanaman dewasa.Terdapat lapisan lilin yang menutupi permukaan daun sehingga
terlihat mengkilap.Helaian daun berwana hijau muda hingga hijau tua, Setiap
varietas sorgum memiliki tulang daun yang beragam yaitu hijau muda, kuning
hingga putih (Andriani dan Isnaini, 2010 dalam Andriani 2019).
4. Syarat Tumbuh Tanaman Sorgum
1. Iklim
Curah hujan 50-100 milimeter (mm) per bulan pada 2,0-2,5 bulan sejak
tanam, diikuti dengan periode kering, merupakan curah hujan yang ideal untuk
keberhasilan produksi sorgum.Sorgum masih tetap bisa tumbuh dan berproduksi
6

dengan baik didaerah yang memiliki curah hujan tinggi selama fase pertumbuhan
hingga panen (Tabri dan Zubachtirodin, 2013).
2. Suhu
Sorgumlebih sesuai ditanam di daerah yang bersuhu panas, lebih dari 20oC
dan udaranya kering. daerah adaptasi terbaik adalah dataran rendah, dengan
ketinggian antara 0-500 mdpl. Umur panen sorgum dapat terhambat apa bila
berada diketinggian lebih dari 500 mdpl (Tabri dan Zubachtirodin, 2013).
3. Tanah (pH)
Umumnya Tanah vertisol (grumusol), aluvial, andosol, regosol, dan
mediteranmerupakan jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
sorgum, kecuali tanah Podzolik Merah Kuning yang masam. Pada tingkat
kesuburan tanah rendah ataupun tinggi masih memungkinkan tanaman sorgum
untuk tumbuh dengan ditanam agak dalam yaitu lebih dari 15 cm. Pada pH 6,0-7,5
tanaman sorgum bisa beradaptasi dengan baik (Tabri dan Zubachtirodin,2013).
4. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu yang berperan penting terhadap fisiologis
tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil
tanaman melalui proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Penyerapan
cahaya oleh pigmen-pigmen akan mempengaruhi pembagian foto sintat ke bagian-
bagian lain dari tanaman melalui fotomorgenesis
5. Teknik Budidaya
1. Penyiapan Benih
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, vigor kecambah
benih yang digunakan 90%. Beberapa varietas memiliki masa dormansi benih satu
bulan pertama setelah panen. Untuk mempertahankan kadar air benih sebaiknya
dikemas dengan baik dan ditaruh pada ruangan bersuhu 10-16oC (Tabri dkk.,
2014).
2. Penyiapan Lahan danPenanaman
Lahan yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan
dari gulmadan melakukan pengolahan tanah secara manual. Tanah kemudian
digemburkan untuk mempermudah saat penanaman. Jarak tanam digunakan
tergantung dari varietas yang akan digunakan misalnya (60-75 cm)x20 cm.
7

sedangkan jarak tanamlebih lebar sekitar 125.000 tanaman/hauntuk lahan yang


kurang subur dankandungan air tanah (Tabridkk., 2014).
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman diantaranya pemberian air dimana air sangat penting
untuk fase perkecambahan dan pertumbuhan, penyiangan gulma, pembumbunan
bertujuan supaya tanaman berdiri dengan kokoh, kemudian pengendalian hama
dan penyakit apabila terkena (Tabridkk., 2014).
4. Pemupukan
Pupuk sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan, pemberian pupuk 2
kali,pertama: 7-10 hari setelah tanam dengan dosis 300 kg ponska/ha; dan kedua:
30-35 hari setelah tanam dengan dosis 250 kg urea/ha. Pemupukan dilakukan
dengan menggali lubang disamping tanamanseperti halnya pemupukan pada
tanaman jagung (Balitsereal, 2013).
5. Panen
Sorgum varietas numbu memiliki umur panen 100-105 hari, Varietas
Kawali mempunyai umur panen 100-110 hari.Kedua varietas tersebut dilepas oleh
Badan Litbang Pertanian pada tahun 2001 (Aqil et al., 2013). Benih kedua
varietas tersebut tersedia di Unit Pengelola Benih Sumber Serealia, Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros, Sulawesi Selatan. Pada masa panen sorgum
dapat dilihat adanya beberapa ciri seperti daun tanaman telah menguning, malai
telah sempurna dan biji telah mengeras.Dapat juga terlihat pada ciri visual, umur
bakal biji (biasanya umur 60-65 hari) sudah terbentuk, dan ketika panen kadar air
biji sorgum dapat berbeda-beda yaitu 20-23%.
6. Hama dan Penyakit Tanaman Sorgum
1. Hama
a) Belalang (Locusta migratoria manilensis)
Gejala terserangnyahama ini pertama diserang yaitu pada bagian daun
seperti pada daun muda dan batang. Gigitan hama ini berbentuk sobekan bergerigi
tak beraturan, apabila serangan hama tersebut parah maka daun akan habis
termakan termasuk tulang daun. Pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida (Pracaya, 1991 dalam Rifa’i 2018).
8

b) Penggerek Batang Sorgum (Ostrinia furnacali)


Daun muda yang masih menggulung dapat dimakan oleh larva muda dan
seringkali merusak titik tumbuh.lalu melubangi batang dan membentuk pupa.
Pada bagian biji sorgum akan diserang melalui batang sorgum olehlarva generasi
kedua. Pengendalian yaitu dengan menggunakan beberapa musuh alami seperti
parasitoids Trichogramma sp. cukup efektif mengendalikan penggerek batang sorgum
B. fusca di Ghana dan Afrika Selatan, selain itu beberapa parasitoid yang telah
diketahui cukup baik antara lain Cotesia flavipes, C. chilonis, Bracon onulei, dan
Sturmiopsis inferens dapat diintroduksi pada daerah yang terserang B. furca
(Pracaya, 1991 dan Harris and Nwanze, 1992 dalam Rifa’i 2018).
2. Penyakit
a) Busuk batang
Melakukan penyerangan pada bagian akar yang ditandai dengan adantnya
warna coklat kemerahan atau cokelat keabu-abuan lalu pada bagian akar terjadi
pembusukan, kemudian menjalar ke bagian batang, ini menyebabkan terjadinya
ganguan translokasi air dan nutrisi (Dodd 1980 dalam Soenartiningsih et al.,
2013).
b) Bercak daun
Awal gejala terlihat adanya bercak berwarna merah atau coklat kemerahan
berukuran kecil,lalu bercak berkembang berupa pustule kemudian menjadi
kumpulan spora dan berwarna coklat tua. Dari daun bawah sampai ke atas
terinfeksi, bisa juga terjadi pada batang apabila infeksi atau intensitas serangannya
tinggi. Pustule berwarna coklat kemerahan atau coklat tua, bentuknya bulat untuk
elips dan ukuran 1-2 mm. varietas rentan diserang pustule sehingga kebanyakan
mongering dan lebih cepat rontok yang diakibatkan sudah tidak berfungsi lagi
(Jodie et al. 2012).
7. Pupuk Kandang Kotoran Kerbau
Limbah kerbau merupakan bahan organik yang mudah terurai sehingga apa
bila tidak dikelola dengan benar dapat menimbulkan pencemaran lingkungan baik
secara biologi, kimia maupun fisik. Pengelolaan limbah ternak yang tidak tepat
dapat menyebabkan pencemaran pada air, tanah dan udara, berdampak pada penurunan
kualitas lingkungan, kualitas hidup peternak dan ternaknya serta dapat memicu konflik
9

