Anda di halaman 1dari 21

Satuan Pendidikan : SMAS YPK BINTUNI

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/1

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar fungsi gugus dan senyawa makromolekul.

II. Kompetensi Dasar

1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon.

2. Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta

kegunaannya.

III. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon melelui percobaan.

2. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

3. Membedakan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner.

4. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan.

5. Memberi nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

6. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatif dan
strukturnya.

7. Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

8. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, dan fungsi) atau isomer geometris (cis dan
trans).

9. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.

10. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.

11. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi.

12. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.

13. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

IV. Materi Pokok : Hidrokarbon dan Minyak Bumi

V. Sub Materi Pokok :

A. Struktur Senyawa Hidrokarbon

B. Senyawa Hidrokarbon

C. Sifat-sifat Senyawa Hidrokarbon

D. Keisomeran Senyawa Hidrokarbon

E. Minyak Bumi
A. Struktur Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang hanya terdiri dari unsur penyusun Hidrogen (H)
dan Karbon (C) saja.

Contoh : CH4 ; C2H2 ; C10H20 dan sebagainya

1. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon

a. Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi.

b. Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4
ikatan kovalen yang relatif kuat.

c. Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua
atau rangkap tiga.

d. Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

e. Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar
(siklik).

2. Kedudukan Atom Karbon

Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai berikut :

Atom C primer :atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain

Atom C sekunder :atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain

Atom C tersier :atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain

Atom C kuarterner :atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain

Salah satu sifat khas atom karbon yaitu dapat membentuk 4 ikatan kovalen dari elektron
valensinya (elektron yang terdapat di kulit terluar yang digunakan untuk membentuk ikatan) dan
dapat membentuk rantai karbon. Dengan sifat inilah senyawa yang dapat dibentuk oleh atom
H dan C menjadi sangat banyak.
Jenis ikatan antar atom C :

a. Ikatan tunggal

Disebut ikatan tunggal jika hanya satu pasang elektron ikatan yang terjadi antara dua atom C
yang berikatan

b. Ikatan rangkap dua

Disebut ikatan rangkap dua jika ada dua pasang elektron ikatan yang terjadi antara dua atom
C yang berikatan

c. Ikatan rangkap tiga

Disebut ikatan rangkap tiga jika ada tiga pasang elektron ikatan yang terjadi antara dua atom C
yang berikatan─ C≡C ─

Berdasarkan jenis ikatan yang dibentuk sesama atom C dalam rantai karbon, maka senyawa
hidrokarbon dibedakan menjadi dua yaitu :

1.) Senyawa hidrokarbon jenuh

Senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom C dalam
rantai karbon semuanya berupa ikatan tunggal

2.) Senyawa hidrokarbon tidak jenuh

Senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom C dalam
rantai karbon semuanya berupa ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga.

Latihan :

Kelompokkan senyawa hidrokarbon di bawah ini ke dalam senyawa hidrokarbon jenuh

atau tidak jenuh !


B. Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi 3 : Alkana, Alkena dan Alkuna

1. Alkana

Senyawa hidrokarbon yang semuanya berikatan tunggal disebut Alkana. Secara umum
senyawa alkana dapat dirumuskan : CnH2n+2

Kenaikan panjang rantai dalam senyawa alkana selalu berselisih CH2. Kenaikan panjang rantai
dengan selisih sama disebut deret homolog.

Deret homolog alkana beserta namanya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Senyawa alkana seperti dalam tabel di atas dapat berupa rantai bercabang dan rantai tidak
bercabang

Deret Alkil

Alkil adalah alkana yang kehilangan satu atom H

Rumus umum alkil adalah : CnH2n+1


Alkil bukan merupakan senyawa tetapi berupa gugus yang menempel dalam rantai senyawa
hidrokarbon berupa rantai cabang.

Rumus gugus alkil dan namanya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tata nama senyawa Alkana

Tata nama senyawa alakana dibagi menjadi dua yaitu senyawa alkana rantai lurus dan rantai
bercabang.

