Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS PEMASARAN USAHA GULA AREN

DI DESA BABANA KECAMATAN BUDONG-BUDONG


KABUPATEN MAMUJU TENGAH

SKRIPSI

ST.RAHMA
E32117119

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
ANALISIS PEMASARAN USAHA GULA AREN
DI DESA BABANA KECAMATAN BUDONG-BUDONG
KABUPATEN MAMUJU TENGAH

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar sarjana pertanian pada Fakultas pertanian
universitas tadulako

Oleh :

ST.RAHMA
E 321 17 119

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
iii
iv
RINGKASAN

ST.Rahma ( E 321 17 119 ) Analisis Pemasaran Usaha Gula Aren di Desa Babana
Kecamatan Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah ( di bimbing oleh Saharia
Kassa dan Husnul Khatima, 2022 )
Peranan sektor pertanian di Indonesia sangat penting dalam memberikan
kontribusi yang besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan petani. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil
memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, dan
memberikan devisa bagi negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran
pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong Kabupaten
Mamuju Tengah.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2021.
Penentuan responden dilakukan dengan metode sampel acak sederhana (simple
random sampling method) sebanyak 32 responden pengrajin gula aren dari jumlah
populasi pengrajin sebesar 120 pengrajin gula aren kemudian mengambil pedagang
digunakan cara penjajakan ( Tracing sampling ) dengan mengambil 4 orang, terdiri
atas pedagang pengumpul 1 orang dan pedagang besar 2 orang. Analisis yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah analisis pemasaran yaitu saluran pemasaran,
margin pemasaran, bagian harga yang diterima pengrajin, dan efisiensi pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua saluran pemasaran yang
digunakan pengrajin di lokasi penelitian dalam memasarkan Gula Aren, yaitu :
pengrajin→ pedagang pengumpul → pedagang besar → konsumen. kedua
pengrajin → pedagang pengecer → konsumen. Ketiga pengrajin → pedagang besar
→ konsumen. Margin pemasaran gula aren yang diperoleh untuk saluran pertama
sebesar Rp. 5.000, saluran kedua sebesar Rp.2.000 dan saluran ketiga sebesar Rp.
3.000.bagian harga yang diterima pengrajin pada saluran pertama di peroleh 80%,
saluran kedua diperoleh sebesar 90%, dan untuk saluran ketiga sebasar 88 %
sehingga nilai efisiensinya pada saluran pertama adalah 80% saluran kedua sebesar
42 % dan untuk saluran tiga sebasar 83 % dari tiga saluran saluran pemasaran gula
aren tersebut, saluran kedua lebih efisien dari pada saluran pertama.

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Al-hamdulillahirabbil’alamin, dengan menyebut nama Allah Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyanyang. Segalah puji hanya bagi Allah SWT. Shalawat

dan salam semogah senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasullah Muhammad

SAW yang telah berjuang membawa ummat manusia kepada fitrah yang benar dan

jalan yang lurus, keluarga, sahabat, dan segenap pengikutnya yang tetap istiqomah

menjalankan syariat ajaran islam.

Penulis menyampaikan terimaksaih yang tidak terhingga kepada Ayah

handa Sumardi dan Ibunda Bunga intan Tersayang, atas perhatian yang

diberikan,do’a yang terus menerus di setiap nafas mereka, dan motivasi yang tak

henti-hentinya kepada penulis, Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan

hati, penulis ingin megucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

pembimbing utama Ibu Dr. Ir.Hj.Saharia Kassa, MS dan Ibu Husnul Khatima,

SP.,MP. Pembimbing anggota, atas bimbingan dan motivasi, yang dengan ikhlas

dan sabar memberikan waktu, pemikiran, arahan dan petunjuk dalam penyusunan

skripsi ini. Semogah Allah SWT memberikan balasan yang melimpah atas

semuanya, Aamiin.

Melalui kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucpkan

terimakasih banyak atas segala bantuan yang diberikan selama ini kepada :

1. Bapak Prof Dr. Ir. Mahfud MP Rektor Universitas Tadulako yang telah

memberikan kesempatan serta pengalama penulis untuk menimbah ilmu di

Universita Tadulako

vi
2. Bapak Dr. Ir Muhardi,M., IPM., ASEAN Eng. Dekan fakultas pertanian

universitas tadulako, Bapak Dr. Ir Abd. Rahim,STP.,MP Wakil Dekan Bidang

Akedemik, Bapak Dr. Rustam Abd, Rauf, SP.,MP selaku Dekan Bidang Umum

dan Keuangan, Serta Bapak Dr. Isrun, SP., MP Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

3. Bapak Dr Ir. Abd. Muis, MP. Ketua jurusan sosial ekonomi pertanian dan

Bapak Dr. Ir Alimuddin Lappo, SP.,M.Si. Sekertaris Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

4. Bapak Dr. Ir.Arifuddin Lamusa, MP.,IPM Koordinator Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

5. Ibu Karlina Muhsin Tondi,SP.,MP. Dosen Wali yang bersedia membagi

waktunya beserta ilmunya yang sangat bermanfaat untuk penulis.

6. Seluruh Dosen Penguji yaitu. Ibu Dafina Howara, S.Pd., M.Si. Bapak Muh.

Fahruddin, SP., MP. dan Ibu Ihdiani Abu bakar, SP., M.Si.

7. Bapak/Ibu Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Pertanian, Khususnya

Jurusan Agribisnis Serta Seluruh Staf dan Pegawai di lingkungan Fakultas

Pertanian Universitas Tadulako, yang telah banyak mendidik dan memotivasi

penulis selama di bangku perkuliahan ini.

8. Bapak /Ibu/Kakak staf administrasi Fakultas Pertanian, yang telah banyak

membantu dalam dalam pengurusan admistrasi penulis.

9. Semua pengrajin yang telah memberikan informasi kepada penulis selama

melakukan penelitian.

vii
10. Kepada Sahabat-sahabat kuliah peneliti, Annisa Abdul Salam, Ari Ferdian,

Firda Ayu Lestari, Hasbiaullah, S.T, Hasmia, Jasmawati, Kurniawati,

Megawati lamadaju, Siti Nur Khasanah, Siti Sundari, Tika Purma Sari,

Yurianti S.H, Teman-teman Agribisnis 2017 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu. Terimakasih telah menjadi sumber penyemangat, memberi motivasi,

dan selalu memberi bantuan kepada penulis selama kuliah.

11. Keluarga Besar Himpunan Mahasisiwa Bidikmisi Universitas Tadulako

(HIMADIKSI UNTAD)

12. Teman-teman Magan 2020 Jasmawati, dan Ariandi Terimaksih Atas

Pengalaman dan Semangatnya Selama 2 Bulan Magang.

13. Teman-teman KKN Angkatan 91 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terimaksih Berbagi Pengalaman dan Kisah Selama Kurang Lebih 1 Bulan.

14. Almamater yang kubanggakan, Universitas Tadulako.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua

pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Palu, April 2022

St. Rahma

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN ....................................................................................... iv
RINGKASAN .......................................................................................... v
UCAPAN TERMAKASIH ..................................................................... vi
DAFTAR ISI . .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 8
1.3 Tujuan Penelitan……………………………………………… 8
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………. 9

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu .................................................................. 10
2.2 Landasan teori........................................................................... 13
2.3 Bagan alir penelitian ................................................................. 23

III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan tempat ..................................................................... 24
3.2 Penentuan responden ................................................................ 24
3.3 Pengumpulan data..................................................................... 26
3.4 Analisis data ............................................................................. 26
3.5 Konsep operasional................................................................... 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………. 30
4.2 Keadaan Penduduk…………………………………………… 32
4.3 Karakteristik Responden……………………………………... 36
4.4 Saluran Pemasaran ..................................................................... 42
4.5 Biaya, Keuntungan dan Bagian Harga pada Pemasaran Gula Aren. 44
4.6 Margin Pemasaran Kopra .......................................................... 47
4.7 Efisiensi Pemasaran ................................................................... 50

ix
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 53
5.2 Saran ....................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

x
DAFTAR TABEL

Nomor Teks halaman

1. Luas areal dan produksi aren di Sulawesi Barat menurut Provinsi


pada tahun 2020…………………………………………………… 3

2. Luas areal dan produksi aren di Sulawesi Barat menurut Kabupaten


pada tahun 2020…………………………………………………… 4

3. Luas areal dan produksi aren di Kecamatan Budong-budong


pada tahun 2020…………………………………………………… 5

4. Luas areal dan produksi aren di Desa Babana pada tahun 2020….. 6

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, 2020……………... 30

6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian, 2020………….. 31

7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan………………. 32

8. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Babana, 2020……………… 33

9. Klasifikasi Umur Responden dan Pedagang Gula Aren


di Desa Babana, 2020……………………………………………… 34

10.Tingkat Pendidikan Responden dan Pedagang Gula Aren


di Desa Babana, 2020…………………………………………….. 35

11. Jumlah tanggungan Responden dan Pedagang Gula Aren


di Desa Babana, 2020……………………………………………. 36

12. Pengalaman Responden dan Pedagang Gula Aren


di Desa Babana, 2020…………………………………………….. 37

13. Klasifikasi Luas Lahan Responden dan Pedagang Gula Aren


di Desa Babana, 2020……………………………………………. 39

14. Biaya keuntungan dan bagian harga yang diterima pengrajin


pada saluran I, 2020……………………………………………... 46

xi
15. Biaya keuntungan dan bagian harga yang di terima pengrajin
pada saluran II, 2020……………………………………………. 44

16. Margin pemasaran gula aren saluran I 2020……………………. 47

17. Margin pemasaran gula aren saluran II 2020…………………… 45

18.Efisiensi pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong


Kabupaten Mamuju Tengah 2020……………………………….. 51

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks halaman


1. Bagan Alir Penelitian………………………………………………… 23

2. Saluran pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-budong


Kabupaten Mamuju Tengah 2021……………………………………... 43

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Identitas Responden pengrajin Gula Aren di Desa Babana, 2021……. 59

2. Identitas Responden Pedagang Gula Aren di Desa Babana, 2021……. 61

3. Identitas Responden pengrajin Gula Aren yang menjual pada


saluran pertama, 2021………………………………………………… 62
4. Identitas Responden pengrajin Gula Aren yang menjual pada
saluran kedua, 2021…………………………………………………... 64

5. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran Pertama, 2021……………... 65

6. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran kedua, 2021……………...... 65

6. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran Tiga, 2021……………….... 65

7. Perhitungan Margin Pemasaran dan Margin Total Pemasaran


Gula Aren……………………………………………………………... 66

8. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, Pertama. 70

9. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, Dua…... 70

10. Penerimaan dan keuntungan pedagang pengumpul pada


saluran pertama………………………………………………………. 72

11. Penerimaan dan keuntungan pedagang Besar pada saluran II……..... 73

12. Penerimaan dan keuntungan pedagang Besar pada saluran III…….. 64


13. Keuntungan yang diperoleh pada masing-masing saluran pemasaran
gula aren……………………………………………………………… 65

14. Bagian harga yang diterima pengrajin pada masing-masing saluran


gula aren……………………………………………………………… 66

15. Perhitungan nilai efisiensi pemasaran gula aren……………………… 67

xiv
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan sektor pertanian di Indonesia sangat penting dalam memberikan

kontribusi yang besar dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan petani. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil

memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, dan

memberikan devisa bagi negara. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani

tergantung pada tingkat pendapatan petani dan keuntungan yang didapat dari sektor

pertanian itu sendiri. Sektor pertanian merupakan andalan untuk meningkatkan

kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia karena sebagian besar masyarakat

Indonesia tinggal di pedesaan dan bekerja disektor pertanian. Sektor pertanian juga

dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui

pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri

(Soeharjo, 2010 )

Konsep pemasaran adalah salah kegiatan dalam perekonomian yang

membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri

menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut

adalah produksi, pemasaran konsumsi, dan mengomersialisasikan relasi dengan

konsumen untuk jangka panjang. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan

produksi dan konsumsi ( Huda,dkk, 2017 ).

Pemasaran mempunyai peranan penting karena dapat menciptakan nilai

guna dari suatu barang. Nilai guna yang diciptakan dapat terjadi karena tempat,

1
waktu dan harga. Pemasaran memberikan nilai tambah dari suatu barang atau

komoditi dengan mempertahankan mutu dari barang tersebut. Aktivitas pemasaran

dan pengolahan hasil pertanian mempunyai peranan penting dalam menciptakan

kesejahteraan bagi masyarakat setempat ( Mursid, 2014 ).

Gula aren merupakan salah satu olahan makanan bersumber dari hasil

pengolahan air nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon aren. Pengolahan

nira menjadi gula aren melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan

kental dan berwarna pekat. Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula

merah/jawa, yang membedakan hanya bahan bakunya. Prosen pembuatan gula aren

pada umumnya lebih alami, sehingga zat-zat tertentu yang terkandung didalamnya

tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula aren banyak dikonsumsi sebagai

salah satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh, selain itu kandungan

dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk membantu memenuhi

kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu ( Santoso dan Heryani, 2016 ).

