Anda di halaman 1dari 76

PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN

USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BALLA


KECAMATAN BAJO KABUPATEN LUWU

TENRI
1702405059

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023

i
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN
USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BALLA
KECAMATAN BAJO KABUPATEN LUWU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo

TENRI
1702405059

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023

i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Tenri. 2023. Peran penyuluh pertanian dalam peningkatan usahatani padi sawah
di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. (dibimbing oleh Marlina Bakri
dan Erni firdamayanti)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran penyuluh


pertanian dalam peningkatan usahatani padi sawah di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif dan menggunakan metode induktif untuk menarik kesimpulan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi yang mengikuti progam
penyuluhan di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu sebanyak 322 orang
sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang, jumlah sampel
diperoleh dari 10% dari jumlah populasi dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengaan ketentuan mempunyai pengalaman berusahatani minimal 8
tahun dan bergabung dalam kegiatan penyuluhan. Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa peran penyuluh pertanian di Desa
Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu telah menjalankan tugasnya dengan baik
sebagai pembimbing, sebagai organisasi dan dinamisator, sebagai pelatih teknis,
sebagai konsultan, sebagai pendidik, dan sebagai penasehat. Petani mendapatkan
bantuan dari penyuluh baik berupa pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam
upaya peningkatan uasahatani padi seperti mulai dari pengolahan lahan,
penanaman, perawatan serta pemanenan.

Kata Kunci: Peran; Penyuluh; Peningkatan usahatani.

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, kesehatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Peran Penyuluh Pertanian Dalam Peningkatan
Usahatani Padi Sawah di Desa Balla, Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu” dengan
baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan
berperan dalam penyusunan skripsi ini, seperti antara lain:
1. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si. Selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo
2. Muhammad Naim, S.P., M.P., Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Ulfah Zakiyah Hamdani, S.Pd., M.Sc., Selaku Wakil Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Abdul Rais, S.Si., M.Ling., Selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Cokroaminoto Palopo.
5. Dr. Marlina Bakri, M.Pd., Selaku pembimbing I yang telah membekali saran
dan masukan dalam proses pembuatan skripsi ini.
6. Erni Firdamayanti, S.TP., M.Si., Sebagai pembimbing II yang telah
membekali saran dan masukan dalam proses pembuatan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Agribisnis yang telah membekali penulis
dengan segudang ilmu dibangku perkuliahan.
8. Rekan-rekan seperjuangan dikelas Agribisnis B angkatan 2017, mahasiswa
angkatan 2017 dan teman-teman seperjuangan di Universitas Cokroaminoto
Palopo.
9. Kedua orang tua tercinta, bapak dan ibu yang selalu memberikan dukungan
kepada saya, untuk tetap semangat dalam meraih gelar sarjana.

Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan karunianya atas kebaikan hati
bapak/ibu serta rekan-rekan sekalian dan hasil penelitian ini dapat berguna
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari

vi
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunannya
maupun dari materi. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini,
dan saya juga mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada
bapak atau ibu dosen jika selama bimbingan, ada salah kata atau ucapan yang
kurang baik dari saya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palopo, Mei 2023

Tenri

vii
RIWAYAT HIDUP

Tenri, lahir pada 3 maret 1999 di Salolo Kecamatan Ponrang


Kabupaten Luwu anak ke 6 dari 6 bersaudara putri dari pasangan
Bapak Ma’sum dan Ibu Hasma. Penulis menempuh pendidikan
Sekolah Dasar di pada tahun 2005-2011, Sekolah Menengah
Pertama di pada tahun 2011-2014, dan Sekolah Menengah Atas di
pada tahun 2014-2017. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan pada tahun
2017 di Universitas Cokroaminoto Palopo dengan Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian. Peneliti melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di dan
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Muladimeng, Kecamatan
Ponrang Kabupaten Luwu. Judul penelitian penulis dalam memperoleh gelar
sarjana adalah Peran Penyuluh Pertanian dalam Peningkatan Usahatani Sawah di
Dessa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.............................................................................................4
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan...............................................................12
2.3 Kerangka Pikir.......................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian...................................................................17
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................17
3.3 Populasi dan Sampel..............................................................................18
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................18
3.5 Jenis dan Sumber Data..........................................................................18
3.6 Analisis Data..........................................................................................19
3.7 Definisi Operasional..............................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................21
4.2 Pembahasan......................................................................................................26
BAB V PENUTUP

ix
5.1 Kesimpulan......................................................................................................31
5.1 Saran.................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................32

x
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin..................................................21
2. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian............................................22
3. Identitas responden berdasarkan umur.............................................................23
4. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................................23
5. Identitas responden berdasarkan pengalaman berusahatani............................24
6. Identitas responden berdasarkan luas lahan.....................................................24
7. Peran penyuluh sebagai Pembimbing Petani...................................................25
8. Peran penyuluh sebagai Organisasi dan Dinamisator......................................26
9. Peran penyuluh sebagai Pelatih Teknis............................................................26
10. Peran penyuluh sebagai Konsultan..................................................................27
11. Peran penyuluh sebagai Pendidik....................................................................27
12. Peran penyuluh sebagai Penasehat...................................................................28

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Kerangka pikir.................................................................................................16
2. Dokumentasi penelitian...................................................................................49

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Surat izin dari Fakultas....................................................................................34
2. Surat izin dari lokasi penelitian........................................................................35
3. Instrument penelitian.......................................................................................36
4. Identitas responden..........................................................................................42
5. Peran penyuluh sebagai Pembimbing petani...................................................43
6. Peran penyuluh sebagai Organisasi dan Dinamisator......................................44
7. Peran penyuluh sebagai Pelatih Teknis............................................................45
8. Peran penyulus sebagai Konsultan...................................................................46
9. Peran penyuluh sebagai Pendidik....................................................................47
10. Peran penyuluh sebagai Penasehat...................................................................48
11. Dokumentasi kegiatan......................................................................................49
12. Peta lokasi penelitian.......................................................................................57

13.

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Padi (Oryza sativa L) merupakan tanaman pangan dunia yang paling
penting, kaya akan karbohidrat dan merupakan makanan pokok bagi sebagian
besar masyarakat di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Food and Agryculture
Organisation, (2018) mengemukakan Padi merupakan salah satu tanaman
terpenting dalam peradaban manusia selain itu tanaman padi juga merupakan
sumber utama karbohidrat bagi sebagian besar penduduk dunia, setelah jagung,
ganum dan serealia. sulawesi adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
termasuk penghasil beras cukup besar pada tahun 2019 produksi beras mencapai
2,88 juta ton beras dengan luas lahan 1,01 juta hektar lahan yang tersebar di 22
kabupaten/kota (BPS Sulawesi Selatan, 2019). Perkembangan sektor pertanian
khususnya subsektor bahan makanan memegang peranan penting dalam
pemenuhan kebutuhan pangan khususnya subsektor tanaman padi. Peningkatan
pemenuhan kebutuhan pangan menjadi penting karena tercermin dari jumlah
penduduk Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya. Ketika kebutuhan
pangan tidak terpenuhi, kondisi sosial ekonomi dan politik masyarakat
terpengaruh. Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting dalam kehidupan
masyarakat Indonesia . Oleh karena itu, pertanian merupakan salah satu mata
pencaharian perekonomian nasional bagi sebagian besar penduduk. Artinya,
sektor pertanian harus memegang peranan penting dan menjadi penggerak
perekonomian. Berdasarkan data BPS tahun 2015, sekitar 38.983.003 orang
bekerja di sektor pertanian atau 40% dari total penduduk usia kerja, dan 60%
sisanya bekerja di sektor nonpertanian.
Kinerja Pertanian Lapangan (PPL) merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan budidaya padi. Efisiensi sama dengan kinerja. Bagi penyuluh
pertanian, prestasi adalah hasil kerja atau prestasi. Kinerja adalah
aktualisasi diri sejauh dapat melakukan tugas-tugas utama sesuai dengan
kriteria yang diberikan. PPL memiliki kewajiban dan tanggung jawab
sebagai pendamping peningkatan budidaya padi terutama dalam kegiatan
pendampingan dan dalam penilaian dan pelaporan yang terkait dengan
2

program. Oleh karena itu, kinerja penyuluh pertanian mempengaruhi


tingkat keberhasilan budidaya padi (Arbi, 2017). Pendamping pertanian
telah berperan penting dalam meningkatkan produksi pertanian di
Indonesia. Pelaksanaan perluasan pertanian telah lama mengalami pasang
surut yang dinamis dan memegang peranan penting dalam pembangunan
pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan negara. Indonesia
memasok pangan, terutama beras, dan mengekspor beras diluar negeri.
Ini adalah pergeseran dari pertanian tradisional ke pertanian tangguh yang
memungkinkan konsultan pertanian untuk menggunakan sumberdaya
secara optimal, menyesuaikan pola dan struktur produksi untuk mengubah
sikap dan perilaku, dan menyesuaikan kebutuhan dan keterampilan
mereka.
Dalam melakukan perluasan pertanian, masyarakat pertanian
membekali usaha dengan pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket
teknologi baru dan inovasi di bidang pertanian, menanamkan nilai-nilai
prinsip agri ekonomi dan menciptakan tenaga kerja yang mendukung.
Penting juga untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat petani agar
mereka sadar dan dapat memanfaatkan rekomendasi yang diberikan dan
dikomunikasikan oleh penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian tidak hanya
dapat membimbing petani, tetapi juga memotivasi, tetapi juga memotivasi,
menginformasikan dan menyadarkan mereka sehingga penyuluh dapat
meningkatkan minat petani belajar dilapangan.
Peran Pembimbing sebagai fasilitator sangat penting bagi keberhasilan
pembangunan sektor pertanian yang melayani petani padi sawah Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. Namun akhir-akhir ini sering timbul
permasalahan dimana seperti yang kita ketahui bahwa dalam pengembangan
usahatani padi sawah di Desa Balla, Kecamatan Bajo belum satabil dikarenakan
para petani seringkali memutuskan sesuatu berdasarkan kepentingan mereka
sendiri. Tanpa mempertimbangkan arahan dari penyuluh itu sendiri. Dan secara
tidak langsung inilah yang menjadi kendala para petani dalam meningkatkan
usahataninya. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan peran penyuluh dalam
pengembangan pertanian khususnya budidaya padi di Desa Balla, Kecamatan
3

