SKRIPSI
ST.RAHMA
E32117119
SKRIPSI
Oleh :
ST.RAHMA
E 321 17 119
ii
iii
iv
RINGKASAN
ST.Rahma ( E 321 17 119 ) Analisis Pemasaran Usaha Gula Aren di Desa Babana
Kecamatan Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah ( di bimbing oleh Saharia
Kassa dan Husnul Khatima, 2022 )
Peranan sektor pertanian di Indonesia sangat penting dalam memberikan
kontribusi yang besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan petani. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil
memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, dan
memberikan devisa bagi negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran
pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong Kabupaten
Mamuju Tengah.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2021.
Penentuan responden dilakukan dengan metode sampel acak sederhana (simple
random sampling method) sebanyak 32 responden pengrajin gula aren dari jumlah
populasi pengrajin sebesar 120 pengrajin gula aren kemudian mengambil pedagang
digunakan cara penjajakan ( Tracing sampling ) dengan mengambil 4 orang, terdiri
atas pedagang pengumpul 1 orang dan pedagang besar 2 orang. Analisis yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah analisis pemasaran yaitu saluran pemasaran,
margin pemasaran, bagian harga yang diterima pengrajin, dan efisiensi pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua saluran pemasaran yang
digunakan pengrajin di lokasi penelitian dalam memasarkan Gula Aren, yaitu :
pengrajin→ pedagang pengumpul → pedagang besar → konsumen. kedua
pengrajin → pedagang pengecer → konsumen. Ketiga pengrajin → pedagang besar
→ konsumen. Margin pemasaran gula aren yang diperoleh untuk saluran pertama
sebesar Rp. 5.000, saluran kedua sebesar Rp.2.000 dan saluran ketiga sebesar Rp.
3.000.bagian harga yang diterima pengrajin pada saluran pertama di peroleh 80%,
saluran kedua diperoleh sebesar 90%, dan untuk saluran ketiga sebasar 88 %
sehingga nilai efisiensinya pada saluran pertama adalah 80% saluran kedua sebesar
42 % dan untuk saluran tiga sebasar 83 % dari tiga saluran saluran pemasaran gula
aren tersebut, saluran kedua lebih efisien dari pada saluran pertama.
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Pengasih dan Maha Penyanyang. Segalah puji hanya bagi Allah SWT. Shalawat
SAW yang telah berjuang membawa ummat manusia kepada fitrah yang benar dan
jalan yang lurus, keluarga, sahabat, dan segenap pengikutnya yang tetap istiqomah
handa Sumardi dan Ibunda Bunga intan Tersayang, atas perhatian yang
diberikan,do’a yang terus menerus di setiap nafas mereka, dan motivasi yang tak
pembimbing utama Ibu Dr. Ir.Hj.Saharia Kassa, MS dan Ibu Husnul Khatima,
SP.,MP. Pembimbing anggota, atas bimbingan dan motivasi, yang dengan ikhlas
dan sabar memberikan waktu, pemikiran, arahan dan petunjuk dalam penyusunan
skripsi ini. Semogah Allah SWT memberikan balasan yang melimpah atas
semuanya, Aamiin.
terimakasih banyak atas segala bantuan yang diberikan selama ini kepada :
1. Bapak Prof Dr. Ir. Mahfud MP Rektor Universitas Tadulako yang telah
Universita Tadulako
vi
2. Bapak Dr. Ir Muhardi,M., IPM., ASEAN Eng. Dekan fakultas pertanian
Akedemik, Bapak Dr. Rustam Abd, Rauf, SP.,MP selaku Dekan Bidang Umum
dan Keuangan, Serta Bapak Dr. Isrun, SP., MP Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
3. Bapak Dr Ir. Abd. Muis, MP. Ketua jurusan sosial ekonomi pertanian dan
6. Seluruh Dosen Penguji yaitu. Ibu Dafina Howara, S.Pd., M.Si. Bapak Muh.
Fahruddin, SP., MP. dan Ibu Ihdiani Abu bakar, SP., M.Si.
melakukan penelitian.
vii
10. Kepada Sahabat-sahabat kuliah peneliti, Annisa Abdul Salam, Ari Ferdian,
Megawati lamadaju, Siti Nur Khasanah, Siti Sundari, Tika Purma Sari,
Yurianti S.H, Teman-teman Agribisnis 2017 yang tidak bisa disebutkan satu
(HIMADIKSI UNTAD)
13. Teman-teman KKN Angkatan 91 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
St. Rahma
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN ....................................................................................... iv
RINGKASAN .......................................................................................... v
UCAPAN TERMAKASIH ..................................................................... vi
DAFTAR ISI . .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 8
1.3 Tujuan Penelitan……………………………………………… 8
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………. 9
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu .................................................................. 10
2.2 Landasan teori........................................................................... 13
2.3 Bagan alir penelitian ................................................................. 23
ix
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 53
5.2 Saran ....................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
x
DAFTAR TABEL
4. Luas areal dan produksi aren di Desa Babana pada tahun 2020….. 6
xi
15. Biaya keuntungan dan bagian harga yang di terima pengrajin
pada saluran II, 2020……………………………………………. 44
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1. PENDAHULUAN
tergantung pada tingkat pendapatan petani dan keuntungan yang didapat dari sektor
Indonesia tinggal di pedesaan dan bekerja disektor pertanian. Sektor pertanian juga
(Soeharjo, 2010 )
menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut
guna dari suatu barang. Nilai guna yang diciptakan dapat terjadi karena tempat,
1
waktu dan harga. Pemasaran memberikan nilai tambah dari suatu barang atau
Gula aren merupakan salah satu olahan makanan bersumber dari hasil
pengolahan air nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon aren. Pengolahan
nira menjadi gula aren melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan
kental dan berwarna pekat. Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula
merah/jawa, yang membedakan hanya bahan bakunya. Prosen pembuatan gula aren
pada umumnya lebih alami, sehingga zat-zat tertentu yang terkandung didalamnya
tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula aren banyak dikonsumsi sebagai
salah satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh, selain itu kandungan
dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk membantu memenuhi
Aren adalah salah satu jenis tanaman palma yang hampir tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai nira yang
dapat diolah menajadi gula dan natade pinna, batangnya dapat diolah tepung aren,
buah yang belum matang diolah menjadi kolang kaling, daun diolah menjadi atap
dan lidinya dapat dibuat menajadi sapu, serta ijuknya dapat diolah menjadi
Pemasaran gula aren yang baik akan mengalirkan barang atau jasa dari
permintaan gula aren kepada produsen. Bagian yang diterima oleh produsen gula
2
aren akan meningkat dengan sistem pemasaran gula aren yang baik. Hal ini dapat
tidak hanya terhadap kelayakan dan biaya untuk memenuhi kebutuhan ini tetapi
tanaman aren sudah dikembangkan secara tradisional sebagai bahan pangan yang
dikomsusmsi dengan cara mengolahnya menjadi gula merah. Tanaman aren juga
nira, ijuk, tepung, daun, dan batang yang dapat diolah lebih lanjut dan mempunyai
nilai ekonmi yang tinggi. Sasaran utama pada pengembangan aren peningkatan
selama kurung waktu lima tahun terakhir dengan jumlah rata-rata mencapai 1.404,2
ha, dengan rata-rata produksi sebesar 919 ton/ha. Hal ini mengalami tingkat
3
fluktuasi luas areal tanaman aren, sehingga berpengaruh pada tingkat produksi dan
produktivitas pada Tahun 2019 yang bisa di katakan rendah dengan nilai
disebabkan oleh adanya peningkatan dan penurunan luas areal tiap tahun,
disebabkan karena faktor cuaca dan iklim yang tidak menentu pada daerah Sulwesi
Barat.
