MATERI
Disusun Oleh
NIM : 4173331043
JURUSAN KIMIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Buku I ...................................................................................................... 3
B. Buku II .................................................................................................. 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
B. Saran ...................................................................................................... 15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Uraian Materi
Dari kedua buku maka uraian materi yang ada pada ringkasan yaitu :
Kecenderungan golongan boron
Pendahuluan tentang boron
1
Asam borat
Asam tetrafluoroborat
Boron trihalida
Boron trifluorida
Boron triklorida
Boron hidrida
Boron nitrogen
Serat anorganik
Kecenderungan logam 13 khususnya boron
Buku II
Judul : Kimia Anorganik II
Penulis : Lisnawaty Simatupang, S.Si., M.Si
Penerbit : UNIMED Press
Kota Terbit : Medan
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 122 halaman
ISBN : 978-602-0888-22-4
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. BUKU I
Kecenderungan Golongan Boron
Golongan boron terdiri atas unsur-unsur boron – 5B , Aluminium 13Al ,
gallium- 31Ga , indium- 49I , dan talium -81Tl. Dalam golongan ini , boron
merupakan satu-satunya unsur non-logam dan diklasifikasikan sebagai unsure
semilogam, sedangkan anggota yang lain termasuk unsure logam. Golongan ini
tidak menunjukkan pola titik leleh yang teratur bahkan termasuk unsur-unsur
logamnya, tetapi menunjukkan pola titik didih yang cenderung menurun dengan
naiknya nomor massa. Ketidakteraturan sifat ini sering dikaitkan dengan
perbedaan organisasi struktur fase padatnya bagi masing-masing unsur.Boron
membentuk kluster-kluster 12 atom, tiap kluster mempunyai bangun geometri
isosahedron.
Unsur Konfigurasi elektronik Tingkat Titik leleh Titik didih
oksidasi
(◦c) (◦c )
Pendahuluan Boron
Boron merupakan unsur yang jarang terdapat dalam kerak bumi ,tetapi
banyak dijumpai sebagai deposit dalam senyawa garamnya, borat yaitu boraks-
atau sodium tetraborat- Na2B4O7.H2O , kernite- - Na2B4O7.4H2O , dan
kolemanit-Ca2B6O11.5H2O. Kira-kira 35% produksi boron dipakai dipabrik
3
pembuatan kaca borak silikat (yang diperdagangkan dengan merek Pyrex) yang
sangat tahan pemanasan pada temperature tinggi. Kira-kira 20% produksi boron
dipakai sebagai bahan pencuci, detergen yang sangat aktif pada temperature 90◦C
,yaitu sebagai senyawa natrium peroksoborat-NaBO3. Formula sederhana ini
sesungguhnya tersusun oleh struktur ion yang cukup rumit yaitu [B2(O2)2(OH)4]-2 .
Penyederhanaan dari formula Na2B2O6.2H2O.
Ion ini berperan sebagai agen pengoksidasi yaitu dua gugus perokso (-C-
O-) yang terikat oleh kedua atom boron. Ion peroksoborat dipreparasi dari reaksi
,antara boraks dalam basa dengan hydrogen peroksida menurut persamaan reaksi:
[B4O5(OH)4]-2(aq) + 4H2O2(aq) + 2OH-(aq) → 2 [B2(O2)2(OH)4]-2(aq) + 3H2O (l)
Boron merupakan komponen utama dalam pembangkit tenaganuklir
karena kemampuannya berfungsi sebagai penyerap(absorber) netron; tongkat
pengaduk yang berisi boron diturunkan ke dalam ruang reactor untuk menjaga
reaksi nuklir berlangsung pada kecepatan sedang yang diinginkan. Borat dipakai
pula sebagai bahan pengisi kayu, pemadam api ,dan sebagai fluks dalam proses
pematrian (solder) . dalam hal ini , borat meleleh pada permukaan pipa panas dan
bereaksi dengan logam pelapis misalnya CuO pada pipa tembaga. Senyawa metal-
borat (seperti tembag(II)borat) dapat dihilangkan dengan mudah sehingga
diperoleh permukaan logam yang bersih untuk keperluan pematrian. Didalam
unsur boron terdapat dalam dua macam isotop yang stabil yaitu dengan massa
atom relatif10,81.