Bajo, Dengan adanya peran penyuluhan tersebut diharapkan usahataninya dapat


meningkat dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana peran penyuluh pertanian dalam
meningkatkan usahatani padi sawah di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentiikasi peran penyuluh pertanian dalam peningkatan usahatani padi di
Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui peran
penyuluh pertanian dalam peningkatan produksi padi, Sebagai sumber informasi
sekaligus sebagai ilmu pengetahuan baru untuk menambah wawasan bagi para
pelaku usahatani padi sawah dan Sebagai acuan bagi peneliti lain yang melakukan
penelitian tentang peran penyuluh pertanian dalam peningkatan produksi padi.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Padi (Oryza sativa L)
Padi merupakan tanaman yang sangat penting bagi manusia. Bagi manusia,
beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia, karena lebih dari separuh
penduduk dunia bergantung pada tanaman ini sebagai sumber pangan (Utama,
2015). Permintaan beras meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk, dan sekitar 95% penduduk Indonesia
mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok (Pratiwi, 2016. Badan Pusat
Statistik (2014), mengatakan bahwa data konsumsi beras di Indonesia relatif
tinggi yaitu 97,4 kg/orang/tahun pada tahun 2013. Hal ini menjadikan beras
sebagai salah satu tanaman pangan untuk kelangsungan hidup manusia. Padi
merupakan salah satu lahan pertanian yang digemari hampir di seluruh Indonesia
karena menghasilkan beras yang merupakan makanan pokok masyarakat
Indonesia. Tingkat keberhasilan panen padi sangat penting karena usahatani padi
merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk dan bergantung pada
jumlah padi yang dipanen.
Beras adalah sejenis gabah (grain), dan menurut klasifikasinya, beras
termasuk dalam famili rumput-rumputan (Poaceae) dengan nama umum
Oryza. Pratiwi (2016) berpendapat bahwa indonesia sebagai negara
berpenduduk padat menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan
pangan tersebut. Padi merupakan tanaman pangan penting dan makanan
pokok bagi lebih dari separuh penduduk dunia karena mengandung zat
gizi yang dibutuhkan tubuh. Padi umumnya merupakan tanaman tahunan,
setelah itu ia memiliki empat tahap pertumbuhan. Tahap vegetatif awal,
tahap vegetatif akhir, reproduksi dan pematangan. Padi termasuk dalam
kelompok rerumputan dan batangnya terdiri dari beberapa bagian. Di
setiap ujung tudung ada tudung kosong dengan buku. Ruas-ruas tersebut
memiliki panjang yang tidak sama, dengan ruas terpendek memiliki
pangkal batang. Ruas kedua, ruas ketiga, dan seterusnya lebih panjang dari
5

ruas sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, beras merupakan makanan pokok dan sebagian
besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras. sehingga produksi pangan
dalam negeri perlu ditingkatkan. Salah satunya adalah banyak programpemerintah
yang ditujukan untuk meningkatkan produksi pertanian. Secara khusus, peran
penasehat pertanian di setiap bidang pangan beras. Di daerah atau desa manapun,
keberadaan pembina bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kemandirian
petani dalam kegiatan pertanian, termasuk budidaya padi di dataran rendah.
Seperti yang kita ketahui, petani masih membutuhkan bimbingan untuk
mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan pada umumnya masih banyak petani
yang kurang pengetahuan atau tidak mengetahui cara memproduksi yang baik,
atau melakukan usaha dengan baik, tidak diketahui cara memproduksi di masa
yang akan datang, tidak tahu apakah orang-orang di pertanian komersial dapat
bekerjasama. Akibatnya, petani tidak dapat memanfaatkan sumber daya di lahan
pertaniannya secara optimal.
Ade Famboyan Septiana (2016) mengemukakan bahwa budidaya
padi sawah ditandai dengan adanya tampungan air pada saat musim
tanam tanaman. Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah berlumpur.
Tahapan budidaya padi sawah di dataran rendah secara garis besar dapat
dibagi menjadi persiapan tanah, persiapan persemaian, persiapan benih,
penanaman, pemupukan, perawatan, dan pemanenan. Penyiraman padi
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan mengatur tingkat
genangan. Ketinggian memori antara 2-5 cm, karena terlalu tinggi dapat
mengurangi jumlah anakan. Prinsip penyiraman adalah memberikan air
yang cukup dan berkualitas pada waktu yang tepat sesuai dengan tahap
pertumbuhan tanaman. Budidaya padi berlangsung dalam beberapa tahap
seperti dibawah ini:
1) Persiapan Lahan
Sebelum menanam padi, tanah digarap hingga kedalaman
2.030 cm. lahan juga dibersihkan dari rumput dan telur keong
mas. Pertama dibajak, kemudian digaru untuk memudahkan
penanaman padi, kemudian diratakan dan dilakukan kemaliri di
6

pinggir petak untuk menggiring bekicot agar mudah dikendalikan


dan tidak mengganggu tanaman.

2) Persiapan Semai
Luas tanam tergantung luas dan benih yang dibutuhkan, untuk luas 1 hektar
dibutuhkan 4% dari luas tanam atau 400 meter persegi luas semai. Diperlukan 22
hingga 25 kg (5 kg x 5 kantong) benih untuk 1 ha.
3) Penyiapan Benih
Benih yang kami tanam adalah benih bersertifikat kelas satu dan berkualitas
tinggi. Benih yang baik dapat dikenali dari penampilannya yang mengkilap, bersih
dan rapi. Untuk memilih benih yang baik, ikuti langkah-langkah berikut:
a) Siapkan air, garam dan telur bebek.
b) Masukkan telur bebek ke dalam air dan pastikan telur bebek
mengapung, jika tidak maka tambahkan garam sampai telur
mengapung.
c) Telur yang mengapung di ambil dan dimasukkan dengan benih yang
sudah disiapkan. Benih yang tenggelam baik untuk ditanam, benih
yang mengapung dibuang. Benih direndam selama 8 jam, ditiriskan
kemudian didiamkan selama 24-36 jam. Hal ini biasa disebut dengan
proses tegenisasi dalam wadah karung goni. Serangan hama dan
penyakit benih dikendalikan dengan menyemprot benih dengan
larutan insektisida dan fungisida konsentrasi 0,1%.
4) Penanaman
Petunjuk Penanaman Benih: Benih dapat dipindahkan 14-21 hari setelah
disemai, tetapi sebaiknya disemprot dengan insektisida konsentrasi 0,1% 1-2 hari
sebelum disemai. Sebelum menggali tanah sawah sedalam 20 cm dengan sistem
tanah Legowo 2, siapkan hal-hal berikut: 1 (jarak 20 x 10 cm), dimana jumlah
tanaman 333 per 1.000 hektar. Jumlah maksimal bibit yang dapat ditanam adalah
3 buah per lubang.
5) Pemupukan
Petani perlu mengetahui enam cara pemupukan yang benar:
benar jenis, tujuan, dosis, waktu, cara dan mutu. Waktu
7

pemupukan padi adalah pemupukan HST pertama pada umur 7-


10 tahun, sesuai anjuran pemupukan setempat, mengandung 37,5-
40% pupuk urea dan 50% NPK. Inseminasi kedua dilakukan pada
umur 21-25 tahun dengan dosis dan komposisi inseminasi HST
yang sama dengan inseminasi pertama.

6) Pengendalian Hama dan Penyakit


Penggunaan pestisida didasarkan pada pemantauan di tempat untuk
mencapai efisiensi tinggi dan meminimalkan dampak lingkungan. Bahan
kontrol diterapkan sesuai dengan budidaya tanaman sebelum tanam
(sebelum tanam), masa perkecambahan, masa pertumbuhan, dan masa
pembibitan. Kultivar toleran digunakan sebagai strategi pengendalian dan
pengelolaan aspek budaya (pola tanam yang benar, pergiliran tanaman,
kebersihan tanah, waktu tanam yang tepat, pemupukan yang benar,
pemeliharaan dan pengairan tanah yang benar, penanaman tanaman
penutup tanah untuk control, ditanam dengan tanaman yang sehat.
mengamati bagaimana mereka menggunakan predator alami seperti laba-
laba sebagai predator. Kendali mekanis seperti perkakas dan pengambilan
tangan, kendali fisik seperti menggunakan pagar, menggunakan
perangkap, dan menggunakan lampu perangkap. Gunakan pestisida hanya
jika diperlukan, bersamaan dengan pestisida, pestisida, dan fungisida.
7) Pemeliharaan
Risiko mengeringnya padang rumput yang subur,
Pengendalian gulma dilakukan dengan mengalirkan air sebelum
dilakukan pengendalian gulma. Lakukan ini secara manual atau
dengan mesin lebih awal, juga dapat menggunakan herbisida
sesuai petunjuk. Penyiangan dilakukan secara manual pada saat
tanaman berumur 25 HST dan dengan pengolahan tanah tiga kali
pada saat tanaman berumur 25, 35 dan 45 HST.
8) Panen dan Pasca Panen
Kehilangan hasil dan kualitas selama panen dan pengolahan pasca
panen masih tinggi (sekitar 20%), dan kegagalan panen dan pengolahan
8

pasca panen menyebabkan kualitas benih yang buruk dan kelompok padi
yang terkonsentrasi. harus dikelola dengan baik. Sistem ini dapat
mengurangi rugi daya sebesar 19% dan 4%.
Panen pada waktu yang tepat dengan memperhatikan umur pohon
diantara tanaman. Waktu mulai berbunganya padi bisa berbeda-beda,
namun biasanya 30-35 hari setelah padi berbunga. Ketika 95% mulai
menguning, tanaman akan cepat rontok. Panen dan pangkas dengan sabit
bergerigi atau kombinasikan. Panen harus dikantongi atau ditutup dengan
tikar jika ditumpuk untuk mencegah penyebaran biji-bijian. Untuk
menjaga kualitas dan mengurangi kehilangan hasil dan kerusakan
tanaman, perontokan harus segera dilakukan dan beras tidak boleh
ditimbun selama beberapa hari.
Pengeringan dilakukan dengan cara diputar setiap 2 jam sekali pada alas
pengering dengan ketebalan butiran 5-7 cm. Silakan gunakan pengering buatan
selama musim hujan. Selama pemanenan, perontokan, pencucian, penjemuran dan
penyimpanan, dianjurkan agar kantong dan kantong plastik dikemas dan diangkut
dalam keadaan baik, rapat, bersih, stabil dan bebas hama. Simpan gabah/beras
dalam wadah bersih di lumbung/gudang bebas hama dengan sirkulasi udara yang
baik.

