Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi
berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Terkait dengan hal ini, guru dituntut harus
memiliki kemampuan baik secara intelektual maupun kecakapan atau keterampilan dalam
menggunakan teknologi sebagai media belajar pada setiap pembelajaran di kelas. Sejalan
dengan itu, pemilihan dan penggunaan media yang relevan merupakan faktor penting dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi dan dapat meningkatkan motifasi
belajar anak. Oleh karena itu guru dituntut untuk terus berinovasi dalam melaksanakan
pembelajaran dari waktu ke waktu.
Seiring dengan perubahan paradigma belajar dari teacher center ke student center
maka Sebagai guru yang profesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas harus
memperhatikan aktifitas dan motifasi belajar siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Maka dari itu, pemilihan dan penggunaan media yang relevan dengan
pelajaran sangatlah penting, karena media mampu untuk membangun pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Motifasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting
dalam pembelajaran. Rendahnya motifasi belajar siswa akan sangat mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang diberikan guru. Faktor-faktor yang
mempengaruhi motifasi belajar siswa dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri siswa itu
sendiri. Mengingat bahwa setiap siswa memliki motifasi belajar yang berbeda-beda maka
guru harus mampu menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang menarik agar siswa
termotifasi untuk mengikuti pembelajaran.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh media pembelajaran dengan menggunakan media visual terhadap
hasil belajar siswa.

1.3 MANFAAT
1. Siswa dapat lebih memahami materi secara nyata dengan menggunakan media
pembelajaran disediakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang merupakan sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau
suatu alat. Dalam Webster Dictionary, media atau medium adalah segala sesuatu yang
terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara
atau penghubung dua pihak atau dua hal (Anitah, 2010). Selanjutnya menurut Gerlach dan
Ely dalam Anitah (2010) media adalah grafik, fotografik atau alat-alat mekanik untuk
menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Sedangkan Briggs
dalam Anitah (2010) mengatakan bahwa media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk
membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran termasuk didalamnya, buku, vidiotape,
slide suara, suara guru, atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di
dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi seperti buku, slide, buku ajar, tape
recorder. Bertolak dari defini tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah
setiap orang, bahan, alat, yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk
dapat menrima penhetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menurut Susilana (2007), berdasarkan hasil seminar bulanan PPI di Fukuoka Jepang
pada tanggal 21 Juli 2000, dirumuskan sutu kesimpulan yang menyatakan bahwa masalah
pembelajaran di Indonesia perlu diselesaikan dengan mengubah beberapa paradigma yang
ada, yaitu : (1) Perubahan pola pikir pembelajaran dari yang cenderung berorientasi pada
pengajaran, menuju pada pola pikir baru yang berorientasi pada pembelajaran; (2) Perubahan
pola pikir pembelajaran dari pandangan lama yang berpusat pada guru menjadi model
pembelajaran yang berfokus pada siswa; (3) Perubahan pola pembelajaran dari model yang
tertutup, terpisah, atau terisolasi dengan lingkungan dan masyarakatnya menjadi model
pembelajaran yang terbuka, erat dan akrab dengan habitat dan masyarakat; (4) Perubahan
pola pembelajaran yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik; (5) Perubahan paradigma
pembelajaran dari yang cenderung berdimensi kognitif menuju paradigma menjadi
pembelajaran yang berdimensi integral dan holistik. Beberapa pendekatan belajar perlu
diterapkan secara terprogram dalam pembelajaran di Indonesia.
Dalam tulisan ini dibahas sampai sejauh mana pengaruh penggunaan media belajar
terhadap motivasi belajar siswa, serta manfaat-manfaat dari penggunaan media belajar.
2.1 MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar merupakan unsur pendukung dalam dalam proses pembelajaran.
Menurut Hamalik (2001), motivasi adalah suatu perubahan energi sesorang yang ditandai
oleh timbulnya perasaan komponen dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan motif belajar pada
anak yaitu pemilihan pemgajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang
dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan, dan menerjemahkan apa yang akan
diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
(Sukmadinata, 2010).

2.2 MEDIA PEMBELAJARAN


Miarso dalam Susilana (2007), mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. disamping itu, menurut Sadiman dkk (2010),
dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, tejnik atau latar dan peralatan.
Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan
yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan (hardware). Media pendidikan
adalah segala alat bantu yang digunakan pendidik untuk membantu mempermudah proses
belajar mengajar sehigga tercapai tujuan pembelajaran (Muchtar dan Siregar 2007).
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu
berupa alat atau bahan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar untuk
menyampaikan pesan edukatif, membantu mempermudah proses belajar mengajar, dan dapat
menarik perhatian siswa serta dapat menciptakan interaksi edukasi yang tepat dan berdaya
guna.

