DI SUSUN OLEH :
Dosen Pengampu:
Prof.Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si
Mata Kuliah
Kimia Anorganik Lanjut
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Makalah ini disusun berdasarkan pengumpulan
dari berbagai sumber, dan untuk memehuni salah satu tugas mata kuliah Kimia Anorganik
Lanjut.
Dengan ini penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Prof.Dr.Retno Dwi Suyanti,M.Si
selaku dosen Mata Kuliah Kimia Anorganik Lanjut yang telah memberikan saran untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga tugas yang penulis buat dapat
bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak yang membaca.
Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak
kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas dan menyempurnakan tugas
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bidang kajian dalam ilmu kimia adalah kimia koordinasi. Kimia koordinasi
mencakup banyak hal diantaranya adalah tentang isomerisme yang merupakan salah satu
pembahasan dalam kimia koordinasi yang cukup sulit, karena melibatkan bidang 3D dan
berbeda beda pengaturanya. Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama,
akan tetapi memiliki penataan struktur yang berbeda. Tidak hanya dalam senyawa-senyawa
organik, senyawa kompleks juga mengalami isomerisasi. Banyak senyawa koordinasi dengan
struktur/rumus kimia yang cukup rumit. Selain itu bervariasinya jenis ikatan dan struktur
geometris yang mungkin terbentuk, yang memungkinkan banyaknya jenis isomer yang
berbeda dalam senyawa kompleks. Banyak ilmuan yang telah menggolongkan tentang
isomerisme ini,diantaranya adalah alferd Werner.
Alfred Werner telah berusaha mengklasifikasikan jenis-jenis isomer yang terjadi
dalam senyawa kompleks. Werner menggolongkan isomer senyawa kompleks menjadi
beberapa macam, yaitu isomer polimerisasi, ionisasi, ikatan terhidrat, koordinasi, posisi
koordinasi, isomer geometris dan isomer optis. Sampai saat ini, penggolongan isomer yang
telah dilakukan oleh Werner tersebut masih dipakai secara luas di bidang kimia. Pada
hakekatnya penggolongan isomerisme terbagi menjadi 2 yaitu isomer struktur dan isomer
ruang. Oleh karena itu kami mengambil judul isomer senyawa koordinasi di berbagai
struktur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isomer
Komposisi kimia sendiri sering tidak dapat menjelaskan sifat senyawa-senyawa
koordinasi. Kadang kita menemukan dua senyawa yang mempunyai komposisi kimia sama,
tetapi sifat fisik atau sifat kimianya tidak sama. Perbedaan sifat ini dimulai dari perbedaan
arah penataan atom dalam materi ion kompleks. Perbedaan ini yang dinyatakan isomers.
Isomer memiliki karakteristik seperti berikut :
Dua atau lebih molekul atau ion yang mengandung jumlah dua jenis atom yang
sama, tetapi atom-atom tersusun berbeda (dalam hal ini, strukturnya non-
superimposable)
Mempunyai rumus molekul sama
Mempunyai sifat fisik dan/atau kimia berbeda.
Tidak eksis untuk semua senyawa koordinasi.
Terdapat dua kelas utama isomer yaitu stereoisomer dan isomer struktur
2
2.2 Stereoisomer
Stereoisomer mengandung jumlah dan jenis atom yang sama, serta jumlah dan jenis
ikatan yang sama (yaitu penghubung antar atom sama), tetapi atom-atom disusun berbeda
dalam ruang. Stereoisomers mempunyai atom-atom sama, sususnan ikatan sama, tetapi
berbeda dalam orientasi relatif ikatan-ikatan ini.
2.2.1 Isomer Geometri
Isomer geometris, yang kadang-kadang juga disebut sebagai isomer cis-trans,
disebabkan oleh perbedaan letak atom atau gugus atom dalam ruang. Pada senyawa
kompleks, isomeri semacam ini terjadi pada kompleks dengan struktur dua substituen
atau dua macam ligan. Substituen dapat berada pada posisi yang bersebelahan atau
berseberangan satu sama lain. Jika gugus substituen letaknya bersebelahan, maka
isomer tersebut merupakan isomer cis. Sebaliknya jika substituen berseberangan satu
sama lain, isomer yang terjadi merupakan isomer trans. Isomer Geometri mungkin
terjadi pada segiempat planar dan kompleks oktahedral, tetapi tidak pada tetrahedral.
Contoh isomeri geometris pada segiempat planar seperti yang terjadi pada
kompleks [Pt(NH3)2Cl2]. Isomer cis dan trans dari kompleks ini masing-masing
ditunjukkan dalam Gambar (1) dan (2)
Cl (NH3) NH3 Cl
Pt Pt
Cl (NH3) Cl (NH3)
3
Isomer cis dan trans dari kompleks ini ditunjukkan dalam Gambar (3) dan (4).
NH3 Cl
Cr Cr
Suatu kompleks dengan ligan bidentat yang asimetris (misalnya glisinato) juga
dapat menghasilkan isomer geometris.