mempunyai pengahasil gula aren dari beberapa kabupaten lainnya, dengan luas
areal 20 ha dan jumlah produksinya 17 ton dengan produktivitas 0,85 ton/ha. Luas
areal dan produksi gula aren di Kabupaten Mamuju Tengah berada pada urutan
terakhir, namun pada sisi produktivitasnya Kabupaten Mamuju Tengah berada pada
Mamuju Tengah mempunyai potensi cukup besar untuk dijadikan sebagai lokasi
4
Kecamatan Budong-Budong adalah salah satu daerah yang memiliki potensi
pengembangan gula aren. Hal ini ditandai dengan banyaknya pohon aren yang
tumbuh liar pada wilayah tersebut. Selain itu banyak masyarakat di sana yang
menjadikan usaha produksi gula aren sebagai pekerjaan sampingan dan menambah
Desa Babana.
Jumlah 20 17,0 -
Rata-rata 4 3,4 0,85
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju Tengah, 2021
merupakan salah satu daerah penghasil gula aren yang cukup besar setelah
Kecamatan Tobadak dengan luas areal sebesar 4 ha dan produksi sebesar 3 ton
pada angka 0,85 ton/ha. Luas areal yang berkisaran sebanyak 4 ha, dengan produksi
5
mungkin, karena hal tersebut juga akan mampu menambah pendapatan bagi
pengrajin gula aren. Terkait dengan luas areal, produksi, dan produktivitas tanaman
satu Desa penghasil gula Aren dengan luas Areal sebesar 2 ha dan produksi sebesar
1,3 ton dan produktivitas sebesar 0,65 ton/ha. Meskipun produksi aren di Desa
Babana relatif tinggi, tidak berarti bahwa pendapatan yang diterima pengrajin aren
juga tinggi, karena tinggi rendahnya pendapatan bukan hanya di tentukan oleh
produksi tetapi di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti harga jual, margin
pemasaran, serta besar kecilnya biaya yang di keluarkan. Pemasaran gula aren di
Desa Babana bervariasi antara Rp. 20.000- Rp 23.000 ( harga tingkat pengrajin )
dan Rp. 25.000 harga tingkat pembelian konsumen. Sistem pemasaran gula aren
yang baik akan mengalirkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan
memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan permintaan gula aren kepada
produsen. Bagian harga yang diterima pengrajin gula aren akan meningkat dengan
6
Desa Babana adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Budong-
kegiatan pengrajin gula aren. Pengolahan gula aren ini di usahakan oleh beberapa
rumah tangga pengrajin, yang sudah dilakukan secara turun temurun dari dahulu
bambu untuk mengambil air aren dan bahan pencetakan yaitu tempurung kelapa.
tingkat bagian harga yang diterima pengrajin gula aren. Harga yang di terima
produsen berbeda dengan harga yang dibayarkan konsumen. Perbedaan harga pada
lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran mengeluarkan biaya dan mengambil
keuntungan dalam proses pemasaran dan lembaga yang terlibat dalam pemsaran
gula aren yaitu pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.
Panjang pendeknya suatu saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil
produsen dan konsumen makin jauh jarak antara produsen dan konsumen
panjangnya saluran pemasaran yang ditempuh oleh produk. Kedua cepat tidaknya
produk rusak. Produk yang cepaat rusak harus segera diterima konsumen dan
dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat. Ketiga skala
produksi. Bila produksi berlangsung dengan ukuran kecil, maka jumlah yang
7
dihasilkan berukuran kecil pula. Keempat keuangan pengusaha. Produsen yang
ini berdampak pada besarnya margin pemasaran gula aren pada msing-masing
lembaga pemasaran dan juga bagian harga yang di terima pengrajin ( produsen )
semakin kecil, maka akibatnya pemasaran gula aren kurang efisien. Proses
pengaliran pemasaran gula aren di Desa Babana yaitu dari pengrajin ( produsen )
2. Berapa besar margin gula aren pada masing-masing saluran pemasaran di Desa
Babana.
3. Berapa besarnya bagian harga yang diterima oleh pengrajin ( produsen ) pada
8
2. Mengetahui margin dan pemasaran gula aren di Desa Babana.
Mamuju Tengah.
penelitian.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut tentang
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
perbedaan terlihat dari jenis usaha.alat analisis yang digunakan serta hasil akhir dari
penelitian tersebut.
