“DESTILASI”
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kelancaran dalam menyusun
Makalah Tentang Destilasi ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah diselesaikan. Tidak semua hal dapat penulis
deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang penulis miliki.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima semua
kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memerbaiki makalah penulis di masa
mendatang. Sehingga makalah berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian destilasi
1.3.2 Mengetahui macam-macam destilasi
BAB II
PEMBAHASAN
1
2.1 Pengertian Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Pada dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan
penggunaan alat destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat
destilasi itu sendiri dapat berskala laboratorium dan skala komersil.
2
Larutan ethanol – air pada komposisi 95 % berat ethanol (fraksi mol 0.89) tidak
dapat ditingkatkan lagi melalui distilasi biasa. Karena ethanol – air merupakan system
yang membentuk azeotrop. Yaitu komposisi fase liquidnya sama dengan komposisi
fase uap, sehingga tidak lagi terjadi perubahan fase dari ethanol.
Untuk meningkatkan konsentrasi dan memperoleh ethanol anhydrous maka
ditambahkan komponen ketiga yang meningkatkan relative volativitas system. Untuk dua
komponen yaitu ethanol – air dimana ethanol lebih volatile dari pada air, ada empat
variable yang berpengaruh dalam system kesetimbangannya yaitu: tekanan (P), suhu
(T), konsentrasi ethanol dalam fase liquid (X) dan konsentrasi ethanol dalam fase uap
(Y).
Salah satu proses pemisahan ethanol – air yang digunakan adalah dengan proses
distilasi ekstraktif dan salt effect yang dipanaskan sampai titik didih ethanol. Komponen
ketiga berupa solvent yang ditambahkan akan mempengaruhi komposisi fase liquid dan
fase uap sehingga relative volatility system akan berubah. Penambahan garam pada
distilasi ini juga memiliki efek langsung terhadap relative volatility, karena pada
dasarnya garam memiliki efek dehidrasi yang dapat merubah komposisi fase uap dan
fase liquid dari ethanol. Perubahan relative volatility ini akan berpengaruh terhadap
produk, sehingga kemurnian ethanol dapat melampaui kondisi azeotropnya.
Parameter kualitas dari ethanol adalah angka asam. Angka asam adalah banyaknya
alcohol yang teroksidasi menjadi asam karboksilat selama proses distilasi. Penambahan
komponen ketiga yang memiliki sifat mengikat air akan dapat mengurangi kontak
lebih lama antara ethanol dengan air dan oksigen sehingga semakin sedikit ethanol yang
teroksidasi (Billah, 2009).
Keterangan Gambar :
1. Labu leher tiga
2. Termometer
3. Kolom
3
4. Elemeyer
5. Kondensor
6. X dan Y : kran
Gambar
Dapus1 Susunan Peralatan Distilasi Kolom Berpacking (Billah, 2009).
Destilasi Azeotrop
Destilasi Azeotrop adalah penambahan komponen ketiga yang disebut entrainer (fungsi
memengaruhi volatilitas) salah satu komponen dalam campuran. Terbentuk ternary azeotrope
dan didapat komponen murninya.
Kelemahan metode ini adalah biaya modal dan komsumsi energy tinggi serta
ketergantungan bahan kimia beracun.
Ada 3 jenis kolom pada destilasi azeotropik
1. Kolom yang komposisi destilatnya adalah azeotrop (node tidak stabil) : Dimulai dari
azeotrop di bagian atas mengikuti residu melengkung di bagian bawah.
2. Kolom yang komposisi produk dasarnya komponen berat murni (stable node): Ini
berakhir pada produk bawah.
3. Kolom yang komponennya di sepanjang kolom tersebut (Wahyuni, 2012).
4
3. Merubah y-Memisahkan Uap Melewati Membaran
Jika suatu membrane semipermiabel ditempatkan antara fasa uap dan cair, dapat
mengubah kesetimbangan uap-cair dan memungkinkan pemisahan untuk dicapai.
Destilasi Vakum
Secara mendasar destilasi merupakan proses pemisahan dua buah komponen yang
memiliki perbedaan titik didih. Digunakan destilasi vakum karena perbedaan titik didih yang
sangat tinggi, yaitu 313°C titik didih minyak jarak dan 100°C titik didih air.
Destilasi vakum berfungsi untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long
residu sehingga menghasilkan produk – produknya.
Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :
1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),
2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),
3. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.
5
Gambar 1. Rangkaian Alat Distilasi Vakum (Fahmi, 2014)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan materi, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara
lain :
1. Destilasi adalah proses pemisahan yang paling banyak digunakan pada industri
kimia. Proses pemisahan ini didasarkan oleh perbedaan kemudahan menguap relatif
antara komponen yang akan dipisahkan Destilasi atau penyulingan juga merupakan
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
2. Macam-macam destilasi :
Destilasi Ekstraktif
Destilasi Azeotrop
3.2 Saran
Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang destilasi agar para
mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari berbagai sumber
agar lebih memahami lebih dalam.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ardi, W.R. 2009. “Pemurnian Etanol dari Fermentasi Tape Ubi Kayu (Manihot utilissima) (Kajian Suhu
dan Lama Waktu Distilasi)”. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.
Billah, M. 2009. Produksi Alkohol Fuel Grade dengan Proses Distilasi Ekstraktif. Jurnal
Penelitian Ilmu Teknik. 9(1): 24-30.
Fahmi ,Dony.,dkk. 2014. Pemurnian Etanol Hasil Fermentasi Kulit Nanas ( Ananas Comosus L. Merr)
dengan Menggunakan Distilasi Vakum. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Vol.
2 No. 2, Juni 2014, 131-137
Gil, I. D., Ortiz, P., Botia, D. C., & Sanchez, O. F. 2009. Extractive Distillation of
Acetone/Methanol Mixture Using Water as Entrainer. American Chemical Society.
Perry, R. H., & Green, D. W. 2008. Perry's Chemical Engineers' Handbook 8th Edition. New
York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Smith, R. 2005. Chemical Process Design and Integration. John Wiley and Sons.
Wahyuni, I., 2012, Studi Pemisahan Campuran Azeotrop Etanol-Air Dan Isopropil
Alkohol-Air Melalui Proses Pervaporasi Dengan Membran Thin Film Composite Komersial.
Jurnal Pemisahan. 2(2):3-4.
Widyaningrum, Kirana S. 2017. Pengaruh Variasi Suhu Destilasi Terhadap Karakteristik Minyak Jarak
Sebagai Alternatif Isolasi Cair pada Transformator Daya. BERKALA SAINSTEK 2017, V (1): 41-44.
ISSN : 2339-0069