Aren adalah salah satu jenis tanaman palma yang hampir tersebar di seluruh

wilayah Indonesia. Seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai nira yang

dapat diolah menajadi gula dan natade pinna, batangnya dapat diolah tepung aren,

buah yang belum matang diolah menjadi kolang kaling, daun diolah menjadi atap

dan lidinya dapat dibuat menajadi sapu, serta ijuknya dapat diolah menjadi

kerajinan ( Ruslan, dkk 2018 ).

Pemasaran gula aren yang baik akan mengalirkan barang atau jasa dari

produsen ke konsumen dan memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan

permintaan gula aren kepada produsen. Bagian yang diterima oleh produsen gula

2
aren akan meningkat dengan sistem pemasaran gula aren yang baik. Hal ini dapat

dikaji melalui besarnya biaya pemasaran, keuntungan pemasaran dan marjin

pemasaran gula aren. Perusahaan harus menyeimbangkan kebutuhan konsumen

tidak hanya terhadap kelayakan dan biaya untuk memenuhi kebutuhan ini tetapi

juga terhadap preferensi harga pelanggan (Hidayat, R. S, dkk 2017).

Sulawesi Barat merupakan salah satu wilayah penghasil gula aren di

Indonesia. Tanaman aren berpotensi dikembangkan di beberapa Kabupaten, karena

tanaman aren sudah dikembangkan secara tradisional sebagai bahan pangan yang

dikomsusmsi dengan cara mengolahnya menjadi gula merah. Tanaman aren juga

memiliki keunggulan untuk dikembangkan masyarakat. Hasil utama aren adalah

nira, ijuk, tepung, daun, dan batang yang dapat diolah lebih lanjut dan mempunyai

nilai ekonmi yang tinggi. Sasaran utama pada pengembangan aren peningkatan

pendapatan masyarakat yang ada di Provinsi adalah Sulawesi Barat.

Tabel 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman aren di


Provinsi Sulawesi Barat, 2015-2019
Luas Areal Produksi Aren Produktivitas
No Tahun (Ha) (Ton) (ton/ha)
1 2015 1.372 412 0,30
2 2016 1.470 2.675 1,81
3 2017 1.398 607 0,43
4 2018 1.397 609 0,43
5 2019 1.397 609 0,43
Jumlah 7.021,0 4.594 -
Rata-Rata 1.404,2 919 0,66
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 2021

Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi tanaman aren untuk Sulawesi barat

selama kurung waktu lima tahun terakhir dengan jumlah rata-rata mencapai 1.404,2

ha, dengan rata-rata produksi sebesar 919 ton/ha. Hal ini mengalami tingkat

3
fluktuasi luas areal tanaman aren, sehingga berpengaruh pada tingkat produksi dan

produktivitas pada Tahun 2019 yang bisa di katakan rendah dengan nilai

produktivitas berjumlah 0,66 ton/ha. Terjadinya perubahan jumlah produksi

disebabkan oleh adanya peningkatan dan penurunan luas areal tiap tahun,

disebabkan karena faktor cuaca dan iklim yang tidak menentu pada daerah Sulwesi

Barat.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman aren


Menurut Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, 2019
No Kota Luas Areal Produksi Aren Produktivitas
( Ha) (Ton) (ton/ha)
1 Majene 117 15 0,12
2 Polowali mandar 876 404 0,46
3 Mamasa 215 32 0,14
4 Mamuju 111 19 0,17
5 Pasangkayu 58 122 2,10
6 Mamuju Tengah 20 17 0,85
Jumlah 1.397,00 609,0 -
Rata-Rata 232,83 101,5 0,66
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat 2021

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa Kabupaten Mamuju Tengah

mempunyai pengahasil gula aren dari beberapa kabupaten lainnya, dengan luas

areal 20 ha dan jumlah produksinya 17 ton dengan produktivitas 0,85 ton/ha. Luas

areal dan produksi gula aren di Kabupaten Mamuju Tengah berada pada urutan

terakhir, namun pada sisi produktivitasnya Kabupaten Mamuju Tengah berada pada

kedua setelah Pasangkayu. Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten

Mamuju Tengah mempunyai potensi cukup besar untuk dijadikan sebagai lokasi

penelitian, karena salah satu kekuatan/keunggulan yang dimiliki adalah kualitas

gula aren yang baik.

4
Kecamatan Budong-Budong adalah salah satu daerah yang memiliki potensi

pengembangan gula aren. Hal ini ditandai dengan banyaknya pohon aren yang

tumbuh liar pada wilayah tersebut. Selain itu banyak masyarakat di sana yang

menjadikan usaha produksi gula aren sebagai pekerjaan sampingan dan menambah

pendapatan ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Budong-Budong termasuk

Desa Babana.

Kondisi luas areal, produksi, dan produktivitas tanaman aren menurut

kecamatan di Kabupaten Mamuju Tengah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman aren


Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamuju Tengah, 2019
No Kecamatan Luas Areal Produksi Aren Produktivitas
(Ha) (Ton) (ton/ha)
1. Budong - Budong 4 3,0 0,75

2. Karossa 5 4,0 0,80

3. Pangale 6 4,5 0,75

4. Tobadak 3 3,5 1,17

5 Topoyo 2 2,0 1,00

Jumlah 20 17,0 -
Rata-rata 4 3,4 0,85
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju Tengah, 2021

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa Kecamatan Budong-Budong

merupakan salah satu daerah penghasil gula aren yang cukup besar setelah

Kecamatan Tobadak dengan luas areal sebesar 4 ha dan produksi sebesar 3 ton

dangan produktivitas sebesar 0,75 ton/ha. Nilai rata-rata produktivitasnya berada

pada angka 0,85 ton/ha. Luas areal yang berkisaran sebanyak 4 ha, dengan produksi

3 ton maka kemungkinan dapat dikembangkan dengan merawat tanaman seefisien

5
mungkin, karena hal tersebut juga akan mampu menambah pendapatan bagi

pengrajin gula aren. Terkait dengan luas areal, produksi, dan produktivitas tanaman

aren di Kecamatan Budong-Budong menurut desa di Kecamatan Budong-Budong

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan Luas Areal, Produksi dam Produktivitas Tanaman aren


Menurut Desa di Kecamatan Budong-Budong, 2019
No Desa Luas Areal Produksi Produktivitas
( Ha) (Ton) (ton/ha)
1 Babana 2,00 1,30 0,65
2 Kire 1,10 0,96 0,87
3 Salumanurung 0,90 0,74 0,82
Jumlah 4,00 3,00 -
Rata-rata 1,00 0,75 0,59
Sumber: Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju Tengah, 2021

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa Desa Babana merupakan salah

satu Desa penghasil gula Aren dengan luas Areal sebesar 2 ha dan produksi sebesar

1,3 ton dan produktivitas sebesar 0,65 ton/ha. Meskipun produksi aren di Desa

Babana relatif tinggi, tidak berarti bahwa pendapatan yang diterima pengrajin aren

juga tinggi, karena tinggi rendahnya pendapatan bukan hanya di tentukan oleh

produksi tetapi di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti harga jual, margin

pemasaran, serta besar kecilnya biaya yang di keluarkan. Pemasaran gula aren di

Desa Babana bervariasi antara Rp. 20.000- Rp 23.000 ( harga tingkat pengrajin )

dan Rp. 25.000 harga tingkat pembelian konsumen. Sistem pemasaran gula aren

yang baik akan mengalirkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan

memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan permintaan gula aren kepada

produsen. Bagian harga yang diterima pengrajin gula aren akan meningkat dengan

sistem pemasaran gula aren yang baik.

6
Desa Babana adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Budong-

Budong Kabupaten Mamuju Tengah dimana di desa tersebut merupakan pusat

kegiatan pengrajin gula aren. Pengolahan gula aren ini di usahakan oleh beberapa

rumah tangga pengrajin, yang sudah dilakukan secara turun temurun dari dahulu

sampai sekarang. Teknik pengolahan sederhana. Dengan menggunakan jerigen dan

bambu untuk mengambil air aren dan bahan pencetakan yaitu tempurung kelapa.

sedangkan pemasaran hasilnya dijual langsung ke pedagang pengumpul, pedagang

pengecer dan seabaigian di kirim keluar pulau sulawesi.

Pemasaran gula Aren di Desa Babana menunjukkan bahwa rendahnya

tingkat bagian harga yang diterima pengrajin gula aren. Harga yang di terima

produsen berbeda dengan harga yang dibayarkan konsumen. Perbedaan harga pada

pemasaran gula aren diakibatkan karena banyaknya lembaga pemasaran yang

terlibat dalam proses pemasaran gula aren tersebut, dimana masing-masing

lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran mengeluarkan biaya dan mengambil

keuntungan dalam proses pemasaran dan lembaga yang terlibat dalam pemsaran

gula aren yaitu pedagang besar, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.

Panjang pendeknya suatu saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil

komoditas pertanian tergantung beberapa faktor yaitu pertama jarak antara

produsen dan konsumen makin jauh jarak antara produsen dan konsumen

panjangnya saluran pemasaran yang ditempuh oleh produk. Kedua cepat tidaknya

produk rusak. Produk yang cepaat rusak harus segera diterima konsumen dan

dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat. Ketiga skala

produksi. Bila produksi berlangsung dengan ukuran kecil, maka jumlah yang

7
dihasilkan berukuran kecil pula. Keempat keuangan pengusaha. Produsen yang

posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran.Hal

ini berdampak pada besarnya margin pemasaran gula aren pada msing-masing

lembaga pemasaran dan juga bagian harga yang di terima pengrajin ( produsen )

semakin kecil, maka akibatnya pemasaran gula aren kurang efisien. Proses

pengaliran pemasaran gula aren di Desa Babana yaitu dari pengrajin ( produsen )

ke pedagang pengumpul ke pedagang besar kemudian ke konsumen akhir ”Analisis

Pemasaran Usaha Gula Aren di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong

Kabupaten Mamuju Tengah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut

1. Bagaimana bentuk saluran pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan

Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah.

2. Berapa besar margin gula aren pada masing-masing saluran pemasaran di Desa

Babana.

3. Berapa besarnya bagian harga yang diterima oleh pengrajin ( produsen ) pada

masing-masing saluran pemasaran

4. Berapa besar tingkat efisiensi pemasaran gula aren di Desa Babana.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui saluran pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-


Budong Kabupaten Mamuju Tengah.

8
2. Mengetahui margin dan pemasaran gula aren di Desa Babana.

3. Mengetahui besarnya bagian harga yang diterima oleh pengrajin ( produsen )

pada masing-masing saluran pemasaran

4. Mengetahui efisiensi pemasaran gula aren di Desa Babana.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan pengrajin tentang

pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong Kabupaten

Mamuju Tengah.

2. Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam melakukan

penelitian.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut tentang

pemasaran gula aren.

9
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai analisis pemasaran usahatani gula aren telah

dilakukan sebelumnya. Setiap penelitian memiliki perbedaan masing-masing

perbedaan terlihat dari jenis usaha.alat analisis yang digunakan serta hasil akhir dari

penelitian tersebut.

Gojali Lili, dkk ( 2015 ) Melakukan penelitian Analisis saluran pemasaran

Gula aren di Desa cigemblong kabupaten lebak. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui saluran pemasaran gula aren, fungsi yang dilakukan oleh masing-

masing agen pemasaran, dan untuk mengetahui saluran pemasaran yang paling

efisien dalam pemasaran gula aren dari Desa Cigemblong Kecamatan Cigemblong

Kabupaten Lebak. Bidang penelitian yaitu di Desa Cigemblong dan responden

diambil secara acak dengan metode snowball sampling. Produsen sebanyak 28

orang, pedagang, pedagang 2 kolektor besar 2 dan 19 orang pengecer. Data yang

digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada tiga saluran pemasaran gula aren adalah, Channel I: produsen –

pedagang pengecer - konsumen, pemasaran Chanel II: produsen – Pedagang

Perantara - grosir – pedagang pengecer - konsumen dan pemasaran Chanel III:

produsen - grosir - konsumen.

Mochamad Ramdan, dkk ( 2016 ) melakukan Penelitian Analisis Saluran

Pemasaran Gula Aren (Arenga Pinnata) di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten

10
Brebes (1) Saluran pemasaran gula aren di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten

Brebes; (2) Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran gula aren di Desa Capar

Kecamatan Salem Kabupaten Brebes; (3) Besarnya marjin pemasaran gula aren

untuk setiap tingkatan lembaganya; (4) Besarnya bagian harga yang diterima

perajin keseluruhan harga yang di bayar oleh konsumen; Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Dimana penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau bukan buatan dan

penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.Sampel yang sebagian

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perajin gula aren di Desa Capar

sebanyak 30 orang, pedagang pengumpul 5 orang, pedagang besar 1 orang dan

pedagang pengecer 6 orang. 1) Saluran pemasaran; a. Pedagang Pengumpul,

pedagang pengumpul mendapatkan gula aren dengan cara membeli dari perajin

gula aren. Pedagang pengumpul menerima gula aren dari perajin tiap harinya

sekitar 276 kilogram, pedagang pengecer mendapatkan gula aren dari pengumpul

kemudian dijual ke konsumen; b. Pedagang Besar, Pedagang besar mendapatkan

gula aren dari pedagang pengumpul yang berada di Desa Capar kemudian

memasarkan gula aren tersebut ke pedagang pengecer. Pedagang besar dan

pengecer ini mendapatkan gula aren dari pedagang pengumpul tiap harinya sekitar

195 kilogram; c. Pedagang pengecer, Pedagang pengecer mendapatkan gula aren

dari pedagang pengumpul tiap satu hari sekitar 81 kilogram.