Gula aren di Desa cigemblong kabupaten lebak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui saluran pemasaran gula aren, fungsi yang dilakukan oleh masing-
masing agen pemasaran, dan untuk mengetahui saluran pemasaran yang paling
efisien dalam pemasaran gula aren dari Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong
orang, pedagang, pedagang 2 kolektor besar 2 dan 19 orang pengecer. Data yang
digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode penelitian ini
bahwa ada tiga saluran pemasaran gula aren adalah, Channel I: produsen –
Pemasaran Gula Aren (Arenga Pinnata) di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten
10
Brebes (1) Saluran pemasaran gula aren di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten
Brebes; (2) Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran gula aren di Desa Capar
Kecamatan Salem Kabupaten Brebes; (3) Besarnya marjin pemasaran gula aren
untuk setiap tingkatan lembaganya; (4) Besarnya bagian harga yang diterima
perajin keseluruhan harga yang di bayar oleh konsumen; Jenis penelitian yang
Dimana penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau bukan buatan dan
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perajin gula aren di Desa Capar
pedagang pengumpul mendapatkan gula aren dengan cara membeli dari perajin
gula aren. Pedagang pengumpul menerima gula aren dari perajin tiap harinya
sekitar 276 kilogram, pedagang pengecer mendapatkan gula aren dari pengumpul
gula aren dari pedagang pengumpul yang berada di Desa Capar kemudian
pengecer ini mendapatkan gula aren dari pedagang pengumpul tiap harinya sekitar
11
biaya untuk pengemasan (plastik) dan transportasi. Pada saluran I harga gula aren
di konsumen ahir sebesar Rp 7.500 per kilogram dengan biaya total Rp 325 per
kilogram dan keuntungan Rp 775 per kilogram. Pada saluran II harga gula aren
dikonsumen ahir sebesar Rp 7.600 per kilogram dengan biaya total Rp 454,53 per
kilogram dan keuntungan Rp 945,47 per kilogram. Dalam hal ini perajin dapat
dikatakan beruntung dalam pembuatan gula aren karena perajin tidak perlu
membeli bahan bakunya yaitu nira aren perajin sudah memiliki bahan baku nira
aren dari pohon arennya sendiri. 3) Besarnya marjin pemasaran gula aren untuk
1.100 per kilogram, dan marjin total saluran II sebesar Rp 1400 per kilogram. 4)
Besarnya bagian harga yang diterima perajin keseluruhan harga yang di bayar oleh
konsumen; Saluran I Farmer’s Share 85,3 persen dan saluran II Farmer’s Share
81,6.
Tasikmalaya (1) saluran pemasaran gula aren (2) besarnya biaya, marjin dan
keuntungan pemasaran gula aren (3) besarnya bagian harga yang diterima perajin
(share) gula aren dari harga eceran (4) saluran pemasaran yang paling efisien
berdasarkan persentase biaya dari nilai total produksi. Jenis penelitian yang
sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. untuk sampel lembaga
12
pengumpul dan satu orang pedagang besar. Analisis data dilakukan secara
pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Pada saluran pertama besarnya total
marjin pemasaran yaitu sebesar Rp. 2.500,00 per kilogram dengan total biaya
pemasaran sebesar Rp. 265,00 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran
sebesar Rp. 2.235,00 per kilogram. Sedangkan pada saluran 2, besarnya total marjin
pemasaran yaitu Rp. 4.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar
Rp. 572,00 perkilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 3.928,00
per kilogram.Besarnya bagian harga yang diterima perajin (produsen share) pada
saluran 1 adalah sebesar 83,33 persen, sedangkan pada saluran 2 adalah 70,96
dengan saluran pemasaran 2, dengan nilai EPS pada saluran 1 sebesar 1,77 persen.
meliliki kandungan fruktosa dan sukrosa yang tinggi. Pohon aren mempunyai
bunga jantan dan bunga betina yang dapat disadap niranya mulai umur 3 tahun.
Namun, bunga jantan selalu di sadap karena jumlah dan mutu hasil lebih
memuaskan di banding bunga betina. Bunga jantan lebih pendek dari bunga betina
13
yang panjangnya sekitar 50 cm dan bunga betina mencapai 175 cm. Bunga jantan
jantan dapat disadap pada saat sudah mengeluarkan benang sari (Lubis, H. 2019).
Pohon aren merupakan pohan berasal dari wilayah Asia tropis. Pohon aren
diketahui menyebar alami mulai dari India timur, di sebelah barat Asia dan
menyebar hingga sejauh Malaysia, Indonesia, dan Filipina, di sebelah timur Asia.
Di Indonesia, pohon aren tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 mdpl.
Pohon aren merupakan pohon yang besar dan tinggi. Tinggi pohon aren
pohonnya diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk. Ijuk
adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang pohon aren. Daun
pohon aren majemuk menyirip, seperti daun kelapa. Panjang daunnya dapat
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
14
(Ramadani et al, 2008). Pohon aren dapat tumbuh mencapai tinggi dengan diameter
yang menjulang di atas batang. Waktu pohon masih muda batang aren belum
kelihatan karena tertutup oleh pangkal pelepah daun, ketika daun paling bawahnya
sudah gugur, batangnya mulai kelihatan. Permukaan batang ditutupi oleh serat ijuk
Gula aren merupakan salah satu olahan makanan bersumber dari hasil
pengolahan air nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon aren. Pengolahan
nira menjadi gula aren melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan
kental dan berwarna pekat. Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula
merah/jawa, yang membedakan hanya bahan bakunya. Prosen pembuatan gula aren
pada umumnya lebih alami, sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya
tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula aren banyak di konsumsi sebagai
salah satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh, selain itu kandungan
dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk membantu memenuhi
lingkungan pasar suatu komoditas. Bila pemasarannya tidak lancar dan tidak
memberikan harga yang layak bagi petani, maka kondisi ini akan mempengaruhi
15
menaikkan harga. Setelah harga naik, motivasi petani akan naik, mengakibatkan
perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk,
yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih
meningkatkan guna waktu, guna tempat, guna bentuk dan guna kepemilikan
(Sudiyono, 2004).
barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu
serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pengertian atau
definisi ini memberikan suatu gagasan kegiatan tertentu yang di lakukan para
tenaga pemasaran, terdapat pengertian atau definisi lain yang lebih luas tentang
pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk menciptakan dan menyerahkan suatu standar
pada pandangan makro atau sosial dari pemasaran, pengertian ini menyatakan
dilalui arus dari petani ke perantara dan akhirnya terdapat sekelompok lembaga
16
yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerja sama yang mencapai
pasar-pasar tertentu.
dari produsen ke konsumen tanpa melalui konsumen dan tidak melalui perantara.
menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang /jasa akan jasa
ke pada konsumen.
di dasarkan pada jenis barang dan segmen pasarnya adalah salah satunya saluran
ada lembaga pemasaran yang. Peranan lembaga pemasaran ini tergantung dari
17
sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Oleh
pemasaran ini berbeda satu sama lain, dicirikan satu aktivitas yang dilakukan dan
skala usaha. Misalnya, pedagang pengumpul tugasnya adalah membeli barang yang
dikumpulkan baik dari produsen atau pedagang perantara dengan skala usaha
pedagang pengumpul.
pemasaran adalah suatu badan usaha atau individu yang menyalurkan Jasa dan
komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan
(sudiyono, 2004).