sosial. Pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan juga memberikan nilai ekonomis terhadap
usaha ternak. Salah satu pemanfaatan limbah kotoran ternak kerbau adalah
sebagai sumber energi biogas dan kompos. Biogas merupakan gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik yang mengalami fermentasi oleh bakteri dalam kondisi
anaerob (tanpa oksigen dari udara).
Penggunaan pupuk kandang dapat memperbaiki kesuburan tanah, yaitu
menambah unsur hara, meningkatkan humus dan mendorong kehidupan jasad
renik sehingga akan dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kotoran
kerbau memiliki mikroba dan bahan makan mikroba yang diharapkan dapat
memberikan peningkatan populasi dan aktivitas mikroba sehingga dapat
memperbaiki kondisi kesuburan tanah secara fisika, biologis dan kimia.
Terjaganya kesuburan tanah dengan baik maka memungkinkan akan tersedianya
hara makro dan mikro didalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang berkolerasi dengan hasil. Ketersediaan
unsur hara makro dan mikro dari pupuk anorganik memang relatif lebih tinggi
dibandingkan dari pupuk organik, akan tetapi peranan bahan organik/pupuk
organik tidak dapat digantikan dengan pupuk anorganik dalam hal memperbaiki
kesuburan tanah, yaitu menambah unsur hara, meningkatkan humus dan
mendorong kehidupan jasad renik sehingga akan dapat memperbaiki sifat fisik
dan kimia tanah (Amir, 2017).

2.2 Penelitian yang Relevan


Dalam bagian ini ditemukan beberapa hasil penelitian yang mempunyai
relevansi dengan penelitianini.
1. Amir (2017), berjudul “Pemanfaatan Kotoran Kerbau Sebagai Pupuk Organik
Pengaruh terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea
L.)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kotoran kerbau
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar
tanaman sawi. Aplikasi dengan dosis 50% (250 gram/tanaman) menunjukkan
tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot segar tanaman yang terbaik diantara
semua perlakuan.
10

2. Risal (2018), berjudul “Respon Pemberian Kotoran Kerbau dan Arang Sekam
terhadap pertumbuhan dan produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata
L.)”. Metode dalam penelitian ini yaitu yaitu rancangan acak kelompok yang
terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan yaitu P0 (kontrol), P1 (pemberian
kotoran kerbau 20 gr + arang sekam 20 gr), P2 (kotoran kerbau 40 gr + arang
sekam 40 gr), P3 (kotoran kerbau 60 gr + arang sekam 60 gr), P4 (kotoran
kerbau 80 gr + arang sekam 80gr), P5 (kotoran kerbau 100 gr + arang sekam
100 gr). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberisn kotoran kerbau dan arang
sekam memberikan pengaruh tidak nyata. Pada parameter tinggi tanaman
hasil analisis tertinggi pada perlakuan P3 dengan hasil rata-rata 73,64 cm.
Untuk jumlah daun, hasil analisi tertinggi pada perlakuan P3 dengan hasil
rata-rata 39,88 helai. Pada jumlah polong hasil analisis tertinggi pada
perlakuan P5 dengan hasil rata-rata 49,38 polong dan berat segar polong dari
analisis tertinggi pada perlakuan P4 dengan hasil rata-rata 32,88 gr.
3. Suhana dkk. (2017), berjudul “Pengaruh Pemberian Kotoran Kerbau dengan
Penambahan Jerami Padi Menggunakan Trichoderma sp. terhadap
Karakteristik Kompos”. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial 6 taraf perlakuan yaitu: A0 (kotoran kerbau 100%), A1 (kotoran
kerbau 98%+2% jerami padi), A2 (kotoran kerbau 96%+4% jerami padi), A3
(kotoran kerbau 94%+6% jerami padi), A4 (kotoran kerbau 92%+8% jerami
padi), dan A5 (kotoran kerbau 90%+10% jerami padi).Data hasil pengamatan
dari masing-masing perlakuan dianalisis secara statistik, dan apabila berbeda
nyata akan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf
5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kompos kotoran kerbau dengan penambahan jerami padi menggunakan
aktivator Trichoderma sp tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter
pengamatan, namun nilai suhu kompos tertinggi terdapat pada perlakuan A4
(kotoran kerbau 92%+8% jerami padi) yaitu 32,90oC, penyusutan bahan
tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (kotoran kerbau 98%+2% jerami padi)
yaitu 24,00%, dan nilai pH paling rendah terdapat pada perlakuan A2
(kotoran kerbau 96%+% jerami padi) yaitu 7,03. Hasil pengamatan tekstur
kompos kotoran ternak kerbau dengan penambahan jerami.
11

2.3 Kerangka pikir


Sorgum(Sorghum bicolor L. Moench) di Indonesia sendiri adalah salah satu
tanaman yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan
alternative. Sorgum mempunyai beberapa keunggulan toleran terhadap kekeringan
dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal, tahan terhadap
gangguan hama/penyakit, serta kandungan nutrisi yang tinggi. sejalan dengan
keunggulan tanaman sorgum, maka permintaan pasar semakin meningkat namun
produksi tanaman sorgum itu sendiri masih rendah.
Salah satu cara untuk pengembangan sorgum pada lahan kering cukup
potensial bila didukung oleh pupuk dan varietas yang unggul karena penambahan
bahan organik ke dalam tanah sebagai pupuk dapat meningkatkan kesuburan
tanah sekaligus memperbaiki sifat fisik tanah. Penggunaan pupuk kandang
kotoran kerbau juga ramah lingkungan dan mudah diperoleh sehingga masyarakat
tidak susah untuk mencarinya, disamping itu kotoran kerbau mengandung unsur
hara makro dan mikro lengkap yang dibutuhkan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.
12

Tanaman Sorgum (Sorghum


bicolor L. Moench)

Meningkatnya
permintaan pasar Produksi Rendah

Ramah lingkungan dan


mudah diperoleh

Kotoran Kerbau

P0= P1= P2= P3= P4 = P5=


Kontrol Kotoran Kotoran Kotoran Kotoran Kotoran
Kerbau Kerbau Kerbau Kerbau Kerbau
50 100 150 200 250
gr/tanam gr/tana gr/tana gr/tana gr/tana
an man man man man

Pertumbuhan dan Produksi pada


Tanaman Sorgum

Gambar 2. Skema kerangka pikir penelitian


13

2.4 Hipotesis
1. Diduga pemberian pupuk kandang kotoran kerbau salah satunyadapat
meningkatkan laju pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum.
2. Diduga terdapat dosis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman sorgum.
14

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan I Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo, Kota Palopo. Waktu pelaksanaan penelitian ini
dimulai pada bulan Desember 2019sampai selesai.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih sorgum (Shorgum
bicolor L. Moench) benih varietas numbu, kotoran kerbau dan furadan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, timbangan, label
penelitian, papan penelitian, cangkul, parang, meteran, dan kamera.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK),
dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali sehingga dalam penelitian ini
terdapat 24 unit percobaan.
P0 = Tanpa Perlakuan
P1 = Pemberian kotoran kerbau 50 gram
P2 = Pemberian kotoran kerbau 100 gram
P3 = Pemberian kotoran kerbau 150 gram
P4 = Pemberian kotoran kerbau 200 gram
P5 = Pemberian kotoran kerbau 250 gram
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan sidik ragam (uji F)
apabila terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata
jujur (BNJ) pada taraf 5%.

