KELOMPOK 10
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan berupa sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca peraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagi penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Makala ini.
2
DAFTAR ISI
Sampul…………………………………………………………………………….1
Kata Pengantar………………………………………………………………...…2
Daftar Isi………………………………………………………………………….3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Manfaat……………………………………………………………………..…5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.7 upaya pencegahan dalam mengurangi dampak dari emisi bahan bakar fosil dan
biofuel…………………………………………………………………………25
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..27
3.2 Saran…………………………………………………………………………27
Daftar Pustaka………………………………….………………………………28
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperature rata-rata
atmosfer, laut dan daratan bumi Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini,
bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap
disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah
pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam dan batubara
yang melepas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal
sebagai gas rumah kaca ke atmosfer.
Pemanasan global juga sangat berdampak pada lingkungan yang seperti
diketahui bahwa pemanasan global telah menjadi isu internasional.
Beberapa dampak dari pemanasan global diantaranya adalah sebagai
berikut : suhu global cenderung meningkat, perubahan iklim dan peningkatan
permukaan laut.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini selain untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah Bahan Bakar Pelumas, juga untuk :
1. Mengetahui jenis-jenis emisi yang dihasilkan pada bahan bakar fosil dan
biofuel.
2. Mengetahui dampak akibat dari emisi yang dihasilkan bahan bakar fosil dan
biofuel terhadap lingkungan dan mitigasinya.
3. Mengetahui upaya atau strategi yang dilakukan untuk mengurangi dampak
dari emisi bahan bakar fosil dan biofuel.
1.3 MANFAAT
2. Melatih kami agar dapat menyusun makalah dengan baik dan benar.
3. Menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap dampak Emisi Bahan
Bakar Fosil Dan Biofuel Terhadap Lingkungan Dan Mitigasinnya
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Berikut adalah penjelasan secara detail dari emisi yang dihasilkan dari gas buang
bahan bakar fosil dari pengertian, proses, penyebab, hingga dampak dari emisi
tersebut:
6
dengan emisi gas rumah kaca. Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari
hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar,
Liguefied Petroleum Gas (LPG), dan bahan bakar lainnya. Secara sederhana emisi
karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer. Dalam hal ini emisi karbon menjadi
contributor perubahan iklim bersama dengan emisi gas rumah kaca. Emisi gas
yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global, sehingga suhu bumi
meningkat secara sigjnifikan (Kristina 2021).
Gas karbon dioksida adalah suatu gas inert dan gas ikutan yang keluar bersama
gas alam ( gas bumi ) yang timbul dari kegiatan ekspoitas migas, juga sebagai gas
inert dari kegiatan panas bumi, selain itu gas CO2 adalah merupakan gas polutan
dari emisi pembakaran bahan bakar baik industry maupun kendaraan bermotor.
Merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Selain itu gas CO2
merupakan penyumbang utama pemanasan global. Setiap pembakaran dari bahan
bakar menghasilkan gas CO2. Dengan reaksi pembakaran sebagai berikut :
O2 CO2 + H2O
7
B. GAS KARBON MONOKSIDA (CO)
1. Pengertian karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida merupakan senyawa gas yang tidak berwarna, tidak berbau
yang dihasilakan dari pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung zat
arang atau bahan organik, baik dari kegiatan industri ataupun lingkungan. CO
terdiri dari satu atom korbon yang berikatan dengan satu atom oksigen.
Gas CO berbentuk cairan pada suhu dibawah -129 derajat celcius. Sebagian
besar gas CO berasal dari pembakaran bahan bakar fosil berupa gas buang.
Paparan CO dikota besar padat lalu lintas kadar CO lebih tinggi dibandingkan
dipedesaan. Karena dikota besar banyak menghasilkan gas CO, sehingga kadar
CO relatife tinggi.
Karbon monoksida pada kasus kematian bersumber dari knalpot mobil,
pemanasan tidak sempurna, kebakaran, pembakaran yang tidak sempurna dari
bongkahan arang. Kadar CO diperkotaan bermacam-macam tergantung dari
kepadatan kendaraan yang mengunakan bahan bakar bensin pada pagi dan malam
hari. Kadar CO dipengaruhi cuaca, topografi, jalan dan bagunan sekitar. Karbon
monoksida dari udara ambient dalam bentuk kadar karboksi hemoglobin (HbCO)
dalam darah yang terbentuk dengan waktu 4-12 jam untuk tercapainya
keseimbangan antar kadar CO diudara dan HbCO dalam darah. Kadar CO rata-
rata 8 jam pemajanan didalam lingkungan.