2.3 JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


Menurut Sadiman dkk (2010:28), beberapa jenis media yang sering dipakai dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia yaitu :
A. Media Grafis. Media grafis termasuk media visual, berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau
diabaikan bila digrafiskan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi visual. Media grafis dapat berupa: gambar/foto adalah media atau bahasa yang
paling umum dipakai dan dapat dinikmati di mana-mana. Kelebihan foto/gambar yaitu,
sifatnya konkret dan dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; sketsa adalah gmbar yang
sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tnpa detail; diagram
adalah gambar sederhana yang menggunkan garis-garis dan simbol-simbol yang
menggambarkan struktur dari objek secara garis besar; bagan/chart berfungsi untuk
menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau
lisan secara visual; grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau
gambar; kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang,
situasi, atau kejadian-kejadian tertentu; poster tidak saja penting untuk menyampaikan
kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah
laku orang yang melihanya; peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi;
papan flanel/flanel board untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu
pula; papan buletin berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
B. Media Audio. Media aduio berkaitan dengan pendengaran. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan)
maupun non verbal. Beberapa jenis media yang dapat diklasifikasikan dalam media audio,
antara lain :
radio mempunyai kelebihan dapat memsatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan
dan bunyi; alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk
merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya; piringan hitam dan laboratorium
bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan
cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.
C. Media Proyeksi Diam. Media proyeksi diam (stiil proyected medium) mempunyai
persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai (slide) adalah suatu film
berukuran 35mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari karton,
atau plastik; film rangkai (film strip) berbeda dengan film bingkai, gambar pada film rakai
merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya 35mm dengan jumlah gambar satu rol antara 50
sampai 75 gambar dengan panjang lebih kurang 100 sampai dengan 130; media tranparansi
adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau
plastik berukuran 8,5” x 11” yang diproyeksikan melalui OHP; film merupakan media yang
amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar mengajar.
Ada tiga macam ukuran film yaitu 8mm, 16mm dan 35mm; televisi (TV) adalah media yang
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak;
video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak; permainan dan simulasi adalah
suatu model penyederhanaan suatu realitas.

2.4 LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Menurut Santyasa (2007), ada empat landasan yang menadasari penggunaan media
dalam pembelajaran, yaitu:
A. Landasan Filisofis
Ada pendapat yang mengatakan bahwa akan terjadi dhumanisasi jika teknologi
diterapkan dalam proses pembelajaran. Tetapi sesungguhnya pendapat ini belum tentu
kebenarannya. Karena dengan adanya berbagai media yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, justru akan dapat membantu
pemahan siswa tentang materi pembelajaran. Maka dengan demikian siswa akan sangat
tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan penerapan teknologi dalam pembelajaran
tidak berarti dehumanisasi.
B. Landasan Psikologis
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang
konkrit ketimbang yang abstrak. Oleh karena itu dalam penggunaan media perlu: (1)
diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta
memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, bahan pembelajaran yang akan diajarkan
disesuaikan dengan pengalaman siswa.
C. Landasan Teknologis
Dengan berkembangnya teknologi pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran, menganalisis, melaksanakan dan mengevaluasi dengan
melibatkan orang, prosedur, ide dan peralatan secara terpadu.
D. Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan
media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa.
Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila
pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film.
Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media
audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan
siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan
atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

2.5 MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film
atau model.
b. Objek yang kecil dibatu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau teralalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau
high-speed photography.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film, bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan
model, diagram, dan lain-lain, dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dapat mengantisipasi sikap pasif anak-anak
didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan
dan kenyataan.
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemauan dan minatnya.
4. Menimbulkan rangsangan, menyamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang
sama.
5. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.
Misalnya,rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
Dale dalam Sulastri dkk (2010:8) mengemukakan beberapa manfaat media, yaitu:
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
3. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan minat siswa
dengan meningkatnya motivasi belajar.
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan
melibatkan imajenasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya
hasil belajar.
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan sehingga dapat membantu siswa
menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang
bermakna dapat dikembangkan.
9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran
nonverbalistik dan dan membuat generalisasi yang tepat.
10. Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika
mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
Sedangkan Sudjana dan Rivai dalam Sulastri dkk (2010:8) mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan
mendemonstrasikan, memamerkan, dll.

2.6 POLA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN


Ada beberpa pola pemanfaatan media pembelajaran menurut Sadiman dkk (2010;189),
yaitu:
1. Pemnafaatan Media dalam Situasi Kelas (classroom setting)

Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang pencapaian


tujuan tertentu. Pemanfataannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi
kelas. Dalam pemiliham media, guru harus melihat dan menyesuaikan tujuan yang akan
dicapai, materi pelajaran, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
itu.

