Anda di halaman 1dari 43

BOOK CHAPTER

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
APRIL 2022
1 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan book chapter dengan topik “Hidrokarbon dan Minyak
Bumi” ini sebagai tugas mata kuliah Media Pembelajaran tepat pada waktunya.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu pada mata kuliah ini, Bapak Dr.
Rusmansyah, M.Pd. Kami sadar bahwa penyusunan book chapter ini bukan merupakan buah
hasil kerja keras kami sendiri. Ada banyak pihak yang sudah berjasa dalam membantu kami
di dalam menyelesaikan buku ini, seperti pengambilan data, pemilihan materi, soal, dan lain-
lain. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan wawasan dan bimbingan kepada kami sebelum maupun ketika
menulis book chapter ini.
Kami juga sadar bahwa buku yang kami buat masih belum bisa dikatakan sempurna.
Maka dari itu, kami meminta dukungan dan masukan dari para pembaca, agar kedepannya
kami bisa lebih baik lagi di dalam menulis sebuah book chapter.

Banjarmasin, 17 April 2022

Penyusun

1
2 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR······························································· 1
DAFTAR ISI·········································································· 2
DAFTAR GAMBAR································································· 3
DAFTAR TABEL···································································· 4
HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI······································· 5
PETA KONSEP ······································································ 6
I. HIDROKARBON·································································· 7
1.1 Kekhasan Atom Karbon dan Struktur Atom Karbon·······················7
1.2 Penggolongan Senyawa Hidrokarbon········································ 11
1.3 Sifat Senyawa Hidrokarbon dan Isomernya································· 19
II. MINYAK BUMI···································································23
2.1 Sejarah Penemuan Minyak Bumi didunia··································· 23
2.2 Sejarah penemuan minyak bumi di Indonesia ····························· 26
2.3 Proses Pembentukan Minyak Bumi·········································· 28
2.4 Pengolahan Minyak Bumi····················································· 29
2.5 Penggunaan, Dampak, dan Cara Mengatasinya·····························31
REFLEKSI············································································ 32
RANGKUMAN ······································································ 33
EVALUASI KOMPETENSI······················································· 36
GLOSARIUM········································································· 41
DAFTAR PUSTAKA································································ 42

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tabung Gas LPG.................................................................................................. 7


Gambar 2. Beberapa Ikatan Kovalen Pada Atom Karbon C..................................................8
Gambar 3. Rantai Karbon: (1) Rantai Lurus;
(2) Rantai Cabang; Rantai Tertutup; (4) Jaring......................................................................8
Gambar 4. Bentuk Molekul a) CH4 dan b) C2H6...................................................................11
Gambar 5. James Watt.......................................................................................................... 23
Gambar 6. Mesin Uap Pertama.............................................................................................. 24
Gambar 7. Sistem Distilasi Minyak Bumi............................................................................. 24
Gambar 8. Kolonel Drake...................................................................................................... 26
Gambar 9. Aeliko Jana Zijlke................................................................................................ 27
Gambar 10. Proses Pembentukan Minyak Bumi dan
Pengeboran Minyak Bumi......................................................................................................28
Gambar 11. Proses Pengolahan Minyak Bumi Secara Umum...............................................30
Gambar 12. Tabung Kemasan Gas Elpiji...............................................................................32
Gambar 13. Logo Bahan Bakar Bensin Jenis Pertamax dan Pertalite................................... 32
Gambar 14. Produk Turunan Nafta........................................................................................ 33
Gambar 15. Kode SAE Pada Kemasan Pelumas....................................................................35
Gambar 16. Katoda Pada Baterai........................................................................................... 36
Gambar 17. Polusi Udara, Akibat Pembakaran
Bahan Bakar Alat Transportasi.............................................................................................. 37
4 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deret homolog alkana.................................................................................. 12


Tabel 2. Deret homolog alkil..................................................................................... 12
Tabel 3. Deret homolog alkena.................................................................................. 14
Tabel 4. Deret homolog alkuna..................................................................................16
Tabel 5. Klasifikasi produk berdasarkan kisaran titik didih...................................... 29
Tabel 6. Fraksi minyak bumi..................................................................................... 31
5 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

TUJUAN PEMBELAJARAN

 Dapat menjelaskan kekhasan atom karbon dan struktur atom karbon


 Dapat membandingkan penggolongan senyawa hidrokarbon
 Dapat menganalisis sifat senyawa hidrokarbon dan isomernya
 Dapat mendeskripsikan sejarah penemuan minyak bumi di dunia
 Dapat mendeskripsikan sejarah penemuan minyak bumi di Indonesia
 Dapat menganalisis proses pembentukan minyak bumi
 Dapat mendeskripsikan proses pengolahan minyak bumi
 Dapat mengidentifikasi penggunaan, dampak, dan cara mengatasinya

KATA KUNCI

 Hidrokarbon  Minyak Bumi


 Atom C  Distilasi
 Alkana  Fraksi
 Alkena
 Alkuna
6 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

PETA KONSEP
7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa
ini tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling
sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama
minyak bumi dan gas alam. Tentu tidak asing lagi bagi kalian penggunaan gas elpiji untuk
keperluan masak di rumah tangga seperti tampak pada gambar berikut.
Lalu apakah kekhasan dari atom karbon? Bagaimanakah atom karbon membentuk
senyawa hidrokarbon? Bagaimanakah menggolongkan senyawa hidrokarbon? Mari simak
penjelasan berikut ini.

Gambar 1. Tabung gas LPG


Sumber : Mendera, I. G. (2020)

1. Kekhasan Atom Karbon


a. Atom karbon membentuk empat ikatan kovalen
b. Atom karbon (C) merupakan pemeran utama dalam mempelajari hidrokarbon.
c. Atom C ini memiliki karakteristik yang khas dibanding atom lainnya. Karakteristik itu
adalah kemampuannya membentuk rantai C yang panjang.
Mengapa bisa?
Perhatikan konfigurasi atom C berikut !
6C : 1s2 2s2 2p2, dari konfigurasi elektronnya dapat dinyatakan elektron valensinya adalah 4.

Peristiwa ini disebabkan atom C mempunyai empat elektron valensi yang dapat
berikatan kovalen dengan atom sejenis atau atom lain.
d. Atom karbon membentuk ikatan jenuh maupun tak jenuh
Atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai karbon dengan
ikatan tunggal, ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga.
8 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Gambar 2. Beberapa jenis ikatan kovalen pada atom C.


Sumber : Mendera, I. G. (2020)

e. Atom karbon membentuk rantai terbuka maupun tertutup Atom C dapat berikatan
dengan atom C lain (sejenis), bahkan dapat membentuk rantai atom atom C baik alifatik
(terbuka: lurus dan bercabang) maupun siklik (tertutup).

Gambar 3. Rantai karbon: (1) rantai lurus; (2) rantai cabang;


(3) rantai tertutup; (4) jaring
Sumber : Mendera, I. G. (2020)

2. Struktur Atom Karbon


Berdasarkan kemampuan atom karbon yang dapat berikatan dengan atom karbon lain, jenis
atom karbon dikelompokkan menjadi empat, yaitu atom karbon primer, sekunder, tersier,
dan kuartener. Istilah ini didasarkan pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom
karbon tertentu.

a. Atom karbon primer


Atom karbon primer (C primer) adalah atom-atom karbon yang mengikat satu atom karbon
lain.
Contoh: Perhatikan senyawa berikut!

Dalam struktur senyawa hidrokarbon tersebut, coba kalian tentukan ada berapa buah atom C
primer dan beri tanda!

Mari kita perhatikan struktur senyawa karbon di atas!


Senyawa tersebut terdiri dari enam buah atom C, atom karbon yang berikatan dengan satu
atom karbon lain ada empat buah, yang ditandai dengan struktur dalam senyawa berupa –
CH3, seperti tampak pada gambar berikut.
9 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

b. Atom karbon sekunder


Atom karbon sekunder (atom C sekunder) adalah atom-atom karbon yang mengikat dua
atom karbon tetangga.
Contoh: Perhatikan atom C yang ditandai pada senyawa berikut.