Emisi karbon monoksida (CO) dalam asap kendaraan merupakan sumber
utama polusi karbon monoksida di perkotaan. Pembakaran dengan mengunakan
bahan bakar fosil seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), minyak tanah, gas dapat
menghasilkan karbon monoksida. Pada daerah yang macet tingkat pencemarannya
cukup tinggi terhadap kasus kematian. Asap rokok juga mengadung CO, tetapi
pada seseorang yang tidak meroko biasanya terbentuk karboksi haemoglobin tidak
lebih dari 1% dan pada perokok yang berat biasannya lebih tinggi yaitu 5-10%.
8
pencampuran udara bahan bakar dengan udara yang kurang sempurna, sehingga
menyebabkan campuran sulit terbakar seluruhnya atau waktu pembakaran yang
terlalu cepat.
Transportasi menghasilkan CO paling banyak diantara sumber CO lainnya,
terutama dari kendaraan-kendaraan yang mengunakan bahan bakar bensin.
Sumber CO yang lain adalah pembakaran hasil-hasil pertanian seperti sampah,
sisa kayu dihutan, dan sisa tanaman di perkebunan. Berikut adalah table dari
sumber pencemaran gas CO dari transportasi:
Tabel
Sumber Pencemaran Gas CO dari Transportasi
9
- Pembakaran 1,2%
batu bara sisa
- Pembakaran 8,3%
limbah
pertanian 0,2%
- Pembakaran
lain-lainnya
total 100% 100%
10
monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang samgat sedikit, hanya sekitar 0,1
ppm. Di perkotaan dengan lalu lintas yang padat pada konsentrasi gas CO
dalam jumblah banyak (konstrasi tinggi) dapat menyebabkan ganguan pada
ekosistem dan lingkungan sekitar kita.
b. Tumbuhan
Kadar karbon monoksida pada tumbuhan dengan kadar 100ppm pengaruhnya
tidak ada untuk tumbuhan yang tinggi. Kadar karbon monoksida 200ppm
dengan waktu kontak 24jam dapat mempengaruhi kemampuan unsur nitrogen
dari atmosfer diubah menjadi ammonium (fiksasi nitrogen) oleh bakteri bebas
terutama yeng terdapat pada akar tumbuahan.
c. Material
Dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida pada material adalah
menghitamnya banda-benda pada daerah yang tercemar oleh karbon
monoksida.
d. Hewan
Pada hewan kadar karbon monoksida yang berlebihan dapat menyebabkan
kematian. Hal ini sama dengan dampak karbon monoksida pada manusia.
11
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua
bentuk sulfur oksida, tetapi jumblah masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah
SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total Sox. Mekanisme
pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut:
S + O2 ------------------ SO2
2SO2 + O2 -------------- 2SO3
Setelah berada di atmosfer SO2 akan diubah menjadi SO3 kemudian menjadi
H2SO4 oleh peroses-proses fotolitik dan katalitik. Jumblah SO2 yang teroksidasi
menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa factor termasuk jumlah air yang tersedia,
intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari. Pada malam hari atau
kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborsi oleh droplet air akalin
dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat didalam droplet.
SOx menimbulkan gangguan system pernafasan, jika kadar 400-500 ppm
menimbulkan bau, konsetrasi gas SO2 diudara akan mulai baunya oleh indra
manusia tercium bila konsentrasinya antara 0,3-1 ppm.
3. Sumber
Sumber utama pencemaran gas SO2 adalah pembakaran bahan bakar fosil batu
bara, minyak bakar, gas alam. Sumber SOx yang lain dari proses-proses industri
seperti industri permurnian petroleum, industry asam sulfat dan indutri peleburan
baja. Teransportasi terutama kendaraan bermotor juga memberikan kontribusi
sebagai penyebab pencemaran SOx. Pencemaran oleh sulfur dioksida disebabkan
oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida
(SO2) dan sulfur trioksida (SO3), keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur
dioksida mempunyai karakteristik yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara,
sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.
4. Dampak Pencemaran Sulfur Dioksida (SO2) Terhadap Lingkungan
1. Lingkungan
Tingginya kadar SO2 diudara merupakan salah satu penyebab terjadinya
hujan asam. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) sebagai bahan
bakar fosil serta nitrogen diudara yang bereaksi dengan air untuk membentuk
asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh Bersama air
12
hujan. Air hujan yang asam tersebut akan jatuh Bersama air hujan. Air hujan
yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permuakaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Selain menyebab hujan asam, SO2 juga dapat mengurangi jarak pandang
karena gas maupun partikel SO2 mampu menyerap cahaya sehingga
menimbulkan kabut.
