Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan, saran, kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mendapatkan hasil yang
baik.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………….
3. Partikulat Karbon………………………………………………………………….
4. Oksida Belerang……………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..
3.2 Saran………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau kenakan
dalam menjalankan aktitas adalah olahan dari senyawa hidrokarbon. Tetapi
kita belum mengetahui bagaimana reaksi pembakaran hidrokarbon yang
sempurna dan tidak sempurna dan cara mengatasi dampak pembakaran
senyawa karbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak sempurna serta
sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, Patikulat karbon) ?
2. Bagaimana cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sementara itu, pembakaran tidak sempurna dihasilkan bila tidak ada oksigen yang cukup
untuk membakar bahan bakar sepenuhnya menjadi karbon dioksida dan air. Pada
pembakaran ini dihasilkan lebih sedikit kalor sehingga dapat mengurangi efisiensi bahan
bakar. Akan tetapi, kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas
karbon monoksida (CO) yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna
akan mencemari udara.
Sumber pencemaran udara dan lingkungan terbesar adalah penggunaan bahan bakar fosil.
Pencemaran udara dan lingkungan yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar fosil
merupakan masalah yang sampai saat ini sulit untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik. Pembakaran bahan bakar
fosil tidak sempurna dapat menimbulkan pencemaran udara! yang berupa partikulat atau
gas yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan kestabilan bumi. Pencemaran
udara terjadi karena adanya bahan pencemar (polutan) yang masuk ke dalam lingkungan
udara (atmosfer). Berikut zat hasil pembakaran hidrokarbon
Gas karbon dioksida (CO₂) merupakan hasil pembakaran sempurna dari senyawa
hidrokarbon, terutama pada pembakaran bahan bakar minyak kendaraan bermotor,
pembakaran hutan, dan asap pabrik industri. Semakin banyak terjadi pembakaran bahan
bakar, maka akan meningkatkan kadar CO₂, sehingga udara semakin tercemar. Apabila,
CO₂, di udara terus meningkat dan melebihi batas (kadarnya tidak melebihi 0,0035% dari
udara bersih) maka akan menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca yang efeknya akan
meningkatkan suhu bumi atau yang disebut pemanasan global (global warming). Hal
tersebut terjadi karena sebagian sinar matahari yang masuk ke bumi dipantulkan ke luar
angkasa. Karena tertahan oleh adanya rumah kaca, maka sinar tersebut tetap berada di
permukaan bumi dan akan meningkatkan suhu bumi. Pemanasan global ini juga dapat
mengakibatkan bahaya kekeringan dan mencairnya lapisan es di daerah kutub yang
mengancam kehidupan manusia.
Gas karbon monoksida (CO) terbentuk akibat proses pembakaran yang tidak sempurna.
Proses pembakaran tidak sempurna dapat terjadi pada mesin kendaraan, seperti mobil,
sepeda motor, mesin, industri, dan kereta api. Gas CO merupakan gas yang tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak stabil sehingga sangat reaktif. Apabila gas CO ini terhirup melalui
saluran pernapasan dan berdifusi ke dalam darah, maka CO akan lebih cepat berikatan
dengan hemoglobin (Hb) membentuk karbosihemoglobin (COHb) dibandingkan dengan
hemoglobin yang bereaksi dengan oksigen membentuk oksihemoglobin (O₂Hb). Afinitas
gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada
oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas
karbon monoksida, dengan reaksi:
CO + O₂Hb → COHb + O₂
Akibatnya, CO akan terbawa ke jaringan dan oksigen dalam tubuh menjadi berkurang
sehingga tubuh akan mengalami pusing dan sakit kepala. Selain itu, penumpukan CO
dalam jaringan dapat menimbulkan keracunan.
3. Partikulat Karbon
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna pada kendaraan bermotor dan industri
(asap pabrik) dapat menghasilkan partikulat karbon dan gas karbon monoksida.
Pembakaran bensin juga menghasilkan senyawa timbal (timbal bromida atau timbal
klorida) yang beracun. Jika masuk ke dalam tubuh, timbal sukar keluar sehingga kadar
timbal dalam tubuh makin lama makin banyak.
4. Oksida Belerang
Pada saat pembakaran minyak bumi, belerang yang terdapat di dalamnya juga ikut
teroksidasi membentuk oksida belerang. Oksida belerang meliputi gas belerang dioksida
(SO₂) dan gas belerang trioksida (SO3). Gas belerang dioksida (SO2) merupakan gas yang
tidak berwarna, berbau sengak dan tajam, berbahaya bagi manusia, dan terdapat ±18%
dari total polutan udara. Gas belerang trioksida (SO3) merupakan gas yang reaktif. Di
atmosfer, cenderung bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
bersifat korosif. Jika asam tersebut turun ke bumi bersama air hujan, terjadi hujan asam.