Atom C yang ditandai pada senyawa di samping merupakan atom C sekunder, karena diapit
oleh dua atom C yang lain.

c. Atom karbon tersier


Atom karbon tersier (atom C tersier) adalah atom-atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon tetangga.
Contoh:

d. Atom karbon kuarterner


Atom karbon kuartener (dilambangkan dengan 4 ) adalah atom-atom karbon yang mengikat
0

empat atom karbon tetangga.


Contoh:
Perhatikan senyawa ini, bisakah kalian menemukan atom C kuartener?

Atom C kuarterner diapit oleh empat atom C lain.


10 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Berdasarkan jumlah ikatan antara atom karbon, senyawa karbon dikelompokkan menjadi
senyawa jenuh dan tidak jenuh. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom karbon dapat
mengikat atom hidrogen secara maksimal. Senyawa yang tergolong hidrokarbon jenuh adalah
golongan alkana. Senyawa hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan rangkap dua antar atom
karbonnya yang disebut alkena dan ikatan rangkap tiga yang disebut alkena. Penggolongan
senyawa hidrokarbon yaitu :
1. Alkana
a. Rumus Molekul Alkana
Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon yang paling
sederhana. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya pada atom
karbonnya tunggal. Rumus umum alkana adalah
CnH2n+2
Jadi, apabila atom C ada 1, maka atom H pada senyawa alkananya adalah 2(1)+2, yakni 4
buah sehingga rumus molekulnya adalah CH4. Apabila atom C ada 2, maka atom H pada
senyawa alkananya adalah 2(2)+2, yakni 6 buah. Bila dituliskan rumusnya menjadi C2H6, dan
jika dijabarkan akan menjadi seperti ini:

Gambar 4. Bentuk molekul a) CH4 dan b) C2H6

Berikut merupakan daftar nama 10 deret pertama dari senyawa alkana:

Tabel 1. Deret homolog alkana


11 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

b. Tata Nama Senyawa Alkana


1) Alkana rantai lurus diberi nama dengan awalan n (n = normal).
Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH3 : n-butana
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 : n-pentana

2) Alkana rantai bercabang :


a) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang.
b) Beri nomor pada rantai terpanjang dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang,
c) Cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil CnH2n + 1. Nama alkil sama dengan
nama alkana dengan jumlah atom C yang sama, hanya saja akhiran –ana diganti –il.

Tabel 2. Deret homolog alkil

 Jika hanya ada satu cabang maka rantai cabang diberi nomor sekecil mungkin.
 Jika alkil cabang lebih dari satu dan sejenis menggunakan awalan Yunani (di = 2, tri
= 3, tetra = 4, dan seterusnya) dan jika berbeda jenis diurutkan sesuai alfabetisd)
 Urutan penamaan senyawa alkana :
1. Nomor alkil/cabang; 2. Nama Alkil/cabang; 3. Nama rantai utama.

Contoh 1 :
CH3-CH-CH2-CH3
|
CH3
namanya : 2-metil butana
Penjelasan:

 Rantai induknya terdiri dari empat atom C namanya butana


 Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang, yaitu dari kiri
 Cabang terletak pada nomor 2
 Nama cabangnya metil (alkil terdiri dari satu atom C) sehingga namanya : 2-metil butana
12 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

CH3
Contoh 2 :
|
CH3-C-CH2-CH3
|
CH3
namanya : 2,3-dimetilbutana
Penjelasan:
 Rantai induknya terdiri dari empat atom C, namanya butana
 Penomoran dapat dimulai dari ujung kanan atau kiri
 Cabang terletak pada nomor 2, dan 3
 Nama cabangnya metil, jumlah cabang ada dua (di beri awalan : di), sehingga namanya :
2,3-dimetilbutana

Contoh 3 :

namanya : 3-etil-2-metilpentana

Penjelasan:
 Rantai induknya terdiri dari lima atom C, namanya pentana
 Penomoran dimulai dari ujung kanan (paling dekat dengan cabang)
 Cabang terletak pada nomor 2 (metil) dan 3 (etil)
 Nama cabangnya metil dan etil (penulisan berdasarkan urutan abjad), sehingga namanya :
3-etil-2-metilpentana

2. Alkena
a. Rumus Molekul Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai
karbonnya (‒C=C‒). Rumus umum alkena adalah
CnH2n
Bila jumlah atom C = 2, maka jumlah atom H = 2 x 2 = 4, rumus molekulnya C2H4. Mengapa
tidak ada alkena dengan rumus molekul C =1? Karena pada alkena harus terdapat satu ikatan
rangkap dua antar atom C sehingga alkena yang paling sederhana adalah etena (C2H4).
Tabel 3. Deret homolog alkena
13 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

b. Tata Nama Alkena


1) Alkena Rantai Lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (‒C=C‒) diberi nomor yang menunjukkan ikatan
rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
Contoh :

namanya : 2-pentena
Penjelasan :
 Rantai induk/terpanjang terdiri dari 5 atom C, namanya = pentena
 Penomoran dari ujung kanan karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap, yaitu
nomor 2
 Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nonor 2 dan atom C nomor 3, sehingga nomor
rangkapnya dituliskan nomor 2, sehingga namanya: pentena

2) Alkena Rantai Bercabang


Penamaan alkena rantai bercabang hampir sama dengan penamaan alkana. Hal yang
membedakan hanya pada penomoran posisi untuk ikatan rangkap pada alkena. Aturan yang
digunakan tetap sama, yakni:
a) Menentukan rantai utama, yaitu rantai terpanjang dan memiliki ikatan rangkap
b) Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan ikatan rangkap, bukan dari
cabang terdekat
c) Urutan penulisan nama senyawa alkena:
1. Nomor cabang /alkil; 2. Nama cabang/alkil;3. Nomor ikatan rangkap; 4. Nama Alkena

Contoh 1 :

namanya : 2-metil-1-butena
Penjelasan :
 Rantai induk/terpanjang terdiri dari 4 atom C, namanya = butena
 Penomoran dari ujung kiri karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap, yaitu nomor
1
 Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nonor 1 dan atom C nomor 2, sehingga nomor
rangkapnya dituliskan nomor 1
 Cabang/alkil terletak pada atom C nomor 2, nama cabangnya metil sehingga namanya :
2-metil-1-butena

Contoh 2 :

namanya : 2,3-dimetil-2-pentena
14 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Penjelasan :
 Rantai induk/terpanjang terdiri dari 5 atom C namanya pentena
 Penomoran dari ujung kiri karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap, yaitu nomor
2
 Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nonor 2 dan atom C nomor 3, sehingga nomor
rangkapnya dituliskan nomor 2
 Cabang/alkil terletak pada atom C nomor 2 dan 3, nama cabangnya metil, jumlahnya ada
dua (diberi awalan di) sehingga namanya : 2,3-dimetil-2-pentena

1. Alkuna
a. Rumus Molekul Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap tiga (‒C≡C ). Rumus
umum alkuna adalah
CH n 2n-2
Bila jumlah atom C = 2, maka jumlah atom H = (2 x 2) - 2 = 2, rumus molekulnya C2H2.
Mengapa tidak ada alkuna dengan rumus molekul C =1? Karena pada alkuna harus terdapat
satu ikatan rangkap tiga antar atom C sehingga alkuna yang paling sederhana adalah etuna
(C2H2).