1. Tata nama Alkana rantai lurus :

Nama senyawa dituliskan dengan urutan sebagai berikut :

“ normal (n)-Alkana”

Keterangan :

Alkana = adalah nama pada deret homolog alkana sesuai dengan jumlah atom C nya

Contoh :

CH3─CH2─CH2─ CH2─ CH2─ CH3

n-heksana

2. Tata nama Alkana rantai bercabang

Langkah penamaan senyawa alkana rantai bercabang adalah sebagai berikut ;

a. Tentukan rantai utama yaitu rantai karbon terpanjang yang memiliki jumlah C paling banyak
. Jika terdapat beberapa pilihan rantai utama, pilihlah rantai yang memiliki jumlah cabang yang
lebih banyak.Selain rantai utama disebut rantai cabang

b. Penomoran atom C rantai utama

Prioritas penomoran atom C rantai utama adalah sebagai berikut :

1) Penomoran atom C dimulai dari salah satu ujung rantai yang paling dekat dengan letak
cabang sehingga cabang terletak di nomor yang terkecil
Rantai utama misalnya adalah rantai C yang diarsir dengan jumlah C = 6Penomoran atom C
pada rantai tersebut harus dimulai dari kanan, karena nomor cabang jika dimulai dari kiri
adalah nomor 3, 3 dan 5 sedangkan jika dimulai dari kanan nomor cabang adalah 2, 4 dan 4

2) Jika jumlah nomor cabangnya sama, pilihlah penomoran yang mengandung nomor cabang
yang terkecil

Pada senyawa di atas, bila penomoran dimulai dari kanan cabang berada di nomor 2, 5 dan 5,
jumlah nomor cabang adalah (2 + 5 + 5) = 12. Jika penomoran dimulai dari kiri, cabang berada
di nomor 3, 3 dan 6, jumlah nomor cabang (3 + 3 + 6) = 12. Berarti jumlah nomor cabang baik
dimulaidari kiri maupun dari kanan sama, oleh karena itu penomoran dipilih yang mengandung
nomor terkecil, yaitu 2. Jadi penomoran atom C rantai utama pada senyawa di atas adalah dari
kanan.

3) Jika jumlah nomor cabang sama, nomor terkecilnya juga sama, pilihlah

cabang besar terletak di nomor kecil

Pada senyawa diatas, letak cabang jika dimulai dari kiri dan kanan sama yaitu berada di nomor
3 dan 5, sehingga jumlah nomor cabangnya sama dan nomor terkecilnya juga sama. Dengan
demikian penomoran menggunakan prioritas ketiga yaitu cabang besar berada di nomor kecil.
Jadi penomoran dimulai dari kiri karena cabang C2H5 lebih besar daripada cabang CH3

c. Penulisan nama senyawa

Nama senyawa ditulis dengan urutan :

“Nomor cabang nama cabang nama rantai utama”

Nama cabang menggunakan nama alkil yang sesuai jumlah atom C-nyaJika terdapat dua atau
lebih cabang yang sama penyebutan nama cabang digabung dengan memberi awalan di untuk
2, tri untuk 3, tetra untuk 4, penta untuk 5 dan seterusnya tetapi nomor cabang tetap harus
dituliskan.jika terdapat cabang yang berbeda, penulisannya diurutkan abjad huruf depan nama
cabangnyaNama rantai utama menggunakan nama deret alkana yang sesuai jumlah atom C-
nya Nomor cabang harus ditulis secara keseluruhan meskipun terletak pada atom c yang sama
(nomor cabang sama)

Contoh :
Latihan :

Berilah nama senyawa alkana dengan rumus struktur sebagai berikut :

2. Alkena

Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki satu buah ikatan rangkap dua.

Secara umum alkena dirumuskan : CnH2n

Deret homolog alkena dapat dituliskan sebagai berikut ;

Tata nama senyawa alkena

Penulisan nama senyawa alkena hampir sama dengan tata nama senyawa alkana. Senyawa
alkena tidak mengenal senyawa normal, jadi penamaannya seperti tata nama alkana
bercabang. Langkah penamaan alkena adalah sebagai berikut :

1. Penentuan rantai utama

Rantai utama adalah rantai terpanjang yang meliputi ikatan rangkap dua
Rantai utama dipilih seperti rantai yang diarsir, meskipun ada rantai yang lebih panjang, karena
rantai yang diarsir itulah rantai terpanjang yang meliputi ikatan rangkap dua. Sedangkan rantai
yang lebih panjang tidak meliputi ikatan rangkap dua.

2. Penomoran atom C rantai utama

Atom C rantai utama diberi nomor dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan
rangkap dua. Jika nomor ikatan rangkap dimulai dari kiri dan kanan sama prioritas
penomorannya mengikuti penomoran seperti pada alkana

3. Penulisan nama dilakukan denganurutan sebagai berikut :

“ Nomor cabang nama cabang nomor ikatan rangkap nama rantai utama”

Nama cabang ditulis dengan nama alkyl sesuai jumlah atom CNomor ikatan rangkap dituliskan
nomor atom C berikatan rangkap yang kecil. Nama rantai utama dituliskan dengan nama deret
homolog alkena yang sesuai

dengan jumlah atom C-nya

Contoh :

Latihan :

Berilah nama senyawa alkena berikut :

3. Alkuna

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu buah ikatan rangkap tiga

Secara umum alkuna dituliskan : CnH2n-2

Deret homolog alkena dapat dituliskan sebagai berikut ;


Tata nama senyawa alkuna

Penamaan senyawa alkuna sama dengan tata nama senyawa alkena, tetapi nama rantai
utama menggunakan deret homolog alkuna

Contoh :

Latihan : Beri nama senyawa alkuna berikut ini!

C. Sifat Senyawa Hidrokarbon

Sifat senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisis dan sifat kimia

1. Sifat fisis senyawa hidrokarbon

a. Kelarutan

Senyawa hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna) adalah senyawa yang bersifat non polar,
sehingga kelarutannya akan baik jika berada pada pelarut senyawa yang juga non polar
(alkohol dan eter).Kelarutannya dalam air akan dipengaruhi oleh besarnya massa molekul
relatif (Mr). Semakin besar Mr senyawanya, makin kecil kelarutannya dalam air.

b. Titik didih

Titik didih senyawa hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna) adalah besarnya energi yang
diperlukan untuk melepaskan molekul senyawa tersebut dari lingkungannya yang berwujud cair
sehingga menjadi berwujud gas. Besarnya titik didih senyawa hidrokarbon akan semakin tinggi
jika Mr senyawa semakin besar.

Berikut adalah tabel titik didih senyawa hidrokarbon:


Senyawa hidrokarbon yang memiliki isomer titik didihnya akan semakin tinggi jika rantai
utamanya semakin panjang.Berikut contoh data titik didih senyawa yang memiliki isomer :

2. Sifat kimia senyawa hidrokarbon

Sifat kimia senyawa hidrokarbon berhubungan dengan kereaktifannya terhadap pereaksi


tertentu. Beberapa reaksi kimia pada senyawa hidrokarbon adalah sebagai berikut :

a. Reaksi oksidasi

Reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon adalah reaksi suatu hidrokarbon dengan oksigen
menghasilkan CO2 dan H2O

Contoh :

C5H12 + 8 O2 → 5 CO2 + 6 H2O

C4H8 + 6 O2 → 4 CO2 + 4 H2O

C3H4 + 4 O2 → 3 CO2 + 2 H2O

b. Reaksi substitusi pada alkana

Reaksi substitusi adalah pergantian satu atom H pada alkana dengan satu buah atom lain

Contoh :

CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

c. Reaksi adisi

Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap. Reaksi ini hanya berlaku pada senyawa
hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap (alkena dan alkuna)Reaksi adisi dapat terjadi dengan
menggunakan pereaksi :

1) Adisi dengan H2
Adisi alkena dengan H2 membentuk alkana

Contoh :

C2H4 + H2 → C2H6

Adisi alkuna dengan H2 menghasilkan alkena

Contoh :

C2H2 + H2 → C2H4

2) Adisi dengan halogen (F2 ; Cl2 ; Br2 ; I2)

Adisi alkena dengan halogen

Contoh :

C2H4 + Cl2 → C2H4Cl2


Adisi alkuna dengan halogen

Contoh :

C2H2 + I2 → C2H2I2

3) Adisi dengan asam halida (HCl ; HBr ; HI)

Adisi dengan menggunakan asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagai berikut :

” atom H dari asam akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang mengikat atom H lebih
banyak”

Adisi alkena dengan asam halida

Contoh :

d. Reaksi eliminasi

adalah reaksi penghilangan. Dapat juga didefinisikan sebagai pengubahan ikatan jenuh
(tunggal) menjadi ikatan tak jenuh (rangkap) dengan cara menghilangkan atom-atom. Reaksi
eliminasi hanya terjadi pada senyawa alkana.

Contoh :

CH3 – CH2 – CH2 – CH3 → CH3 – CH2 – CH = CH2 + H2(g)

e. Polimerisasi

Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar.Molekul


sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut
polimer.Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi.

Prosesnya sebagai berikut :

1.) Mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak
berpasangan.

2.) Elektron-elektron yang tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar
gugus, sehingga membentuk rantai.

D. Isomer Senyawa Hidrokarbon

Isomer adalah senyawa dengan rumus molekul sama tetapi memiliki perbedaan seperti
misalnya bentuk rangkanya, letak ikatan rangkapnya, dan jenis ikatan rangkapnya maupun
berbeda jika ditinjau dari segi keruangannya.

1. Isomer struktur

Yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki rumus struktur yang
berbeda.Isomer ini berlaku untuk alkana, alkena maupun alkuna

Contoh :
C4H6 memiliki struktur yang mungkin adalah :CH ≡ C – CH2 – CH3 saja.Jadi C4H6 hanya
memiliki 1 buah isomer struktur

2. Isomer Posisi

Yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki letak ikatan rangkap yang
berbeda. Jadi isomer posisi hanya dimiliki oleh alkena dan alkuna saja.

Contoh :

a) C4H8 memiliki posisi atau letak ikatan rangkap yang mungkin adalah :

Ditinjau dari letak ikatan rangkapnya sama yaitu ikatan rangkap berada di atom C

nomor 1

CH3 - CH = CH – CH3 ikatan rangkap berada di atom C nomor 2

Jadi C4H8 memiliki dua buah isomer posisi.

b) C4H6 memiliki posisi atau letak ikatan rangkap yang mungkin adalah :

CH ≡ C – CH2 – CH3 ikatan rangkap berada di atom C nomor 1

CH 3 - C ≡ C – CH3 ikatan rangkap berada di atom C nomor 2

Jadi C4H6 memiliki isomer posisi sebanyak 2 buah

3. Isomer fungsi

Yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki jenis ikatan rangkap yang
berbeda.Isomer ini hanya dimiliki oleh alkuna

Contoh :

C4H6 memiliki jenis ikatan rangkap yang mungkin adalah :

CH ≡ C – CH2 – CH3 dan CH

2 = C = CH – CH3 atau CH

2 = CH – CH = CH2
Isomer ini tidak menambah jumlah isomer,tetapi hanya diketahui bahwa isomer fungsi alkuna
adalah alkadiena.

4. Isomer geometri (isomer cis dan trans)

Yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi secara keruangan memiliki posisi
yang berbeda . Senyawa yang memiliki isomer geometri terjadi hanya pada alkena. Syarat
senyawa alkena yang memiliki isomer geometri adalah atom C berikatan rangkap dua yang
mengikat dua jenis atom atau gugus yang berbeda tetapi sama untuk kedua atom C berikatan
rangkap tersebut.

V. Uji diri

1. Kelompokkan senyawa berikut termasuk senyawa hidrokarbon jenuh atau tidak jenuh !

2. Tentukan nama senyawa berikut :

3. Beri nama senyawa-senyawa berikut:

a. CH3- CH(C2H5)-(CH2)2-CH(CH3)2

b. CH3- CH=C(CH3)- CH(CH3)2-C(CH3)3


4. Tuliskan rumus struktur dari senyawa berikut :

a. 2,3 - dietil, 4-metilpentana

b. 3,5,7-trimetil, 4-propiloktana

c. 3-metil, 4-isopropilheksana

d. 3,3,4,5-tetrametil-1-heksena

e. 2,4,5-trimetil-5-propil-3-dekena

f. 2,5,7-trimetil-3-dekuna

5. Jelaskan mengapa senyawa C5H12 mempunyai titik didih lebih besar dari C3H8 !

6. Titik didih n-heksana lebih besar dari titik didih 3-metil pentana. Jelaskan mengapa
demikian!

7. Jelaskan apa yang dimaksud isomer struktur, isomer posisi, isomer geometri dan isomer
fungsi !

8. Tentukan isomer yang mungkin pada senyawa berikut :

a. C3H8

b. C3H6

c. C3H4

9. Selesaikan reaksi berikut ;

a. C6H14 + Cl2 →

b. C3H8 + O2 →

c. C5H10 + Br2 →

E. Minyak Bumi

1. Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

Minyak Bumi berasal dari bahasa latin, yaitu petroleum. Petra berarti batuan dan Oleum
berarti minyak. Jadi petroleum berarti minyak batuan. Minyak bumi terbentuk akibat pelapukan
sisa-sisa atau bangkai hewan dan tumbuhan renik serta lapisan-lapisan lumpur yang terkubur
dalam jangka waktu jutaaan tahun lamanya di dasar laut. Proses tersebut dipengaruhi oleh
suhu, tekanan, dan aktivitas mikroorganisme tertentu yang menghasilkan senyawa-senyawa,
khususnya hidrokarbon.Proses pembentukan minyak bumi

2. Penyusun Minyak Bumi

Komposisi minyak mentah terdiri dari hidrokarbon alkana, sikloalkana dan senyawa aromatik.
Dan susunan hidrokarbon dalam minyak bumi berbeda-beda tergantung dari umur dan suhu
pembentukan zat tersebut. Tambang minyak bumi di Indonesia banyak mengandung senyawa
hidrokarbon siklik (sikloalkana maupun aromatik) dengan kadar belerang rendah. Di Amerika
mengandung alkana, sedangkan di Rusia banyak mengandung sikloalkana.

3. Fraksi-fraksi Minyak Bumi


Pengolahan minyak bumi berupa proses distilasi bertingkat (penyulingan) atau fraksionasi
yang merupakan proses pemisahan senyawa-senyawa hidrokarbon berdasarkan titik didihnya
menjadi kelompok-kelompok senyawa yang disebut fraksi. Fraksi-fraksi hasil penyulingan
minyak bumi berdasarkan kenaikan titik didihnya yaitu fraksi gas, petroleum eter, bensin, nafta,
minyak tanah, solar, minyak bakar, pelumas, lilin dan residu berupa aspal.

Reaksi-reaksi pengolahan minyak bumi antara lain:

1. reforming, yaitu mengubah bentuk struktur(isomer) dari rantai karbon lurus menjadi
bercabang untuk meningkatkan mutu bensin.

2. cracking, yaitu proses pemecahan molekul senyawa yang panjang menjadi molekul pendek.

3. polimerisasi, yaitu penggabungan molekulmolekul kecil menjadi molekul besar(isobutana +


isobutena isooktana) bensin yang berkualitas tinggi

4. treating, yaitu proses menghilangkan pengotor pada minyak bumi supaya lebih murni.

5. blending, yaitu proses pencampuran atau penambahan zat aditif pada bensin agar mutu
bensin lebih baik.

4. Bensin dan Aspal

Bensin merupakan bahan bakar yang banyak diproduksi. Kualitas bensin ditentukan dengan
bilangan oktan. Peningkatan bilangan oktan dilakukan dengan meningkatkan kandungan
isooktana dan penambahan zat anti knocking. Cara yang digunakan untuk meningkatkan mutu
bensin yaitu:

1. cracking

2. penambahan zat aditif separti TEL( Tetra Etil Lead) dan MTBE(Metil Tertier Butil Eter)