Pedagang pengecer dalam memasarkan gula aren mengeluarkan biaya untuk

pengemasan dan transportasi. 2) Besarnya biaya dan keuntungan pemasaran; a.

11
biaya untuk pengemasan (plastik) dan transportasi. Pada saluran I harga gula aren

di konsumen ahir sebesar Rp 7.500 per kilogram dengan biaya total Rp 325 per

kilogram dan keuntungan Rp 775 per kilogram. Pada saluran II harga gula aren

dikonsumen ahir sebesar Rp 7.600 per kilogram dengan biaya total Rp 454,53 per

kilogram dan keuntungan Rp 945,47 per kilogram. Dalam hal ini perajin dapat

dikatakan beruntung dalam pembuatan gula aren karena perajin tidak perlu

membeli bahan bakunya yaitu nira aren perajin sudah memiliki bahan baku nira

aren dari pohon arennya sendiri. 3) Besarnya marjin pemasaran gula aren untuk

setiap tingkatan lembaganya; marjin total pemasaran pada saluran I sebesar Rp

1.100 per kilogram, dan marjin total saluran II sebesar Rp 1400 per kilogram. 4)

Besarnya bagian harga yang diterima perajin keseluruhan harga yang di bayar oleh

konsumen; Saluran I Farmer’s Share 85,3 persen dan saluran II Farmer’s Share

81,6.

Dedi herdiansah sujaya, dkk ( 2017) melakukan Penelitian Analisis Saluran

Pemasaran Gula Aren di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten

Tasikmalaya (1) saluran pemasaran gula aren (2) besarnya biaya, marjin dan

keuntungan pemasaran gula aren (3) besarnya bagian harga yang diterima perajin

(share) gula aren dari harga eceran (4) saluran pemasaran yang paling efisien

berdasarkan persentase biaya dari nilai total produksi. Jenis penelitian yang

digunakan adalah metode survai dengan mengambil lokasi penelitian di Desa

Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. untuk sampel lembaga

pemasaran diambil dengan cara Snowball Sampling terhadap 2 orang pedagang

12
pengumpul dan satu orang pedagang besar. Analisis data dilakukan secara

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat dua saluran pemasaran

gula aren di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Pada

saluran pemasaran 1 hanya melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu pedagang

pengecer sedangkan saluran pemasaran 2 melibatkan dua lembaga pemasaran yaitu

pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Pada saluran pertama besarnya total

marjin pemasaran yaitu sebesar Rp. 2.500,00 per kilogram dengan total biaya

pemasaran sebesar Rp. 265,00 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran

sebesar Rp. 2.235,00 per kilogram. Sedangkan pada saluran 2, besarnya total marjin

pemasaran yaitu Rp. 4.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar

Rp. 572,00 perkilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 3.928,00

per kilogram.Besarnya bagian harga yang diterima perajin (produsen share) pada

saluran 1 adalah sebesar 83,33 persen, sedangkan pada saluran 2 adalah 70,96

persen Saluran pertama adalah saluran pemasaran paling efisien dibandingkan

dengan saluran pemasaran 2, dengan nilai EPS pada saluran 1 sebesar 1,77 persen.

2.2 Landasan teori

2.2.1 Sekilas tentang tanaman Aren ( Enau )

Aren ( Arenga pinnata ) merupakan jenis tanaman palempaleman yang

meliliki kandungan fruktosa dan sukrosa yang tinggi. Pohon aren mempunyai

bunga jantan dan bunga betina yang dapat disadap niranya mulai umur 3 tahun.

Namun, bunga jantan selalu di sadap karena jumlah dan mutu hasil lebih

memuaskan di banding bunga betina. Bunga jantan lebih pendek dari bunga betina

13
yang panjangnya sekitar 50 cm dan bunga betina mencapai 175 cm. Bunga jantan

jantan dapat disadap pada saat sudah mengeluarkan benang sari (Lubis, H. 2019).

Pohon aren merupakan pohan berasal dari wilayah Asia tropis. Pohon aren

diketahui menyebar alami mulai dari India timur, di sebelah barat Asia dan

menyebar hingga sejauh Malaysia, Indonesia, dan Filipina, di sebelah timur Asia.

Di Indonesia, pohon aren tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 mdpl.

Biasanya aren banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai.

Pohon aren merupakan pohon yang besar dan tinggi. Tinggi pohon aren

dapat mencapai 25 m, dan diameternya dapat mencapai hingga 65 cm. Batang

pohonnya diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk. Ijuk

adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang pohon aren. Daun

pohon aren majemuk menyirip, seperti daun kelapa. Panjang daunnya dapat

mencapai 5m dengan tangkai daun hingga 1,5m.

Klasifikasi Tumbuhan Aren

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Arenga

Spesies : Arenga pinnata

Aren merupakan jenis tanaman tahunan, berukuran besar, berbentuk pohon

soliter tinggi hingga 12 m, diameter setinggi dada (DBH) hingga 60 cm 10

14
(Ramadani et al, 2008). Pohon aren dapat tumbuh mencapai tinggi dengan diameter

batang sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun

yang menjulang di atas batang. Waktu pohon masih muda batang aren belum

kelihatan karena tertutup oleh pangkal pelepah daun, ketika daun paling bawahnya

sudah gugur, batangnya mulai kelihatan. Permukaan batang ditutupi oleh serat ijuk

berwarna hitam yang berasal dari dasar tangkai daun.

Gula aren merupakan salah satu olahan makanan bersumber dari hasil

pengolahan air nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon aren. Pengolahan

nira menjadi gula aren melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan

kental dan berwarna pekat. Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula

merah/jawa, yang membedakan hanya bahan bakunya. Prosen pembuatan gula aren

pada umumnya lebih alami, sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya

tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula aren banyak di konsumsi sebagai

salah satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh, selain itu kandungan

dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk membantu memenuhi

kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu ( Santoso dan Heryani 2016 ).

2.2.2 Konsep pemasaran

Pemasaran merupakan hal-hal yang sangat penting setelah selesainya

produksi pertPanian. Kondisi pemasaran menghasilkan suatu siklus atau

lingkungan pasar suatu komoditas. Bila pemasarannya tidak lancar dan tidak

memberikan harga yang layak bagi petani, maka kondisi ini akan mempengaruhi

motivasi petani, akibatnya penawaran akan berkurang, kurangnya penawaran akan

15
menaikkan harga. Setelah harga naik, motivasi petani akan naik, mengakibatkan

harga akan jatuh kembali (Ceteris paribus) (ginting, 2006).

Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai

perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk,

yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih

fungsi-fungsi pemasaran. Ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran

pertanian dikatakan sebagai kegiatan produktif sebab pemasaran dapat

meningkatkan guna waktu, guna tempat, guna bentuk dan guna kepemilikan

(Sudiyono, 2004).

Menurut Assauri (2014), pengertian lain dari pemasaran adalah yang

menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan

barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pengertian atau

definisi ini memberikan suatu gagasan kegiatan tertentu yang di lakukan para

tenaga pemasaran, terdapat pengertian atau definisi lain yang lebih luas tentang

pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk menciptakan dan menyerahkan suatu standar

kehidupan. Pengertian ini berbeda dengan yang sebelumnya, karena penekanannya

pada pandangan makro atau sosial dari pemasaran, pengertian ini menyatakan

pemasaran sebagai kegiatan manusia yang di arahkan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

2.2.3 Saluran pemsaran

Angipora M (2010), menyatakan saluran pemasaran adalah suatu jalur yang

dilalui arus dari petani ke perantara dan akhirnya terdapat sekelompok lembaga

16
yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerja sama yang mencapai

pasar-pasar tertentu.

1. Saluran distribusi langsung

Saluran distribusi langsung adalah bentuk penyaluran barang-barang/jasa-jasa

dari produsen ke konsumen tanpa melalui konsumen dan tidak melalui perantara.

2. Saluran distribusi tidak langsung

Saluran distribusi tidak langsung adalah bentuk saluran distribusi yang

menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang /jasa akan jasa

ke pada konsumen.

Angipora M (2010) ada beberapa alternative distribusi yang digunakan dan

di dasarkan pada jenis barang dan segmen pasarnya adalah salah satunya saluran

distribusi untuk barang konsumsi yaitu:

1. Produsen → pedagang pengecer → konsumen

Dalam saluran pemasaran ini dilaksanakan oleh produsen yang mejual

produksinya langsung kepada pengumpul,dengan cara mendatangi pedagang

pengecer,kemudian pedagan pengecer yang menjual kembali kepada konsumen.

2. Produsen → pedagang pengumpul → pedagang pengecer → konsumen.

Jenis saluran pemasaran ini dilaksanakan oleh produsen yang menjual

produksinya ke pedagang pengumpul yang selanjutnya dijual kembali ke

pedagang pengecer dan kemudian ketangan konsumen.

Soekartawi ( 2003 ), Menyatakan bahwa aliran barang dapat terjadi karena

ada lembaga pemasaran yang. Peranan lembaga pemasaran ini tergantung dari

17
sistem pasar yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang dipasarkan. Oleh

karena itu diketahui istilah “ saluran pemasaran “ atau “ marketing chanel “.

2.2.4 Lembaga pemasaran

Menurut Soekartawi (2002), bahwa kelembagaan tataniaga ( pemasaran )

memegang peranan penting dan juga menentukan saluran pemasaran. Fungsi

pemasaran ini berbeda satu sama lain, dicirikan satu aktivitas yang dilakukan dan

skala usaha. Misalnya, pedagang pengumpul tugasnya adalah membeli barang yang

dikumpulkan baik dari produsen atau pedagang perantara dengan skala usaha

pedagang pengumpul.

Lembaga pemasaran sangat berperan penting dalam pemasaran. Ada

beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang lembaga

pemasaran.pelaku ekonomi disebut sebagai lembaga pemasaran.lembaga

pemasaran adalah suatu badan usaha atau individu yang menyalurkan Jasa dan

komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan

badan usaha atau individu lain.tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan

fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin.

(sudiyono, 2004).

2.2.5 Biaya pemasaran

Biaya pemasaran adalah keseluruhan biaya yang di keluarkan dalam proses

transfer barang (produk) dari tangan produsen sampai ketangan konsumen

akhir.pembiayaan pemasaran adalah pembiayaan kegiatan dan investasi modal

terhadap fasilitas-fasilitas yang di perlukan dalam proses tataniaga. Besar kecilnya

biaya tataniaga hasil pertanian tegantug dari volume( besar kecilnya )lembaga-

18
lembaga tataniaga melakukan kegiatan fungsih-fungsih tataniaga. Jumlah fasilitas

yang diperlukan dalam proses transfer barang ( Dillon, 2008 ).

2.2.6 Bagian Harga ( Farmer’s share )

Menurut sengkey, dkk ( 2018), Farmer’s share adalah perbandingan tingkat

harga yang di terima oleh petani dengan harga yang di bayarkan oleh konsumen

akhir. Besar kecilnya Farmer’s share tidak selalu menunjukkan besar kecilnya

keuntungan yang di terima oleh petani. Bagian harga antara komoditi yang satu

dengan komoditi yang lain berbeda, hal ini tergantung dari jumlah kegunaan

bentuk, tempat dan waktu yang di tambahkan oleh petani dan pedagang perantara

yang terhubung dalam suatu saluran pemasaran.

Ekasari, dkk (2007) mengemukakan bahwa untuk mengetahui bagian harga

yang diterima petani menggunakan rumus :

𝐩𝐫𝐢𝐜𝐞 𝐟𝐚𝐫𝐦
𝐒𝐟 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐩𝐫𝐢𝐜𝐞 𝐫𝐞𝐭𝐚𝐢𝐥𝐞𝐫

Keterangan :

Sf = Bagian harga yang di terima petani (%)

Price farm = Harga tingkat petani (Rp)

Price retailer = Harga tingkat konsumen (Rp)

2.2.7 Margin pemasaran

Margin pemasaran ialah selisih harga yang harus dibayarkan oleh konsumen

dengan harga yang di terima produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga

pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin panjang tataniaga

19
semakin banyak lembaga niaga yang terlibat maka semakin besar margin tataniaga

( Daniel, 2002 ).

Komponen margin pemasaran terdiri atas biaya yang di perlukan lembaga-

lembaga pemsaran untuk melakukan fungsih-fungsih pemasaran yang di sebut

dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional dan keuntungan ( profit ) lembaga

pemasaran. Selisih harga yang di bayarkan ke produsen dan harga yang diberikan

oleh konsumen disebut dengsn keuntungan pemasaran (marketing margin ) jarak

yang menghantarkan produksi pertanian dari produsen ke konsumen menyebabkan

terjadinya perbedaan besarnya ke untungan pemsaran ( soekartawi, 2002 ).