Tabel 4. Deret homolog Alkuna

b. Tata Nama Alkuna


1) Alkuna Rantai Lurus Atom karbon yang berikatan rangkap (‒C≡C‒) diberi nomor yang
menunjukkan ikatan rangkap tiga tersebut.
2) Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap. Contoh :

namanya : 2-pentuna

Penjelasan :
 Rantai induk/terpanjang terdiri dari 5 atom C, namanya adalah pentuna.
 Penomoran dari ujung kanan karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap tiga, yaitu
nomor 2.
 Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nonor 2 dan atom C nomor 3 sehingga nomor
rangkapnya dituliskan nomor 2, sehingga namanya adalah 2- pentuna.
15 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

3) Alkuna Rantai Bercabang


Penamaan alkuna rantai bercabang hampir sama dengan penamaan alkana.Hal yang
membedakan adalah penomoran posisi untuk ikatan rangkap pada alkuna. Aturan yang
digunakan tetap sama, yakni:
a) Menentukan rantai utama, yaitu rantai terpanjang dan memiliki ikatan rangkap tiga.
b) Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan ikatan rangkap, bukan dari
cabang terdekat .
c) Urutan penulisan nama senyawa alkuna:
1. Nomor cabang /alkil; 2. Nama cabang/alkil; 3. Nomor ikatan rangkap;
4. Nama Alkuna
Contoh 1 :

namanya : 3-metil-1-butuna
Penjelasan :
 Rantai induk/terpanjang terdiri dari 4 atom C, namanya adalah butuna.
 Penomoran dari ujung kiri karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap tiga, yaitu
nomor 1.
 Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nonor 1 dan atom C nomor 2, sehingga nomor
rangkapnya dituliskan nomor 1.
 Cabang/alkil terletak pada atom C nomor 3, nama cabangnya metil, sehingga namanya :
3-metil-1-butuna.

Contoh 2 :

namanya : 3,4-dimetil-1-pentuna
Penjelasan :
 Rantai induk/terpanjang terdiri dari 5 atom C namanya pentuna.
 Penomoran dari ujung kanan karena lebih dekat dengan posisi ikatan rangkap tiga, yaitu
nomor 1.
 Posisi ikatan rangkap berada pada atom C nonor 1 dan atom C nomor 2, sehingga nomor
rangkapnya dituliskan nomor 1.
 Cabang/alkil terletak pada atom C nomor 3 dan 4, nama cabangnya metil, jumlahnya ada
dua (diberi awalan di), sehingga namanya : 3,4-dimetil-1-pentuna.

1. Sifat-sifat Senyawa Hidrokarbon


a. Sifat-sifat Alkana :
1) Titik leleh dan titik didih alkana naik dengan pertambahan nilai masa molekul relatifnya
(Mr).
2) Kerapatan / massa jenis alkana naik dengan pertambahan nilai masa molekul relatifnya
(Mr).
16 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

3) Viskositas / kekentalan alkana naik dengan pertambahan nilai masa molekul relatifnya
(Mr).
4) Alkana larut dalam pelarut non polar seperti CCl4 dan sukar larut dalam pelarut polar
seperti air.
5) Bila alkana dibakar dihasilkan gas karbondioksida dan uap air serta energi panas,
menurut reaksi :
CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g) + E
6) Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi adalah reaksi
penggantian atom/gugus atom dengan atom/gugus atom yang lain.
CH4 (g) + Cl2 (g) → CH3Cl (g) + HCl(g)
7) Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi
adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih
sederhana. Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

b. Sifat-sifat Alkena
1) Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr
makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2) Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.
3) Alkena dapat bereaksi adisi dengan H2 dan halogen
(X2 = F2, Cl2, Br2, I2).
a) Adisi alkena dengan H2.
Contoh:
CH2 = CH2 + H2 → CH3–CH3
b) Adisi alkena dengan halogen.
Reaksi umum:
–CH = CH– + X2 –CHX–CHX–
Contoh:
CH2 = CH2 + Cl2 → CH2Cl-CH2Cl

c. Sifat-sifat Alkuna
1) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C
harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2) Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H2, halogen (X2= F2, Cl2, Br2, I2) dan asam halida (HX
= HF, HCl, HBr, HI).
Contoh:
a) Reaksi adisi alkuna dengan H2
• tahap 1
CH ≡ CH + H2 → CH2 = CH2
• tahap 2
CH2 = CH2 + H2 → CH3-CH3

b) Reaksi adisi alkuna dengan HCl


• tahap 1
CH3-C ≡ CH + HCl → CH3-C = CH2
• tahap 2
CH3-C = CH2 + HCl → CH3-C-CH3

2. Isomer Senyawa Hidrokarbon


Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama tetapi mempunyai
struktur yang berbeda. Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu isomer struktur,
dan isomer geometri.

a. Isomer Struktur
17 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer posisi dan isomer
gugus fungsi.
1) Isomer rangka
Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
kerangkanya berbeda. Contoh pada alkana, alkena, dan alkuna.
a) Butana (C4H10).
CH3-CH2-CH2-CH3
n-butana

2-metilpropana

b) Pentena (C5H10)
CH2 = CH-CH2-CH2-CH3
1-Pentena

CH2 = CH-CH-CH3
|
CH3
3-metil-1-butena
CH2 = C-CH2 -CH3
|
CH3
2-metil-1-butena

c) Pentuna (C5H8)
CH ≡ C-CH2-CH2-CH3
1-Pentuna

CH ≡ C-CH-CH3
|
CH3
3-metil-1-butuna

2) Isomer Posisi
Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi
gugus fungsinya berbeda.
Contoh pada alkena dan alkuna.
a) Butena (C4H8)
CH2 = CH-CH2-CH3
1-Butena

CH3-CH = CH-CH3
2-butena

b) Butuna(C4H6)
18 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

CH ≡ C-CH2-CH3
1-Butuna

CH3-C ≡ C-CH3
2-butuna
3) Isomer Gugus Fungsi
Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama
tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkuna dan alkadiena.
Propuna (C3H4)
CH ≡ C-CH3
Propuna

CH2=C=CH2
1,2-propadiena
4) Isomer Geometri
Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
struktur ruangnya berbeda. Contoh pada alkena mempunyai dua isomer geometri, yaitu
cis dan trans.

(Mendera, 2020).

Dari Fardhyanti & Putri (2017), bersumber dari Ensiklopedia Britannica, minyak
bumi diperkirakan pertama kali ditemukan pada 5000 tahun SM oleh bangsa Asyiria, Sumeria,
dan Babilonia kuno. Cara mendapatkan minyak bumi tersebut tidak dilakukan dengan cara
pemboran yang sama dengan era saat ini, akan tetapi bangsa-bangsa tersebut memperoleh
minyak bumi dengan mengambilnya di permukaan bumi karena minyak bumi tersebut
merembes sampai ke permukaan. Bangsa-bangsa tersebut memanfaatkan minyak bumi
sebagai obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu. Namun, ada sumber yang belum diketahui
dengan tepat mengatakan bahwa minyak bumi pertama kali ditemukan di Timur Tengah
(Parsi kuno/Iran) sebagai rembesan yang muncul ke permukaan. Diperkirakan juga bahwa
Nabi Nuh AS juga menggunakan minyak bumi yang merembes di permukaan yang berbentuk
asphalt atau teer untuk menambal perahunya agar tidak kemasukan air.
Seiring perkembangan jaman, pada abad pertama, bangsa Arab dan Persia berhasil
menemukan teknologi distilasi minyak bumi. Distilasi ini menghasilkan minyak yang mudah
terbakar. Semenjak itulah minyak digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi sebagai
bahan bakar juga muncul pada zaman Harun Al Rasyid dengan nama Naphta. Pada zaman
berikutnya muncul gas bumi yang muncul ke permukaan pertama kali dan terbakar, sehingga
pada waktu itu muncul agama yang menyembah api yang menganggap itu adalah api abadi
19 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

(Majusi). Beberapa abad kemudian bangsa Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di
wilayah yang sekarang bernama Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru. Pada pertengahan abad
ke-19, masyarakat Amerika Utara dan Eropa menggunakan minyak tanah atau minyak batu-
bara sebagai bahan bakar untuk penerangan. Seiring perkembangan zaman, mesin yang
semula digerakkan dengan tenaga manusia dan hewan, mulai berganti dengan minyak bumi
sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Setelah James Watt menemukan mesin uap
pertama kali yang memunculkan revolusi industri, masyarakat luas mulai memburu minyak
bumi sebagai sumber energi, karena dianggap praktis dan tidak merepotkan.

