Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“DESTILASI”

DOSEN PENGAMPU : Dra. ANNA JUNIAR, M. Si

Disusun Oleh : Kimia Dik E 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kelancaran dalam menyusun
Makalah Tentang Destilasi ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah ini yang telah diselesaikan. Tidak semua hal dapat penulis
deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang penulis miliki.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima semua
kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memerbaiki makalah penulis di masa
mendatang. Sehingga makalah berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Medan, 9 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Destilasi ..................................................................................................... 2
B. Macam-Macam Destilasi ............................................................................................. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 6
B. Saran ........................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi
yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan
Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang
proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan
perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan
uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatularutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya
titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di
laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat seperti
timbal, arsenic, dan merkuri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka diketahui rumusan masalah, yaitu:
1.2.1 Apa pengertian destilasi?
1.2.2 Apa saja macam-macam destilasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian destilasi
1.3.2 Mengetahui macam-macam destilasi

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Pengertian Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Pada dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan
penggunaan alat destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat
destilasi itu sendiri dapat berskala laboratorium dan skala komersil.

2.2 Macam-Macam Destilasi


 Destilasi Ekstraktif
Distilasi adalah proses pemisahan yang paling banyak digunakan pada industri kimia.
Proses pemisahan ini didasarkan oleh perbedaan kemudahan menguap relatif antara
komponen yang akan dipisahkan (Perry dan Green, 2008). Distilasi biasa tidak bisa
digunakan untuk memisahkan campuran yang membentuk titik azeotrop. Distilasi harus
dimodifikasi terlebih dahulu untuk memisahkan campuran azeotrop. Modifikasi distilasi bisa
dilakukan dengan menambahkan komponen lain yang dikenal dengan entrainer. Distilasi
termodifikasi dengan penambahan entrainer ini dikenal dengan distilasi azeotropik heterogen
dan distilasi ekstraktif. Distilasi juga bisa dilakukan menggunakan dua kolom yang
dioperasikan pada tekanan berbeda. Hal ini bisa dilakukan jika tekanan berpengaruh secara
signifikan terhadap titik azeotrop (Smith, 2005). Campuran azeotrop yang banyak dijumpai
dalam industri kimia yaitu campuran aseton dan metanol. Kedua komponen tersebut
merupakan zat yang banyak digunakan sebagai pelarut. Entrainer yang digunakan yaitu air
karena zat yang paling murah jika dibandingkan entrainer yang lain (Gil dkk., 2009).
Banyak campuran liquid yang tidak dapat dipisahkan dengan proses distilasi, hal ini
dikarenakan titik didihnya saling berdekatan, relative volativitynya mendekati 1 atau
karena campuran membentuk azeotrop pada suhu dan konsentrasi tertentu hingga tidak
dapat dipisahkan lagi. Beberapa komponen dapat dipisahkan dengan menambahkan
komponen yang lain yang dapat meningkatkan relative volativitas dari konstituen aslinya
sehingga salah satu komponen campuran binary mula-mula dapat dipisahkan. Distilasi
yang diiringi dengan penambahan komponen untuk meningkatkan relative volativitas
disebut dengan distilasi azeotrop, distilasi reaktif, distilasi ekstraktif, tergantung dari
bahan yang ditambahkan kedalamnya.

