Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KOPRA PADA INDUSTRI RUMAH


TANGGA DI DESA MASARA KECAMATAN NAPANO KUSAMBI
KABUPATEN MUNA BARAT

Oleh:
NURMIN
NIM. Q1A118067

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
ANALISIS KELAYAKAN USAHA KOPRA PADA INDUSTRI RUMAH
TANGGA DI DESA MASARA KECAMATAN NAPANO KUSAMBI
KABUPATEN MUNA BARAT

Proposal
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi pada Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan

Oleh:
NURMIN
NIM. Q1A1 18 067

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

i
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA PROPOSAL

PENELITIAN INI BENAR-BENAR PROPOSAL KARYA SENDIRI DAN BELUM

PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI PROPOSAL PENELITIAN ATAU KARYA

ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN

BAHWA PROPOSAL INI HASIL PLAGIAT, MAKA SAYA BERSEDIA

MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Juli 2022

Materai
Rp. 10.000

NURMIN
NIM. Q1A118067

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Analisis Kelayakan Usaha Kopra Pada Industri Rumah Tangga di

Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna

Barat

Nama : Nurmin

NIM : Q1A1 18 067

Jurusan : Ilmu dan Teknologi Pangan

Program Studi : Teknologi Pangan

Konsentrasi : Manajemen Industri Pertanian

Menyetujui;

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir La Rianda, M.Si Dr. Yusna Indarsyih, S.P., M.S


NIP. 19601111 198902 1 001 NIP. 19800322 200812 2 004

Mengetahui;

Ketua Jurusan/Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

Nur Asyik, S.P., M.Si


NIP. 19731115 200812 1

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Zat yang

telah menciptakan alam semesta, kehidupan dan manusia, berkah izin dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Sholawat serta salam semoga

tetap terlimpahkan kepada Nabi Allah, Muhammad Shalallahu Alahi Wasallam Sang

revolusioner sejati yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

Proposal ini berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Kopra Pada Industri Rumah

Tangga di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi Kabupaten Muna Barat”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

penulis Ayahanda La Anti dan Ibunda Asma yang selalu memberikan dukungan,

nasehat, dan do’a yang di berikan selama ini. Ucapan terima kasih juga penulis

haturkan Kepada Bapak Prof. Dr. Ir La Rianda, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu

Dr. Yusna Indarsyih, S.P., M.S selaku pembimbing II yang telah banyak membantu

baik secara moral maupun bimbingan, saran, kritik, nasehat, serta permohonan maaf

atas segala kesalahan penulis baik yang disengaja maupun tidak disengaja mulai awal

bimbingan sampai akhir bimbingan.

Kendari, Juli 2022


Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa ........................................................................................... 6
2.2. Komoditas Kopra. ......................................................................... 7
2.3. Studi Kelayakan Usaha ................................................................. 10
2.3.1. Konsep Studi Kelayakan Usaha ......................................... 10
2.3.2. Studi kelayakan Finansial dan Non Finansial .................... 11
2.3.3. Analisis Sensitivitas ........................................................... 14
2.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 15
2.5. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 16
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 20
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 20
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................... 20
3.4. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 21
3.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 21
3.6. Analisis Data................................................................................. 21
3.7. Konsep Operasional ...................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bahan Baku Kelapa ............................................................................. 6


2.2. Proses Pengolahan Kelapa menjadi Kopra........................................... 8
2.3. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 19

vii
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuisioner Penelitian ................................................................................ 31

viii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi

karena hampir semua bagian tanaman kelapa dapat memberikan manfaat bagi

manusia. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomis, karena buah kelapa

dapat menambah produk kelapa menjadi berbagai macam produk olahan seperti

minyak kelapa, gula kelapa, dan daging buah kelapa yang berwarna putih dan keras

dapat diambil dan dikeringkan menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual

yang cukup tinggi serta menjadi komoditas perdagangan yang disebut dengan kopra

(Risna et al, 2019).

Penduduk Sulawesi Tenggara umumnya hidup dari sektor pertanian terutama

di sub sektor perkebunan. Pada sektor ini sebagian besar masyarakatnya adalah

petani, salah satunya bergerak dibidang perkebunan kelapa. Perkebunan kelapa di

Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai 59,664 hektar pada tahun 2020, dengan

total hasil 41,028 ton. Komoditas pertanian tradisional seperti kopra, minyak kelapa

dan lain-lain dapat diproduksi di industry komoditas pertanian (BPS Sulawesi

Tenggara 2021).

Komoditas perkebunan yang memiliki peranan penting di Sulawesi Tengggara

adalah tanaman kelapa. Tanaman ini dikenal dengan sebutan pohon kehidupan. Hal

ini disebabkan hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

1
manusia. Bagian-bagian tanaman yang berguna tersebut adalah batang, daun, sabut,

tempurung, daging buah, dan sebagainya (Sandriani, 2013).

Kabupaten Muna Barat memiliki 3.332 hektar lahan kelapa di Sulawesi

Tenggara (BPS Sulawesi Tenggara 2020). Kabupaten Muna Barat adalah salah satu

daerah penghasil kopra di Sulawesi Tenggara. Hal ini berdasarkan statistik dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara. Kabupaten Muna Barat

menghasilkan 932 ton kelapa pada tahun 2020. Namun, karena petani kelapa di

Kabupaten Muna Barat hanya mengolah kelapa dalam bentuk kopra dengan cara

manual atau tradisional yang telah diturunkan secara turun temurun, maka kondisi

tersebut tidak dapat dihindari digunakan sebagai ukuran keberhasilan dan

kesejahteraan mereka.