Gambar 5. James Watt


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Gambar 6. Mesin Uap Pertama


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Perkembangan selanjutnya, mulailah dilakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak


bumi. Lalu ditemukanlah minyak bumi yang berbentuk cair yang berasal dari proses
pengendapan fosil-fosil selama berabad-abad di dalam bumi. Minyak bumi ini memenuhi
kriteria untuk digunakan sebagai bahan bakar yang mudah dipakai sebagai sumber energi.
Sebelumnya pada tahun 1794, Haquet mengemukakan teorinya bahwa minyak bumi berasal
dari daging atau zat organik seperti kerang dan moluska. Hal ini didasari bahwa batuan yang
mengandung minyak bumi biasanya mengandung fosil binatang laut. Pengeboran minyak
bumi pertama kali tercatat dilakukan di Pennsylvania, Amerika, tahun 1859, di tambang milik
Edwin L. Drake yang merupakan pelopor industri minyak bumi dunia. Mulai abad ke-19,
industri minyak yang modern muncul di AS dan disusul oleh negara-negara di Eropa yang
selanjutnya diusahakan secara komersil.
20 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Gambar 7. Sistem Distilasi Minyak Bumi


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Von Humbold da Gay Lussac (1805), memperkirakan bahwa minyak bumi


berhubungan dengan aktivitas gunung api. Ide tersebut juga dikemukakan oleh ahli geologi
Perancis, Virlet d' Aoust (1834), teori ini didasarkan bahwa sering kali minyak bumi
ditemukan bersama-sama dengan lumpur gunung api. Sir William Logan (1842),
menghubungkan rembesan minyak bumi dengan struktur antiklin dan ini merupakan
pengamatan pertama kali yang dilakukan terhadap hubungan rembesan dengan antiklin.
Tahun 1847 di Glasgow, Inggris, pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak bumi
menjadi minyak lampu, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti lilin sebagai sumber
penerangan utama. Dengan penemuan tersebut, pada saat itu minyak bumi merupakan bahan
utama yang banyak dicari oleh para pengusaha.
Tahun 1859 merupakan saat munculnya untuk pertama kali industri minyak bumi.
Salah satu proyek pada saat itu adalah dilakukannya pengeboran minyak bumi dan ditemukan
pada kedalaman 69 ft di daerah Tutisville, negara bagian AS. Pada akhir abad 19, pencarian
minyak bumi telah menyebar di luar AS, terutama Amerika Latin (Meksiko) pada tahun 1890
dan Eropa Timur (Romania dan Rusia) serta mencapai wilayah Asia (Burma dan Indonesia).
Eksplorasi di Timur Tengah pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan pengeboran minyak
bumi pertama kali dan ditemukan lapangan minyak Kirkuk dengan produksi minyak bumi
mencapai 100.000 barrel per hari. Pada tahun 1939 juga ditemukan beberapa lapangan
minyak bumi raksasa di Saudi Arabia. Pada tahun 1960 di Kuwait, dilakukan pencarian
minyak bumi di lepas pantai.
Berkembangnya teknologi yang ada saat ini, menyebabkan perkembangan sarana
dengan menggunakan bahan bakar minyak bumi juga ikut berkembang, contohnya kendaraan
bermotor. Perkembangan ini juga menyebabkan pemisahan jenis bahan bakar minyak yang
semakin beragam. Crude oil atau minyak mentah didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan
bakar seperti bensin, solar, minyak tanah, hingga aspal.
21 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Gambar 8. Kolonel Drake


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Salah satu daya tarik negara-negara sahabat melirik Indonesia tak lain karena negara
ini memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, terutama hasil tambang seperti batubara,
minyak dan gas bumi. Namun, walau cadangannya tidak melimpah, ketiga komoditas tersebut
selalu menjadi incaran. Tak hanya sebagai energi untuk menghidupkan roda perekonomian
agar pertumbuhan suatu negara bisa lebih baik tapi itu dapat menjadi alasan strategis untuk
menjalin kerjasama antarnegara mengingat sumber daya alam itu tidak dapat diperbarui.Tidak
semua daerah kekuasaan masing-masing negara memiliki cadangan minyak dan gas bumi
(migas). Hal inilah yang mendorong Belanda menjajah Indonesia hingga ratusan tahun karena
tidak mau ketinggalan dengan Amerika Serikat (AS) yang mulai beralih dari kayu bakar ke
minyak sejak penemuan energi fosil tersebut oleh Kolonel Drake pada 1859 di Titusville,
Pennsylvania.
Selang 12 tahun kemudian, usaha Belanda mencari minyak berhasil juga menyusul
penemuan oleh Jan Reering yang kemudian mulai melakukan pengeboran di lereng Gunung
Ciremai, Cibodas, Jawa Barat. Pengeboran yang dilakukan Reering pun menggunakan model
yang sama seperti di Pennsylvania, yaitu dengan tenaga lembu. Walaupun 4 sumur telah
digali, ternyata tidak mendapatkan hasil yang komersial. Namun demikian, di tempat itu
banyak terdapat oil seepages (rengkahan tanah yang mengandung minyak). Kemudian,
dilakukanlah ekplorasi (pencarian) di sekitar oil seepages yang merupakan petunjuk ke arah
ditemukannya sumur minyak dangkal sehingga dapat dilakukan pengeboran dengan peralatan
yang sederhana. Mengetahui sumber energi ini lebih mudah diangkut dibandingkan batubara,
12 tahun kemudian setelah usaha Reering, yaitu 1883, seorang inspektur perkebunan di
daerah Langkat, Sumatera Utara, Aeliko Jana Zijlker meneruskan langkah pencarian cairan
hitam yang berbau khas itu. Dengan modal yang didatangkan dari negeri Belanda, Zijlker
membentuk sebuah perusahaan yang berlokasi tak jauh dari ditemukannya minyak, dikenal
dengan Telaga Tunggal. Seperti yang dialami Reering, pengeboran pertamanya tidak
mendapatkan hasil yang diharapkan.
22 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Gambar 9. Aeliko Jana Zijlke


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Namun pengeboran kedua pada 1885 berhasil memberikan nilai komersial. Karena
berhasil, mulai bermunculanlah peminat untuk mencari minyak secara besar-besaran di
berbagai tempat yang diperkirakan banyak terdapat oil seepages, seperti Surabaya, Jambi,
Aceh Timur, Palembang dan Kalimantan Timur. Keberhasilan memperoleh minyak
menciptakan usaha kegiatan produksi, pengolahan/pengilangan, serta pemasarannya.
Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu membentuk perusahaan minyak Royal Dutch
Company (NV. Koninklijke Nederlansche Mij. Tot Exploitatie van Petroleum Bronnen in
Nederlandsch Indie) di mana perusahaan ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan Shell di
Indonesia.

Pernahkah kalian melihat anjungan minyak bumi lepas pantai? Minyak bumi diperoleh dari
pengeboran permukaan bumi hingga mencapai sumbernya. Darimana minyak bumi itu
terbentuk?

Gambar 10. Proses pembentukan minyak bumi dan pengeboran minyak bumi.
Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).
23 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Minyak bumi di kenal dengan sebutan bahan bakar fosil. Minyak bumi merupakan
bahan bakar yang berasal dari fosil. Jasad renik organisme yang hidup di lautan. Ketika
organisme tersebut mati, sisa-sisa tubuhnya akan akan mengendap di dasar lautan & tertutupi
lumpur. Pengaruh tekanan dan temperature tinggi mengubah lumpur menjadi lapisan
bebatuan. Setelah jutaan tahun, bakteri anaerob akan menguraikan sisa-sisa organisme
tersebut dan mengubahnya menjadi minyak bumi.
Seiring dengan terjadinya reaksi penguraian, gas alam pun terbentuk. Gas alam
terletak si atas lapisan minyak bumi. Minyak bumi tersebut terperangkap diantara lapisan
batuan di dasar lautan. Minyak bumi dapat berpindah dari suatu daerah ke daerah lain dan
terdeposit di suatu tempat jika terhalang oleh lapisan yang kedap zat cair dan gas (impervious
layer ). Jadi, kesimpulannya minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun ketika pada masa
purba, tanaman dan hewan laut kecil (mikroorganisme) mati lalu terkubur di lapisan pasir dan
batuan. Minyak bumi akan bergerak melalui batuan berpori dan akan terakumulasi ketika
mencapai lapisan batuan keras, menghasilkan minyak bumi.