biaya tataniaga hasil pertanian tegantug dari volume( besar kecilnya )lembaga-
18
lembaga tataniaga melakukan kegiatan fungsih-fungsih tataniaga. Jumlah fasilitas
harga yang di terima oleh petani dengan harga yang di bayarkan oleh konsumen
akhir. Besar kecilnya Farmer’s share tidak selalu menunjukkan besar kecilnya
keuntungan yang di terima oleh petani. Bagian harga antara komoditi yang satu
dengan komoditi yang lain berbeda, hal ini tergantung dari jumlah kegunaan
bentuk, tempat dan waktu yang di tambahkan oleh petani dan pedagang perantara
𝐩𝐫𝐢𝐜𝐞 𝐟𝐚𝐫𝐦
𝐒𝐟 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐩𝐫𝐢𝐜𝐞 𝐫𝐞𝐭𝐚𝐢𝐥𝐞𝐫
Keterangan :
Margin pemasaran ialah selisih harga yang harus dibayarkan oleh konsumen
dengan harga yang di terima produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga
pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin panjang tataniaga
19
semakin banyak lembaga niaga yang terlibat maka semakin besar margin tataniaga
( Daniel, 2002 ).
dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional dan keuntungan ( profit ) lembaga
pemasaran. Selisih harga yang di bayarkan ke produsen dan harga yang diberikan
langsung sehingga harga yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan
yaitu:
menggunakan rumus yang mengacu pada (Aroning dan Kadir, 2008 ) sebagai
berikut :
20
M=Hp-Hb
Keterangan :
M = Margin pemasaran
Hp = Harga penjualan
Hb = Harga pembelian
pemsaran (MT) dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula
MT=M1+M2+M3+…….+Mn
Keterangan :
negatif dengan margin tataniaga sehingga semakin tinggi margin tataniaga, maka
mendapatkan kepuasan setinggi mungkin terhadap barang atau jasa yang diminta
21
oleh konsumen. Sistem pemasaran akan dikatakana efisien apabila:mampu
serendah-rendahnya dan pembagian yang adil dari pada keseluruhan harga yang di
bayar oleh konsumen terkahir kepada semua pihak yang terlibat dalam pemasaran.
bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi sampai
kegunaan barang dan jasa. Kepusaan dibentuk dari proses produktif yang di
𝑻𝑩
𝐄𝐩𝐬 × 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝑵𝑷
Keterangan:
22
2.3 Bagan alir penelitian
Analisis Pemasaran
Gambar 1. Bagan alir penelitian pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan
23
III. METODE PENELITIAN
merupakan salah satu sentra produksi gula aren terbesar di Kecamatan Budong-
(simple random sampling method), sehingga diharapkan bisa diperoleh hasil yang
cukup akurat dan representatif sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam
penelitian. Jumlah pengrajin gula aren atau responden yang diambil dalam
penelitian ini adalah 32 responden pengrajin gula aren dari jumlah populasi
pengrajin sebesar 120 pengrajin gula aren. Jumlah responden yang diambil
pengrajin gula aren di Desa Babana dianggap telah mewakili populasi yang ada di
desa tersebut
pengrajin gula aren dengan data produksi gula aren yang ada di Desa Babana.
24
Tabel standar devisiasi dari data tersebut :
Sampel
Y(kg) Y2(kg)
1 30 900
2 30 900
3 75 5.625
4 40 1.200
5 70 4.900
6 35 1.125
7 50 2.500
8 50 2.500
9 30 900
10 45 2.025
11 24 576
Jumlah 480 23.151
Rata-rata 43,6 -
∑ 𝒚)𝟐
s = √∑( 𝒚𝟐 𝒏
𝒏−𝟏
s = √23.151 − (480)2
11
11-1
s = √23.151 − 20.945
2.206
s = √ 10
= 0,22
Keterangan :
s = Standar deviasi
𝑦2 = Rata-rata sampel
𝑛 = Jumlah sampel
∑ 𝑥)2
S = √∑( 𝑥2 𝑛
𝑛−1
25
Berdasarkan perhitungan standar devisiasi dengan mengambil sampel
sebanyak 11 orang dengan data produksi tanaman aren di dapat hasil 0,22 yang
artinya nilai standar devisiasi lebih kecil dari rata-rata sehingga sampel dinyatakan
homogen, sebaliknya jika semakin besar standar devisiasi maka sampel semakin
( sugiyono, 2007).
N
n=
N d2 +1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d² = Presisi ( 15% )
pengumpul 1 orang, pedagan pengecer 1 orang dan pedagang besar 2 orang. Jumlah
Pengumpulan data dalam penelitian ini yakni data primer dan data sekunder.
26
responden dan mengguanakan daftar pertanyaan (quizioner), sedangkan data
penelitian.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif
untuk mengetahui saluran pemasaran pada usaha gula aren ; sementara untuk
M=Hp-Hb
Keterangan :
M = Margin pemasaran
Hp = Harga penjualan
Hb = Harga pembelian
pemasaran (MT) dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran
MT=M1+M2+M3+…….+Mn
Keterangan :
27
hubungan negatif dengan margin tataniaga sehingga semakin tinggi margin tata
price farm
Sf= x 100 %
price retailer
Keterangan
TB
Eps= ×100%
TNP
Keterangan:
2. Pemasaran adalah proses pemindahan atau pengaliran barang ( gula aren ) dari
produsen ke konsumen.
28
3. Lembaga pemasaran adalah lembaga perantara yang aktif menyalurkan hasil
4. Konsumen adalah orang yang membeli gula aren dengan tujuan untuk
dikomsumsi.
5. Saluran pemasaran adalah jalur yang digunakan untuk menyalurkan hasil usaha
7. Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli gula aren baik dari produsen
8. Pedagang besar ialah pedagang yang langsung membeli dari tangan pedagang
pengumpul kemudian mejual keluar kota (Mamuju Tengah) dalam jumlah besar
ke Kalimantan timur.
barang dari pengrajin gula aren ( produsen ) kekonsumen, yang dihitung dalam
rupiah (Rp).
10. Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dari
harga yang diterima pengrajin gula aren, yang dihitung dalam rupiah (Rp)
11. Harga adalah harga gula aren ditingkat pengrajin, yang dihitung dalam rupiah
(Rp).
29
12. Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya pemasaran dengan total
nilai penjualan gula aren yang dipasarkan dikalikan seratus persen, dinyatakan
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Babana merupakan desa tertua dari sebelas desa yang ada di
Kecamatan Budong-Budong dan hingga saat ini Desa Babana dijadikan sebagai
Secara geografis Desa Babana memiliki data orbitrasi ( jarak dari pusat
31
Panggagoang, Saluparadang, Karondang, Bulu Kaya, Bulu Rembu dan Lembah
Harapan. Suhu udara yang ada di Desa Babana 27-30˚ C dengan curah hujan 2.000
- 3.000mm/tahun.
dan hal ini dikembangkan sejak adanya interaksi sosial hingga saat ini. Walaupun
pada saat itu segalanya masih sangat terbatas namun hal tersebut semakin lama
sekitar ± 4.217,68 Ha, dan potensi tersebut oleh masyarakat desa babana
pisang dan sawit. Tanaman pangan atau jangka panjang dan jangka pendek seperti
2. Peternakan
ternak. Hal ini terlihat dari sektor geografis dan tersedianya bahan pakan ternak.
