Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Senyawa Karbon dan
Hidrokarbon" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang senyawa Karbon dan
Hidrokarbon bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susi susanti selaku guru Mata
Pelajaran Kimia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pangkalan Lesung, 17 Januari 2022

Penulis
Kata Pengantar...................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................

Bab Senyawa Hidrokarbon..............................................................................


A. Senyawa Karbon...............................................................................
1. Senyawa organik............................................................................
2. Senyawa Anorganik........................................................................
3. Kekhasan Atom Karbon..................................................................
a. Atom karbon mampu membentuk
empat ikatan kovalen.................................................................
b. Atom karbon mampu membentuk
rantai karbon.............................................................................
4. Posisi atom karbon di dalam rantai
Karbon..........................................................................................
B. Senyawa Hidrokarbon.....................................................................
1. klasifikasi Senyawa Hidrokarbon..................................................
a. Senyawa hidrokarbon afilatis...................................................
b. Senyawa hidrokarbon siklis......................................................
2. Struktus Senyawa Hidrokaebon....................................................
a. Alkana......................................................................................
b. Alkena......................................................................................
c. Alkuna......................................................................................
3. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon................................................
a. Tata nama alkana.....................................................................
b. Tata nama alkena dan alkuna..................................................
c. Isomeri alkana, alkena, alkuna.................................................
4. Sifat-Sifat Senyawa Hidrokarbon..................................................
a. Sifat-sifat fisis..........................................................................
b. Sifat-sifat kimia.......................................................................
5. Pembuatan Senyawa Hidrokarbon...............................................
a. Pembuatan alkana...................................................................
b. Pembuatan alkena..................................................................
c. Pembuatan alkuna...................................................................

Daftar Pustaka....................................................................................................
Lampiran............................................................................................................
Indeks.................................................................................................................
Senyawa Hidrokarbon
A. Senyawa karbon
Senyawa karbon adalah senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen , dan unsur – unsur organik yang lain.

Di alam semesta ini tuhan menciptakan berbagai macam senyawa, baik yang
terdapat pada mahluk hidup ataupun benda mati. Selain senyawa alami, sekarang
ini dengan akal pikiran dan teknologi yang semakin berkembang, manusia dapat
membuat senyawa-senyawa baru yang di sebut senyawa sintesis.
Para ahli di bidang kimia mengelompokkan senyawa-senyawa di alam ini
Menjadi dua golongan berdasarkan asalnya, yaitu sebagai berikut.

1. Senyawa organik

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya


mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai
senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik,
seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam
biokimia.

2. Senyawa Anorganik

Senyawa anorganik didefinisikan sebagai senyawa pada alam (di tabel periodik)
yang pada umumnya menyusun material / benda tak hidup. Semua senyawa yang
berasal dari makhluk hidup di golongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang
berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik
Perbedaan senyawa organik dan anorganik:
3. Kekhasan Atom Karbon

a. Atom karbon mampu membentuk empat ikatan kovalen

Atom karbon mempunyai nomor atom 6, dengan empat elektron


valensi. Keempat elektron valensi membentuk pasangan elektron
bersama dengan atom lain membentuk ikatan kovalen. Keempat
elektron valensi ini dapat digambarkan sebagai tangan ikatan.

b. Atom karbon mampu membentuk rantai karbon


Empat ikatan tangan yang dimiliki atom karbon dapat membentuk rantai dengan
berbagai bentuk dan kemungkinan. Setiap kemungkinan menghasilkan satu jenis
senyawa. Semakin banyak kemungkinan, semakin banyak jenis senyawa yang bisa
dibentuk oleh atom karbon.

Beberapa kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokan


berdasarkan:

Jumlah ikatan
Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan satu tangan ikatan
(sepasang elektron ikatan).

1. Ikatan rangkap dua, yaitu terdapat ikatan antara atom - atom karbon dengan
dua tangan ikatan (dua pasang elektron ikatan).
2. Ikatan rangkap tiga (ganda tiga), yaitu ikatan antara atom - atom karbon
dengan tiga tangan ikatan (tiga pasang elektron ikatan).
Bentuk rantai
1. Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung-ujung atom karbonnya tidak
saling berhubungan. Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang tidak
bercabang.