2. Tanaman
Adanya gas SO pada konsentrasi tinggi dapat membunuh jaringan pada daun.
Pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak. SO2
menyebabkan terjadinya klorosis. Kerusakan tanaman ini akan diperparah
dengan kenaikan kelembapan udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam
sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang
cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat. Kadar SO2 yang
tinggi dihutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun,
jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
kematian tumbuhan.
3. Hewan
The National Academy Of Sciences (1978) juga menyimpulkan pengaruh pH
terhadap ikan. Di Norwegia prisipitasi asam juga mempunyai pengaruh
terhadap perikanan komersial. Penurunan penangkapan ikan salmon disungai-
sungai selama seratus tahun yang lalu, disebabkan oleh penurunan pH yang
tetap. Dengan penurunannya pH terjadi serangkaian perubahan kimiawi yang
menyebabkan penurunan laju daur zat makanan dalam system perairan.
Dengan demikian, terdapat penurunan jumlah bahan organic dalam suatu
daerah dan suatu pengeseran keadaan oligotropik didanau. Perubahan
ekologis mengikuti pengaruh umum zat toksik terhadap ekosistem. Berbagai
penyakit akan terjadi pada hewan karena kulit terkena air dengan keasaman
tinggi. Hal ini akan menyebakan kepunahan spesies.
4. Material
Kerusakan oleh pencemaran SO2 juga dialami juga oleh bangunan yang
bahan-bahannya seperti batu kapur, batu pualam, dolomit. Efek dari
kerusakan ini akan tampak pada bentuknya, integritas sturktur, dan umur dari
13
Gedung tersebut. Hal serius juga dapat terjadi pada bangunan tua serta
monumen termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan
sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan
yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan
merusak batuan.
14
Tabel
Pencemaran NO di Udara
15
3. Dampak Pencemaran Nitrogen Dioksida terhadap lingkungan
1. Dampak Terhadap lingkungan
Gas nitrogen dioksida ada dua macam, yakni gas oksida (NO) dan gas
nitrogen dioksida (NO2) kedua gas tersebut memiliki sifat yang berbeda dan
keduanya sangat berbahaya terhadap lingkungan dan Kesehatan mahluk
hidup. Gas NO yang mencemari udara secara visual sehingga sulit diamati hal
ini disebabkan karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau.
Sedangkan gas NO2 bila mencemari uadara dilingkungan mudah untuk
diamati dari baunya yang sangat menyengat dan berwarna coklat kemerahan,
jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi akan sangat berbahayab dan
dapat menyebabkan gangguan system saraf yang mengakibatkan kejang-
kejang. Bila keracunan terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan
terhadap manusia. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas tersebut
teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO2 (Smith, 2015).
Pencemaran udara oleh gas NO2 dapat menyebakan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa
pedih dan berair. Campuran. PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada
diudara sehingga dapat menyebabkan terjadinya kabut fotokimia atau Photo
Chemistry Smog yang akan berdampak terhadap lingkungan dan bersifat
karsiogenik. Salah satu dampak terhadap lingkungan dijalan raya yaitu akibat
timbulnya asap tebal yang akan mengakibatkan berkurangnya jarak pandang
sehingga bisa menyebabkan kecelakaan (Seaton, 2015).
Photo chemistry smog atau asap kabut fotokimia merupakan campuran
kompleks dari berbagai macam pencemar yang terbentuk karena reaksi-reaksi
kimia yang terjadi dengan sinar matahari, asap kabut fotokimia disebabkan
oleh beberapa senyawa polutan dari berbagi sumber yang merupakan
saktivitas manusia sehari-hari (Smith 2015).
2. Hewan
16
Nitrogen dioksida pada hewan hampir menyerupai dampak yang terjadi pada
manusia. Senyawqa ini dapat menyebabkan gangguan saraf pada hewan pada
konsentrasi tinggi.
3. Tumbuhan
Beberapa polutan skunder bersifat merusak tanaman. Percobaan dengan
fumigasi pada tanaman dengan NO2 menunjukan adanya bintik-bintik pada
daun jika konsentrasi digunakan 1ppm, sedangkan konstrasi yang lebih tinggi
3,5ppm atau lebih akan terjadi nekrosis atau kerusakan tanaman. Daun tidak
dapat berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui
proses fotosintetis.
Pengunaan biodiesel tidak mengurangi emisi NOx. Nitrogen Oksida pada gas
buang mesin merupakan hasil pembakaran nitrogen. Hal ini terjadi dikarenakan
biodiesel terbuat dari minyak tumbuhan yang banyak mengandung unsur nitrat,
17
semakin banyak penambahan biodiesel yang digunakan dalam campuran bahan
bakar mesin maka konsentrasi NOx yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Biodiesel ini juga mengandung emisi SO2 ( sulfur dioksida ), CO ( karbon
dioksida ), CO2 ( karbon monoksida ). Tetapi kandungan tersebut tidak sebesar
kandungan yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.
18
Penggunaan biodiesel sebagai campuran bahan bakar mesin akan
mengurangi timbulnya emisi SO2, Karena biodiesel yang berasal dari minyak
tumbuhan hampir bebas kandungan sulfur sehingga dengan penambahan biodiesel
ke dalam bahan bakar akan dapat mengurangi kandungan sulfur dalam bahan
bakar itu sendiri akibatnya nilai emisi SO2 dari hasil pembakaran bahan bakar
mesin akan berkurang juga. Pada gambar 8 terlihat bahwa nilai konsentrasi gas
buang maksimum untuk campuran solar dengan biodiesel adalah 45,333 ppm pada
B10 minyak kelapa, sedangkan konsentrasi SO2 minimum adalah 4,333 ppm. Jadi
terdapat perbedaan konsentrasi gas buang SO2 sebesar 41 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa pemakaian biodiesel CPO masih lebih baik dan ramah
lingkungan daripada biodiesel minyak kelapa. Secara umum, penggunaan
campuran solar-biodiesel sebagai bahan bakar masih layak dan aman untuk
digunakan karena nilai emisi SO2 campuran solarbiodiesel tersebut masih berada
dibawah standar emisi SO2 maksimal yang dibolehkan yaitu 46 ppm.
3. Grafik hasil pengukuran konsentrasi gas buang NOx
19
bahan bakar tidak akan mengurangi emisi NOx pada gas buang mesin tapi justru
menaikkan konsentrasinya. Hal ini terjadi dikarenakan biodiesel terbuat dari
minyak tumbuhan yang banyak mengandung unsur nitrat. Semakin banyak
penambahan biodiesel yang digunakan dalam campuran bahan bakar mesin maka
nilai emisi NOx yang dihasilkan akan semakin tinggi.Dari gambar 9 terlihat
bahwa konsentrasi NOx minimum untuk campuran biodiesel sebesar 36,333 ppm,
yaitu pada B40 CPO, sedangkan konsentrasi NOx maksimum sebesar 283,333 ppm
pada campuran B60 minyak kelapa. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak penambahan biodiesel yang digunakan dalam campuran bahan
bakar maka konsentrasi NOx yang dihasilkan akan semakin tinggi.
4. Grafik hasil pengukuran konsentrasi gas buang CO
20
sudah tua dan jarang di maintenance. Penggunaan komposisi biodiesel yang
berbeda juga mempengaruhi konsentrasi CO pada buangan mesin. Sedangkan
pada grafik biodiesel minyak kelapa, penggunaan B10 sampai B50 terlihat
mengalami penurunan, sedangkan pada B60 terjadi kenaikan konsentrasi CO
dimana diakibatkan oleh kondisi mesin sehingga untuk mencapai putaran konstan
tidak mampu lagi. Pada penggunaan B10 dan B20 CPO tidak menghasilkan gas
buang CO sama sekali, sedangkan campuran biodiesel yang menghasilkan
konsentrasi CO tertinggi terdapat pada B10 minyak kelapa.
5. Grafik hasil pengukuran konsentrasi gas buang HC
302.667
300
229.667
219.333
21
biodiesel minyak kelapa dan minyak jarak. Konsentrasi HC minimum terdapat
pada penggunaan campuran B20 CPO, yaitu 8,333 ppm. Sedangkan konsentrasi
HC maksimum terdapat pada campuran B10 minyak jarak.
2.4Pemanasan Global
22
United Nations Environment Programme(UNEP) untuk mengevaluasi
risiko perubahan iklim akibat aktivitas manusia, dengan meneliti semua aspek
berdasarkan pada literatur teknis/ilmiah yang telah dikaji dan
dipublikasikan. Panel ini terbuka untuk semua anggota WMO dan UNEP.