2. Penyuluh Pertanian
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan informal bagi petani pedesaan
dan keluarganya dan memiliki dua tujuan utama (Sastraamadja, 2016). Penyuluh
pembantu wajib menjelaskan misi mereka sesuai dengan konsekuensi logis dari
status fungsional pekerja pembantu pertanian. Tenaga pendamping harus mampu
memaksimalkan sumber dayanya dan secara dinamis mengatasi segala hambatan
dan tantangan guna mendamaikan perubahan yang terjadi dalam konteks
pembangunan pertanian (Kementerian Pertanian, 2014).
Keterampilan penyuluh dapat dilihat dari dua perspektif, a) Kinerja
merupakan variabel kunci yang bervariasi sesuai dengan karakteristik
individu dan dipengaruhi oleh perilaku individu, termasuk pemimpin
pertanian. b) Kinerja penyuluh merupakan dampak dari perbedaan
pengelolaan dan penyelenggaraan pelayanan penyuluhan antar kabupaten,
9

termasuk berbagai aspek kelembagaan, kepegawaian, pelaksanaan


program dan pendanaan. Untuk melihat kinerja PPL, tiga metriknya
digunakan: Persiapan perluasan pertanian, pelaksanaan perluasan
pertanian, evaluasi dan pelaporan (Sunandar, A., 2019)
a. Peran Penyuluh Pertanian
Penjelaasan tentang peran penyuluh di atas sebagai berikut:
1) Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani
Penasihat adalah pembimbing dan pengajar dalam pendidikan nonformal
petani. Konsultan memiliki ide bagus tentang bagaimana mengatasi hambatan
dalam pembangunan pertanian dan sektor pertanian karena mereka memiliki ide
bagus untuk mengatasi hambatan dan mengembangkan pertanian. Konsultan
harus memiliki pengetahuan yang baik tentang sistem pertanian kehidupan petani
dan mampu mengambil keputusan atas nama petani. Hal ini memungkinkan
petani memberikan kontribusi yang baik. Pembina harus dapat membimbing
petani dalam cara bercocok tanam dan membantu petani menemukan dan
menggunakan infrastruktur pertanian seperti yang ditentukan. Pembina harus
dapat memberikan solusi mengenai sumber kredit yang dapat digunakan petani
untuk mengembangkan usahataninya.
2) Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator
Karena batasan penasihat lapangan tidak dapat mengunjungi semua
petani. Oleh karena itu, petani didorong untuk berpartisipasi aktif agar
lebih mudah bagi penasehat untuk memberikan saran tentang program
pertanian. Tenaga pendamping dalam pembentukan dan pengembangan
kelompok tani berperan sebagai organisator dan penggerak.
3) Penyuluh Sebagai Pelatih Teknis
Pekerja lapangan harus memiliki pengetahuan pertanian yang luas
dan keterampilan teknis yang baik, karena petani dapat meminta mereka
yang putus sekolah untuk mempraktekkan konten yang disajikan dalam
program. Tanpa pengetahuan dan keahlian teknis yang luas, sulit untuk
secara langsung atau tidak langsung memberikan layanan konsultasi yang
dibutuhkan petani.
4) Peran Penyuluh Sebagai Konsultan
10

Penyuluh harus membantu petani memecahkan masalah yang mereka hadapi


dalam kegiatan pertanian mereka dan menawarkan alternatif dan rekomendasi
ketika petani menghadapi kendala dalam melakukan kegiatan usahatani. Untuk
mencapai tujuan pendampingan, sebuah badan pendampingan harus dapat
memberikan arahan berupa contoh-contoh praktis atau penelitian terapan, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan petani terhadap saran tersebut.
5) Peran Penyuluh Sebagai Pendidik
Penyuluh pertanian adalah pendidik petani , artinya ada proses
pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan menginformasikan
petani, dan pembimbing perlu membangkitkan semangat dan semangat
kerja mereka sehingga mereka dapat bertani lebih efektif, efisien dan
ekonomis. ada. Anda dapat mengoperasikannya.
6) Penyuluh Sebagai Penasehat
Sikap, cara pandang, keadaan, dan kemampuan berpikir dan
pemahaman seorang petani dikategorikan ke dalam keterampilan
bercocok tanam yang berbeda. Untuk berhasil dalam peran Penasihat dan
mencapai tahap target, pelatih harus mampu memberikan instruksi dalam
bentuk instruksi sederhana atau studi terapan, yang pada akhirnya dapat
membangkitkan kepercayaan petani. Semakin baik pendidikan, semakin
baik peran penyuluh.
b. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Sumandar A (2019) menyatakan bahwa tujuan utama ekspansi
pertanian adalah untuk meningkatkan produksi pangan guna memenuhi
peningkatan permintaan pangan dengan harga bersaing di pasar dunia.
Pembangunan seperti itu harus berkelanjutan dan seringkali dilakukan
secara berbeda dari sebelumnya. Oleh karena itu, dalam konteks ini,
terutama di negara berkembang, sangat penting untuk menyelenggarakan
layanan konsultasi pertanian yang efektif.
Sumandar A (2019) menyatakan bahwa tujuan perluasan pertanian selalu
terkait dengan upaya perbaikan, terutama peningkatan kualitas hidup masyarakat
baik secara fisik, psikis, ekonomi maupun sosial budaya. Tujuan perluasan
pertanian adalah untuk mencapai peningkatan teknologi pertanian (pertanian yang
11

lebih baik), pertanian yang lebih baik (ekonomi yang lebih baik), dan kondisi
kehidupan yang lebih baik (kehidupan yang lebih baik).

3. Usahatani
Suratiyah (2019) menyatakan bahwa pertanian adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana petani mengoordinasikan dan mengatur faktor-
faktor produksi dengan cara yang paling efisien untuk menguntungkan
mereka. Wanda (2015) berpendapat bahwa ilmu pertanian adalah ilmu
yang mempelajari bagaimana menentukan, mengatur, dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien
untuk meningkatkan pendapatan petani.
Dari beberapa definisi di atas, pertanian berarti usaha di mana petani
terlibat dalam penggunaan sumber daya alam, tenaga kerja dan modal
untuk menghasilkan pendapatan, yang sebagian besar pendapatan
digunakan untuk mendanai biaya yang terkait dengan pertanian, dapat
dijelaskan dan dipahami bahwa sebagian dari pendapatan sudah
digunakan. Manajemen pertanian adalah kemampuan petani untuk
merencanakan, mengatur, mengarahkan, mengkoordinasikan dan
memantau elemen kontrol produksi untuk memastikan hasil yang
diharapkan..
Menurut Ken (2015), klasifikasi pertanian dapat dibagi menjadi
empat bagian.
a. Gaya dan kualitas kegiatan pertanian petani dapat dibagi menjadi dua
wilayah berdasarkan gaya dan kualitas: swasembada dan bisnis.
Pertanian yang hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dikenal
dengan pertanian subsisten, dan pertanian yang mencari keuntungan
dengan melihat kualitas dan kuantitas produksi dikenal dengan
pertanian komersial.
b. Organisasi bisnis di bidang pertanian yang lahir pada tahun dapat
dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan organisasinya. Yang
pertama adalah individu. Ini memungkinkan dia untuk menyelesaikan
seluruh proses perencanaan, pengelolaan lahan, penanaman,
12

pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran di peternakan. Keluarganya


akan datang. Kedua adalah kelompok, dimana proses pertumbuhan
dilakukan oleh kelompok. Ketiga adalah koperasi, proses budidaya
mandiri, dimana beberapa kegiatan dilakukan oleh kelompok, seperti
B. Pemasaran dan pembelian sampel.
c. Model pengelolaan setelah model implementasi dapat dibagi menjadi
tiga kelompok. Yang pertama adalah model unik dengan hanya satu
sektor untuk kegiatan pertanian seperti menanam pangan,
hortikultura, dan peternakan. Kedua, modelnya tidak ada yang
istimewa. Jadi kerjasama beberapa sektor pertanian, tapi dengan
batasan yang jelas. Ketiga, pertanian campuran memiliki banyak
sektor pertanian tanpa batas.
d. Jenis pertanian dapat dilihat pada produk yang dibudidayakan seperti
jagung, padi dan peternakan kambing.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relefan


Penelitian terkait adalah penelitian yang dijadikan sebagai referensi
atau pembanding untuk penelitian yang akan datang. Meskipun penelitian
ini bukan yang pertama, telah dibuktikan bahwa ada semacam referensi
yang telah digunakan dalam hubungannya dengan penelitian lain dan
bahan lainnya. Oleh karena itu peneliti hanya melanjutkan atau
melanjutkan penelitian ini untuk memberikan manfaat bagi kita dan dunia
pertanian. Hasil penelitian yang ada antara lain:
1. Meri Fazillah tahun (2014) dengan judul “Peranan Penyuluh Pertanian
Terhadap Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat”
Disimpulkan bahwa pelaksanaan perluasan pertanian di Kawai XVI secara
umum tidak berhasil. Hal ini antara lain disebabkan belum adanya penyuluh
pertanian di Kecamatan Kaway XVI yang dapat melaksanakan program-program
pertanian yang direncanakan dalam Program Penyuluhan, yang seharusnya dapat
memberikan kontribusi bagi peningkatan produksi dan kesejahteraan petani
prioritas. Memahami cara yang berkelanjutan dan terencana, keberhasilan
produksi petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Provinsi Aceh Barat tidak
13