Dalam teori harga diasumsikan bahwa penjual dan pembeli bertemu

langsung sehingga harga yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan

secara agregat. Perdasarkan penelitian diilmu ekonomi pertanian ternyata terdapat

perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat produsen perbedaan

inilah yang di sebut margin pemasaran.

Menurut sudiyono (2002), mergin pemsaran didefinisikan dengan dua cara

yaitu:

1. Margin merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen

dengan harga yang diterima produsen.

2. Margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan

sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran.

Sementara untuk mengetahui besarnya margin pemasaran, dihitung dengan

menggunakan rumus yang mengacu pada (Aroning dan Kadir, 2008 ) sebagai

berikut :

20
M=Hp-Hb

Keterangan :

M = Margin pemasaran

Hp = Harga penjualan

Hb = Harga pembelian

Sobirin (2009) merumuskan bahwa untuk menghitung margin total

pemsaran (MT) dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula

aren.dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

MT=M1+M2+M3+…….+Mn

Keterangan :

MT = Margin total pemasaran (Rp)

M1+M2+M3+…..Mn = Margin dari setiap pemasaran (Rp)

Penyebaran margin tataniaga dilihat berdasarkan bagian ( share) yang di

peroleh masing-masing lembaga tataniaga. Farmer’s share mempunyai hubungan

negatif dengan margin tataniaga sehingga semakin tinggi margin tataniaga, maka

bagian yang diperoleh petani semakin rendah.

2.2.8 Efisiensi pemasaran

Menurut Daniel (2002), menyatakan bahwah efisiensi pemasaran adalah

pengorbanan yang sekecil mungkin dari berbagai sumber barang, sehingga

mendapatkan kepuasan setinggi mungkin terhadap barang atau jasa yang diminta

21
oleh konsumen. Sistem pemasaran akan dikatakana efisien apabila:mampu

menyampaikan hasil-hasil pertanian dari produsen ke konsumen dengan biaya

serendah-rendahnya dan pembagian yang adil dari pada keseluruhan harga yang di

bayar oleh konsumen terkahir kepada semua pihak yang terlibat dalam pemasaran.

Khol dan Uhl ( 2002 ), mendefinisikan tataniaga sebagai suatu aktifitas

bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi sampai

ke titik konsumen. Produksi adalah penciptaan kepuasan, proses membuat

kegunaan barang dan jasa. Kepusaan dibentuk dari proses produktif yang di

klasifikasikan menjadi kegunaan bentuk, tempat, waktu dan kepemelikan.

Selanjutnya untuk menghitung efisiensi pemasaran gula aren dari produsen


kepedagang pengumpul atau dari produsen ke pedagang pengecer digunakan rumus
perhitungan efisiensi pemasaran ( Ekasari, dkk 2007) :

𝑻𝑩
𝐄𝐩𝐬 × 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝑵𝑷

Keterangan:

Eps = Efisiensi pemasaran (%)

TB = Total biaya pemasaran (Rp)

TNP = Total nilai produk yang di pasarkan (Rp)

22
2.3 Bagan alir penelitian

Analisis Pemasaran Gula Aren di Desa


Babana Kecamatan Budong-Budong
Kabupaten Mamuju Tengah

Terdapat perbedaan harga Jual ditingkat


produsen dengan harga yang dibayarkan
konsumen.

Tujuannya untuk mengetahui saluran pemasaran,


margin pemasaran, bagian harga yang diterima
pengrajin gula aren, dan efisiensi pemasaran gula
aren di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong
Kabupaten Mamuju Tengah

Analisis Pemasaran

Margin Bagian Efisiensi


pemasaran Harga

Diperoleh informasi tentang


pemasaran gula aren di Desa Babana

Gambar 1. Bagan alir penelitian pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan

Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah.

23
III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babana Kecamatan Budong-Budong

Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Penentuan lokasi penelitian

ditentukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Desa Babana

merupakan salah satu sentra produksi gula aren terbesar di Kecamatan Budong-

Budong Kabupaten Mamuju Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan

Agustus sampai September 2021.

3.2 Penentuan Responden

Penentuan responden dilakukan dengan metode sampel acak sederhana

(simple random sampling method), sehingga diharapkan bisa diperoleh hasil yang

cukup akurat dan representatif sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam

penelitian. Jumlah pengrajin gula aren atau responden yang diambil dalam

penelitian ini adalah 32 responden pengrajin gula aren dari jumlah populasi

pengrajin sebesar 120 pengrajin gula aren. Jumlah responden yang diambil

berdasarkan dengan rumus Slovin dengan pertimbangan bahwa 32 responden

pengrajin gula aren di Desa Babana dianggap telah mewakili populasi yang ada di

desa tersebut

Berikut adalah perhitungan standar devisiasi dengan sampel 11 orang

pengrajin gula aren dengan data produksi gula aren yang ada di Desa Babana.

24
Tabel standar devisiasi dari data tersebut :
Sampel
Y(kg) Y2(kg)
1 30 900
2 30 900
3 75 5.625
4 40 1.200
5 70 4.900
6 35 1.125
7 50 2.500
8 50 2.500
9 30 900
10 45 2.025
11 24 576
Jumlah 480 23.151
Rata-rata 43,6 -

∑ 𝒚)𝟐
s = √∑( 𝒚𝟐 𝒏
𝒏−𝟏

s = √23.151 − (480)2
11
11-1
s = √23.151 − 20.945

2.206
s = √ 10
= 0,22

Keterangan :

s = Standar deviasi

y = Jumlah pohon dari setiap sampel

𝑦2 = Rata-rata sampel
𝑛 = Jumlah sampel

∑ 𝑥)2
S = √∑( 𝑥2 𝑛
𝑛−1

25
Berdasarkan perhitungan standar devisiasi dengan mengambil sampel

sebanyak 11 orang dengan data produksi tanaman aren di dapat hasil 0,22 yang

artinya nilai standar devisiasi lebih kecil dari rata-rata sehingga sampel dinyatakan

homogen. Semakin kecil nilai standar devisiasi maka populasinya semakin

homogen, sebaliknya jika semakin besar standar devisiasi maka sampel semakin

menyebar ( bervariasi ) atau heterogen. Sesuai perhitungan standar deviasi yang

menyatakan bahwa sampel dinyatakan homogen sehingga penentuan jumlah

sampel dalam penelitian ini menggukan rumus slovin.

( sugiyono, 2007).

N
n=
N d2 +1

120 120 120 120


= = = 2,7+1 = 3,7 = 32
120( 0,15)2 +1 120( 0,0225)2 +1

Keterangan :

n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d² = Presisi ( 15% )

Selanjutnya, untuk mengetahui responden pedagang digunakan cara

penjajakan ( Tracing sampling ) dengan mengambil 4 orang, terdiri atas pedagang

pengumpul 1 orang, pedagan pengecer 1 orang dan pedagang besar 2 orang. Jumlah

keseluruhan responden sebanyak 36 orang ( Angraini, A. 2014 ).

3.3 Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yakni data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan

26
responden dan mengguanakan daftar pertanyaan (quizioner), sedangkan data

sekunder diperoleh dari literatur-literatur dan instansi yang terkait dengan

penelitian.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif

untuk mengetahui saluran pemasaran pada usaha gula aren ; sementara untuk

mengetahui besarnya margin pemasaran, dihitung dengan menggunakan rumus

yang mengacu pada (Aroning dan Kadir, 2008 ) sebagai berikut :

M=Hp-Hb

Keterangan :

M = Margin pemasaran

Hp = Harga penjualan

Hb = Harga pembelian

Sobirin (2009) merumuskan bahwa untuk menghitung margin total

pemasaran (MT) dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran

gula aren dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

MT=M1+M2+M3+…….+Mn

Keterangan :

MT = Margin total pemasaran (Rp)

M1+M2+M3+…..Mn = Margin dari setiap pemasaran (Rp)

Penyebaran margin tataniaga dilihat berdasarkan bagian ( share) yang

diperoleh masing-masing lembaga tataniaga. Farmer’s share mempunyai

27
hubungan negatif dengan margin tataniaga sehingga semakin tinggi margin tata

niaga, maka bagian yang diperoleh petani semakin rendah.

Ekasari, dkk (2007) mengemukakan bahwa untuk mengetahui bagian harga

yang diterima petani menggunakan rumus :

price farm
Sf= x 100 %
price retailer

Keterangan

Sf = Bagian harga yang di terima petani (%)

Price farm = Harga tingkat petani (Rp)

Price retailer = Harga tingkat konsumen (Rp)

Selanjutnya untuk menghitung efisiensi pemasaran gula aren dari produsen


kepedagang pengumpul atau dari produsen ke pedagang pengecer digunakan rumus
perhitungan efisiensi pemasaran ( Ekasari, dkk 2007) :

TB
Eps= ×100%
TNP
Keterangan:

Eps = Efisiensi pemasaran (%)

TB = Total biaya pemasaran (Rp)

TNP = Total nilai produk yang di pasarkan (Rp)

3.5 Konsep operasional

1. Responden ialah Produsen (pengrajin) gula aren, pedagang dan konsumen di

Desa Babana yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian.

2. Pemasaran adalah proses pemindahan atau pengaliran barang ( gula aren ) dari

produsen ke konsumen.

28
3. Lembaga pemasaran adalah lembaga perantara yang aktif menyalurkan hasil

usaha gula aren dari pengrajin gula aren (produsen) ke konsumen.

4. Konsumen adalah orang yang membeli gula aren dengan tujuan untuk

dikomsumsi.

5. Saluran pemasaran adalah jalur yang digunakan untuk menyalurkan hasil usaha

gula aren dari pengrajin ke konsumen

6. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang langsung membeli dari tangan

produsen kemudian menjual ke pedagang besar.

7. Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli gula aren baik dari produsen

maupun pedagang pengumpul kemudian dijual ke konsumen.

8. Pedagang besar ialah pedagang yang langsung membeli dari tangan pedagang

pengumpul kemudian mejual keluar kota (Mamuju Tengah) dalam jumlah besar

ke Kalimantan timur.

9. Biaya adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan dalam proses penyaluran

barang dari pengrajin gula aren ( produsen ) kekonsumen, yang dihitung dalam

rupiah (Rp).

10. Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dari

harga yang diterima pengrajin gula aren, yang dihitung dalam rupiah (Rp)

11. Harga adalah harga gula aren ditingkat pengrajin, yang dihitung dalam rupiah

(Rp).

29
12. Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya pemasaran dengan total

nilai penjualan gula aren yang dipasarkan dikalikan seratus persen, dinyatakan

dalam persentase (%).

30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Latar Belakang Desa

Desa Babana merupakan desa tertua dari sebelas desa yang ada di

Kecamatan Budong-Budong dan hingga saat ini Desa Babana dijadikan sebagai

pusat administrasi di Kecamatan Budong-Budong.

4.1.2 Letak Geografis

Batas Wilayah Desa Babana sebagai berikut :

A. Sebelah Utara:Sungai Budong-budong

B. Sebelah Selatan : Desa Kire

C. Sebelah Timur : Desa Tobadak

D. Sebelah Barat : Selat Makassar

Secara geografis Desa Babana memiliki data orbitrasi ( jarak dari pusat

pemerintahan ) adalah sebagai berikut

a. Jarak ke ibu kota kecamatan : 1 km

b. Jarak ke ibu kota kabupaten : 25 km

c. Jarak ke ibu kota provinsi : 102 km

Berdasarkan data wilayah administrasi dan luas wilayah per Desa/UPT

Kecamatan Budong-Budong, luas Desa Babana adalah ± 4.217,68 Ha yang terbagi

menjadi 10 dusun meliputi Pambutungan, Babana Utara, Babana Selatan, Alla-Alla

31
Panggagoang, Saluparadang, Karondang, Bulu Kaya, Bulu Rembu dan Lembah

Harapan. Suhu udara yang ada di Desa Babana 27-30˚ C dengan curah hujan 2.000

- 3.000mm/tahun.

4.1.3 Perekonomian Desa

Keseharian masyarakat di Desa Babana telah melakukan kegiatan ekonomi

dan hal ini dikembangkan sejak adanya interaksi sosial hingga saat ini. Walaupun

pada saat itu segalanya masih sangat terbatas namun hal tersebut semakin lama

samikin menunjukkan peningkatan. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi

setelah masyarakat memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang berkebun dan

bersawah ( Profil Desa Babana 2020 ).

Desa Babana secara administrasi kepemerintahan memiliki luas wilayah

sekitar ± 4.217,68 Ha, dan potensi tersebut oleh masyarakat desa babana

memanfaatkannya sebagai wilayah pengembangan sumber produktivitas dan

pemukiman. Adapun potensi sumber produktivitas yang ada di antaranya :

1. Perkebunan dan tanaman holtikultura

Desa babana memiliki potensi di bidang perkebunan seperti kakao, kelapa,

pisang dan sawit. Tanaman pangan atau jangka panjang dan jangka pendek seperti

jagung, kacang tanah, ubi serta sayur-sayuran.

2. Peternakan

Desa Babana merupakan desa yang memiliki potensi untuk pengembangan

ternak. Hal ini terlihat dari sektor geografis dan tersedianya bahan pakan ternak.

Namun sektor ini belum menjadi prioritas bagi masyarakat dengan hambatan

32
keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakannya. Walaupun saat ini,

beberapa masyarakat sudah memiliki ternak sebagai peliharaan untuk memabantu

kelancaran proses usaha yang dilakukan.