3.4 Metode Pelaksanaan


1. Penentuan Lokasi
Lokasi yang dijadikan tempat dalam pelaksanaan penelitian yaitu lokasi
yang memiliki kondisi tanah yang subur dan jauh dari gangguan seperti hewan,
masyarakat yang jahil dan gangguan lainnya.
15

2. Pengolahan Lahan
Sebelum melakukan pengolahan lahan terlebih dahulu disiapkan alat yang
akan digunakan seperti cangkul, parang dan meteran. Lahan dibersihkan dari sisa-
sisa tanaman atau gulma menggunakan cangkul, kemudian tanah diratakan.
Setelah itu membuat bedengan dengan ukuran 50x100 cm, kemudian dibuat
saluran drainase disekeliling atau ditengah bedengan untuk menghindari
terjadinya genangan air. Tujuan pengolahan dilakukan untuk memperbaiki
struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara oleh
tanaman dapat berlangsung dengan baik.
3. Pemasangan Label Penelitian
Pemasangan label penelitian dilakukan satu hari sebelum dilakukannya
penanaman. Label dipasang disetiap bedengan, hal ini dilakukan agar dapat
membedakan perlakuan yang akan diberikan pada tanaman sorgum.
4. Penanaman
sorgum ditanam menggunakan tugal sama jika akan menanam jagung. Jarak
tanam yang digunakan 75x25 cm tergantung tingkat kesuburan tanah. Setelah
ditugal terlebih dahulu di beri insektisida furadan pada lubang tanam agar benih
sorgum tdk dimakan semut, lalu benih dimasukkan sebanyak 2 benih perlubang
lalu ditutup menggunakan tanah. setelah benih selesai ditanam, tanaman kemudian
disiram.
5. Pengaplikasian
Pemberian pupuk kotoran kerbau ini dilakukan pada saat tanaman berumur
14 hst dan dilanjutkan pemupukan berikutnya dengan interfval waktu 14 hari
sekali sampai masuk fase generatif, pupuk diberikan sesuai dengan dosis
perlakuan yang telah ditentukan dalam rancangan penelitian. Cara pemupukan
yaitu menggunakan sistem piringan dengan cara menggali tanah disekitar
perakaran tanaman, kemudian kotoran kerbau ditabur lalu ditutup kembali dengan
tanah sisa galian.
6. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan berupa penyiraman, penyiangan, dan penggemburan
tanah. Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaknipagi atau sore hari, atau
menyesuaikan dengan cuaca. Sedangkan penyiangan dilakukan untuk
16

menghindari tumbuhnya gulma disekitar tanaman, sehingga tidak terjadi


persaingan penyerapan unsur hara. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut
rumput atau gulma disekitar tanaman sekaligus dilakukan pembumbunan,batang
tanaman ditimbun supaya batang tidak mudah rebah menggunakan tanah.
7. Pengamatan
Pengamatan penelitian pertama kali diamati saat tanaman sorgum telah
berumur 2 MST. Proses pengamatan selanjutnya diamati sekali dalam seminggu
dihari yang sama berdasarkan parameter yang telah ditentukan sampai masa
panen.
8. Panen
Sorgum dipanen dengan cara melihat tanda-tanda seperti biji mulai
mengeras, berwarna kuning kecoklatan, dan daun sudah mongering. Tanaman
dipanen dengan memotong batang menggunakan parang dan memotong tangkai
buah sorgum diperkirakan panjang tangkai 15-25 cm.

3.5 Parameter Pengamatan


Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman maka
perlu dilakukan pengamatan dari 2 MST (Minggu Setelah Tanam) adapun
komponen yang diamati sebagai berikut :
1. Tinggi tanaman (cm)
2. Jumlah daun (cm)
3. Umur berbunga (hari)
4. Berat buah/plot (gram)
5. Biji/plot (buah)
17

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
1. Tinggi Tanam (cm)
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata tinggi tanaman dengan pemberian
kotoran kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum, ditunjukkan
pada gambar 3.

Tinggi Tanaman
205 200.42
199
200 197.5 196.25
Tinggi Tanman
Rata-rata

195
(cm)

190 187 187.67

185

180
P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan

Gambar 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Sorgum dengan Pemberian Kotoran Kerbau

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa pemberian kotoran kerbau


dengan dosis yang berbeda-beda memberikan hasil yang tidak berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman sorgum. Diagram diatas menunjukkan bahwa nilai rata-
rata terbaik yaitu pada perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman) terbaik
pertama sebesar200,42 cm, P4 (kototran kerbau 200 gram/tanaman)menunjukkan
perlakuan terbaik keduasebesar199 cm, P2 (kototran kerbau 100
gram/tanaman)menunjukkan terbaik ketiga sebesar 197,5 cm, pada perlakuan P3
(kotoran kerbau 150 gram/tanaman)menunjukkan perlakuan terbaik sebesar
196,25 cm, terbaik ke lima ditunjukkan pada perlakuan P1 (kototran kerbau 50
gram/tanaman)sebesar 187,67 cm, sedangkan P0 (tanpa perlakuan) diperoleh
tinggi tanaman 187 cm yang menunjukkan hasil perlakuan P0 lebih rendah dari
semua perlakuan yang lain.
18

2. Jumlah Daun (helai)


Rata-rata jumlah daun tanaman sorgum dengan pemberian kotoran kerbau,
ditunjukkan pada gambar 4.

Jumlah Daun

11.25 11.33 11.17 11.17 11.42


12

10 8.33
Rata-rata Jumlah

8
Daun (cm)

0
P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan

Gambar 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sorgum dengan Pemberian Kotoran


Kerbau.

Pada gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman
sorgum dengan pemberian kotoran kerbau tidak berpengaruh nyata. Hal tersebut
dapat dilihat padadiagram diatas dengan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan P5
(kotoran kerbau 250 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata jumlah daunnya
mencapai 11,42 helai, kemudian disusul terbaik kedua ditunjukkan pada perlakuan
P2 (kotoran kerbau 100 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata jumlah daun
mencapai 11,33 helai,kemudian terbaik ketiga terlihat padaP1 (kotoran kerbau 50
gram/tanaman)diperoleh rata-rata jumlah daun 11,25 helai, kemudian terbaik
keempat diperlihatkan pada P3 (kototran kerbau 150 gram/tanaman) diperoleh
nilai rata-rata jumlah daun mencapai11,17 helaidanP4 (kotoran kerbau 200
gram/tanaman)yang memiliki nilai rata-rata jumlah daun sebesar 11,17 helai.
Sedangkan P0 menunjukkan nilai rata-rata jumlah daun sebesar 8,33 helai yang
lebih rendah dibandingkan perlakuan yang lain.
19

3. Umur Berbunga (Hari)


Rata-rata umur berbunga tanaman sorgum dengan pemberian kotoran
kerbau, ditunjukkan pada gambar 5.