Namun sektor ini belum menjadi prioritas bagi masyarakat dengan hambatan
32
keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakannya. Walaupun saat ini,
besarnya angka kelahiran, kematian dan imigrasi penduduk. Jumlah penduduk pada
suatu daerah merupakan sumber tenaga kerja dalam melakukan suatu pekerjaan
atau usahatani.
tahunnya. Berdasarkan data laporan jumlah penduduk ada 1.365 KK yang ada di
Desa Babana. Data jumlah penduduk di Desa Babana menurut jenis kelamin dapat
adalah 5.743 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah
sebanyak 2.907 jiwa dengan persentase 51% dan jumlah penduduk berjenis kelamin
33
wanita sebanyak 2.836 jiwa dengan persentase 49%. Jumlah penduduk Desa
Babana lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dari pada jumlah penduduk berjenis
kelamin perempuan.
kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Bentuk usaha untuk memenuhi
Petani, dan seabgainya. Bentuk mata pencaharian yang ada di Desa Babana juga
masyarakat di Desa Babana cukup beragam. Namun mata pencaharian yang paling
dominan adalah petani dengan persentase 75,74 % atau 4.350 orang. Angka ini
menunjukkan bahwa kondisi iklim dan daya dukung lahan yang sesui dengan usaha
pertanian. Selain sebagai petani ada juga penduduk Desa Babana bermata
pencaharian sebagai PNS yaitu sebanyak 143 orang ( 2,49% ), sebagai peternak
yaitu sebanyak 65 orang ( 1,14% ), sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 900 orang
34
(15,67% ), sebagai buruh yaitu sebanyak 250 orang ( 4,35% ), dan kemudian ada
mempengaruhi cara berfikir dan bertindak. Penduduk yang ada di Desa Babana
penduduk terdiri dari SD, SMP, SMA, Akademi D1, dan D3, dan Sarjan (S1).
adalah SD yaitu 1.472 orang atau 25,6 % diikuti dengan SMA sebanyak 706 orang
atau 12,3 %, SMP sebanyak 538 orang atau 9,4 % dan Akademi ( D1-D3 ) sebanyak
82 orang atau 1,5 % , Sarjana (S1) sebanyak 165 orang atau 2,9 % serta Srata (S2)
sebanyak 12 orang atau 0,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
yang ada di Desa Babana masih tergolong sedang, tetapi mereka tidak diragukan
lagi dalam hal memproduksi gula aren karena mereka telah memahami dan
35
Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi modal bagi dalam
sebesar-besarnya.
Dalam mendukung lancarnya aktivitas yang ada di Desa Babana, sarana dan
macam aktivitas. Sarana dan prasarana ini digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
kepentingan bersama. Jelasnya jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa
keagamaan sebanyak 22 dan sarana kesehatan sebanyak 3 unit, hal ini menunjang
36
pembangunan masyarakat Desa Babana. Sarana merupakan segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai makna tujuan atau segala sesuatu ( bisa
berupa syarat atau upaya ) yang dapat dipakai dalam mencapai maksud dan tujuan.
langsung dengan produsen gula aren dan pedagang, maka karakteristik responden
fisik maupun mental. Responden yang berumur relatif lebih muda dan sehat akan
memiliki kemampuan fisik yang lebih besar dan lebih terbuka dalam penerimaan
berumur tua memiliki kemampuan fisik yang terbatas dan cenderung lemah tetapi
Tingkat umur responden gula aren dan pedagang dalam penelitian ini cukup
bervariasi yang paling mudah berumur 28 tahun dan paling tua 58 tahun. Hal ini
37
kategori umur produktif. Umur produktif ialah pada saat seseorang berumur 14-65
didukung oleh kekuatan fisik yang dimiliki dan penerapan teknologi yang modern
( Soekartawi, 2006 ).
melakukan suatu usaha, terutama dalam menerima dan menerapkan teknologi yang
tentunya sangat berbeda dengan mereka yang tidak berpendidikan, baik dalam
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden bervariasi mulai dari SD,
Tabel 10. Tingkat Pendidikan Responden dan Pedagang Gula Aren di Desa
Babana, 2021
Umur Produsen Pedagang Pedagang Jumlah Persentase
No ( Tahun ) ( Petani ) Pengumpul Besar ( Orang ) (%)
1 SD 5 - - 5 14,29
2 SMP 13 - - 13 37,14
3 SMA 14 1 2 17 48,57
Jumlah 32 1 2 35 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021
pedagang gula aren sebagian besar berpendidikan sekolah dasar sebanyak 5 orang
atau 14,29%, kemudian diikuti jenjang pendidikan SMP sebanyak 13 orang atau
38
formal responden produsen dan pedagang gula aren ini memberikan indikasi bahwa
secara umum para responden ini dapat mengembangkan usahanya dengan baik.
Karena mereka telah memahami dan menguasai produksi gula aren dari
keadaan pasar, harga yang terjadi dan pemilihan pola saluran pemasaran gula aren
dan pedagang. Pada satu sisi, anggota keluarga yang lebih banyak membantu
petani dalam memilih cabang usahatani yang akan digelutinya ( Lamusa, 2005 ).
Banyakya tanggungan keluarga dari setiap responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Tanggungan Responden dan Pedagang Gula Aren di Desa
Babana, 2021
Jumlah Produsen Pedagang Pedagang Jumlah Persentase
No Tanggungan Pengrajin Pengumpul Besar (Orang) (%)
Keluarga
1 1-2 15 1 - 16 45,72
2 3-4 14 - 2 16 45,71
3 5-6 3 - - 3 8,57
Jumlah 32 1 2 35 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021
mayoritas memiliki tanggungan keluarga dalam kategori kecil yaitu 1-2 orang
39
dengan mayoritas memiliki tanggungan sebanyak 45,72%. Sedangkan tanggungan
keluarga dengan kategori besar yaitu sebanyak 5-6 orang dengan persentase 8,57
kecil apabila tanggungan keluarga 1-3 orang, sedang apabila tanggungan keluarga
4-6 orang, dan besar apabila tanggungan keluarga lebih dari 6 orang.
usahanya, karena sangat erat kaitannya dengan usahanya, maka semakin terampil
pengalaman usahatani yang masih baru yaitu kurang dari 10 tahun, pengalaman
usahatani sedang 10-20 tahun dan pengalaman usahatani lebih dari 20 tahun.