Kopra merupakan salah satu hasil produk olahan kelapa yang banyak

diusahakan oleh masyarakat Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi. Komoditas

ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan

perekonomian. Selain menjadi sumber perekonomian, juga merupakan komoditas

unggulan yang sangat menjanjikan serta menjadi tumpuan harapan masa depan bagi

sebagian masyarakat di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi.

Usaha kopra ini merupakan salah satu mata pencaharian bagi masyarakat

Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi. Hal ini diketahui dari banyaknya petani

kelapa yang ada di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi. Usaha kopra ini dapat

memberikan penghasilan yang cukup bagi sebagian masyarakat Desa Masara

Kecamatan Napano Kusambi (Lamusa et al, 2017). Untuk mengetahui tingkat

2
kesejahteraan usaha kopra maka kita dapat melihat dari tingkat pendapatannya.

Pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk

gaji, upah, sewa, bunga dan laba (Nurdiana et al, 2021).

Studi kelayakan usaha adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara

mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka

menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Menentukan layak atau

tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Studi kelayakan apabila

dilakukan secara profesional akan dapat berperan penting dalam peroses pengambilan

keputusan investasi (Nurcahyo et al., 2011). Tujuan dilakukannya studi kelayakan

terhadap suatu usaha yaitu untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang

terlalu besar terhadap kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan yang dapat

memberikan kerugian yang nyata (Kusuma dan Mayasti, 2014).

Berdasarkan wawancara dengan pemilik industry rumah tangga usaha kopra

yang ada di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi, permasalahan yang terdapat

pada usaha ini yaitu melihat sejauh mana tingkat kelayakan usaha kopra di Desa

Masara Kecamatan Napano Kusambi dari aspek finansial dan non finansial mengenai

layak atau tidak layak usaha kopra di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi

untuk dijalankan dan dikembangkan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka

penting dilakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha kopra di Desa Masara

Kecamatan Napano Kusambi.

3
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Proses Produksi Usaha Kopra di Desa Masara Kecamatan

Napano Kusambi?

2. Bagaimana Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial Usaha Kopra di Desa

Masara Kecamatan Napano Kusambi?

3. Bagaimana Analisis Kelayakan Aspek Finansial Usaha Kopra di Desa

Masara Kecamatan Napano Kusambi?

4. Bagaimana Tingkat Sensitivitas Usaha Kopra terhadap kemungkinan

terjadinya kenaikan biaya produksi 10% dan 20 %?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui Proses Produksi Usaha Kopra di Desa Masara Kecamatan

Napano Kusambi.

2. Mengetahui Bagaimana Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial Usaha

Kopra di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi.

3. Mengetahui Bagaimana Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial Usaha

Kopra di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi.

4. Tingkat Sensitivitas Usaha Kopra terhadap kemungkinan terjadinya

kenaikan biaya produksi 10% dan 20%.

Manfaat atau kegunaan pada penelitian ini adalah:

4
1. Bagi pemilik usaha, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam

mengidentifikasi kelayakan dari usaha.

2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

atau bahan pertimbangan guna mendukung dan lebih memperhatikan usaha-

usaha yang ada di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi.

3. Bagi penelitian selanjutnya, dapat dijadikan sebagai referensi untuk

memperluas wawasan dan mengembangkan penelitian selanjutnya.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelapa

Gambar 2.1 Bahan Baku Kelapa (Asriani, 2021).

Tanaman kelapa dalam (Coconus nucifera. Linn.) merupakan salah satu

komoditas tanaman perkebunan yang strategis karena perannya yang sangat besar

baik sebagai sumber pendapatan masyarakat maupun sumber bahan baku. Terdapat 3

varietas kelapa yang dapat dikenali sebagai kelapa dari Indonesia yakni varietas

kelapa dalam, varietas kelapa deres serta varietas baru yaitu kelapa hibdrida yang

merupakan persilangan antara kelapa dalam dengan kelapa deres. Tanaman kelapa

sering disebut pohon kehidupan karena mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan

manusia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa banyak dimanfaatkan mulai dari

buah, batang hingga daun kelapa (Suyatno et al., 2020).

Hasil utama kelapa ditingkat petani baru dimanfaatkan dalam bentuk produk

primer berupa kelapa butiran, kopra dan minyak goreng yang diolah secara

tradisional. Potensi kelapa banyak yang belum dimanfaatkan karena berbagai kendala

6
terutama teknologi, permodalan dan daya serap pasar yang belum merata. Selain

sebagai salah satu sumber minyak nabati, tanaman kelapa juga sebagai pendapatan

bagi keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyediaan lapangan kerja,

pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai

pendorong tumbuh berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa dan produk

ikutannya di Indonesia (Laapo et al., 2015).

2.2. Komoditas Kopra

Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan (Agustini et al, 2014).

Kopra merupakan bahan baku utama untuk pembuatan minyak kopra selama ini

menjadi komoditi dagang yang banyak dicari importer dari mancanegara. Kopra

umunnya dipergunakan sebagai bahan dasar bagi industry minyak kopra atau minyak

kelapa (coconut oil) dan lemak. Demikian halnya dalam industri kelapa dan lemak

kualitas kopra sangatlah menentukan kualitas produk akhir minyak kelapa dan lemak

yang dihasilkan. Sementara kualitas kopra sangat ditentukan oleh proses pengeringan

untuk mencapai tingkat kadar air yang diinginkan (Trisutrisno et al, 2018). Proses

pengeringan merupakan salah satu tahap kritis dalam proses penanganan pasca panen

buah kelapa yang dihasilkan (Hasan et al, 2021).

Kopra merupakan salah satu jenis olahan daging buah kelapa yang banyak

dimanfaatkan masyarakat sebagai usaha, terutama di tempat-tempat yang memiliki

prospek pertanian (kelapa) yang cukup besar. Banyak yang minati usaha kopra ini

7
karena cara pengolahannya sangatlah mudah dan menggunakan alat atau teknologi

yang sederhana (Asriani et al, 2021).

Kopra yang kualitasnya baik berasal dari buah kelapa yang telah masak, umur

buah 1- 12 bulan yang di tandai dengan perubahan wama kulit luar kelapa dari warna

hijau atau coklat kemerahan menjadi coklat tua. Pemanenan buah kelapa harus di

lakukan dengan tingkat kemasakan buah yang tepat sehingga dapat di peroleh mutu

yang baik. Pemetikan buah yang terlalu tua atau terlalu muda dapat menentukan mutu

kopra. Kualitas kopra dapat ditingkatkan dengan perlakuan menyimpan buah yang

masih utuh selama waktu tertentu sebelum buah diolah menjadi kopra (Setyamidjaja,

2008).

Menurut Edy (2017), Pengolahan buah kelapa menjadi kopra terdiri dari

beberapa tahap pekerjan yaitu sebagai berikut:

Kelapa

Kegiatan Pemetikan

Pengangkutan Kelapa

Pengupasan Sabut

Pembelahan buah Kelapa

8
Pengeringan

Kopra

Sumber: Edy (2017)


Gambar 2.2. Proses pengolahan kelapa menjadi kopra

1) Kegiatan pemetikan

Pemetikan kelapa adalah upayah untuk menurunkan buah kelapa dari pohon

ke permukaan tanah. Ada dua cara pemetikan yaitu secara alami di mana buah

kelapa masak jatuh sendiri dari pohon dan buah masak diambil dengan memanjat

pohon, menggunakan galah, tangga pemanjat atau dengan kera pemanjat. Tanda

buah yang layak dipetik adalah sabut menjadi kering dan berwama cokelat.

2) Pengangkutan

Pengangkutan buah kelapa adalah usaha membawa buah kelapa dari

kebun/lokasi pohon kelapa sampai ke ubit pengolahan. Pengangkutan yang cepat

mampu menghindarkan kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi terhadap

daging buah kelapa.

3) Pengupasan sabut

Pengupasan sabut dilakukan dengan menggunakan alat yang terbuat dari besi

berbentuk seperti iinggis yang berdiri tegak atau vertical setinggi 80 cm dan

ujungnya meruncing keatas. Pada bagian bawah terdapat alat dudukan agar besi

9
tidak masuk kedalam tanah pada saat pengupasan sabut. Caranya pada tangkai

buah di tancapkan keujung Iinggis sampai menembus sabut, sehingga sabut buah

tersebut dapat terkupas. Kemampuan orang rata- rata 500 - 1.000 buah perhari.

4) Pembelahan buah kelapa

Pembelahan buah kelapa merupakan kegiatan memisahkan daging buah

dengan tempurungnya, kelapa butiran di bagi menjadi dua bagian dengan membela

kelapa tersebut dan biasanya kegiatan ini dilaksanakan secara manual yaitii dengan

menggunakan parang atau golok.

5) Kegiatan pengeringan

Kegiatan pengeringan daging buah kelapa di lakukan dengan pengeringan

panas buatan.biasanya dilakukan oleh sebagian besar petani kelapa di dunia

maupun di Indonesia. Karena itu cara ini dikenai dengan cara tradisional dan hasil

kopranya disebut sundried copra.

2.3. Studi Kelayakan Usaha

2.3.1. Konsep Studi Kelayakan Usaha

Menurut Ibrahim (2016) studi kelayakan usaha atau bisnis adalah kegiatan

untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu

kegiatan usaha. Penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis

layak atau tidak layak usaha atau bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan

secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang

tidak ditentukan (Yanuar, 2016). Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara

10
mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakan usaha yang akan dijalankan

akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan

dikeluarkan. Dengan katalain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang

dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan

tujuan yang mereka inginkan (Lubis, 2017).

Menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek

yaitu dari aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, dan aspek social (Nurcahyo,

2011). Usaha atau bisnis memerlukan pemahaman layak atau tidak layak usaha

tersebut untuk di bangun. Sehingga dapat dikatakan juga suatu alat peramalan yang

sangat mumpuni untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,

serta dapat segera mengambil keputusan atas hasil yang diperoleh yakni menerima

atau menolak usaha tersebut (Ruswaji dan Rachmanth, 2018). Studi kelayakan usaha

tidak hanya diperlukan oleh pemrakarsa usaha tetapi juga mampu memberikan

manfaat oleh beberapa pihak yang membutuhkan kelayakan dengan berbagai

kepentingan. Studi kelayakan usaha merupakan langkah awal sebelum memulai

rencana usaha atau bisnis (Raharjo, 2009).

2.3.2. Aspek Studi Kelayakan Finansial dan Non Finansial

Menurut Emawati (2007) Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi

kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui

perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara

pengeluaran dan pendapatan, sperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan

proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan

11
dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Aspek kelayakan

merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan, karena sekalipun aspek lain

tergolong layak, jika studi aspek kelayakan memberikan hasil yang tidak layak, maka

usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi.

1. Aspek Studi Kelayakan Finansial

Adapun komponen yang diperlukan dalam analisis kelayakan finansial adalah

sebagai berikut:

a. Cash Flow

Menurut Umar dan Husein (2003) aliran kas disusun untuk menunjukkan

perubahaan kas selama satu periode tertentu. Memberikan alasan mengenai

perubahaan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber kas dan

penggunaannya.

1. Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang

mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. In Flow terdiri dari penerimaan

penjualan, manfaat tambahan, dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang

paling utama adalah penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.

2. Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang

mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas.

b. Kriteria Kelayakan Finansial

Adapun analisis yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu

usaha adalah:

1. Net Present Value (NPV)

12
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara Present Value dari investasi

dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang

akandatang.

2. Payback Period (PBP)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali

pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain Payback

Pariod merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflownya yang

hasilnya merupakan satuan waktu (husein umar, 2009:197).

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR), metode ini digunakan untuk mencari tingkat

bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa

datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal (husein umar,

2009:198). Internal Rate of Return (IRR), merupakan alat untuk mengukur tingkat

pengembalian hasil intern (Kasmir dan Jakfar 2012:105).

4. Profability Index (PI)

Profibility index (PI) atau Benefit and Cost Ratio (B/C ratio) merupakan rasio

aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang

pengeluaran investasi selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar 2012:108).

2. Aspek Studi Kelayakan Non Finansial

a. Aspek teknis berhubungan dengan kegiatan pembangunan fisik usaha secara teknis

dan pengoperasiannya (Afiyah et al., 2015)

13
b. Aspek manajemen menjadi indikator yang cukup penting dalam penilaian

kelayakan bisnis, karena bisnis yang dijalankan tanpa adanya dukungan

manajemen yang baik akan berpeluang mengalami kegagalan (Agung et al., 2018)

c. Aspek lingkungan, aspek ini digunakan untuk mengetahui dampak dari suau bisnis

terhadap lingkungan sekitar baik dampak positif maupun dampak negative

(Gunawati dan Sudarwati, 2017)

d. Aspek pasar bertujuan untuk melihat peluang dan struktur pasar, mengetahui

potensi pasar yang akan dimasuki, strategi pemasaran yang akan digunakan serta

prospek pasar di masa mendatang (Srikalimah et al., 2019).

2.3.3. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh-

pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Pada bidang pertanian,

perubahan yang terjadi pada kegiatan usaha dapat diakibatkan oleh empat faktor

utama yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan

biaya dan perubahan volume produksi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mencari

beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang masih memenuhi

kriteria minimum kelayakan investasi atau maksimum nilai NPV sama dengan nol,

nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C ratio sama dengan 1 (cateris

paribus) (Kurniati et al., 2018).

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan faktor

variabel yang mengalami fluktuasi dan dapat mengantisipasi akibat yang mungkin

14
terjadi dari perubahan tersebut. Analisis sensitivitas didasarkan pada sensitivitas

investasi perubahan nilai IRR. NPV. B/C dan PP (Sitanggang et al., 2015).

Analisis sensitivitas memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan

cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter

yang mempengaruhi. Analisis ini dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu

parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat pengaruhnya terhadap

akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter parameter yang biasanya berubah

dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan-keputusan dalam studi ekonomi

teknik adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan

sebagainya (Wardana et al., 2020).

2.4. Penelitian Terdahulu

Saleh dan Purba (2017), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk

menghitung besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dan keuntungan yang

diperoleh dalam usaha produksi kopra di desa Pendowo Harjo dan untuk

menganalisis kelayakan usaha produksi kopra di desa Pendowo Harjo. Diperoleh

hasil analisis dengan menggunakan perhitungan NPV, IRR dan Net B/C menunjukan

biaya produksi kopra yang dikeluarkan adalah Rp 1.198.076,11 dan keuntungan

diperoleh per unit produksi adalah Rp 414.598,89. Sedangkan secara finansial usaha

produksi kopra layak untuk dikembangkan dengan NVP Rp 19.668.343,86, nilai IRR

60,75 persen, dan Net B/C dari 1,74.

15
Umar et al., (2015), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui kelayakan usaha kopra secara finansial dan non finansial di Desa

Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwatu. Adapun hasil analisis pada

penelitian ini yaitu secara finansial usaha kopra di Desa Siduwonge Kecamatan

Randangan Kabupaten Pohuwato layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV 9,2

juta, IRR (20,11%), Gross B/C Ratio (1,27), Net B/C Ratio (3,38) dan Payback

Period 7 tahun 6 bulan.

Nurdiana et al., (2021), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pendapatan usaha kopra dan besarnya R/C ratio kopra persatu kali

produksi di Desa Bontolempangan Kecamatan Buki Kabupaten Selayar. Diperoleh

hasil bahwa usaha kopra menguntungkan bagi petani dengan total pendapatan sebesar

Rp, 23.786.075 per periode selama empat bulan dengan rata-rata pendapatan adalah

sebesar Rp 1.036.333, R/C ratio sebesar 1,3 menunjukan bahwa usaha kopra di Desa

Bontolempangan Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar layak untuk

diusahakan.

Kuswanto, (2016), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan kelayakan usaha pengolahan produk turunan kelapa secara finansial.

Hasil finansial usaha pengolahan produk turunan kelapa menunjukan nilai NPV

positif pada tingkat discount factor 15,5%, nilai IRR lebih besar dari suku bunga

actual, nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu dan PBP usaha tidak melebihi masa

proyek. Jadi dapat disimpulkan analisis kelayakan finansial usaha produk turunan

kelapa di Provinsi Jambi layak untuk dikembangkan.

16
Edy (2017), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

besarnya pendapatan yang diterima oleh petani dari usaha kopra serta mengetahui

besarnya nilai kelayakan usaha kopra di Desa Sribatara Kecamatan Lasalimu

Kabupaten Buton. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang

diterima oleh petani di Desa Sribatara Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton yaitu

13.518.209 pertahun dan hasil analisis kelayakan usaha nilai kelayakan sebesar 4,67.

Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa setiap biaya yang dikeluarkan Rp 1 akan

memberikan penerimaan Rp 4,67 sehingga bisa dikatakan usaha kopra di Desa

Sribatara yang dilakukan petani kopra tersebut menguntungkan dan layak

dibudidayakan serta dikembangkan karena R/C > 1.

Marliyah et al., (2019), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan melihat

besarnya pendapatan Usaha Kopra di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu

Kabupaten Pasangkayu serta mengetahui Kelayakan Usaha Kopra di Desa Kalola

Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu. Kesimpulan dari hasil penelian ini

bahwa Rata-rata penerimaan pengusaha kopra asap sebesar Rp. 25.482.286,6/tahun

dengan rata-rata produksi kopra 5.400,4 kg/tahun. Hal ini disebabkan karena harga

kopra yang terlalu rendah yaitu Rp 4.900/kg. Rata-rata biaya produksi yang

dikeluarkan pengusaha kopra asap sebesar Rp. 22.498.647,9/tahun. Rata-rata

pendapatan petani pengusaha kopra asap sebesar Rp. 2.983.638,7/tahun. Hal ini

disebabkan karena besarnya biaya oprasional yang dikeluarkan pada saat pengolahan

17
kopra terlalu tinggi. Hasil analisis Kelayakan Usaha diperoleh R/C Usaha Kopra

adalah 1,13. Artinya usaha kopra layak untuk diusahakan.

2.5. Kerangka Pikir Penelitian

Usaha Kopra di Desa Masara merupakan suatu usaha industry rumah tangga

yang menjadi pilihan bagi masyarakat Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi

karena dianggap sebagai komoditas yang bernilai jual yang cukup tinggi. Penelitian

ini diarahkan untuk mengetahui kalayakan finansial dan non finansial industry rumah

tangga usaha kopra, sehingga dapat dinilai layak atau tidaknya usaha tersebut untuk

dilaksanakan. Dalam pengembangan usaha kopra, maka terlebih dahulu diidentifikasi

karakteristik usaha tersebut dengan melihat aspek finansialnya. Analisis kelayakan ini

terbagi atas dua aspek yaitu finansial dan aspek non finansial. Untuk menentukan

aspek finansial pertama dianalisis Cash Flow sebagai landasan untuk melakukan

pengukuran dengan beberapa kriteria kelayakan finansial, yang meliputi: NPV, IRR,

B/C Ratio dan Payback Period. Sedangkan aspek non finansial pertama dianalisis

aspek pasar, aspek teknik, aspek pemasaran dan aspek manajemen. Setelah

mendapatkan hasil tentang studi kelayakan pada usaha kopra tersebut, maka dapat

disimpulkan apakah usaha tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dikatakan layak,

selanjutnya usaha dianalisis sensitivitasnya untuk mengetahui kenaikan biaya

produksi 10% dan 20% terhadap perubahan yang jelas untuk mengukur apakah usaha

kopra masih bisa dijalankan atau tidak. Adapun karangka pemikiran seperti yang

terdapat pada Gambar 2.3 berikut.

18
Industri Rumah Tangga Usaha Kopra

Proses Produksi

Analisis Kelayakan Usaha


Aspek Finansial:
1. Cash Flow
− Inflow
− Outflow
2. Kriteria Kelayakan Usaha
− NPV (Net Present Value)
− IRR (Internal Rate of Return)
− B/C Ratio
− PBP (Payback Period)
Aspek Non Finansial:
1. Aspek Pasar
2. Aspek Teknik
3. Aspek Pemasaran
4. Aspek Manajemen

Layak Hasil Analisis Tidak Layak

Analisis Sensitivitas

Layak Tidak Layak

Gambar 2.3. Kerangka Pikir Penelitian

19
III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada industri rumah tangga usaha Kopra

yang beralamat di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi, Kabupaten Muna

Barat, Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja, dengan

pertimbangan bahwa indutri rumah tangga usaha Kopra ini mampu bertahan ditengah

persaingan usaha-usaha sejenis lainnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-

September 2022.

3.2. Alat dan Bahan

Pada penelitian ini tidak memerlukan bahan, namun alat bantu dalam

pengolahannya menggunakan software microsoft office excel 2019 dan kalkulator.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Metode pengambilan sampel

yang digunakan adalah non probability sampling yaitu tidak semua populasi memiliki

kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah pemilik usaha industry rumah tangga usaha kopra sejumlah 2 indutri

rumah tangga.

20
3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini memakai metode kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan

sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pengamatan dan

wawancara langsung dengan pemilik industry rumah tangga usaha kopra.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

provinsi Sulawesi Tenggara browsing internet, jurnal, dan literature instansi-

instansi pemerintah dan sumber pustaka lainnya yang berkaitan dengan judul

penelitian.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey pada industry

rumah tangga usaha kopra. Metode survei adalah suatu pendekatan yang digunakan

dengan cara mewawancarai sejumlah kecil populasi, yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi tentang jumlah sampel yang besar dengan menggunakan

kuesioner, wawancara, dokumentasi dan observasi langsung di daerah penelitian.

3.6. Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

dilakukan untuk mengetahui karakteristik industri rumah tangga usaha Kopra tersebut

yang disajikan pada aspek kelayakan usaha dalam bentuk uraian deskriptif, tabel,

21
bagan, atau gambar untuk mempermudah pemahaman. Sedangkan data kuantitatif

disajikan untuk mengetahui keadaan usaha atau indutri secara fiansial seperti Net

Present Value (NPV), Internal Rute Return (IRR), Net B/C Ratio dan Payback

Period (PP). Adapun metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial dan

non finansial pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

 Aspek Finansial:

1. Net Present Value (NPV)

Metode untuk menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang

penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Adapun rumus yang digunakan

untuk menghitung Net Present Value (NPV) ialah sebagai berikut :


𝒕 =𝒏
𝑩𝒕 − 𝑪𝒕
𝑵𝑷𝑽 = ∑
(𝟏 + 𝒊)𝒕
𝑰=𝟏

Sumber: Kadariah dan Clive (1999)

Keterangan:

NPV = Net Present Value (dalam rupiah)

Ct = Aliran kas pada tahun ke t

t = Priode waktu (tahun 2020-2022)

Apabila :

NPV > 0, maka investasti yang dilakukan akan menguntungkan sehingga usaha

tersebut layak untuk dilaksanakan.

MPV < 0, maka investasti yang dilakukan akan merugikan sehingga usaha terssebut

tidak layak untuk dilaksanakan.

22
NPV = 0, maka investasti yang dilakukan tidak untung atau tidak rugi.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Metode untuk mengukur tingkat pengembalian hasil. IRR merupakan tingkat

bunga antara aliran kas keluar dengan aliran kas masuk yang diharapkan. Metode ini

memperhitungkan nilai waktu uang, jadi arus kas didiskontokan atas dasar tingkat

suku bunga. Rumus yang digunakan sama dengan nilai sekarang bersih atau Net

Present Value (NPV), perbedaannya adalah dalam metode tingkat kembali investasi

atau Internal Rate of Return (IRR) nilai i (bunga) tidak diketahui dan harus dicari

dengan cara trial and error. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung

Internal Rate of Return (IRR) ialah sebagai berikut :

𝑵𝑷𝑽𝟏
𝑰𝑹𝑹 = 𝒊𝟏 (𝒊𝟐 − 𝒊𝟏 )
𝑵𝑷𝑽𝟏 − 𝑵𝑷𝑽𝟐

Sumber: Kadariah dan Clive (1999)

Keterangan :

I1 : Suku bunga kecil

I2 : Suku bunga besar

NPV1 : Nilai bersih sekarang yang diperoleh dari faktor I1 (yang negatif)

NPV2 : Nilai bersih sekarang yang diperoleh dari faktor I2 (yang positif)

Kriteria:

a. IRR > r, usaha kopra layak/untung

b. IRR < r, usaha kopra tidak layak/rugi

c. IRR = r, usaha kopra berada pada titik impas.

23
3. Payback Period (PBP)

Metode Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk

menutup kembali pengeluaran investasi dengan mengunakan aliran kas, dengan kata

lain Payback Periode merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash

inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Rumus Payback Period (PBP)

sebagai berikut:

𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒗𝒂𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊
𝑷𝑷 (𝑷𝒂𝒚𝒃𝒂𝒄𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅) = 𝒙 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝑩𝒆𝒔𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒍𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒔 𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌

Sumber: Kadariah dan Clive (1999)

Keterangan :

BC = Benefit Cost Ratio

N = Jumlah tahun

t = Tahun ke (0,1,2,3,4)

Bt-Ct = Benefit netto dalam tahun

I = discount rate

Penilaian kelayakan finasial berdasarkan Net B/C Ratio yaitu:

- Net B/C Ratio > 1, maka usaha kopra layak untuk dapat dilaksanakan.

- Net B/C Ratio = 1, usaha kopra impas antara biaya dan manfaat sehingga terserah

kepada pengambilan keputusan untuk dilaksanakan atau tidak.

- Net B/C Ratio < 1, maka usaha kopra tidak layak atau tidak dapat dilaksanakan.

4. Profitability Index (PI)

24
Merupakan perbandingan antara nilai sekarang penerimaan bersih di masa

yang akan datang dengan nilai investasi proyek. Proyek dikatakan menguntungkan

bila nilai Profitability Index (PI) lebih besar dari 1 dan berlaku sebaliknya. Adapun

rumus yang digunakan untuk menghitung Profitability Index (PI) ialah sebagai

berikut:

∑𝒏𝒊=𝟏 𝑰 − ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑩ᵢ𝐜𝐩 − 𝟏


𝑷𝑷 = 𝑻ₚ₋₁ +
𝑩ₚ
Sumber: Kadariah dan Clive (1999)

Keterangan:

Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PP

1i = Jumlah investasi yang telah di discount

Bicp-1 = Jumlah pendapatan yang telah di discount sebelum PP

Bp = Jumlah pendapatan pada PP

 Aspek Non Finansial :

a. Aspek teknis dalam penelitian ini akan menganalisis mengenai lokasi produksi

usaha kopra, bahan baku produksi kopra, teknologi yang digunakan, tata ruang

produksi kopra serta proses kegiatan produksi usaha kopra.

b. Aspek manajemen menganalisis tentang manajemen kegiatan usaha kopra seperti

struktur industry rumah tangga, hak dan kewajiban, jumlah dan kualifikasi tenaga

kerja yang digunakan.

c. Aspek lingkungan pada penelitian ini akan menganalisis mengenai dampak yang

diberikan oleh industry rumah tangga usaha kopra terhadap lingkungan sekitarnya.

25
d. Aspek pasar, menganalisis mengenai permintaan pasar, pangsa pasar, peluang dan

juga strategi pemasaran serta bauran pemasaran.

3.7. Konsep Operasional

Definisi operasional dari variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini akan

diuraikan sebagai berikut :

1. Usaha Kopra merupakan salah satu usaha industry rumah tangga yang di olah dari

buah kelapa melalui proses pengeringan dengan menggunakan cahaya sinar

matahari langsung, pengovenan atau pengasapan.

2. Benefit (penerimaan), adalah hasil perkalian dari hasil produksi dengan harga jual

(Rp).

3. Net Benefit (pendapatan) merupakan selisih dari penerimaan dengan seluruh biaya

yang dikeluarkan dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

4. Net Present Value (NPV) merupakan nilai bersih sekarang (Present Value) dari

selisih antara Benefit (manfaat) dan Cost (biaya) pada Discount Rate tertentu dan

dinilai dalam satuan rupiah (Rp).

5. B/C Ratio merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap

total dari biaya bersih.

6. Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk

mengetahui persentase keuntungan dari suatu usaha tiap tahun.

26
7. Payback Period (PBP) merupakan jangka waktu kembalinya seluruh investasi

yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha dan

dinyatakan dalam satuan tahun

8. Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah pemilik usaha dan karyawan

industry rumah tangga usaha kopra.

27
DAFTAR PURTAKA

Afiyah A dan Muhammad SD. 2015. Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian
Home Industry (Studi Kasus pada Home Industry Cokelat “Cozy”
Kademangan Blitar). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 23 (1). 1–11.

Agung G, Sitepu M dan Panjaitan F. 2018. Analisis Studi Kelayakan Pengembangan


Usaha “Umkm” Jeruk Kunci Melati di Kota Pangkalpinang di Tinjau dari
Aspek Finansial. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis. Vol 24 (2). 12–
18.

Agustini V, Burhan, Rahman dan Askur. 2014. Optimasi Suhu dan Waktu
Pengeringan Kopra Putih Dengan Pemanasan Tidak Langsung (Indirect
Drying).Jurnal Agrointek. Vol 8 (2) :85-95.

Asriani, Herdiansyah D, Ardiansyah, Rianda L. 2021. Faktor yang Mempengaruhi


Pengembangan Industri Kopra: Studi Kasus Kabupaten Konawe Kepulauan
Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroindustri. Vol 7 (2).

[BPS] Badan Pusat Statistik Sultra. 2021. Sulawesi Tenggara.


[BPS] Badan Pusat Statistik Sultra. 2020. Sulawesi Tenggara.

Edy S. 2017.Studi Kelayakan Usaha Kopra di Desa Sribatara Kecamatan Lasalimu


Kabupaten Buton.Jurnal Agribisnis. Vol 1 (2).

Emawati. 2007. Ananlisis Kelayakan Finansial Industri Tahu (Studi Kasus: Usaha
Tahu Bintaro, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten). Skripsi.Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Faradiba B., dan Musmulyadi. 2020. Analisis Studi Kelayakan Bisnis Usaha
Waralaba Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian “Alpokat Kocok
Doubig” di Makassar. PAY Jurnal Keuangan dan Perbankan. 2 (2): 52-61.

Hasan MH dan Baharuddin I. 2021.Kontribusi Usaha Kelapa Menjadi Kopra


Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kelurahan Gubukusuma
Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan.Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan. Vol 7 (7).

Herdhiansyah D, Sudarmi, Sakir, dan Asriani. 2021. Analisis Faktor Prioritas


Pengembangan Komoditas Perkebunan Unggulan dengan Metode AHP
(Analtycal Hierarchy Process).Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 10 (2):
239-251.

28
Kadariah LK dan Clive G. 1999.Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. Mack.

Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Kurniati H dan Susilowati E. 2018. Analisis Kelayakan dan Sensitivitas : Studi Kasus
Industri Kecil Tempe Kopti Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 10 (2) : 102-117.

Kusuma dan Mayasti. 2014. Analisa kelayakan finasial pengembangan usaha


produksi komoditas lokal: mie berbasis jagung, Jurnal AGRITECH
universitas Gadjah Mada. Vol 34 (2) : 194-202.

Laapo A, Neeke H dan Antara M. 2015. Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah
Kelapa menjadi Kopra di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara
Kabupaten Banggai Kepulaun. Jurnal Agrotekbis. Vol 3 (4) : 532-542.

Lamusa A dan Gafur A. 2017.Analisis Pendapatan Usaha Kopra di Desa Meli


Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala.Jurnal Agrotekbis. Vol 5 (2) :
249 – 253.

Marliyah, Amiruddin dan Nasrun MS. 2019.Analisis pendapatan dan kelayakan usaha
kopra di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten pasangkayu
Provinsi Sulawesi Barat.

Nurdiana, Nurwahida, Marhawati, Mustari dan Rahmatullah. 2021. Analisis


Pendapatan dan Kelayakan Usaha Kopra.Jambura Economis Education
Journal.Vol 3 (1).

Risna, Rianda L, dan Herdiansyah D. 2019. Analisis Prospek Pengembangan Usaha


di Kecamatan Poleang Selatan Kabupaten Bombana.Jurnal Sains dan
Teknologi Pangan. Vol 4 (4).

Sandriani NK. 2013. Analisis Komparatif Usaha Kopra 1 Di Desa Puntari Makmur
Kecamatan Witaponda. Jurnal Agrotekbis. Vol 2 (2) : 199-204.

Saleh W dan Purba YZW. 2017. An analysis of the feasibility of the copra business in
the village of Pendowo Harjo, sub-district of Sungsang, Banyuasin Regency.
Internarional Journal Symposium on Food and Agro-biodiversity. Vol 1 (2).

29
Sitanggang MM, Nurainy F dan Nawansih O. 2015. Analisis Finansial dan
Sensitivitas Usaha Kecil Menengah Dodol Coklat. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. Vol 15 (3): 220-225.

Srikalimah S, Nadhiroh U dan Malikah R. 2019. Analisis Studi Kelayakan Usaha


Home Industry Pengolahan dan Pengemasan Tahu pada UD Djawa Mandiri.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Vol 1 (2) : 144–154.

Syarbaini A. 2015. Kelayakan Potensi Pengembangan Usaha Es Susu Jagung Manis


(Zea Mays Sacc.). Jurnal Pertanian. Vol 6 (1) : 21–34.

Trisutrisno SB, Geo LO dan Limi MA. 2018. Analisis Nilai Tambah Usaha Kopra di
Desa Karya Bhakti Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton
Utara.Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian. Vol 3 (3),63-69.

Umar Y, Boekoesoe Y dan Murtisari A. 2015. Analisis Kelayakan Finansial dan Non
Finansial pada Usaha Kopra di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan
Kabupaten Pohuwato.Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan
Daerah. Vol 2 (4).

Umar dan Husein. 2003. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara
Konfrehensif. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.

Umar dan Husein. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kesepuluh. PT Gramedia
Pustaka Umum. Jakarta.

Wardana K, Hasugian IA dan Ingrid F. 2020. Analisis Kelayakan dan Sensitivitas :


Studi kasus UKM Mochi Kecamatan Medan Selayang. Buletin Utama
Teknik. Vol 15 (2).

30
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KOPRA PADA INDUSTRI RUMAH


TANGGA DI DESA MASARA KECAMATAN NAPANO KUSAMBI

Hari/Tanggal:

DATA RESPONDEN

NAMA : ………………………………………………………..

UMUR : …………………..(Tahun)

ALAMAT : ………………………………………………………..

JENIS KELAMIN : ……………………………………………………….

Daftar Pertanyaan

Gambaran Umum Usaha Kopra

1. Bagaimana sejarah berdirinya industry rumah tangga usaha kopra?

2. Apa tujuan berdirinya usaha ini?

3. Dimana alamat lokasi industry rumah tangga usaha kopra?

4. Bagaimana kondisi lokasi dan kelayakan usaha kopra?

31
5. Bagaimana proses produksi atau tahapan pembuatan kelapa menjadi kopra pada

industry rumah tangga di Desa Masara ini?

6. Berapa jumlah pekerja di tempat industry rumah tangga usaha kopra?

7. Bagaimana cara mengembangkan usaha kopra? Langkah-langkah apa saja yang

digunakan industry rumah tangga usaha kopra dalam mengembangkan usahanya?

8. Bagaimana kelayakan usaha pada industry rumah tangga baik secara finansial dan

non finansial?

32

Anda mungkin juga menyukai