Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH FISIKA

“Emisi Karbon dan Perubahan Iklim”

Nama Anggota kelompok:

 Anggi Sukma Jayanthi (04 / XI MIPA 2)


 Gede Agus Sanjaya (09 / XI MIPA 2)
 Ida Ayu Santhi Wijayanthi (19 / XI MIPA 2)
 Kadek Anggy Melda Putri (21 / XI MIPA 2)
 Ketut Masayu Arisanti (23 / XI MIPA 2)

SMAN 1 GIANYAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR

Om Swatiastu

Pertama - tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih atas sumber sumber informasi yang kami dapat dari internet sehingga
tersusunlah makalah ini dengan baik.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Gianyar, 15 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II: PEMBAHASAN

A. Emisi Karbon
a. Pengertian emisi karbon
b. Penyebab emisi karbon
c. Dampak emisi karbon
d. Cara mengurangi emisi karbon
B. Perubahan Iklim
a. Pengertian perubahan iklim
b. Penyebab perubahan iklim
c. Dampak perubahan iklim
d. Fenomena perubahan iklim di Indonesia
e. Cara penanggulangan perubahan iklim

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Perubahan iklim telah menjadi sebuah fenomena yang banyak dibicarakan di
beberapa dekade terakhir. Pembicaraan pun tidak hanya berkisar pada perdebatan yang
terjadi di kalangan nasional dan internasional, namun juga di kalangan individual. Hal ini
disebabkan karena perubahan iklim sudah terjadi dimana-mana dan dialami para individu.
Contoh saja terjadinya perubahan cuaca ekstrim yang terjadi di Indonesia baik daerah
perkotaan maupun perdesaan; angin kencang, hujan dengan frekuensi dan intensitas yang
tidak tentu. Ketidaksiapan infrastruktur suatu kota atau negara untuk mengakomodir
cuaca ekstrim ini, bisa berujung pada banjir. Perubahan cuaca ekstrim pun dapat
berakibat pada gagal panen, karena laju penguapan air yang sangat cepat akibat naiknya
temperatur. Seluruh bencana ini, bukan hanya dirasakan oleh masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah saja, namun dirasakan juga oleh masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke atas.
Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang dikatakan menjadi penyebab dari
perubahan iklim ini. Bukan hanya dihasilkan oleh alam (seperti berasal dari letusan
gunung berapi), namun gas rumah kaca juga dihasilkan oleh kegiatan manusia. Bahkan,
laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menyatakan bahwa kegiatan
manusia lah yang mempercepat kenaikan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir.
Akumulasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan panas berlebih diserap
oleh gas rumah kaca di atmosfir. Kelebihan panas yang terperangkap inilah yang
kemudian menyebabkan temperatur bumi meningkat. Temperatur yang berubah ini dapat
mempengaruhi variabel-variabel cuaca yang ada, seperti kekuatan angin dan intensitas
hujan.
Itu sebabnya, perihal perubahan iklim tidak akan pernah lepas kaitannya dari
aktivitas manusia, yang terbukti meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir
dan berkontribusi pada terjadinya pemanasan global yang berujung dengan perubahan
iklim. Banyak dari individu saat ini yang tergerak untuk berbuat sesuatu bagi bumi. Emisi
karbon dapat menyebabkan dampak besar seperti perubahan iklim yang tak menentu yang
dapat mengakibatkan banjir, kelaparan, hingga ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, jika
dibiarkan terus menerus, emisi karbon juga bisa mengakibatkan suhu udara meningkat
dan menyebabkan pemanasan global. Hal ini tentu sangat berbahaya untuk
keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di Bumi. Oleh karena itu, penting untuk
mencegah pemakaian emisi karbon yang berlebihan untuk keberlangsungan hidup yang
lebih baik. Makanya, ketika bumi semakin panas akibat gobal warming (pemanasan
global), emisi karbon mulai menjadi sorotan para ilmuan dunia. Masalahnya, gobal
warming terbukti telah mengakibatkan perubahan iklim, seperti terjadinya perubahan
cuaca jadi tidak menentu, banyak terjadi bencana, bencana kekeringan dan dampak buruk
lainnya. Walau mengetahui bahwa emisi yang dihasilkan oleh manusia berkontribusi
4
pada perubahan iklim, kebanyakan tidak mengetahui seberapa besar emisi yang telah
mereka hasilkan dalam aktivitas sehari-hari. Pemikiran tersebut mendorong IESR untuk
mengembangkan Kalkulator Jejak Karbon, yang diharapkan akan membantu para
individu Indonesia dalam mengukur kontribusi individu kepada bumi dalam satuan emisi
karbon, gram CO2-ekivalen/kapita/hari.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut,
1) Apa Pengertian dari emisi karbon?
2) Apa yang menyebabkan adanya emisi karbon?
3) Bagaimana Dampak dari emisi karbon?
4) Bagaimana Cara mengurangi emisi karbon?
5) Apa Pengertian perubahan iklim?
6) Apa yang menjadi Penyebab perubahan iklim?
7) Bagimana Dampak dari perubahan iklim?
8) Apa saja Fenomena perubahan iklim di Indonesia?
9) Bagimana Cara penanggulangan perubahan iklim?

C.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut,
1) Untuk memahami Pengertian emisi karbon
2) Untuk mengetahui Penyebab emisi karbon
3) Untuk mengetahui Dampak emisi karbon
4) Untuk mengetahui Cara mengurangi emisi karbon
5) Untuk memahami Pengertian perubahan iklim
6) Untuk mengetahui Penyebab perubahan iklim
7) Untuk mengetahui Dampak perubahan iklim
8) Untuk mengetahui Fenomena perubahan iklim di Indonesia
9) Untuk mengetahui Cara penanggulangan perubahan iklim

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Emisi Karbon

a. Pengertian Emisi Karbon


Emisi berhubungan dengan proses perpindahan suatu benda. Menurut Cambridge
Dictionary, emisi adalah sejumlah gas, panas, cahaya, dan lain-lain yang dikirimkan
keluar. Kata ini sering digunakan untuk menyebut emisi panas, emisi cahaya, hingga
emisi karbon.