2
Larutan ethanol – air pada komposisi 95 % berat ethanol (fraksi mol 0.89) tidak
dapat ditingkatkan lagi melalui distilasi biasa. Karena ethanol – air merupakan system
yang membentuk azeotrop. Yaitu komposisi fase liquidnya sama dengan komposisi
fase uap, sehingga tidak lagi terjadi perubahan fase dari ethanol.
Untuk meningkatkan konsentrasi dan memperoleh ethanol anhydrous maka
ditambahkan komponen ketiga yang meningkatkan relative volativitas system. Untuk dua
komponen yaitu ethanol – air dimana ethanol lebih volatile dari pada air, ada empat
variable yang berpengaruh dalam system kesetimbangannya yaitu: tekanan (P), suhu
(T), konsentrasi ethanol dalam fase liquid (X) dan konsentrasi ethanol dalam fase uap
(Y).
Salah satu proses pemisahan ethanol – air yang digunakan adalah dengan proses
distilasi ekstraktif dan salt effect yang dipanaskan sampai titik didih ethanol. Komponen
ketiga berupa solvent yang ditambahkan akan mempengaruhi komposisi fase liquid dan
fase uap sehingga relative volatility system akan berubah. Penambahan garam pada
distilasi ini juga memiliki efek langsung terhadap relative volatility, karena pada
dasarnya garam memiliki efek dehidrasi yang dapat merubah komposisi fase uap dan
fase liquid dari ethanol. Perubahan relative volatility ini akan berpengaruh terhadap
produk, sehingga kemurnian ethanol dapat melampaui kondisi azeotropnya.
Parameter kualitas dari ethanol adalah angka asam. Angka asam adalah banyaknya
alcohol yang teroksidasi menjadi asam karboksilat selama proses distilasi. Penambahan
komponen ketiga yang memiliki sifat mengikat air akan dapat mengurangi kontak
lebih lama antara ethanol dengan air dan oksigen sehingga semakin sedikit ethanol yang
teroksidasi (Billah, 2009).

Keterangan Gambar :
1. Labu leher tiga
2. Termometer
3. Kolom

3
4. Elemeyer
5. Kondensor
6. X dan Y : kran

Gambar
Dapus1 Susunan Peralatan Distilasi Kolom Berpacking (Billah, 2009).

 Destilasi Azeotrop
Destilasi Azeotrop adalah penambahan komponen ketiga yang disebut entrainer (fungsi
memengaruhi volatilitas) salah satu komponen dalam campuran. Terbentuk ternary azeotrope
dan didapat komponen murninya.
Kelemahan metode ini adalah biaya modal dan komsumsi energy tinggi serta
ketergantungan bahan kimia beracun.
Ada 3 jenis kolom pada destilasi azeotropik
1. Kolom yang komposisi destilatnya adalah azeotrop (node tidak stabil) : Dimulai dari
azeotrop di bagian atas mengikuti residu melengkung di bagian bawah.
2. Kolom yang komposisi produk dasarnya komponen berat murni (stable node): Ini
berakhir pada produk bawah.
3. Kolom yang komponennya di sepanjang kolom tersebut (Wahyuni, 2012).

Kita harus mengubah sesuatu untuk mengatasi azeotrope :


1. Mengubah Tekanan
Opsi pertama yang perlu dipertimbangkan ketika memisahkan azeotrop suatu
campuran adalah memanfaatkan perubahan komposisi azeotrop dengan tekanan. Jika
komposisi azeotrop sensitive terhadap tekanan dan memungkinkan untuk mengoperasikan
destilasi pada rentang tekanan tanpa terjadi dekomposisi material, maka sifat ini bisa
digunakan untuk melakukan pemisahan. Perubahan komposisi azeotrope minimal 5% dengan
perubahan tekanan biasanya diperlukan.
2. Merubah Gamma, Menambah Entrainer
Sebuah agen pemisahan massa, yang dikenal sebagai sebuah entrainer, dapat
ditambahkan ke destilasi. Pemisahan menjadi mungkin karena entrainer berinteraksi lebih
kuat dengan salah satu azeotrop membentuk komponen dari yang lain. Hal ini dapat pada
gilirannya mengubah volatilitas relative antara komponen kunci dengan cara yang
menguntungkan.

4
3. Merubah y-Memisahkan Uap Melewati Membaran
Jika suatu membrane semipermiabel ditempatkan antara fasa uap dan cair, dapat
mengubah kesetimbangan uap-cair dan memungkinkan pemisahan untuk dicapai.

 Destilasi Vakum
Secara mendasar destilasi merupakan proses pemisahan dua buah komponen yang
memiliki perbedaan titik didih. Digunakan destilasi vakum karena perbedaan titik didih yang
sangat tinggi, yaitu 313°C titik didih minyak jarak dan 100°C titik didih air.
Destilasi vakum berfungsi untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long
residu sehingga menghasilkan produk – produknya.
Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :
1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),
2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),
3. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.

Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain :


1. Enjektor
2. Kondensor
3. Kolom vakum (Widyaningrum, 2017).

Tahap distilasi vakum dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat vacuum


distilation untuk memisahkan etanol dari larutan fermentasi yang terbentuk. Alat ini
bekerja seperti alat distilasi sederhana, penurunan tekanan diberikan kepada labu yang
berisi sampel menyebabkan terjadinya penurunan titik didih larutan. Pompa vakum
digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan
diubah kembali ke dalam bentuk cair. Perlakuan yang diberikan dibagi dalam 3 taraf
dengan ulangan sebanyak 3 kali. Adapun taraf perlakuan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
T1= suhu distilasi vakum 40˚ C
T2= suhu distilasi vakum 50˚ C
T3= suhu distilasi vakum 60˚ C

5
Gambar 1. Rangkaian Alat Distilasi Vakum (Fahmi, 2014)

Pengaplikasian destilasi vakum adalah sebagai berikut:


a. Dalam skala laboratorium
Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling memiliki titik
didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih atmosfer
mereka. Suhu bahan sensitif (seperti beta karoten) juga memerlukan destilasi vakum untuk
menghapus pelarut dari campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum
digunakan adalah bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat yang lebih
rendah residu membangun. Hal ini penting dalam aplikasi komersial dimana transfer suhu
diproduksi menggunakan penukar panas.

b. Dalam skala industri


Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup mendidih
campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk memisahkan
komponen-komponen. Satu alat untuk mengurangi jumlah tahapan yang diperlukan adalah
dengan memanfaatkan penyulingan vakum. Vacuum kolom destilasi biasanya digunakan
dalam penyulingan minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi
badan berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400
meter kubik per hari (160.000 barel per hari). (Ardi, 2009)

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan materi, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara
lain :
1. Destilasi adalah proses pemisahan yang paling banyak digunakan pada industri
kimia. Proses pemisahan ini didasarkan oleh perbedaan kemudahan menguap relatif
antara komponen yang akan dipisahkan Destilasi atau penyulingan juga merupakan
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
2. Macam-macam destilasi :
 Destilasi Ekstraktif
 Destilasi Azeotrop

3.2 Saran
Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang destilasi agar para
mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari berbagai sumber
agar lebih memahami lebih dalam.

7
DAFTAR PUSTAKA
Ardi, W.R. 2009. “Pemurnian Etanol dari Fermentasi Tape Ubi Kayu (Manihot utilissima) (Kajian Suhu
dan Lama Waktu Distilasi)”. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya, Malang.
Billah, M. 2009. Produksi Alkohol Fuel Grade dengan Proses Distilasi Ekstraktif. Jurnal
Penelitian Ilmu Teknik. 9(1): 24-30.
Fahmi ,Dony.,dkk. 2014. Pemurnian Etanol Hasil Fermentasi Kulit Nanas ( Ananas Comosus L. Merr)
dengan Menggunakan Distilasi Vakum. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Vol.
2 No. 2, Juni 2014, 131-137
Gil, I. D., Ortiz, P., Botia, D. C., & Sanchez, O. F. 2009. Extractive Distillation of
Acetone/Methanol Mixture Using Water as Entrainer. American Chemical Society.
Perry, R. H., & Green, D. W. 2008. Perry's Chemical Engineers' Handbook 8th Edition. New
York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Smith, R. 2005. Chemical Process Design and Integration. John Wiley and Sons.
Wahyuni, I., 2012, Studi Pemisahan Campuran Azeotrop Etanol-Air Dan Isopropil
Alkohol-Air Melalui Proses Pervaporasi Dengan Membran Thin Film Composite Komersial.
Jurnal Pemisahan. 2(2):3-4.
Widyaningrum, Kirana S. 2017. Pengaruh Variasi Suhu Destilasi Terhadap Karakteristik Minyak Jarak
Sebagai Alternatif Isolasi Cair pada Transformator Daya. BERKALA SAINSTEK 2017, V (1): 41-44.
ISSN : 2339-0069

Anda mungkin juga menyukai