Boron merupakan unsur yang unik dan menarik , satu-satunya unsur non-
logam dalam golongan 13 tabel priodik unsur, dan menunjukkan kemiripan sifat
dengan unsur-unsurt etangga , karbon C dan silikon, Si. Kemiripan sifat ini adalah
dalam hal pembentukan senyawa kovalen dan senyawa rantai, namun berbeda
dalam hal pembentuknya senyawa kekurangan-elektron. Boron tidak pernah
dijumpai sebagai senyawa kationik karena tingginya entalpi ionisasi ,tetapi
membentuk senyawa kovalen dengan pembentukan orbital hibrida sp2 untuk
menghasilkan struktur segitiga sama sisi seperti dalam senyawa BX 3 (X =
halogen). Senyawa ini dianggap terkoordinasi belum jenuh oleh karena itu dalam
larutan bertindak sebagai asam lewis (akseptor pasangan electron) dan
4
membentuk senyawa tetrahedron sepertipada BF4- . skala elektronegatifitas boron
adalah 2 , dekat dengan Si (1,8) danGe ( 1,8), dan sedikit lebih rendah daripada H
(2,1) dan C (2,5).
Sifat-sifat khusus boron dibandingkan dengan senyawa aluminium dan
silicon adalah sebagai berikut :
1. Oksida boron, B2O3 dan hidroksida B(OH)3 bersifat asam, sedangkan
Al(OH)3 lebih bersifat basa atau tepatnya amfoterik.
2. Borat BO33-, dan silikat SiO32- , keduanya mempunyai struktur dengan
susunan yang sama ,yaitu dengan persekutuan atom O menghasilkan
bentuk rantai kompleks, melingkar atau yang lain dengan prinsip setiap
atom pusat B selalu dikelilingi empat atom O.
3. Boron halide, kecuali BF3 dan silicon mudah terhidrolisis sedangkan
aluminium halide berupa padatan dan hanya sebagian terhidrolisis oleh air
,namun semuanya bertindak sebagai asam lewis.
4. Semua hidrida boron dan silicon mudah menguap dan terbakar secara
spontan dan mudah terhidrolisis , sedangkan (AlH3)n berupa polimer.
Senyawa boron sangat kompleks dan barangkali dapat dikelompokkan
menjadi metal boride misalnya kalsium boride CaB6 , boron hidrida misalnya
B2H6 boron (tri)halida, okso boron atau borat, boron karbida B4C , boron nitride,
BN dan organo boron.
5
Istilah asam borat kadang-kadang mengacu pada senyawa ini. Pemanasan
lebih lanjut akan membentuk boron trioksida.
H2B4O7 → 2 B2O3 + H2O
Ada pertentangan mengenai interpretasi asal usul keasaman larutan asam
borat cair. Spektroskopi Raman dalam larutan basa kuat menunjukkan adanya ion
B(OH)4-, sehingga beberapa penelitian menyimpulkan bahwa keasaman secara
eksklusif karena abstraksi OH– dari air:
B(OH)3(s) + H2O(l) B(OH)−4 + H+ (K = 7.3x10−10; pK = 9.14)
Boron Trihalida
Boron mempunyai tiga elektron valensi, oleh karena itu setiap senyawa
kovalen sederhana yang terjadi tersusun oleh tiga pasang elektron ikatan di
seputar atom pusat boron sehingga dapat dikatakan sebagai senyawa ”kekurangan
elektron” relatif terhadap kaidah oktet (empat pasang). Senyawa seperti ini, yaitu
BF3 dan BCl3, berupa monomer dengan bangun segitiga samasisi, dengan ketiga
ikatan B-X sama panjangnya.
