Oleh:
NURMIN
NIM. Q1A118067
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2022
ANALISIS KELAYAKAN USAHA KOPRA PADA INDUSTRI RUMAH
TANGGA DI DESA MASARA KECAMATAN NAPANO KUSAMBI
KABUPATEN MUNA BARAT
Proposal
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi pada Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Oleh:
NURMIN
NIM. Q1A1 18 067
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2022
i
PERNYATAAN
Materai
Rp. 10.000
NURMIN
NIM. Q1A118067
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Analisis Kelayakan Usaha Kopra Pada Industri Rumah Tangga di
Barat
Nama : Nurmin
Menyetujui;
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui;
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Zat yang
telah menciptakan alam semesta, kehidupan dan manusia, berkah izin dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada Nabi Allah, Muhammad Shalallahu Alahi Wasallam Sang
revolusioner sejati yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Proposal ini berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Kopra Pada Industri Rumah
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
penulis Ayahanda La Anti dan Ibunda Asma yang selalu memberikan dukungan,
nasehat, dan do’a yang di berikan selama ini. Ucapan terima kasih juga penulis
haturkan Kepada Bapak Prof. Dr. Ir La Rianda, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu
Dr. Yusna Indarsyih, S.P., M.S selaku pembimbing II yang telah banyak membantu
baik secara moral maupun bimbingan, saran, kritik, nasehat, serta permohonan maaf
atas segala kesalahan penulis baik yang disengaja maupun tidak disengaja mulai awal
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa ........................................................................................... 6
2.2. Komoditas Kopra. ......................................................................... 7
2.3. Studi Kelayakan Usaha ................................................................. 10
2.3.1. Konsep Studi Kelayakan Usaha ......................................... 10
2.3.2. Studi kelayakan Finansial dan Non Finansial .................... 11
2.3.3. Analisis Sensitivitas ........................................................... 14
2.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 15
2.5. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 16
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 20
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 20
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................... 20
3.4. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 21
3.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 21
3.6. Analisis Data................................................................................. 21
3.7. Konsep Operasional ...................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
Kelapa merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi
karena hampir semua bagian tanaman kelapa dapat memberikan manfaat bagi
manusia. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomis, karena buah kelapa
dapat menambah produk kelapa menjadi berbagai macam produk olahan seperti
minyak kelapa, gula kelapa, dan daging buah kelapa yang berwarna putih dan keras
dapat diambil dan dikeringkan menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual
yang cukup tinggi serta menjadi komoditas perdagangan yang disebut dengan kopra
di sub sektor perkebunan. Pada sektor ini sebagian besar masyarakatnya adalah
Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai 59,664 hektar pada tahun 2020, dengan
total hasil 41,028 ton. Komoditas pertanian tradisional seperti kopra, minyak kelapa
Tenggara 2021).
adalah tanaman kelapa. Tanaman ini dikenal dengan sebutan pohon kehidupan. Hal
ini disebabkan hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
1
manusia. Bagian-bagian tanaman yang berguna tersebut adalah batang, daun, sabut,
Tenggara (BPS Sulawesi Tenggara 2020). Kabupaten Muna Barat adalah salah satu
daerah penghasil kopra di Sulawesi Tenggara. Hal ini berdasarkan statistik dari
menghasilkan 932 ton kelapa pada tahun 2020. Namun, karena petani kelapa di
Kabupaten Muna Barat hanya mengolah kelapa dalam bentuk kopra dengan cara
manual atau tradisional yang telah diturunkan secara turun temurun, maka kondisi
kesejahteraan mereka.
Kopra merupakan salah satu hasil produk olahan kelapa yang banyak
unggulan yang sangat menjanjikan serta menjadi tumpuan harapan masa depan bagi
Usaha kopra ini merupakan salah satu mata pencaharian bagi masyarakat
Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi. Hal ini diketahui dari banyaknya petani
kelapa yang ada di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi. Usaha kopra ini dapat
2
kesejahteraan usaha kopra maka kita dapat melihat dari tingkat pendapatannya.
Pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Menentukan layak atau
tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Studi kelayakan apabila
dilakukan secara profesional akan dapat berperan penting dalam peroses pengambilan
terhadap suatu usaha yaitu untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang
terlalu besar terhadap kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan yang dapat
yang ada di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi, permasalahan yang terdapat
pada usaha ini yaitu melihat sejauh mana tingkat kelayakan usaha kopra di Desa
Masara Kecamatan Napano Kusambi dari aspek finansial dan non finansial mengenai
layak atau tidak layak usaha kopra di Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi
untuk dijalankan dan dikembangkan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka
penting dilakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha kopra di Desa Masara
3
1.2. Rumusan Masalah
Napano Kusambi?
Napano Kusambi.
4
1. Bagi pemilik usaha, penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam
2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa
komoditas tanaman perkebunan yang strategis karena perannya yang sangat besar
baik sebagai sumber pendapatan masyarakat maupun sumber bahan baku. Terdapat 3
varietas kelapa yang dapat dikenali sebagai kelapa dari Indonesia yakni varietas
kelapa dalam, varietas kelapa deres serta varietas baru yaitu kelapa hibdrida yang
merupakan persilangan antara kelapa dalam dengan kelapa deres. Tanaman kelapa
sering disebut pohon kehidupan karena mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
manusia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa banyak dimanfaatkan mulai dari
Hasil utama kelapa ditingkat petani baru dimanfaatkan dalam bentuk produk
primer berupa kelapa butiran, kopra dan minyak goreng yang diolah secara
tradisional. Potensi kelapa banyak yang belum dimanfaatkan karena berbagai kendala
6
terutama teknologi, permodalan dan daya serap pasar yang belum merata. Selain
sebagai salah satu sumber minyak nabati, tanaman kelapa juga sebagai pendapatan
bagi keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyediaan lapangan kerja,
pendorong tumbuh berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa dan produk
Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan (Agustini et al, 2014).
Kopra merupakan bahan baku utama untuk pembuatan minyak kopra selama ini
menjadi komoditi dagang yang banyak dicari importer dari mancanegara. Kopra
umunnya dipergunakan sebagai bahan dasar bagi industry minyak kopra atau minyak
kelapa (coconut oil) dan lemak. Demikian halnya dalam industri kelapa dan lemak
kualitas kopra sangatlah menentukan kualitas produk akhir minyak kelapa dan lemak
yang dihasilkan. Sementara kualitas kopra sangat ditentukan oleh proses pengeringan
untuk mencapai tingkat kadar air yang diinginkan (Trisutrisno et al, 2018). Proses
pengeringan merupakan salah satu tahap kritis dalam proses penanganan pasca panen
Kopra merupakan salah satu jenis olahan daging buah kelapa yang banyak
prospek pertanian (kelapa) yang cukup besar. Banyak yang minati usaha kopra ini
7
karena cara pengolahannya sangatlah mudah dan menggunakan alat atau teknologi
Kopra yang kualitasnya baik berasal dari buah kelapa yang telah masak, umur
buah 1- 12 bulan yang di tandai dengan perubahan wama kulit luar kelapa dari warna
hijau atau coklat kemerahan menjadi coklat tua. Pemanenan buah kelapa harus di
lakukan dengan tingkat kemasakan buah yang tepat sehingga dapat di peroleh mutu
yang baik. Pemetikan buah yang terlalu tua atau terlalu muda dapat menentukan mutu
kopra. Kualitas kopra dapat ditingkatkan dengan perlakuan menyimpan buah yang
masih utuh selama waktu tertentu sebelum buah diolah menjadi kopra (Setyamidjaja,
2008).
Menurut Edy (2017), Pengolahan buah kelapa menjadi kopra terdiri dari
Kelapa
Kegiatan Pemetikan
Pengangkutan Kelapa
Pengupasan Sabut
8
Pengeringan
Kopra
1) Kegiatan pemetikan
Pemetikan kelapa adalah upayah untuk menurunkan buah kelapa dari pohon
ke permukaan tanah. Ada dua cara pemetikan yaitu secara alami di mana buah
kelapa masak jatuh sendiri dari pohon dan buah masak diambil dengan memanjat
pohon, menggunakan galah, tangga pemanjat atau dengan kera pemanjat. Tanda
buah yang layak dipetik adalah sabut menjadi kering dan berwama cokelat.
2) Pengangkutan
3) Pengupasan sabut
Pengupasan sabut dilakukan dengan menggunakan alat yang terbuat dari besi
berbentuk seperti iinggis yang berdiri tegak atau vertical setinggi 80 cm dan
ujungnya meruncing keatas. Pada bagian bawah terdapat alat dudukan agar besi
9
tidak masuk kedalam tanah pada saat pengupasan sabut. Caranya pada tangkai
buah di tancapkan keujung Iinggis sampai menembus sabut, sehingga sabut buah
tersebut dapat terkupas. Kemampuan orang rata- rata 500 - 1.000 buah perhari.
dengan tempurungnya, kelapa butiran di bagi menjadi dua bagian dengan membela
kelapa tersebut dan biasanya kegiatan ini dilaksanakan secara manual yaitii dengan
5) Kegiatan pengeringan
maupun di Indonesia. Karena itu cara ini dikenai dengan cara tradisional dan hasil
Menurut Ibrahim (2016) studi kelayakan usaha atau bisnis adalah kegiatan
untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha. Penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis
layak atau tidak layak usaha atau bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan
secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang
tidak ditentukan (Yanuar, 2016). Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara
10
mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakan usaha yang akan dijalankan
akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan
Menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek
yaitu dari aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, dan aspek social (Nurcahyo,
2011). Usaha atau bisnis memerlukan pemahaman layak atau tidak layak usaha
tersebut untuk di bangun. Sehingga dapat dikatakan juga suatu alat peramalan yang
serta dapat segera mengambil keputusan atas hasil yang diperoleh yakni menerima
atau menolak usaha tersebut (Ruswaji dan Rachmanth, 2018). Studi kelayakan usaha
tidak hanya diperlukan oleh pemrakarsa usaha tetapi juga mampu memberikan
Menurut Emawati (2007) Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi
proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan
11
dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Aspek kelayakan
merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan, karena sekalipun aspek lain
tergolong layak, jika studi aspek kelayakan memberikan hasil yang tidak layak, maka
usulan proyek akan ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi.
sebagai berikut:
a. Cash Flow
Menurut Umar dan Husein (2003) aliran kas disusun untuk menunjukkan
penggunaannya.
1. Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang
penjualan, manfaat tambahan, dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang
paling utama adalah penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.
2. Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang
usaha adalah:
12
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara Present Value dari investasi
akandatang.
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain Payback
Pariod merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflownya yang
Internal Rate of Return (IRR), metode ini digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa
datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal (husein umar,
2009:198). Internal Rate of Return (IRR), merupakan alat untuk mengukur tingkat
Profibility index (PI) atau Benefit and Cost Ratio (B/C ratio) merupakan rasio
aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang
a. Aspek teknis berhubungan dengan kegiatan pembangunan fisik usaha secara teknis
13
b. Aspek manajemen menjadi indikator yang cukup penting dalam penilaian
manajemen yang baik akan berpeluang mengalami kegagalan (Agung et al., 2018)
c. Aspek lingkungan, aspek ini digunakan untuk mengetahui dampak dari suau bisnis
d. Aspek pasar bertujuan untuk melihat peluang dan struktur pasar, mengetahui
potensi pasar yang akan dimasuki, strategi pemasaran yang akan digunakan serta
pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Pada bidang pertanian,
perubahan yang terjadi pada kegiatan usaha dapat diakibatkan oleh empat faktor
utama yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan
biaya dan perubahan volume produksi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mencari
beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang masih memenuhi
kriteria minimum kelayakan investasi atau maksimum nilai NPV sama dengan nol,
nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C ratio sama dengan 1 (cateris
variabel yang mengalami fluktuasi dan dapat mengantisipasi akibat yang mungkin
14
terjadi dari perubahan tersebut. Analisis sensitivitas didasarkan pada sensitivitas
investasi perubahan nilai IRR. NPV. B/C dan PP (Sitanggang et al., 2015).
yang mempengaruhi. Analisis ini dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu
teknik adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan
Saleh dan Purba (2017), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk
diperoleh dalam usaha produksi kopra di desa Pendowo Harjo dan untuk
hasil analisis dengan menggunakan perhitungan NPV, IRR dan Net B/C menunjukan
diperoleh per unit produksi adalah Rp 414.598,89. Sedangkan secara finansial usaha
produksi kopra layak untuk dikembangkan dengan NVP Rp 19.668.343,86, nilai IRR
15
Umar et al., (2015), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui kelayakan usaha kopra secara finansial dan non finansial di Desa
penelitian ini yaitu secara finansial usaha kopra di Desa Siduwonge Kecamatan
Randangan Kabupaten Pohuwato layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV 9,2
juta, IRR (20,11%), Gross B/C Ratio (1,27), Net B/C Ratio (3,38) dan Payback
mengetahui pendapatan usaha kopra dan besarnya R/C ratio kopra persatu kali
hasil bahwa usaha kopra menguntungkan bagi petani dengan total pendapatan sebesar
Rp, 23.786.075 per periode selama empat bulan dengan rata-rata pendapatan adalah
sebesar Rp 1.036.333, R/C ratio sebesar 1,3 menunjukan bahwa usaha kopra di Desa
diusahakan.
Hasil finansial usaha pengolahan produk turunan kelapa menunjukan nilai NPV
positif pada tingkat discount factor 15,5%, nilai IRR lebih besar dari suku bunga
actual, nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu dan PBP usaha tidak melebihi masa
proyek. Jadi dapat disimpulkan analisis kelayakan finansial usaha produk turunan
16
Edy (2017), Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
besarnya pendapatan yang diterima oleh petani dari usaha kopra serta mengetahui
diterima oleh petani di Desa Sribatara Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton yaitu
13.518.209 pertahun dan hasil analisis kelayakan usaha nilai kelayakan sebesar 4,67.
Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa setiap biaya yang dikeluarkan Rp 1 akan
dengan rata-rata produksi kopra 5.400,4 kg/tahun. Hal ini disebabkan karena harga
kopra yang terlalu rendah yaitu Rp 4.900/kg. Rata-rata biaya produksi yang
pendapatan petani pengusaha kopra asap sebesar Rp. 2.983.638,7/tahun. Hal ini
disebabkan karena besarnya biaya oprasional yang dikeluarkan pada saat pengolahan
17
kopra terlalu tinggi. Hasil analisis Kelayakan Usaha diperoleh R/C Usaha Kopra
Usaha Kopra di Desa Masara merupakan suatu usaha industry rumah tangga
yang menjadi pilihan bagi masyarakat Desa Masara Kecamatan Napano Kusambi
karena dianggap sebagai komoditas yang bernilai jual yang cukup tinggi. Penelitian
ini diarahkan untuk mengetahui kalayakan finansial dan non finansial industry rumah
tangga usaha kopra, sehingga dapat dinilai layak atau tidaknya usaha tersebut untuk
karakteristik usaha tersebut dengan melihat aspek finansialnya. Analisis kelayakan ini
terbagi atas dua aspek yaitu finansial dan aspek non finansial. Untuk menentukan
aspek finansial pertama dianalisis Cash Flow sebagai landasan untuk melakukan
pengukuran dengan beberapa kriteria kelayakan finansial, yang meliputi: NPV, IRR,
B/C Ratio dan Payback Period. Sedangkan aspek non finansial pertama dianalisis
aspek pasar, aspek teknik, aspek pemasaran dan aspek manajemen. Setelah
mendapatkan hasil tentang studi kelayakan pada usaha kopra tersebut, maka dapat
disimpulkan apakah usaha tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dikatakan layak,
produksi 10% dan 20% terhadap perubahan yang jelas untuk mengukur apakah usaha
kopra masih bisa dijalankan atau tidak. Adapun karangka pemikiran seperti yang
18
Industri Rumah Tangga Usaha Kopra
Proses Produksi
Analisis Sensitivitas
19
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada industri rumah tangga usaha Kopra
Barat, Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja, dengan
pertimbangan bahwa indutri rumah tangga usaha Kopra ini mampu bertahan ditengah
persaingan usaha-usaha sejenis lainnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-
September 2022.
Pada penelitian ini tidak memerlukan bahan, namun alat bantu dalam
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah non probability sampling yaitu tidak semua populasi memiliki
kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah pemilik usaha industry rumah tangga usaha kopra sejumlah 2 indutri
rumah tangga.
20
3.4. Jenis dan Sumber Data
sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pengamatan dan
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
instansi pemerintah dan sumber pustaka lainnya yang berkaitan dengan judul
penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey pada industry
rumah tangga usaha kopra. Metode survei adalah suatu pendekatan yang digunakan
Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
dilakukan untuk mengetahui karakteristik industri rumah tangga usaha Kopra tersebut
yang disajikan pada aspek kelayakan usaha dalam bentuk uraian deskriptif, tabel,
21
bagan, atau gambar untuk mempermudah pemahaman. Sedangkan data kuantitatif
disajikan untuk mengetahui keadaan usaha atau indutri secara fiansial seperti Net
Present Value (NPV), Internal Rute Return (IRR), Net B/C Ratio dan Payback
Period (PP). Adapun metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial dan
Aspek Finansial:
Metode untuk menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Adapun rumus yang digunakan
Keterangan:
Apabila :
NPV > 0, maka investasti yang dilakukan akan menguntungkan sehingga usaha
MPV < 0, maka investasti yang dilakukan akan merugikan sehingga usaha terssebut
22
NPV = 0, maka investasti yang dilakukan tidak untung atau tidak rugi.
bunga antara aliran kas keluar dengan aliran kas masuk yang diharapkan. Metode ini
memperhitungkan nilai waktu uang, jadi arus kas didiskontokan atas dasar tingkat
suku bunga. Rumus yang digunakan sama dengan nilai sekarang bersih atau Net
Present Value (NPV), perbedaannya adalah dalam metode tingkat kembali investasi
atau Internal Rate of Return (IRR) nilai i (bunga) tidak diketahui dan harus dicari
dengan cara trial and error. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung
𝑵𝑷𝑽𝟏
𝑰𝑹𝑹 = 𝒊𝟏 (𝒊𝟐 − 𝒊𝟏 )
𝑵𝑷𝑽𝟏 − 𝑵𝑷𝑽𝟐
Keterangan :
NPV1 : Nilai bersih sekarang yang diperoleh dari faktor I1 (yang negatif)
NPV2 : Nilai bersih sekarang yang diperoleh dari faktor I2 (yang positif)
Kriteria:
23
3. Payback Period (PBP)
menutup kembali pengeluaran investasi dengan mengunakan aliran kas, dengan kata
lain Payback Periode merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash
inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Rumus Payback Period (PBP)
sebagai berikut:
𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒗𝒂𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊
𝑷𝑷 (𝑷𝒂𝒚𝒃𝒂𝒄𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅) = 𝒙 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝑩𝒆𝒔𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒍𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒔 𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌
Keterangan :
N = Jumlah tahun
t = Tahun ke (0,1,2,3,4)
I = discount rate
- Net B/C Ratio > 1, maka usaha kopra layak untuk dapat dilaksanakan.
- Net B/C Ratio = 1, usaha kopra impas antara biaya dan manfaat sehingga terserah
- Net B/C Ratio < 1, maka usaha kopra tidak layak atau tidak dapat dilaksanakan.
24
Merupakan perbandingan antara nilai sekarang penerimaan bersih di masa
yang akan datang dengan nilai investasi proyek. Proyek dikatakan menguntungkan
bila nilai Profitability Index (PI) lebih besar dari 1 dan berlaku sebaliknya. Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung Profitability Index (PI) ialah sebagai
berikut:
Keterangan:
a. Aspek teknis dalam penelitian ini akan menganalisis mengenai lokasi produksi
usaha kopra, bahan baku produksi kopra, teknologi yang digunakan, tata ruang
struktur industry rumah tangga, hak dan kewajiban, jumlah dan kualifikasi tenaga
c. Aspek lingkungan pada penelitian ini akan menganalisis mengenai dampak yang
diberikan oleh industry rumah tangga usaha kopra terhadap lingkungan sekitarnya.
25
d. Aspek pasar, menganalisis mengenai permintaan pasar, pangsa pasar, peluang dan
Definisi operasional dari variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini akan
1. Usaha Kopra merupakan salah satu usaha industry rumah tangga yang di olah dari
2. Benefit (penerimaan), adalah hasil perkalian dari hasil produksi dengan harga jual
(Rp).
3. Net Benefit (pendapatan) merupakan selisih dari penerimaan dengan seluruh biaya
4. Net Present Value (NPV) merupakan nilai bersih sekarang (Present Value) dari
selisih antara Benefit (manfaat) dan Cost (biaya) pada Discount Rate tertentu dan
5. B/C Ratio merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap
6. Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
26
7. Payback Period (PBP) merupakan jangka waktu kembalinya seluruh investasi
yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha dan
8. Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah pemilik usaha dan karyawan
27
DAFTAR PURTAKA
Afiyah A dan Muhammad SD. 2015. Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian
Home Industry (Studi Kasus pada Home Industry Cokelat “Cozy”
Kademangan Blitar). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 23 (1). 1–11.
Agustini V, Burhan, Rahman dan Askur. 2014. Optimasi Suhu dan Waktu
Pengeringan Kopra Putih Dengan Pemanasan Tidak Langsung (Indirect
Drying).Jurnal Agrointek. Vol 8 (2) :85-95.
Emawati. 2007. Ananlisis Kelayakan Finansial Industri Tahu (Studi Kasus: Usaha
Tahu Bintaro, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten). Skripsi.Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Faradiba B., dan Musmulyadi. 2020. Analisis Studi Kelayakan Bisnis Usaha
Waralaba Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian “Alpokat Kocok
Doubig” di Makassar. PAY Jurnal Keuangan dan Perbankan. 2 (2): 52-61.
28
Kadariah LK dan Clive G. 1999.Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. Mack.
Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kurniati H dan Susilowati E. 2018. Analisis Kelayakan dan Sensitivitas : Studi Kasus
Industri Kecil Tempe Kopti Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 10 (2) : 102-117.
Laapo A, Neeke H dan Antara M. 2015. Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah
Kelapa menjadi Kopra di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara
Kabupaten Banggai Kepulaun. Jurnal Agrotekbis. Vol 3 (4) : 532-542.
Marliyah, Amiruddin dan Nasrun MS. 2019.Analisis pendapatan dan kelayakan usaha
kopra di Desa Kalola Kecamatan Bambalamotu Kabupaten pasangkayu
Provinsi Sulawesi Barat.
Sandriani NK. 2013. Analisis Komparatif Usaha Kopra 1 Di Desa Puntari Makmur
Kecamatan Witaponda. Jurnal Agrotekbis. Vol 2 (2) : 199-204.
Saleh W dan Purba YZW. 2017. An analysis of the feasibility of the copra business in
the village of Pendowo Harjo, sub-district of Sungsang, Banyuasin Regency.
Internarional Journal Symposium on Food and Agro-biodiversity. Vol 1 (2).
29
Sitanggang MM, Nurainy F dan Nawansih O. 2015. Analisis Finansial dan
Sensitivitas Usaha Kecil Menengah Dodol Coklat. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan. Vol 15 (3): 220-225.
Trisutrisno SB, Geo LO dan Limi MA. 2018. Analisis Nilai Tambah Usaha Kopra di
Desa Karya Bhakti Kecamatan Kulisusu Barat Kabupaten Buton
Utara.Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian. Vol 3 (3),63-69.
Umar Y, Boekoesoe Y dan Murtisari A. 2015. Analisis Kelayakan Finansial dan Non
Finansial pada Usaha Kopra di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan
Kabupaten Pohuwato.Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan
Daerah. Vol 2 (4).
Umar dan Husein. 2003. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara
Konfrehensif. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
Umar dan Husein. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kesepuluh. PT Gramedia
Pustaka Umum. Jakarta.
30
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Hari/Tanggal:
DATA RESPONDEN
NAMA : ………………………………………………………..
UMUR : …………………..(Tahun)
ALAMAT : ………………………………………………………..
Daftar Pertanyaan
31
5. Bagaimana proses produksi atau tahapan pembuatan kelapa menjadi kopra pada
8. Bagaimana kelayakan usaha pada industry rumah tangga baik secara finansial dan
non finansial?
32