terpengaruh oleh keberadaan penyuluh. Tingginya hasil panen di kawasan ini


karena banyaknya lahan pertanian, luas lahan, dan petani giat yang mampu
mengelola dan mengoperasikan lahan pertaniannya secara mandiri.
2. Sundari, S., Yusra, A. H. A., & Nurliza, N. (2015) dengan judul “Peran
Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan Produksi Usahatni Dikabupaten
Pontianak”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas hubungan
antara peran penyuluh dengan peningkatan produksi tanaman padi di
Kabupaten Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survei lapangan di Kecamatan Sungai Pinyu dan Anjongan.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah peran trainer, konsultan
sebagai teknisi, konsultan sebagai penghubung, konsultan sebagai
organisator, dan konsultan sebagai agen pembaharuan. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi: a) uji validitas; b) uji reliabilitas.
Hasilnya, terlihat bahwa peran badan pembina pertanian cukup memadai
untuk meningkatkan produksi beras di Kabupaten Pontianak..
3. Rusita Dewi Saputri (2016) dengan judul “Peran Penyuluh Pertanian
Lapangan Dengan Tingkat Perkembangan Kelompok Tani Di Kabupaten
Sukoharjo”
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana peran
penyuluh pertanian, perkembangan kelompok tani, dan hubungan peran
penyuluh pertanian dengan tingkat perkembangan kelompok tani di
Kabupaten Sukoharjo. Metode analisis yang digunakan adalah kuantitatif
dan berdasarkan metodologi penelitian penelitian. Hasilnya, peran
penyuluh pertanian sebagai motivator dalam kategori tinggi, peran
penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam kategori rendah, peran
penyuluh dalam kategori tinggi, peran fasilitator dalam kategori
rendah/sangat rendah dan peran penyuluh pertanian secara keseluruhan.
ditunjukkan. Kategori kategori yang lebih rendah. Tingkat perkembangan
kemandirian kelompok tani berada pada kategori tinggi, keterampilan
anggota kelompok berada pada kategori tinggi, keterampilan kelompok
berada pada kategori rendah, dan perkembangan kelompok tani secara
keseluruhan berada pada kategori kategori berikutnya kategori rendah.
4. Sekar Inten, M., & CCW, D. E. (2017) dengan judul “Peranan Penyuluh
14

Pertanian Dalam Peningkatan Pendapatan Petani Komoditas Padi Di


Kecamatan Tanjungselor Kabupaten Bulungan Kalimantan
Utara”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran lembaga
penasehat pertanian, mengetahui tingkat pendapatan petani padi, dan
mengetahui dampak peran lembaga penasehat terhadap pendapatan
petani. Lokasi penelitian ini adalah kelompok tani binaan Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Tanjung Palas Tengah,
Kecamatan Burungan, Kalimantan Utara. Metode penelitian ini adalah
metode kuesioner dengan 30 petani sebagai responden. Metode analisis
data untuk menghitung pendapatan petani padi adalah Π=TR-TC.
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh peran
pembimbing terhadap tingkat pendapatan petani. Persamaan regresinya
adalah Y=a+bx+e. Y = tingkat pendapatan, a = konstanta, b = koefisien
regresi, x = peran konsultan, e = nilai sisa. Secara keseluruhan, 13,33%
responden menjawab PPL-nya berperan kecil, 36,67% menyatakan PPL-
nya berperan, dan 50% menyatakan PPL-nya berperan sangat penting.
Peran penyuluh yang dimaksud adalah sebagai pemandu, pengamat,
evaluator, fasilitator, dan penasihat. rata-rata biaya produksi per musim
tanam seorang petani padi dengan luas rata-rata 1,7 hektar adalah Biaya
tetap Rp 759.102,00, biaya variabel Rp 2.278.833,00, total biaya produksi
Rp 3.037.935. Karena pendapatan rata-rata adalah Rp 10.613.333, maka
pendapatan rata-rata yang diperoleh adalah Rp 7.575.425,00. Analisis
regresi sederhana menghasilkan persamaan Y = 2539220.838 +
196470.904 X 1 + e dengan R2 sebesar 69,6%.
5. Lusiana, L., Laapo, A., & Howara, D. (2018) dengan judul “PeranPenyuluh
Pertanian Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Oloboju
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi”
Periode Mei hingga Agustus 2016. Lokasi penelitian ditentukan
dengan menggunakan metode yang digunakan (Purpositive). Ada 30
responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Kami menggunakan metode chi-square dan analisis
pendapatan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peran penyuluh pertanian sebagai pemimpin sudah baik. Hal ini
15

tergambar dari peran pembimbing (9.27) >(5.99) dan fasilitator (12.17)


>(5.99) dalam pemantauan petani.
6. Ramadhan, R. H., Viantimala, B., & Silviyanti, S. (2019) dengan judul
“Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Adopsi Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan Seputih
Raman”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran
penyuluh pertanian dalam penerapan pengelolaan tanaman terpadu, untuk
mengetahui sejauh mana penerapan pengelolaan tanaman terpadu pada
padi sawah dalam meningkatkan produktivitas, dan untuk mengetahui
tingkat penerapan pengelolaan tanaman terpadu, pengelolaan tersebut
menggunakan menganalisis hubungan antara manajemen tanaman dan
manajemen tanaman padi sawah dan produktivitas. Sampel dipilih
dengan menggunakan proportional random sampling dan data penelitian
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji korelasi inferensi rank-
his Spearman. Hasilnya, ditemukan bahwa peran penyuluh manajemen
usaha tani dalam budidaya padi sawah terpadu tergolong sedang.
7. Sundari, R. S., Umbara, D. S., Hidayati, R., & Fitriadi, B. W. (2021) dengan judul.
“Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten
Tasikmalaya”.
Penasihat Pertanian menjadi ujung tombak pembangunan pertanian
yang sukses. Tujuan penelitian ini adalah untuk menanyakan sejauh mana
peran dalam perluasan pertanian dalam produksi padi petani. Lokasi
penelitian adalah Tasikmalaya. Metode pengambilan sampel sederhana
digunakan dalam penelitian ini. Data primer diperoleh melalui survei dan
observasi terhadap 68 petani padi yang disurvei dan dianalisis dengan
menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa agen penggembur berperan dalam dinamika petani dalam produksi
padi sawah. Penasihat pertanian adalah mentor dan penasihat yang sangat
baik. Namun, karena keterbatasan lahan, tidak mungkin memobilisasi
petani untuk menerapkan teknologi ini.

2.3 Kerangka Pikir


Kerangaka pikir didasarkan pada latar belakang dan kajian teori
untuk dapat membahas bagaimana Peran penyuluh pertanian dalam
16

pengembangan padi sawah di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten


Luwu. Untuk meningkatkan kapasitas padi sawah, diperlukan peran
penyuluh pertanian. Dalam kegiatan tersebut, penyuluhan pertanian
berperan sebagai motivator, penggerak dan mediator. Untuk itu, pembina
harus mampu menerapkan teknologi baru kepada petani untuk
meningkatkan usaha tani.
Kerangka pikir adalah model atau diagram konseptual yang
menggambarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Dengan pemikiran ini, kami memberikan gambaran tentang apa yang
sedang dilakukan dalam penelitian tentang peran penasehat pertanian
dalam pengembangan padi sawah.
Mempromosikan pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran
kerja penasehat. Oleh karena itu, pelaksanaan penyuluhan pertanian
merupakan bagian terpenting dari pembangunan pertanian. Salah satu
faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah kinerja penyuluh
pertanian. Dalam rangka peningkatan pembangunan pertanian, kinerja
penyuluh pertanian sangat penting, dan kualitas sumber daya manusia
khususnya penyuluh sangat berpengaruh terhadap pembangunan
pertanian. Tercapainya tujuan penyuluh pertanian tergantung pada
kemampuannya menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan benar.
Dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan, maka kapasitas
petani juga meningkat. Berdasarkan uraian di atas, kita mendapatkan
diagram skematik berikut:
17

Pembimbing Petani

Organisator dan
dinamisator

Pelatih teknis
Peran Penyuluh
pertanian Peningkatan
Usahatani Padi
Konsultan

Pendidik

Penasehat

Gambar 1. Skema kerangka pikir penelitian.


18

BAB III
DESAIN PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif
kualitatif. Arikunto (2019) berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan menyelidiki keadaan, kondisi, atau fakta lain
yang disebutkan, yang hasilnya disajikan dalam bentuk laporan penelitian.
Achmadi dan Narbuko (2015) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha menjelaskan pemecahan masalah terkini
berdasarkan data dengan cara menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasikan data.
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan fenomena alam dan buatan manusia yang ada dengan lebih
mempertimbangkan keterkaitan antara sifat, kualitas, dan aktivitas. Selain
itu, penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
modifikasi terhadap variabel yang diteliti dan menggambarkan kondisi
sebagaimana adanya. Satu-satunya perlakuan yang menarik adalah
penelitian itu sendiri, dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
pencatatan. Sukmadinata (2017)
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh beberapa ahli di atas,
penelitian deskriptif kualitatif merupakan rangkaian penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh data apa adanya dan bukan dalam kondisi
tertentu yang menekankan pentingnya hasil. kegiatan dapat disimpulkan.
Peneliti ini menggunakan teknik penelitian deskriptif kualitatif untuk
mendeskripsikan peran penyuluh pertanian dalam peningkatan produksi
padi di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu Sulawesi Selatan. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja atau
(purposive) mengingat desa Bara merupakan salah satu desa yang rata-rata
masyarakatnya bercocok tanam padi dan lokasi yang sering dikunjungi
19

oleh penyuluh.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian terdiri dari 322 petani padi sawah di desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan. Peneliti
menggunakan 10% dari total populasinya sebagai sampel, sehingga dia
mendapatkan sampel sebanyak 32 orang petani. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan khusus, purposive sampling bertujuan untuk mendapatkan
sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Bagian penting dari penelitian adalah proses pengumpulan data oleh
peneliti. Teknik pengumpulan data adalah perolehan informasi atau data
yang ada dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data adalah
bagaimana seorang peneliti memperoleh data dari seorang responden.
Dalam penelitian, proses pengumpulan data berbeda-beda tergantung jenis
penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini,
peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode untuk memperoleh informasi yang akurat sesuai
dengan keadaan sebenarnya di lokasi, dalam penelitian ini observasi dilakukan
untuk membuktikan data-data dokumentasi yang sudah didapatkan dan sudah
diolah observasi ini bermanfaat untuk mendukung dan meningkatkan kebenaran
data yang diperoleh, peneliti langsung terjun ke lokasi dan melakukan penelitian
yang dapat memperoleh informasi yang akurat sesuai dengan keadaan sebenarnya
di lokasi tersebut.
2. Wawancara
20