Minyak mentah yang diperoleh di alam memiliki sifat bermacam-macam, sehingga


produk yang dapat diperoleh dari pengolahan minyak mentah bermacam-macam pula karena
operasi dan proses yang digunakan di kilang pun bermacam-macam. Pengolahan yang umum
dilakukan di kilang bermacam-macam. Umumnya dilakukan distilasi minyak bumi menjadi
fraksi-fraksinya dengan didasarkan pada daerah didihnya dan produk yang diinginkan.
Proses distilasi minyak bumi dilakukan untuk memisahkan fraksi-fraksi yang ada.
Sifat-sifat fraksi tergantung pada komposisi dan tipe yang diinginkan. Contohnya kandungan
senyawa aromat dalam kerosin, minyak diesel yang tidak diinginkan, tetapi pada bensin
kandungan senyawa tersebut diinginkan karena dapat meningkatkan pada mutu bensin
tersebut, dan senyawa aromat. Klasifikasi produk berdasarkan kisaran titik didih dicantumkan
pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Klasifikasi produk berdasarkan kisaran titik didih

Proses dalam kilang, tidak ada fraksi-fraksi atau gabungan fraksi dari pemisahan
minyak mentah yang langsung dapat digunakan sebagai produk, sehingga fraksi-fraksi
tersebut harus dilakukan pemurnian dan modifikasi terlebih dahulu untuk memperoleh produk
yang diinginkan. Proses yang secara sederhana dilakukan antara lain adalah pencucian soda
untuk menghilangkan kandungan unsur dan senyawa sulfur. Salah satu contohnya adalah
pada heavy naphta dengan angka oktan rendah dilakukan proses catalytic reforming untuk
memperoleh heavy naphta dengan angka oktan tinggi.
24 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Proses pengolahan minyak bumi yang cukup kompleks disebabkan adanya beberapa
unit pengolahan, mulai dari praperlakuan minyak mentah, distilasi minyak mentah menjadi
produk-produknya, treating, cracking, dan refining sampai pada proses blending untuk
menghasilkan produk yang siap untuk dipasarkan. Minyak bumi ditemukan bersama-sama
dengan gas alam.
Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut sebagai minyak mentah (crude oil).
Proses pengolahan minyak bumi secara umum dicantumkan pada Gambar 11 berikut:

Gambar 11. Proses pengolahan minyak bumi secara umum


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Berikut ini adalah tipe-tipe proses pengolahan minyak secara umum.


1. Proses skimming atau topping (skimming or topping process) merupakan proses distilasi
atmosferis sederhana. Minyak mentah dipisah menjadi gasolin, kerosen, fuel oil, dan lain-
lain
2. Proses rengkahan (cracking process), tipe ini merupakan kombinasi dari topping dan
thermal cracking.
3. Lubricating-oil process merupakan proses topping dengan pembuatan pelumas dari residu
minyak mentah.
4. Proses lengkap (complete processing ) merupakan gabungan proses dari topping, viscosity
breaking (thermal cracking), catalytic cracking, catalytic reforming, dan pembuatan
pelumas yang dilakukan secara serempak.
25 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

1. Penggunaan Minyak bumi


Minyak bumi dengan senyawa kompleks dapat diolah menjadi berbagai macam
senyawa produk hasil yang dapat digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon dalam
senyawa tersebut. Secara ringkas dapat kita lihat pada Tabel 6. berikut:
Tabel 6. Fraksi minyak bumi

a. Gas Alam (LNG)


Gas Alam (Liquified Natural Gas) merupakan hidrokarbon hasil dari
pengolahan minyak bumi dengan komposisi metana, dan etana dengan sedikit
kandungan propane serta butane yang dicairkan dengan cara penekanan dan
penurunan suhu. Gas ini digunakan sebagai bahan bakar di Industri. LNG biasanya
disimpan pada suhu -150oC dengan tekanan 246 psig.

b. Elpiji (LPG)
Elpiji (Liquified Petroleum Gas) meruapakan hidrokarbon hasil dari
pengolahan minyak bumi dengan komposisi utama berupa propane dan butane yang
dicairkan dengan penekanan pada 70 psig dan pada suhu 37,7oC. Elpiji digunakan
sebagai bahan bakar yang telah ditetapkan pemerintah sebagai bahan bakar rumah
tangga sebagai subtitusi dari penggunaan minyak tanah (kerosin) sebelumnya.

Gambar 12. Tabung kemasan gas elpiji.


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).
26 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

c. Petroleum Eter
Petroleum eter merupakan hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 30
sampai 90oC. Ciri khas petroleum eter adalah berbentuk cair dan mudah terbakar.
Namun petroleum eter tidak terlalu membahayakan. Petroleum eter digunakan
sebagai bahan pelarut nonpolar dan sebagai pengganti pentana dalam proses industri
ataupun proses penelitian.

d. Bensin
Bensin merupakan hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 35 sampai
75oC. Bensin terdiri atas isomer-isomer heptana dan oktana. Bensin digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Bensin memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, di setiap negara memiliki standar untuk bensin yang beredar di pasaran.
Misalnya di Indonesia yang menetapkan bensin dengan standar bilangan oktan 88
(premium), 90 (pertalite), 92 (pertamax), dan 96 (pertamax plus).

Gambar 13. Logo bahan bakar bensin jenis pertamax dan pertalite.
Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

e. Nafta
Nafta merupakan hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 70 sampai
140oC. Nafta digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia seperti plastik, karet
sintetis, deterjen, obat, cat, serat sintetis, kosmetik, dan zat aditif bensin.

Gambar 14. Produk turunan nafta.


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).
27 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

f. Kerosin (Minyak Tanah)


Kerosin (minyak tanah) merupakan produk hasil distilasi minyak bumi,
campuran dengan rantai C12H26–C15H32 yang digunakan sebagai bahan bakar
rumah tangga, industri dan bahan bakar mesin jet (lebih dikenal sebagai Avtur, Jet-A,
Jet-B, JP-4 atau JP-8). Kerosin terdiri dari campuran senyawa parafin, naften, serta
aromatik dan sedikit senyawa belerang. Kandungan senyawa belerang H2S misalnya
mengakibatkan, bau yang menyengat ketika kerosin dibakar. Minyak bumi biasanya
mengandung 5-25% kerosin. Sifat-sifat yang harus dimiliki minyak tanah adalah: titik
nyala, titik asap, kekentalan, kadar belerang, sifat pembakaran serta bau dan warna
yang khas.

g. Solar (Minyak Diesel)


