TOPIK 3
Amina
Amina adalah senyawa organik yang merupakan turunan dari ammonia, amina
mengandung atom-atom nitrogen trivalen, yang terikat pada satu atom karbon atau lebih.
Dalam bidang farmasi amina banyak dikenal sebagai senyawa yang mempunyai aksi
farmakologi.Berdasarkan posisi ikatannya amina secara umum dikelompokkan dalam tiga
jenis yaitu RNH2, R2NH atau R3N. Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, dan banyak
amina yang mempunyai keaktivan faali, misalnya norepinafrina dan epinafrina (adrenalina).
Adrenalin (epinefrin)
Berdasarkan gugus tempat terikatnya amina, maka amina dapat dikelompokkan dalam
alkilamina dan arilamina. Amina diklasifikasikan berdasarkan jumlah sunstituen organik yang
terikat pada nitrogen yaitu amina primer (R-NH 2), amina sekunder (R2NH), dan amina tersier
(R3N). Amina primer bila satu C terikat pada nitrogen contohnya CH3NH2 (metilamina),
Amina sekunder bila dua C terikat pada nitrogen, contohnya C 6H5NHCH3. Amina tersier bila
tiga C terikat pada nitrogen, contohnya (CH3CH2)3N.
Amina primer adalah senyawa amina dimana nitrogen hanya mengikat satu gugus alkil
atau aril.
NH2
R N contoh
HH sikloheksilamina
Amina sekunder adalah senyawa amina dimana dua gugus alkil atau aril terikat pada
atom nitrogen.
contoh H3C NH
R N
H CH2CH3
R
etil metil amina
99
Kimia Organik
Amina tersier terbentuk apabila pada atom nitrogen terikat 3 gugus alkil atau aril.
Perhatikan dua contoh di atas, walaupun posisi gugus –OH dan –NH 2 terikat pada jenis
karbon yang sama tetapi klasifikasi kedua molekul tersebut berbeda. pada klasifikasi alkohol
dan juga alkil halida berdasarkan pada jumlah gugus yang terikat pada karbon yang mengikat
gugus hidroksil atau halida. Sedangkan pada amina klasifikasinya berdasarkan jumlah gugus
alkil atau aril yang terikat pada atom nitrogen.
Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus yang terikat padanya, dalam hal ini
nitrogen merupakan bagian dari suatu ion positif. Jika satu atau lebih yang terikat pada N
adalah H maka senyawanya disebut garam amina. Jika yang terikat keempatnya adalah alkyl
atau aril tanpa ada H pada N maka senyawanya disebut garam ammonium kuartener.
Contoh :
(CH3)2NH2+ Cl- (CH3)4N+ Cl-
dimetilamonium klorida tetrametilamonium
garam dari suatu amina sekunder garam ammonium kuartener
Penamaan untuk amina mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Amina sederhana diberi nama berdasarkan system gugus fungsioanal. Gugus alkil atau
aril disebut lebih dahulu kemudian ditambahkan akhiran amina.
CH3CH2CH2CH2NH2 (CH3)2CHNH
butilamina diisopropilamina
2. Untuk senyawa yang mempunyai dua gugus amina diberi nama dengan akhiran
diamina dari alkana induknya dengan pemberian angka yang sesuai.
H2NCH2CH2CH2NH2
1,3-propanadiamina
3. Untuk amina yang mempunyai substituen yang sejenis maka penamaannya dengan
memberi awalan di- atau tri- pada senyawa alkil yang diikuti dengan amina.
H3C NH
N CH3
CH3
trimetilamina difenilamina
100
Kimia Organik
4. Untuk amina sekunder dan tersier yang mempunya substituen lebih dari satu, maka
gugus alkil terbesar dianggap sebagai induk. Gugus alkil tambahan dinyatakan sebagai
awalan N-alkil.
H3C N CHCH2CH3 H3C N CH2CH2CH3
H CH3 CH3
N-metil-2-butilamina N,N-dimetilpropilamina
5. Amina yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu dan memiliki prioritas tata nama
yang lebih tinggi maka –NH2diberi nama menjadi amino.
CO2H
CH3CH2CH2CHCH2OH
NH2
NH2
2-amino-1-pentanol
Asam 3-aminobenzoat
Amina dapat membentuk ikatan hidrogen antara atom nitrogen dari amina dengan
hidrogen dari air, amina primer, dan amina sekunder. Tetapi ikatan hidrogen antara N
dengan H ini lebih lemah dibandingkan ikatan hidrogen O dengan H karena N kurang
elektronegatif dibandingkan N sehingga ikatan NH menjadi kurang polar.
Amina primer, sekunder, dan tersier yang berbobot molekul rendah mudah larut
dalam air. Karena adanya pasangan elektron bebas dari N yang dapat berikatan dengan
hidrogen dalam air. Tetapi untuk amina dengan bobot molekul besar kelarutannya akan
makin berkurang karena semakin bertambahnya gugus hidrofob yaitu gugus alkil. Urutan
kelarutan amina primer, sekunder, dan tersier adalah amina primer > amina sekunder >
amina tersier. Karena pada amina primer mempunyai kemampuan membentuk ikatan
hidrogen lebih banyak dibandingkan sekunder dan tersier. Amina primer mempunyai 2
hidrogen dan pasangan elektron bebas dari nitrogen, amina sekunder mempunyai 2
hidrogen dan pasangan elektron bebas dari nitrogen, sedangkan amina tersier hanya
mempunyai pasangan elektron bebas dari nitrogen.
CH3 H
H3C N H O
H
O
HH
101
D. REAKSI PADA AMINA
H+
Amina dalam larutan air akan bersifat basa lemah karena akan menerima sebuah
proton dari air, reaksi ini bersifat reversibel.
CH3
OH-
H C N CH3+ H OH
3 3 H C N+ H +
CH3
CH3
E. PEMBUATAN AMINA
Pada sintesis dengan cara ini seringkali diperoleh hasil yang berupa campuran mono,
di-,dan trialkil-amina serta garam ammonium kartener dari suatu reaksi antara ammonia dan
suatu alkil halida.
RX RX RX RX + -
NH3 RNH2 R2NH R 3N R 4N X
LATIHAN
1. Amina dan alkohol digolongkan dalam senyawa primer, sekunder, dan tersier. Apa
yang membedakan penggolongan kedua senyawa tersebut ?
2. Amina dibedakan menjadi alkil amina dan aril amina, berikan contoh kedua senyawa
tersebut.
3. Diantara amina primer, sekunder, dan tersier bagaimana sifat kelarutan ?
4. Jelaskan sifat basa dari amina !
5. Gambarkan struktur dari senyawa berikut ini :
A. 3-amino-2-butanon
B. N,N-difenil-propilamina
C. Trimetilamina
D. 1,3-pentanadiamina
Br
bromobenzena
(aril amina)
3. Urutan kelarutan amina primer, skeunder, dan tersier adalah amina primer > amina
sekunder > amina tersier. Karena pada amina primer mempunyai kemampuan
membentuk ikatan hidrogen lebih banyak dibandingkan sekunder dan tersier
4. Amina dalam larutan air akan bersifat basa lemah karena akan menerima sebuah
proton dari air, reaksi ini bersifat reversibel.
5.
5. A. 3-amino-2-butanon, senyawa amina yang terikat pada senyawa keton
O
CH3CHCCH3
NH2
(CH2)2CH3
CH3CH2CHCH2CH2 NH2
NH2
RINGKASAN
6. Manakah yang kelarutannya paling besar diantara senyawa amina berikut ini :
A. Metilamina
B. Etilamina
C. Propilamina
D. Butilamina
7. Apakah nama IUPAC yang tepat dari rumus molekul berikut ini (CH3CH2)2NCH2CH2CH3
A. Dietilpropilamina
B. Etilpropilamina
C. Propiletilamina
D. N,N-dietilpropilamina
O
H2N CH2CH2CH2CCH3
A. 5-amino-2-pentanon
B. 5-amina-2-pentanon
C. 1-amino-4-pentanon
D. 1-amina-4-pentanon
10. Berikut ini contoh senyawa amina yang mempunyai keaktifan faali yang digunakan dalam
bidang farmasi :
A. Karbontetrafluorida
B. Kloroform
C. Iodoform
D. adrenalin
Kunci Jawaban Tes
TES 1
1. D
2. C
3. C
4. B
5. D
6. B
7. C
8. C
9. D
10. A
TES 2
1. D, bromo terikat pada C sekunder
2. D, kloro terikat pada gugus vinil (etena)
3. A, karena I memiliki bobot molekul paling tinggi dibandingkan halogen lain
4. A, kenaikan titik didih berbanding lurus dengan kenaikan bobot molekul
5. B, penomoran dimulai dari gugus hidroksil, sehingga –OH pada C nomor 1 dan Cl
pada C nomor 2
6. C, merupakan reaksi substitusi gugus –OH dari alkohol dengan klorida
7. A, bromo akan terikat pada karbon ikatan rangkap yang jumlah hidrogennya paling
sedikit (karbon 2)
8. C, reaksi propil bromida dengan basa kuat dan air akan menyebabkan eliminas
sehingga terbentuk alkena
9. A, senyawa etena dengan substituen 4 halogen (F)
10. C, metil triklorida
TES 3
1. A
2. A
3. D
4. B
5. C
6. A
7. D
8. A
9. B
10. D
Daftar Pustaka
Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H, 1982, Kimia Organik Jilid 1,
edisi ke-3 Jakarta : Erlanggan
Morrison, R.T, Boyd,R.N, 1992, Organic Chemistry, 7 th edition, New Jersey : Prentice Hall Inc.