Wawancara dilakukan dengan sesi tanya jawab dengan petani padi di Desa
Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
data yang jelas dan rinci tentang isu-isu yang relevan dengan tujuan penelitian.
3. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan mengambil foto saat mewawancarai
responden petani padi sawah di Desa Balla, Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

3.5 Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan melalui wawancara langsung
dan observasi dengan petani padi sawah berdasarkan kuesioner survei. Data ini
dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan tujuan untuk memecahkan masalah
yang sedang mereka kerjakan.
2. Data sekunder
Data sekunder, yaitu data dari lembaga terkait, buku, jurnal, artikel, internet,
berbagai literatur tentang topik penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu teknik analisis data adalah membahas tentang upaya yang dilakukan
penyelesaian data penelitian, dengan mengaturnya dan
mengelompokkannya menjadi potongan-potongan yang dapat dikelola,
mencari dan menemukan pola, mencari tahu apa yang penting dan apa
yang telah dipelajari, dan apa yang harus diberitahukan kepada orang lain.
untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Dalam penelitian kualitatif,
analisis data dilakukan pada awal penelitian dan selama penelitian
berlangsung. Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah secara
sistematis. Pekerjaan dimulai dengan wawancara, observasi, kompilasi
dan klasifikasi, dan berlanjut melalui penyajian data dan derivasi data.
Dalam metode analisis data, peneliti menggunakan teknik induktif
untuk menarik kesimpulan tentang peristiwa dari data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi umum. Dalam melakukan
analisis data, peneliti melakukan beberapa langkah:
21

1. Data Reduction (reduksi data)


Mengurangi data berarti meringkas data yang benar-benar di
butuhkan, melakukan penyederhanaan data berdasarkan data yang peneliti
butuhkan atau memilih yang paling penting dan menghapus data yang
tidak perlu. Akibatnya, data yang direduksi memberikan gambaran yang
lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan dan
mengambil data ketika mereka membutuhkannya.
2. Display Data (penyajian data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif, data disajikan dalam bentuk uraian singkat,
grafik, dan sebagainya.
3. Conclusion Drawing (penarikan kesimpulan)
Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dari analisis data
yang dilakukan. Menyadari konsekuensi reduksi data tetap dalam
merumuskan masalah tujuan yang ingin dicapai. Data yang terkumpul
dibandingkan satu sama lain dan ditarik kesimpulan yang menjawab
permasalahan yang ada.

3.7 Defenisi Operasional


Sugishirono (2015) menyatakan bahwa definisi operasional adalah
atribut atau karakteristik atau nilai dari suatu objek atau kegiatan dengan
variasi tertentu yang ditentukan bagi peneliti untuk mempelajarinya dan
menarik kesimpulan darinya. Definisi operasional yang terdapat dalam
penelitian adalah:
1. Padi merupakan tanaman pangan utama dan makanan pokok bagi sebagian
penduduk dunia, begitu pula di Indonesia, beras merupakan salah satu
tanaman pangan utama yang ditanam petani sebagai bahan pangan pokok
nasional.
2. Penyuluh pertanian adalah suatu wadah pembelajaran yang dapat diakses oleh
para petani, guna menambah wawasan dalam hal berusahatani.
3. Peran Penyuluh Pertanian adalah mendorong petani untuk mengubah dan
meningkatkan cara mereka berpikir, bekerja, dan hidup. Dengan cara ini,
petani dapat mengikuti perubahan zaman dan teknik pertanian yang maju..
22

4. Usahatani merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilakukan atau yang


sedang diusahakan oleh petani untuk memperoleh sebuah hasil dari usahanya
sendiri.
23

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


1. Gambaran Umum Lokasi penelitian.
a. Keadaan wilayah penelitian
Desa yang terletak pada Kabupeten Luwu tepatnya di Kecamatan Bajo,
merupakan desa yang mayoritas penduduknya beragama muslim dan memiliki
kebiasaan bergotong royong. Desa Balla memiliki luas wilayah sekitar 6,26 km,
dan Desa Balla sendiri berbatasan dengan desa-desa yang terdapat di Kecamatan
Bajo diantaranya sebagai berikut:
1) Di sebelah timur berbatasan dengan desa Kurusumange Kecamatan
Belopa.
2) Sebelah utara berbatasan langsung dengan desa Sampa.
3) Sebelah selatan berbatasan langsung dengan desa Talang Bulawan.
4) Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Bajo.
b. Keadaan penduduk
Penduduk setempat adalah orang-orang yang tinggal di daerah
tersebut Area dan ruang geografis tertentu. populasi memiliki
potensi Menjadi jalan penggerak pembangunan daerah. Penduduk
yang tinggal di daerah itu dan sudah mencari dan memenuhi
kebutuhannya di Desa Balla. Desa Balla memiliki jumlah
penduduk sebanyak 1.636 jiwa Jumlah penduduk laki-laki dia 800
orang sedangkan jumlah penduduk perempuan 836 jiwa.
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
1. Laki-laki 800
2. Perempuan 836
Jumlah 1.636
Sumber: Kantor Desa Balla (2023)

Berdasarkan Tabel 1 di atas, jumlah penduduk yang bertempat tinggal atau


menetap di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu sebanyak 1.636 jiwa,
yang terdiri dari 800 laki-laki dan 836 perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
24

jumlah perempuan di Desa Bara lebih banyak dibandingkan laki-laki, selisih 36


dari jumlah penduduk.
c. Keadaan mata pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu beragam seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2
berikut:
Tabel 2. Penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Balla
Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu.
No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
1. Petani 375
2. Buruh Harian Lepas 95
3. Buruh Tani 145
4. Karyawan Honorer 70
5. Wiraswasta 60
6. Guru Swasta 15
7. Sopir 10
8. PNS 20
9. Peternak 10
Jumlah 800
Sumber: Kantor Desa Balla (2023)

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa penduduk Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabuppaten Luwu sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, yang
paling sedikit adalah peternak dan supir, jumlah petani di lokasi penelitian adalah
375 orang. Hal ini dikarenakan Desa Balla merupakan desa dengan areal pertanian
yang sangat luas.

2. Identitas Responden
Identitas responden dimaksudkan untuk menggambarkan
identitas responden berdasarkan sampel. karakteristik responden,
antara lain, membantu menentukan sampel untuk penelitian ini.
Berikut data identitas responden diperoleh dari petani kakao di
Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu yang menjadi
sampel penelitian ini.
a. Identitas responden berdasarkan umur
Usia responden adalah lamanya waktu yang dihabiskan responden dalam
penelitian yang dilakukan. Kelompok usia dibagi menjadi tiga kelompok dari usia
25

0-14 tahun sebagai kelompok usia tidak produktif, sebagai kelompok usia 15-64
tahun, kelompok produktiflah yang memiliki dampak terbesar terhadap hasil
pertanian dan kelompok usia di atas 65 tahun dianggap kurang produktif dan
mengalami penurunan fisik. Identitas berdasarkan usia untuk Kabupaten Luwu,
Kabupaten Bajo, dan Desa Balla ditunjukkan pada tabel di bawah ini..
Tabel 3. Identitas responden berdasarkan umur di Desa Balla Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu.
N Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)
o (tahun)
1 14-24 0 -
2 25-35 5 15,6
3 36-46 14 43,7
4 ≥ 46 13 40,6
Jumlah 32 100,0
Sumber: Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

Tabel di atas menjelaskan bahwa secara keseluruhan jumlah


responden terdapat 5 responden yang memiliki umur 25-35 tahun
dengan jumlah persentase 15,6% terdapat 14 responden yang
memiliki umur 36-46 tahun dengan persentase 43,7% dan
terdapat 13 responden yang memiliki umur lebih atau diatas dari
46 tahun dengan persentase 40,6%.
b. Identitas responden berdasarkan pendidikan
Tingkat pendidikan menunjukkan status sosial ekonomi
masyarakat. Semakin tinggi level seseorang, semakin muda ia
harus merangkul inovasi di masyarakat, terutama di bidang
teknologi yang terus berkembang. Tingkat pendidikan petani
secara alami memiliki dampak yang kuat pada manajemen
pertanian, yang tercermin dalam kemampuan dan aktivitas
mereka untuk memperoleh informasi baru. Tingkat pendidikan
responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Identitas responden berdasarkan pendidikan di Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
N Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
o
1 SD 12 37,5
2 SMP 13 40,6
3 SMA 6 18,7
4 S1 1 3,1
26

Jumlah 32 100,0
Sumber: Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari keseluruhan jumlah


responden ada di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
terdapat 12 yang berpendidikan sampai pada sekolah dasar (SD)
dengan jumlah persentase 37,5%, terdapat 13 responden yang
berpendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP) dengan
jumlah persentase 40,6%, terdapat 6 responden yang
berpendidikan sampai sekolah menengah atas (SMA) dengan
persentase 18,7% dan 1 responden yang berpendidikan sampai S1
dengan persentase 3,1%.
c. Identitas responden berdasarkan pengalaman berusahatani
Proses dalam bertani merupakan hal penting, pengalaman
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
proses pertanian. Petani yang lebih berpengalaman menanam padi
biasanya lebih baik dalam meningkatkan produktivitas daripada
petani yang kurang berpengalaman. Tabel berikut menunjukkan
pengalaman responden.
Tabel 5. Identitas responden berdasarkan pengalaman di Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
N Pengalaman Jumlah (Orang) Persentase (%)
o (tahun)
1 5 – 10 8 25,0
2 11 – 15 17 53,1
3 16 – 20 7 21,9
Jumlah 32 100,0
Sumber: Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa dari total jumlah responden, terdapat
8 responden memunyai pengalaman beusahatani 5-10 tahun dengan persentase
25,0%, terdapat 17 responden mempunyai pengalaman berusahatani 11-15 dengan
jumlah persentase 53,1%, dan 7 responden mempunyai pengalaman 16-20 tahun
dengan jumlah persentase 21,9%.
d. Identitas Responden berdasarkan luas lahan
Luas lahan pertanian sangat penting dalam proses dan
27

kegiatan produksi pertanian. Harta benda yang dimaksud adalah


harta milik petani yang dituduh. Untuk mengetahui luas lahan
responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Identitas responden berdasarkan luas lahan di Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
N Luas Lahan Jumlah (Orang) Persentase (%)
o (Ha)
1 0,5 – 1 3 9,3
2 1,5 – 2 14 43,7
3 2,5 – 3 15 46,8
Jumlah 32 100,0
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa dari total jumlah responden, terdapat
3 responden dengan luas lahan 0,5 hingga 1 ha dengan total skor sebesar 9,3%,
dan 14 responden dengan luas lahan 1,5 hingga 2 ha dengan total adalah 43,7
responden, terdapat responden 15 memiliki lahan seluas 2,5-3 hektar, dengan
total skor 46,8%.
3. Peran Penyuluh di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
a. Peran penyuluh sebagai Pembimbing Petani
Berdasarkan penelitian, penyuluh berperan sebagai pembimbing
bagi petani dimana penyuluh memberikan bimbingan bagaimana cara
melakukan pembibitan sendiri, bagaimana cara pemeliharaan, bagaimana
cara pemanenan, serta bagaimana cara menggunakan atau
mengoperasikan infrastruktur pertanian tergantung pada kegunaannya.
Penyuluh melakukan penyuluhan rutin untuk meningkatkan pengetahuan
petani dalam upaya peningkatan usahatani padi.
Peran penyuluh yang termasuk dalam kategori pembimbing petani
dalam upaya peningkatan usahatani padi di desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 7. Peran penyuluh sebagai pembimbing petani di Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
No Pembimbing Petani
1 Memberikan dorongan dan motivasi untuk mengembangkan usahatani
padi.
2 Penyuluh mendorong petani untuk berpartisipasi dalam kegiatan
28

penyuluhan tentang budidaya padi.