Solar merupakan bahan bakar minyak hasil pengolahan minyak bumi yang
dikhususkan sebagai bahan bakar mesin diesel kendaraan bermotor dan terdiri dari
ratusan rantai hidrokarbon yang berbeda, dengan rentang atom karbon pada 12 hingga
18 dengan titik didih di antara 260oC hingga 315oC. Hidrokarbon yang terdapat
dalam minyak solar meliputi parafin, naften, olefin dan aromatik (mengandung 24%
aromatik berupa bensen, toluen, xilen dan lain-lain), di mana temperatur
penyalaannya akan menjadi lebih tinggi dengan adanya hidrokarbon volatil (mudah
menguap) yang lebih banyak jumlahnya. Bahan bakar solar atau minyak solar adalah
bahan bakar yang digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi di atas 1000 rpm
(rotation per minute). Bahan bakar solar disebut juga High Speed Diesel (HSD) atau
Automotif Diesel Oil (ADO). Mutu minyak solar yang baik adalah bahwa minyak
solar harus memenuhi batasan sifat-sifat yang tercantum pada spesifikasi dalam
segala cuaca. Secara umum minyak solar adalah mudah teratomisasi menjadi butiran-
butiran halus, sehingga dapat segera menyala dan terbakar dengan sempurna sesuai
dengan kondisi dalam ruang bakar.
Berbeda dengan bensin yang memiliki rantai karbon lebih pendek, rantai
karbon solar yang panjang menyebabkan besarnya energi yang diperlukan untuk
menghancurkan seluruh ikatan molekuler pada solar dan timbulnya asap hitam yang
khas pada saluran buang mesin diesel disebabkan tidak semua partikel solar dapat
dihancurkan.
Bahan bakar ini dibedakan dari segi bilangan cetane, yaitu bilangan yang
menunjukkan kemampuan pembakaran serta kemampuan mengontrol jumlah ketukan
yang terjadi pada mesin. Semakin tinggi bilangan setana pada solar maka semakin
tinggi pula kualitas solar tersebut. Umumnya, jumlah bilangan cetane pada solar yang
ditujukan sebagai bahan bakar mesin kendaraan jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan jumlah cetane pada solar untuk mesin-mesin industri.
Solar termasuk salah satu bahan bakar dengan angka kebutuhan yang terbesar.
Inovasi pada bahan bakar ini yakni adanya biosolar yang merupakan campuran antara
solar hasil pengolahan minyak bumi dan biodiesel yang berasal dari pengolahan
lemak nabati dengan perbandingan tertentu.

h. Minyak Pelumas
Fraksi minyak pelumas dalam hasil olahan minyak bumi terdapat pada fraksi
yang memiliki jumlah atom karbon sebanyak 21 sampai 22 atom karbon. Produk hasil
olahan ini digunakan sebagai pelumas yang berfungsi untuk meminimalisir gesekan
yang terjadi antar komponen di dalam mesin dan menghindari kehilangan daya,
28 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

sehingga mesin tidak mudah aus ketika digunakan. Minyak pelumas juga harus dapat
mengalir dengan bebas di dalam mesin, sehingga panas yang diakibatkan oleh
gesekan mesin dapat diminimalisir. Semua jenis mesin memerlukan minyak pelumas
mulai dari mesin yang memiliki kerja ringan, sedang hingga berat. Minyak pelumas
juga digunakan pada komponen banyak melibatkan sistem gigi beroda (gear).
Minyak pelumas memiliki beberapa karakteristik salah satunya yang paling
umum, yaitu standar kekentalan dengan kode SAE. Kode SAE (Society of
Automotive Engineers) adalah suatu organisasi yang mengevaluasi kualitas pelumas
yang didirikan oleh Andrew Riker dan Henry Ford pada 1905, dan kode SAE
sebenarnya menunjukkan kemampuan suatu pelumas atau oli dalam menjaga stablitas
kekentalannya terhadap pengaruh suhu lingkungan/mesin panas atau dingin. Pelumas
yang menggunakan kode SAE berarti telah diuji dan dievaluasi oleh Society of
Automotive Engineers. Arti atau makna dari kode-kode SAE dari oli mesin:

a) SAE 20W50
Memiliki makna secara umum oli yang mampu menyesuaikan kekentalannya,
pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 20W dan pada suhu tinggi
seperti SAE 50. Sifat oli SAE 20W mampu distart pada suhu dingin sampai suhu -
10oC (tidak membeku) dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -20oC. Sifat
oli SAE 50 pada suhu mesin tinggi 100oC tidak terlalu encer, dengan kekentalan
berkisar 16,3 cSt – 21,9 cSt. (Sebagai perbandingan keenceran seperti air pada 20oC
setara ~ 1 cSt).

b) SAE 15W40
Bermakna pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 15W,
pada suhu tinggi seperti SAE 40. Sifat oli SAE 15W mampu distart pada suhu dingin
sampai suhu -15oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -25oC. Sifat oli
SAE 40 pada suhu mesin tinggi 100oC kekentalannya berkisar 12,5 cSt – 16,3 cSt.

c) SAE 10W30
Berarti pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 10W, pada
suhu tinggi seperti SAE 30. Sifat oli SAE 15W mampu distart pada suhu dingin
sampai suhu -20oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -30oC. Sifat oli
SAE 30 pada suhu mesin tinggi 100oC kekentalannya berkisar 9,3 cSt – 12,5 cSt.
Kode W dibelakang angka standar SAE merupakan singkatan dari (winter) yang
mengindikasikan pengujian pelumas atau oli pada keadaan dingin.

Gambar 15. Kode SAE pada kemasan pelumas.


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).
29 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

i. Vaselin dan Lilin


Vaselin adalah produk hasil olahan minyak bumi yang berbentuk padat pada
suhu ruang, dan akan meleleh ketika dipanaskan. Vaselin disebut juga petroleum jelly.
Kegunaan vaselin dalam berbagai bidang, sebagai bahan baku industri kosmetik,
perawatan tubuh dan lain-lain. Karena vaselin merupakan produk yang aman jika
digunakan sebagai produk perwatan luar tubuh manusia. Beberapa contoh
penggunaan diantaranya yaitu: minyak rambut, lotion badan, lipstik dan lain
sebagainya. Sedangkan lilin merupakan produk hasil pengolahan minyak bumi yang
terdiri dari rantai hidrokarbon C21 sampai C22. Lilin disebut juga (wax parafin)
berwujud padat, dan dapat mencair jika dipanaskan, digunakan sebagai bahan baku
pembuatan lilin penerang, dan sebagai bahan pelapis buah dalam proses pengawetan.

j. Aspal dan Kokas


Aspal adalah hidrokarbon yang bersifat kental dan melekat (adhesive),
berwarna cokelat hitam, tahan terhadap air serta mengandung sulfur, oksigen dan klor
yang sangat tinggi. Aspal berasal dari fraksi berat minyak bumi (residu) yang diolah
menjadi dua jenis, yaitu aspal padat dan aspal cair. Fungsi utama aspal pada jalan
raya yaitu: untuk mengikat batuan agar tidak terlepas dari permukaan jalan, sebagai
bahan pelapis dan perekat, sebagai pengisi ruang kosong antara agregat kasar, agregat
halus dan agregat filter.
Kokas merupakan residu atau hasil bawah dari pengolahan minyak bumi
yang berupa padatan berwarna abu gelap hingga hitam. Terdiri dari senyawa
kompleks hidrokarbon rantai yang sangat panjang. Penggunaannya adalah pada
pembuatan elektroda grafit untuk dapur elektrik pada industri baja dengan
menggunakan proses treatment tertentu sebelumnya, dapat juga digunakan sebagai
katoda pada baterai.

Gambar 16. Katoda pada baterai.


Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

2. Dampak Pembakaran Bahan Bakar dan Cara Mengatasinya


Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan kebutuhan
energi terus terjadi. Saat ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari
pemanfaatan sumber daya alam fosil, misalnya untuk keperluan pembangkit listrik dan alat
transportasi manusia menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya berupa batu bara
dan minyak bumi. Hal ini akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
makhluk hidup karena sisa pembakaran energi dari bahan bakar fosil ini menghasilkan zatzat
pencemar yang berbahaya baik berupa bahan padat, cair ataupun gas. Pencemaran udara
30 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan


dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut
mayoritas disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak
efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar. Hasil
penelitian di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukkan
bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.

Gambar 17. Polusi udara, akibat pembakaran bahan bakar alat transportasi.
Sumber : Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017).

Sebelumnya perlu kita ketahui apa saja penyebab terjadinya pembakaran bahan bakar fosil
dapat menimbulkan pencemaran, di antaranya sebagai berikut ini.
a. Pembakaran Tidak Sempurna
Pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna akan menghasilkan senyawa CO (karbon
monoksida), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (senyawa hidroksida), yang mana
senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang tidak mudah untuk terurai di lingkungan,
sehingga akan menimbulkan efek lain terhadap lingkungan.
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar yang mengandung zat pengotor akan menghasilkan senyawa-senyawa tertentu di
dalam gas buangnya. Sebagai contoh keberadaan senyawa sulfur di dalam bahan bakar akan
mengakibatkan terbentuknya senyawa SO2 atau SO3 di dalam gas buang hasil pembakaran
yang dapat mencemari lingkungan.
c.Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi TEL (Tetra Ethyl Lead) yang memiliki rumus molekul Pb(C2H5)4
sebagai zat aditif peningkat bilangan oktan akan menghasilkan partikel timah hitam berupa
PbO.
(Fardhyanti & Putri, 2017).