Tabel 12. Pengalaman Responden dan Pedagang Gula Aren di Desa Babana,
2021
no Pengalaman Pengrajin Pedagang Pedagang
Jumlah
Responden (Produsen) Pengumpul Besar (Orang)
1 1-7 10 - - 10
2 8-14 14 1 - 15
3 15-21 8 1 1 10
Jumlah 32 2 1 35
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021
40
Tabel 12 menunjukkan bahwa pengalaman berusaha para responden yang
banyak antara 8-14 tahun yaitu sebanyak 15 orang. Pengalaman berusaha sangat
pengelolaan usahataninya.
Pohon aren merupakan sumber bahan baku pembuatan gula aren. Pohon
aren yang sudah berbunga dapat disadap niranya dan dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan gula aren. Jumlah pohon yang disadap oleh pengrajin dapat
mempengaruhi jumlah nira yang akan diperoleh, sealain jumlah pohon tingkat
kesuburan pohon juga dapat mempengaruhi jumlah nira yang dihasilkan. Semakin
banyak dan subur pohon yang disadap oleh pengrajin maka jumlah nira yang
dihasilkan akan lebih banyak, begitu juga sebaliknya, jumlah pohon aren yang
disadap oleh pengrajin gula aren di Desa Babana dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah Pohon Yang Disadap Gula Aren di Desa Oleh Pengrajin
Gula Aren Di Desa Babana, 2021
No Jumlah Pohon Jumlah responden Persentase
Yang Disadap (orang) (%)
1 1-4 24 68,7
2 5-8 6 28,2
3 9-11 2 3,1
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021
41
sebanyak 6 orang dengan persentase 28,2%, responden yang menyadap 9 - 11
pohon yaitu sebanyak 2 orang. Hal ini menunujukkan bahwa jumlah pohon yang
disadap oleh pengrajin dapat mempengaruhi jumlah nira yang akan diperoleh,
selain jumlah pohon tingkat kesuburan juga dapat mempengaruhi jumlah nira yang
dihasilkan.
1. Produsen ( pengrajin )
2. Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul adalah seseorang yang yang berasal dari Desa Babana
yang membeli gula aren langsung dari pengrajin yang ada di Desa Babana. Hasil
dari pemebelian gula aren tersebut dikumpulkan dan dijual kepada pedagang besar
42
3. Pedagang pengecer
Pedagang pengecer adalah seseorang yang membeli langsung gula aren dari
4. Pedagang besar
Pedagang besar adalah seseorang yang membeli gula aren dari pedagan
pengumpul serta menjual kembali kepada konsumen akhir keluar daerah sulawesi
4. Konsumen
Konsumen adalah orang yang membeli gula aren dengan tujuan untuk
Kegiatan untuk menyalurkan Gula Aren kepada konsumen secara cepat dan
menjamin pemasaran Gula Aren akan berjalan dengan baik. Kegiatan penyaluran
Gula Aren dari produsen ke konsumen yang melibatkan perantara yang saling
produsen kekonsumen.
Saluran pemasaran Gula aren, yang terbentuk di Desa Babana, yaitu 2 ( dua )
43
Berdasarkan data penelitian terdapat Tiga saluran pemasaran yang
Pedagang Pedagang
Pedagang Besar
Pengumpul Pengecer
Konsumen
44
mendatangi langsung ke pengrajin dengan harga Rp. 20.000/Kg, kemudian
pedagang pengumpul menjual gula aren ke pedagan besar yang berada di Kota
Mamuju Tengah dengan harga Rp.22.000/Kg dan pedagang besar di kota Mamuju
Tengah menjual gula aren tersebut ke konsumen akhir yaitu ke Kalimantan Timur
dengan harga Rp.25.000/Kg. Pengrajin yang menjual gula aren pada saluran
pertama dan saluran dua sebanyak 21 orang dengan jumlah produksi sebanyak 1045
Kg. Saluran dua pengrajin menjual gula aren langsung ke pedagang pengecer yang
berada di Desa Babana dengan harga Rp. 20.000/Kg. Kemudian pedagang pengecer
menjual gula aren tersebut langsung ke konsumen akhir yang ada di Desa Babana.
Saluran ketiga pengrajin menjual gula aren langsung ke pedagang besar yang
berada di Desa Babana dengan harga Rp. 22.000/Kg. Kemudian pedagang besar
dengan harga Rp.25.000/Kg. Pengrajin yang menjual gula aren pada saluran ke tiga
4.6 Biaya, Keuntungan dan Bagian Harga pada Pemasaran Gula Aren
transportasi dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran ini berbeda satu sama lain
45
karena tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas- aktivitas
Besarnya biaya, keuntungan, serta bagian harga yang diterima pengrajin pada
saluran I, II dan saluran III masing-masing dapat di lihat pada Tabel 14, 15 dan
Tabel 16.
Tabel 14. Biaya Keuntungan dan Bagian Harga yang di Terima Pengrajin
Pada Saluran 1, 2021
No Uraian Bagian Harga
(%)
1 Harga penjualan pengrajin (Rp/Kg) 20.000
Biaya transportasi (Rp/Kg) 80
Biaya kemasan (Rp/Kg) 80
2 Pedagang pengumpul
Harga pembelian (Rp/Kg) 20.000
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 360
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200 80
Jumlah biaya (Rp/Kg) 440
Keuntungan Rp/Kg) 1.560
Harga penjualan (Rp/Kg) 22.000
3 Pedagang besar
Harga pembelian (Rp/Kg) 22.000
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 320
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200
Jumlah biaya (Rp/Kg) 400
Keuntungan (Rp/Kg) 2.600
Harga pembelian konsumen (Rp/Kg) 25.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021
diterima pengrajin yaitu sebesar 80%. Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang
pengumpul Rp. 840/Kg, biaya tersebut yaitu biaya transportasi yaitu Rp. 200/Kg
dan biaya tenaga kerja yaitu Rp. 440/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh
46
Harga pembelian gula aren oleh pedagang besar kepada pedagang pengumpul
yaitu sebesar Rp. 22.000/Kg. Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar
yaitu sebesar Rp.`400/Kg, meliputi biaya transportasi yaitu Rp. 200/Kg, biaya
tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 320/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh yaitu
sebesar Rp. 2.600/Kg dan bagian harga yang di peroleh pada saluran pertama 80%
Tabel 15. Biaya Keuntungan dan Bagian Harga yang di Terima Pengrajin
Pada Saluran 1I, 2021
No Uraian Bagian Harga
(%)
1 Harga penjualan pengrajin (Rp/Kg) 20.000
Biaya transportasi (Rp/Kg) 80
Biaya kemasan (Rp/Kg) 80
2 Pedagang pengecer
Harga pembelian (Rp/Kg) 20.000 90
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 360
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200
Jumlah biaya (Rp/Kg) 440
Keuntungan Rp/Kg) 1.560
Harga penjualan (Rp/Kg) 22.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021
dikeluarkan oleh pengrajin berupa biaya transpotasi Rp. 80/Kg, sehingga bagian
harga yang diperoleh pengrajin yaitu sebesar %. Total biaya yang dikeluarkan oleh
pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. `440/Kg, meliputi biaya transportasi Rp.