6
Boron Trifluorida
Boron trifluorida terdiri dari gas (titik didih -101° C) dan penyimpanan
dilakukan dalam tangki. Molekul BF3 ternyata tersusun oleh ikatan boron fluorin
yang sangat tinggi energy ikat-nya, yaitu 613 kJ mol-1. Jauh lebih tinggi daripada
energy ikatan tunggal konvensional,misalnya untuk C-F yaitu 485 kJ.mol. Untuk
menjelaskan stabilitas dan juga kuatnya ikatan kovalen molekul kekurangan
electron ini, diajukankan postulat terbentuknya ikatan kovalen tambahan π (pi)
disamping ikatan kovalen σ. Dalam molekul ini atom pusat boron masih memiliki
orbital kosong misalnya 2pz yang tentunya tegak lurus terhadap bidang molekul
atau bidang orbital hibrida berdasarkan tolakan pasangan elektron
minimum. Setiap atom F memiliki dua orbital pisi-penuh yang lain yang salah
satunya tegak lurus pula terhadap bidang molekul, misalnya orbital 2pz. Orbital
2pz kosong dari atom boron berinteraksi dengan tiga orbital 2pzisi penuh dari
ketiga atom atom F mendelokalisasi total 6 elektronnya kedalam bentuk
tumpang-tindih "cara samping" yaitu ikatan π.
Ada bukti eksperimen yang mendukung penjelasan tersebut di atas,
yaituapabila boron trifluorida bereaksi dengan ion fluoride membentuk ion
tetrafluoro borat, BF4-.
Panjang ikatan B-F naik dari 130 pm dalam BF3 menjadi 145 pm dalam
ion BF4-. Pemanjangan atau melemahnya ikatan ini memang diharapkan karena
atom boron dalam ion BF4- menggunakan semua orbital p untuk pembentukan
orbital hibrida sp3 (bangun tetrahedron) sehingga tidak tersedia lagi orbital p
untuk pembuatan ikatan π. Dengan demikian, semua ikatan B-F dalam ion BF4-
adalah murni ikatan kovalen tunggal σ.
Reaksi antara molekul BF3 dengan ion F-tersebut tidak lain adalah reaksi
asam-basa Lewis, dan spesies BF3 ternyata merupakan asam Lewis terkuat yang
pernah ditemui;basa Lewis yang lain seperti amonia, eter, alkohol, amina, dan air
bereaksi menghasilkan padatan. Contoh persamaan reaksi dengan ammonia dan
etera dalah:
7
BF3(g) + ⁑ NH3(g) F3B ⁑ NH3(s)
BF3(g) + ⁑ O(C2H5)2(l) (C2H5)2O-BF3(s)
dietiletero-trifluoroborat
Boron trifluorida dapat disintesis dari pemanasan boron oksida, B2O3
dengan ammonium tetrafluoroborat atau kalsiumfluorida dan asam sulfat pekat
menurut persamaan reaksi:
B2O3 + 6NH4BF4 + 3H2SO4 (p) 8BF3 (g) + 3(NH4)2SO4 + 3H2O
B2O3 + 3CaF2 + 3H2SO4 (p) 2BF3 + 3CaSO4 + 3H2O
Boron Triklorida
Seperti halnya BF3, BCl3 mempunyai bangun geometri segitiga sama sisi
dengan energy ikatan B-Cl sebesar 456 kJ mol-1, lebih rendah daripada energy
ikatan B-F dalam molekul BF3. Hal ini memang seperti yang diharapkan atas
dasar nilai elektronegatifitasnya. Energi ikatan ini jauh lebih besar daripada
energy ikatan kovalen tunggal C-Clsebesar 327 kJ mol-1, dan dengan argumentasi
yang sama seperti halnya pada senyawa BF3, tingginya energy ikatan B-Cldalam
BCl3 mungkin dapat dikaitkan dengan adanya ikatan ekstra π.