Dampak negatif dari gas pembakaran antara lain sebagai berikut.


a. Gas CO menyebabkan bereaksi dengan Hb membentuk HbCO (racun bagi darah).
b. Gas CO2 menyebabkan gas efek rumah kaca atau green house effect.
c. Oksida belerang (SO2 dan SO3) menyebabkan hujan asam dan terbentuknya asam sulfit dan
asam sulfat yang berbahaya bagi pernafasan jika terhirup oleh paru – paru.
d. Oksida nitrogen (NO dan NO2) menyebabkan hujan asam dan bersifat karsinogenik atau
penyebab penyakit kanker.
e. Timbal (Pb), pengunaan bensin yang mengandung senyawa timbal dapat berbahaya karena
Pb bersifat racun.
31 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Cara Mengatasi Dampak Pembakaran Bahan Bakar pada Bensin


1. Membuat bensin yang tidak mengandung senyawa timbal.
2. Menggalakkan penghijauan taman.
3. Pengunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
4. Pengunaan EFI (Electronic Fuel injection) pada bahan bakar.
32 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Setelah kalian membaca materi diatas, bagaimana pendapat kalian mengenai materi
yang telah disajikan?

Poin-poin penting apa yang telah kalian pahami?

Lalu, pada materi mana yang kalian sulit pahami?


33 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

1. Kekhasan atom karbon adalah


a. mampu membentuk 4 ikatan kovalen baik tunggal, rangkap dua, rangkap tiga dengan
atom C atau atom lain.
b. mampu membentuk rantai karbon baik terbuka atau tertutup.

2. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung unsur C dan H. Contoh: alkana,
alkena, dan alkuna.

2. Berdasarkan kedudukan atom C dalam rantai karbon dapat dikelompokkan menjadi atom C
primer, atom C sekunder, atom C tersier dan atom C kuartener.

3. Penggolongan senyawa hidrokarbon sebagai berikut:


a. Alkana adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon jenuh (ikatan kovalen
tunggal), (- C – C - ). Rumus umumnya CnH2n + 2.
b. Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai
karbonnya (-C = C-). Rumus umum alkena adalah CnH2n.
c. Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada
rantai karbonnya (- C ≡ C -). Rumus umum alkena adalah CnH2n - 2.

4. Titik didih dan titik leleh senyawa hidrokarbon makin besar seiring dengan bertambahnya
jumlah atom C penyusunnya. Senyawa hidrokarbon bila dibakar sempurna menghasilkan gas
karbondioksida dan uap air serta energi.

5. Reaksi-reaksi kimia pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna antara lain: reaksi substitusi,
reaksi adisi, reaksi oksidasi, dan reaksi eliminasi.

6. Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi strukturnya
berbeda. Isomer dibagi dua, yaitu isomer struktur dan isomer geometri. Isomer struktur dibagi
tiga, yaitu isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus fungsi.

7. Sejarah penemuan minyak bumi minyak bumi didunia diperkirakan pertama kali
ditemukan pada 5.000 tahun SM oleh bangsa Asyiria, Sumeria, dan Babilonia kuno. Cara
mendapatkan minyak bumi mengambilnya di permukaan bumi. Seiring perkembangan
jaman, pada abad pertama, bangsa Arab dan Persia berhasil menemukan teknologi distilasi
minyak bumi.

8. Sejarah penemuan minyak bumi di Indonesia dimulai oleh Belanda yang menjajah
Indonesia hingga ratusan tahun karena tidak mau ketinggalan dengan Amerika Serikat (AS)
yang mulai beralih dari kayu bakar ke minyak sejak penemuan energi fosil tersebut oleh
Kolonel Drake pada 1859 di Titusville, Pennsylvania. Selang 12 tahun kemudian, usaha
Belanda mencari minyak berhasil juga menyusul penemuan oleh Jan Reering yang
34 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

kemudian mulai melakukan pengeboran di lereng Gunung Ciremai, Cibodas, Jawa Barat.
Pada 1885 Pemerintah Hindia Belanda membentuk perusahaan minyak Royal Dutch
Company (NV. Koninklijke Nederlansche Mij. Tot Exploitatie van Petroleum Bronnen in
Nederlandsch Indie) di mana perusahaan ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan
Shell di Indonesia.

9. Minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun ketika pada masa purba, tanaman dan
hewan laut kecil (mikroorganisme) mati lalu terkubur di lapisan pasir dan batuan. Minyak
bumi akan bergerak melalui batuan berpori dan akan terakumulasi ketika mencapai lapisan
batuan keras, menghasilkan minyak bumi.

10. Pengolahan minyak bumi terbagi menjadi beberapa tipe-tipe proses pengolahan minyak
secara umum, yaitu:
a. Proses skimming atau topping (skimming or topping process) merupakan proses
distilasi atmosferis sederhana. Minyak mentah dipisah menjadi gasolin, kerosen, fuel oil,
dan lain-lain
b. Proses rengkahan (cracking process), tipe ini merupakan kombinasi dari topping dan
thermal cracking.
c. Lubricating-oil process merupakan proses topping dengan pembuatan pelumas dari
residu minyak mentah.
d. Proses lengkap (complete processing ) merupakan gabungan proses dari topping,
viscosity breaking (thermal cracking), catalytic cracking, catalytic reforming, dan
pembuatan pelumas yang dilakukan secara serempak.

11. Penggunaan minyak bumi antara lain, yaitu:


a) Gas Alam (LNG)
b) Elpiji (LPG)
c) Petroleum Eter
d) Bensin
e) Nafta
f) Kerosin (Minyak Tanah)
g) Solar (Minyak Diesel)
h) Minyak Pelumas
i) Vaselin dan Lilin
j) Aspal dan Kokas

Adapun dampak negatif dari gas pembakaran, antara lain sebagai berikut:
a. Gas CO menyebabkan bereaksi dengan Hb membentuk HbCO (racun bagi darah)
35 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

b. Gas CO2 menyebabkan gas efek rumah kaca atau green house effect
c. Oksida belerang (SO2 dan SO3) menyebabkan hujan asam dan terbentuknya asam sulfit
dan asam sulfat yang berbahaya bagi pernafasan jika terhirup oleh paru – paru.
d. Oksida nitrogen (NO dan NO2) menyebabkan hujan asam dan bersifat karsinogenik
atau penyebab penyakit kanker.
e. Timbal (Pb), pengunaan bensin yang mengandung senyawa timbal dapat berbahaya
karena Pb bersifat racun.

Cara Mengatasi Dampak Pembakaran Bahan Bakar pada Bensin


1. Membuat bensin yang tidak mengandung senyawa timbal.
2. Menggalakkan penghijauan taman.
3. Pengunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
4. Pengunaan EFI (Electronic Fuel injection) pada bahan bakar.
36 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Bagian A. Pilihan Ganda


Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang molekulnya terdiri dari ....