Hujan diklasifikasikan sebagai hujan asam jika pH air hujan kurang dari 5,6 (pH air hujan
normal terletak antara 5,6-6). Sifat asam dari air hujan dapat merusak logam-logam, baja
(rel kereta api, bagian-bagian gedung), patung, candi, atau benda-benda lain yang terbuat
dari batu terutama yang mengandung CaCO3.
Dalam silinder mesin kendaraan bermotor, adanya bunga api listrik menyebabkan sedikit
nitrogen bereaksi dengan oksigen membentuk gas NO. Setelah keluar dari knalpot, gas
NO bereaksi dengan udara (oksigen) membentuk NO2.
Sebenarnya gas NO dan NO2 tidak beracun secara langsung. Akan tetapi, gas NO dapat
bereaksi dengan bahan pencemar lain yang akan menimbulkan asap kabut atau smog. Zat
ini dapat membuat iritasi pada mata dan saluran pernapasan. Smog juga mengurangi daya
pandang dan membuat tanaman menjadi layu.
Mengurangi konsumsi bahan bakar minyak bumi berguna untuk mengurangi efek
pencemaran gas-gas yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar minyak. Untuk itu,
banyak penelitian yang mengembangkan bahan bakar alternatif. Prinsipnya adalah bahan
bakar alternatif tersebut dapat mengurangi pencemaran udara dan lingkungan. Contohnya
adalah mobil yang menggunakan tenaga surya.
Jalur hijau merupakan sebuah jalur yang sering dilewati oleh banyak kendaraan bermotor
yang biasanya ditanami berbagai macam jenis tanaman atau pepohonan di sepanjang
jalan. Pepohonan yang ditanam di sepanjang jalur hijau ini akan menghisap gas CO, yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor berbahan bakar bensin. Gas CO, sangat dibutuhkan
oleh pohon hijau tersebut karena untuk proses fotosintesis, sedangkan jika CO, tetap
berada di atmosfer akan menimbulkan pemanasan global dan efek rumah kaca. Proses
fotosintesis itulah yang bisa sangat bermanfaat bagi manusia. Selain dapat mengurangi
dampak dari pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar minyak bumi, hasil dari
proses fotosintesis tersebut adalah gas (oksigen) O, yaitu gas yang kita hirup untuk
bernapas di kehidupan sehari-hari sehari-hari. Oleh karena itu, membangun jalur hijau
merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi pencemaran udara.
Jalur hijau merupakan sebuah jalur yang sering dilewati oleh banyak kendaraan bermotor
yang biasanya ditanami berbagai macam jenis tanaman atau pepohonan di sepanjang
jalan. Pepohonan yang ditanam di sepanjang jalur hijau ini akan menghisap gas CO, yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor berbahan bakar bensin. Gas CO, sangat dibutuhkan
oleh pohon hijau tersebut karena untuk proses fotosintesis, sedangkan jika CO, tetap
berada di atmosfer akan menimbulkan pemanasan global dan efek rumah kaca. Proses
fotosintesis itulah yang bisa sangat bermanfaat bagi manusia. Selain dapat mengurangi
dampak dari pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar minyak bumi, hasil dari
proses fotosintesis tersebut adalah gas (oksigen) O, yaitu gas yang kita hirup untuk
bernapas di kehidupan sehari-hari sehari-hari. Oleh karena itu, membangun jalur hijau
merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi pencemaran udara.
4. Menggunakan bahan bakar yang mengandung belerang yang rendah agar tidak
menghasilkan oksida belerang
6. Menggunakan mesin dengan kinerja yang efisien agar tidak terjadi pembakaran
yang tidak sempuma pada hidrokarbon
7. Menggunakan transportasi umum secara maksimal sehingga lalu lintas raya dan
gas buang yang dikeluarkan hasil dari pembakaran hidrokarbon menjadi
berkurang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dampak pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon adalah timbulnya polutan gas
CO2 penyebab efek rumah kaca (global warming), gas CO dalam darah membentuk
COHb yang bersifat racun, partikulat karbon (C) dan timbal (Pb) dan gas SO2
menimbulkan hujan asam yang bersifat korosif.
3.2 Saran
Untuk mencegah dampak buruk dari pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan kita dapat mengatasi dengan cara, mengurangi konsumsi bahan
bakar minyak, membangun jalur hijau, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan
cara lainnya yang sudah dijelaskan diatas.
DAFTAR PUSAKA
Maryono, Buku kimia untuk SMA Kelas XI Perminatan Matematika dan Ilmu Alam,
halaman 39-41
Sentot Budi Rahardjo Ispriyanto, Buku Siswa Kimia Berbasis Eksperimen untuk Kelas
XI SMA dan MA, halaman 41-42
Buku LKS Kimia (Perminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam) Kelas XI SMA/MA,
halaman 10-11
https://roboguru.ruangguru.com/forum/cara-mengatasi-dampak-pembakaran-
hidrokarbon_FRM-MOSZJMX1
https://www.studocu.com/id/document/smk-negeri-1-batam/smk-negeri-1-batam/
357255853-makalah-hidrokarbon/27864476
https://solarindustri.com/blog/reaksi-pembakaran-sempurna/