Contoh isomer semacam ini ditunjukkan pada gambar 5 dan 6, yang masing-
masing menunjukkan isomer cis dan trans dari kompleks diglisinaplation(II)
O
C O NH2
CH2
Pt
H2C
NH2 O C
O
4
2.2.2 Isomer Optik
Isomer optis adalah isomer yang dicirikan dari perbedaan arah pemutaran
bidang polarisasi cahaya. Senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi cahaya
dikatakan sebagai senyawa optis aktif. Isomer yang dapat memutar bidang polarisasi
cahaya ke arah kanan (searah jarum jam) disebut dextro (d atau +). Sebaliknya isomer
dari senyawa yang sama dan memutar bidang polarisasi ke arah kiri (berlawanan arah
jarum jam) disebut levo (l atau -).
Isomer optik berkaitan dengan bayangan cermin dan dibedakan oleh arah
putaran bidang polarisasi cahaya. Isomer ini mencakup enantiomer atau enantiomorp
satu terhadap lainnya struktur non-superimposible digambarkan sebagai asimetrik.
Pada senyawa kompleks, isomer optik umum dijumpai dalam kompleks
oktahedral yang melibatkan gugus bidentat dan memiliki isomer cis dan trans. Isomer
cis dari kompleks semacam ini tidak memiliki bidang simetri, sehingga akan memiliki
isomer optis. Misalnya pada kompleks [Co(en)2Cl2]+, yang memiliki bentuk isomer
geometris cis dan trans. Bentuk isomer cis sendiri dari kompleks tersebut aktif secara
optis, dan memiliki isomer d dan l. Dengan demikian, jumlah total dari seluruh isomer
yang dimiliki oleh kompleks [Co(en)2Cl2]+ adalah tiga isomer. Salah satu isomer yang
tidak aktif secara optis (dalam hal ini isomer trans dari kompleks [Co(en)2Cl2]+ disebut
sebagai bentuk meso dari kompleks tersebut. Isomer-isomer dari kompleks ini
ditunjukkan pada Gambar 7 – 9.
en en
N N
N Cl Cl N
Co3+ Co3+
N Cl Cl N
N N
en en
Gambar 7. Isomer cis –d kompleks Gambar 8. Isomer cis –l kompleks
[Co(en)2Cl2]+ [Co(en)2Cl2]+
5
Cl
N N
en
en Co3+
N N
Cl
6
Beberapa contoh senyawa kompleks yang memiliki isomer koordinasi adalah
sebagai berikut :
- [Co(NH3)6]3+[Cr(CN)6]3-, membentuk isomer [Cr(NH3)6]3+[Co(CN)6]3-
- [Co(NH3)6]3+[Cr(C2O4)3]3-,membentuk isomer [Co(C2O4)3]3+[Cr(NH3)6]3-
- [Pt(NH3)4]2+[PdCI4]2- , membentuk isomer [Pt(NH3)3I]+[Pd(NH3)CI3]- ; dan isomer
[Pd(NH3)3I]+[Pt(NH3)CI3]- ; dan isomer [Pd(NH3)4]2+[PtCI4]2-
7
2.3.3 Isomer Hidrat
Pada isomer hidrasi, salah satu atau lebih ligan digantikan oleh air kristal.
Adanya isomer hidrasi dapat dicirikan antara lain dari perubahan warna, pengukuran
konduktivitas, ataupun pengukuran kuantitas ion yang terendapkan. Contoh dari isomer
hidrasi misalnya pada chromium chloride "CrCl3.6H2O" yang mempunyai 4, 5, atau 6
molekul air terkoordinasi.
[Cr(H2O)6]Cl3 (ungu, tiga mol ion Cl terendapkan)
Isomer-isomer ini mempunyai sifat kimia yang sangat berbeda dan reaksinya
dengan AgNO3 untuk tes ion Cl, akan ditemukan Cl dalam larutan 1, 2, dan 3.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, akan tetapi memiliki
penataan struktur yang berbeda. Tidak hanya dalam senyawa-senyawa organik,
senyawa kompleks juga mengalami isomerisasi.
2. Isomer terbagi menjadi dua yakni isomer struktur (dibedakan menurut susunan
strukturnya) dan isomer ruang atau stereoisomer (dibedakan menurut konfigurasinya)
3. Stereoisomers mempunyai atom-atom sama, sususnan ikatan sama, tetapi berbeda
dalam orientasi relatif ikatan-ikatan ini. stereoisomer terbagi menjadi dua yakni
isomer geometri. Isomer geometri memiliki sub bagian yakni isomer cis-trans yang
terdapat ikatan rangkap dua dan tiap-tiap karbon (C) dalam ikatan rangkap tersebut
mengikat atom atau gugus atom yang berbeda. dan isomer optik (dapat memutar
bidang polarisasi cahaya dan memiliki atom C asimetris/kiral)
4. Isomer Struktural mengandung jumlah dan jenis atom-atom yang sama, tetapi satu
atau lebih ikatan berbeda (dalam hal ini, penghubung antar atom-atom berbeda).
Isomer Struktural terbagi menjadi isomer koordinasi,isomer ionisasi,isomer hidrasi
dan isomer pertalian
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.Selain itu penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10