200/Kg, dan biaya tenaga kerja Rp. 360/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp. 1.560/Kg dan bagian harga yang diterima pada saluran ke dua yaitu
90%. Hal ini menunjukkan bahwa bagian harga yang lebih besar diperoleh
pengrajin pada saluran kedua karena bagian harga yang diterima lebih besar
47
Tabel 16. Biaya Keuntungan dan Bagian Harga yang di Terima Pengrajin
Pada Saluran 1I, 2021
No Uraian Bagian Harga
(%)
1 Harga penjualan pengrajin (Rp/Kg) 22.000
Biaya transportasi(Rp/Kg) 80
Biaya kemasan (Rp/Kg) 80
2 Pedagang besar 88
Harga pembelian (Rp/Kg) 22.000
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 320
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200
Jumlah biaya (Rp/Kg) 400
Keuntungan (Rp/Kg) 2.600
Harga pembelian konsumen (Rp/Kg) 25.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021
dikeluarkan oleh pengrajin berupa biaya transpotasi Rp. 80/Kg, sehingga bagian
harga yang diperoleh pengrajin yaitu sebesar 88%. Total biaya yang dikeluarkan
oleh pedagang besar yaitu sebesar Rp. `400/Kg, meliputi biaya transportasi Rp.
200/Kg, dan biaya tenaga kerja Rp. 320/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp. 2.600/Kg dan bagian harga yang diterima pada saluran ke dua yaitu
88%. Hal ini menunjukkan bahwa bagian harga yang lebih besar diperoleh
pengrajin pada saluran ketiga karena bagian harga yang diterima lebih besar
Margin pemasaran Gula Aren ialah selisih antara harga gula aren yang
48
diterima produsen Gula Aren dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen.
Selisih harga tersebut dapat meliputi biaya transportasi serta biaya tenaga kerja
Margin pemasaran pada setiap lemabaga pemasaran lebih jelas terlihat pada
dan dari pedagang besar sebesarRp.3.000/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga
beli pedagang pengumpul dari pengrajin Rp. 20.000 dan harga jual kepedagang
besar Rp. 22.000 kemudian pedagang besar menjual kekonsumen akhir Rp. 25.000
MT = M1+M2
MT = Rp 2.000+Rp.3.000
MT = Rp. 5.000/Kg
49
Pada saluran pertama pedagang pengumpul membeli gula aren dari
konsumen akhir dengan harga Rp. 25.000/Kg, sehingga diperoleh margin total Rp.
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula aren ( Masyrofie, 2005 )
penjualan sebesar Rp. 22.000/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga pembelian
pedagang pengecer dari pengrajin Rp. 20.000 dan harga jual kekonsumen akhir Rp.
22.000
MT = M1
MT = Rp. 2.000
MT = Rp. 2.000/Kg
Pada saluran kedua pedagang pengecer membeli gula aren dari pengrajin
konsumen akhir dengan harga Rp. 22.000/Kg, sehingga diperoleh margin total Rp.
50
2.000/Kg. Margin total pemasaran ( MT ) adalah jumlah margin dari semua
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula aren ( Masyrofie, 2005 ).
adalah Rp 3000/Kg, yang diterima oleh pedagang besar, dengan harga penjualan
sebesar Rp. 25.000/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga pembelian pedagang
besar dari pengrajin Rp. 22.000 dan harga jual kekonsumen akhir Rp. 25.000
MT = M1
MT = Rp. 3.000
MT = Rp. 3.000/Kg
Pada saluran kedua pedagang besar membeli gula aren dari pengrajin
akhir dengan harga Rp. 25.000/Kg, sehingga diperoleh margin total Rp. 3.000/Kg.
Menurut Khol dan Uhl ( 2002 ), Efiensi pemasaran adalah nisbah antara total
biaya dengan total nilai produk yang dipsarkan. Ada beberapa faktor dapat dipakai
51
sebagai ukuran efiensi pemasaran yaitu keuntungan pemasaran, harga yang
Nilai efiensi tiap saluran pemasaran di Desa Babana dapat dihitung dengan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
menggunakan rumus : Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖x100%
840
Eps= 1.045x100%
Eps= 80%
2. Nilai Efisiensi pada Saluran II
Total Biaya
Eps= x100%
Total Nilai Penjualan
440
Eps= 1.045x100%
Eps= 42%
Eps= 83%
Tabel 20. Efisiensi Pemasaran Gula Aren di Desa Babana Kecamatan Budong-
budong Kabupaten Mamuju Tengah, 2021
No Saluran Pemsaran Persentase(%)
1. Pengrajin-Pedagang Pengumpul-Pedagang Besar-Konsumen 80
2. Pengrajin-Pedagang Pengecer-Konsumen 42
3. Pengrajin-Pedagang Besar-Konsumen 83
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021
52
Tabel 19 menunjukkan bahwa nilai efisiensi pemasaran gula aren pada saluran I
dan untuk saluran ketiga nilai efisiensinya sebesar 83% dari ketigaa saluran
tersebut, saluran yang paling efisien yaitu saluran kedua dengan nilai efisiensi
sebesar 42 %. Hal ini dikarenakan pada saluran kedua memiliki rantai pemasaran
yang pendek, total ,margin pemasaran yang kecil, dan bagian harga yang diterima
pengrajin lebih tinggi sehingga saluran kedua lebih efisien dibandingkan dengan
saluran pertama dan ketiga. Semakin rendah atau kecil persentase efisiensi
pemasaran maka pemasaran semakin efisien. Sebaliknya, semakin tinggi atau besar
2002 ). Terkait dengan kondisi ini tidak selamanya jumlah persenan yang kecil itu
53
54
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ada dua bentuk saluran pemasaran gula aren yang terdapat di Desa Babana
2. Margin pemasaran gula aren yang diperoleh untuk saluran pertama sebesar
Rp. 5.000, margin saluran kedua sebesar Rp. 2.000 dan margin pemasaran
untuk saluran ketiga sebesar Rp. 3.000 Margin pada saluran kedua dan tiga
lebih kecil dibandingkan pada saluran pertama. Karena saluran kedua dan tiga
dan untuk saluran kedua diperoleh sebesar 90 %, dan saluran ketiga diperoleh
4. Nilai efisiensi pemasaran gula aren pada saluran pertama 80 % dan untuk
55
5.2 Saran
56
DAFTAR P USTAKA
Ekasari, K.dan Rasuli, N., Saade, M. A. (2007). Analisis margin pemasaran telur
itik di Kelurahan Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten
Gowa. Jurnal Agrisistem, Volume 3 Nomor 1, ( hlm 36-43 )
Ginting, Paham. 2006. Pemasaran Produk Pertanian. USU Press. Medan.
