Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“SENYAWA HIDROKARBON”

OLEH:

MUHAMMAD AMIRUDIN
XXXXXXXXXXX

JURUSAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala


rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
kelompok ini dengan baik. Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari proses
pembelajaran yang di berikan oleh dosen pembimbing kepada kelompok kami.
Makalah ini di susun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh
kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Dengan ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ KIMIA
KARBON”, butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada dosen
pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesain makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat dapat di nilai dengan baik dan bermanfaat oleh
pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun
mohon kritik dan saranya. Terimakasih.

Dumai, 20 Oktober 2014

ii
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah……………………………………………………………….........1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………...
…2
1.3 Tujuan
Masalah………………………………………………………………………….......2

BAB II PEMBAHASAN

2.1
Karbon…………………………………………………………………………………….....3
2.1.1 Senyawa
Karbon………………………………………………………………….3
2.1.2 Sifat- Sifat
Karbon……………………………………………………………......7
2.2
Alkana……………………………………………………………………………………….8
2.2.1 Tata Nama
Alkana………………………………………………………………...9
2.2.2 Sifat- Sifat
Alkana…………………………………………………………….....10
2.3
Alkena……………………………………………………………………………………...11
2.3.1 Tata Nama
Alkena……………………………………………………………….12

iii
2.3.2 Sifat- Sifat
Alkena……………………………………………………………....13
2.4 Alkuna……………………………………………………………………………………
13
2.4.1 Struktur
Alkuna………………………………………………………………….14
2.4.2 Tata Nama
Alkuna……………………………………………………………....14
2.4.3 Sifat- Sifat
Alkuna……………………………………………………………….15
BAB III PENUTUP

1.1 Kessimpulan……………………………………………………………………
…17
1.2 Saran……………………………………………………………………………
…17

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

komposisi,struktur, sifat-sifat dan perubahan-perubahan dari materi serta energy yang

menyertainya. Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dari ilmu kimia telah

menyebabkan perlunya pemisahan kedalam sejumlah bidang kimia yang khusus.

Dengan perkembangn tersebut kita mengenal antara lain kimia fisika, kimia analisis,

biokimia, kimia anargonik, serta kima organik.

Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam

golongan IV A dan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan sehari-

hari karena terdapat lebih banyak senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.

Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah untuk

mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan

ikatan tunggal, C - C , tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap tiga,

C≡C.Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini diperkirakan terdapat

sekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan jumlah itu makin meningkat pemikiran

tersebut bahwa penggunaan istilah senyawa karbon lebih tepat pada senyawa oragnik,

tentu semua senyawa karbon menjadi sasaran kajian kimia karbon.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keberadaan unsur karbon di alam?

2. Apa saja senyawa-senyawa yang berikatan dengan unsur karbon?

3. Apa saja sifat sifat fisika dan kimia unsur karbon?

4. Apa yang di maksud dengan alkana?

5. Apa yang di maksud dengan alkena ?

6. Apa yang di maksud dengan alkuna?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui keberadaan unsur karbon di alam.

2. Untuk mengetahui senyawa-senyawa yang berikatan dengan unsur karbon

3. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia unsur karbon.

4. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan alkana

5. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan alkena

6. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan alkuna

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Karbon (C)

Karbon adalah salah satu unsur yang terdapat dialam dengan symbol system

periodik adalah “C”. Nama karbon berasal dari bahasa latin “carbo” yang berarti

“coal” atau “charcoal”. Istilah “coal” menyatakan sediment berwarna hitam atau

coklat kehitaman yang bersifat mudah terbakar dan terutama memiliki komposisi utama

belerang, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Karbon merupakan unsur ke-19 yang paling

banyak di kerak bumi yaitu dengan persentase dengan berat 0.027%, dan menjadi

banyak unsur ke-4 terdapat jagat raya setelah hydrogen, helium, dan oksigen. Di

temukan baik di air, darat, dan atmosfer bumi, dan di dalam tubuh makhluk hidup.

Karbon membentuk senyawa hampir semua unsur terutama unsur organik yang

banyak menyusun dan menjadi bagian dari makhluk hidup. Keistimewaan unsur karbon

di bandingkan dengan unsur IV A yang lain, unsur karbon secara alamiah mengikat

dirinya sendiri dalam rantai, baik dengan ikatan tunggal C-C, ikatan rangkap dua C=C,

maupun ikatan rangkap tiga C≡C. Hal ini terjadi karena unsur karbon mempunyai

energi ikatan C-C yang kuat yaitu sebesar 356 kj/ mol.

3
2.1.1 Senyawa Karbon

a. Karbon dioksida

Karbon dioksida di temukan di atmosfir lapisan bumi dan terlarut dalam air.

Karbon juga merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat unsur kalsium,

magnesium dan besi. Batubara, minyak ,dan gas bumi adalah hidrokabon. Karbon

sangat unik karena dapat membentuk banyak senyawa dengan hidrogen, oksigen,

nitrogen, dan unsur-unsur lainya. Nama lain dari gas asam karbonat, karbonat

anhidrida, es kering (bentuk padat), dan zat asam arang. Massa molar 44,0095(14)

g/mol, penampilan gas tidak berwarna. Densitas 1600 g/L (padat) 1,98 (gas),titik didih

leleh -57 oC (216K) dibawah tekanan, titik didih -78 oC (195 K) menyublin, kelarutan

dalam air 1,45 Momen dipole nol.

Karbon dioksida di ntyatakan dalam bentuk rumus kimia CO2 atau zat asam

arang adalah sejenis senyawa yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara

konvalen dengan sebuah atom karbon. Berbentuk gas pada keadaan temperatur dan

tekanan standard dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di

atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume (V) walaupun jumlah ini bisa

bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca

yang penting karena bisa menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida juga di hasilkan oleh semua hewan, tumbuhan-tumbuhan,

fungsi dan mikroorganisme pada proses reperasi dan di gunakan oleh tumbuhan

sebagai proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakn kompenen yang

4
sangat penting dalam siklus karbon. Karbon diokasida juga hasailkan dari hasil

samping pembakaran bahan bakar fosil.Karbon dioksida anorganik di keluarkan dari

gunung merapi dan proses geothermal lainya seperti pada mata air panas.

Karbon dioksida tidak mempuyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm

namun langsung mnjadi padat pada temperatur di bawah -78oC. Dalam bentuk padat

karbon dioksida pada umumnya disebut sebagai es kering (CO2) adalah oksida asam.

Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi merah muda. Karbon dioksida

mempuyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini larut dalam air,

terdapat di udara dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai bahan fotosintesi serta

merupakan komponen nafas yang di keluarkan oleh manusia atau hewan. CO2 dapat di

buat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau gas CO dengan oksigen

yang cukup sebagai berikut:

C+ CO →CO2

CH4+2O2→CO2+H2O

2CO+O2→2CO2

Di laboratorium CO2 dapat di buat dengan mereaksikan garam karbonat dengan

asam seperti: CaCO3 +2HCl→CaCl2 +H2O+CO2. Gas CO2 tidak beracun, tetapi

konsentrasi yang terlallu tinggi dalam udara adalah tidak sehat, karena merendahkan

konsentrasi CO2 dan menimulkan efek fisikologis yang membahayakan. Jumlah CO2

yang sangat besar sekali di hasilkan oleh aktifitas manusia, meningkatkan gas CO2 di

5
khawatirkan atmosfer menjadi panas, sehingga akan muncul perubahan suhu yang

serius yang sering juga di sebut efek rumah kaca.

b. Karbon Monoksida

Karbon monoksida dapat di buat secara komersil dengan hydrogen melalui

pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagai hidrokarbon dengan reaksi

CO2+H2→CO2+H2, gas ini tidak berwarna dan mempunyai titidk didih -190. Dapat di

gunakan sebagai bahan industry melalui reaksi 2CO(g) + O 2(g)→ 2CO2(g). Gas CO

juga terdapat terjadi sebagai sampingan pembakaran organic dalam ruang kurang

oksigen. C8H18 + 6O2 (g)→8CO + 4H2O. Secara besaran-besaran dapat dibuat dengan

reaksi C(S) + H2O→ CO +H2. Gas CO sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan

karena CO berikatan kuat dengan hemoglobin darah. Homoglobin berfungsi sebagai

mengedarkan oksigen dari paru- paru ke seluruh tubuh. Secara komersial, karbon

monoksida mempunyai beberapa kegunaan. Campuran gas yang mengandung karbon

monoksida, telah lama di gunakan sebagai bahan bakar.

c. Karbonat dan Bikarbonat.

Sebagai senyawaan karbon anorganik yang paling melimpah, karbonat dan

bikarbonat adalaha zat yang berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit

larut dalam air, misalnya kalsium karbonat, CaCO 3, barium karbonat, BaCO3,

magnesium karbonat, MgCO3, dan timbal karbonat, PbCO3. Banyak bikarbonat hanya

stabil dalam larutan air. Contohnya kalsium bikarbonat Ca(HCO3)2, dan magnesium

bikarbonat Mg(HCO3)2. Karbon dan bikarbonat bereaksi dengan kebanyakan asam,

6
menghasilkan CO2. Reaksi ini sangat cepat dan gas itu dengan mudah terlepas.

Misalnya, barium karbonat bereaksi dengan asam bromide.

BaCO3 + 2HBr BaBr2 + H2O + CO2↑

Bikarbonat adalah zat atmosfer, yaitu ia dapat bereaksi baik dengan asam

maupun basah. Bikarbonat tidak stabil bila dipanaskan, ia terurai membentuk karbonat.

Kalium bikarbonat bubuk digunakan dalam alat pemadam kebakaran karena ia mudah

terurai dengan menghasilkan karbon dioksida. 2KHCO3 K2CO3 + H2O + CO2↑.

2.1.2. Sifat-Sifat Karbon

Unsur karbon terdapat dalam tiga bentuk yaitu bentuk amorf, grafit, dan intan

a. Amorf

Unsur karbon dalam bentuk amorf, selain terdapat di alam, seperti arang,

kokas, batu bara, dan karbon hitam memiliki sifat yang rapuh. Karbon amorf ini,

antara lain digunakan sebagai bahan bakar (batu bara), zat warna hitam, tinta cetak,

dan sebagai produksi pada proses peleburan logam. Karbon amorf yang diaktifkan

(karbon aktif) digunakan sebagai adsorben (penjerap) yang dapat menyerap bau-

bauan, gas beracun, mikroorganisme, dan kotoran dalam larutan. Secara alami amrof

di hasilkan dari perubahan serbuk gergaji, lignit batu bara, gambut, kayu, batok

kelapa, dan bijian-bijian.

b. Grafit

Grafit adalah zat bukan logam yang mampu mengantarkan panas dengan

baik. Bentuk kristal mikro grafit banyak kita kenal sebagai arang, jelaga, atau jelaga

7
minyak. Sifat fisika grafit di tentukan oleh sifat dan luasnya permukaan, bentuk

grafit yang halus akan mempunyai permukaan yang relatif lebih luas, dengan sedikit

gaya tarik akan mudah meyerap gas dan zat terlarut. Grafit terdapat dalam bentuk

padatan yang memiliki ukuran kristal dan tingkat kemurnian yang berbeda-beda.

c. Intan

Bentuk unsur karbon yang ketiga adalah intan. Intan secara alami diperoleh

dari karbon yang dikenal tekanan dan suhu tinggi dalam perut bumi. Intan juga

dapat di buat dari grafit yang diaolah pada suhu 3.000 K dan tekanan lebih dari 1,25

x 107 Pa. Proses ini menggunakan katalis logam transisi, seperti kromium (Cr), besi

(Fe), dan platina.

2.2 Alkana (CnH2n+2)

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon

dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Alkana

juga di sebut parafin yang berarti alifatis kecil (sukar beraksi). Senyawa alkana

mempunyai rumus sebaga berikut: CnH2n + 2.

Dari rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H

dapat ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak

bercabang yang sering disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel berikut:

Nama Rumus molekul Nama Rumus molekul


Metana CH4 heksadekana C16H34
Etana C2H6 heptadekana C17H36
Propane C3H8 oktadekana C18H38
Butane C4H8 nonadekana C19H40
Pentane C5H12 eikosana C20H42

8
Heksana C6H14 heneikosana C21H44
Heptana C7H16 dokosana C22H46
Oktana C8H18 trikosa C23H48
Nonana C9H20 tetrakosana C24H50
Dekana C10H22 pentakosana C25H52
Undekana C11H24 keksakosana C26H54
Dodekana C12H26 heptakosana C27H56
Tridekana C13H26 oktaoksana C28H58
Tetradekana C14H30 nonakosana C29H60
pentadekana C15H32 trikontana C30H62

2.2.1 Tata Nama Alkana

Penaman alkana mengikuti system IUPAC, yaitu sistim tata nama yang

berdasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah nyawa organic dapat digunakan untuk

menurunkan namanya dan sebaliknya, bahwa suatu struktur yang unik dapat di gambar

untuk tiap nama. Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus. Tata nama alkana

adalah sebagai berikut:

 Nama alkana di dasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama.