Berbeda dari metal klorida yang berupa padatan, larutdalam air
membentuk kation dan anion terhidrat, spesies kovalen boron triklorida berupa
gas atau cairan pada temperatur kamar, dan bereaksi hebat dengan air. Misalnya,
aliran gelembung gas BCl3 (berupa gas di atas 12° C) kedalam air menghasilkan
asam borat dan asam hidroklorida menurut persamaan reaksi :
BCl3(g) + 3H2O (l) H3BO3 (aq) + 3HCl (aq)
Boron Hidrida
Sangat banyak senyawa hidrida boron yang dapat disintesis dengan bentuk
ikatan khusus tri-pusat atau senyawa “kekurangan elektron” dan mempunyai
struktur polyhedron.Seperti halnya senyawa hidrokarbon, boron mampu
membentuk berbagai senyawa hidrida seperti B2H6, B4H10,…, B18H22. Diborana
membentuk bangun dua bidang tetrahedron yang bersekutu pada salah satu sisinya
8
yaitu sebagai penghubung dua atom H yang berfungsi sebagai jembatan hidridik
dengan karakteristik ikatan tri-pusat yaitu tiga atom – sepasang elektron (yaitu,
.
Diborana berupa gas yang takberwarna, beracun, dan sangat reaktif.
Spesies ini menangkap api dalam udara dan meledak bila dicampur dengan
oksigen. Reaksinya sangat endotermik dengan menghasilkan boron trioksida dan
uap air menurut persamaan reaksi :
B2H6(g) + 3O2(g) B2O3(s) + 3H2O(g)
Diborma dapat dibuat dari reaksi BF3 dengan Sodium Hidroborat dalam
pelarut dimetil eter/dietilenglikol:
3NaBH4(s) + BF3(g) 2B2H6(g) + 3NaF(s)
2NaBH4(s) + 2H2SO4(p) B2H6(g) + 2NaHSO4(aq) + 2H2(g)
AlCl3
B2O3(s) + 2Al(s) +3H2(g) B2H6(g) + Al2O3(s)
tekanan tinggi
Boron Nitrogen
Metode paling sederhana untuk spesies ini adalah pemanasan diboron
trioksida dengan ammonia pada temperatur kira-kira 1000OC menurut persamaan
reaksi :
B2O3(s) + 2NH3(g ) → 2BN(s) + 3H2O(g)
Boron nitride mempunyai struktur lapis mirip grafit dan merupakan
pelumas yang tahan secara kimiawi pada temperatur tinggi.
9
Tidak seperti grafit, boron nitride berupa padatan berwarna putihdan
bukan penghantar listrik.Perbedaan sifat ini mungkin disebabkan oleh perbedan
susunan lapisan jaringan antara keduanya. Jarak pisah lapisan-lapisan dalam
boron nitride hamper persis sama dengan jarak pisah lapisan-lapisan dalam grafit,
tetapi lapisan boron nitrioda terorganisasi sedemikian rupa sehingga Atom-Atom
nitrogen dalam satu lapisan terletak persis diatas atom boron lapisan bawahnya
dan dibawah atom boron lapis atasnya, demikian pula sebaliknya. Penataan
demikian ini masuk akal sebab bagian muatan positif atom boron
danbagianmuatan negative atom nitrogen tentunya saling tarik-menarik secara
elektrostatik.
Analog dengan sifat karbon, boron nitride dengan struktur grafit pada
temperatur dan tekanan tinggi dapat diubah menjadi struktur intan sebagai
borazon.Senyawa ini ternyata mirip intan dalam hal kekerasan dan sifat inert pada
temperatur tinggi dan oleh karena itu sering digunakan sebagai bahan gerenda.