Umur Berbunga
65.25
65.5

65
64.25
64.5
Rata-rata Umur
Berbunga (hari)

64 63.58 63.42 63.42


63.17
63.5

63

62.5

62
P0 P1 P2 P3 P4 P5

Perlakuan

Gambar 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Sorgum denganPemberian


Kotoran Kerbau

Hasildiagram diatas menunjukkan bahwa pemberian kotoran kerbau dengan


dosis yang berbeda-beda memberikan hasil yang tidak berpengaruh nyata
terhadapjumlah daun tanaman sorgum. Diagram diatas menunjukkan rata-rata
umur berbunga tanaman sorgum terbaik yaitu pada perlakuan P5 (kotoran kerbau
250 gram/tanaman dengan nilai rata-rata mencapai 63,17 HST, kemudian terbaik
kedua ditunjukkan pada perlakuan P4 (kotoran kerbau 200 gram/tanaman) dengan
nilai rata-rata 63,42 HST, terbaik ketiga ditunjukkan pada perlakuan P3 (kotoran
kerbau 150 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata mencapai 63,42 HST, terbaik
keempat ditunjukkan pada perlakuan P2 (kotoran kerbau 100 gram/tanaman)
diperoleh 63,58 HST, kemudian terbaik kelima ditunjukkan pada perlakuan P1
(kotoran kerbau 50 gram/tanaman) diperoleh diperoleh dengan nilai rata-rata
sebesar 65,25 HST, dan P0 (tanpa perakuan) menunjukkan nilai rata-rata terendah
dari semua perlakuan yaitu sebesar 64,25 HST.
20

4. Berat Buah/Plot (gram)


Rata-rata berat buah tanaman sorgum dengan pemberian kotoran kerbau,
ditunjukkan pada gambar 6.

Berat Buah
167.47
180
160
Rata-rata Berat Buah

140
105.17 105.25
120 90.58 97
87.83
(gram)

100
80
60
40
20
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5

Berat Buah

Gambar 6. Rata-rata Berat Buah Tanaman Sorgum dengan Pemberian Kotoran


Kerbau

Diagram diatas menunjukkan bahwa rata-rata berat buah tanaman sorgum


setelah diberikan kotoran kerbau tidak berpengaruh nyata pada gambar 6
memperlihatkan bahwa berat buah tanaman sorgum terbaik yaitu pada perlakuan
P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman) ditunjukkan dengan nilai rata-rata
mencapai 167,47 gram, kemudian disusul terbaik kedua ditunjukkan pada
perlakuan P4 (kotoran kerbau 200 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata mencapai
105, 25 gram, terbaik ketiga ditunjukkan pada perlakuan P2 (kototran kerbau 100
gram/tanaman) dengan nilai rata-rata mencapai 105,17 gram, terbaik keempat
ditunjukkan pada perlakuan P3 (kotoran kerbau 150 gram/tanaman dengan nilai
rata-rata mecapai 97 gram, selanjutnya terbaik ke lima ditunjukkan pada
perlakuan P1 (kotoran kerbau 50 gram/tanaman) diperoleh 90,58 gram, sedangkan
P0 (tanpa perlakuan) memperlihatkan rata-rata berat buah sebesar 87,83 yang
menunjukkan nilai rata-rata lebih rendah dibandingkan perlakuan yang lain.
21

5. Jumlah Biji
Rata-rata berat buah tanaman sorgum dengan pemberian kotoran kerbau,
ditunjukkan pada gambar 7.

Jumlah Biji
1960.42
1927.43
2000 1721.83
1618.58 1622.58
1800
1411.5
1600
Rata-rata Jumlah

1400
Biji (buah)

1200
1000
800
600
400
200
0
P0 P1 P2 P3 P4 P5

Jumlah Biji

Gambar 7. Rata-rata Jumlah BijiTanamaan Sorgum dengan Pemberian Kotoran


Kerbau

Berdasarkan hasil rata-rata jumlah biji tanaman sorgum tidak berpengaruh


nyata pada pemberian kotoran kerbau terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman sorgum. Hasil nilai rata-rata jumlah biji tanaman sorgum dari yang
tertinggi sampai yang terendah yaitu P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman)
dengan nilai rata-rata mencapai 1960,42 buah, kemudian terbaik kedua
ditunjukkan perlakuan P2 (kotoran kerbau 100 gram/tanaman) dengan nilai rata-
rata 1927,43 buah, selanjutnya terbaik ketiga ditunjukkan pada perlakuan P4
(kototran kerbau 200 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata mencapai 1721,83
buah, terbaik keempat ditunjukkan pada perlakuan P3 (kotoran kerbau 150
gram/tanaman) dengan nilai rata-rata 1622,58 buah, selanjutnya tertinggi kelima
ditunjukkan pada perlakuan P1 (kotoran kerbau 50 gram/tanaman)adalah 1618,58
buah. sedangkan P0 (tanpa perlakuan) memperlihatkan hasil rata-rata jumlah biji
sebesar 1411,5 buah yang menunjukkan nilai rata-rata lebih rendah dibandingkan
perlakuan yang lain.
22

4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan sidik ragam dari tiap perlakuan menunjukkan tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, berat
buah, dan jumlah biji. Perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gr/tanaman)
menunjukkan hasil terbaik dari semua parameter pengamatan, sedangkan P0
(tanpa perlakuan) menunjukkan hasil terendah dari semua parameter pengamatan.
Berdasarkan hasil penelitian pemberian kotoran kerbau pada parameter
tinggi tanaman dan jumlah daun memberikan hasil terbaik pada perlakuan P5
(kotoran kerbau 250 gram/tanaman) yaitu 200,42 cm dan jumlah daun 11,42 helai.
Dengan kata lain pemberian kotoran kerbau terbukti memberikan hasil optimal
pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini didukung oleh Zulfitri (2005) dalam
Wibowo (2016) yang menerapkan bahwa organ vegetatif dapat dipersiapkan lebih
baik oleh tanaman yang lebih tinggi, sehingga akan diperoleh organ fotosintat
lebih banyak. Penyerapan unsur hara pada tanaman dengan jumlah yang tepat
dapat terlihat pada pertambahan tinggi tanaman dan pembentukan daun. Nitrogen
merupakan unsur hara yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Dimana N itu
sendiri mampu mencukupi kebutuhan tanaman akan nutrisi. Meningkatnya ratio
pucuk akar dikarenakan nitrogen yang diterima tanaman terpenuhi sehingga
protein dapat meningkat sehingga klorofil dapat membuat daun menjadi lebih
hijau.Adanya pemberian nitrogen yang yang terpenuhi dapat meningkatkan laju
pertumbuhan tanaman (Nur dan Tohari, 2005) dalam (Hisani dan Herman 2019).
Berdasarkan analisis sidik ragam umur berbunga tanaman sorgum
menunjukkan pada perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gram,tanaman)memberikan
hasil terbaik dengan kisaran umur berbunga 63,17 HST. Ini diduga karena
tersedianya unsur hara yang cukup bagi tanaman, dimana ketersediaan unsur hara
yang ada dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sorgum.
Pemberian kotoran kerbau dapat mendorong dan memacu pertumbuhan tanaman
baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman. Pada proses pembungaan
ini pupuk kotoran kerbau yang diberikan pada tanaman sorgum dapat
dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses fisiologi tanaman dalam proses
pembungaan. Kandungan unsur hara P pada kotoran kerbau juga berpengaruh
pada umur muncul bunga yang akan membantu dalam perkembangan generatif
23