3 Penyuluh mendorong petani untuk bergabung dengan kelompok
agribisnis padi.
4 Penyuluh mendorong petani yang bergabung dengan kelompok tani
untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan mereka.
5 Penyuluh menyarankan agar petani berpartisipasi aktif dalam pelatihan
yang dilakukan oleh asosiasi petani dan staf penyuluhan.
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

b. Peran penyuluh sebagai Organisasi dan Dinamisator


Berdasarkan hasil penelitian, penyuluh telah menjalankan peranannya
sebagai organisator dan dinamisator dimana penyuluh menyediakan wadah bagi
petani untuk pengembangan bersama petani dan memenuhi keinginan petani terkait
kebutuhan penyuluh serta mampu mengajak petani untuk bergabung dalam
kelompok tani sehingga akan memudahkan penyuluh melakukan penyuluhan.
Sebagai penyuluh adalah memenuhi permintaan mereka terkait kebutuhan
teknologi produksi pertanian mereka.
Secara keseluruhan peran penyuluh sebagai organisasi dan dinamisator
dalam upaya peningkatan budidaya padi di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Peran Penyuluh sebagai Organisator dan Dinamisator di Desa
Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
No. Peran penyuluh sebagai dinamisator
1. Penyuluh membentuk wadah pengembangan bersama petani
2. penyuluh sambil mendengarkan keluhan petani dalam kegiatan
penyuluhan
3. Penyuluh menerapkan pengetahuan teknis dan praktik pertanian dengan
baik ketika ditanya oleh petani
4. Penyuluh menyampaikan informasi tentang pentingnya bergabung
dalam kelompok tani.
5. Konselor memberikan informasi tentang pengelolaan usahatani padi
dengan baik (mudah dimengerti)
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

c. Peran penyuluh sebagai pelatih teknis


Berdasarkan hasil penelitian, penyuluh telah menjalankan perannya
sebagai pelatih teknis dimana penyuluh mampu mempraktikkan secara
langsung apa yang telah didemokrasikan bersama dengan petani
29

mengenai upaya peningkatan usahatani padi. Penyuluh memiliki


pengetahuan dan keterampilan yang luas dan memiliki kemampuan teknis
yang baik.
Secara keseluruhan peran seorang penyuluh sebagai pelatih teknis
dalam upaya peningkatan produksi padi di Desa Barara, Kecamatan
Bacheng, Kabupaten Luwu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Peran Penyuluh sebagai pelatih teknis di Desa Balla Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu.
N Peran Penyuluh sebagai Pelatih Teknis
o
1 Penyuluh memberikan masukan/gagasan baru mengenai
pengolahan hasil panen dan pasca panen.
2 Penyuluh memberikan masukan dan gagasan tentang standar
perawatan pada padi.
3 Penyuluh memberikan pendapat dan gagasan tentang
pengobatan dan pengendalian hama, gulma dan penyakit padi.
4 Penyuluh meberikan contoh secara langsung (mempraktikkan)
perawatan padi serta pengendalian hama dan gulma pada padi.
5 Penyuluh mempraktikkan metode penggunaan teknologi yang
berkaitan dengan usahatani padi.
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

d. Peran penyuluh sebagai Konsultan


Berdasarkan hasil penelitian, penyuluh telah menjalankan
perannya sebagai konsultan dimana penyuluh mampu
memecahkan permasalahan yang dialami petani serta memberikan
petunjuk apabila petani mendapatkan kendala alam aktifitas
usahataninya.
Secara keseluruhan peran penyuluh sebagai kosultasi dalam
upaya peningkatan usahatani padi di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Peran penyuluh sebagai konsultan di Desa Balla Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu.
N Peran Penyuluh sebagai Konsultan
o
1 Penyuluh mengadakan kegiatan diskusi.
2 Penyuluh mempromosikan teknologi baru untuk usahatani
padi.
3 Penyuluh mengundang petani untuk bertukar pendapat
4 Penyuluh memberikan solusi kepada petani yang bermasalah
30

dengan budidaya padi.


5 Penyuluh menyampaikan pentingnya petani bergabung dalam
kelompok tani.
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

e. Penyuluh sebagai Pendidik


Berdasarkan hasil penelitian, penyuluh telah menjalankan
perannya sebagai pendidik dimana penyuluh dapat meningktakan
pengetahuan petani dalam proses pembudidayaan, panen serta
pasca panen padi. Secara keseluruhan peran penyuluh sebgai
pendidik dalam upaya peningkatan usahatani padi di Desa Balla
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 11. Peran penyuluh sebagai pendidik di Desa Balla Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu
N Peran Penyuluh sebagai pendidik
o
1 Penyuluh membantu petani memperoleh dan memperluas modal
pengetahuan
2 Penyuluh membantu petani dalam bekerjasama dengan lembaga
pemerintah dan layanan pertanian
3 Penyuluh membantu petani berkolaborasi dengan petani lain dan
kelompok tani.
4 Penyuluh membantu petani dalam menyusun rancangan
peningkatan kualitas usahatani padi
5 Penyuluh mendukung petani bekerja sama dengan lembaga keuangan
daerah
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

f. Peran Penyuluh sebagai Penasehat


Berdasarkan hasil penelitian, penyuluh telah menjalankan
perannya sebagai penasehat dimana penyuluh memberikan
petunjuk-petunjuk berupa cara kerja dan penerapan sehingga
penyuluh mampu menciptakan keyakinan petani, sehingga petani
mampu menjalankan dan mengembangkan usahataninya.
Secara keseluruhan peran penyuluh sebagai penasehat dalam upaya
peningkatan usahatani padi di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Peran penyuluh sebagai Penasehat di Desa Balla Kecamatan
31

Bajo Kabupaten Luwu.


N Peran Penyuluh sebagai Penasehat
o
1 Penyuluh bijak dalam mengambil keputusan pada saat ada
kendala
2 penyuluh mampu merubah persepsi dan meyakinkan petani
3 Penyuluh memberikan metode pertanian yang mudah
diterapkan
4 Penyuluh bekerjasama dalam memecahkan masalah
5 Penyuluh memberikan saran dan solusi
Sumber: Data Primer setelah diolah (2023)

4.2 Pembahasan
Petani padi di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
mendapat penyuluhan atau pelatihan dengan melakukan berbagai
kegiatan penyuluhan, diantaranya kegiatan pertemuan lapangan
rutin dilaksanakan dua kali dalam satu bulan dengan kegiatan ini
akan menjadi wadah pertukaran bagi para petani
menciptakan ide dan menciptakan keharmonisan dan koherensi
antara penyuluh dan petani.
Peran penyuluh pertanian tercermin dari kelebihan dan
kekurangan budidaya padi yang dipaparkannya. Peran penyuluh
adalah penyedia agen penasihat, berkontribusi pada peningkatan
pertanian. Pelatihan rutin untuk mengembangkan keterampilan
petani dan membantu memberikan saran kepada petani untuk
perbaikan produksi tanaman padi, penyuluh selalu mendorong
petani.
Peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing petani di Desa Bara
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu berdasarkan penelitian mengartikan bahwa
penyuluh aktif, peran penyuluh adalah pendamping untuk membimbing petani
dalam aspek teknis budidaya. penyuluh berperan sangat penting dalam
menunaikan tugasnya. Penyuluh mendorong petani untuk mengembangkan
kegiatan pertanian mereka dengan cara tertentu mengundang petani pada kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan oleh para penyuluh, petani dapat meningkatkan
keterampilan kewirausahaan mereka atas bimbingan penyuluh.
Peran Penyuluh Pertanian sebagai organisator dan dinamisator petani di
32

Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu menunaikan tugasnya, dimana


penyuluh membentuk wadah untuk petani untuk membahas pengembangan
usahatani padi dan bisa menengahi serta menyampaikan materi dan
mendengarkan keluhan petani dengan baik dan dengan tenaga penasehat yang
kompeten. Penyuluh menyarankan tentang program pertanian seperti kelompok
tani, bergabungnya petani dengan kelompok tani mampu memfasilitasi petani
dalam menjalankan usahataninya.
Peran penyuluh sebagai pelatih teknis di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu berdasarkan hasil penelitian mengartikan bahwa peran ekstender
atau pelatih teknis melakukan tugas mereka dengan baik, dalam pelatihan
penyuluh memberikan ide atau saran. Keberhasilan budidaya padi belakangan ini
diambil alih oleh para penyuluh langsung untuk perawatan tanaman, hama dan
gulma. Selain itu, penyuluh juga memberikan ide atau gagasan atau masukan
pendapat untuk penanganan panen dan pasca panen.
Peran penyuluh sebagai konsultan di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu berdasarkan hasil penelitian mengartikan penyuluh memenuhi
tugasnya dengan baik sebagai konsultan melakukan diskusi untuk pertukaran ide
dan gagasan terhadap pengembangan usahatani padi dan meperkenalkan
teknologi-teknologi baru dalam menjalankan usahatani padi. Konsultan
mendorong petani mengusulkan solusi kepada petani lain dan anggota kelompok
tani yang sudah berpengalaman masalah dalam bisnis.
Peran penyuluh sebagai pendidik di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu berdasarkah hasill penelitian mengartikan bahwa Ppnyuluh berperan dalam
menunaikan tugasnya karena penyuluh dapat meningkatkan pengetahuan petani
tentang budidaya padi pengendalian organisme pengganggu tanaman sampai pada
pemanenan dan pasca panen.
Peran penyuluh sebagai penasehat di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu berdasarkan hasil penelitian mengartikan bahwa dalam
menjalankan tugasnya penyuluh bijak menjalankan tugasnya, cerdas dalam
mengambil keputusan, dan mampu menawarkan solusi atau saran untuk
memecahkan masalah dan penyuluh mampu untuk berubah persepsi petani dan
yakinkan petani terhadap upaya yang lebih baik dalam penigkatan usahatani padi.
33