4.2 Keadaan Penduduk

Besar kecilnya pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh

besarnya angka kelahiran, kematian dan imigrasi penduduk. Jumlah penduduk pada

suatu daerah merupakan sumber tenaga kerja dalam melakukan suatu pekerjaan

atau usahatani.

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan salah satu sumberdaya manusia yang sangat

diperlukan untuk membantu dalam kelancaran pertanian. Keberadaan penduduk

dan pertambahannya ditentukan oleh angka kelahiran yang berdasar setiap

tahunnya. Berdasarkan data laporan jumlah penduduk ada 1.365 KK yang ada di

Desa Babana. Data jumlah penduduk di Desa Babana menurut jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, 2020


No Jenis Kelamin Jumlah ( Orang ) persentase (%)
1 Laki-laki 2.907 51
2 Perempuan 2.836 49

Jumlah 5.743 100


Sumber : Monografi Desa Babana, 2021

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Babana keseluruhan

adalah 5.743 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki adalah

sebanyak 2.907 jiwa dengan persentase 51% dan jumlah penduduk berjenis kelamin

33
wanita sebanyak 2.836 jiwa dengan persentase 49%. Jumlah penduduk Desa

Babana lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dari pada jumlah penduduk berjenis

kelamin perempuan.

4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Dalam Kehidupannya, manusia senantiasa berusaha untuk memenuhi

kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Bentuk usaha untuk memenuhi

kebutuhan tersebut bermacam-macam, misalnya pegawai Negeri, Wiraswasta,

Petani, dan seabgainya. Bentuk mata pencaharian yang ada di Desa Babana juga

bermacam-macam, jelas terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian, 2020


No Jenis Mata Pencaharian Jumlah(orang) Persentase (%)
1 PNS 143 2,49
2 Petani 4.350 75,74
3 Peternak 65 1,14
4 Wiraswasta 900 15,67
5 Buruh 250 4,35
6 Tukang 35 0,61
Jumlah 5.743 100
Sumber : Monografi Desa Babana, 2021

Tabel 6 menunjukkan bahwa, struktur mata pencaharian yang digeluti

masyarakat di Desa Babana cukup beragam. Namun mata pencaharian yang paling

dominan adalah petani dengan persentase 75,74 % atau 4.350 orang. Angka ini

menunjukkan bahwa kondisi iklim dan daya dukung lahan yang sesui dengan usaha

komoditi pertanian sehingga penduduk lebih banyak yang berusaha disektor

pertanian. Selain sebagai petani ada juga penduduk Desa Babana bermata

pencaharian sebagai PNS yaitu sebanyak 143 orang ( 2,49% ), sebagai peternak

yaitu sebanyak 65 orang ( 1,14% ), sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 900 orang

34
(15,67% ), sebagai buruh yaitu sebanyak 250 orang ( 4,35% ), dan kemudian ada

juga bekerja sebagai tukang sebanyak 35 orang ( 0,61% ).

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang pada umumnya akan

mempengaruhi cara berfikir dan bertindak. Penduduk yang ada di Desa Babana

tidak semuanya memiliki pengalaman pendidikan yang sama, tingkat pendidikan

penduduk terdiri dari SD, SMP, SMA, Akademi D1, dan D3, dan Sarjan (S1).

Tingkat pendidikan penduduk Desa Babana terlihat pada pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Babana,


2020
No Tingkat pendidikan Jumlah(orang) persentase (%)
1 Belum Bekolah 1.513 26,3
2 Tidak pernah sekolah 1.472 25,6
3 SD 1.255 21,8
4 SMP 538 9,4
5 SMA 706 12,3
6 Akademi (D1-D3) 82 1,5
7 Sarjana (S1) 165 2,9
8 Srata (S2) 12 0,2
Jumlah 5.743 100
Sumber : Monografi Desa Babana, 2021

Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan terbanyak

adalah SD yaitu 1.472 orang atau 25,6 % diikuti dengan SMA sebanyak 706 orang

atau 12,3 %, SMP sebanyak 538 orang atau 9,4 % dan Akademi ( D1-D3 ) sebanyak

82 orang atau 1,5 % , Sarjana (S1) sebanyak 165 orang atau 2,9 % serta Srata (S2)

sebanyak 12 orang atau 0,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

yang ada di Desa Babana masih tergolong sedang, tetapi mereka tidak diragukan

lagi dalam hal memproduksi gula aren karena mereka telah memahami dan

menguasai produksi gula aren dari pengalamannya yang sudah bertahun-tahun.

35
Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi modal bagi dalam

menjalankan usaha, memperhatikan keadaan pasar, harga yang terjadi dan

pemilihan saluran pemasaran gula aren untuk mendapatkan keuntungan yang

sebesar-besarnya.

4.2.4 Sarana dan Prasarana

Dalam mendukung lancarnya aktivitas yang ada di Desa Babana, sarana dan

prasarana yang memadai sangatlah membantu dalam melaksanakan berbagai

macam aktivitas. Sarana dan prasarana ini digunakan dengan sebaik-baiknya untuk

kepentingan bersama. Jelasnya jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa

Babana terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Babana, 2020


No Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Bidang Pendidikan
1. Pendidikan Anak Usia DIni 1
2. Taman Kanak-Kanak 7
3. Sekolah Dasar 2
4. SMP 2
5. SMA 2
Total 14
2. Bidang Keagamaan
1. Mesjid 13
2. Mushollah 9
Total 22
3. Bidang Kesahatan
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Posyandu 2
Total 3
Jumlah 39
Sumber : Monografi Desa Babana, 2021

Tabel 8 menunjukkan bahwa sarana pendidikan berjumlah 14, sarana

keagamaan sebanyak 22 dan sarana kesehatan sebanyak 3 unit, hal ini menunjang

36
pembangunan masyarakat Desa Babana. Sarana merupakan segala sesuatu yang

dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai makna tujuan atau segala sesuatu ( bisa

berupa syarat atau upaya ) yang dapat dipakai dalam mencapai maksud dan tujuan.

Prasarana merupakan segala sesuatu yang mendukung terselenggaranya suatu

proses terutama yang menunjang perubahan di Desa Babana.

4.3 Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara

langsung dengan produsen gula aren dan pedagang, maka karakteristik responden

dapat di ketahui. Karakteristik responden yang dimaksud dalam peneilitian ini

meliputi umut responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas

lahan dan pengalaman responden.

4.3.1 Umur Responden

Umur seseorang mempengaruhi kemampuan dan prestasi kerja baik secara

fisik maupun mental. Responden yang berumur relatif lebih muda dan sehat akan

memiliki kemampuan fisik yang lebih besar dan lebih terbuka dalam penerimaan

inovasi yang dianggap bermanfaat bagi kelangsungan usahanya sedangkan yang

berumur tua memiliki kemampuan fisik yang terbatas dan cenderung lemah tetapi

lebih banyak pengalaman sehingga dalam berusaha sangat berhati-hati ( Hadayani,

& Tangkesalu, 2020 ).

Tingkat umur responden gula aren dan pedagang dalam penelitian ini cukup

bervariasi yang paling mudah berumur 28 tahun dan paling tua 58 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa seluruh responden yang berada ditempat penelitian memeliki

37
kategori umur produktif. Umur produktif ialah pada saat seseorang berumur 14-65

tahun, sehingga sangat potensial dalam mengembangkan suatu usaha yang

didukung oleh kekuatan fisik yang dimiliki dan penerapan teknologi yang modern

( Soekartawi, 2006 ).

4.3.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan faktor pendukung yang sangat

mempengaruhi kemampuan berfikir maupun bekerja setiap individu dalam

melakukan suatu usaha, terutama dalam menerima dan menerapkan teknologi yang

berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut. Orang yang memiliki pendidikan

tentunya sangat berbeda dengan mereka yang tidak berpendidikan, baik dalam

penerimaan informasi maupun dalam perkembangan zaman ( Sukarjdo 2009 ).

Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden bervariasi mulai dari SD,

SMP dan SMA, jelasnya terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tingkat Pendidikan Responden dan Pedagang Gula Aren di Desa
Babana, 2021
Umur Produsen Pedagang Pedagang Jumlah Persentase
No ( Tahun ) ( Petani ) Pengumpul Besar ( Orang ) (%)
1 SD 5 - - 5 14,29
2 SMP 13 - - 13 37,14
3 SMA 14 1 2 17 48,57
Jumlah 32 1 2 35 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden produsen dan

pedagang gula aren sebagian besar berpendidikan sekolah dasar sebanyak 5 orang

atau 14,29%, kemudian diikuti jenjang pendidikan SMP sebanyak 13 orang atau

37,14% berpendidikan SMA sebenyak 17 orang atau 48,57%. Kondisi pendidikan

38
formal responden produsen dan pedagang gula aren ini memberikan indikasi bahwa

secara umum para responden ini dapat mengembangkan usahanya dengan baik.

Karena mereka telah memahami dan menguasai produksi gula aren dari

pengalamannya yang sudah bertahun-tahun. Pendidikan yang diperoleh diharapkan

dapat menjadi modal bagi pengrajin dalam menjalankan usaha, memperhatikan

keadaan pasar, harga yang terjadi dan pemilihan pola saluran pemasaran gula aren

untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

4.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan juga mempengaruhi biaya yang dikeluarkan pengrajin

dan pedagang. Pada satu sisi, anggota keluarga yang lebih banyak membantu

meringankan biaya tenaga kerja. Disisi lainnya, semakin banyak tanggungan

keluarga mengakibatkan bertambahnya tanggung kepala keluarga terhadap

pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh karena itu, dapat mempengaruhi keputusan

petani dalam memilih cabang usahatani yang akan digelutinya ( Lamusa, 2005 ).

Banyakya tanggungan keluarga dari setiap responden dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Tanggungan Responden dan Pedagang Gula Aren di Desa
Babana, 2021
Jumlah Produsen Pedagang Pedagang Jumlah Persentase
No Tanggungan Pengrajin Pengumpul Besar (Orang) (%)
Keluarga
1 1-2 15 1 - 16 45,72
2 3-4 14 - 2 16 45,71
3 5-6 3 - - 3 8,57
Jumlah 32 1 2 35 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

Tabel 11 menunjukkan bahwa responden yang berada di tempat penelitian

mayoritas memiliki tanggungan keluarga dalam kategori kecil yaitu 1-2 orang

39
dengan mayoritas memiliki tanggungan sebanyak 45,72%. Sedangkan tanggungan

keluarga dengan kategori besar yaitu sebanyak 5-6 orang dengan persentase 8,57

%. Pengelompokkan jumlah tanggungan keluarga. Menurut Purwati (2007) yakni

kecil apabila tanggungan keluarga 1-3 orang, sedang apabila tanggungan keluarga

4-6 orang, dan besar apabila tanggungan keluarga lebih dari 6 orang.

4.3.4 Pengalaman Responden

Pengalaman berusaha dan berdagang juga merupakan faktor penentu

keberhasilan responden produsen dan pedagang gula aren dalam mengelola

usahanya, karena sangat erat kaitannya dengan usahanya, maka semakin terampil

baik dalam pekerjaan maupun meminimalisir hal-hal yang manghambat usahanya.

Rata-rata pengalaman berusaha responden pengrajin dan pedagang gula aren.

Pengelompokkan pengalaman berusahatani menurut hasil penelitian dari

Manyamtari Ira dan Mujiburrahmad (2014) diklasifikasikan berdasarkan

pengalaman usahatani yang masih baru yaitu kurang dari 10 tahun, pengalaman

usahatani sedang 10-20 tahun dan pengalaman usahatani lebih dari 20 tahun.

Pengalaman berusaha responden dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pengalaman Responden dan Pedagang Gula Aren di Desa Babana,
2021
no Pengalaman Pengrajin Pedagang Pedagang
Jumlah
Responden (Produsen) Pengumpul Besar (Orang)
1 1-7 10 - - 10
2 8-14 14 1 - 15
3 15-21 8 1 1 10
Jumlah 32 2 1 35
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

40
Tabel 12 menunjukkan bahwa pengalaman berusaha para responden yang

banyak antara 8-14 tahun yaitu sebanyak 15 orang. Pengalaman berusaha sangat

penting dalam mendukung tercapainya produksi yang diharapkan dalam suatu

usahanya, hal ini menunjukkan bahwa pengalaman berusaha responden di Desa

Babana sudah cukup memadai sehingga pengalaman sangat bermanfaat dalam

pengelolaan usahataninya.