tanaman. Menurut pendapat Janick etal. (1965) dalam Safrizal (2014), yang
menjelaskan fungsi dariPupuk fosfor (P) ini merupakan salah satu unsur utama
dan makro bagi pembungaan tanaman yang pada umumnya dapat memacu
munculnya bunga dan mempengaruhi kualitas bunga pada tanaman.Marsono dan
Sigit (2004) dalam Suranto dkk. (2015) menambahkan bahwa unsur P yang
tersedia dapat berperan dalam mempercepat proses pembungaan dan pembuahan,
serta pemasakan biji dan buah.
Berdasarkan analisis sidik ragam berat buah tanaman sorgum
memperlihatkan bahwa pada perlakuan P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman)
memberikan hasil terbaik sebesar 167,47 gram. Terjadinya penyerapan unsur hara
yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman dan adanya salah satu unsur hara
fosforyang terkandung di dalam kotoran kerbau yang diduga dapat menambah
ukuran dan berat buah hasil panen, unsur hara P yang terkandung juga berguna
untuk membentuk protein dan karbohidrat yang digunakan dalam pembentukan
dan pembesaran biji/buah.Ispandi dan Munip (2004) dalam Meylia dan
Koesriharti (2018), menjelaskan bahwa fosfor berperan dalam membantu
penyerapan unsur hara di dalam tanah termasuk hara kalium. Tersedianya hara
fosfor yang cukup akan membantu penyerapan hara kalium dalam tanah.Unsur
hara kalium sangat dibutuhkantanaman untuk pertumbuhan dan memperbaiki
kualitas buah pada ctanaman. Ditambahkan oleh Isnaini (2006) dalam Pasta dkk.
(2015) bahwa diantara fungsi fosfor yaitu mempercepat pembentukan buah dan
biji serta meningkatkan produksi.
Hasil terbaik berdasarkan sidik ragam jumlah biji tanaman sorgum
diperlihatkan pada P5 (kotoran kerbau 250 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata
sebesar 1960,42 buah. Hal ini diduga karena meningkatnya unsur hara yang
diterima oleh tanaman.Salah satu unsur hara yang terkandung didalam kotoran
kerbau yaitu unsur hara P yang berperan penting dalam pembentukan biji atau
buah.Hal ini Sesuai dengan pendapat Arwin (2019) unsur P untuk pembentukan
protein dan sel baru juga untuk membantu dalam mempercepat bunga, buah dan
biji. Ditambahkan oleh Isnaini (2006) dalam Ratnasari dkk. (2015)bahwa fungsi
fosfor diantaranya yaitu mempercepat pembentukan buah dan biji serta
meningkatkan produksi.
24

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga,
berat buah, dan jumlah biji. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi
kotoran kerbau tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan parameter yang diamati,
perlakuan yang memberikan hasil terbaik pada tiap-tiap parameter pengamatan
yaitu terdapat pada perlakuan P5.
Dosis kotoran kerbauterbaik yaitu pada parameter tinggi tanaman P5
(kotoran kerbau 250 gram/tanaman) dengan nilai rata-rata tanaman 200.42 cm,
jumlah daun 11.42 helai, umur berbunga 63.13 HST, berat buah 167.467 gram,
dan jumlah biji 1960.42 buah. Sedangkan P0 (tanpa perlakuan) memiliki rata-rata
tinggi tanaman adalah 187-14115 yang lebih rendah dibandingkan dengan
perlakuan yang lain. Hal ini diduga karena adanya unsur hara yang terkandung di
dalam kotoran kerbau. Semakin meningkat dosis yang diberikan, hasil dan
produksi tanaman sorgumpun semakin meningkat.

5.2 Saran
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain terkait
penggunaan dosis yang berbeda untuk mengembangkan hasil penelitian ini lebih
lanjut. Selain itu sebaiknya dalam penelitian ini juga perlu dilakuakn penelitian
dengan berbagai varietas sorgum.
25

DAFTAR PUSTAKA
Amir, B. 2017.Pemanfaatan Kotoran Kerbau Sebagai Pupuk Organik Pengaruh
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.).
Vol.5 (1).

Andriani, A.danM. Isnaini. 2013. Morfologi dan Fase Pertumbuhan Sorgum


dalam Sorgum inovasi teknologi dan pengembangan, x. ed. IAARD
PRESS, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian
Pertanian.

Andriani, A dan Muzdalifah Isnaini. 2013. Morfologi dan Fase Pertumbuhan


Tanaman Sorgum. Balai Penelitian Tanaman Serealia.

Adriani, W. 2019.Persilangan Tiga Genotipe Tanaman Sorgum Asal Jawa Timur


yang Berpotensi Umur Genja dan Produksi Tinggi.Skripsi.Fakultas
Pertanian-Peternakan Univertas Muhammadiyah Malang. Malang.

Aqil, M., Zubachtirodin, dan C. Raper. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Jagung,
Sorgum, dan Gandum, Edisi 2012. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Pangan.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2019.

Asniwita, Mapegau dan Yurleni.2017. Pembinaan Petani dan Peternak Melalui


Teknik Pengembangan Tanaman Sorgum. Jurnal Karya Abdi Masyarakat.
Vol.1 (2).

Balai Penelitian Tanaman Serelia. 2013. Varietas Numbu (Sorgum).


http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_conten
t&view=article&id=117:numbusorgum&catid=47:database gandum
dansorgum. Diakses pada tanggal 10 Juni 2020.

Candra, M. J. 2011. Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)


Dan Berbagai Dosis Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moenchs. Skripsi Tidak
Diterbitkan Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta.

Dewanto, F.G. dan J.J.M.R Londok. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan
Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Zootek,Vol.32 (5):
1-8.

Hisani, W. dan Herman. 2019. Pemanfaatan Pupuk Organik dan Arang Sekam
dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong
(Selanum Melogena L.).Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Vol.7 (2).

Lubis, H. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk N dan P terhadap Pertumbuhan dan


Hasil Tanaman Sorgum (Shorgum bicolor L. Moench). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sriwijaya.
26

Meylia, R.D. dan Koesriharti. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Fosfor dan
Sumber Kalium yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill). Jurnal Produksi Tanaman. Vol.6
(8): 1934-1941.

Pasta, Ikhwana., Andi Ette dan Hendry N. Barus. 2015. Tanggap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) pada
Aplikasi Berbagai Pupuk Organik. Jurnal Agrotekbis. Vol.3 (2): 168-177.