Gojali, L., Wibowo, A. S., dan Sumantri, A. T. (2015). Analisis Saluran Pemasaran
Gula Aren (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong
Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak). Jurnal Agribisnis
Terpadu, 8(2).
Hadayani, H., dan Tangkesalu, D. (2020). Analisis Pemasaran Usaha Kopra Di
Desa Bantuga Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-
Una. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian, 8(6), 1367-1375
Hidayat, R. S., Rusman, Y., & Ramdan, M. (2017). Analisis Saluran Pemasaran
Gula Aren (Arenga Pinnata). Studi Kasus Di Desa Capar Kecamatan
Salem Kabupaten Brebes. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 2(2),
124.
57
Hanisah, H. (2015). Perbedaan Pendapatan Usahatan Aren (Arenga Pinnata,
Merr) Dalam Bentuk Gula Cair Dengan Bentuk Gula Padat Di Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Penelitian Agrisamudra, 2(2),
1-10.
Harahap, M. H. (2018). Analisis Nilai Tambah Gula Aren Dan Gula Semut (Studi
Kasus: Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang).
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan. (Journal of
Agribusiness Sciences), 4(1), 1-7.
Huda N, K. Hudori, R. Fahlevi, B’diah, D. dan Sugiarti.2017.pemasaran syariah (
teori dan apikasi ). Cetakan pertama. ISBN : 978,602-422-185-0.
Kencana, Depok.
Kohl dan uhl, 2002.Efisiensi Pemasaran Produk Pertanian Dalam Fungsi Time
Utility. Purdue University Macmilan Publishing Company, New York.
Lamusa, A. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Dalam
Di Desa Labuan Lele Kecamatan Tawaeli Kabupaten
Donggala. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 12(3), 254-260.
Ruslan, Majnah S, Baharuddin dan Ira Taskirawati. 2018. Potensi dan Pemanfaatan
Tanaman Aren ( Arenga Pinnata ) dengan Pola Agroforestri di Desa
Pallaka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Jurnal Perennial Volume.
14 .(1) 24.
58
Soeharjo, 2010. Sendi-Sendi Pokok Usaha Tani.Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori Dan Aplikasinya. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
59
Lampiran 1. Identitas Responden Pengrajin Gula Aren di Desa Babana, 2021
60
Lampiran 2. Identitas Responden Pedagang Gula Aren di Desa Babana, 2020.
61
Lampiran 3. Identitas Responden pengrajin Gula Aren yang menjual pada saluran pertama dan
kedua, 2021.
62
Lampiran 4. Identitas Responden Pengrajin Gula Aren Yang Menjual Pada Saluran Ketiga, 2021
63
Lampiran 5. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran Pertama, 2021
No Produsen/Lembaga Volume Harga Jual Harga Beli
Pemasaran Usaha(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Produsen( Pengrjin) 1.045 20.000 -
2 Pedagagn Pengumpul 1.045 22.000 20.000
3 Pedagang Besar 1.040 25.000 20.000
Data Primer Setelah Diolah 2021
64
Lampiran 8. Perhitungan Margin Pemasaran dan Margin Total Pemasaran Gula Aren
Rumus :
M= Hp-Hb
Dimana :
M = Hp-Hb
M = Rp. 2.000
M = Hp-Hb
M = Rp. 3.000
Rumus :
MT=M1+M2+M3+……………+Mn
Dimana :
65
Sehingga, MT = M1+M2
MT = Rp. 5.000
M= Hp-Hb
MT = Rp. 2.000
M= Hp-Hb
MT = Rp. 3.000
66
67
Lampiran 9. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, I
68
Lampiran 10. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, II
69
Lampiran 11. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, III
70
Lampiran 10. Penerimaan dan keuntungan pedagang pengumpul pada saluran pertama
Biaya pemasaran(Rp)
Peadagang Volume Harga Nilai Harga Nilai Biaya Biaya Total Keuntungan
Pengumpul Usaha Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Transportasi Tenaga Biaya ( Rp )
( Kg) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Kerja ( Rp )
Lampiran 11. Penerimaan dan keuntungan pedagang Besar pada saluran pertama
Biaya pemasaran (Rp)
Peadagang volume Harga Nilai Harga Nilai Biaya Biaya Total Keuntungan
Besar Usaha Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Transportasi Tenaga Biaya ( Rp )
( Kg) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Kerja ( Rp )
71
Lampiran 12. Penerimaan dan Keuntungan Pedagang Besar Pada Saluran II
Biaya Pemasaran (Rp)
Peadagang Volume Harga Nilai Harga Nilai Biaya Biaya Total Keuntungan
Besar Usaha Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Transportasi Tenaga Biaya ( Rp )
( Kg) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Kerja ( Rp )
72
73
74
75
Lampiran 12. Bagian Harga Yang di Terima Pengrajin Pada Masing-Masing
Saluran Pemasaran
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑟𝑚
Sf= 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟x100%
20.000
Sf= x100%
25.000
Sf= 80%
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑟𝑚
Sf= 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟x100%
20.000
Sf= x100%
22.000
Sf= 90 %
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑟𝑚
Sf= 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟x100%
22.000
Sf= 25.000x100%
Sf= 88 %
76
Lampiran 13. Perhitungan Nilai Efisiensi Pemasaran Gula Aren
Rumus :
𝑇𝐵
Eps= 𝑇𝑁𝑃x100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= x100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
840
Eps= x100%
1.045
Eps= 80%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%
440
Eps= 1.045x100%
Eps= 42 %
6. Nilai Efisiensi pada Saluran III
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%
400
Eps= 480
Eps= 83 %
77
DOKUMENTASI
78
Gambar . Wawancara dengan salah satu pengrajin gula aren
79
Gambar . Wawancara dengan salah satu pedagang pengumpul gula aren
80
81
BIODATA PENULIS
Penulis bernama St.Rahmah dilahirkan di
Budong-budong dan lulus pada tahun 2014 kemudian melanjutkan studi ke SMA
Negri 1 Budong-Budong dan lulus pada tahun 2017, kemudian setelah itu
melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi yaitu Universitas tadulako pada tahun
2017 dengan mengikuti jalur SBMPTN dan menerima beasiswa bidikmisi dan
82