2. Pemanfaatan Media di luar Kelas

Pemanfaatan media di luar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu:
a. Pemanfaatan secara bebas. Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media digunakan
tanpa diawasi. Media digunakan menurut masing-masing orang menurut kebutuhannya.
Dalam pemakaian media ini tidak diharpakan untuk mencapai tujuan tertentu dan juga tidak
diharpkan adanya umpan balik kepada siapapun serta tidak dievaluasi. Contohya,
Penggunaaan kaset pelajaran bahasa Inggris, pemanfataan siaran radio pendidikan.
b. Pemnafaatan Media Secara Terkontrol. Pemanfaatan media secara terkontrol ialah
bahwa media digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang sudah diatur secara sistematis
untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya tujuan yang harus dicapai dalam penggunaan media
ini dan diakhiri dengan evaluasi. Contohnya, pemanfaatan siaran radio pendidikan untuk
penataran guru, pemanfaatan media untuk mencapai ijazah persamaan SMA di AS.
c. Pemnafaaatan Media Secara Perorangan, Kelompok atau Massal. Media dapat
digunakan secara perorangan adalah media yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya secara madiri dan tidak perlu bertanya
kepada orang lain tentang penggunaan media tersebut. Media yang dapat digunakan oleh
kelompok yang terdiri dari 2 sampai dengan 8 orang atau dalam kelompok besar 9 sampai 40
orang dengan syarat, suara yang disjaikan harus keras sehingga semua anggota kelompok
dapat mendengar dengan jelas, gambar atau tulisan harus cukup besar agar dapat dilihat oleh
semua anggota kelompok, perlu alat seprti apmlifier untuk pengeras suara dan proyektor
untuk membesarkan gambar atau tulisan. Sedangkan media yang dapat digunakan oleh
masaal adalah media yang dirancang untuk penggunaan dalam jumlah orang yang sangat
banyak mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan. Biasanya media seprti ini disirakan melalui
telvisi, radio atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35mm.

2.7 PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Menurut Sadiman dkk (2010:83), ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media
dikelompokkam dalam dua jenis, yaitu media jadi (media by utilization) dan media
rancangan (media by design). Media jadi merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di
pasaran luas dalam keadaan sipa pakai. Sedangkan media rancangan adalah media yang perlu
dirancang dan dipersiapkan secar khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu.
Dick dan Carey dalam Sadiman dkk (2010:86), menyebutkan bahwa di samping
kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya ada empat faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber sumber
setempat. Bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus
dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas dalam
membeli atau memproduksi media. Ketiga adalah menyangkut dengan keluwesan,
kepraktisan dan ketahanan media untuk waktu yang lama. Bisa digunakan dimanapun dan
kapanpun. Keempat adalah efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang. Hakikat dari
pemilihan media adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media
yang bersangkutan.

2.8 ANALISIS SWOT


Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penggunaan media pembelajaran perlu
dianalisis. Maka dalam hal digunakan analisis SWOT ( strengths, weaknes,
oppotunitties, threats ). Dimana Analisis SWOT merupakan instrument perencanaaan
strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan
kesempatan eksternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Dalam hubungan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran
maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Strengths (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan adalah manfaat atau kegunaan media dalam proses
pembelajaran seperti dapat menimbulkan gairah belajar anak, metode belajar akan lebih
bervariasi, Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan
mendemonstrasikan, memamerkan, dll.
2. Weakness (Kelemahan)
Adapun kelemahannya yaitu guru belum efektif dalam menggunakan belajar
dikarenakan tingkat pemahaman dan pengetahuan penggunaan media pembelajaran masih
sangat rendah.
3. Opportunitties (Peluang)
Adapun yang merupakan peluang dalam pemanfataan media adalah guru-guru dapat
diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tentang penggunaan media
pembelajaran.
4. Threats (Ancaman)
Sikap guru yang acuh dan tidak mau mengikuti perkembangan teknologi sehingga
mengabaikan penggunaan media dalam pembelajaran.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Penggunaan media dalam pembelajaran ternyata sagat berpengaruh pada proses


pembelajaran dan motivasi siswa untuk mengitkuti pembelajaran itu sendiri. Untuk lebih
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran para guru diharapkan untuk selalu
memperhatikan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar yang dimiliki oleh
siswa akan sangat berpengaruh pula pada aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal
ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa itu sendiri.

5.2 SARAN

Dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan


materi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media
pembelajaran akan dapat membantu siswa dapat memahami materi yang akan disampaikan.
Dengan adanya penggunaan media pembelajaran siswa akan semakin tertarik untuk
mengikuti pembelajaran. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengatahuan,
maka berkembang pula berbagai macam media pembelajaran. Oleh karen itu, pendidik harus
selalu tanggap terhadap perubahan. Diharapkan para pendidik dapat berkreasi serta inovtif
dalam merancang, dan mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan. Guru juga perlu untuk meningkatkan pengethuan dan kemampuan serta
keterampilan-keterampilannya sehingga benar-benar menjadi guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Muchtar dan Siregar. 2007. Efektifitas Kombinasi Media dalam Peningkatan Hasil Belajar
Siswa MAN pada Pembelajaran Sistem Koloid. Jurnal Pendidikan dan Sains Vol.2 (2).
ISSN 1907-7157.
Sadiman, Rahardjo, Haryono, Rahardjito. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Santyasa, I Wayan, 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran [Makalah].
Disampaikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri
Banjar Angkan Pada tanggal 10 Januari 2007; Banjar Angkan Klungkung.
Sri Anitah. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: YUMA PUSTAKA
Sukmadinata, N.S, 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Rosda
Karya.
Susilana Rudi, 2001. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : Grasindo

Anda mungkin juga menyukai