Pramanda, R. P. 2015. Pengaruh Aplikasi Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan


dan Hasil Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench).
Jurnal Agrotek Tropika. Vol.3 (1): 85-91.

Ratnasari, D., Mbue Kata Bangun, dan R.I.M. Damanik. 2015. Respons Dua
Varietas Kedelai (Glycine max L. Merril) pada Pemberian Pupuk Hayati
dan NPK Majemuk. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.3 (1): 276-282.

Rifa’i, H., Sumeru Ashari dan Damanhuri.2015. Keragaman 36 Aksesi Sorgum


(Shorgum bicocolor L.). Jurnal Produksi Tanaman. Vol.3 (4): 330-337.

Rifa’i, M.S.H. 2018.Tingkat Serangan Hama pada Enama GalurTanaman


Sorgum yang Ditumpangsari dengan Tanaman Ubi Kayu.(Skripsi).
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Risal. 2018. Respon Pemberian Kotoran Kerbau dan Arang Sekam terhadap
pertumbuhan dan produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo. Palopo

Safrizal. 2014. Pengaruh Pemberian Hara Fosfor Terhadap Status Hara Fosfor
Jaringan, Produksi dan Kualitas Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
.J. Floratek vol.9 (1):22-28.

Siregar, N. T. Irmansyah, dan Mariati. 2016. Pertumbuhan dan Produksi Sorgum


Manis (Sorghum bicoclor L. Moench) terhadap Pemberian Mulsa dan
Bahan Organik. Jurnal Agroekoteknologi. Vol.4 (3): 2188-2195.

Soenartiningsih. Fatmawati, dan A.M. Adnan. 2013. Identifikasi Beberapa


Penyakit Utama Pada Tanaman Sorgum dan Jagung di Sulawesi Tengah.

Suarni dan H. Subagio. 2013. Prospek Pengembangan Jagung dan Sorgum


sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Vol.32 (3): 47-55.

Suarni dan I.U Firmansyah.2013. Struktur, Komposisi Nutrisi dan Teknologi


Pengolahan Sorgum. Sorgum Inovasi Teknologi dan Pengembangan.
IAARD Press. Jakarta.
27

Subagio, H., dan M. Aqil. 2013. Pengembangan Produksi Sorgum di Indonesia.


Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Hal 199-214.

Subagio, H. dan M. Aqil. 2014. Perakitan dan Pengembangan Varietas Unggul


Sorgum untuk Pangan, Pakan, dan Bioenergi. Balai Penelitian Tanaman
Serealia. Sulawesi Selatan. Maros.

Suhana, I.,Okalia, Geno dan Ezward, Chairil. 2017. Perngaruh Kotoran Kerbau
dengan Penambahan Jerami Padi Menggunakan Trichoderma sp.
Terhadap Karakteristik Kompos.Jurnal AGROQUA.Vol. 15 (2): 87-96.

Suranto, H., dan Jurnawaty Sjofjan dan Sri Yoseve. 2015. Pemberian Abu Sekam
Padi dengan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) pada Tanah Gambut. Jurnal
Faperta. Vol.2 (1).

Tabri, F. dan Zubachtirodin. 2013. Budi Daya Tanaman Sorgum. Hal. 175-188.
Dalam Sumarno, D.S. Damardjati, M. Syam, dan Hermanto (Eds). Inovasi
Teknologi dan Pengembangan Sorgum. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta :IAARD Press. Hal 291.

Tabri, Fahdhiana., Zubachtirodin.2014. Budi Daya Tanaman Sorgum. Jawa Timur


: Balai Penelitian Tanaman Serealia.

Sakri, A. S. 2018. Pertumbuhan dan Produksi Ratun Sorgum (Sorghum bicolor L.


Moench) Yang Diberi Pupuk Kascing.Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin. Makassar.

Suprapto,S dan Kairudin N. 2017. Variasi Genetik, Heritabilitas, Tindak Gen dan
Kemajuan Genetik Kedelai (Glycine Max Merrill) Pada Ultisol. Journal
Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia.Vol.9 (2).183-190.

Wibowo, Nurdi dan Ibnu. 2016. Perlakuan Media Tanam dengan Pupuk Organik
Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum). Jurnal Agroscience. Vol.6
(1).
28

L
A
M
P
I
R
A
N
29

Lampiran 1. Denah Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4

P3U1 P0U2 P1U3 P5U4

P4U1 P1U2 P3U3 P2U4

P2U1 P5U2 P4U3 P0U4

P5U1 P2U2 P0U3 P4U4

P1U1 P4U2 P2U3 P3U4

P3U2 P5U3 P1U4


P0U1

Gambar 3. Denah penelitian


Keterangan:
P0 = Tanpa Perlakuan
P1 = Pemberian pukan kotoran kerbau 50 gr/tanaman
P2 = Pemberian pukan kotoran kerbau 100 gr/tanaman
P3 = Pemberian pukan kotoran kerbau 150 gr/tanaman
P4 = Pemberian pukan kotoran kerbau 200 gr/tanaman
P5 = Pemberian pukan kotoran kerbau 250 gr/tanaman
30

Lampiran 2. Jarak Antara Tanaman dalam Bedengan

75 cm

25 cm

Keterangan :
=Tanaman Sorgum (75x25 cm)
=Jarak sisi kanan dan kiri bedengan ke tanaman
=Jarak tanaman antar bedengan
=Jarak depan dan belakang bedeng tanaman
=Jarak antara tanaman dalam satu percobaan
31

Lampiran 3. Rata-rata Parameter Pengamatan Tanaman Sorgum


Tabel 1a. Rata-rata Tinggi Tanaman Sorgum Sebelum dilakukan Aplikasi Kotoran
Kerbau
Ulangan
Perlakuan Total Rata- rata
1 2 3 4
P0 12,67 15,00 17,00 17,00 61,67 15,42
P1 12,67 18,00 18,33 13,00 62,00 15,50
P2 16,67 19,33 16,33 18,33 70,67 17,67
P3 15,33 15,00 17,33 17,67 65,33 16,33
P4 16,00 14,33 16,33 17,33 64,00 16,00
P5 14,67 14,33 15,67 17,33 62,00 24,80
TOTAL 88,00 96,00 101,00 100,67 385,67 96,42
Sumber: Data primer setelah diolah (2020).
Tabel 1b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman Sorgum Sebelum
Dilakukan Aplikasi Kototran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 14,80 2,96 1,00tn 2,90 4,56
Kelompok 3 18,35 6,12 2,06tn 3,29 5,42
Galat 15 44,62 2,97
Total 23 77,77
Keterangan: KK = 43.03%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 2a. Rata-rata Tinggi Tanaman Sorgum pada Umur 1 Minggu Setelah
Aplikasi Kotoran Kerbau
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 25,33 36,33 47,00 47,67 156,33 39,08
P1 28,67 44,67 52,67 25,00 151,00 37,75
P2 38,00 35,00 34,00 51,00 158,00 39,50
P3 39,00 35,33 52,00 46,33 172,67 43,17
P4 39,33 35,67 39,33 52,00 166,33 41,58
P5 36,33 29,00 25,67 37,00 128,00 32,00
TOTAL 206,67 216,00 250,67 259,00 932,33 233,08
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 2b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 1 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
F tabel
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 298,86 59,77 0,80tn 2,90 4,56
Kelompok 3 328,42 109,47 1,47tn 3,29 5,42
Galat 15 1118,27 74,55
Total 23 1745,55
Keterangan: KK = 138.53%
 = Berpeng Nyata
Tn = Tidak BerpengaruhNyata
32

