KIMIA
KELAS : XI MIPA 2
DISUSUN OLEH:
AQILLAH ROSSALIA
M.ADE SAPUTRA
NURWAIDAH ARTIKA
GURU PEMBIMBING: YUHELNI S.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah Isomer.
Makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KataPengantar...........................................................................................................ii
DaftarIsi…………………………………….
………………………………….......iiiLembar kerja siswa
A.Judul Percobaan……………….…………………………………………………1
B.Tujuan Percobaan…………………...……………………………………………1
C.Landasan Teori…………………………………………………...…………...….1
D.Alat dan Bahan……………………………..……………………………………6
E.Cara Kerja…………………………………………………………..……………7
F.Hasil Pengamatan…………………………………..………………………….…8
G.Kesimpulan…………………………………………………………………..…18
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..19
iii
LEMBAR KERJA SISWA
iv
Alkena mangandung satu atau lebih ikatan ganda dua karbon-karbon; dinamakan
pula hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang muncul dari setiap karbon pada ikatan
gandadua karbon-karbon membentuk sudut 120° .alkena mempunyai ikatan isomer
geometriyaitu cis dan trans
Isomer geometri cis dan trans didasarkan pada pada gugus subtituen pada setiap
karbon ppengemban ikatan ganda dua, jika keduanya pada posisi yang samadari
ikatan ganda dua dinamakn cis, dan bila keduanya pada posisi yang berbeda
disebuttrans (Stenley, 1988).Alkuna mengandung ikatan ganda tiga karbon-karbon;
tergolong hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang timbul dari sepasang karbon
berikan ganda tiga mambuat sudut180° .jadi, etuna (C2H2) adalah alkuna paling
sederhana (Fessenden, 1994).Menurut Beyer pakar kimia organik yang hidup pada
zaman kekule dansikloalkana, usaha untuk membuat sikloalkana yang lebih kecil
dari siklopentana danlebih besar dari sikloheksana menemui jalan buntu. Pada saat
itu sudah dapat di buktikan bahwa senyawa organik adalah dalam bentuk tiga
dimensi atau ruang. Sudut ikatan padaalkana dengan tetrahedral normal adalah
1090, maka beyer mengemukakan konsep sterichidrance atau angel strain.maka
untuk siklopropana angel strain adalah 109 – 60 = 490,untuk siklobutana 190 untuk
siklopentana 10 dan sikloheksana 110.selanjutnya Bayer berpendapat bahwa
struktur sikloalkana dengan angel stain > 110 adalah tidak stabil(Marham Sitorus,
2010).
v
Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Sesuai dengan nomor golongannya
(IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron valensi. Oleh karena itu, untuk
mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan
membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat. o Atom karbon dapat membentuk
ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom
karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). o Rantai
karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan
melingkar ( siklik )
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana. Contoh senyawa
hidrokarbon alifatik jenuh: Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik
yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki
rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:
vi
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang
membentuk rantai benzena. Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan
rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan
rangkap secara selang-seling / bergantian ( konjugasi ) g lain Atom C kuarterner :
atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain.
Sifat-sifat Alkana merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H 36
berwujud cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat mudah mengalami reaksi subtitusi
dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 ) dapat mengalami oksidasi
(reaksi pembakaran).
vii
3) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan
mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum : C n H
2n+1 dan dilambangkan dengan R 4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1
ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor
terkecil. 5) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan
awalan di, tri, tetra, penta dst.6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai
dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan
tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i-. Awalan
normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring. 7) Jika
penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga
cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
viii
D.ALAT DAN BAHAN
ALAT:
NO NAMA ALAT GAMBAR
1 Model molekul
3 Rantai Tunggal
4 Rantai Rangkap
ix
BAHAN:
NO Nama Gambar
1 Atom Karbon(C)
E.Cara Kerja :
F.Hasil Pengamatan
x
Tabel 1.Isomer Alkana
2.C-C-C
|
C
2metil propana
Pentana C5H12 1.C-C-C-C-C
n-pentana
2.C-C-C-C
|
C
2metil butana
3. C
I
C-C-C
I
C
2,2 dimetil propana
xi
Heksana C 96H14 1.C-C-C-C-C-C
n-heksana
2.C-C-C-C-C
I
C
2 metil pentana
3.C-C-C-C-C
I
C
3 metil pentana
4. C
I
C-C-C-C
I
C 2,2 dimetil butana
5.C-C-C-C
I I
C C
2,3dimetil butana
xii
Butena C4H8 1.C=C-C-C 1-butena
2.C-C=C-C 2-butena
2.C-C=C-C-C 2-pentena
3.C=C-C-C
I
C 2metil 1-butena
xiii
5.C-C=C-C 2metil 2-heksuna
I
C
Heksena
C6H12 1.C=C-C-C-C-C 1-heksena
2.C-C=C-C-C-C 2-heksena
3.C-C-C=C-C-C 3-heksena
4.C=C-C-C-C 2metil
I 1-pentena
C
5.C=C-C-C-C 3 metil
I 1- pentena
C
6.C=C-C-C-C
I
C 4metil 1-pentena
7.C-C=C-C-C
I
C 2metil 2-pentena
xiv
8.C-C=C-C-C
I
C 3metil 2-pentena
9.C-C=C-C-C
I
C 4metil 2-pentena
10.C=C-C-C
I I
C C
2,3dimetil 1-butena
11. C
I
C=C-C-C
I
C 3,3 dimetil 1-butena
12.C-C=C-C
I I
C C 2,3dimetil 2-butena
13.C=C-C-C
I
C-C
2etil 1-butena
xv
Butuna C4H6 1. C≡C-C-C
1-butuna
2. C-C≡C-C
2-butuna
2.C-C≡C-C-C
2-pentuna
3. C≡C-C-C
I
C 3metil 1-butuna
xvi
Heksuna C6H10 1.C≡C-C-C-C-C
1-heksuna
2.C-C≡C-C-C-C
2-heksuna
3.C-C-C≡C-C-C
3-heksuna
4. C≡C-C-C-C
I
C 3metil 1-pentuna
5. C≡C-C-C-C
I
C 4metil 1-pentuna
6.C-C≡C-C-C
I
C 4metil 2-pentuna
7. C
I
C≡C-C-C
I
C
3,3dimetil 1-butuna
xvii
xviii
G.KESIMPULAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui banyak dan bentuk dari isomer
alkane,alkena dan alkuna dalam bentuk tiga dimensi
Mengetahui
Guru Pembimbing
Yuhelni S.Pd
NIP.19721028.200801.2002
xix
H.DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdm k/wpcontent/uploads/2017/08/Kimia-
Organik-Komprehensif.pdf diakses pada 21 Agustus 2019 pukul12.30 WIB.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196904191992032-
RATNANINGSIH_EKO_SARDJONO/
MODUL_2_isomer_20_6_08_revisi.pdf . diakses pada 21 Agustus 2019 pukul
11.42 WIB.
xx