4.3.5 Pohon Aren

Pohon aren merupakan sumber bahan baku pembuatan gula aren. Pohon

aren yang sudah berbunga dapat disadap niranya dan dijadikan sebagai bahan baku

pembuatan gula aren. Jumlah pohon yang disadap oleh pengrajin dapat

mempengaruhi jumlah nira yang akan diperoleh, sealain jumlah pohon tingkat

kesuburan pohon juga dapat mempengaruhi jumlah nira yang dihasilkan. Semakin

banyak dan subur pohon yang disadap oleh pengrajin maka jumlah nira yang

dihasilkan akan lebih banyak, begitu juga sebaliknya, jumlah pohon aren yang

disadap oleh pengrajin gula aren di Desa Babana dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Pohon Yang Disadap Gula Aren di Desa Oleh Pengrajin
Gula Aren Di Desa Babana, 2021
No Jumlah Pohon Jumlah responden Persentase
Yang Disadap (orang) (%)
1 1-4 24 68,7
2 5-8 6 28,2
3 9-11 2 3,1
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

Tabel 13 menunjukkan bahwa jumlah pohon aren yang diusahakan

pengrajin di tempat penelitian yaitu responden yang menyadap 1 – 4 pohon yaitu

sebanyak 24 orang dengan persentase 68,7%, dan yang menyadap 5 - 8 pohon

41
sebanyak 6 orang dengan persentase 28,2%, responden yang menyadap 9 - 11

pohon yaitu sebanyak 2 orang. Hal ini menunujukkan bahwa jumlah pohon yang

disadap oleh pengrajin dapat mempengaruhi jumlah nira yang akan diperoleh,

selain jumlah pohon tingkat kesuburan juga dapat mempengaruhi jumlah nira yang

dihasilkan.

4.4 Kelembagaan Pemasaran Gula Aren

Kelembagaan pemasaran adalah badan usaha atau individu yang

menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditinya dari produsen

kekonsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan individu lainnya ( Sudiyono,

2007 ). Tugas kelembagaan pemasaran ini menjalankan fungsi-fungsi pemasaran

serta memenuhi kebutuhan konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga

pemasaran berupa keuntungan ( Margin pemasaran ). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Desa Babana, maka lembaga pemasaran yang terlibat didalam

menyalurkan gula aren dari produsen kekonsumen yaitu sebagai berikut :

1. Produsen ( pengrajin )

Produsen adalah seorang yang bergerak di bidang pertanian dengan cara

melakukan pengelolaan tananaman aren dengan tujuan untuk dikonsumsi dan di

jual kepada pedagang yang ada di Desa Babana.

2. Pedagang pengumpul

Pedagang pengumpul adalah seseorang yang yang berasal dari Desa Babana

yang membeli gula aren langsung dari pengrajin yang ada di Desa Babana. Hasil

dari pemebelian gula aren tersebut dikumpulkan dan dijual kepada pedagang besar

yang ada di Kota Mamuju Tengah.

42
3. Pedagang pengecer

Pedagang pengecer adalah seseorang yang membeli langsung gula aren dari

pengrajin kemudian dijual langsung kekonsumen yang ada di Desa Babana.

4. Pedagang besar

Pedagang besar adalah seseorang yang membeli gula aren dari pedagan

pengumpul serta menjual kembali kepada konsumen akhir keluar daerah sulawesi

yaitu Kalimantan Timur.

4. Konsumen

Konsumen adalah orang yang membeli gula aren dengan tujuan untuk

diolah kembali dan dikonsumsi.

4.5 Saluran Pemasaran

Kegiatan untuk menyalurkan Gula Aren kepada konsumen secara cepat dan

menjamin pemasaran Gula Aren akan berjalan dengan baik. Kegiatan penyaluran

Gula Aren dari produsen ke konsumen yang melibatkan perantara yang saling

bekerjasama merupakan saluran pemasaran untuk menyalurkan gula aren dari

produsen kekonsumen.

Saluran pemasaran Gula aren, yang terbentuk di Desa Babana, yaitu 2 ( dua )

saluran, saluran pertama: pengrajin ( produsen ) menjual langsung ke pedagang

pengumpul, selanjutnya pedagang pengumpul menjual ke pedagang besar yang ada

di Kota Mamujuh Tengah, selanjutnya pedagang besar menjual ke Kalimantan.

Saluran kedua pengrajin ( produsen ) menjual langsung ke pedagang besar di Desa

Babana, kemudian pedagang besar ini menjual langsung ke Kalimantan.

43
Berdasarkan data penelitian terdapat Tiga saluran pemasaran yang

digunakan pengrajin di lokasi penelitian dalam memasarkan Gula Aren, yaitu :

1. Pengrajin→ Pedagang Pengumpul → Pedagang Besar → Konsumen

2. Pengrajin → Pedagang Pengecer → Konsumen

3. Pengrajin → Pedagang Besar → Konsumen

Selanjutnya gambaran saluran pemasaran gula aren di Desa Babana

dapat dilihat sebagai berikut :

Pengrajin gula aren

Saluran I Saluran II Saluran III

Pedagang Pedagang
Pedagang Besar
Pengumpul Pengecer

Pedagang Besar Konsumen Konsumen

Konsumen

Gambar 2. Saluran pemasaran gula aren di Desa Babana Kecamatan Budong-


Budong Kabupaten Mamuju Tengah, 2021.

Terlihat pada gambar 2 bahwa saluran pemasaran pertama produsen gula

aren menjual ke pedagang pengumpul dengan cara pedagang pengumpul

44
mendatangi langsung ke pengrajin dengan harga Rp. 20.000/Kg, kemudian

pedagang pengumpul menjual gula aren ke pedagan besar yang berada di Kota

Mamuju Tengah dengan harga Rp.22.000/Kg dan pedagang besar di kota Mamuju

Tengah menjual gula aren tersebut ke konsumen akhir yaitu ke Kalimantan Timur

dengan harga Rp.25.000/Kg. Pengrajin yang menjual gula aren pada saluran

pertama dan saluran dua sebanyak 21 orang dengan jumlah produksi sebanyak 1045

Kg. Saluran dua pengrajin menjual gula aren langsung ke pedagang pengecer yang

berada di Desa Babana dengan harga Rp. 20.000/Kg. Kemudian pedagang pengecer

menjual gula aren tersebut langsung ke konsumen akhir yang ada di Desa Babana.

Saluran ketiga pengrajin menjual gula aren langsung ke pedagang besar yang

berada di Desa Babana dengan harga Rp. 22.000/Kg. Kemudian pedagang besar

menjual gula aren tersebut langsung ke konsumen akhir di Kalimantan Timur

dengan harga Rp.25.000/Kg. Pengrajin yang menjual gula aren pada saluran ke tiga

sebanyak 11 orang dengan produksi sebanyak 479 Kg.

4.6 Biaya, Keuntungan dan Bagian Harga pada Pemasaran Gula Aren

Menurut soekartawi (2002), biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan

untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya tenaga kerja,

transportasi dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran ini berbeda satu sama lain

disebabkan karena macam komoditi, lokasi pemasaran, dan macam lembaga

pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan.

Margin pemasaran sering digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran.

Besarnya margin pemasaran pada berbagai saluran pemasaran dapat berbeda,

45
karena tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas- aktivitas

yang telah dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh lembaga

pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ( Haryani Dewi, 2013 ).

Besarnya biaya, keuntungan, serta bagian harga yang diterima pengrajin pada

saluran I, II dan saluran III masing-masing dapat di lihat pada Tabel 14, 15 dan

Tabel 16.

Tabel 14. Biaya Keuntungan dan Bagian Harga yang di Terima Pengrajin
Pada Saluran 1, 2021
No Uraian Bagian Harga
(%)
1 Harga penjualan pengrajin (Rp/Kg) 20.000
Biaya transportasi (Rp/Kg) 80
Biaya kemasan (Rp/Kg) 80
2 Pedagang pengumpul
Harga pembelian (Rp/Kg) 20.000
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 360
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200 80
Jumlah biaya (Rp/Kg) 440
Keuntungan Rp/Kg) 1.560
Harga penjualan (Rp/Kg) 22.000
3 Pedagang besar
Harga pembelian (Rp/Kg) 22.000
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 320
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200
Jumlah biaya (Rp/Kg) 400
Keuntungan (Rp/Kg) 2.600
Harga pembelian konsumen (Rp/Kg) 25.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021

Tabel 14 menunjukkan bahwa harga pembelian gula aren oleh pedagang

pengumpul kepada pengrajin yaitu Rp.20.000/Kg, sehingga bagian harga yang

diterima pengrajin yaitu sebesar 80%. Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang

pengumpul Rp. 840/Kg, biaya tersebut yaitu biaya transportasi yaitu Rp. 200/Kg

dan biaya tenaga kerja yaitu Rp. 440/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh

pedagang pengumpul yaitu Rp. 1.560Kg.

46
Harga pembelian gula aren oleh pedagang besar kepada pedagang pengumpul

yaitu sebesar Rp. 22.000/Kg. Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar

yaitu sebesar Rp.`400/Kg, meliputi biaya transportasi yaitu Rp. 200/Kg, biaya

tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 320/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh yaitu

sebesar Rp. 2.600/Kg dan bagian harga yang di peroleh pada saluran pertama 80%

Tabel 15. Biaya Keuntungan dan Bagian Harga yang di Terima Pengrajin
Pada Saluran 1I, 2021
No Uraian Bagian Harga
(%)
1 Harga penjualan pengrajin (Rp/Kg) 20.000
Biaya transportasi (Rp/Kg) 80
Biaya kemasan (Rp/Kg) 80
2 Pedagang pengecer
Harga pembelian (Rp/Kg) 20.000 90
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 360
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200
Jumlah biaya (Rp/Kg) 440
Keuntungan Rp/Kg) 1.560
Harga penjualan (Rp/Kg) 22.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021

Tabel 15 menunjukkan bahwa harga gula aren oleh pengrajin langsung

menjual kepada pedagang pengecer yaitu sebesar Rp.20.000/Kg. Biaya yang

dikeluarkan oleh pengrajin berupa biaya transpotasi Rp. 80/Kg, sehingga bagian

harga yang diperoleh pengrajin yaitu sebesar %. Total biaya yang dikeluarkan oleh

pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. `440/Kg, meliputi biaya transportasi Rp.

200/Kg, dan biaya tenaga kerja Rp. 360/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh

sebesar Rp. 1.560/Kg dan bagian harga yang diterima pada saluran ke dua yaitu

90%. Hal ini menunjukkan bahwa bagian harga yang lebih besar diperoleh

pengrajin pada saluran kedua karena bagian harga yang diterima lebih besar

dibanding saluran pertama ketiga.

47
Tabel 16. Biaya Keuntungan dan Bagian Harga yang di Terima Pengrajin
Pada Saluran 1I, 2021
No Uraian Bagian Harga
(%)
1 Harga penjualan pengrajin (Rp/Kg) 22.000

Biaya transportasi(Rp/Kg) 80
Biaya kemasan (Rp/Kg) 80
2 Pedagang besar 88
Harga pembelian (Rp/Kg) 22.000
Biaya tenaga kerja (Rp/Kg) 320
Biaya transportasi (Rp/Kg) 200
Jumlah biaya (Rp/Kg) 400
Keuntungan (Rp/Kg) 2.600
Harga pembelian konsumen (Rp/Kg) 25.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021

Tabel 16 menunjukkan bahwa harga gula aren oleh pengrajin langsung

menjual kepada pedagang besar yaitu sebesar Rp.22.000/Kg. Biaya yang

dikeluarkan oleh pengrajin berupa biaya transpotasi Rp. 80/Kg, sehingga bagian

harga yang diperoleh pengrajin yaitu sebesar 88%. Total biaya yang dikeluarkan

oleh pedagang besar yaitu sebesar Rp. `400/Kg, meliputi biaya transportasi Rp.

200/Kg, dan biaya tenaga kerja Rp. 320/Kg, sehingga keuntungan yang diperoleh

sebesar Rp. 2.600/Kg dan bagian harga yang diterima pada saluran ke dua yaitu

88%. Hal ini menunjukkan bahwa bagian harga yang lebih besar diperoleh

pengrajin pada saluran ketiga karena bagian harga yang diterima lebih besar

dibanding saluran pertama.

4.7 Margin Pemasaran Gula Aren

Margin pemasaran Gula Aren ialah selisih antara harga gula aren yang

48
diterima produsen Gula Aren dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen.

Selisih harga tersebut dapat meliputi biaya transportasi serta biaya tenaga kerja

termasuk pengangkutan dan pengemasan berupa kemasan plastik. Perbedaan harga

disebabkan oleh penambahan harga yang merupakan keuntungan dari setiap

lembaga pemasaran. Pemasaran yang terjadi di Desa Babana mempunyai tingkat

margin yang berbeda pada setiap lembaga pemasaran.

Margin pemasaran pada setiap lemabaga pemasaran lebih jelas terlihat pada

Tabel 17, 18 dan Tabel 19.

Tabel 17. Margin Pemasaran Gula Aren Saluran 1, 2021


No Lembaga pemasaran Harga Beli Harga Jual Margin
( Rp/Kg ) ( Rp/Kg ) ( Rp)
1 Pengrajin - 20.000 -
2 Pedagan pengumpul 20.000 22.000 2.000
3 Pedagang besar 22.000 25.000 3.000
4 Konsumen 25.000 - -
Jumlah 5.000
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

Tabel 16 menunjukkan bahwa total margin pemasaran pada saluran I sebesar

Rp 7.000/Kg, yang terdiri atas margin pedagang pengumpul sebesar Rp.2.000/Kg

dan dari pedagang besar sebesarRp.3.000/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga

beli pedagang pengumpul dari pengrajin Rp. 20.000 dan harga jual kepedagang

besar Rp. 22.000 kemudian pedagang besar menjual kekonsumen akhir Rp. 25.000

Total Margin Saluran ke I :

MT = M1+M2
MT = Rp 2.000+Rp.3.000
MT = Rp. 5.000/Kg

49
Pada saluran pertama pedagang pengumpul membeli gula aren dari

pengrajin dengan harga Rp.20.000/Kg, kemudian pedagang pengumpul menjual ke

pedagang besar dengan harga Rp.22.000/Kg dan pedagang besar menjualnya ke

konsumen akhir dengan harga Rp. 25.000/Kg, sehingga diperoleh margin total Rp.