Tabel 3a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 35,00 59,67 53,00 60,00 207,67 51,92
P1 39,33 60,67 60,00 38,33 198,33 49,58
P2 56,33 50,33 50,33 65,00 222,00 55,50
P3 56,33 50,67 59,33 55,33 221,67 55,42
P4 59,33 15,00 51,00 66,67 192,00 48,00
P5 50,00 47,33 42,67 58,67 198,67 49,67
TOTAL 296,33 283,67 316,33 344,00 1240,33 310,08
Sumber: Data primer setelahr diolah (2020)
Tabel 3b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
tn
Perlakuan 5 202,41 40,48 0,25 2,90 4,56
Kelompok 3 346,05 115,35 0,71tn 3,29 5,42
Galat 15 2423,20 161,55
Total 23 2971,66
Keterangan: KK = 176.80%
 = Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 4a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 42,00 74,67 58,67 67,00 242,33 60,58
P1 44,00 71,67 67,33 54,67 237,67 59,42
P2 64,33 81,33 91,67 89,00 326,33 81,58
P3 74,67 85,33 92,33 75,00 327,33 81,83
P4 85,00 74,00 83,67 94,33 337,00 84,25
P5 84,00 87,00 79,00 89,67 339,67 84,92
TOTAL 394,00 474,00 472,67 469,67 1810,33 452,58
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 4b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
F F table
SK Db JK KT
hitung 0.05 0.01
Perlakuan 5 2894,02 578,80 6,99* 2,90 4,56
Kelompok 3 764,31 254,77 3,08tn 3,29 5,42
Galat 15 1242,44 82,83
Total 23 4900,77
Keterangan: KK = 104.79%
 = Berbeda Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
33

Tabel 5a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan
Perlakuan Total Rata rata
1 2 3 4
P0 85,33 131,67 113,00 123,00 453,00 113,25
P1 93,67 135,67 133,33 80,67 443,33 110,83
P2 120,00 109,33 115,00 145,00 489,33 122,33
P3 126,00 103,67 136,00 129,00 494,67 123,67
P4 132,33 91,33 113,67 137,33 474,67 118,67
P5 133,00 110,33 114,33 130,67 488,33 122,08
Total 690,33 682,00 725,33 745,67 2843,33 710,83
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 5b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 562,37 112,47 0,28tn 2,90 4,56
Kelompok 3 445,87 148,62 0,36tn 3,29 5,42
Galat 15 6121,74 408,12
Total 23 7129,98
Keterangan: KK = 185.60%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 6a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 125,00 165,00 151,67 161,33 603,00 150,75
P1 146,67 191,67 173,33 105,33 617,00 154,25
P2 161,33 158,33 151,67 186,67 658,00 164,50
P3 165,00 133,33 194,00 166,67 659,00 164,75
P4 181,00 143,00 146,00 183,33 653,33 163,33
P5 188,33 176,67 138,33 170,00 673,33 168,33
Total 967,33 968,00 955,00 973,33 3863,67 965,92
Sumber: Data pdiolah (2020)
Tabel 6b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 944,63 188,93 0,27tn 2,90 4,56
Kelompok 3 30,09 10,03 0,01tn 3,29 5,42
Galat 15 10512,05 700,80
Total 23 11486,77
Keterangan: KK = 208.64%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
34

Tabel 7a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 151,67 202,00 184,33 210,00 748,00 187,00
P1 168,00 216,00 218,33 148,33 750,67 187,67
P2 231,67 203,33 156,67 198,33 790,00 197,50
P3 203,33 160,00 216,67 205,00 785,00 196,25
P4 222,67 166,67 185,00 221,67 796,00 199,00
P5 211,67 218,33 176,67 195,00 801,67 200,42
TOTAL 1189,00 1166,33 1137,67 1178,33 4671,33 1167,83
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 7b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 680,59 136,12 0,15tn 2,90 4,56
Kelompok 3 245,09 81,70 0,09tn 3,29 5,42
Galat 15 13524,96 901,66
Total 23 14450,65
Keterangan: KK = 215.23%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 8a.Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sorgum Sebelum dilakukan Aplikasi
Kotorn Kerbau
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 4,33 5,33 5,00 5,33 20,00 5,00
P1 3,67 6,00 5,33 4,00 19,00 4,75
P2 4,67 4,00 4,33 5,67 18,67 4,67
P3 5,00 4,33 4,67 5,00 19,00 4,75
P4 4,33 4,00 4,67 5,00 18,00 4,50
P5 4,33 4,33 4,00 4,67 17,33 4,33
Total 26,33 28,00 28,00 29,67 112,00 28,00
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 8b.Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sorgum Sebelum dilakukan Aplikasi
Kotorn Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1,06 0,21 0,53tn 2,90 4,56
Kelompok 3 0,93 0,31 0,77tn 3,29 5,42
Galat 15 6,02 0,40
Total 23 8,00
Keterangan: KK = 29.32%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
35

Tabel 9a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 1 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 5,00 6,33 6,33 7,00 24,67 6,17
P1 5,00 6,33 5,67 5,67 22,67 5,67
P2 6,33 5,67 5,33 7,00 24,33 6,08
P3 6,33 6,00 6,67 5,67 24,67 6,17
P4 6,00 5,00 6,00 6,67 23,67 5,92
P5 5,67 5,00 5,67 5,33 21,67 5,42
Total 34,33 34,33 35,67 37,33 141,67 35,42
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 9b.Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 1 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1,86 0,37 0,94tn 2,90 4,56
Kelompok 3 1,01 0,34 0,86tn 3,29 5,42
Galat 15 5,90 0,39
Total 23 8,77
Keterangan: KK = 25.82%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 10a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 5,33 6,67 6,33 8,00 26,33 6,58
P1 6,00 7,33 7,33 7,00 27,67 6,92
P2 8,33 8,00 7,67 8,67 32,67 8,17
P3 8,00 6,67 6,67 8,67 30,00 7,50
P4 7,33 6,67 7,00 8,67 29,67 7,42
P5 8,00 8,00 7,67 7,00 30,67 7,67
TOTAL 43,00 43,33 42,67 48,00 177,00 44,25
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 10b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 2 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 6,26 1,25 2,29tn 2,90 4,56
Kelompok 3 3,16 1,05 1,93tn 3,29 5,42
Galat 15 8,20 0,55
Total 23 17,63
Keterangan: KK = 27.22%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
36