2. Rantai tertutup (siklis), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung–ujung
rantai karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu rantai siklis dan aromatis.
4. Posisi atom karbon di dalam rantai karbon

Berdasarkan jumlah atom karbon lain yang diikat, terdapat empat kemungkinan
posisi atom C dalam rantai karbon, yaitu:
1. Atom karbon primer
2. Atom karbon sekunder
3. Atom karbon tersier
4. Atom karbon kuartener

Coba perhatikan gambar berikut:

Atom C1 hanya mengikat 1 atom C lainnya, atom C1 disebut atom karbon primer.
Atom C2 mengikat 2 atom C lainnya, atom C2 disebut atom karbon sekunder. Atom
C3 mengikat 3 atom C lainnya, atom C3 disebut atom karbon tersier, Atom C4
mengikat 4 atom C lainnya, atom C4 disebut atom karbon kuartener.

 Atom karbon primer, yaitu rantai karbon yang hanya mengikat secara
langsung satu atom karbon yang lain.
 Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung dua
atom karbon yang lain.
 Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung tiga
atom karbon yang lain.
 Atom karbon kuartener, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung
empat atom karbon yang lain.
B. Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah komponen kimia organik yang tersusun atas atom karbon
(C) dan hidrogen (H). Atom karbon bergabung untuk membentuk suatu kerangka
senyawa, kemudian atom hidrogen menempel dalam berbagai konfigurasi yang
berbeda, seperti ini komponen keduanya: CxHy.

Selain contoh-contoh yang telah disebutkan di pendahuluan, ada juga lho


contoh yang terdapat pada pohon atau tumbuhan. Misalnya struktur kimia yang
terdapat pada karoten dalam wortel dan daun hijau. Kamu bisa lihat struktur karoten
berikut ini.

1. Klasifikasi Senyawa Hidrokarbon


Dilansir dari Ensiklopedia Britannica, seorang ahli kimia pada abad ke-19
mengklasifikasikan senyawa ini menjadi dua jenis, yaitu alifatik dan aromatik.

a. Senyawa hidrokarbon alifatis


Senyawa ini merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai C terbuka.
Senyawa hidrokarbon afilatis terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Senyawa alifatis jenuh adalah senyawa dengan rantai terbuka dan ikatannya
tunggal semua. Contohnya adalah kelompok senyawa Alkana.

2. Senyawa alifatis tak jenuh adalah senyawa dengan rantai terbuka dan selain
Ikatan tunggal, terdapat juga ikatan rangkap dua dan rangkap tiga. Contohnya
adalah kelompok senyawa alkena dan alkuna.

b. Senyawa hidrokarbon siklis


Senyawa ini merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon
tertutup. Contohnya adalah senyawa hidrokarbon aromatis, seperti benzena, dan
senyawa sikloalkana.
Bagan klasifikasi senyawa hidrokarbon

2. Struktur Senyawa Hidrokarbon

a. Alkana
Alkana adalah jenis hidrokarbon alifatik yang semua ikatannya tunggal.
Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), dan propana (C3H8). Yap, dari ketiga
contoh senyawa tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa penggalan akhir dari
senyawa Alkana adalah –ana. Rumus umum Alkana adalah, sbb:

b. Alkena

Alkena biasa juga disebut sebagai olefin adalah jenis hidrokarbon yang memiliki
dua rangkap ikatan. Alkena dan alkuna masuk ke dalam hidrokarbon alifatik tak
jenuh. Penggalan akhir dari senyawa Alkena adalah –ena. Rumus umumnya adalah,
sbb:
c. Alkuna
Alkuna atau biasa disebut asetilena merupakan jenis hidrokarbon yang memiliki
ikatan rangkap tiga. Penggalan akhir dari senyawa Alkuna adalah -una. Rumus
umumnya bisa kamu lihat sbb:

3. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon

a. Tata nama alkana

Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum


CnH2n+2.Aturan IUPAC untuk penamaan alkana adalah sebagai berikut.

1. Rantai C yang terpanjang ditetapkan sebagai rantai utama. Bila terdapat dua atau
lebih rantai terpanjang yang sama panjangnya, maka dipilih rantai dengan cabang
terbanyak sebagai rantai utama.

2. Atom-atom C pada rantai utama diberi nomor secara berurut dimulai dari salah
satu ujung rantai yang posisi cabangnya mendapat nomor terkecil.
3. Cabang dari rantai utama dengan substituen hidrokarbon (gugus alkil) diberi
nama dengan mengganti akhiran ana pada alkana menjadi il. Berikut tabel struktur
dan nama dari beberapa gugus alkil.

4. Untuk substituen cabang yang sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra,
penta, dan seterusnya.dimetilpropana

5. Substituen-substituen cabang ditulis berdasarkan


urutan alfabetik. Awalan substituen seperti di, tri,
n– (normal), sek– (sekunder), ters– (tersier) diabaikan
dalam pengurutan alfabetik, kecuali awalan iso tidak
diabaikan.
b. Tata nama alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap dua.
Rumus umum alkena adalah CnH2n. Aturan IUPAC dalam penamaan alkena hampir
sama dengan alkana, namun dengan beberapa modifikasi aturan berikut.