Menurut Cambridge Dictionary, emisi karbon adalah karbon dioksida yang diproduksi
oleh pesawat, mobil, pabrik, dan lain-lain yang dianggap berbahaya bagi lingkungan.
Sementara, menghitung Jejak Karbon akan membantu individu dan kelompok untuk
mengetahui seberapa besar produksi emisi karbon yang dihasilkan pada satu waktu
periode tertentu.

Lantas, apa itu emisi karbon? Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil
pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, solar, LPJ, dan bahan
bakar lainnya. Dalam arti sederhana, emisi karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer.
Emisi karbon merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang berdampak
buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Emisi karbon menjadi kontributor perubahan iklim bersama dengan emisi gas rumah
kaca. Emisi gas yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global atau efek rumah
kaca. Hal ini mengakibatkan peningkatan suhu di bumi secara signifikan.

Keduanya menyebabkan naiknya suhu bumi atau efek rumah kaca. Untuk menghitung
besaran emisi yang dihasilkan, perlu dilakukan pengukuran jejak karbon (carbon
footprint). Jejak karbon adalah jumlah emisi CO2 dan zat-zat rumah kaca yang
berhubungan dengan segala jenis aktivitas seseorang ataupun entitas lain seperti
bangunan, sebuah perusahaan, negara, dan lainnya. Satuan yang digunakan untuk
menghitung kuantitas emisi karbon dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbon dioksida
(CO2).

Pengertian lain mengenai jejak karbon adalah jumlah total gas rumah kaca (termasuk
karbon dioksida dan metana) yang dihasilkan oleh tindakan kita. Menurut WHO, jejak
karbon adalah ukuran dampak aktivitas kita terhadap jumlah karbon dioksida (CO2) yang
6
dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar fosil dan dinyatakan sebagai berat emisi
CO2 yang dihasilkan dalam ton.

Jejak karbon biasanya diukur selama periode satu tahun, dan mereka dapat dikaitkan
dengan individu, organisasi, produk, atau peristiwa.

Gas rumah kaca yang jumlahnya menghasilkan jejak karbon dapat berasal dari produksi
dan konsumsi bahan bakar fosil, makanan, barang manufaktur, bahan, jalan, atau
transportasi. Dan meskipun penting, jejak karbon sulit dihitung secara tepat karena
pengetahuan yang buruk dan data yang singkat mengenai interaksi kompleks antara
proses yang berkontribusi, termasuk pengaruh proses alami yang menyimpan atau
melepaskan karbon dioksida. Jejak karbon merupakan sarana yang sangat penting untuk
memahami dampak perilaku seseorang terhadap pemanasan global. Inilah sebabnya
mengapa seseorang yang secara efektif ingin berkontribusi untuk menghentikan
pemanasan global, setidaknya dalam skala individu, perlu mengukur dan melacak jejak
karbon pribadinya.

Dan di sinilah kalkulator online berguna. Misalnya, dengan menggunakan kalkulator


jejak karbon dari WWF, TerraPass, atau PBB akan diminta untuk memberikan informasi
seperti: bagaimana Anda bepergian pekerjaan, pola makan yang biasa dilakukan,
seberapa banyak Anda mengemudi atau terbang, ukuran rumah, atau jenis listrik yang
disediakan oleh jaringan listrik.

Contohnya, Budi yang menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda motor di Jakarta
menghasilkan jejak karbon sejumlah 4,82 kg CO2 setiap harinya.

b. Penyebab Emisi Karbon

Emisi karbon disebabkan oleh aktivitas pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung


karbon. Untuk mengetahui besaran emisi, maka dilakukan pengukuran jejak karbon.
Melansir Ensiklopedia Britannica, jejak karbon merupakan jumlah emisi karbon dioksida

7
(CO2) yang berkaitan dengan segala aktivitas seseorang atau entitas lain seperti
bangunan, perusahaan, negara, dan lain-lain.

Jejak karbon berasal dari jejak ekologis yang merupakan ukuran dampak terhadap
lingkungan yang dinyatakan sebagai jumlah lahan yang dibutuhkan untuk
mempertahankan sumber daya alam. Konsep jejak karbon juga sering mencakup emisi
gas rumah kaca lainnya, seperti metana, nitrous oxide, atau chlorofluorocarbons (CFC).

Emisi karbon juga disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil di bidang
manufaktur, pemanasan, dan transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk
menghasilkan listrik untuk keperluan barang dan jasa yang dikonsumsi. Penyebab yang
emisi gas rumah kaca termasuk karbon biasanya karena aktivitas pembakaran senyawa-
senyawa yang mengandung unsur karbon. Pembakaran bahan bakar fosil di bidang
industri dan manufaktur, transportasi, serta emisi yang diperlukan untuk keperluan barang
dan jasa yang dikonsumsi manusia.

Selain penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan alat elektronik ikut menyumbang
pelepasan gas karbon. Pemakaian smartphone juga turut mempengaruhi tingkat emisi
karbon di udara.
Menurut data yang diterbitkan dalam Journal Of Cleaner Production melalui inventarisasi
kontribusi ICT (Information and Communication Technology) perangkat pintar
mencakup PC (personal computer), laptop, monitor, smartphone dan tablet serta
infrastruktur pusat data dan jaringan telekomunikasi menemukan fakta jejak karbon yang
mencengangkan.

Kontribusi ICT (alat telekomunikasi dan informasi) terhadap jejak karbon global
diperkirakan akan tumbuh dari kurang lebih 1% pada tahun 2007, naik menjadi 3,5%
pada tahun 2020, dan akan mencapai 14% pada tahun 2040.