5.000/Kg. Margin total pemasaran ( MT ) adalah jumlah margin dari semua

lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula aren ( Masyrofie, 2005 )

Tabel 18. Margin Pemasaran Gula Aren Saluran I1, 2021


No Lembaga Pemasaran Harga Beli Harga Jual Margin
( Rp/Kg ) ( Rp/Kg ) ( Rp)
1. Pengrajin - 20.000 -
2. Pedagang Pengecer 20.000 22.000 2.000
3. Konsumen 22.000
Jumlah 2.000
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

Tabel 17 menunjukkan bahwa total margin pemasaran pada saluran II

adalah Rp 2.000/Kg, yang diterima oleh pedagang pengecer, dengan harga

penjualan sebesar Rp. 22.000/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga pembelian

pedagang pengecer dari pengrajin Rp. 20.000 dan harga jual kekonsumen akhir Rp.

22.000

Total Margin Saluran ke II

MT = M1
MT = Rp. 2.000
MT = Rp. 2.000/Kg
Pada saluran kedua pedagang pengecer membeli gula aren dari pengrajin

dengan harga Rp.20.000/Kg, kemudian pedagang pengecer menjualnya ke

konsumen akhir dengan harga Rp. 22.000/Kg, sehingga diperoleh margin total Rp.

50
2.000/Kg. Margin total pemasaran ( MT ) adalah jumlah margin dari semua

lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula aren ( Masyrofie, 2005 ).

Tabel 19. Margin Pemasaran Gula Aren Saluran I1I, 2021


No Lembaga Pemasaran Harga Beli Harga Jual Margin
( Rp/Kg ) ( Rp/Kg ) ( Rp)
1. Pengrajin - 22.000 -
2. Pedagang besar 22.000 25.000 3.000
3. Konsumen 25.000
Jumlah 3.000
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

Tabel 17 menunjukkan bahwa total margin pemasaran pada saluran III

adalah Rp 3000/Kg, yang diterima oleh pedagang besar, dengan harga penjualan

sebesar Rp. 25.000/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga pembelian pedagang

besar dari pengrajin Rp. 22.000 dan harga jual kekonsumen akhir Rp. 25.000

Total Margin Saluran ke III

MT = M1
MT = Rp. 3.000
MT = Rp. 3.000/Kg
Pada saluran kedua pedagang besar membeli gula aren dari pengrajin

dengan harga Rp.22.000/Kg, kemudian pedagang besar menjualnya ke konsumen

akhir dengan harga Rp. 25.000/Kg, sehingga diperoleh margin total Rp. 3.000/Kg.

Margin total pemasaran ( MT ) adalah jumlah margin dari semua lembaga

pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula aren ( Masyrofie, 2005 ).

4.8 Efisiensi Pemasaran

Menurut Khol dan Uhl ( 2002 ), Efiensi pemasaran adalah nisbah antara total

biaya dengan total nilai produk yang dipsarkan. Ada beberapa faktor dapat dipakai

51
sebagai ukuran efiensi pemasaran yaitu keuntungan pemasaran, harga yang

diterima petani, tersedianya fasilitas fisik pemasaran dan komptensi pasar.

Nilai efiensi tiap saluran pemasaran di Desa Babana dapat dihitung dengan

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
menggunakan rumus : Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖x100%

1. Nilai Efisiensi pada Saluran I


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%

840
Eps= 1.045x100%

Eps= 80%
2. Nilai Efisiensi pada Saluran II
Total Biaya
Eps= x100%
Total Nilai Penjualan

440
Eps= 1.045x100%

Eps= 42%

3. Nilai Efisiensi pada Saluran III


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%
400
Eps= 480.x100%

Eps= 83%

Tabel 20. Efisiensi Pemasaran Gula Aren di Desa Babana Kecamatan Budong-
budong Kabupaten Mamuju Tengah, 2021
No Saluran Pemsaran Persentase(%)
1. Pengrajin-Pedagang Pengumpul-Pedagang Besar-Konsumen 80
2. Pengrajin-Pedagang Pengecer-Konsumen 42
3. Pengrajin-Pedagang Besar-Konsumen 83
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2021

52
Tabel 19 menunjukkan bahwa nilai efisiensi pemasaran gula aren pada saluran I

adalah sebesar 80 %, sedangkan nilai efisiensi untuk saluran II adalah sebesar 42 %

dan untuk saluran ketiga nilai efisiensinya sebesar 83% dari ketigaa saluran

tersebut, saluran yang paling efisien yaitu saluran kedua dengan nilai efisiensi

sebesar 42 %. Hal ini dikarenakan pada saluran kedua memiliki rantai pemasaran

yang pendek, total ,margin pemasaran yang kecil, dan bagian harga yang diterima

pengrajin lebih tinggi sehingga saluran kedua lebih efisien dibandingkan dengan

saluran pertama dan ketiga. Semakin rendah atau kecil persentase efisiensi

pemasaran maka pemasaran semakin efisien. Sebaliknya, semakin tinggi atau besar

persentase efisiensi pemasaran maka pemasaran semakin tidak efisien ( Soekartawi

2002 ). Terkait dengan kondisi ini tidak selamanya jumlah persenan yang kecil itu

bisa di jadikan patokan untukmenyatakanbahwa saluran pemasaran yang dimaksud

yang efisien dibandingkansaluran pemasaran lainnya hal ini kembali dipengaruhi

oleh biaya pemasaran dan total biaya.

53
54
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada dua bentuk saluran pemasaran gula aren yang terdapat di Desa Babana

yaitu saluran pertama : Pengrajin → Pedagang pengumpul → Pedagang besar

Saluran kedua : Pengrajin → Pedagang Pengecer → konsumen akhir

Saluran ketiga: pengrajin → pedagang besar → konsumen

2. Margin pemasaran gula aren yang diperoleh untuk saluran pertama sebesar

Rp. 5.000, margin saluran kedua sebesar Rp. 2.000 dan margin pemasaran

untuk saluran ketiga sebesar Rp. 3.000 Margin pada saluran kedua dan tiga

lebih kecil dibandingkan pada saluran pertama. Karena saluran kedua dan tiga

tanpa melalui pedagang pengumpul, sehingga aliran pemasarannya lebih

pendek dibandingkan saluran pertama.

3. Bagian harga yang diperoleh pengrajin pada saluran pertama sebesar 80 %,

dan untuk saluran kedua diperoleh sebesar 90 %, dan saluran ketiga diperoleh

sebesar 88%, sehingga pengrajin dianjurkan untuk menjual produksinya

melalui saluran kedua.

4. Nilai efisiensi pemasaran gula aren pada saluran pertama 80 % dan untuk

saluran kedua 42 %, sedangkan saluran ketiga 83 %, sehingga saluran kedua

lebih efisien dari saluran pertama dan ketiga.

55
5.2 Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan


kepada pengrajin agar menyalurkan hasil produksinya dengan menggunakan
saluran kedua , karena pada saluran ini lebih efisien dibandingkan saluran pertama,
total margin yang diterima kecil.

56
DAFTAR P USTAKA

Angipora,M,2010.Dasar-Dasar Pemasaran, PT .Raja Grafindo Persada, Jakarta.


Angraini, A. (2014). Analisis Pemasaran Cabai Merah Keriting di Desa Sidera
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi (Doctoral dissertation,
Tadulako University).Dillon. H.S,2008.Manajemen Distribusi Produk-
produk Agroindustri,percetakan TI-ITS,Jakarta
Aroning dan Kadir, 2008.analisis dan saluran margin pemasaran kakao di desa
timbuseng,kecamatan pattalasan,kabupaten gowa.http://deptan go,id.di
akses pada tanggal 26 Januari 2021
Asih, N. D (2009). Analisis Karakteristik dan Tingkat Pendapatan Usahaanti
Bawang Merah di Sulawesi Tengah. J. Agroland Vol. 16 (1) : 53-59

Atmoko, A. D. (2021). Analisa pengembangan produk gula aren di Kabupaten


Purworejo. Dinamika Sosial Ekonomi, 6(1).
Daniel, M.2002.Pengentar Ekonomi Pertanian. Bumi aksara, Jakarta
Dedi Herdiansah Sujaya, Mochamad Erwin Firdaus, dan Tito Hardiyanto.2017.
Analisis Saluran Pemasaran Gula Aren Desa Cikuya Kecamatan
Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo
Galuh.) Fakultas Pertanian Universitas Galuh. Vol. 4 ( 3 ) : 418.

Ekasari, K.dan Rasuli, N., Saade, M. A. (2007). Analisis margin pemasaran telur
itik di Kelurahan Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten
Gowa. Jurnal Agrisistem, Volume 3 Nomor 1, ( hlm 36-43 )
Ginting, Paham. 2006. Pemasaran Produk Pertanian. USU Press. Medan.
Gojali, L., Wibowo, A. S., dan Sumantri, A. T. (2015). Analisis Saluran Pemasaran
Gula Aren (Sebuah Kasus di Industri Rumah Tangga di Desa Cigemblong
Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak). Jurnal Agribisnis
Terpadu, 8(2).
Hadayani, H., dan Tangkesalu, D. (2020). Analisis Pemasaran Usaha Kopra Di
Desa Bantuga Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-
Una. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian, 8(6), 1367-1375

Hidayat, R. S., Rusman, Y., & Ramdan, M. (2017). Analisis Saluran Pemasaran
Gula Aren (Arenga Pinnata). Studi Kasus Di Desa Capar Kecamatan
Salem Kabupaten Brebes. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 2(2),
124.

57
Hanisah, H. (2015). Perbedaan Pendapatan Usahatan Aren (Arenga Pinnata,
Merr) Dalam Bentuk Gula Cair Dengan Bentuk Gula Padat Di Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Penelitian Agrisamudra, 2(2),
1-10.
Harahap, M. H. (2018). Analisis Nilai Tambah Gula Aren Dan Gula Semut (Studi
Kasus: Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang).
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan. (Journal of
Agribusiness Sciences), 4(1), 1-7.
Huda N, K. Hudori, R. Fahlevi, B’diah, D. dan Sugiarti.2017.pemasaran syariah (
teori dan apikasi ). Cetakan pertama. ISBN : 978,602-422-185-0.
Kencana, Depok.
Kohl dan uhl, 2002.Efisiensi Pemasaran Produk Pertanian Dalam Fungsi Time
Utility. Purdue University Macmilan Publishing Company, New York.
Lamusa, A. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Dalam
Di Desa Labuan Lele Kecamatan Tawaeli Kabupaten
Donggala. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 12(3), 254-260.

Lubis, H. (2019). Analisis Pendapatan Dan Pengembangan Gula Aren (Studi


Kasus: Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing
Natal) (Doctoral Dissertation).
Manyamtari, Ira dan Mujiburrahmad. 2014. Karakteristik Petani dan Hubungan
dengan Konpentensi Petani Lahan Sempit. Kasus di Desa Sinar Sari
Kecamatan Dermaga Kab. Bogor Jawa Barat. Agresip Vol (15) NO 2.
Mochamad Ramdan, Roni Saeful Hidayat, Dan Yus Rusman.2016. Analisis
Saluran Pemasaran Gula Aren (Arenga Pinnata). Desa Capar Kecamatan
Salem Kabupaten Brebes. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh
Volume 2( 2 ) 117

Putri, C. F. (2017). Analisis Pemasaran Agroindustri Rumah Tangga Gula Kelapa


di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Jember).
Radam, R. R., dan Rezekiah, A. A. (2015). Pengolahan Gula Aren (Arrenga
Pinnata Merr) Di Desa Banua Hanyar Kabupaten Hulu Sungai
Tengah. Jurnal Hutan Tropis, 3(3), 267-276.

Ruslan, Majnah S, Baharuddin dan Ira Taskirawati. 2018. Potensi dan Pemanfaatan
Tanaman Aren ( Arenga Pinnata ) dengan Pola Agroforestri di Desa
Pallaka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Jurnal Perennial Volume.
14 .(1) 24.

Sobirin, 2009.Efisiensi pemasaran di kecamatan sumbang kabupaten banyumas,


http://deptan go,id.di akses pada tanggal 25 Januari 2021.

58
Soeharjo, 2010. Sendi-Sendi Pokok Usaha Tani.Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor.

Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori Dan Aplikasinya. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Sudiyono, A.2002.Pemasaran Pertanian. Universitas muhammadiya.malang,


Press. Malang

Sudiyono, A., 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press, Malang.


Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Alfabeta,CV.
Bandung.
Sukarjdo. 2009. Landasan Pendidikan, Konsep Pendidikan dan aplikasinya. Raja
Grafindo Persada.

59
Lampiran 1. Identitas Responden Pengrajin Gula Aren di Desa Babana, 2021

No Umur Pendidikan Tanggungan Pengalaman Jumlah pohon


Responden ( Tahun) Keluarga(orang) ( Tahun) Yang disadap
1 37 SMA 2 10 3
2 52 SMP 4 15 4
3 54 SMA 6 10 5
4 58 SD 4 5 2
5 47 SMP 7 8 3
6 57 SMA 3 20 4
7 33 SMA 6 14 3
8 47 SMP 5 15 4
9 49 SMP 3 10 5
10 33 SMK 4 7 1
11 40 SD 2 20 4
12 52 SMP 3 10 3
13 47 SMA 2 11 2
14 28 MTS 1 9 5
15 30 SMP 3 12 2
16 55 SD 4 5 3
17 20 SMP 2 12 5
18 37 SMA 2 3 3
19 35 SMA 2 6 4
20 48 SMA 3 1 3
21 46 SMP 2 1 2
22 55 SD 3 10 3
23 36 SMA 1 2 11
24 28 SMP 1 10 3
25 52 SMP 4 20 6
26 47 SMA 2 15 2
27 36 SD 1 3 5
28 35 SMA 1 4 4
29 57 SMA 4 6 3
30 40 SMP 3 7 3
31 34 SMP 2 4 2
32 38 SMP 2 8 2
Jumlah 1363 94 313 63
rata-rata 42,59 2,9 9,78 1,9

60
Lampiran 2. Identitas Responden Pedagang Gula Aren di Desa Babana, 2020.

No Umur Pendidikan Tanggungan Pengalaman


Responden ( Tahun) Keluarga(orang) ( Tahun)
1 52 SMA 4 20
2 45 SMA 2 15
3 50 SMA 4 8

61
Lampiran 3. Identitas Responden pengrajin Gula Aren yang menjual pada saluran pertama dan
kedua, 2021.

No Jumlah Pohon Produksi Harga Jual Penerimaan


Yang disadap (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 3 60 20.000 1.200.000
2 4 60 20.000 1.200.000
3 5 70 20.000 1.400.000
4 2 30 20.000 600.000
5 3 60 20.000 1.200.000
6 4 70 20.000 1.400.000
7 3 50 20.000 1.000.000
8 4 60 20.000 1.200.000
9 5 60 20.000 1.200.000
10 1 20 20.000 400.000
11 4 60 20.000 1.200.000
12 3 45 20.000 900.000
13 2 25 20.000 500.000
14 5 60 20.000 1.200.000
15 2 20 20.000 400.000
16 3 50 20.000 1.00.0000
17 5 60 20.000 1.200.0000
18 10 70 20.000 1.400.000
19 3 30 20.000 600.000
20 4 50 20.000 1.000.000
21 3 35 20.000 700.000
Jumlah 78 1.045 20.000 20.900.000
Rata-Rata 3,7 49,76 20.000 995.238,095

62
Lampiran 4. Identitas Responden Pengrajin Gula Aren Yang Menjual Pada Saluran Ketiga, 2021

No Jumlah pohon Produksi Harga Jual Penerimaan


Responden Yang disadap (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 2 30 22.000 660.000
2 3 30 22.000 660.000
3 11 75 22.000 1.650.000
4 3 40 22.000 880.000
5 6 70 22.000 1.540.000
6 2 35 22.000 770.000
7 5 50 22.000 1.100.000
8 4 50 22.000 1.100.000
9 3 30 22.000 660.000
10 3 45 22.000 990.000
11 2 24 22.000 528.000
Jumlah 44 480 22.000 9.580.000
Rata-Rata 4 43,63 22.000 870.909
Data Primer Setelah Diolah 2021

63
Lampiran 5. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran Pertama, 2021
No Produsen/Lembaga Volume Harga Jual Harga Beli
Pemasaran Usaha(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Produsen( Pengrjin) 1.045 20.000 -
2 Pedagagn Pengumpul 1.045 22.000 20.000
3 Pedagang Besar 1.040 25.000 20.000
Data Primer Setelah Diolah 2021

Lampiran 6. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran Dua, 2021


No Produsen/Lembaga Volume Harga Jual Harga Beli
Pemasaran Usaha(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Pengrajin 1.045 20.000 -
2 Pedagang Pengecer 1.045 22.000 20.000
Data Primer Setelah Diolah 2021

Lampiran 7. Keadaan Usaha Gula Aren Pada Saluran Tiga, 2021


No Produsen/Lembaga Volume Harga Jual Harga Beli
Pemasaran Usaha(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Pengrajin 480 22.000 -
2 Pedagang Besar 480 25.000 22.000
Data Primer Setelah Diolah 2021

64
Lampiran 8. Perhitungan Margin Pemasaran dan Margin Total Pemasaran Gula Aren

Rumus :
M= Hp-Hb

Dimana :

M = Margin Pemasaran (Rp/Kg)


Hp = Harga Penjualan ( Rp/Kg )
Hb = Harga Pembelian ( Rp/Kg )

1 Margin Pemasaran Gula Aren Pada Saluran I

 Margin Pemasaran di Tingkat Pedagang Pengumpul

M = Hp-Hb

M = Rp. 22.000 – 20.000

M = Rp. 2.000

 Margin Pemasaran di Tingkat Pedagang Besar

M = Hp-Hb

M = Rp. 25.000 – 22.000

M = Rp. 3.000

Jadi, Margin Total Lembaga Pemasaran yaitu :

Rumus :

MT=M1+M2+M3+……………+Mn

Dimana :

MT= Margin Total ( Rp/Kg )

M1+M2+M3+…..+Mn= Margin dari setiap lembaga pemasaran ( Rp/Kg )

65
Sehingga, MT = M1+M2

MT = Rp. 2.000 + 3000

MT = Rp. 5.000

2 Margin Pemasaran Gula Aren Pada Saluran II

M= Hp-Hb

M = Rp. 22.000 – 20.000

MT = Rp. 2.000

3 Margin Pemasaran Gula Aren Pada Saluran III

M= Hp-Hb

M = Rp. 25.000 – 22.000

MT = Rp. 3.000

66
67
Lampiran 9. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, I

No Produsen/Saluran Jenis Biaya


Harga
Pemasaran ( Rp/ Kg )
1 Pengrajin - Biaya transportasi untuk =Rp 2.000/Kemasan (Rp 2.000 : 25 Kg) 80
2 Pedagang Pengumpul - Biaya Tenaga Kerja
Angkut gula aren ke mobil = Rp 2.000/Kemasan (Rp 2.000 : 25 Kg) 80

- Biaya Transportasi untuk = Rp 5.000/Kemasan (Rp 5.000 : 25 Kg) 200


Jumlah Biaya 360
- Kemasan untuk = Rp 2.000/Kemasan (Rp 2.000 : 25Kg) 80
Jumlah Biaya 440

3 Pedagang Besar - Biaya Tenaga Kerja


- Angkutan gula aren ke kapal = Rp 3.000/kemasan (Rp 3.000 25 Kg) 120

- Biaya Transportasi untuk = Rp 5.000/Kemasan ( Rp 5.000 : 25 Kg) 200


Jumlah Biaya 320
- Kemasan untuk = Rp 2.000/ Kemasan ( Rp. 2.000: 25 Kg) 80
Jumlah Biaya 400
Total Biaya 840
Data Primer Setelah Diolah 2021

68
Lampiran 10. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, II

No Produsen/Saluran Jenis Biaya


Harga
Pemasaran ( Rp/
Kg )
1 Pengrajin - Biaya Transportasi untuk = Rp 2.000/Kemasan (Rp. 2000 : 25 Kg) 80
- Kemasan untuk = Rp 2.000/Kemasan (Rp 2.000 : 25 Kg) 80
2 Pedagang Pengecer Biaya Tenaga Kerja

- Biaya Transportasi untuk = Rp 5.000/Kemasan (Rp 5000 : 25 Kg)


jumlah Biaya

- Kemasan untuk = Rp 2.000/Kemasan Rp 2.000 : 25 Kg) 80


Jumlah Biaya 400
Total Biaya 480
Data Primer Setelah Diolah 2021

69
Lampiran 11. Perhitungan Total Biaya Pemasaran Gula Aren Pada Saluran, III

No Produsen/Saluran Jenis Biaya


Harga
Pemasaran ( Rp/
Kg )
1 Pengrajin - Biaya Transportasi untuk = Rp. 2.000/Kemasan (Rp. 2.000 : 25 Kg) 80
2 Pedagang Besar Biaya Tenaga Kerja
- Angkutan gula aren ke kapal = Rp 2.000/Kemasan (Rp 2.000 : 25)Kg 80

- Biaya Transportasi untuk = Rp 5.000/Kemasan (Rp 5.000 : 25Kg) 200

jumlah Biaya 320


- Kemasan untuk = Rp 2.000/Kemasan (Rp 2.000 : 25 Kg) 80
Jumlah Biaya 400
Total Biaya 400
Data Primer Setelah Diolah 2021

70
Lampiran 10. Penerimaan dan keuntungan pedagang pengumpul pada saluran pertama

Biaya pemasaran(Rp)
Peadagang Volume Harga Nilai Harga Nilai Biaya Biaya Total Keuntungan
Pengumpul Usaha Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Transportasi Tenaga Biaya ( Rp )
( Kg) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Kerja ( Rp )

1 1045 20.000 20.900.000 22.000 22.990.000 209.000 167.200 792.200 2.090.000


Jumlah
rata-rata 1045 20.000 20.900.000 22.000 22.990.000 209.000 167.200 792.200 2.090.000

Lampiran 11. Penerimaan dan keuntungan pedagang Besar pada saluran pertama
Biaya pemasaran (Rp)
Peadagang volume Harga Nilai Harga Nilai Biaya Biaya Total Keuntungan
Besar Usaha Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Transportasi Tenaga Biaya ( Rp )
( Kg) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Kerja ( Rp )

1 1.040 22.000 22.880.000 25.000 26.000.000 208.000 208.000 416.000 3.120.000


Jumlah
rata-rat 1.040 22.000 22.880.000 25.000 26.000.000 208.000 208.000 416.000 3.120.000
Data Primer Setelah Diolah 2021

71
Lampiran 12. Penerimaan dan Keuntungan Pedagang Besar Pada Saluran II
Biaya Pemasaran (Rp)
Peadagang Volume Harga Nilai Harga Nilai Biaya Biaya Total Keuntungan
Besar Usaha Pembelian Pembelian Penjualan Penjualan Transportasi Tenaga Biaya ( Rp )
( Kg) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) Kerja ( Rp )

1 479 22.000 16.478.000 25.000 11.975.000 95.800 95.800 191.600 1.437.000


Jumlah
rata-rata 479 22.000 16.478.000 25.000 11.975.000 95.800 95.800 191.600 1.437.000
Data Primer Setelah Diolah 2021

72
73
74
75
Lampiran 12. Bagian Harga Yang di Terima Pengrajin Pada Masing-Masing
Saluran Pemasaran

 Bagian harga yang di terima pengrajin gula aren pada saluran 1

𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑟𝑚
Sf= 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟x100%

20.000
Sf= x100%
25.000

Sf= 80%

 Bagian harga yang di terima pengrajin gula aren pada saluran 2

𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑟𝑚
Sf= 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟x100%

20.000
Sf= x100%
22.000

Sf= 90 %

 Bagian harga yang di terima pengrajin gula aren pada saluran 3

𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐹𝑎𝑟𝑚
Sf= 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟x100%

22.000
Sf= 25.000x100%

Sf= 88 %

76
Lampiran 13. Perhitungan Nilai Efisiensi Pemasaran Gula Aren

Rumus :

𝑇𝐵
Eps= 𝑇𝑁𝑃x100%

4. Nilai Efisiensi pada Saluran I

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= x100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

840
Eps= x100%
1.045

Eps= 80%

5. Nilai Efisiensi pada Saluran II

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%

440
Eps= 1.045x100%

Eps= 42 %
6. Nilai Efisiensi pada Saluran III

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
Eps= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100%

400
Eps= 480

Eps= 83 %

77
DOKUMENTASI

Gambar . Gula aren yang sudah di masak

Gambar . Gula aren yang baru selesai di masak

78
Gambar . Wawancara dengan salah satu pengrajin gula aren

Gambar . Proses pembuatan gula aren

79
Gambar . Wawancara dengan salah satu pedagang pengumpul gula aren

Gambar . Wawancara dengan salah satu pedagang Besar gula aren

80
81
BIODATA PENULIS
Penulis bernama St.Rahmah dilahirkan di

polmas tanggal 11-Oktober 1999 penulis adalah

anak 4 dari 7 bersaudara dari pasangan bapak

Sumardi dan ibu Bunga intan. Penulis menuntut

ilmu mulai jenjang sekolah dasar 2005 dan lulus

di SDN Budong-Budong 2011 kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negri 1

Budong-budong dan lulus pada tahun 2014 kemudian melanjutkan studi ke SMA

Negri 1 Budong-Budong dan lulus pada tahun 2017, kemudian setelah itu

melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi yaitu Universitas tadulako pada tahun

2017 dengan mengikuti jalur SBMPTN dan menerima beasiswa bidikmisi dan

diterima sebagai mahasiswi baru di Universitas Tadulako. Fakultas Pertanian di

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanaian.

82

Anda mungkin juga menyukai