1. Rantai utama yang dipilih adalah rantai terpanjang yang mengandung


ikatan rangkap. Nama rantai utama diturunkan dari nama alkana dengan
jumlah C sama dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.

2. Urutan penomoran pada rantai utama dimulai dari salah satu ujung rantai
yang posisi atom C berikatan rangkapnya mendapat nomor terkecil. Nomor
posisi ikatan rangkap didasarkan pada nomor atom C berikatan rangkap yang
nomornya lebih kecil.
c. Tata nama alkuna

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga.
Rumus umum alkuna adalah CnH2n−2. Aturan IUPAC dalam penamaan alkuna
hampir seluruhnya sama dengan alkena. Dalam penamaan alkuna, nama rantai
utama yang diturunkan dari alkena dengan jumlah C sama yang memiliki akhiran ena
diubah menjadi una. Contoh:

d. Isomeri alkana, alkena, dan alkuna

Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki Rumus Molekul (RM) yang sama,
tetapi memiliki sifat fisis atau sifat kimia yang berbeda.

Pada gambar diatas terlihat bahwa 1-butena dan siklobutana merupakan isomer,
karena memiliki rumus molekul C4H8 sama, bentuk strukturnya berbeda, nama
IUPAC-nya berbeda dan kedua senyawa tersebut memiliki sifat fisis dan kimia yang
berbeda.
Jenis Isomer Alkana, Alkena, Alkuna

Jenis isomer dibagi menjadi 2 jenis yaitu isomer struktur dan isomer ruang
(stereoisomer).

 Isomer struktur terdiri dari : isomer kerangka/rantai, isomer posisi dan isomer
gugus fungsi.
 Isomer ruang terdiri dari : isomer geometri/cis-trans dan isomer optis.

Dalam senyawa hidrokarbon hanya terdapat isomer kerangka/rantai, isomer posisi,


isomer fungsi dan isomer geometri/cis-trans. Untuk senyawa optis akan dibahas
dalam senyawa karbon kelas 12.

Isomer Kerangka

Isomer kerangka adalah isomer yang memiliki Rumus Molekul (RM) yang sama tetapi
memiliki jumlah atom karbon dalam rantai utama yang berbeda.

Syarat isomer kerangka :

 Jumlah atom C rantai utama berbeda


 Memiliki nama IUPAC yang berbeda

Contoh Isomer Kerangka 1 :


Isomer kerangka C4H10

 n-butana memiliki jumlah C rantai utama sebanyak 4 dan memiliki rumus


molekul C4H10.
 2-metil propana atau isobutana memiliki jumlah C rantai utama sebanyak 3
dan memiliki rumus molekul C4H10.

Kesimpulan : n-butana dan 2-metil propana merupakan isomer kerangka atau rantai.
Contoh Isomer Kerangka 2 :
Isomer kerangka C5H12

 2-metil butana atau isopentana memiliki jumlah C rantai utama sebanyak 4


dan memiliki rumus molekul C5H12.
 2,2-dimetil propana atau neopentana memiliki jumlah C rantai utama
sebanyak 3 dan memiliki rumus molekul C5H12.

Kesimpulan : 2-metil butana dan 2,2-dimetil propana merupakan isomer kerangka


atau rantai.

Isomer Posisi

Isomer posisi adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan posisi gugus fungsi
atau substituen dalam rantai atom karbon.

Contoh Isomer Posisi 1


Isomer posisi antara 1-pentena dan 2-pentena

 1-pentena memiliki ikatan rangkap 2 (–C=C–) di posisi nomor 1 dalam rantai


utama dan memiliki rumus molekul C5H10.
 2-pentena memiliki ikatan rangkap 2 (–C=C–) di posisi nomor 2 dalam rantai
utama dan memilki rumus molekul C5H10.

Kesimpulan : 1-pentena dan 2-pentena merupakan isomer posisi, karena memiliki


perbedaan posisi posisi gugus fungsi (dalam hal ini adalah –C=C–) dalam rantai
utama.
Contoh Isomer Posisi 2
Isomer posisi antara 2-metil pentana dan 3-metil pentana

 2-metil pentana memiliki gugus metil (–CH3) di posisi nomor 2 dalam rantai
utama dan memiliki rumus molekul C6H14.
 3-metil pentana memiliki gugus metil (–CH3) di posisi nomor 3 dalam rantai
utama dan memiliki rumus molekul C6H14.

Kesimpulan : 2-metil pentana dan 3-metil pentana merupakan isomer posisi, karena
memiliki perbedaan posisi substituen (dalam hal ini adalah –CH3) dalam rantai
utama.

Isomer Fungsi

Isomer fungsi adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan gugus fungsi.
Gugus fungsi adalah substituen yang menentukan sifat suatu senyawa.

Contohnya : (–C=C–) (alkena), (–C≡C–) (alkuna), (–OH) (alkohol) dan seterusnya.


Dalam materi ini kita hanya akan membahas gugus fungsi alkena dan alkuna.

 Alkena berisomer fungsi dengan sikloalkana


 Alkuna berisomer fungsi dengan alkadiena

Contoh Isomer Fungsi 1 :


Isomer fungsi antara 1-pentena dan siklopentana
 Dari gambar diatas, 1-pentena dan siklopentana memiliki rumus molekul yang
sama yaitu C5H10, tetapi memiliki gugus fungsi yang berbeda. Senyawa 1-
pentena memiliki gugus fungsi alkena (–C=C–) sedangkan siklopentana
memiliki gugus fungsi sikloalkana (rantai atom karbon melingkar/siklik).

Contoh Isomer Fungsi 2 :


Isomer fungsi antara 1-butuna dan 1,2-butadiena

 Dari gambar diatas, 1-butuna dan 1,2-butadiena memiliki rumus molekul yang
sama yaitu C4H6, tetapi memiliki gugus fungsi yang berbeda. Senyawa 1-
butuna memiliki gugus fungsi alkuna (–C≡C–) sedangkan 1,2-butadiena
memiliki gugus fungsi alkadiena (senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang
memiliki 2 ikatan rangkap).

Isomer geometri/cis-trans

Isomer geometri adalah isomer yang disebabkan oleh perbedaan posisi gugus atau
substituen di dalam ruangan. Isomer geometri dapat terjadi pada senyawa alkena
atau senyawa siklik, tapi untuk materi kimia kelas 11 ini, kita hanya membahas pada
senyawa alkena.

Syarat isomer geometri pada alkena :

 Memiliki ikatan rangkap C=C, dimana setiap atom C mengikat dua gugus yang
berbeda.
Contoh Isomer Geometri :
2-butena

Untuk menentukan 2-butena memiliki isomer geometri atau tidak, maka


dilakukan langkah-lahkah sebagai berikut :

 Pertama kita gambar 2-butena seperti gambar dibawah ini.

 Kemudian belah menjadi dua bagian menjadi sisi kanan dan sisi kiri.

Syarat memiliki isomer geometri atau cis-trans adalah :

 Di sebelah sisi kanan ada gugus yang menang, dan di sebelah sisi kiri juga ada
gugus yang menang.

Cara menentukan gugus yang menang adalah dengan melihat kenaikan massa atom
relatifnya (Ar).

Urutan gugus prioritas

Dari kiri ke kanan semakin prioritas


H (Ar = 1) – C (Ar = 12) – N (Ar = 14) – O (Ar = 16) – F (Ar = 19)

Pada gambar di bawah terlihat bahwa di sebelah sisi kanan yang menang adalah
gugus –CH3 (Ar C lebih besar dari Ar H) sementara di sebelah sisi kiri gugus yang
menang adalah –CH3 (Ar C lebih besar dari Ar H).
 Kalau gugus yang menang tadi berada dalam satu sisi, maka disebut cis
 Kalau gugus yang menang tadi berada pada sisi berlawanan, maka disebut
trans

Kesimpulan :
Senyawa 1-butena memiliki isomer geometri yaitu cis-1-butena dan trans-1-butena

Contoh Senyawa Yang Tidak Memiliki Isomer Geometri


2-metil-2-butena

Terlihat di sisi sebelah kanan gugus yang menang adalah –CH3, sementara di sisi
sebelah kiri tidak ada gugus yang menang, karena gugusnya sama yaitu –CH3. (Ingat :
syarat memiliki isomer geometri di sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri harus ada
gugus yang menang)

Kesimpulan :
Senyawa 2-metil-2-butena tidak memiliki isomer geometri.
4. Sifat-Sifat Senyawa Hidrokarbon

Jadi, sifat senyawa hidrokarbon secara umum adalah memiliki titik didih yang
dipengaruhi struktur rantai karbonnya, sukar larut dalam air, mudah terbakar, serta
dapat mengalami reaksi substitusi, adisi, dan eliminasi.

a. Sifat-sifat fisis

 Titik didih dan titik leleh senyawa hidrokarbon dipengaruhi oleh struktur
rantai karbonnya. Semakin panjang rantai C, semakin tinggi titik didih dan titik
lelehnya. Semakin banyak cabang pada rantanya, semakin rendah titik leleh
dan titik didihnya.

 Senyawa hidrokarbon sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut
nonpolar.

b. Sifat-sifat kimia

 Sifat-sifat kimia dari senyawa Hidrokarbon berkaitan erat dengan reaksi-reaksi


kimianya. Secara umum senyawa alkana sukar bereaksi sehingga disebut
parafin yang artinya afinitas (keterikatan) kecil. Reaksi terpenting dari
senyawa Alkana adalah pembakaran, substitusi,dan perengkahan (pemutusan
rantai karbon menjadi potongan lebih pendek). Alkena lebih reaktif (mudah
meledak) dibandingan alkana karena memiliki ikatan rangkap.

 Senyawa hidrokarbon dapat mengalami reaksi substitusi, adisi, eliminasi, dan


yang paling sering adalah reaksi pembakaran (mudah terbakar).
5. Pembuatan Senyawa Hidrokarbon

a. Pembuatan alkana

1. Gas metana dibuat dengan mereaksikan aluminium karbida dengan air.

Reaksi yang terjadi :


Al4C3 + 12H2O ==> 3CH4 + 4Al(OH)3

2. Mereaksikan gas alkena dengan gas hudrogen.


Ini merupaka reaksi adisi alkena sehingga menghadulkan alkana.
Contoh:

C2H4 + H2 ==> C2H6


Alkena. Alkana

3. Sintesis Wurtz
Adolphe Wurtz adalah seoranf ahli kimia peracin yang memperoleh alkna dengan
cara mereaksikan alkil halida dengan logam natrium.

Reaksi yang terjadi:

2CH3I + 2Na ==> CH3 - CH3 + 2NaCl


Alkil halida. Alkana

4. Sislntesis Grignard
Grignard mereaksikan reagen Grignard dengan air. Reagen Grignard adalah senyawa
R - MgX yang banyak dimanfaatkan untuk sintesis senyawa organik. Alkana yanf
dihasilkan oleh reaksi ini tergantung pada alkil (R) dari reagen Grignard.

Contoh reaksi :
CH3CH2MgBr + H2O ==> CH3CH3 + Mg(OH)2

5. Sintesis Dumas
Jean Andre Dumas melakukan sintesis alkana dengan mencampurkan garam natrium
karboksilat dengan NaOh.

Contoh Reaksi :
CH3 - C = O + NaOH ==> CH4 + Na2CO3
|
ONa
b. Pembuatan alkena

1. Reaksi dehidrogenasi.
Pemanasan alkana pada suhu 500 derajat Celsius dengan katalis Cr2O3 dan Al2O3.
Reaksi ini akan menghasilkan alkena dan gas hidrogen.

Reaksi yang terjadi :


Cr2O3
CH3 - CH2 - CH3 ===> CH2 = CH - CH3 + H2

2. Reaksi dehidrohalogenasi
Yaitu reaksi antara monohaloalkana dengan basa kuat dalam alkohol.

Reaksi yang terjadi :


Alkohol
CH3CHCH3 + NaOH ==> CH3CH=CH2 + H2O
|
Br

3. Reaksi Dehidrasi
Reaksi ini disebut juga dengan reaksi penghilangan air dimana alkohol dipanaskan
pada suhu 170 - 180 derajat Celsius. Yang bertugas menarik gugus OH dan atom OH
menjadi molekul air adalah H2SO4.

Reaksi yang terjadi:


H2SO4 pekat
CH3CH2CH2-OH ===> CH3CH=CH2 + H2O

4. Reaksi eliminasi Alkana


Reaksi eliminasi adalah reaksi menghilangkan dua buah atom H pada alkana sehingga
ikatan tunggalnya berubah menjadi ikatan rangkap.

H. H. H. H
| | | |
H - C - C - H =====> H - C = C - H + H2
| |
H. H
c. Pembuatan alkuna

 Alkuna dibuat dengan memanaskan campuran dihalo alkana dengan KOH.

 Reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air

Gas yang dihasilkan dari batu karbid berbau tidak sedap. Sesungguhnya asetilena
murni tidaklah berbau busuk bahkan sedikit harum. Adapun bau busuk disebabkan
adanya gas fosfin (PH3) yang selalu dihasilkan sebagai campuran. Selain berbau
busuk gas fosfin juga beracun.

Anda mungkin juga menyukai