LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN III : ALKIL HALIDA
OLEH :
GOLONGAN 2 C
ANGKATAN 2018
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam organisme air laut dari pada organisme air tawar halometana
sederhana seperti CHCl3, CCl4, CBr4, CH2l, dan CH3Cl adalah unsur pokok
alga kawai aspagonsi taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida yang
menarik.
dalam rantai atom karbon dan melalui reaksi substitusi halogen dapat
1. Maksud percobaan
2. Tujuan percobaan
C. Prinsip Percobaan
melakukan identifikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
atom halogen dapat dibagi dalam kategori, yaitu alkil halida (sebuah
halogen terikat pada sebuah karbon dari suatu cincin aromatik) dan aril
Atom halogen (F, Cl, Br, atau I) dapat diwakili dengan X. Dengan
menggunakan lambing umum, maka alkil halida adalah RX dan aril halida
Alkil halida mempunyai berat molekul yang lebih besar dari pada
alkana yang bersesuaian, sehingga alkil halida mempunyai titik didih yang
lebih besar dari pada alkana. Titik didih bertambah dengan naiknya berat
atom karbon, kecuali untuk seri homolog akan menurunkan titk didihnya.
Alkil halida mempunyai sifat fisik, yaitu merupakan sanyawa nonpolar dan
mempunyai interaksi dipol yang rendah atau berkaitan dengan gaya Van
der Waals. Alkil halida tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
reaksi substitusi alkil halida, halida disebut gugus pergi (leaving group)
nukleofil. Umumnya, sebuah nukleofil ialah spesi apa saja yang tertarik
kepada suatu pusat positif jadi sebuah nukleofil ialah suatu basa lewis.
netral, seperti H2O, CH3OH dan CH3 NH2 dapat juga bertindak sebagai
dilambangkan dengan ET, suatu elektrofil adalah spesi apa saja yang
tertarik ke pusat negative. Jadi suatu elektrofil adalah suatu asam lewis
pengembangan teori lewis dari teori asam basa. Teori lewis memiliki
keunggulan dibandingkan dengan teori asam basa yang lain karena teori
(Petrucci, 1999).
jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan
Keterangan:
R = senyawa hidrokarbon
suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Tidak
satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan disekitar
(Petrucci, 1999).
H H SP3
H C C Cl
H H
a. Titik didih
Titik didih alkil halida lebih tinggi (dengan jurnal atom C yang
antar-molekul yaitu:
dalam molekul.
yaitu nuklofil keluar dan sekaligus adalah basa kuat. Pelarut alkohol
halida berperan. Oleh karena itu perlu dibedakan empat tipe alkil
halida ialah suatu struktur dalam suatu halogen dari metana telah
(Petrucci, 1999).
alkil yang terikat pada karbon ujung, dan suatu alkil halida tersier
2016).
(Riswiyanto, 2009).
alkil halida, halida itu disebut (leaving group) suatu istilah yang
(leaving group).
(Riswiyanto, 2009).
dilambangkan dengan ET, suatu elektrofil adalah spesi apa saja yang
tertarik kepusat negatif. Jadi suatu elektrofil adalah seperti suatu asam
lewis H+ atom ZnCl2. Suatu senyawa asam lewis ini merupakan suatu
lewis dari teori asam basa. Teori lewis memiliki keunggulan dibanding
dengan teori asam basa yang lain karena teori ini memungkinkan
pengolahan asam basa digunakan dalam reaksi-reaksi kimia yang tidak
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (FI.III:96)
mempunyai rasa
menyerap karbondioksida
3. Aseton (FI.III:27)
terbakar
4. Etanol (FI.III:61)
berasap
cahaya
putih
etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
warna kuning
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, agak
terbakar
METODELOGI PERCOBAAN
1. Alat
pengaduk, gelas kimia, pipet tetes, penutup karet, rak tabung reaksi,
tabung reaksi.
2. Bahan
(I2) 15%, Natrium hidroksida (NaOH) 0,5 mL, Indikator fenolftalein (PP),
2-Propanol (C3H8O).
B. Cara Kerja
1. Pereaksi Lucas
menjadi keruh atau membentuk dua fase terpisah, dicatat pada lembar
pengamatan.
masing tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan natrium iodida 15% didalam
pembentukan endapan.
4. Reaktivitas Pelarut
2 tetes larutan NaOH 0,5 M dan 2-3 tetes indikator fenolftalein. Ditutup
air hangat selama 3-4 menit. Dimasukkan 3 tetes hasil pereaksi lucas
tabung. Dicatat waktu mulai penambahan, diaduk dan diamati dengan teliti
HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi lucas
55 : 45 8 detik
60 : 40 7 detik
65 : 35 5 detik
BAB V
PEMBAHASAN
pada perubahan larutan yaitu menjadi keruh. Hasil ini tidak sesuai dengan
menit (pamanasan air). Sedangkan pada sampel yang terlihat tidak larut
(Oxtoby, 2001).
bahwa garam ini merupakan garam perak nitrat yang akan menghasilkan
diperoleh 8 detik yaitu terjadi perubahan dan 60:40 waktu yang diperoleh
7 detik. Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan hal ini tidak sesuai
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa pada uji reaksi lucas, sampel yang digunakan adalah
yang paling cepat bereaksi adalah etanol dengan waktu 0,2 detik. Pada uji
Pada uji reaktivitas pelarut antara aseton:air (55:45, 60:40, 65:35) reaksi
yang didapatkan dari warna merah menjadi hilang pada waktu 5 detik.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami cara kerja pada saat
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.
Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., 1986. Kimia Organik Dasar Edisi
Petrucci, Ralph H.. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Hasanuddin.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Lampiran 1. GambarHasilPengapatanReaksiAlkilHalida
Etanol. 1-
Butanol.
2-Butanol.
2. UjiNatriumIodida (I2)
Gambar 1. HasilNatriumIodida
Gambar. HasilNatriumIodida
ditambahdenganEtanol. ditambahdengan 1-Butanol.
Gambar 3. HasilNatriumIodida
Gambar 4. HasilNatriumIodida
ditambahdengan 2-Butanol.
ditambahdengan 2-Propanol.
3. ReaktivitasPelarut 4.
Reaksi Lucas
Gambar 1. HasilReaktivitas
Gambar 2. HasilReaksi Lukas
Etanol,
1-
Butanol,
2-
Butanol,
1-
Propanol.
KETIKKAN REAKSINYA