Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMANASAN GLOBAL

KELOMPOK: 8
Judith Meidian .A. Rusani
Zahra Ulfiyah .A.
Kirei Anawai
Muhammad Ridho Rizqullah

SMA NEGERI 1 KENDARI


TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas berkat-nya dan karunia-
nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah "Pemanasan Global”.
Pada kesempatan ini.kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru
mata pelajaran fisika yang telah memberikan tugas terhadap kami. kami jauh dari sempurna.
Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umunya.

Kendari, Januari 2023


DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..

A. Latar Belakang……………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
A. Fakta-Fakta Perubahan Lingkungan………………………………………..
B. Peningkatan Kadar CO2 Atmosfer di Balik Peningkatan Suhu Bumi……
C. Aktivitas Manusia yang Menyebabkan Perubahan Lingkungan….………
D. Solusi Mengatasi Pemanasan Global………………………………….……..
E. Perjanjian Internasional……………………………………….……………..

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………………………

DAFTAR PUSAKA………………………………….……………………..........
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemanasan global terjadi berkaitan dengan adanya perubahan komposisi atmosfer, terutama
karena adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK). Sekitar 20% dari peningkatan
GRK disebabkan oleh pelepasan CO2 yang telah tersimpan selama ratusan hingga ribuan tahun
sebagai biomassa di atas permukaan tanah dan di dalam tanah gambut. Gas-gas rumah kaca
utama yang teridentifikasi di atmosfer adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan
nitrogen oksida (N2O) (Tosiani, 2015). Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer yang
memiliki kemampuan menyerap radiasi gelombang panjang yang dipancarkan kembali ke
atmosfer oleh permukaan bumi. Sifat termal radiasi inilah menyebabkan pemanasan atmosfer
Secara global (global warming) (Tosiani, 2015).

Pemanasan global merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia pada saat ini.
Salah satu indikator yang digunakan dalam menganalisis isu pemanasan global adalah
bertambahnya gas rumah kaca, terutama gas CO2. Peningkatan aktivitas manusia diberbagai
belahan bumi telah memicu terjadinya pemanasan global. Berbagai kegiatan manusia yang
dapat melepaskan emisi CO2 adalah pembakaran lahan, emisi kendaraan bermotor dan limbah
pabrik.

Adapun dampak pemanasan global yang terjadi saat ini menurut Utina (2008) adalah sebagai
berikut:
1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya
permukaan air laut secara global.
2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim menyebabkan
musim sulit diprediksi.
3. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan
berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer.
Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan
meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
5. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa fakta-fakta perubahan lingkungan?
2. Bagaimana kadar CO2 atmosfer di balik peningkatan suhu bumi?
3. Apa aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan?
4. Apa solusi mengatasi pemasan global?
5. Apa perjanjian Internasional?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan fakt-fakta perubahan lingkungan
2. Mendeskripsikan kadar CO2 atmosfer di balik peningkatan suhu bumi
3. Mendeskripsikan aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan
4. Mendeskripsikansolusi mengatasi pemanasan global
5. Mendeskripsikan perjanjian internasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fakta-fakta Perubahan Lingkungan


Fakta-fakta perubahan lingkungan yang terjadi saat ini ternyata menaruh dampak yang
bisa dirasakan dari beberapa faktor.

Seperti isu pemanasan global, hal ini merupakan salah satu isu sebagai perubahan
lingkungan yang mungkin membuat kita khawatir.

Suhu udara yang tidak lagi sejuk, musim kemarau dan hujan yang tidak jangkanya tidak
sama dengan tahun sebelumnya, serta perubahan lingkungan lainnya adalah contoh dari
fakta-fakta perubahan lingkungan yang perlu kita ketahui.

Secara tidak sadar kita telah memasuki masa dimana lingkungan sudah tidak seperti yang
dulu kita rasakan. Bukan hanya perubahan yang terjadi, melainkan dampaknya telah kita
rasakan. Banyak perubahan akibat ulah manusia yang menjadi lingkungan berubah pekat.

Berikut fakta-fakta perubahan lingkungan di Indonesia.

1. Pemanasan Global
2. Pencernaan Laut
3. Deforestasi Hutan
4. Polusi Udara
5. Pencernaan Tanah
6. Kebisingan
Fakta-fakta di atas nampaknya sudah terjadi di Indonesia. Misalnya pemanasan global
yang telah menjadi perhatian publik sejak lama.

Pemanasan global terjadi di Indonesia, cuaca dari sebelumnya sangat berbeda, mungkin
kita bisa merasakan sendiri bahwa cuaca suhu cuaca lebih tinggi ketimbang tahun-tahun
dulu.
Polusi udara dan pencemaran air, pabrik-pabrik telah bermunculan di berbagai daerah, hal
ini membuat air tercemar dari limbah pabrik, pun dengan tanah.

Dan jelas ini adalah suatu fakta dari perubahan lingkungan yang dulunya lebih sejuk dan
indah kini mengalami perubahan yang signifikan.

Polusi udara juga disebabkan oleh kendaraan yang juga dapat menimbulkan kebisingan,
tentu hal ini bukanlah rahasia lagi yang kita rasakan berdasarkan fakta yang ada. Polusi
udara yang buruk juga menyebabkan berbagai penyakit muncul, dan ini adalah satu
dampak negatif yang dirasakan oleh manusia. Perubahan lingkungan itu benar-benar
terjadi, dan bukan hanya berdampak pada satu hal saja, melainkan berbagai hal
mengalami perubahan yang berdampak buruk.

B. Peningkatan Kadar CO2 Atmosfer di Balik Peningkatan Suhu Bumi


Peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) di udara menyebabkan peningkatan suhu di Bumi.
Kondisi tersebut menyebabkan es di Kutub Utara mencair dan permukaan air laut naik. Jika hal
tersebut terus-menerus terjadi maka akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil.
Cara untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi kadar CO 2 dengan
cara melindungi dan menanam hutan kembali guna mencegah semakin bertambahnya CO 2.
Solusi tersebut sangat tepat dilakukan karena arbon dioksida (CO 2) atau zat asam arang adalah
salah satu gas rumah kaca yang berbahaya karena gas tersebut dapat menyerap gelombang
inframerah dengan kuat.
Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Cara
yang paling mudah untuk mengurangi karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara
pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
Dengan menanam pohon, terutama pohon yang muda yang cepat pertumbuhannya, dapat
menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, yang digunakannya pada fotosintesis, dan
disimpan hasilnya (glukosa, fluktosa, dan karbohidrat lainnya) pada tubuh pepohonan tersebut.
Saat ini di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang sangat
mengkhawatirkan. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah menanam hutan kembali untuk
mencegah semakin bertambahnya gas rumah kaca.

C. Aktivitas Manusia yang Menyebabkan Perubahan Lingkungan


Ada dua hal yang dapat menyebabkan kerusakan/perubahan lingkungan hidup, yaitu karena
peristiwa Alam dan kegiatan manusia. Beberapa poin di bawah menggambarkan aktivitas
manusia yang dapat menimbulkan resiko timbulnya kerusakan lingkungan, diantaranya adalah:
Penebangan Hutan (Deforestasi)
Aktivitas penggundulan hutan di Indonesia cukup tinggi. Dalam satu tahun, luas hutan yang
mengalami deforestasi bisa mencapai 1,8 juta hektar. Jumlah ini setara dengan 21% dari 133
juta hektar hutan di Indonesia habis dibabat untuk kepentingan-kepentingan industri.
Akibatnya, kelestarian flora dan fauna terancam, terjadi bencana alam, hingga penurunan
kualitas udara bagi manusia.

Pencemaran Udara, Air, dan Tanah


Masalah polusi tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Pencemaran dialami oleh hampir seluruh
wilayah Indonesia, meski memang daerah ibu kota memiliki angka tertinggi, baik untuk
pencemaran air, tanah, dan udara. Penyebab pencemaran ini bermacam-macam, seperti sampah
di sungai, limbah pabrik ke lepas pantai, asap dari pembakaran pabrik, dan masih banyak lagi.

Perburuan Liar
Aktivitas jual-beli hewan langka atau bagian tubuh hewan dapat merusak keseimbangan
ekosistem. Akibat yang paling terasa adalah semakin langkanya hewan-hewan yang diburu
secara liar dan organ tubuhnya diperdagangkan. Dilansir dari IUCN Redlist, ada 76 spesies
hewan Indonesia yang berstatus Critically Endangered, artinya kritis dan terancam punah. Jika
perdagangan ini dibiarkan begitu saja, maka hewan-hewan endemik Indonesia bisa hilang.

Memperhatikan kelestarian lingkungan hidup tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tetapi juga
untuk hewan dan tumbuhan juga. Apabila semuanya terjaga, maka keseimbangan kehidupan
pun berjalan mengiringinya. Dengan begitu, sudah selayaknya bagi seluruh masyarakat
Indonesia memperhatikan aktivitasnya agar tidak mengganggu kondisi lingkungan sekitar.

Penggunaan plastik yang masih berlebihan


Tanpa kita sadari penggunaan plastik setiap harinya untuk di setiap kegiatan kita bisa mencapai
puluhan dalam perhari. Tentu hal ini bukan hal yang bagus untuk lingkungan. Ketika kepasar
membeli sayuran, membeli buah buahan, siang hari kita kehausan akhirnya membeli es yang
menggunakan plastik. Semua hal yang kita lakukan tersebut lagi lagi plastik sebagai
pembungkusnya. Begitu terbiasa dan tidak sadarnya kita menggunakan plastik setiap harinya,
dan menganggap hal tersebut hal yang biasa. Padahal plastik butuh waktu 1000 tahun untuk
terurai.

Penggunaan air conditioner (AC) secara berlebihan


AC dikenal sebagai peralatan elektronik yang pemakaian daya listriknya cukup besar. AC
berkapasitas 1 PK saja membutuhkan 800-900 watt listrik. Selain itu AC juga menyumbang
pada peningkatan gas rumah kaca.
Karena senyawa hydroflourocarbons (HFC) yang berkontribusi pada global warming.
Menggunakan AC secara bijak dan mematikannya di saat tidak dibutuhkan adalah solusi kecil
untuk peduli pada bumi serta lingkungan tentunya.

Penggunaan Bahan Kimia


penggunaan bahan kimia dalam aktivitas sehari-hari memang tidak bisa dihindari. Mulai dari
mencuci pakaian, mengepel lantai, hingga menggunakan pestisida untuk tanaman, merupakan
beberapa kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Selain bisa mengganggu
kesehatan, penggunaan bahan kimia secara berlebihan pun dapat merusak ekosistem alam.
Kepedulian kita pada apa yang kita makan dan pergunakan amat penting, agar penggunaan
bahan kimia ini bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan sama sekali.

D. Solusi Mengatasi Pemanasan Global


1. Melakukan reboisasi dan memperluas area tumbuhan hijau. Sebab, mereka dapat menyerap.
2. Memakai energi listrik secukupnya.
3. Membatasi kegiatan merokok
4. Tidak membakar sampah
5. Tidak melakukan penebangan liar dan melakukan deforestasi atau pengundulan hutan.
6. Mengurangi pemakaian batu baram gasoline, atau bahan bakar organik lain.
7. Mengurangi pemanfaatan produk yang mengandung Chloro-fluorocarbons (CFCs) serta
menggantikannya dengan produk ramah lingkungan.

E. Perjanjian Internasional
Perkembangan dunia industri di berbagai negara terutama negara maju telah memberikan
manfaat dalam bidang perekonomian khususnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi
orang banyak. Namun, di sisi lain gas buangan hasil industri membuat temperatur bumi kian
memanas. Dampak Pemanasan global yang terjadi sudah disadari dan dirasakan oleh kita
semua. Beberapa puluh tahun lalu, sebagian masyarakat dunia berkumpul, duduk bersama
dengan membawa data dan fakta tentang pemanasan global, kemudian melakukan kesepakatan
untuk menanggulangi /mengurangi dampak pemanasan global.

Berikut ini hasil kesepakatan Dunia Internasional dalam upaya penanggulangan dampak
pemanasan global :
 
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change)
Pada tahun 1988, Badan PBB untuk lingkungan (United Nations Environment Programme)
dan organisasi meteorologi dunia (World Meteorology Organization) mendirikan sebuah panel
antar pemerintah untuk perubahan iklim yang dikenal dengan IPCC (Intergovernmental Panel
on Climate Change) yang terdiri atas 300 lebih pakar perubahan iklim dari seluruh dunia. IPCC
bersekretariat di Jenewa (Swiss) dan bertemu satu tahun sekali di sebuah rapat pleno yang
membahas tiga hal utama:

 Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim


 Dampak, adaptasi dan kerentanan
 Mitigasi perubahan iklim

Protokol Kyoto
Protokol Kyoto diadopsi pada sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi (UNFCCC) pada 1997
di Kyoto, Jepang. Semua pihak dalam UNFCCC dapat menanda tangani atau meratifikasi
Protokol Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Negara-negara yang meratifikasi
protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas
rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah
atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika
sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara
0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050.

Menurut rilis pers dari Program Lingkungan PBB :


“ Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan
mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan
tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah
emisi pada tahun 2010 tanpa protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya
adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca : karbon dioksida, metan,
nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC yang dihitung sebagai rata-rata selama masa
lima tahun antara 2008 – 2012. Targer nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa,
7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8%
untuk Australia dan 10% untuk Islandia.” .

Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)


Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC) merupakan
kerjasama internasional yang bersifat sukarela antara Australia, Kanada, India, Jepang,
Republik Rakyat Cina, Korea Selatan yang mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28
Juli 2005, Menteri Luar Negeri, Lingkungan dan Energi dari negara-negara peserta sepakat
untuk bekerja sama dalam pengembangan dan transfer teknologi yang memungkinkan
pengurangan emisi gas rumah kaca yang bersesuaian dengan UNFCC dan perangkat
internasional lainnya seperti Protokol Kyoto.

Protokol Montreal
Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi
lapisan ozon, dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas
berkurangnya lapisan ozon. Traktat ini berlaku sejak 1 Januari 1989. Traktat ini difokuskan
pada beberapa kelompok senyawa hidrokarbon, halogen, yang diyakini memainkan peran
penting dalam penipisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau bromin.

 
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari materi tersebut ialah bagaimana kita sebagai manusia mencegah pemanasan
semakin memburuk. Pemanasan global terjadi Ketika karbon dioksida (CO2) dan polutan udara
lainnya terkumpul di atmosfer dan menyerap sinar matahari dan radiasi matahari yang telah
dipantulkan ke permukaan bumi.
DAFTAR PUSAKA
Sumber lain: https://banten.viva.co.id/berita/454-fakta-fakta-perubahan-lingkungan-yang-perlu-
diketahui
https://dktv.uinib.ac.id/index.php/2022/06/08/aktivitas-manusia-yang-dapat-merusak-lingkungan/
- :~:text=Mulai%20dari%20mencuci%20pakaian%2C%20mengepel,pun%20dapat%20merusak
%20ekosistem%20alam
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Pemanasan Global-ns/Topik-3.html

Anda mungkin juga menyukai