Anda di halaman 1dari 4

Nama : SITI HADJIAH

NIM : 859743201
Kode Mata Kulaih : PDGK4407
Mata Kuliah : PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Rona saat ini berusia 6 tahun dan merupakan penyandang tunagrahita atau memiliki hambatan
intelektual tipe down syndrome.
a) Tentukan dan jelaskan faktor penyebab kebutuhan khusus Rona berdasarkan tipe
kebutuhan khususnya dan waktu terjadinya ?
Jawab:
Faktor penyebab kebutuhan khusus anak down syndrom adalah karena mempunyai IQ
dibawah normal. Rona berusia 6 tahun pada usia saat ini sepantasnya sudah kelas 1 SD
Anak dengan down syndrom memiliki faktor kebutuhan khususnya yaitu

(1) Kemampuan binadiri. Anak dengan sindroma Down perlu belajar mandi sendiri bila
perlu, belajar menyiapkan makanannya sendiri, serta hal-hal lain yang berhubungan
dengan kemandirian
(2) Melatih kemampuan sosial komunikasinya. Anak dengan sindroma down biasanya
terlambat bicara, dan terkadang bicaranya pun tidak terlalu jelas.  
(3) Mengajarkan tentang kemampuan untuk menggunakan waktu luang. Bekali dia
dengan pelajaran-pelajaran yang pada akhirnya bisa diterapkan di dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, dalam pelajaran matematika, dia tidak perlu belajar tentang
logaritma atau trigonometri karena tidak langsung berhubungan dengan kehidupannya.
Angka adalah hal penting yang harus dia pelajari.

b) Bagaimana dampak kebutuhan khusus Rona terhadap aktivitas belajar dan aktivitas hidup
sehari-harinya ?
Jawab:
Anak dengan down sindroma juga harus bisa membaca dan perlu mempelajari pengetahuan
umum, namun dalam proses belajarnya tidak seperti anak seusianya pada umumnya. Anak
penderita down sindrome lambat dapat menangkap informasi yang diberikan sehingga
menyebabkan susah menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Misalnya adalah penting untuk
Rona ketahui bahwa kayu dan besi itu berbeda. Kayu tidak bisa menghantarkan panas,
sedangkan besi bisa menghantarkan panas. Sehingga, saat dia hendak memegang panci
yang berisi air mendidih di atas kompor menyala, dia bisa berhati-hati dan ketika Rona
ingin mengangkat panci tersebut, Rona bisa saja langsung mengankatnya tanpa
mempertimbangakan resiko yang ditumbulkan.
2. Seluruh siswa dari Sekolah Luar Biasa Bina Insan merupakan anak berkebutuhan khusus
dengan berbagai tipe. Sekolah membagi kelas berdasarkan tipe kebutuhan khusus yang sama.
Di sekolah tersebut terdapat kelas autism, kelas hambatan intelektual, kelas hambatan
penglihatan, dan sebagainya.
a) Apakah pada praktik pendidikan dalam kasus tersebut terdapat integrasi siswa
berkebutuhan khusus dengan lingkungan yang lebih umum, jelaskan?
Jawab:
Tidak, karena praktik pendidikan dalam kasus tersebut sekolah telah membagi siswa ke
dalam kelas-kelas tertentu, dimana penetapan anggata setiap kelas ditentukan berdasarkan
tipe kebutuhan yang sama. Pada keadaan ini, sekolah menerapkan diperlakukan Pull Out
System dalam mata pelajaran tertentu. Layanan di ruang sumber dilakukan oleh tim yang
terdiri orthopedagog, psikolog, terapi wicara, fisiotherapist, occupational, dan therapist.

b) Jenis pelayanan pendidikan khusus apa yang dipraktikkan di sekolah tersebut, jelaskan.
Jawab:
pelayanan pendidikan khusus yang dipraktikkan di sekolah tersebut jenis pendidikan
integrasi dimana pada suatu sekolah regular terdapat kelas khusus untuk siswa-siswa SLB
yang sejenis misalnya hanya untuk gangguan visual atau gangguan intelektual saja. Mereka
yang dengan kebutuhan pendidikan khusus tetap diajar oleh guru SLB. Pengintegrasian
diatur apakahpadamatapelajaran tertentu saja -anak-anak dalam kelas khusus berintegrasi
ke kelas regular- atau hanya pada waktu istirahat. Dalam integrasi tersebut diperlukan
asesmen untuk anak berkebutuhan khusus.