Laporan-laporan dari IPCC sering dikutip dalam setiap perdebatan yang
berhubungan dengan perubahan iklim. Badan-badan nasional dan internasional
yang terkait dengan perubahan iklim menganggap panel iklim PBB ini sebagai
layak dipercaya.
Menurut IPCC suhu rata-rata global pada permukaan bumi
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 hingga
2100 . Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan
ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-
negara G8.
23
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami seranga serangga dan penyakit
yang lebih hebat.
b. Perubahan iklim
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global akan
terjadi perubahan iklim (climate change), daerah bagian utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan
utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan,
mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis,
bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat
mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan.. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasipada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke
angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan
yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh
dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini.
Badai akan menjadi lebih sering, selain itu, air akan lebih cepat menguap
dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola
yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang
terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
c. Peningkatan permukaan laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
24
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub,
terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan
lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan
di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6
persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh dan banyak pulau-
pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika
tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat
di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar
untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin
mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit
kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari
rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk,
tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka
laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
1. Mengurangi jumlah mobil lalu Lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik
sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-
teman (car pooling).
2. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan
asapnya tidak mengotori udara.
25
3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
4. Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
5. Mewajibkan uji emisi pada setiap kendaraan dan pemasangan catalytic
converter pada kendaraan yang mengahsilkan gas buang melebihi ambang
batas.
6. Pemasangan alat penyaring emisi (filter) pada berbagi cerebong, yang
umumnya digunakan pada industri yang mengunakan bahan bakar fosil.
7. Penciptaan dan pengalakan pengunaan alat-alat yang ramah lingkungan.
8. Penghematan pengunaan energi dibidang industri, pembangkit listrik
berbahan bakar fosil, bangunan komersial, transportasi dan rumah tangga.
9. Pengalakan pengunaan bahan bakar gas sebagai pengangti bahan bakar
kayu dan fosil.
10. Pengalakan bahan bakar ramah lingkungan.
11. Pengalakan kendaraan bermotor berbahan bakar gas, tenaga surya, fuell
cell, dan hybrid.
12. Pengalakan pembagunan TPA sanitary landfill dalam usaha pengurangan
emisi gas metan dan karbon.
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
emisi atau gas buang adalah hasil gas pembakaran bahan bakar yang berasal
dari fosil seperti minyak, gas alam ataupun batu bara yang terbuang ke udara.
Emisi juga merupakan zat-zat pembuangan yang beracun dan dapat
membahayakan mahluk hidup serta mencemari lingkungan.
Gas buang merupakan polutan yang berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil pada kendaraan bermotor. Gas buang mengandung polutan yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungan, emisi gas buang dapat diukur dengan alat ukur
emisi untuk mengetahui beberapa kandungan yang terkandung pada gas buang
tersebut, yang menyebabkan kandungan nialai gas buang menjadi tinggi karena
berberapa factor yaitu jenis kendaraan, bahan bakar yang digunakan, umur
kendaraan dan kondisi pada mesin kendaraan.
Pengunaan biodiesel tidak mengurangi emisi NOx. Nitrogen Oksida pada
gas buang mesin merupakan hasil pembakaran nitrogen. Hal ini terjadi
dikarenakan biodiesel terbuat dari minyak tumbuhan yang banyak mengandung
unsur nitrat, semakin banyak penambahan biodiesel yang digunakan dalam
campuran bahan bakar mesin maka konsentrasi NOx yang dihasilkan akan
semakin tinggi. Biodiesel ini juga mengandung emisi SO2 ( sulfur dioksida ), CO
( karbon dioksida ), CO2 ( karbon monoksida ). Tetapi kandungan tersebut tidak
sebesar kandungan yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini, bumi menghadapi
pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan
27
aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan
bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang melepas
karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah
kaca ke atmosfer yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut, suhu global
cenderung meningkat, dan perubahan iklim
DAFTAR PUSTAKA
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/
60/49
https://tractionenergy.asia/id/emisi-gas-rumah-kaca-dari-produksi-biodiesel-
lebih-rendah-dari-bahan-bakar-fosil-atau-sebaliknya/
https://eprints.umm.ac.id/47933/3/BAB%20II.pdf /
https://eprints.umm.ac.id/47566/3/BAB%20II.pdf
http://lib.unnes.ac.id/26521/4/10._BAB_II.pdf
http://prosiding.bkstm.org/prosiding/2008/I1-021.pdf
28