Kemiripan lain dapat dijumpai dalam senyawa borazina yang mempunyai struktur
lingkar mirip benzene. Senyawa ini dapat diperoleh melalui reaksi antara diborana
dengan ammonia menurut persamaan reaksi :
3B2H6(g) + 6NH3→ 2B3N3H6(l) +12H2(g)
10
Borazina sering disebut “benzene anorganik” dan senyawa ini berguna
sebagai pereaksi untuk pembuatan senyawa boron nitrogen yang lain, analog
dengan senyawa-senyawa karbon. Kepolaran boron nitrogen menyebabkan
borazina jauh lebih mudah mendapat serangan kimiawi daripada lingkar karbon
yang homogeny dalam benzene. Sebagai contoh, borazina bereaksi dengan HCl
menghasilkan B3N3H9Cl3, dengan atom-atom klorin terikat pada atom yang lebih
elektropositif yaitu boron, menurut persamaan reaksi:
B3N3H6(l) + 3HCl(g)→ B3N3H9Cl3(s)
Serat Anorganik
Nilon dan polyester adalah contoh serat organic yang biasa ditemui sehari-
hari.Salah satu kelemahan serat organic ini adalah rendahnya titik leleh, mudah
terbakar, dan kurang kuat.Untuk memperoleh material yang kuat dan tahan panas,
serat anorganik yang telah lama dikenal, misalnya asbes dan serat kaca.Untuk
keperluan teknologi tinggi unsur karbon, silicon, dan boron merupakan bahan
penyusun yang tepat. Serat karbon sangat manfaatnya seperti pada industry raket
tenis bulutangkis, alat pancing, dan industry pesawat. Boron dan silicon karbida,
SiC, menjadi penting karena sifatnya yang tahan kelelahan. Serat boron dapat
dipreparasi melalui reduksi boron triklorida dengan gas hydrogen pada
temperature kira-kira 12000C menurut persamaan reaksi:
2BCl3(g) + 3H2(g) 2B(g) + 6HCl(g)
Gas boron ini kemudian dapat dikondensasikan kedalam serat karbon atau
serat wolfarm (W).Misalnya, boron dilapiskan pada serat wolfarm setebal 15um
hingga diameter serat menjadi kira-kira 100um.
B. Buku II
Kecenderungan Logam Golongan 13
Golongan 13 terdiri dari unsur-unsur boron, aluminium, galium, indium,
dan talium. Dari semua usur dalam golongan ini, boron merupakan satu-satunya
unsur non logam dan diklasifikasikan sebagai unsur semilogam. Unsur-unsur dari
golongan ini tidak menunjukkan pola titik leleh yang sederhana (tertatur) tetapi
11
menunjukkan kecenderungan yang menurun dengan naiknya nomor atom.
Ketidakteraturan ini disebabkan oleh perbedaan organisasi struktur fase dari
masing-masing unsur. Boron membentuk kluster dengan 12 atom yang
mempunyai bangun geometri isosahedron.
Boron yang bersifat semi logam, cenderung untuk membentuk ikatan
kovalen, Namun demikian, ikatan kovalen juga terjadi pada unsur-unsur metalik
yang lain dalam golongan ini, hal ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan
pendeknya jari-jari ion tiap ion logam yang bersangkutan sehingga menghasilkan
densitas muatan positif yang sangat tinggi.
12
BAB III
KEUNGGULAN BUKU
13
BAB IV
KELEMAHAN BUKU
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan faktor internal dan eksternal dari buku, dapat kita simpulkan
bahwa Buku I lebih layak digunakan untuk pembaca yang masih pemula karena
pada buku I menjelaskan materi secara luas dan mendasar, mudah dipahami oleh
pembaca. Dan Buku II dijadikan sebagai buku pendukung.
B. Saran
Disarankan untuk para pembaca untuk membaca kedua buku karena buku
tersebut layak untuk dijadikan referensi. Meskipun Buku I sebagai buku utama
dan Buku II sebagai pendukung.
15
DAFTAR PUSTAKA
16