Pada tahun 2010 emisi yang dihasilkan dari smartphone sejumlah 4% dan pada tahun
2020 mencapai 11% paling tinggi bila dibandingkan dengan PC, Laptop, dan display
komputer. Terlebih lagi, nilai absolut emisi karbon dan gas rumah kaca yang disebabkan
oleh smartphone terus meningkat dari 17 hingga 125 megaton setara dengan CO2 per
tahun (Mt-CO2e/tahun). Dalam rentang waktu tersebut laju pertumbuhannya sebesar
730%.

Perlu diketahui bahwa sumbangan terbesar dari jumlah persen diatas disebabkan oleh
proses produksi perangkat tersebut. Termasuk didalamnya mesin pembangkit, bahan
tambang untuk material perangkat, pembangkit server pada pusat data. Dorongan
perusahaan untuk membeli ponsel keluaran baru juga mengakibatkan banyaknya limbah
yang dihasilkan. Pengiriman dan proses mengupload data berupa teks, foto, dan video,
email dan lainnya memerlukan pusat data harus standby selama 24 jam.

8
Kondisi tidak dapat kita rasakan secara langsung, namun berefek hingga berpuluh sampai
beratus tahun kedepan. Dari dua contoh tersebut masih banyak lagi aktivitas yang tanpa
kita sadari memiliki efek jangka panjang seperti penggunaan kendaraan pribadi,
penggunaan energi listrik, dan konsumsi makanan dan minuman.

c. Dampak Emisi Karbon

Sebuah studi global tentang emisi karbon yang diterbitkan dalam Jurnal Sustainability
mengungkapkan, peningkatan emisi karbon telah menyebabkan kekhawatiran yang
signifikan di antara negara-negara seperti China, Amerika Serikat, Rusia, India, Uni
Eropa, dan Jepang sebagai penghasil emisi karbon terkemuka dunia.

Emisi karbon berdampak terhadap perubahan iklim global. Beberapa studi penelitian
emisi karbon telah menarik perhatian para peneliti karena iklim global yang berubah
dengan cepat. Para peneliti berhasil mengungkap bahwa emisi antropogenik dari satu
triliun ton karbon cenderung menyebabkan peningkatan suhu global sebesar dua derajat
Celcius.

Emisi karbon dapat menyebabkan dampak besar seperti perubahan iklim yang tak
menentu yang dapat mengakibatkan banjir, kelaparan, hingga ketidakstabilan ekonomi.
Selain itu, jika dibiarkan terus menerus, emisi karbon juga bisa mengakibatkan suhu udara
meningkat dan menyebabkan pemanasan global.
Berikut penjabaran mengenai dampak dari emisi karbon

 Dampak Negatif Emisi Karbon

Pelepasan senyawa-senyawa karbon ke lapisan atmosfer bumi atau peningkatan


konsentrasi emisi karbon tersebut memiliki dampak pada lingkungan, kesehatan, dan
ekonomi. Berikut ini beberapa dampak yang disebabkan oleh emisi karbon antara lain
yaitu:

9
1. Dampak Lingkungan

 Secara umum dampak yang dirasakan di lingkungan adalah meningkatnya suhu


bumi per tahun. Akibatnya salju, es laut di kutub dan cakupan gletser akan
berkurang dan menyebabkan permukaan air laut meningkat. Potensi banjir pada
wilayah pesisir pantai juga akan terus mengancam dengan peningkatan suhu bumi.

 Abrasi pantai juga diperkirakan akan terus meningkat di sebagian wilayah karena
musim dingin yang lebih sejuk dan lapisan-lapisan es yang lebih kecil.

 Peningkatan curah hujan dan potensi hujan lebat atau badai lebih sering terjadi,
potensi banjir akan lebih tinggi.

10
 Risiko terjadinya kebakaran hutan meningkat karena peningkatan frekuensi dan
besaran gelombang panas.

 Satwa di alam liar mengalami kemungkinan stress yang cukup parah karena iklim
yang tidak menentu, terlebih iklim yang hangat.

 Perubahan iklim dan pemanasan global yang mengakibatkan cuaca yang tidak
stabil dan bencana alam.

2. Dampak Kesehatan

11
 Peningkatan suhu bumi dan cuaca ekstrem sering menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit baru yang berevolusi. Selain itu risiko dehidrasi dan
sengatan panas dapat berakibat fatal.

 Terjadi masalah yang serius bagi pernapasan dan kardiovaskuler dan berbagai
jenis kanker tertentu, karena kualitas udara kian memburuk.
 Risiko penularan penyakit lebih cepat melalui perantara air, makanan, hewan
pengerat.

3. Dampak Ekonomi

 Pertanian, kehutanan, pariwisata dan lainnya dipengaruhi oleh pola cuaca


yang tidak pasti.

 Dampak yang ditimbulkan ke kesehatan kian menambah beban dan


tekanan pada ekonomi dan keadaan sosial.
 Cuaca ekstrem akibat meningkatnya emisi karbon menimbulkan kerusakan
pada kondisi infrastruktur seperti jalan, jembatan, tiang telepon atau listrik.
 Pencairan permasfrost dan kenaikan permukaan air laut yang diperkirakan
akan terus meningkat pun berdampak pada eksistensi populasi lokal dan
kesulitan dalam pengembangan sumberdaya

Hal ini tentu sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di
Bumi. Oleh karena itu, penting untuk mencegah pemakaian emisi karbon yang berlebihan
untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik.

d. Cara mengurangi emisi karbon

Jejak karbon dapat dikurangi melalui melalui peningkatan efisiensi energi dan perubahan
gaya hidup dan kebiasaan membeli. Pengalihan penggunaan energi dan transportasi
seseorang dapat berdampak pada jejak karbon primer.

12
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari emisi karbon
tersebut yakni dengan menghemat atau efisiensi pemakaian listrik. Penerapan ini bisa
dilakukan dari diri sendiri hingga perusahaan-perusahaan besar lainnya.

Selain itu, mempertimbangkan aktivitas yang kita konsumsi sehari-hari juga bisa
mengendalikan pemakaian emisi karbon. Misalnya, membeli pangan dari petani sekitar
atau menanam sendiri di rumah. Hal ini akan mengurangi banyaknya energi yang
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehri-hari

Contohnya, pengemasan makanan. Jika memungkinkan, Anda juga bisa membiasakan


diri untuk membeli makanan di tempat ketimbang dibungkus atau membawa wadah
sendiri agar tidak menambahkan tumpukan sampah rumah tangga, dan menggunakan
transportasi umum, seperti bus dan kereta api, memasang lampu hemat energi,
menambahkan insulasi pada bangunan. Selain itu, emisi karbon juga dapat dikurangi
dengan menggunakan sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik yang
dibutuhkan.

1. Efisien terhadap penggunaan energi, seperti mematikan peralatan yang


menggunakan listrik jika tidak sedang digunakan yaitu kipas angin, Air
Conditioner (AC), charger ponsel, dispenser, mesin cuci, televisi dan lainnya.

2. Mengurangi frekuensi pemakaian kendaraan pribadi. Gunakan transportasi umum


untuk jarak jauh, atau menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak tempuh
yang kurang dari 2 km meter.

13
3. Membeli kebutuhan dari petani lokal atau menanam sendiri untuk mengurangi
konsumsi produk impor.

4. Membeli makanan sesuai dengan porsi atau tidak berlebihan untuk mengurangi
waste food.

5. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur dan mengurangi konsumsi produk


import.

14
6. Membawa botol minum untuk mengurangi konsumsi air botol kemasan;
Membawa kantong belanja saat berbelanja.

7. Memisahkan sampah atau limbah rumah tangga berdasarkan jenis organik atau
non organik untuk mempermudah pendauran ulang.

8. Menggunakan limbah organik sebagai pupuk kompos.

15
9. Efisien dalam penggunaan air bersih atau sesuai dengan kebutuhan.

10. Mengurangi waktu pemakaian smartphone, laptop, atau PC atau hanya digunakan
sesuai dengan kebutuhan.

11. Menanam pohon untuk membantu menyerap kembali emisi karbon dan gas rumah
kaca yang kita hasilkan.

16
12. Hindari penggunaan pesawat dalam melakukan perjalanan ke tempat tujuan.
Upayakan untuk menggunakan bis, kereta api, atau kapal laut untuk mengurangi
emisi CO2 yang di keluarkan.

13. Gunakan sarana transportasi misal, sewa sepeda, delman atau berjalan kaki untuk
menikmati keindahan dan keunikan daerah yang kita kunjungi termasuk tempat-
tempat indah yang tersembunyi.

14. Berkenalan dengan banyak orang saat di perjalanan, salah satu cara agar bisa
berbagi kendaraan. Hal itu akan menyebabkan kita menghemat emisi CO2,
menghemat biaya perjalanan dan tentunya menambah banyak teman.

15. Belilah makanan di kaki lima atau warung atau restaurant penduduk. Hal itu dapat
mengurangi emisi yang di gunakan untuk mengangkut bahan makanan dari lokasi
yang jauh serta memberikan kontribusi langsung pada masyarakat lokal. Selain itu
17
biasanya perangkat makan di warung lokal tidak menggunakan plastic/
Styrofoam.

16. Pilih makanan dan minuman lokal produk. Selain dapat merasakan makanan dan
minuman dari daerah asal, juga untuk mengurangi emisi CO2 yang di hasilkan
dari barang impor.

17. Cari tempat pariwisata yang menawarkan layanan yang lebih hijau atau punya
program lingkungan.

18. Dorong juga industri pariwisata untuk menyediakan tempat liburan ramah
lingkungan. Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak wisatawan asing

18
yang bersedia membayar lebih mahal asal kegiatan liburan mereka itu ramah
lingkungan dan melestarikan kebudayaan setempat.

B. Perubahan Iklim

a. Pengertian Perubahan Iklim

Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat
di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas
yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin), pada
periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan tahun.
Iklim berubah secara terus menerus karena interaksi antara komponen-komponennya dan
faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor
disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan
penggunaan bahan bakar fosil.
Secara umum, perubahan iklim disebut sebagai fenomena pemanasan global, dimana
terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka
waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari berbagai
faktor yang berbeda serta menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim
(United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC)
mendefinisikan Perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah kompoisi dari
atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat
diperbandingkan. Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material
atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon
Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya.

19
Pada dasarnya, Gas Rumah Kaca dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Akan
tetapi, konsentrasi Gas Rumah kaca yang semakin meningkat membuat lapisan atmosfer
semakin tebal. Penebalan lapisan atmosfer tersebut menyebabkan jumlah panas bumi
yang terperangkap di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu bumi, yang disebut dengan pemanasan global.
Berbeda dengan perubahan iklim, variabilitas iklim adalah variasi iklim dalam keadaan
rata-rata atau statistik lain di semua skala temporan dan spasial pada satu periode waktu
tertentu (seperti: satu bulan, musim atau tahun), dibandingkan dengan statistik jangka
panjang untuk periode kalender yang sama. Variabilitas Iklim diukur oleh deviasi ini,
yang biasanya disebut anomali. Perbedaan antara variabilitas iklim dan perubahan iklim
terlihat pada jangka waktu perubahan yang terjadi.
Variabilitas iklim terlihat pada perubahan yang terjadi didalam kerangka waktu yang
pendek, seperti satu bulan, satu musim atau satu tahun. Sedangkan, perubahan iklim
terjadi pada periode waktu yang lebih lama, yaitu pada periode dekade atau lebih lama
lagi. Perubahan Iklim merujuk kepada satu perubahan keadaan rata-rata iklim atau
variabilitasnya secara signifikan dalam satu periode yang panjang (dekade atau lebih
lama lagi).

b. Penyebab Perubahan Iklim

Perubahan iklim tidak hanya terjadi melalui proses global warming atau pemanasan
global. Perubahan iklim ini ternyata dapat dipicu oleh kegiatan manusia khususnya yang
berhubungan langsung dengan lingkungan hidup. Berikut beberapa penyebab perubahan
iklim global yang harus diperhatikan:
 Gas Rumah Kaca

20
Penyebab perubahan iklim yang pertama adalah adanya gas rumah kaca. Beberapa
gas yang dimaksud seperti metana, karbon dioksida, dinitrogen oksida hingga gas
berfluorinasi. Seperti namanya, gas-gas tersebut cenderung bertindak seperti rumah
kaca. Di mana mencegah panas matahari keluar ke luar atmosfir bumi.
 Peningkatan Penggunaan Kendaraan Bermotor

Penyebab perubahan iklim global kedua yaitu peningkatan penggunaan bahan bakar
fosil. Biasanya dihasilkan dari kendaraan bermotor yang digunakan oleh manusia.
Tahukah kalian, bahan bakar fosil cenderung memberikan efek polusi di mana
berasal dari gas kimia yang dilepaskan ke udara.
 Peningkatan Kegiatan yang Menghasilkan Emisi

21
Bukan hanya itu saja, peningkatkan kegiatan yang menghasilkan emisi juga menjadi
salah satu penyebab perubahan iklim. Sadar atau tidak, sejumlah kegiatan manusia
secara tidak langsung mampu meningkatkan proses perubahan iklim global.
Kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan emisi antara lain penebangan hutan
hingga pembakaran batu bara.

 Penyebab Perubahan Iklim Lainnya


Penyebab perubahan iklim juga bisa karena dipengaruhi oleh perbuatan manusia yang
tidak memperhatikan lingkungannya. Contohnya seperti pembakaran bahan bahan bakar
fosil dan deforestasi. Selain itu, terdapat beberapa penyebab perubahan iklim lainnya
yang juga dipengaruhi oleh perbuatan manusia, seperti:

1. Tempat pembuangan sampah


Pada umumnya seseorang akan membuang sampah makanan dan taman ke dalam tempat
sampah. Sampah-sampah tersebut nantinya akan dibawa dan terkubur di lokasi
pembuangan sampah akhir. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami
pembusukan, maka akan terbentuk gas methan. Gas methan inilah yang menjadi salah
satu penyebab perubahan iklim.

2. CFC pada kulkas dan aerosol


CFC atau chloro-fluoro-carbo biasanya digunakan sebagai pendingin di lemari es. Selain
itu CFC juga menjadi bahan pembakar pada aerosol. Tahukah kalian, CFC ini merupakan
penyebab perubahan iklim yang tak kalah dahsyatnya. Sebab, CFC mampu menimbulkan
sekitar 10.000 kali 'efek rumah kaca' dari CO2. CFC juga dapat menghancurkan ozon,
bagian penting yang ada di lapisan atas atmosfer.
3. Pertanian dan peternakan
Sebagian petani ada yang menambahkan pupuk penyubur nitrogen ke dalam tanah.
Namun siapa sangka, beberapa dari nitrogen itu justru akan berubah menjadi Nitro
22
Oksida (N2O), gas rumah kaca yang sangat kuat. Selain itu, sapi ternyata juga
menghasilkan gas methan ketika rumput mengalami peragian di perutnya. Diketahui ada
sekitar 1,2 miliar ternak sapi di dunia. Itu artinya sapi-sapi tersebut mampu meningkatkan
dan menambah kadar gas rumah kaca di seluruh dunia.

 Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh beberapa hal:


Dipengaruhi oleh posisi jauh dekatnya matahari dari bumi. Ketika matahari mendekat,
maka radiasi yang diterima bumi semakin banyak. Radiasi ini membantu proses konveksi
atau naiknya uap air ke langit.
 Keadaan lingkungan, apakah daerah itu bergunung, berbukit, berhutan, atau
berpasir. Daerah yang bergunung atau berbukit mempengaruhi gerak udara.
Gunung atau bukit membuat udara terbantu untuk bergerak ke atas. Udara yang
terangkat ke atas atau ke langit mempermudah proses terbentuknya awan.

 Dekat atau jauhnya suatu tempat dari sumber air, seperti laut atau danau. Daerah
yang dekat dengan sumber air memiliki peluang mengalami curah hujan lebih
tinggi daripada daerah yang jauh dari sumber air. Hal ini disebabkan oleh
besarnya tingkat penguapan daerah yang dekat dengan sumber air. Karena itu,
Indonesia memiliki curah hujan jauh lebih tinggi daripada pedalaman Australia.
Selain karena terletak di dekat garis khatulistiwa, Indonesia juga dikelilingi oleh
samudra yang luas sekali.

 Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aerosol yang bertebaran di atmosfer.


Aerosol adalah partikel-partikel halus dalam gas dan udara. Aerosol bisa berasal
dari debu padang pasir, letusan gunung berapi, atau akibat aktivitas manusia
seperti asap motor dan pabrik.

c. Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu
bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem
iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia,
seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem
wilayah pesisir.

 Menurunnya Kualitas Air


Terlalu tingginya curah hujan akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber
air. Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

23
 Berkurangnya Kuantitas Air
Pemanasan global akan meningkatkan jumlah air pada atmosfer, yang kemudian
meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan sebetulnya dapat
meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun curah hujan yang terlalu tinggi
mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk langsung kembali ke laut, tanpa
sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk digunakan manusia.

 Gelombang panas ekstrem


Berdasarkan catatan penelitian di Journal of Geophysical Reasearch, Atmospheres
oleh para peneliti yaitu Russo S, Dosio A, dkk; Indonesia akan mengalami lebih
dari tiga kali kondisi gelombang panas ekstrem antara tahun 2020 dan 2052.
Kemudian di antara tahun 2068 dan 2100, akan terjadi sebuah gelombang panas
yang ekstrem akan terjadi setiap 2 tahun sekali. Gelombang panas ini akan
memiliki intensitas yang sama atau lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010,
di mana gelombang panas ekstrem terjadi di Rusia dan menewaskan 55.000
orang. Tidak hanya itu, kejadian tersebut juga akhirnya menghancurkan sekitar 9
juta hektar tanaman, membunuh semua burung di Moskow dan menyebabkan
peristiwa kebakaran hutan.

 Meningkatkan kejadian kebakaran hutan ekstrem


Potensi dampak berikutnya dari perubahan iklim yang tidak terkendali adalah
meningkatnya kejadian kebakaran hutan ekstrem. Diprediksi, dalam skenario
emisi yang tinggi, maka Kalimantan Timur dan Sumatera bagian Timur akan
mengalami pemanasan hampir 4 derajat Celcius dan curah hujan berkurang 12
persen pada tahun 2070 hingga 2100. Hal ini akan menyebabkan sekitar 55 hari
bahaya kebakaran ekstrem per tahun di Timur Kalimantan pada tahun tersebut.
Sementara, di Sumatera Timur, jumlah hari bahaya kebakaran ektrem setiap tahun
meningkat 17 hingga 64 hari di bawah skenario emisi tinggi ini.

 Meningkatnya risiko kekeringan


Bersamaan dengan potensi risiko kebakaran hutan ekstrem, risiko kekeringan juga
akan meningkat akibat perubahan iklim ini. Wilayah Kalimantan Selatan dan
Sumatera bagian utara pada tahun 2071 hingga 2100 akan menjadi lebih kering
sekitar 20-30 persen. Sedangkan, di wilayah Jawa dan bagian selatan Sumatera
menjadi lebih kering 30-40 persen pada tahun tersebut. Baca juga: Hari Bumi, Ini
Penampakan Dampak Perubahan Iklim Selama 37 Tahun

 Risiko banjir meningkat


Selain kekeringan dan kebakaran hutan, bencana hidrometeorologi lainnya yang
juga ikut meningkat akibat perubahan iklim adalah risiko banjir. Di rentan waktu
tahun 1990 dan 2013, banjir sungai merugikan Indonesia sekitar 5,5 miliar US
24
Dolar. Nah, perubahan iklim ini juga diperkirakan dapat meningkatkan kerusakan
ekonomi akibat banjir sungai hingga 91 persen pada tahun 2030. Beberapa daerah
yang berisiko banjir parah adalah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Pulau
Maluku, dan Papua.

 Meningkatkan dampak kerusakan topan


Beberapa waktu lalu, di Indonesia ada angin topan Seroja yang cukup berdampak
pada beberapa bencana di tanah air, terutama bencana banjir dan tanah longsor di
Nusa Tenggara. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Dwikorita Karnawati mengatakan, kejadian angin topan atau siklon tropis Seroja
ini menjadi salah satu contoh dari perubahan iklim, khususnya peningkatan suhu
sebesar 4 derajat Celcius di perairan Indonesia. Dampak kerusakan akibat topan
saat perubahan iklim terjadi tidak hanya bisa menelan korban jiwa, tetapi juga
akan berdampak pada kerusakan ekonomi dalam jangka panjang. Bahkan
melebihi dampak Topan Savana, yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun
2019 lalu, yang telah mengakibatkan kerugian ekonomi hingga 7,5 juta US Dolar.

 Kenaikan permukaan laut dan banjir pesisir (rob)


Dari tahun 2000 ke 2030, kenaikan rata-rata permukaan air laut akan
meningkatkan risiko banjir pesisir atau rob sebesar 19-37 persen. Tidak hanya
wilayah Pulau Jawa saja yang memang sudah rentan terhadap banjir rob ini, tetapi
sebagian Sumatera bagian utara, Sulawesi Selatan juga berpeluang ikut
terdampak.

 Produksi beras menurun


Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di Journal of Agricultural
Meteorology, menyebutkan bahwa suhu udara memiliki pengaruh terbesar
terhadap panen padi kultivar Ciherang, Jawa Barat. Padahal Ciherang
menyumbangkan sekitar setengah dari produksi beras Indonesia. Tidak hanya itu,
ada wilayah lain yang juga akan terdampak penurunan hasil panen jika emisi
terlalu tinggi dan perubahan iklim terjadi. Di antaranya seperti Sumatera bagian
utara dan Jawa, semua Kalimantan, dan Papua Barat.

 Produksi kopi menurun


Peningkatan suhu yang diakibatkan oleh perubahan curah hujan diperkirakan akan
menurunkan hasil kopi di Indonesia hingga 85 persen. Aceh yang saat ini
termasuk wilayahcocok produksi kopi Arabika, jika terjadi kenaikan suhu 1,7
derajat Celcius maka akan kehilangan sekitar 90 persen dari tanah produksinya
saat ini. Sementara, dari 210.000 hektar tanah di Sumatera Utara penghasil kopi
Arabika, akan berkurang 15 persen atau sekitar 57.000 persen jika kenaikan suhu
akibat perubahan iklim terjadi. Baca juga: Kopi Liar bisa Lindungi Masa Depan
Minuman Kopi dari Perubahan Iklim
25
 Terumbu karang dan wisata bahari bisa lenyap
Terumbu karang diperkirakan akan mengalami penurunan secara dramatis secara
global bahkan jika pemanasan globas dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius sesuai
dengan Perjanjian Paris. Namun, jika kenaikan suhu mencapai 2 derajat Celcius,
maka hampir semua karang dan pariwisata bahari akan menghilang. 10.
Pertumbuhan ekonomi terhambat Indonesia menderita kerugian tahunan rata-rata
sebesar 45 juta US Dolar antara tahun 2000-2019 karena bencana alam terkait
iklim, dan kemungkinan besar akan tumbuh secara substansial. Para ahli ekonomi
memprediksikan, dalam skenario emisi terlalu tinggi dan perubahan iklim terjadi,
maka pertumbuhan PDB Indonesia dapat mencapai puncaknya yaitu 8.800 US
Dolar per kapita pada tahun 2100. Hal ini berlawanan dengan skenario tidak ada
perubahan iklim, maka pendapatan per kapita Indonesia akan meningkat menjadi
38.500 US Dolar pada tahun 2100 tersebut.
Perubahan iklim juga menyebabkan keseimbangan ekosistem berubah. Dampak negatif
yang terjadi karena Perubahan Iklim antara lain:
 Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan yang mengakibatkan naiknya
permukaan air laut.
 Peningkatan permukaan air laut akan menyebabkan tenggelamnya daerah pesisir
dan pulau-pulau kecil.
 Pergeseran musim
 Musim kemarau akan berlangsung lama yang mengakibatkan kekeringan
sehingga potensi kebakaran meningkat;
 Musim hujan akan berlangsung cepat dengan kecenderungan intensitas curah
hujan yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
 Terjadinya krisis persediaan makanan karena tingginya potensi gagal panen dan
krisis air bersih.
 Meluasnya penyebaran penyakit tropis (malaria, demam berdarah dan diare).
 Hilangnya jutaan spesies flora dan founa karena tidak dapat beradaptasi dengan
perubahan suhu di bumi.

d. Fenomena-Fenomena Perubahan Iklim

 Gagal Panen Akibat Kekeringan Terjadi di Kampar, Riau

26
Kasus gagal panen akibat kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim
terjadi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Puluhan hektar sawah di Kecamatan
Bangkinang, Kabupaten Kampar tersebut dipastikan gagal panen akibat
kekeringan dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Tidak hanya
Kecamatan Bangkinang, namun gagal panen akibat kekeringan ini diperkirakan
akan melanda ratusan hektar sawah lain di seluruh Kabupaten Kampar.
Kekeringan ini merupakan yang terburuk selama dua puluh tahun terakhir.

 Gagal Panen di Gunung Slamet, Jawa Tengah

Para petani sayur di wilayah lereng timur Gunung Slamet, Jawa Tengah, mulai
mengeluhkan peningkatan penyakit tanaman yang disebabkan oleh hama tanaman
yang menyerang tanaman mereka. Terkait fenomena ini, Kepala Balai Penelitian
Lingkungan Pertanian Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menjelaskan
bahwa pemanasan global telah terjadi di Indonesia. Pemanasan global memicu
perubahan iklim yang berdampak pada serangan hama dan penyakit tanaman. Hal
ini dikarenakan siklus perkembangan hama tanaman tidak terputus.

 Masyarakat akan Mulai Merasakan Perubahan Iklim

27
Profesor Richard Tol dari Sussex University, Inggris memperkirakan dampak
negatif pemanasan global akan melampaui dampak positifnya bila terjadi
peningkatan suhu sampai 1,1 derajat celdius. Peningkatan suhu tersebut
diprediksikan akan tercapai sebentar lagi.
Profesor Tol menyampaikan bahwa peningkatan suhu bumi akan menyebabkan
hilangnya lapisan es di Arktik pada musim panas, dan menipisnya lapisan tersebut
pada musim dingin, jika dibandingkan dengan musim dingin-musim dingin
sebelumnya.

 Perubahan iklim menyebabkan banyak masalah lingkungan.

Hal yang sudah mulai terjadi adalah fenomena es di kutub-kutub bumi meleh yang
menyebabkan permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Ditambah lagi
cuaca ekstrim yang belakangan ini sering terjadi. Misalnya saja, musim kemarau
yang berkepanjangan.

 Cuaca Tidak Menentu, Nelayan Sulit Melaut

28
Akibat cuaca yang tidak menentu, para nelayan di Kelurahan Kedung Cowek,
Kecamtan Bulak, Surabaya, Jawa Timur tidak dapat melaut. Cuaca juga
menyebabkan jumlah ikan laut merosot tajam sehingga membuat hasil tangkapan
ikan menurun. Secara otomatis, hal ini mempengaruhi pendapatan keseharian
masyarakat.

 Pengaruh Cuaca Terhadap Kesehatan dan Perilaku

Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan saja, tetapi juga pada
perilaku, fisik dan mental manusia. Perubahan iklim dapat mengkibatkan
perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sehingga menimbulkan beberapa perubahan
perilaku dan mental manusia, seperti meningkatnya alergi dan risiko sakit jantung.

 Petani Kopi di Bengkulu Gagal Panen

29
Tanaman kopi ikut terancam dampak perubahan iklim. Petani kopi di Kabupaten
Kepahiang, Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa
Tenggara Timur mengalami gagal panen kopi. Gagal panen tersebut dialibatkan
karena intensitas hujan yang sangat tinggi yang menggugurkan bunga tanaman
kopi. Akibatnya, hanya 20 persen dari tanaman kopi yang dapat dipanen.

 Perubahan Iklim di Indonesia

Perubahan iklim berdampak sangat buruk bagi Indonesia, khususnya pada sektor
keamanan pangan dan sektor perikanan. Kekeringan yang terjadi di Indonesia
mengubah pola tanam yang mengakibatkan gagal panen. Selain itu, perubahan
iklim juga mengubah arus laut dan menyebabkan pengasaman laut, sehingga
menyebabkan menurunnya hasil tangkapan ikan.

 Menghilangnya Es di Puncak Jaya

Pada tahun 1998, terdapat lima gletser di Puncak Jaya. Tapi kini, hanya terdapat 3
gletser. Hal ini terjadi karena gletser tersebut mencair yang disebabkan oleh
peningkatan suhu bumi yang menyebabkan pemanasan global. Jika kondisi suhu
bumi tetap pada kondisi seperti ini, NASA memprediksikan seluruh gletser di
Papua akan musnah pada 20 tahun mendatang.

30
Pada tahun 1998, terdapat lima (5) gletser di Puncak Jaya. Tapi kini, hanya
terdapat tiga (3) gletser yang tinggal. Hal ini terjadi karena gletser tersebut
mencair karena pemanasan global yang diakibatkan oleh peningkatan suhu bumi.
Jika kondisi suhu bumi tetap pada kondisi sekarang, NASA memprediksikan
seluruh gletser di Papua akan musnah pada 20 tahun mendatang.

e. Cara Pencegahan Perubahan Iklim

 Langkah Global untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Sejak abad 18 hingga awal abad 19 dimana terjadinya revolusi industri berhasil
menyebabkan perubahan iklim terus terjadi dengan sangat pesat. Tindakan yang
sebelumnya dilakukan oleh manusia selama masa revolusi industri seperti penebangan
hutan hingga menciptakan berbagai mesin industri yang berukuran masif sangatlah
mempengaruhi perubahan iklim hingga menyebabkan terjadinya pemanasan global
seperti yang kita tahu saat ini.

Manusia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk setidaknya


mengembalikan kondisi bumi agar menjadi lebih baik seperti sedia kala. Berbagai upaya
dan mitigasi terus dilaksanakan secara besar – besaran untuk mengurangi dan mengatasi
perubahan iklim dalam waktu yang cepat. Di bawah ini merupakan beberapa langkah
global yang terus dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim.

1. Menggunakan Sumber Energi yang Terbarukan dan Ramah Lingkungan

Langkah global pertama yang dilakukan dalam rangka mengatasi perubahan iklim adalah
dengan cara menggunakan sumber energi yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan.
Hingga saat ini sudah mulai banyak perumahan dan apartemen yang berada pada kota –
kota besar mulai mengandalkan dan memasang panel surya untuk mengurangi
penggunaan dan beban listrik pada tempat tinggal mereka. Banyak pabrik – pabrik besar
juga yang mulai mengalihkan sumber energi yang digunakan agar menjadi lebih ramah
lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan.

2. Membatasi Penggunaan Kendaraan Berbahan Bakar Fosil

Saat ini sudah sangat banyak negara yang mulai memberlakukan uji emisi yang sangat
ketat terhadap berbagai kendaraan komersil. Tidak hanya itu saja, beberapa negara sudah
memberlakukan transportasi umum tidak boleh untuk menggunakan bahan bakar fosil
sama sekali. Dengan mengalihkan transportasi umum untuk tidak menggunakan bahan

31
bakar fosil sama sekali sangatlah membantu untuk mengurangi kadar emisi yang ada di
udara.

Kendaraan komersil pribadi juga sudah mulai sangat banyak yang menggunakan bahan
bakar terbarukan seperti baterai dan tidak menggunakan bahan bakar fosil sama sekali.
Tesla Motors merupakan salah satu pabrikan kendaraan pribadi yang disiapkan sejak
awal agar seluruh kendaraannya secara 100% menggunakan tenaga listrik yang disimpan
di dalam baterai. Elon Musk sebagai salah satu pendiri Tesla percaya bahwa dunia yang
kita tinggali bisa benar – benar meninggalkan bahan bakar fosil dan menggunakan energi
yang terbarukan sebagai sumber tenaga alternatif. Visi dari Elon Musk tersebut terus
digaungkan dan membuat dirinya menjadi salah satu yang berhasil untuk mendobrak
penggunaan kendaraan listrik yang tetap nyaman untuk digunakan dan sangat aman bagi
bumi yang kita tinggali.

3. Melakukan Penanaman Hutan dalam Skala Besar

Hutan merupakan jantung kehidupan bagi dunia ini. Tanpa adanya hutan dan wilayah
hijau akan membuat kondisi bumi menjadi lebih panas dan tidak ada yang bisa
menghasilkan oksigen yang segar untuk kita hirup.
Saat ini setiap negara sudah mulai sukses dalam menjalankan program penanaman pohon
dalam jumlah yang besar. Setiap rumah juga diharuskan untuk mempunyai halaman
sendiri ataupun taman vertikal bagi yang tidak mempunyai halaman rumah sama sekali.
Singapura menjadi salah satu negara yang bisa dibilang sukses untuk menciptakan lahan
hijau vertikal yang sangat menarik dilihat dan tidak mengurangi manfaatnya sama sekali.

 Cara Membantu Mencegah Perubahan Iklim di Rumah

Setelah Anda melihat dan sadar bahwa betapa pentingnya peran Anda sebagai individu
untuk membantu mewujudkan terjadinya negara yang hijau dan meminimalisir perubahan
iklim di dunia yang kita tinggali. Anda bisa memulainya dengan cara untuk menanam
berbagai tanaman yang rindang pada halaman rumah Anda. Halaman yang rindang akan
menciptakan suasana yang sejuk dan teduh bagi lingkungan tempat tinggal Anda dan
menjadikannya semakin nyaman untuk ditinggali.

Apabila Anda tidak mempunyai halaman yang luas maka Anda bisa mengakalinya
dengan membuat halaman secara vertikal agar tetap ada tanaman yang bisa memproduksi
oksigen yang sangat dibutuhkan oleh kita.

32
Itulah penjelasan mengenai perubahan iklim dan berbagai cara yang sudah dilakukan oleh
seluruh dunia untuk mengatasinya. Apabila Anda turut berperan untuk mengatasi
perubahan iklim meskipun hanya sedikit namun tentunya akan sangat membantu untuk
membuat bumi ini menjadi lebih nyaman seperti sedia kala.

33

Anda mungkin juga menyukai