c) Temukan masing-masing minimal tiga (3) kelebihan dan kekurangan model atau jenis
layanan ini.
Jawab:
(1) Kelebihan
 Kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi sesuai denganpotensinya masing-
masing.
 Anak berkebutuhan khusus dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan
tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat
 Dengan adanya model atau layanan tersebut, anak berkebutuhan khusu dapat
menggali potensi masing-masing anak tersebut.
(2) Kekurangan
 Pihak sekolah harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu peserta
didik
 Pandangan mengenai pendidikan yang harus menyesuaikan dengan kondisi peserta
didik ini sangat terkait dengan adanya perbedaan yang terdapatdalamdiri peserta
didik.
 Berimplikasi pada adanya kebutuhanyangharusdipenuhi bagi semua anakdalam
sekolah.
3. Salah satu tugas guru bagi anak berkebutuhan khusus adalah menyusun rencana intervensi
yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Hasil asesmen menunjukkan seorang siswa
berkesulitan membaca di kelas 1 SD. Siswa tersebut mengalami kesulitan dalam mengenal
huruf, terutama huruf yang bentuknya mirip (misal : b, p, d – n, u, m, w, dan sebagainya),
huruf-huruf yang jarang muncul (misal: w, x, q, z), dan huruf konsonan rangkap (ng, ny, atau
pola kata kvkkv lainnya). Teknik Gillingham dan Stillman akan diterapkan untuk intervensi
kesulitan membaca untuk siswa tersebut.
a) Jelaskan prinsip teknik Gillingham dan Stillman !
Jawab:
Metode Gillingham – Stillman merupakan suatu metode yang terstruktur dan berorientasi
pada kaitan bunyi dan huruf, di mana setiap huruf dipelajari secara multisensoris. Metode
ini digunakan untuk tingkat yang lebih tinggi dan bersifat sintesis, di mana kata diurai
menjadi unit yang lebih kecil untuk dipelajari, lalu digabungkan kembali menjadi kata
yang utuh.
b) Susunlah prosedur dari teknik Gillingham dan Stillman untuk intervensi kesulitan
membaca berdasarkan kasus tersebut!
Jawab:
Langkah-langkah pengajaran dengan Metode Gillingham adalah sebagai berikut:
(1) Kartu huruf (misal : b, p, d – n, u, m, w, dan sebagainya), huruf-huruf yang jarang
muncul (misal: w, x, q, z), dan huruf konsonan rangkap (ng, ny, atau pola kata kvkkv
lainnya) ditunjukkan kepada anak, kemudian guru mengucapkan nama hurufnya dan
anak mengulanginya berkali-kali.
(2) Tanpa menunjukkan huruf, guru bertanya kepada anak, huruf apakah yang
menghasilkan bunyi huruf (misal : b, p, d – n, u, m, w, dan sebagainya), huruf-huruf
yang jarang muncul (misal: w, x, q, z), dan huruf konsonan rangkap (ng, ny, atau pola
kata kvkkv lainnya)?
(3) Guru menuliskan huruf dan menjelaskan bentuk hurufnya, anak menlusuri bentuk
huruf dengan jarinnya dan menuliskannya tanpa melihat contoh; (4) setelah menguasai
huruf dari A-Z anak mulai diajarkan menggabungkan huruf menjadi suku kata, dan
suku kata menjadi kata”.

4. Carilah satu kasus anak berusia antara 6 sampai 15 tahun yang menunjukkan gejala kebutuhan
khusus di kelas atau di lingkungan sekitar, atau dari media massa (media sosial, website pada
internet, koran, televisi, dan sebagainya). Kemudian lakukan asesmen terhadap anak dalam
kasus yang ditemukan.

Contoh Kasus Anak Dengan Gejala Berkebutuhan Khusus

Sebelum anaknya lahir, Mary Higgins sempat diberitahu sang dokter bahwa bayi dalam
kandungannya akan menderita down syndrome.

Dokter bahkan menyarankannya untuk tidak meneruskan kelahirannya. Namun Katie


Higgins tetap terlahir ke dunia, tepatnya pada tahun 1990 di Yorkshire, Inggris.
Katie memilki seorang kakak laki-laki. Saat ia meninggal akibat kanker, hal itu membuat
dirinya dan ibunya depresi. Untuk menghilangkan depresi tersebut, keduanya memutuskan
untuk mengambil kelas zumba dengan instruktur mereka Amanda Laycock.

Melihat ada sesuatu yang istimewa pada Katie, Amanda pun memberikannya sebuah kelas
khusus untuknya. Katie dipercaya untuk menjadi instruktur bagi para murid-muridnya di
kelas zumba.

"Katie adalah wanita muda yang menginspirasi. Suatu kebanggan bisa melihatnya tumbuh
dengan penuh rasa percaya diri dan melihat kecintaannya pada hidup, menari juga musik.
Tapi yang paling penting adalah kemampuannya untuk menginspirasi banyak orang di
sekelilingnya, termasuk saya," kata Amanda.

Berdasarkan aktivitas tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini:


a) Deskripsikan hasil identifikasi kebutuhan khusus anak dari kasus yang Anda temukan.
Jawab:
Katie merupakan seorang wanita penderita down sindrome yang menjadi seorang
instruktur bagi para murid-muridnya di kelas zumba.

b) Deskripsikan secara singkat dan jelas hasil asesmen dari minimal dua aspek kemampuan
anak (fisik-motorik, kognisi, bahasa, komunikasi, emosi-sosial) yang muncul pada kasus
yang Anda temui.
Jawab:
Katie belajar zumba dan berusaha mengusai pengetahuan yang dberikan kepadanya
sehingga ia berhasil menjadi seorang instruktur zumba. Dengan demikian seorang dengan
penyakit down sindrome bisa saja menjadi seorang ahli dalam bidangya melalui tranfer
pengetahuan sehingga dengan kata lain fungsi kognisi katie telah bekerja secara maksimal
walaupun tidak sempurna seperti orang biasa yang tidak mengidap oenyakit down
sindrome.

Anda mungkin juga menyukai