Tabel 11a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata-
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 6,00 9,00 7,33 9,00 31,33 7,83
P1 6,67 9,67 9,00 7,00 32,33 8,08
P2 9,00 8,00 7,67 9,00 33,67 8,42
P3 9,00 7,67 9,00 8,33 34,00 8,50
P4 8,33 7,67 7,67 9,33 33,00 8,25
P5 8,00 8,67 7,33 8,00 32,00 8,00
Total 47,00 50,67 48,00 50,67 196,33 49,08
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 11b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 3 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1,30 0,26 0,24tn 2,90 4,56
Kelompok 3 1,75 0,58 0,53tn 3,29 5,42
Galat 15 16,50 1,10
Total 23 19,55
Keterangan: KK = 36.66%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 12a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 rata
P0 7,67 9,67 8,33 11,00 36,67 9,17
P1 8,00 10,00 9,67 9,67 37,33 9,33
P2 10,33 9,67 8,33 9,33 37,67 9,42
P3 10,33 8,00 10,00 8,67 37,00 9,25
P4 9,67 8,67 9,33 9,33 37,00 9,25
P5 10,33 9,67 9,00 9,00 38,00 9,50
TOTAL 56,33 55,67 54,67 57,00 223,67 55,92
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 12b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Tinggi Tanaman pada Umur 4 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
tn
Perlakuan 5 0,30 0,06 0,06 2,90 4,56
Kelompok 3 0,50 0,17 0,16tn 3,29 5,42
Galat 15 15,98 1,07
Total 23 16,77
Keterangan: KK = 33.81%
 = Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
37

Tabel 3a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan
Perlakuan Total Rata Rata
1 2 3 4
P0 8,33 10,33 9,00 11,00 38,67 9,67
P1 8,67 12,00 10,67 10,67 42,00 10,50
P2 11,67 11,00 9,67 10,33 42,67 10,67
P3 11,67 8,33 10,67 9,00 39,67 9,92
P4 11,00 8,33 10,00 10,00 39,33 9,83
P5 11,33 10,00 10,00 9,67 41,00 10,25
Total 62,67 60,00 60,00 60,67 243,33 60,83
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 13b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 5 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK Db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 3,15 0,63 0,40tn 2,90 4,56
Kelompok 3 0,80 0,27 0,17tn 3,29 5,42
Galat 15 23,81 1,59
Total 23 27,76
Keterangan: KK = 39,57%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 14a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau.
Ulangan
Perlakuan Total Rata- rata
1 2 3 4
P0 3,00 10,33 9,00 11,00 33,33 8,33
P1 10,00 13,67 12,00 9,33 45,00 11,25
P2 11,33 11,67 10,67 11,67 45,33 11,33
P3 13,00 9,67 11,67 10,33 44,67 11,17
P4 12,33 10,33 9,67 12,33 44,67 11,17
P5 12,67 9,67 11,00 12,33 45,67 11,42
TOTAL 62,33 65,33 64,00 67,00 258,67 64,67
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 14b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Daun pada Umur 6 Minggu
Setelah Aplikasi Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 28,87 5,77 1,27tn 2,90 4,56
tn
Kelompok 3 1,96 0,65 0,14 3,29 5,42
Galat 15 68,20 4,55
Total 23 99,04
Keterangan: KK = 64,95%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
38

Tabel 15a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Umur Berbunga Setelah Aplikasi
Kotoran Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
P0 68,67 60,67 64,33 63,33 257,00 64,25
P1 67,67 60,00 63,33 70,00 261,00 65,25
P2 65,00 63,33 62,00 64,00 254,33 63,58
P3 60,00 66,33 64,00 63,33 253,67 63,42
P4 61,33 66,33 66,00 60,00 253,67 63,42
P5 60,00 64,00 64,00 64,67 252,67 63,17
Total 382,67 380,67 383,67 385,33 1532,33 383,08
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 15b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Umur Berbunga Setelah Aplikasi
Kotoran Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 12,13 2,43 0,23tn 2,90 4,56
Kelompok 3 1,90 0,63 0,06tn 3,29 5,42
Galat 15 161,07 10,74
Total 23 175,11
Keterangan: KK = 41.01%
 = Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
Tabel 16a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Berat Buah Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau.
Ulangan Rata
Perlakuan Total
1 2 3 4 Rata
P0 76,33 99,00 78,67 97,33 351,33 87,83
P1 74,00 123,33 87,00 78,00 362,33 90,58
P2 111,33 124,67 94,67 86,67 417,33 104,33
P3 109,33 85,33 104,00 89,33 388,00 97,00
P4 92,00 82,33 105,00 141,67 421,00 105,25
P5 113,33 92,67 77,33 138,33 421,67 105,42
TOTAL 576,33 607,33 546,67 631,33 2361,67 590,42
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 16b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Berat Buah Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 1224,30 244,86 0,55tn 2,90 tn 4,56
Kelompok 3 678,79 226,26 0,51tn 3,29tn 5,42
Galat 15 6659,57 443,97
Total 23 8562,66
Keterangan: KK =212.41%
 = Berpengaruh Nyata
Tn= Tidak Berpengaruh Nyata
39

Tabel 17a. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Biji Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau.
Ulangan
Perlakuan total rata rata
1 2 3 4
P0 1208,33 1674,00 973,00 1790,67 5646,00 1411,50
P1 1392,00 2041,33 1315,67 1725,33 6474,33 1618,58
P2 1970,00 2123,00 1965,33 1618,00 7676,33 1919,08
P3 1853,67 1347,67 1831,33 1457,67 6490,33 1622,58
P4 1516,67 1391,00 1777,00 2202,67 6887,33 1721,83
P5 2027,00 1576,00 1529,67 2709,00 7841,67 1960,42
TOTAL 9967,67 10153,00 9392,00 11503,33 41016,00 10254,00
Sumber: Data primer sebelum diolah (2020).
Tabel 17b. Analisis Sidik Ragam Rata-rata Jumlah Biji Setelah Aplikasi Kotoran
Kerbau
F table
SK db JK KT F hitung
0.05 0.01
Perlakuan 5 846637,22 169327,44 1,27tn 2,90 4,56
Kelompok 3 399344,26 133114,75 1,00tn 3,29 5,42
Galat 15 2000737,63 133382,51
Total 23 3246719,11
Keterangan: KK = 883,44%
 = Berpengaruh Nyata
Tn = Tidak Berpengaruh Nyata
40

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Proses pembersihan lahan penelitian dan pembuatan bedengan

Gambar 2. Proses pengambilan kotoran kerbau

Gambar 3. Proses pemasangan label perlakuan dan penanaman benih sorgum


41

Gambar 4. Proses pengambilan data sebelum pengaplikasian kotoran kerbau

Gambar 5. Proses penimbangan dan pengaplikasian kotoran kerbau di Lahan


penelitian

Gambar 6. Pemeliharaan, penyiraman dan penyiangan gulma pada tanaman


sorgum di lahan penelitian
42

Gambar 7. Proses pengambilan data pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun
tanaman sorgum

Gambar 8. Proses pengambilan data umur berbunga tanaman sorgum

Gambar 9. Proses pemanenan tanaman sorgum di lahan penelitian


43

Gambar 10. Proses pengambilan data berat buah tanaman sorgum

Gambar 11. Proses pengambilan data jumlah biji tanaman sorgum


44

\\\\

Gambar 12. Kondisi tanaman sorgum dilahan penelitian

Anda mungkin juga menyukai