Penyuluh di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu sangat berperan


dalam upaya peningkatan usahatani padi, Beberapa peran yang diuraikan dari
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Uka Daiska
(2021) berjudul 'Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani
Kakao di Desa Tawakua Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu.
Selama penyusunan skripsi, semua data dikumpulkan berdasarkan kondisi di
lapangan, dan peneliti menerjemahkannya ke dalam bahasa sederhana untuk
memudahkan pemahaman pembaca. Keunggulan dari penelitian ini adalah
aksesibilitas lokasi penelitian. Hal ini membuat penggunaan waktu dan biaya yang
sangat efisien untuk melakukan penelitian. Pengumpulan data responden dapat
dikatakan sederhananya, para petani sangat ramah dan tidak segan-segan
memberikan informasi yang dibutuhkan penulis. Adapun kekurangan dalam
penelitian ini adalah penyusunan redaksi Bahasa yang baik karena pada tahap
wawancara rata-rata petani responden menggunakan Bahasa lokal atau Bahasa
daerah.
34

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian berdasarkan karya penulis pada bab
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran penyuluh dalam
upaya peningkatan usahatani padi dikategorikan sangat berperan
dalam menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pembimbing,
sebagai organisasi dan dinamisator, sebagai pelatih teknis,
sebagai konsultan, sebagai pendidik, dan sebagai penasehat.
Penyuluh membantu memcahkan masalah yang dihadapi petani
dengan memberikan ide dan gagasan yang mudah dipahami dan
diaplikasikan oleh petani selain itu penyuluh mampu memberika
pemahaman kepada petani terhadap metode yang baik untuk
meningkatkan hasil produksi. Petani di Desa Balla Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu mendapatkan bantuan dari penyuluh baik
berupa pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam upaya
peningkatan uasahatani padi seperti mulai dari pengolahan lahan,
penanaman, perawatan serta pemanenan. Hal ini menunjukkan
bahwa Penyuluh telah melakukan pekerjaan yang sangat baik
dalam memperluas budidaya padi di Desa Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan
saran untuk mempertahankan upaya perluasan pertanian.,
penyuluh juga diharapkan mampu mengubah kesadaran petani
agar dapat bertani dengan baik dan benar kedepannya. diharapkan
dapat meningkatkan kinerja penyuluh untuk mengawasi kegiatan
dan perkembangan petani dalam menjalankan usahataninya.
Diharapkan juga dapat memperdalam komunikasi antara petani
dengan penyuluh sehingga cara-cara bercocok tanam yang
diberikan oleh penyuluh dapat diterapkan dengan baik, dan
35

diharapkan untuk tetap aktif dalam mengikuti kegiatan


penyuluhan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
informasi serta penerapan teknologi baru dalam upaya
peningkatan usahatani padi.
36

DAFTAR PUSTAKA

Ade, 2016. “Artikel Survey dan Evaluasi Lahan”


http;//www.ilmutanah.unpad.ac.id/resources/arikel/survey-dan-evaluasi-
lahan/.

Achmadi, A., dan Narbuko. (2015). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Arbi, M. (2017). Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam


Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan
Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Penyuluhan,
13(2),125-132.

Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.

Arini,A.A., Arini, A.A., Arimbawa, P., & Abdullah, S. (2018). Peran Kelompok
Tani dalam Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Desa Belatu
Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe.Jurnal Ilmiah Membangun Desa
dan Pertanian, 3(1), 16-22.

Dapa, M. N., Nikolaus, S., & Nainiti, S. P. (2021). Persepsi Anggota Kelompok
Tani Terhadap Peran Penyuluhan Pertanian Dalam Meningkatakan Produksi
Usahatani Padi Sawah. Buletin IlmiahIMPAS, 22(1), 38-52.

Fazillah, M. (2014). Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Produktivitas Petani


Padi Sawah Di Kecamatan Kaway Xvi Kabupaten Aceh Barat (Doctoral
dissertation, Universitas Teuku Umar Meulaboh).

Ken, S. (2015). Ilmu Usahatani. In: Penebar Swadaya.

Lailani, S. (2020). Peranan Kelompok Tani Mekar Dalam Peningkatan


Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei
Tuan, Kabupaten Deli Serdang (Doctoral dissertation).

Lusiana, L., Laapo, A., & Howara, D. (2018). Peran Penyuluh Pertanian Dalam
Meningkatkan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Oloboju
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu
Pertanian, 6(1), 40-47.

Nasution, F. (2016). Peranan Kinerja Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan


Produktivitas Padi Sawah DI Kabupaten Labuhan Batu Utara (Doctoral
dissertation, Universitas Medan Area).

Okiwidiyanti, W., Effendi, I., & Prayitno, R. T. (2019). Peranan Penyuluh


Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Penerapan Panca Usahatani Padi Sawah
Serta Hubungannya Dengan Produktivitas Di Kecamatan Metro Barat Kota
Metro. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science,
7(1),120-125.
37

Pratiwi, R. 2015. Pemanfaatan selulosa dari Limbah Jerami Padi (oryza Sativa )
sebagai bahan bioplastic. Universitas Pedjajaran. Sumedang. Jawa Barat.
Vol. 3 No. 3.

Ramadhan, R. H., Viantimala, B., & Silviyanti, S. (2019). Peranan Penyuluh


Pertanian Lapang (Ppl) Dalam Adopsi Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt)
Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan Seputih Raman. Jurnal Ilmu-Ilmu
Agribisnis, 7(2), 262-267.

Setiawan, A. (2016). Peran Kelompk Tani “Mekar Sari” Dalam Peningkatan


Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kertasari, Kecamatan
Banjarharjo, Kabupaten Brebes (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto).

Sekar Inten, M., & CCW, D. E. (2017). Peranan Penyuluh Pertanian dalam
Peningkatan Pendapatan Petani Komoditas Padi di Kecamatan Tanjungselor
Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan, 16(1),103-108.

Sudaryanto, T., & Agustian, A. (2017). Peningkatan daya saing usaha tani padi:
Aspek kelembagaan. Analisis Kebijakan Pertanian, 1(3), 255-274

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sunandar, 2019. PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN


KOMPETENSI PETANI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Sundari, S., Yusra, A. H. A., & Nurliza, N. (2015). Peran Penyuluh Pertanian
terhadap Peningkatan Produksi Usahatani di Kabupaten Pontianak. Jurnal
Social Economic of Agriculture, 4(1), 26-31.

Suratiyal, Ken. 2018. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Diakses pada
tanggal 25 November 2019.

Utama, M. & Zulman, H. (2015). Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal.


Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Wanda, F. F. A. (2015). Analisis Pendapatan Usaha Tani Jeruk Siam


(Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot
Kabupaten Paser).J. Administrasi Bisnis,3(3), 600-611.
38

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian Dari Fakultas


39

Lampiran 2 : Surat Izin dari Lokasi Penelitian


40

Lampiran 3: IDENTITAS PENYULUH PERTANIAN DI DESA BALLA


KECAMATAN BAJO KABUPATEN LUWU

Nama : Mardiyah Rachim Adhar, S.P.


Tanggal Lahir : 30 November 1983
Pangkat : Penata muda Tk.1 lll/b.
Jabatan : Penyuluh pertanian pertama
41

Lampiran 4: Instrument Penelitian


No Responden :
Tgl Wawancara :

PROGRAM STUDI AGRIBSNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO
PALOPO
Jl. Latamacelling No. 19 Kota Palopo, Sulawesi Selatan Telp. (0471) 2211. Fax(0471)
325055. Website http://www.uncp.ac.id

INSTRUMEN PENELITIAN

Judul : Peran Penyuluh Pertanian Dalam Peningkatan Usahatani Padi


Sawah di Desa Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
Nama : Tenri
NIM :1702405059

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Agama :
5. LuasLahan :
6. NoHp :
7. Jumlah Anggota Keluarga :
8. Pendidikan Terakhir :

a. SD b. SMP c. SMA d. Sarjana

B. Peran Penyuluh sebagai Pembimbing Petani


1. Apakah penyuluh mendorong petani untuk mengembangkan
usahatani padi
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
42

2. Apakah penyuluh mendoromg petani untuk megikuti kegiatan


penyuluhan tentang padi.
Jawab: .................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah penyuluh mendorong petani untuk aktif dalam menigkatkan
keterampilan berusahatani padi.
Jawab:.................................................................................................................
............................................................................................................................
4. Apakah penyuluh mendorong petani untuk mengikuti kegiatan
pelatihan kelompok tani, penyuluh, dinas pertanian dll.
Jawab:.................................................................................................................
............................................................................................................................
5. Apakah penyuluh mampu membimbing petani dengan baik?
Jawab:.................................................................................................................
............................................................................................................................
6. Apakah ada sarana atau prasana yang diberikan bapak/ibu dari
penyuluh pertanian?
Jawab:.................................................................................................................
............................................................................................................................
7. Bagaimana cara penyuluh mendorong petani agar terus meningkatkan
ushatani padi?
Jawab:.................................................................................................................
............................................................................................................................

C. Peran Penyuluh sebagai Organisasi dan Dinamisator

1. Apakah penyuluh menyampaikan materi dengan baik?


Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Apakah penyuluh dapat berkomunikasi dengan baik dengan bapak/ibu
dan petani lainnya.?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
43

3. Bagaimana cara penyuluh menyampaikan materi dan menjawab


pertanyaan petani?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Apakah informasi pengelolaan usahatani padi yang disampaikan
penyuluh mudah dimengerti?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Informasi seperti apa yang didapatkan oleh bapak/ibu sebagai petani
padi?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................

D. Peran Penyuluh sebagai Pelatih Teknis

1. Apakah penyuluh memberikan ide/gagasan terbaru tentang usahatani


padi?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Bagaimana cara penyuluh memberikan pelatihan tentang usahatani
padi, apakah mempraktikkan secara langsung?
Jawab: .................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah penyuluh memberikan ide/gagasan tentang perawatan
tanaman dan pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT)?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Apakah penyuluh melakukan praktek secara langsung untuk
pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT)?
Jawab: .................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Apakah petani memberikan ide/gagasan mengenai penanganan panen
dan pasca kepada petani?
Jawab:..................................................................................................................
44

..............................................................................................................................
6. Apakah dengan adanya peran penyuluh bisa meningkatkan usahatani
padi bapak/ibu?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Bagimana cara penyuluh mendorong petani untuk meningkatkan
usahatani padi (menciptakan hal-hal/ide baru)?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
E. Peran Penyuluh sebagai Konsultan

1. Berapa kali pertemuan dilakukan oleh bapak/ibu dengan penyuluh


pertanian?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Apakah penyuluh mengadakan kegiatan konsultasi/diskusi dengan
petani?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah penyuluh memberikan informasi tentang teknologi baru di
bidang pertanian khususnya untuk usahatani padi?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Apakah penyuluh mengajak petani untuk menyampaikan pikiran
hingga bertukar pikiran mengenai usahatani padi?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Apakah penyuluh dapat memberikan solusi pada petani saat
mengalami masalah dalam usahataninya?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. Apakah petani menyampaikan informasi tentang pentingnya
mengikuti kegiatan penyuluhan.
45

Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Apakah penyuluh membantu petani untuk memasarkan hasil
produksi?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................
8. Apakah penyuluh pertanian mendorong petani untuk meningkatkan
usahatani padi?
Jawab:..................................................................................................................
..............................................................................................................................

F. Peran penyuluh sebagai Pendidik

1. Apakah penyuluh membantu anggota untuk mendapatkan modal


pengetahuan dan dana dalam peningkatan usahatani padi?
Jawab:....................................................................................................................
...............................................................................................................................
2. Apakah penyuluh membantu bapak/ibu melakukan kerja sama dengan
lembaga pemerintah atau dinas pertanian.
Jawab:....................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Apakah penyuluh membantu bapak/ibu bekerja sama dengan petani
lain ataupun dengan kelompok tani yang ada?
Jawab:....................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Apakah penyuluh membantu bapak/ibu dalam menyusun rancangan
peningkatan kualitas usahatani padi?
Jawab:....................................................................................................................
...............................................................................................................................
5. Apakah penyuluh membantu petani melakukan kerjasama dengan
lembaga keuangan daerah.
Jawab:....................................................................................................................
...............................................................................................................................
46

G. Peran Penyuluh sebagai Penasehat

1. Apakah dengan adanya penyuluh bapak termotivasi untuk


meningkatkan usahtani padi?
Jawab: ...............................................................................................................
...........................................................................................................................
2. Motivasi seperti apa yang diberikan penyuluh pertanian terhadap
bapak?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
3. Apakah informasi yang didapatkan dari penyuluh sangat membantu
bapak/ibu?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Apakah Penyuluh bekerjasama dalam memecahkan masalah?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
5. Apakah Penyuluh memberikan solusi dan saran yang baik?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
6. Apakah Penyuluh bijak dalam pengambilan keputusan apabila ada
kendala?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
7. Apakah Penyuluh mampu mengubah persepsi petani dan meyakinkan
petani dalam usahataninya?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
8. Penyuluh memberikan metode-metode pertanian yang mudah
diaplikasikan petani?
Jawab:................................................................................................................
...........................................................................................................................
47

Lampiran 5: Identitas Responden

No Nama Umur Pendidikan Pengalaman Luas Lahan


.
1 Herman paluman 48 SMP 15 1,5
2 Hendra 34 SMA 9 2
3 Aidil Idris 37 SMP 10 1
4 Hermansyah 47 SMP 11 1,5
5 Aan 38 SMA 10 2
6 Rafli 35 SMP 8 3
7 Muh. Fahri 40 SD 12 2,5
8 Wandi 43 SD 13 3
9 Saleh 52 SD 15 1,5
10 Sirman 50 SD 17 2,5
11 Upa 46 SD 15 3
12 Aswandi 35 SMP 10 2
13 Rifai 31 SMP 8 1,5
14 Lale’ 49 SD 13 2
15 Anwar 37 SMA 10 1,5
16 Hapid 35 SMP 10 1
17 Syahid 41 SD 15 3
18 Supardi 47 SD 16 3
19 Sabri 50 SMP 18 3
20 Hamsa 39 SMA 14 2,5
21 Nasir 43 SMA 15 2
22 Rusli 53 SMP 16 3
23 Ahmad 38 SD 11 2,5
24 Aswatullah 43 SMP 13 3
25 Sisman 50 SMP 17 3
26 Muh. Kasim 47 SD 15 2,5
27 Herwin 45 SD 13 2
28 Abdulla 46 SD 13 2
29 Zaenal 57 SMP 16 2
30 Sudaryono 49 SD 16 1
31 Bahar 53 SMP 15 2,5
32 Syamsul 37 SMA 11 3
48

Lampiran 6: Peran Penyuluh sebagai Pembimbing petani

No Pembimbing Petani
1 Memberikan dorongan dan motivasi untuk mengembangkan usahatani
padi.
2 Penyuluh mendorong petani untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penyuluhan tentang budidaya padi.
3 Penyuluh mendorong petani untuk bergabung dengan kelompok
agribisnis padi.
4 Penyuluh mendorong petani yang bergabung dengan kelompok tani
untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan mereka.
5 Penyuluh menyarankan agar petani berpartisipasi aktif dalam pelatihan
yang dilakukan oleh asosiasi petani dan staf penyuluhan.
49

Lampiran 7: Peran Penyuluh sebagai Organisasi dan Dinamisator

No. Peran penyuluh sebagai dinamisator


1. Penyuluh membentuk wadah pengembangan bersama petani
2. penyuluh sambil mendengarkan keluhan petani dalam kegiatan
penyuluhan
3. Penyuluh menerapkan pengetahuan teknis dan praktik pertanian dengan
baik ketika ditanya oleh petani
4. Penyuluh menyampaikan informasi tentang pentingnya bergabung
dalam kelompok tani.
5. Penyuluh memberikan informasi tentang pengelolaan usahatani padi
dengan baik (mudah dimengerti)
50

Lampiran 8: Peran Penyuluh sebagai Pelatih Teknis

N Peran Penyuluh sebagai Pelatih Teknis


o
1 Penyuluh memberikan masukan/gagasan baru mengenai
pengolahan hasil panen dan pasca panen.
2 Penyuluh memberikan masukan dan gagasan tentang standar
perawatan pada padi.
3 Penyuluh memberikan pendapat dan gagasan tentang
pengobatan dan pengendalian hama, gulma dan penyakit padi.
4 Penyuluh meberikan contoh secara langsung (mempraktikkan)
perawatan padi serta pengendalian hama dan gulma pada padi.
5 Penyuluh mempraktikkan metode penggunaan teknologi yang
berkaitan dengan usahatani padi.
51

Lampiran 9: Peran Penyuluh sebagai Konsultan

N Peran Penyuluh sebagai Konsultan


o
1 Penyuluh mengadakan kegiatan diskusi.
2 Penyuluh mempromosikan teknologi baru untuk usahatani
padi.
3 Penyuluh mengundang petani untuk bertukar pendapat.
4 Penyuluh memberikan solusi kepada petani yang bermasalah
dengan budidaya padi.
5 Penyuluh menyampaikan pentingnya petani bergabung dalam
kelompok tani.
52

Lampiran 10: Peran Penyuluh sebagai Pendidik

N Peran Penyuluh sebagai pendidik


o
1 Penyuluh membantu petani memperoleh dan memperluas modal
pengetahuan
2 Penyuluh membantu petani dalam bekerjasama dengan lembaga
pemerintah dan layanan pertanian
3 Penyuluh membantu petani berkolaborasi dengan petani lain dan
kelompok tani.
4 Penyuluh membantu petani dalam menyusun rancangan
peningkatan kualitas usahatani padi
5 Penyuluh mendukung petani bekerja sama dengan lembaga keuangan
daerah
53

Lampiran 11 : Peran Penyuluh sebagai Penasehat

N Peran Penyuluh sebagai Penasehat


o
1 Penyuluh bijak dalam mengambil keputusan pada saat ada
kendala
2 penyuluh mampu merubah persepsi dan meyakinkan petani
3 Penyuluh memberikan metode pertanian yang mudah
diterapkan
4 Penyuluh bekerjasama dalam memecahkan masalah
5 Penyuluh memberikan saran dan solusi
54

Lampiran 12. Dokumentasi penelitian di Desa Balla Kecamatan Bajo


Kabupaten Luwu.

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Herman responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 2. Wawancara dengan Bapak Hendra responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
55

Gambar 3. Wawancara dengan Bapak Hermansyah responden di Desa


Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 4. Wawancara dengan Bapak Wandi responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
56

Gambar 5. Wawancara dengan Bapak Saleh responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 6. Wawancara dengan Bapak Sirman responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
57

Gambar 7. Wawancara dengan Bapak Rusli responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 8. Wawancara dengan Bapak Zaenal responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
58

Gambar 9. Wawancara dengan Bapak Syahid responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 10. Wawancara dengan Bapak Supardi responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
59

Gambar 11. Wawancara dengan Bapak Nasir responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 12. Wawancara dengan Bapak Hamsa responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
60

Gambar 13. Wawancara dengan Bapak Ahmad responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.

Gambar 14. Wawancara dengan Bapak Sisman responden di Desa Balla


Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
61

Gambar 15. Wawancara dengan Bapak Muh. Kasim responden di Desa


Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
62

Lampiran 13. Peta Lokasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai