Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

MATERI “IKATAN LOGAM”

Dosen Pengampu : Lisnawaty Simatupang,M.Si.

Disusun Oleh :

Azizah Arba Rambe (4203131018)

Lewis M.Simanjuntak (4203331013)

Nurhidayah siregar (4203331014)

Sarah Risboru Sitinjak(4202431013)

Tiomelda Simarmata (4202431003)

Kelas : PSPK 20E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada ALLAH SWT kerena telah memberi rahmat dan karunia-Nya
kepada kami untuk dapat menyelesaikan Critical Book Review ini. Critical Book Review ini
semestinya dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Ikatan Kimia

Critical Book Review ini disusun dengan harapan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan dalam konteks kimia dalam menjadi seorang guru dan juga dapat menjadi bahan
referensi dalam berfikir dan bertingkah laku serta mengambil keputusan sebagai seorang guru
yang baik.

Penulis sadar bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata sempurna. Jika
terdapat kesalahan dalam penulisan Critical Book Review ini dimohon kepada pembaca agar
dapat memaklumi hal tersebut. Penulis sangat menerima saran dan kritik yang dapat membantu
mewujudkan Critical Book Review ini menjadi lebih baik.Atas perhatiannya penulis
mengucapkan terimakasih.

Medan, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review (CBR) ............................................ 1

B. Tujuan Penulisan CBR ............................................................................................... 1

C. Manfaat CBR ............................................................................................................. 1

D. Identitas Buku yang Direview ................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ......................................................................................... 3

A. Ringkasan Buku Utama ............................................................................................ 3

B. Ringkasan Buku Pembanding .................................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................... 15

A. Analisis Isi Buku...................................................................................................... 15

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku ............................................................................ 17

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 18

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 18

B. Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 19


BAB I
PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi pentingnya CBR


Mengkritik Buku (Critical BOOK Review) merupakan kegiatan mengulas suatu buku agar
dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada dasarnya review
buku menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan
dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara
berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah
pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain itu mengkritik jurnal juga dapat
melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan
penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.
Mengkritik buku tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak membaca keseluruhan Buku
tersebut. Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui kualitas bukudengan
membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat
memberikan masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika
penulisan, isi, dan substansi buku . Selain itu untuk para pembaca, Critical Book Review ini
mempunyai tujuan agar pembaca mendapat bimbingan dalam memilih buku. Setelah membaca
hasil review buku ini diharapkan timbulnya minat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa
yang ditulis dalam hasil review. Dan apabila tidak memiliki waktu untuk membaca isi jurnal,
maka ia dapat mengandalkan hasil review sebagai sumber informasi.

B.Tujuan penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas KKNI mata kuliah Ikatan Kimia
2. Untuk meningkatkan kemampuan untuk mereview Buku
3. Untuk menambah informasi mengenai Penerapan isi buku Terhadap Hasil Belajar Siswa

C.Manfaat CBR
1. Mempermudah pembaca untuk memilih sumber referensi
2. Memberikan informasi tentang kualitas buku yang direview
3. Menambah pengetahuan bagi pembaca
D . Identitas Buku yang Direview
Buku Utama

Judul : Kimia Organik

Penerbit : Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang

Tahun terbit : Maret 2021

Jumlah Hlm : 276

ISBN : 978-602-447-694-6

Buku Pembanding

Judul : Kimia Anorganik dan struktur dan kreaktifan

Penerbit : Universitas Negeri Gorontalo Press . Anggota IKAPI

Tahun Terbit : November 2018

Jumlah Hlm : 208

ISBN : 978-602-6204-79-0
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A.BUKU UTAMA

Pengertian Ikatan Logam

Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam
merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari
elektron yang bergerak yang bergerak bebas. Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam
kriteria ikatan seperti ikatan kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat
mengantarkan listrik pada fase padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan
sifat logam). Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi.
Dengan demikian atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan kovalen.

Model Lautan Elektron

Untuk menjelaskan ikatan pada logam, Lorentz mengusulkan sebuah model yang dikenal
dengan model gas elektron atau model lautan elektron. Model ini didasarkan pada sifat logam
berikut:

1. Energi Ionisasi Yang Rendah.Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah.
Secara tak langsung, pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat
dengan kuat oleh inti.
2. Banyak Orbital KosongTelah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang
kosong sebagai akibat elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi
logam. Sebagai contoh, logam litium mempunyai orbital 2p yang kosong; natrium
mempunyai orbital 3p dan 5d yang kosong; dan magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d
yang juga masih kosong.

Contoh Ikatan Logam

Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan
yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron
valensi logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara inti
atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif. Ikatan
logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa. Contoh
ikatan unsur yang mempunyai ikatan logam adalah sebagian besar logam seperti Cu, Al, Au, Ag,
dsb. Logam transisi seperti Fe, Ni, dsb membentuk ikatan campuran yang terdiri dari ikatan

kovalen (pada elektron 3d) dan ikatan logam.

Ikatan Logam dan Sifat-Sifat Logam

Logam atau metal memiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan
kilap, massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik yang baik,
kuat atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan
(ductile).

Berdasarkan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan logam ternyata bukan
merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen.Ikatan logam didefinisikan berdasarkan model
awan elektron atau lautan elektron yang didefinisikan oleh Drude pada tahun 1900 dan
disempurnakan oleh Lorents pada tahun 1923.

Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua atom-atom logam yang ada. Hal ini
disebabkan oleh tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-atom logam (orbital valensi =
orbital elektron valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat
berpindah ke orbital valensi atom tetangganya.Karena hal inilah elektron-elektron valensi akan
terdelokaslisasi pada semua atom yang terdapat pada logam membentuk awan atau lautan
elektron yang bersifat mobil atau dapat bergerak. Jadi logam yang memiliki elektron valensi
lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif yang lebih besar dan awan
elektron dengan jumlah elektron yang lebih banyak atau lebih rapat. Hal ini menyebabkan logam
memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang tersusun dari atom-atom logam dengan
jumlah elektron valensi lebih sedikit. Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron
valensi.Berdasarkan model awan elektron, logam aluminium dapat dianggap terdiri dari ion Al2+
yang tersusun secara teratur, berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang
dibentuk dari elektron valensi magnesium.

- Titik Didih dan Titik Lebur Logam

Titik didih dan titik lebur logam berkaitan langsung dengan kekuatan ikatan logamnya. Titik
didih dan titik lebur logam makin tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Dalam
sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran kation logam dan jari-jari
atom logam makin besar.

- Daya Hantar Listrik Logam

Sebelum logam diberi beda potensial, elektron valensi yang membentuk awan elektron
bergerak ke segala arah dengan jumlah yang sama banyak. Apabila pada logam diberi beda
potensial, dengan salah satu ujung logam ditempatkan elektroda positif (anoda) dan pada ujung
yang lain ditempatkan ujung negatif (katoda), maka jumlah elektron yang bergerak ke anoda
lebih banyak dibandingkan jumlah elektron yang bergerak ke katoda sehingga terjadi hantaran
listrik.

- Daya Hantar Panas Logam

Berdasarkan model awan elektron, apabila salah satu ujung dari logam dipanaskan maka
awan elektron di tempat tersebut mendapat tambahan energi termal. Karena awan elektron
bersifat mobil, maka energi termal tersebut dapat ditransmisikan ke bagian-bagian lain dari
logam yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga bagian tersebut menjadi panas.

- Kilap Logam

Permukaan logam yang bersih dan halus akan memberikan kilap atau kilau (luster) tertentu.
Kilau logam berbeda dengan kilau unsur nonlogam. Kilau logam dapat dipandang dari segala
sudut sedangkan kilau nonlogam hanya dipandang dari sudut tertentu. Elektron yang tereksitasi
dapat kembali ke keadaan dasar dengan memantulkan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Energi yang dipancarkan inilah yang menyebabkan logam tampak berkilau.

- Aloi atau Alloy

Logam-logam selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya rangka jendela,


peralatan-peralatan rumah tangga, rangka pesawat maupun bahan lain yang menggunakan logam.
Bahan-bahan logam tersebut bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi telah
dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain yang disebut aloi atau sering disebut lakur atau
paduan.

Buku Pembanding

Ikatan logam

Pada ikatan logam, elektron-elektron ikatan terdelokalisasi pada kekisi (lattice) atom.
Berbeda dengan senyawa organik, lokasi elektron yang berikat dan muatannya adalah statik.
Oleh karena delokalisai yang menyebabkan elektron-elektron dapat bergerak bebas, senyawa ini
memiliki sifat-sifat mirip logam dalam hal konduktivitas, duktilitas, dan kekerasan.

Ikatan kimia antar atom-atom penyusun logam bukanlah ikatan ion ataupun ikatan
kovalen. Tedapat suatu jenis ikatan yang dapat mengikat atom-atom logam, yakni ikatan logam.
Terdapat beberapa teori yang menerangkan ikatan pada logam. Teori untuk ikatan logam harus
dapat menjelaskan sifat-sifat logam yang ada. Salah satu teori yang dapat menjelaskan ikatan
logam adalah teori lautan elektron yang ditemukan oleh Drude dan Lorentz. Menurut teori ini,
kristal.logam tersusun atas kation-kation logam yang terpateri di tempat (tidak bergerak)
dikelilingi oleh lautan elektron valensi yang bergerak bebas dalam kisi kristal. Ikatan logam
terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara muatan positif dari inti atom logam dan
muatan negatif dari elektron valensi yang bebas bergerak dalam kisi kristal.
Kekuatan ikatan logam ditentukan oleh besarnya gaya tarik-menarik antara ion-ion positif
dan elektron-elektron bebas. Semakin besar jumlah muatan positif ion logam yang berarti
semakin banyak jumlah ikatan bebasnya, maka semakin besar kekuatan logam.

Proses terjadinya ikatan logam. Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan
elektron, hanya saja jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya
(elektron yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan beberapa atom
tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensi untuk
digunakan bersama, dengan demikian akan ada ikatan tarik menarik antara atom-atom yang
saling berdekatan. Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut elektron. Dalam
logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi suatu sistem terdelokalisasi
yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam. Delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tidak tetap posisinya pada 1 atom,tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu
atom ke atom lain.

Atom logam dapat berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga menjadi
molekul yang besar sekali. Satu atom akan berikatan dengan beberapa atom lain disekitarnya.
Akibatnya atom tersebut terikat kuat dan menjadi logam berwujud padat (kecuali Hg)dan
umumnya keras.

Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat-sifat fisika padatan lainnya.
Hal itu dapat dilihat dari daya pantul, daya hantar, dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh
logam. Beberapa logam memilki warna nyala yang spesifik dan untuk mempertegas warna yang
dihasilkan, biasanya digunakan indikator. Kebanyakan logam secara kimianya bersifat kurang
stabil dan mudah bereaksi dengan oksigen dalam udara dan membentuk oksida dengan jangka
waktu yang berbeda-beda tiap logam. IstilahIstilah reaktivitas dalam memberikan sifat logam,
adalah kemudahan suatu logam kehilangan elektron untuk menjadi kation. LogamLogam yang
sangat reaktif mudah kehilangan elektron dan karenanya mudah dioksidasi. Mudahnya logam
teroksidasi merupakan sifat penting.
Dengan kemajuan mekanika kuantum, sekitar tahun 1930, teori MO yang mirip dengan
yang digunakan dalam molekul hidrogen digunakan untuk masalah kristal logam.

Adapun sifat-sifat logam adalah sebagai berikut:

1. Sifat mengkilap

Bila cahaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi yang mudah
bergerak tersebut akan tereksitasi. Ketika elektron yang tereksitasi tersebut kembali kepada
keadaan dasarnya, maka energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu (di daerah cahaya
tampak) akan dipancarkan kembali. Peristiwa ini dapat menimbulkan sifat kilap yang khas.untuk
logam.

2. Daya hantar listrik

Daya hantar listrik pada logam, disebabkan karena adanya elektron valensi yang mudah
bergerak. elektron-elektron valensi tersebut bebas bergerak dalam medan listrik yang
ditimbulakan sumber arus sehingga listrik dapat mengalir melalui logam.

3. Daya hantar panas

Sama halnya dengan daya hantar listrik, daya hantar panas juga disebabkan adanya elektron
yang dapat bergerakn dengan bebas. bila bagian tertentu dipanaskan, maka elektron- elektron
pada begian logam tersebut akan menerima sejumlah energi sehingga energi kinetisnya
bertambah dan gerakannya makin cepat.

4. Dapat ditempa, dibengkokkan dan ditarik

Karena elektron valensi mudah bergerak dalam kristal logam, maka elektron-elektron
tersebut mengelilingi ion logam yang bermuatan positif secara simetri, karena gaya tarik antara
ion logam dan elektron valensi sama kesegala arah. Karena gaya tarik setiap ion logam yang
bermuatan positif terhadap elektron valensi sama besarnya, maka suatu lapisan ion logam yang
bermuatan positif dalam kisi kristal mudah bergeser. BilaBila sebuah ikatan logam putus, maka
segera terbentuk ikatan logam baru. karena itu logam dapat ditempa menjadi sebuah lempeng
yang sangat tipis dan ditarik menjadi kawat yang halus dan dibengkokkan.
BAB III

PEMBAHASAN

A . Analisis Isi Buku

Ikatan logam adalah suatu jenis ikatan kimia yang melibatkan gaya tarik elektrostatik di
antara elektron konduksi yang dikumpulkan di dalam suatu awan elektron (disebut juga "lautan
elektron") dan ion logam bermuatan positif. Dipahami sebagai kemitraan elektron "bebas" di
antara satu kisi ion bermuatan positif (kation), ikatan logam biasanya dibandingkan dengan
ikatan di dalam garam lebur. Namun, pandangan ini hanya tepat untuk beberapa jenis logam saja.
Dalam pandangan yang lebih ke arah mekanika kuantum, elektron konduksi membagi kepadatan
mereka di antara semua atom yang berfungsi sebagai entitas netral (tidak bermuatan). Ikatan
logam memainkan peran dalam berbagai sifat fisik yang dimiliki oleh sesuatu logam
seperti kekuatan, duktilitas, konduktivitas termal dan listrik, serta kilauan. Meskipun istilah
"ikatan logam" lebih sering digunakan menggantikan "ikatan kovalen ", penggunaan pengikatan
logam (metallic bonding) lebih dianjurkan, karena jenis ikatan ini bersifat kolektif dalam alam,
dan satu "ikatan logam" tunggal tidak ada.
Pada ikatan logam, elektron-elektron ikatan terdelokalisasi pada kekisi (lattice) atom.
Berbeda dengan senyawa organik, lokasi elektron yang berikat dan muatannya adalah statik.
Oleh karena delokalisai yang menyebabkan elektron-elektron dapat bergerak bebas, senyawa ini
memiliki sifat-sifat mirip logam dalam hal konduktivitas, duktilitas, dan kekerasan.
Ikatan kimia antar atom-atom penyusun logam bukanlah ikatan ion ataupun ikatan
kovalen. Tedapat suatu jenis ikatan yang dapat mengikat atom-atom logam, yakni ikatan logam.
Terdapat beberapa teori yang menerangkan ikatan pada logam. Teori untuk ikatan logam harus
dapat menjelaskan sifat-sifat logam yang ada. Salah satu teori yang dapat menjelaskan ikatan
logam adalah teori lautan elektron yang ditemukan oleh Drude dan Lorentz. Menurut teori ini,
kristal.logam tersusun atas kation-kation logam yang terpateri di tempat (tidak bergerak)
dikelilingi oleh lautan elektron valensi yang bergerak bebas dalam kisi kristal. Ikatan logam
terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara muatan positif dari inti atom logam dan
muatan negatif dari elektron valensi yang bebas bergerak dalam kisi kristal.
Kekuatan ikatan logam ditentukan oleh besarnya gaya tarik-menarik antara ion-ion positif
dan elektron-elektron bebas. Semakin besar jumlah muatan positif ion logam yang berarti
semakin banyak jumlah ikatan bebasnya, maka semakin besar kekuatan logam.
Proses terjadinya ikatan logam. Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan
elektron, hanya saja jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya
(elektron yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan beberapa atom
tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensi untuk
digunakan bersama, dengan demikian akan ada ikatan tarik menarik antara atom-atom yang
saling berdekatan. Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut elektron. Dalam
logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi suatu sistem terdelokalisasi
yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam. Delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tidak tetap posisinya pada 1 atom,tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu
atom ke atom lain.
Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat-sifat fisika padatan lainnya.
Hal itu dapat dilihat dari daya pantul, daya hantar, dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh
logam. Beberapa logam memilki warna nyala yang spesifik dan untuk mempertegas warna yang
dihasilkan, biasanya digunakan indikator. Kebanyakan logam secara kimianya bersifat kurang
stabil dan mudah bereaksi dengan oksigen dalam udara dan membentuk oksida dengan jangka
waktu yang berbeda-beda tiap logam. IstilahIstilah reaktivitas dalam memberikan sifat logam,
adalah kemudahan suatu logam kehilangan elektron untuk menjadi kation. Logam-Logam yang
sangat reaktif mudah kehilangan elektron dan karenanya mudah dioksidasi. Mudahnya logam
teroksidasi merupakan sifat penting.
Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak langsung,
pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat dengan kuat oleh inti.
Banyak Orbital Kosong
Telah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang kosong sebagai akibat
elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi logam. Sebagai contoh, logam litium
mempunyai orbital 2p yang kosong; natrium mempunyai orbital 3p dan 5d yang kosong; dan
magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d yang juga masih kosong.
Logam atau metal memiliki beberapa karakter umum yaitu wujud padat, menunjukkan
kilap, massa jenis tinggi, titik didih dan titik lebur tinggi, konduktor panas dan listrik yang baik,
kuat atau keras namun mudah dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan
(ductile).
Ikatan Logam
Berdasarkan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan logam ternyata bukan
merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen.Ikatan logam didefinisikan berdasarkan model
awan elektron atau lautan elektron yang didefinisikan oleh Drude pada tahun 1900 dan
disempurnakan oleh Lorents pada tahun 1923.

B.Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan Buku

a) Buku Utama

Berdasarkan dari analisis yang sudah dilakukan, kelebihan yang terdapat di buku utama
dintaranya:

1. Aspek Isi Buku

Cakupan materi yang terdapat pada buku ini sangat beriorientasi terhadap Ikatan Logam.
Sehingga bagi pembaca yang ingin mempelajari materi ikatan logam buku ini bisa digunakan
dan direkomendasikan.

2. Aspek Bahasa Buku

Dari segi penulisan dan bahasa yang ada didalam buku sudah baik karena menggunakan
sesusi dengan aturan EYD. Buku ini dilengkapi dengan gambar, latihan soal, contoh soal,
ringkasan buku agar mempermudahkan bagai para siswa, Mahasiswa maupun pembaca yang
lain untuk memahami materi tentang ikatan logam.
3. Aspek Penyajian

Buku ini dirancang semenarik mungkin sehingga para pembaca dapat memahami materi
ikatan logam dengan gambar yang terdapat didalam buku. Kelebihan lain dari buku ini iyalah
memiliki cover yang menarik berwarna yang tidak terlalu mencolok dan menunjukkan ilustrasi
mengenai kimia. Dan secara keseluruhan materi yang terdapat didalam buku ini sudah cukup
lengkap sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan ajar.

b) Buku Pembanding

Berdasarkan analisis yng sudah dilakukan, kelebihan yang didapat dari buku pembanding yaitu
antara lain:

1. Aspek Isi Buku

Cakupan materi yang terdapat didalam buku Ini beriorientasi pada ikatan logam. Maka buku
ini juga dapat digunakan para pembaca untuk mempelajari materi dan buku ini juga dapat
direkomendasikan.

2. Aspek Bahasa Buku

Cakupan bahasa dan tulisan yang digunakan dalam buku ini sudah bagus, karena memenuhi
aturan EYD. Buku ini dilengkapi dengan contoh soal, latihan soal, dan perangkat lunak dan
sumber belajar selektif. Hal ini mempermudah para pembaca untuk mempelajari materi yang
terdapat dalam buku tersebut.

3. Aspek Penyajian

Buku ini dirancang semenarik mungkin sehingga para pembaca dapat memahami materi
ikatan logam dengan gambar dan ilustrasi yang menarik yang terdapat didalam buku.
Kelemahan Buku

a) Buku Utama
Kelemahan dari buku pembanding terdapat pada isi dan cover buku. Dimana cover buku
yang terlihat polos, dan terlihat kaku, dan isi dari buku ini tidak lengkap dimana materi geometri
molekul tidak tedapat dalam buku ini dan ini mengurangi minat baca
b) Buku Pembanding
Kelemahan yang terdapat dalam buku ini yaitu sebagain contoh soal sulit untuk dimengerti
dan materi yang kurang ringkas.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau dipaparkan diatas,
buku memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing baik itu dari segi penulisan, tata bahasa
dan juga kedalaman materi. Maka dapat disimpulkan bahwa buku tersebut sudah baik dan dapat
di jadikan sebagai referensi untuk pembaca, tetapi masih perlu perbaikan. Maka dapat
disimpulkan bahwa buku tersebut layak atau sudah bagus digunakan pembaca sebagai referensi
untuk melakukan penelitian-penelitian lainnya atau sekedar bahan bacaan saja.

B.Saran
Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun kekurangan yang
dimiliki buku ini perlu diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan
pembaca sebagai refrensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Syamsidar.2013.DASAR REAKSI KIMIA ANORGANIK.Makassar:.Alauddin Universty Press.

Legiso,Kiagus Ahmad Roni.2021.KIMIA ORGANIK.Palembang:NoerFikri Offset.

Anda mungkin juga menyukai