Salah satu hasil pengolahan distilasi bertingkat minyak bumi adalah bensin, yang dihasilkan
pada kisaran suhu 30 °C – 200 °C. Bensin yang dihasilkan dari distilasi bertingkat disebut
bensin distilat langsung (straight run gasoline). Bensin merupakan campuran dari isomer-
isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18). Bensin biasa juga disebut dengan petrol atau
gasolin. Sebenarnya fraksi bensin merupakan produk yang dihasilkan dalam jumlah yang
sedikit. Namun demikian karena bensin merupakan salah satu bahan bakar yang paling
banyak digunakan orang untuk bahan bakar kendaraan bermotor, maka dilakukan upaya untuk
mendapatkan bensin dalam jumlah yang besar.Cara yang dilakukan adalah dengan proses
cracking (pemutusan hidrokarbon yang rantainya panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek).
Minyak bumi dipanaskan sampai suhu 800 °C, sehingga rantai hidrokarbon yang kurang
begitu dibutuhkan dapat dipecah menjadi rantai pendek, sesuai rantai pada fraksi bensin. Mutu
atau kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalamnya atau
yang biasa disebut sebagai bilangan oktan. Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh
isooktana (2,2,4–trimetilpentana), hal ini terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh
bensin terhadap mesin kendaraan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang
memiliki rantai karbon yang bercabang banyak. Adanya komponen bensin berantai lurus
menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas
bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada
mesin. Ketukan pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak. Bensin premium
memiliki bilangan oktan 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.

Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan satu zat yang disebut TEL (tetraetil
lead) atau tetraetil timbal. Penambahan TEL dalam konsentrasi sampai 0,01% ke dalam
bensin dapat menaikkan bilangan oktan, sehingga ketukan pada mesin dapat dikurangi.

Namun demikian penggunaan TEL ini memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan
manusia. Hal ini disebabkan karena gas buang kendaraan bermotor yang bahan
bakarnyamengandung TEL, menghasilkan partikel-partikel timbal. Partikel timbal yang terisap
oleh manusia dalam kadar yang cukup tinggi, menyebabkan terganggunya enzim
pertumbuhan. Akibatnya bagi anak-anak adalah berat badan yang berkurang disertai
perkembangan sistem syaraf yang lambat. Pada orang dewasa, partikel timbal ini
menyebabkan hilangnya selera makan, cepat lelah, dan rusaknya saluran pernapasan. Untuk
itu sekarang sedang digalakkan penggunaan bensin tanpa timbal, yaitu dengan mengganti
TEL dengan MTBE (metil tersier butil eter), yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan
bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan timbal di udara. Aspal merupakan campuran bitumen
dan mineral yang memiliki rantai atom C diatas 25 dengan wujud padat.

Ada beberapa jenis aspal, yaitu:

a. aspal buton

b. aspal cair

c. aspal emulsi

d. aspal keras

e. aspal minyak

5. Petrokimia

adalah bahan-bahan atau produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan
petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat maupun vitamin.Terdapat tiga bahan dasar yang
digunakan dalam industri petrokimia, yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis (syn-gas). Untuk
memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:

a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.

b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.

c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir.

a. Olefin (alkena-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia
mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang paling banyak diproduksi adalah etilena
(etena), propilena (propena), dan butadiena.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:

1) Polietilena, merupakan plastik yang paling banyak diproduksi, plastik ini banyak digunakan
sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Di samping polietilena sebagai
bahan dasar, plastik dari polietilena ini juga mengandung beberapa bahan tambahan, yaitu
bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.

2) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada pembuatan pipa
pralon dan pelapis lantai.

3) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama alkohol.

Digunakan sebagai bahan bakar atau bahan antara untuk pembuatan produk lain, misalnya
pembuatan asam asetat.

4) Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:

a) Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik. Bahan ini lebih kuat dari
polietilena.

b) Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industry makanan, dan bahan
untuk membuat peledak (nitrogliserin).

c) Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain, misalnya
membuat aseton.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena adalah:

1) Karet sintetis

2) Nilon

b. Aromatika

Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena, toluena, dan
xilena. Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena

adalah:

1) Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.

2) Kumena, digunakan untuk membuat fenol.

3) Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan xilena

adalah:

a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)

b) Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.

c. Syn-Gas (Gas Sintetis)


Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2).

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas sintetis adalah:

1) Amonia (NH

3), yang dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen.

Pada industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara sedangkan gas hidrogen diperoleh
dari gas sintetis.

2) Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida. Selain sebagai

pupuk, urea juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan resin.

3) Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekana tinggi
dengan bantuan katalis. Sebagian methanol digunakan dalam pembuatan formaldehida, dan
sebagian lagi digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.

4) Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan bantuan katalis.
Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal dengan nama formalin, yang berfungsi
sebagai pengawet specimen biologi. Sementara penggunaan lainnya adalah untuk membuat
resin urea-formaldehida dan lem.

6. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan

Pernahkah Anda pergi berwisata ke daerah pegunungan? Dapatkah Anda merasakan


kesegaran alamnya? Samakah dengan yang Anda rasakan sewaktu berada di daerah
perkotaan, terutama di jalan raya? Dapatkah di jalan raya Anda menghirup udara dengan
nyaman dan terasa segar? Di jalan raya sering kita merasakan udara yang panas ditambah
lagi dengan asap kendaraan bermotor yang terpaksa harus kita hisap. Tahukah Anda bahwa
asap kendaraan yang kita hisap itu sangat berbahaya bagi kesehatan kita? Tahukah Anda
bahwa udara panas di daerah perkotaan itu juga disebabkan karena pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor, di samping asap dari pabrik? Berikut ini akan kita bahas bersama
tentang gas-gas hasil pembakaran minyak bumi yang sangat membahayakan kesehatan
manusia.

1. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat
berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan
pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari
1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk
senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh
karenayang diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.

Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya
dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali
dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan
mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan
menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian.Sumber keberadaan
gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Salah
satunya adalah pembakaran bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor,
dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.

2 C8H18(g) + 17 O2(g) →16 CO(g) + 18 H2O(g)


Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna bensin
adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri, pembakaran sampah,
pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian, penyebab utama
banyaknya gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai
59%.Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi
banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi
mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya,
dengan reaksi:

2 CO(g) + O2(g) 2 CO2(g)

2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

2. Karbon Dioksida (CO2)

Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Gas CO

2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu
bara.Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah
pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita.Keberadaan CO2 yang
berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO.
Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap
oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali
ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi
menjadisemakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari
tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang
ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagaiefek rumah kaca atau
green house effect.

Untuk mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya-upaya, yaitu

dengan penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman kota, serta pengelolaan hutan
dengan baik.

3. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat
menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan
dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari
pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industry
pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada
pembakaran batu bara.Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang
tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan
asam.

Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan dengan reaksi berikut.

a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap

SO2(g) + H2O(l) < ==> H2SO3(aq)

b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara

2 SO2(g) + O2(g) < ==> 2 SO3(g)

c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih
berbahaya daripada SO2 dan H2SO3
2 SO3(g) + H2O(l) < ==> H2SO4(aq)

Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan
sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan
hujan asam, oksida belerang baik SO

2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru juga akan
membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan,
khususnya paru-paru.

4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat
menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab
hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen
ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.

Reaksinya adalah:

N2(g) + O2(g) < ==> 2 NO(g)

Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2 dengan reaksi
sebagai berikut.

2 NO(g) + O2(g) < ==> 2 NO2(g)

Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat
yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat
menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker.
Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian.Sebagai
pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam
nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang
mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi berikut.

2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

Latihan Soal:

1. Sebukan komponen-komponen penyusun minyak bumi?

2. Sebutkan hasil penyulingan minyak bumi dan kegunaannya?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bilangan oktan dan tentukan bilangan oktan yang
terkandung dalam bensin premium, bensin super dan bensin premix?

4. Sebutkan dampak positif dan negatif hasil pembakaran bahan bakar dari minyak bumi
terhadap lingkungan?

5. Tuliskan rumus struktur dari TEL dan MTBE, manakah yang lebih baik digunakan sebagai
zat aditif pada bensin dan mengapa?

6. Apakah yang dimaksud dengan petrokimia? Sebutkan contohnya?

7. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena!

8. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena!

9. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena!

10. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena!
11. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena danxilena!

12. Apa yang Anda ketahui tentang syn-gas?

13. Jelaskan sifat-sifat gas karbon monoksida!

14. Jelaskan bahaya gas CO bagi manusia!

15. Jelaskan asal gas CO!

16. Jelaskan asal gas CO2!

17. Jelaskan dampak pencemaran udara oleh CO2!

18. Bagaimana cara mengurangi pencemaran udara oleh CO2?

19. Jelaskan proses terjadinya hujan asam!

20. Jelaskan akibat hujan asam!

Anda mungkin juga menyukai