 Atom C ujung di beri nomor 1 adalah yang dekat dengan rantai simpang atau

simpangnya lebih panjang.

 Sebut nomor yang menunjukan letak rantai cabang, lalu nama rantai cabang,

menurut urutan abjad, lalu di ikuti dengan nama ratai lurusnya, contoh: 3 metil

heksana.

 Nomor cabang di hitung dari ujung rantai utama yang terdekat.

9
Dalam system tata nama umum, nama alkana di tentukan oleh jumlah atom

karbon tampa memperhatikan susunan atom-atom tersebut, yang dianataranya adalah

sebagai beikut:

a. Alkana yang tak bercabang mempuyai atom C>3 di beri awalan normal (n-).

b. Alkana yang bercabang mempunyi gugus – CH(CH3)2 di beri awalan iso.

c. Alkana bercabang yang mempunyai gugus – CH(CH3)3 di beri awalan neo.

2.2.2 Sifat-sisfat Alkana

Sifat-sifat alakana adalah sebagai beiikut:

1. Sifat fisika, yang diantaranya adalah:

a. Hidrokarbon jenuh ( tidak ada ikatan atom C rangakap sehinnga jumlah atom H

nya maksimal).

b. Sukar beraksi

c. Bentuk Alkana dengan rantai C1-C4 pada suhu kamar adalah gas ,C4-C17 pada

suhu adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat

d. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah, dan jumlah atom C sama

maka bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah.

e. Sifat kelarutan mudah larut dalam pelarut non polar.

f. M assa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C.

g. Merupakan sumber utama gas alam dan petroleum (minyak bumi).

10
2. Sifat Kimia, yang diantaranya adalah:

a. Alkana tidak reaktif cukup stabil apbila di bandingkan dengan senyawa organik

lainya. Oleh karena kurang reaktif, alkana disebut paraffin (berasal dari bahasa

latin: parun affins, yang artinya afinatas yang kecil sekali).

b. Alkanan dapat di bakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.

c. Oksidasi dapat teroksidasi membentuk karbon dioksida dan air di sertai

pembebasan energi.

d. Halogenasi, alkana dapat beraksi dengan halogen di bawah pengaruh panas

membentuk alkil halide dengan hasil samping hydrogen klorida.

e. Nitrasi, alkana dapat beraksi dengan asam nitrat pada suhu 150-4750C

membentuk nitroalkana dengan hasil samping uap air.

f. Sulfonasi, alkana dapat beraksi dengan asam sulfat berasap (oleum)

menghasilkan asam alkana sulfonat dan air.

2.3 Alkena

Alkena dan sikloalkena merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih

ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa ini ikatan tidak jenuh karena tidak

mempunyai jumlah maksimun atom yang sebetulnya dapat di sampaikan oleh setiap

karbon. Alkena sering disebut olefiant gas (gas yang membentuk minyak, suatu istilah

nama lama untuk etilena (CH2= CH2).

11
2.3.1 Tata Nama Alkena

Dalam sisten IUPAC, alkena berantai lurus di beri nama menurut alkana

induknya sebagai berikut:

1. Sebagai senyawa induk di ambil rantai lurus atom karbon terpanjang yang

menagandung ikatan rangkap.

2. Akhiran –ana dari nama hidrokarbon alkana di gantikan dengan akhiran –ena.

3. Posisi ikatan rangkap di tentukan oleh nomor rendah dari atom karbon, di mana

ikatan itu terletak.

4. Jika suatu isomer geometric akan di tandai, nama itu di mulai dengan cis atau trans.

Menurut Justiana (2009), langkah-langkah penamaan senyawa alkena rantai

lurus sebagai berikut:

a. Hitung jumlah atom C-nya, kemudian tukiskan nama awal berdasarkan jumlah atom

C dan akhri dengan akhiran –ena.

b. Jika jumlah atom C senyawa lebih dari 3, maka bernomor setiap atom C sehinnga

nomor terkecil terletak atom C terikat.

Sementara itu, jika senyawanya merupakan alkena rantai bercabang maka

sebagai berikut:

a. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya.

b. Hitung jumlah atom C pada rantai induk dan rantai cabang.

c. Tuliskan nama rantai induk berdasarkan jumlah atom C-nya.

d. Tuliskan nama rantai cabang berdasarkan jumlah atom C dan strukturnya.

12
e. Tuliskan nomor cabang, di ikuti tanda (-) gabungkan nama rantai induk dan rantai

cabang.

Beberapa senyawa alkena mempunyai ikatan rangkap 2 lebih dari 1. Senyawa

alkena tersebut mempunyai yang mengandung kata diena atau triena.

CH2=CHCH=CH3 CH2=CHCH2=CH2

1,3 –pentadiena 1,4-pentadiena

CH2=CHCH=CHCH=CH2 CH3-CH2-CH=CH-CH=CH2-CH2-CH3

1,3,5-heksatriena 3,5-oktadiena

2.3.2 Sifat Alkena

Menurut Justiana (2009) sifat fisika di tunjukan pada table beriukt:

Sifat Fisika
Senywa Alkena Rumus Molekul Mr
Titik Didih Wujud
Etena C2H4  28  -103  gas
 Propena  C3H6  42  -48  gas
 1-Butena  C4H8  56  -6  gas
 1-Pentena  C5H10  70  30  cair
 1-Heksana  C6H12  84  64  cair
 1-Heptena  C7H14  98  93  cair
 11
 1-Oktena  C8H16 2 122 cair
 12
 1-Nonena  C9H18 6  146  cair
 14
 1-Dekana  C10H20 0  171  cair

Berdasarkan tabel diatas maka sifat-sifat alkena sebagai berikut:

1. Titik didih alkena sama dengan alkana, maka bertambah jumlah atom C, harga Mr

makin besar maka titik didihnya semakin tinggi.

13
2. Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.

3. Alkena dapat beraksi adisi denagn H2 dan halogen.

2.4 Alkuna

Alkuna merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus

fungsi berupa ikatan rangkap tiga karbon. Salah satunya adalah etuna yang di sebut

juga asetilena (CH=CH). Ikatan pada alkuna disebut ikatan tidak jenuh. Ketidak

jenuhan ikatan rangkap tiga karbon-karbon lebih besar dari ikatan rangkap dua pada

alkena, oleh kaeran itu kemampuanya beraksi juga lebih besar.

2.4.1 Struktur Alkuna

Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2. Alkuna yang paling sederhana adalah

etuna (C2H2). Dan mempunyai rumus struktur H- C=C – H. Menurut Parlan dan

Wahjudin,2005, alkuna di bedakan menjadi tiga jenis berdasarkan posisi ikatan rangkap

tiganya yaitu:

1. Alkuna terminal, jika ikatan rangkap tiga terletak di ujung rantai.

2. Alkuna internal, jika ikatan rangkap tiga terletak di tengah rantai.

2.4.2 Tata Nam Alkuna

Tata nama dalam alkuna adalah sebagai berikut:

1. Sistem IUPAC

Pemberian nama alkuna dengan system IUPAC dengan menggantikan

akhiran –ana pada nama alkane terkait dengan akhiran –una. Untuk molekul alkuan

yang rantainya panjang, rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan ganda

14
tiga mempunyai nomor rendah. Posisi ikatan ganda tiga di tunjukan dengan nomor

dari atom karbon yang berikatan ganda tiga yang lebih rendah.

2. Nama Umum

Nama umum di gunakan untuk alkuna-alkuna sederhana.Dalam pemberian

nama umum, alkuna di anggap sebagai turunan asetelina (C 2H2) yang satu atau dua

atom hidrogenya di gantikan oleh gugus alikil.

2.4.3 Sifat- Sifat Alkuna

Secara umum sifat – sifat fisika alkuna sifat- sifat fisika alkane dan alkana,

diantara lain:

1. Alkuna suka rendah pada temperatur kamar berwujud gas, sedangkan yang

mengandung lima atau lebih atom karbon berwujud cair.

2. Berat jenisnya lebih kecil dari air.

3. Merupakan senyawa non polar tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-

pelarut organik non polar, seperti eter, benzene, dan karbon tetraklorida.

4. Semakin banyak jumlah atom dan percabangan atom semakin tinggi titik didihnya .

2.4.4 Reaksi- Reaksi Alkuna

1. Reaksi Adisi

a. Adisi Halogen, bromine dan klorin dapat mengadisi pada alkuna seperti halnya

pada alkena.

b. Adisi Hidrogen, dengan pengaruh katalis logam – logam transisi (Pt, Pd, dan Ni)

hydrogen dapat mengadisi pada alkuna dan menghasilkan senyawa alkana.

15
c. Adisi Air (Hidrasi), hidrasi alkuna biasanya di lakukan dengan menggunakan

katalis merkuri sulfat. Reaksi ini biasanya mengikuti kaidah Markovnikov, tetapi

yang di peroleh bukan alcohol, melainkan suatu keton.

2. Reaksi Oksidasi

a. Oksidasi oleh KMnO4, Apabila alkuna di reaksikan dengan larutan kalium

permanganate pada kondisi yang agak netral, terjadi reaksi oksidasi dan di

hasilkan senyawa α-diketon.

b. Oksidasi oleh Ozon. Ozona lisis terhadap alkuna yang di ikuti dengan hidrolisis

mengakibatkan terjadinya pemaksa pisahan seperti yang terjadi pada alkena.

Reaksi ini dapat digunakan identifikasi posisi ikatan ganda tiga pada suatu

alkuna, melalui identifikasi hasil- hasil reaksinya.

c. Reaksi pembenbtuka Asetilida. Reaksi pembentukan asetil tidak hanya terjadi

pada alkuna terminal. Alkuna terminal dapat beraksi dengan basa kuat seperti

NaNH2, pereaksi grinard, atau pereaksi organotilium, dan menghasilkan ion

asetelida.

2.4.5 Pembuatan Alkuna

Pembuatan alkuna dapat di tempuh dengan dua azas yaitu:

1. Pembentuka rantai yang mengandung ikatan ganda tiga karbon- karbon secara

sederhana, hal ini dapat di katakan pembuatan alkuna dengan mengubah bukan

alkuna menjadi alkuena.

16
2. Perpanjangan rantai karbon yang telah memiliki ikatan ganda tiga secara sederhana,

hal ini dapat di katakan pembuatan alkuna, dengan mengubah alkuna menjadi

alkuna lain.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh hidrokarbon alifatik jenuh.

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari unsure karbon dan

hydrogen. Alifatik artinya ujung rantai tidak saling bertemu sedangkan jenuh artinya

semua ikatan karbon- karbon adalah ikatan tunggal.

Alkena dan sikloalkena merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih

rangkap dua karbon-karbon. Senyawa itu tidak di katakan tidak jenuh karena tidak

mempunyai jumlah maksimun jumlah atom yang sebetulnya dapat di tamping oleh

setiap karbon.

Alkuna merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus

fungsi berupa ikatan rangkap tiga karbon- karbon. Seperti halnya ikatan rangkap pada

alkena, ikatan rangkap tiga pada alukna juga di sebut ikatan tidak jenuh.

3.2 Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka dapat beberapa saran untuk

memperbaiki makalah selanjutnya dan pengembangan pendidikan serta dapat

meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas.

1. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membntu pembaca dalam memahami

kimia organik (alkana, alkena, dan alkuna).

18
2. Dengan adanya makalah mengnai kimia karbon ini di harapkan dapat membantu

teman- teman membuat makalah selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

19
Justiana Sandri. 2009. Chemistry for Senior High School. Jakarta: Penerbit

Yudhistira Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta:

Penerbit Airlangga Khamidinal, Wahyuningsih, T & Premono, S. 2009.

SMA,(online),(http://alkana.mutakhin.edu), diakses 25 Agustus 2014

Mutamakkin Ahmad. 2011. Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia

Organik SMA. (Online),

(http://ewimia.files.wordpress.com/2011/05/  alkana.pdf ), diakses 19

Agustus 2014. Parlan & Wahjudi. 2005. Kimia Organik I. Malang: Penerbit

Universitas Negeri Malang UM Press Pine et al. 1988. Kimia Organik

terbitan keempat. Bandung: Penerbit ITB Prabawa, H. Jayaprana S. Ir.

1996. ILMU KIMIA untuk SMA Jilid 3. Jakarta: Penerbit Airlangga.

Rohmadi. 2012, Bab IX SMA (Senyawa Hidrokarbon Alkana, Alkena,

Alkuna), (Online), (http://kuliah.rohmadi.info/wp-

content/uploads/2012/12/Bab-IX-Kimia.pdf ), diakses 19 Agustus 2014.

Sardjono, R. E. 2008, Modul 2 Isomeri, (Online),

(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/19690419199

2032-RATNANINGSIH_EKO_SARDJONO/MODUL_2_isomer_20_6_ 0

8_revisi.pdf ), diakses 19 Agustus 2014. Setyawati, A.S. 2009. Kimia:

20
Mengakaji Fenomena Alam Untuk Kelas SMA/MA. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

21
22

Anda mungkin juga menyukai