Anda di halaman 1dari 25

ALKANA, ALKENA dan ALKUNA

Disusun Oleh :
ANDINI PUTRI NASUTION (190140057)
ARDIE SURYA PRADANA ( 190140055)
MHD AKBAR ADITYA R ( 190140042)
ERI SANTANA PLAWI (190140052)
LENY PERMATA SARI (190140043)

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
KELAS A2
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karuni-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Alkana, Alkena dan Alkuna. Dengan
terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat bertujuan sebagai referensi pembelajaran mengenai Alkana, Alkena,
Alkuna di mata kuliah KIMIA ORGANIK. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada maklah ini. Untuk itu kami menundang pembaca untuk memberikan saran
dan kritik yang dapat membangun kami. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita sekalian.

Lhokseumawe, Desember 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………... 3
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………….. 3
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
1. ALKANA
a. RUMUS UMUM ALKANA………………………………………. 5
b. TATA NAMA ALKANA………………………………………….. 6
c. SIFAT-SIFAT ALKANA………………………………………….. 7
d. KEISOMERAN ALKANA………………………………………… 10
e. KEGUNAAN DAN BAHAYA ALKANA………………………... 11
2. ALKENA
a. RUMUS UMUM ALKENA……………………………………….. 13
b. TATA NAMA ALKENA………………………………………….. 13
c. SIFAT-SIFAT ALKENA………………………………………….. 14
d. KEISOMERAN ALKENA………………………………………… 15
e. KEGUNAAN ALKENA…………………………………………… 17
3. ALKUNA
a. RUMUS UMUM ALKUNA……………………………………… 18
b. TATA NAMA ALKUNA………………………………………….. 18
c. SIFAT-SIFAT ALKUNA………………………………………….. 19
d. KEISOMERAN ALKUNA………………………………………… 20
e. KEGUNAAN ALKUNA …………………………………………. 21
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………….. 23
B. SARAN…………………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 24

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa
hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan
lain-lain.

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. sifat senyawa-
senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh
karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,para ahli
melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,danjenis ikatan koevalen antar
atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
1. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan
tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
2. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga
dinamakan alkuna.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas:
1. Apa pergertian dari Alkana, Alkena dan Akuna?
2. Bagaimana rumus umum dari Alkana, Alkena dan Akuna?
3. Bagaimana tata nama dari Alkana, Alkena dan Akuna?
4. Apa saja sifat-sifat dan reaksi dari Alkana, Alkena dan Akuna?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dibahas di makalah ini maka penulisan makalah ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang senyawa hidrokarbon.
2. Memberi pengertian dari Alkana, Alkena dan Akuna.
3. Memaparkan rumus umum dan cara tata nama yang benar dari Alkana, Alkena dan Akuna.
4. Memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat beserta kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna
dalam kedupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Alkana
a. Rumus Umum Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana
mempunyai rumus :
CnH2n + 2

Dari rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat
ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak bercabang yang
sering disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel berikut:

b. Tata Nama Alkana


Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan
berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa
karbon, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah
atom C dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah
dikeluarkan oleh IUPAC agar dapat digunakan secara internasional.

1. Rantai tidak bercabang (lurus)


Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi
alawal n- (normal). Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana

2. Jika rantai karbon bercabang, maka:


a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang
lain. Rantai induk diberi nama alkana.
b. Penomoran, berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang
merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan
beberapa gugus alkil berikut:

d. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor
cabang-nama cabang nama rantai induk. Jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis,
maka tulis nomor-nomor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri,
tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis. Jika terdapat dua atau
lebih jenis alkil, maka nama-nama alkil disusun menurut abjad.

c. Sifat-sifat Alkana

a. Sifat fisik

1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik
untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan
alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.

2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud
cair, dan suku diatasnya berwujud padat.

3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah
atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.

b. Sifat kimia
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom-atom H pada alkana
akan digantikan oleh atom-atom halogen.

Reaksi-reaksi pada senyawa alkana :

1. Reaksi Substitusi

Pada reaksi subsitusi terjadi pergantian atau pertukaran suatu atom/gugus atom oleh
atom atau gugus lain.

2. Reaksi Oksidasi

Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi mudah
dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksingen yang akan
mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau combustion

Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum
terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol,
aldehid dan karboksilat.

Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor
(eksoterm)

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol


C4H10 + 2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol

Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas
alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk
berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini,
karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan
hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2O
CH4 + O2 → C + 2H2O

Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor
adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna
kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk
pewarna pada tinta.

3. Reaksi halogenasi

Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan
menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh
halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.

Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi.
Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak
cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.

Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi
H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.

4. Reaksi Sulfonasi

Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana
dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi
pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1. Contoh

5. Reaksi Nitrasi

Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika
alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
6. Reaksi Pirolisis

Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada
temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon
lebih pendek.

Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses
pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi
untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan
sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan
penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).

d. Keisomeran Alkana

Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan
C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya
sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah
ini:
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur
molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10mempunyai dua
kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:

Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada kerangka
struktur maka isomernya disebut isomer kerangka. Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga
kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya yaitu:

Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C
pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera ditabel
bawah ini:

e. Kegunaan dan Bahaya Alkana

Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana,
sebagai :
 Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban).
 Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases).
 Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis.
 Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam cuka, dan
lain-lain.
 Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.

Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah

Sisa destilasi :
a. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin.
b. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi.
Sedangkan Bahaya alkana adalah:
 Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara (1 – 8%
CH4).
 Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur dengan udara.
 Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat mudah terbakar.
 Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa yang berbahaya
bagi lingkungan dan beracun.
 Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin.
 Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.

 Sumber Alkana

Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan
semua ikatan atom karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Nama alkana dimulai dari
metana, etana, propana, butana, pentana, heksana, heptana, oktana, nonana, dekana. Nama alkana
ditentukan dari jumlah atom C-1 sampai C-10. C-1 merupakan metana sampai dengan C-10 yaitu
dekana. Rumus umum alkana : CnH2n+2.
Sumber utama alkana adalah bahan bakar fosil dalam bentuk minyak bumi dan gas alam.
Minyak bumi mengandung alkana. Mulai dari rantai terpendek sampai rantai terpanjang,
sedangkan gas alam mengandung alkana rantai pendek.

2. ALKENA

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan
rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu
ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk
suatu kelompok hidrokarbon.
Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatikseringkali
juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga tidak
dianggap sebagai alkena.

a. Rumus Umum Alkena

Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C =
C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga
ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya. Rumus umum alkena adalah :

CnH2n

b. Tata Nama Alkena

1) Alkena rantai lurus


Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan mengganti
akhiran –ana menjadi –ena.
2) Alkena rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk,
sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang).
c) Penamaan, dengan urutan:
- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
c. Sifat-sifat Alkena

1) Sifat Fisis
1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair
dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka
kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena
kerapatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi
daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.

2) Sifat Kimia (Reaksi-reaksi Alkena)


Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena
terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:

a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)


Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain.

Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:


(1) Gas hidrogen (H2)
CH2 = CH2+ H2
etana
CH3– CH3
etena
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
CH2 = CH – CH3 + Br2
Propena
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida
akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.

b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)


Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.
C2H4 + 2 O2 2 CO + 2 H2O

c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul molekul sederhana (monomer) menjadi
molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 -> – CH2 – CH2– -> [– CH2 – CH2 –]n

d. Keisomeran Alkena

Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8 sama
seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu isomer
struktur dan isomer geometri.
a. Isomer Struktur
1. Isomer Kerangka/ Rantai

2. Isomer posisi

Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-
karbon dalam molekul yang sama.

b. Isomer geometri

Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika
diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar
sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran,
ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut, ada dua
isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.

c. Isomer Fungsional
Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6)
e. Kegunaan Alkena

Kegunaan Alkena sebagai :


 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk memasakkan buah-buahan
 Bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

 Sumber Alkena

Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis, yaitu
dengan proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya suku-suku rendah,
adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat plastik, karet sintetis,
dan alkohol.

Di alam, sumber alkena berada dalam jumlah yang kecil, sehingga alkena harus disintesis
dari gas alam dan minyak bumi melalui reaksi perekahan. Kegunaan alkena sebagai bahan baku
untuk sintesis senyawa organik di industri, seperti plastik, farmasi dan insektisida.
3. ALKUNA

Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Salah satunya
adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam perdagangan atau sebagai pengelasan.

a. Rumus Umum Alkuna

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mengandung ikatan rangkap
tiga. Untuk alkuna dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 6. Sedangkan
untuk alkena dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 8.Jadi, rumus umum
alkuna adalah:

CnH2n – 2

b. Tata Nama Alkuna

1) Untuk alkuna rantai lurus, dinamakan sesuai dengan alkana dengan jumlah atom karbon yang
sama, namun diakhiri dengan -una. Berikut adalah alkuna dengan jumlah atom karbon 2-10
disebut:
 Etuna, C2H2
 Propuna, C3H4
 Butuna, C4H6
 Pentuna, C5H8
 Heksuna, C6H10
 Heptuna, C7H12
 Oktuna, C8H14
 Nonuna, C9H16
 Dekuna, C10H18

2) Alkuna rantai bercabang


Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga.
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang
berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil.
c) Penamaan, dengan urutan:
• nomor C yang mengikat cabang
• nama cabang
• nomor C yang berikatan rangkap tiga
• nama rantai induk (alkuna)

c. Sifat-sifat Alkuna

1) Sifat Fisis
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku
alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku
berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.

2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)

 Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya,
alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyakmemerlukan pereaksi 2 kali lebih
banyak dibandingkan dengan alkena.
 Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena danalkuna adalah reaksi adisi dengan H 2,
adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida (HX). Pada reaksi adisi gas HX
(X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu : “ Jika
atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X
akanjumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit
mengikat atom H” “ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama
banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang

d. Keisomeran Alkuna

Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia
(C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan dijelaskan
mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna (C4H6).

a. Isomer Posisi

Pada pentuna C5H8 memiliki 3 isomer seperti di bawah ini:

b. Isomer kerangka/ rantai

c. Isomer Fungsi
e. Kegunaan Alkuna

Kegunaan Alkuna sebagai :


o etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
o untuk penerangan
o Sintesis senyawa lain
 Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan oksigen
maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk melelehkan
logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
 Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk bahan
awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
 Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk menyerang
senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat
penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.
 Sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik, seperti etanol, asam asetat, dan vinil
klorida.
 Sebagai bahan bakar untuk obor oksiasetilena yang digunakan untuk pengelasan dan
pemotongan logam. Hal ini dikarenakan reaksi antara etuna dan O2 murni dapat melepas panas
yang mencapai 2.500-3.0000 C.

f. Sumber Alkuna

Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga.
Senyawa yang mempunyai 2 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan
yang mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap dan 1 ikatan karbon rangkap tiga disebut
alkenuna. Tiga nama pertama dari alkuna antara lain, etuna, propuna, butuna. Rumus umum
alkuna : CnH2n-2. Tata nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran ana menjadi una. Tata nama alkuna bercabang, yaitu pemilihan rantai induk, penomoran,
dan cara penulisan, sama seperti pada alkena. Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting
hanyalah etuna (C2H2). Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri asetilena dibuat dari
metana melalui pembakaran tak sempurna. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat dari
reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air. Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini
digunakan oleh tukang las (las karbid). Jika diperhatikan, gas karbid berbau tidak sedap. Namun
sebenarnya gas asetilena murni tidaklah berbau busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk itu
terjadi karena gas asetilena yang dibuat dari batu karbid tidak murni, tetapi mengandung
campuran. Perlu diketahui bahwa gas forfin juga bersifat racun. Jadi ada untungnya gas ini
berbau tidak sedap, sehingga orang akan menghindarinya.
Alkuna ditemukan dalam gas rawa, batu=bara, dan minyak bumi. Tetapi dalam jumlah yang
sedikit. Jadi industri harus mensintesis alkuna. Satu alkuna sintetis yang penting adalah
etuna(asetilena).
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap (C=C-).
Alkena yang paling sederhana adalah etena, dengan rumus molekul C2H4. Alkuna adalah
hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga (. Senyawa yang
mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna, yang mempuntai 1 ikatan rangkap dua dan
1 ikatan rangkap tiga disebut alkenuna. Alkuna yang paling sederhana adalah etena dengan
rumus molekul C2H2.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis ajukan adalah agar kiranya pembaca sekalian memahami
lebih lanjut tentang senyawa alkena dan alkuna. Karena jika demikian akan sangat berguna bagi
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://kumulanmakalah.blogspot.com/2016/03/makalah-alkena-dan-akuna.html
KIMIA Jilid 1 untuk SMA kelas X ( PENERBIT ERLANGGA)
LKS KIMIA untuk SMA kelas X semester II ( Kharisma )
www.google.com
www.wikipedia.com
www.kumpulaninfo.com

Anda mungkin juga menyukai