Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA

KELAS : XI MIPA 2
DISUSUN OLEH:
AQILLAH ROSSALIA
M.ADE SAPUTRA
NURWAIDAH ARTIKA
GURU PEMBIMBING: YUHELNI S.Pd

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LAHAT
m Email : smansalahat@yahoo.com Website : www.sman1lahat.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah Isomer.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada guru mata pelajaran kimia yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

KataPengantar...........................................................................................................ii
DaftarIsi…………………………………….
………………………………….......iiiLembar kerja siswa
A.Judul Percobaan……………….…………………………………………………1
B.Tujuan Percobaan…………………...……………………………………………1
C.Landasan Teori…………………………………………………...…………...….1
D.Alat dan Bahan……………………………..……………………………………6
E.Cara Kerja…………………………………………………………..……………7
F.Hasil Pengamatan…………………………………..………………………….…8
G.Kesimpulan…………………………………………………………………..…18
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..19

iii
LEMBAR KERJA SISWA

A.Judul Percobaan : Isomer


B.Tujuan Percobaan : untuk mengetahui banyak isomer
C.LandasanTeori:
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat
dalamgolongan IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan
sehari-hari karenaterdapat lebih banyak senyawa yang terbentuk dari unsur karbon.
Senyawa kimia tersusunatas beberapa unsur yang saling berikatan sehingga
membentuk suatu senyawa. Sebuahsenyawa tidak menyerupai unsur-unsur
darimana senyawa itu terbentuk, ciri-ciri suatusenyawa bergantung pada banyak
ikatan kimia yang menyatukan atom-atom itu. Keistimewaan karbon yang unik
adalah kecenderungannya secara alamiah untukmengikat dirinya sendiri dalam
rantai-rantai atau cincin-cincin, tidak hanya dengan ikatantunggal, C - C , tetapi
juga mengandung ikatan ganda C = C, serta rangkap tiga,C≡C.

Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya, kini diperkirakan


terdapatsekitar dua juta jenis senyawa karbon, dan jumlah itu makin meningkat
dengan laju kira-kira lima persen per tahun. Alasan bagi kestabilan termal rantai-
rantai karbon adalahkekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C -
C.Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen.

Alkana hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon, dinamakan


pulahidrokarbon jenuh. Empat ikatan pada setiap karbon dalam alkana tersusun
dalamtetrahedron beraturan; sudut antara dua ikatan ialah 109.5° .pada suhu kamar,
gugus yangmelekat pada ikatan tunggal pada alkana rantai lurus barotasi bebas
pada ikatantunggal (Marappung, 1996).

iv
Alkena mangandung satu atau lebih ikatan ganda dua karbon-karbon; dinamakan
pula hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang muncul dari setiap karbon pada ikatan
gandadua karbon-karbon membentuk sudut 120° .alkena mempunyai ikatan isomer
geometriyaitu cis dan trans

Isomer geometri cis dan trans didasarkan pada pada gugus subtituen pada setiap
karbon ppengemban ikatan ganda dua, jika keduanya pada posisi yang samadari
ikatan ganda dua dinamakn cis, dan bila keduanya pada posisi yang berbeda
disebuttrans (Stenley, 1988).Alkuna mengandung ikatan ganda tiga karbon-karbon;
tergolong hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang timbul dari sepasang karbon
berikan ganda tiga mambuat sudut180° .jadi, etuna (C2H2) adalah alkuna paling
sederhana (Fessenden, 1994).Menurut Beyer pakar kimia organik yang hidup pada
zaman kekule dansikloalkana, usaha untuk membuat sikloalkana yang lebih kecil
dari siklopentana danlebih besar dari sikloheksana menemui jalan buntu. Pada saat
itu sudah dapat di buktikan bahwa senyawa organik adalah dalam bentuk tiga
dimensi atau ruang. Sudut ikatan padaalkana dengan tetrahedral normal adalah
1090, maka beyer mengemukakan konsep sterichidrance atau angel strain.maka
untuk siklopropana angel strain adalah 109 – 60 = 490,untuk siklobutana 190 untuk
siklopentana 10 dan sikloheksana 110.selanjutnya Bayer berpendapat bahwa
struktur sikloalkana dengan angel stain > 110 adalah tidak stabil(Marham Sitorus,
2010).

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari


namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-
lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atomatom karbon dalam
molekulnya.

v
Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Sesuai dengan nomor golongannya
(IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu, untuk
mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan
membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat. o Atom karbon dapat membentuk
ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom
karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). o Rantai
karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan
melingkar ( siklik )

Kedudukan Atom Karbon Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon


dapat dibedakan sebagai berikut : Atom C primer : atom C yang mengikat
langsung 1 atom C yang lain Atom C sekunder : atom C yang mengikat langsung 2
atom C yang lain Atom C tersier : atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang
lain Atom C kuarterner : atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang
lain.Berdasarkan susunan atom karbon dalam C yang mengikat langsung 3 atom C
yan Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa
hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C
itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbon,
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak
jenuh.

Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana. Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik jenuh: Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik
yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki
rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:

Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya


melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini
terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. senyawa alisiklik yaitu
senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.

vi
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena. Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan
rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan
rangkap secara selang-seling / bergantian ( konjugasi ) g lain Atom C kuarterner :
atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain.

Alkana o Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai


terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. o
Rumus umum alkana yaitu : C n H 2n+2 ; n = jumlah atom C

Deret Homolog Alkana Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon


dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku
berturutannya mempunyai beda CH 2. Sifat-sifat deret homolog : o Mempunyai
sifat kimia yang mirip o Mempunyai rumus umum yang sama o Perbedaan Mr
antara 2 suku berturutannya sebesar 14 o Makin panjang rantai karbon, makin
tinggi titik didihnya.

Sifat-sifat Alkana merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H 36
berwujud cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat mudah mengalami reaksi subtitusi
dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 ) dapat mengalami oksidasi
(reaksi pembakaran).

Isomer Alkana Alkana Jumlah isomer Alkana yang mempunyai C 4 H 10 2


rumus molekul sama, C 5 H 12 3 tetapi rumus struktur C 6 H 14 5 beda C 7 H 16 9
C 8 H CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer C 9 H C 10 H 22 75.

Tata Nama Alkana Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik) :


1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian : o Bagian pertama (di bagian
depan) merupakan nama cabang o Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan
nama rantai induk. 2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika
terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang
terbanyak. Induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai.

vii
3) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan
mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum : C n H
2n+1 dan dilambangkan dengan R 4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1
ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor
terkecil. 5) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan
awalan di, tri, tetra, penta dst.6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai
dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan
tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i-. Awalan
normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring. 7) Jika
penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga
cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.

Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat


dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut : 1) Memilih rantai induk, yaitu rantai
terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak. 2) Penomoran, dimulai dari salah 1
ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil. 3) Penulisan nama, dimulai
dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai
induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka
dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan
tanda jeda (-).

viii
D.ALAT DAN BAHAN
ALAT:
NO NAMA ALAT GAMBAR
1 Model molekul

2 Alat Pembuka model


Molekul

3 Rantai Tunggal

4 Rantai Rangkap

ix
BAHAN:

NO Nama Gambar
1 Atom Karbon(C)

2 Atom Hidrogen (H)

E.Cara Kerja :

F.Hasil Pengamatan

x
Tabel 1.Isomer Alkana

Nama Struktur Gambar


Butana C4H10 1.C-C-C-C
n-butana

2.C-C-C
|
C
2metil propana
Pentana C5H12 1.C-C-C-C-C
n-pentana

2.C-C-C-C
|
C
2metil butana

3. C
I
C-C-C
I
C
2,2 dimetil propana

xi
Heksana C 96H14 1.C-C-C-C-C-C
n-heksana

2.C-C-C-C-C
I
C
2 metil pentana

3.C-C-C-C-C
I
C
3 metil pentana

4. C
I
C-C-C-C
I
C 2,2 dimetil butana

5.C-C-C-C
I I
C C
2,3dimetil butana

Tabel 2.Isomer Alkena

xii
Butena C4H8 1.C=C-C-C 1-butena

2.C-C=C-C 2-butena

3.C=C-C 2metil 1-propena


I
C

Pentena 1.C=C-C-C –C 1-pentena


C5H10

2.C-C=C-C-C 2-pentena

3.C=C-C-C
I
C 2metil 1-butena

4.C=C-C-C 3metil 1-butena


I
C

xiii
5.C-C=C-C 2metil 2-heksuna
I
C

Heksena
C6H12 1.C=C-C-C-C-C 1-heksena

2.C-C=C-C-C-C 2-heksena

3.C-C-C=C-C-C 3-heksena

4.C=C-C-C-C 2metil
I 1-pentena
C

5.C=C-C-C-C 3 metil
I 1- pentena
C

6.C=C-C-C-C
I
C 4metil 1-pentena

7.C-C=C-C-C
I
C 2metil 2-pentena

xiv
8.C-C=C-C-C
I
C 3metil 2-pentena

9.C-C=C-C-C
I
C 4metil 2-pentena

10.C=C-C-C
I I
C C
2,3dimetil 1-butena

11. C
I
C=C-C-C
I
C 3,3 dimetil 1-butena

12.C-C=C-C
I I
C C 2,3dimetil 2-butena

13.C=C-C-C
I
C-C
2etil 1-butena

TABEL 3. ISOMER ALKUNA

xv
Butuna C4H6 1. C≡C-C-C
1-butuna

2. C-C≡C-C
2-butuna

Pentuna C5H8 1.C≡C-C-C-C


1-pentuna

2.C-C≡C-C-C
2-pentuna

3. C≡C-C-C
I
C 3metil 1-butuna

xvi
Heksuna C6H10 1.C≡C-C-C-C-C
1-heksuna

2.C-C≡C-C-C-C
2-heksuna

3.C-C-C≡C-C-C
3-heksuna

4. C≡C-C-C-C
I
C 3metil 1-pentuna

5. C≡C-C-C-C
I
C 4metil 1-pentuna

6.C-C≡C-C-C
I
C 4metil 2-pentuna

7. C
I
C≡C-C-C
I
C
3,3dimetil 1-butuna

xvii
xviii
G.KESIMPULAN

 Isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kima yang sama,tetapi


memiliki susunan atom yang berbeda.kebanyakan isomer memiliki sifat
kimia yang mirip satu sama lain.
 Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang bersifat jenuh dab semua
ikatanya merupakan ikatan kovalen sempurna.
 Alkena adalah molekul hidrokarbon takjenuh karena setidaknya memiliki
satu ikatan kovalen rangkap 2.
 Alkuna adalah molekul hidrokarbon tak jenuh,yang setidaknya memiliki
satu ikatan kovalen rangkap 3

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui banyak dan bentuk dari isomer
alkane,alkena dan alkuna dalam bentuk tiga dimensi

Mengetahui
Guru Pembimbing

Yuhelni S.Pd

NIP.19721028.200801.2002

xix
H.DAFTAR PUSTAKA

Cuda, Tri. Tanpa Tahun. “Isomer Optis” (Online)

https://www.scribd.com/doc/290304396/Isomer-Optis diakses pada 21 Agustus


2019 pukul 13.50 WIB.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. “Kimia Organik


Komprehensif”

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdm k/wpcontent/uploads/2017/08/Kimia-
Organik-Komprehensif.pdf diakses pada 21 Agustus 2019 pukul12.30 WIB.

Sardjono, Ratnaningsih E. Tanpa Tahun. “Modul 2 Isomeri” (Online)

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196904191992032-
RATNANINGSIH_EKO_SARDJONO/
MODUL_2_isomer_20_6_08_revisi.pdf . diakses pada 21 Agustus 2019 pukul
11.42 WIB.

xx

Anda mungkin juga menyukai