A. atom karbon dan molekul air
B. atom karbon dan atom hidrogen
C. atom C, H, O, dan N
D. atom C, O , N, dan sedikit P, S, Cl
E. atom karbon dan atom-atom nonlogam

2. Gas hasil pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon adalah ....


A. C
B. O2
C. CO
D. H2
E. CO2

2. Atom karbon mempunyai kekhasan. Pernyataan yang tepat mengenai kekhasan atom
karbon adalah….
A. karbon mempunyai 4 elektron valensi yang mampu membentuk ikatan kovalen
B. karbon mempunyai ukuran relative besar sehingga mampu mengikat semua unsur
C. karbon mempunyai 6 elektron valensi sehingga mampu mengikat 6 atom lain
D. karbon dapat dibuat manusia
E. karbon dapat membentuk ikatan ion dari keempat elektron terluarnya

4. Pasangan zat di bawah ini yang merupakan golongan senyawa hidrokarbon adalah…
A. C2H6 dan C12H22O11
B. CH4 dan C2H4
C. C2H4 dan C6H12O6
D. CO2 dan H2O
E. CH4 dan CO2

5. Diberikan gambar struktur berikut:

Atom C primer, sekunder, tersier, dan kuartener ditunjukkan oleh nomor …..
A. 6, 5, 2, dan 3
B. 1, 7, 3, dan 2
C. 10, 9, 5, dan 3
D. 8, 3, 6, dan 7
E. 4, 2, 3,dan 7
37 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

6. Fraksi minyak bumi terbanyak adalah ….


A. alkana dan sikloalkana
B. aldehida dan aromatik
C. sikloalkana dan aromatik
D. LPG, LNG, dan aspal
E. bensin premium dan solar

7. Teknik yang diterapkan untuk memisahkan fraksi minyak bumi adalah ….


A. ekstraksi
B. destilasi bertingkat
C. permurnian bertingkat
D. dekantasi
E. magnetisasi

8. Fraksi minyak mentah yang tersisa dalam kolom fraksionasi dapat digunakan sebagai ….
A. bahan bakar untuk memasak
B. bahan bakar untuk kendaraan
C. aspal untuk mengeraskan jalan
D. pelarut senyawa karbon
E. pelumas mesin

9. Kandungan gas alam yang paling banyak adalah ....


A. etana
D. butana
B. propana
E. pentana
C. metana

10. Pada proses pengolahan minyak bumi dilakukan proses pemecahan molekul senyawa
yang panjang menjadi molekul senyawa yang pendek yang dinamakan ....
A. Blending
B. Cracking
C. Polimerisasi
D. Reforming
E. Treating

11. Senyawa penyusun minyak bumi yang membentuk cicin dan bersifat tidak jenuh
adalah ….
A. n-alkana
B. isoalkana
C. sikloalkana
D. organologam
E. hidrokarbon aromatik

12. Senyawa yang tidak terdapat dalam minyak bumi adalah ....
A. hidrokarbon
B. belerang
C. oksigen
D. alkana
E. timbal
38 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

13. Unsur terbanyak kedua penyusun minyak bumi adalah ….


A. karbon
B. hidrogen
C. belerang
D. oksigen
E. nitrogen

14. Senyawa yang tergolong gas alam adalah ....


A. metana dan etana
B. etena dan butena
C. propena dan butena
D. prapana dan butana
E. etana dan etuna

15. Diketahui beberapa zat :


1. LPG
2. bensin
3. Solar
4. Alkohol
5. kerosin
Yang merupakan hasil fraksi minyak bumi adalah ....
A. 1,2,3 dan 4
B. 1,3,4 dan 5
C. 1,2,3 dan 5
D. 1,2,4 dan 5
E. 2,3,4 dan 5

16. Pemurnian minyak bumi dilakukan dengan cara distilasi bertingkat yaitu pemisahan
berdasarkan ….
A. titik leleh
B. titik cair
C. titik didih
D. ukuran partikel
E. suhu

17. Fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih terendah adalah ...
A. LNG
B. LPG
C. kerosin
D. premium
E. bensin
39 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

18. Berikut ini data hasil penyulingan bertingkat minyak bumi:

Fraksi nomor 4 biasa digunakan untuk ....


A. bahan bakar kendaraan bermotor
B. bahan bakar mesin diesel
C. bahan baku pembuatan lilin
D. bahan baku pembuatan pupuk
E. bahan baku pembuatan aspal

19. Penyusun utama bensin adalah ....


A. heksana dan heptana
B. pentana dan heksana
C. propana dan butana
D. heptana dan oktana
E. butana dan propana

20. Alkana disebut juga parafin karena ....


A. rumus molekulnya CnH2n+2
B. sukar bereaksi dengan zat lain
C. mudah bersenyawa
D. berupa zat cair pada suhu kamar
E. atom karbonnya bervalensi empat

Bagian B. Essai
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat!

1. Tuliskan kekhasan atom karbon sehingga mampu membentuk senyawa karbon


yang jumlahnya sangat banyak di alam !

2. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon rantai terbuka maupun rantai
tertutup, gambarkan contoh senyawa karbon rantai terbuka dan rantai lurus!

3. Dari struktur senyawa karbon berikut :

a. Tentukan atom C nomor berapa saja yang termasuk atom C primer, sekunder,
tersier dan kuarterner!
b. Berapa jumlah masing-masing atom C primer, sekunder, tersier dan kuarterner?
40 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

4. Sebutkan fraksi minyak bumi dari yang teringan hingga terberat! Kemudian,
jelaskan masing-masing kegunaan dari fraksi minyak bumi !

5. Jelaskan alasan mengapa minyak bumi diproses dengan menggunakan pemisahan


distilasi fraksinasi yang berdasarkan pada titik didih !

6. Jelaskan alasan mengapa minyak bumi perlu dipisahkan sebelum digunakan!

7. Jelaskan proses pembentukan minyak bumi !

8. Sebutkan senyawa-senyawa pengotor dalam minyak bumi beserta contohnya !

9. Jelaskan alasan mengapa belerang dan nitrogen tidak disukai keberadaannya di


dalam minyak bumi !

10. Sebutkan dan jelaskan kandungan minyak bumi golongan hidrokarbon !


41 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

GLOSARIUM

Alkana : senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai atom karbon yang memiliki ikatan
kovalen tunggal.

Alkena : senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan rantai atom karbon yang memiliki ikatan
kovalen rangkap dua.

Alkuna : senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan rantai atom karbon yang memiliki ikatan
kovalen rangkap tiga.

Cis - trans : isomer yang dimiliki oleh senyawa alkena yang tidak simetris, bila gugus yang
sama sepihak disebut cis, bila berseberangan disebut trans.

Emisi: Gas buang sisa hasil pembakaran bahan bakar.

Elektron Valensi : elektron pada kelopak terluar yang terhubung dengan suatu atom, dan
dapat berpartisipasi dalam pembentukan ikatan kimia.

Fraksi : Mol bilangan yang menyatakan rasio jumlah mol zat yang terlarut dan pelarut dalam
sebuah larutan.

Hidrokarbon : Senyawa yang terbentuk dari karbon dan hidrogen saja.

Ikatan jenuh : ikatan antara dua atom karbon dengan ikatan kovalen tunggal.

Ikatan tak jenuh : ikatan antara dua atom karbon dengan ikatan kovalen rangkap.

Isomer : senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi rumus bangun berbeda.

Rantai terbuka : rantai atom karbon dengan ujung-ujung atom karbon yang tidak saling
berhubungan.

Rantai tertutup : hidrokarbon yang memiliki rantai atom karbon yang melingkar.

Reaksi adisi : reaksi pemutusan ikatan rangkap.

Reaksi eliminasi : reaksi yang biasanya ditandai dengan berubahnya ikatan tunggal menjadi
ikatan rangkap dengan melepaskan molekul kecil.

Reaksi oksidasi : reaksi pengikatan oksigen oleh suatu senyawa.

Reaksi substitusi : bentuk reaksi kimia, di mana suatu atom dalam senyawa kimia digantikan
dengan atom lainnya.
42 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

DAFTAR PUSTAKA

Fardhyanti, D. S., & Putri, D. A. (2017). Bahan Ajar Kimia Untuk SMK/MK Bidang Keahlian,
Perikanan, dan Kelautan. Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Mendera, I. G. (2020). Modul Pembelajaran SMA KIMIA: Senyawa Hidrokarbon. Direktorat
SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Sahirman. (2019). KIMIA HIDROKARBON. Direktorat Pembinaan Guru Menengah dan
Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Wiyantoko, B. (2016). Modul Kuliah Kimia Petroleum. Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai