STEREOKIMIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr. Wb
i
Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam
atas segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “Stereokimia” disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Kimia Analitik.
Meski telah disusun secara maksimal oleh kami, akan tetapi kami sebagai manusia
biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kata sempurna. Karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca.
Besar harapan kami, makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu,
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat
dan pelajaran dari makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Stereokimia........................................................................................................................2
2.2 Isomer Geometri dalam Senyawa siklik ...................................................................................5
2.3 Konformasi Senyawa Rantai Terbuka......................................................................................6
2.4 Bentuk Senyawa Siklik......................................................................................................8
2.5 Konformer Sikloheksana...................................................................................................8
2.6 Kiralitas...........................................................................................................................10
2.7 Rotasi (perputaran) Cahaya Terpolarisasi Bidang....................................................................11
2.8 Penetapan Konfigurasi R dan S.......................................................................................12
2.9 Lebih dari Satu Atom Karbon Kiral................................................................................12
2.10 Pemisahan Suatu Campuran Rasemik.........................................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sering sukar menghayati molekul tiga-dimensi dari dalam satu gambar dua-dimensi.
Oleh karena itu dalam membahas stereokimia, sangat disarankan untuk menggunakan model-
model molekul.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Stereokimia
Stereokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur 3 dimensi dari
molekul. Perlu diketahui bahwa stereokimia ini sangatlah penting. bahkan karena seterokimia
ini, sebuah struktur yang memiliki rumus molekul sama hanya karena susunannya berbeda
akan mengakibatkan fungsi yang berbeda pula, hal ini sering terjadi di dunia kesehatan.
Pada produk hasil sintesis. produk berupa rasemat, yaitu dua produk isomer yang berlawanan
strukturnya.
Stereokimia adalah studi mengenai molekul molekul dalam ruang tiga dimensi,yakni
bagaimana atom atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang
lain.
2
Aturan yang digunakan untuk memberikan urutan prioritas disebut aturanCahn-
Ingold-Prelog (diambil dari nama ilmuwan yang menemukannya). Aturan-aturan tersebut
adalah sebagai berikut:
Aturan 1 : Lihat pada atom yang terikatlangsung pada karbon ikatan rangkap lalu urutkan
substituen tersebut berdasarkan nomor atomnya.
Aturan 2 : Jika pengurutan prioritas tidak dapat dilakukan menggunakan atom pertama yang
terikat langsung pada karbon ikatan rangkap maka gunakan prioritasatom berikutnya.
Substituen -CH2 CH3 dan CH3 memiliki prioritas yang sama jikadigunakan aturan 1 karena
kedua atom yang terikat langsung pada karbon ikatanrangkap adalah atom karbon juga.
Dengan aturan 2, gugus etil menerima prioritaslebih tinggi dari pada metil karena etil
memiliki prioritas lebih tinggi pada atomkedua.Atom karbon yang terikat pada karbon ikatan
rangkap, masih mengikat satukarbon lain, sedangkan atom kedua pada gugus metil adalah
hidrogen.
3
Aturan 3 : Ikatan rangkap diangkap sama dengan sebagai ikatan tunggal tetapidengan jumlah
sesuai dengan ikatan rangkapnya. Contohnya, substituen aldehid (-CH=O), memiliki ikatan
rangkap antara karbon dengan oksigen, hal ini dianggapsama dengan satu karbon mengikat
dua buah oksigen.
b. Aturan Deret
Aturan deret untuk prioritas :
1. Jika atom-atom yang dipermasalahkan berbeda-beda, maka urutanderet ditentukan
oleh nomor atom. Atom dengan nomor atom tinggimemperoleh prioritas.
F < Cl < Br < I
Semakin tinggi nomor atom, maka prioritas semakin naik.
2. Jika atom-atom itu adalah isotop satu sama lain, maka isotop dengannomor massa
tinggi memperoleh prioritas.
H D
Nomor massa 1 < 2
4
3. Jika kedua atom tersebut identik, maka nomor atom dari atom
atom berikutnya digunakan untuk memberikan prioritas. Jika atom-atom tersebut juga
mengikat atom-atom identik, maka prioritas ditentukan pada titik pertamakali
dijumpai perbedaan dalam menyusuri rantai. Atom yang mengikat suatuatom dengan
prioritas tinggi akan diprioritaskan (jangan menjumlakan nomor-nomor atom,
melainkan mencari atom tunggal yang berprioritas tinggi).
4. Atom-atom yang terikat oleh ikatan rangkap atau ikatan ganda tigadiberi kesetaraan
(equivalenceis) ikatan tunggal, sehingga atom-atom ini dapatdiperlakukan sebagai
gugus-gugus berikatan tunggal, dalam menentukan prioritas. Tiap
atom berikatan rangkap diduakalikan (atau ditigakalikan untukikatan ganda tiga).
2.2 Isomer Geometri dalam Senyawa siklik
Dalam beberapa hal, sifat kimia sikloalkana mirip dengan alkana asikloik (rantai
terbuka). Keduanya sama-sama non polar dan cenderung inert. Akan tetapi terdapat
perbedaan mendasar. Pertama, sikloalkana kurang fleksibel dibandingkan dengan alkana
rantai terbuka. Ikatan tunggal (ikatan sigma) pada alkana asliklik dapat berputar.
5
Pada sikloalkana, ikatan yang terbentuk kurang bebas untuk berputar. Misalnya siklopentana,
bentuknya adalah segitiga rigid dan planar. Putaran padaikatan karbon-karbon tidak mungkin
terjadi tanpa merusak cincin.
Oleh karena strukturnya yang siklik, sikloalkana memiliki dua sisi yaitu sisi atas dan
bawah. Hal ini memungkinkan sikloheksana memiliki kemungkinan isomerisme berdasarkan
letak substituennya. Contohnya, ada dua bentuk isomerdari 1,2-dimetilsi klopropana. Pertama
dengan dua gugus metil pada sisi yang sama,kedua dengan gugus metil pada posisi yang
berlawanan. Kedua bentuk isomer merupakan molekul yang stabil, dan dapat dikonfersi dari
bentuk satu ke bentuk lainnya tanpa memecah cincin atau tanpa membentuk ikatan baru.
Tidak seperti isomer konstitusional seperti pada butana dan isobutana dimana terdapat
perbedaan urutan penempatan atom- atomnya. Kedua isomer 1,2-dimetilsi klopropana
memiliki tempat ikatan yang sama, tetapi berbeda pada posisiatom-atomnya. Semua senyawa
yang memiliki posisi ikatan atom yang sama tetapi berbeda pada orientasi tiga dimensinya
disebut stereoisomer.
6
2. Rumus bola-dan-pasak
3. Proyeksi Newman
Proyeksi Newman adalah pandangan ujung ke ujung dari dua atom karbon sajadalam
molekul itu, sementara ikatan antar karbon tidak terlihat. Ketiga ikatan darikarbon depan
tampak menuju pusat proyeksi sementara ketiga ikatan dari karbon belakang hanya tampak
sebagian.
Contoh molekul yang digambarkan dengan 3 jenis rumus ini adalah 3-kloro-1- propanol:
7
Dalam tahun 1885 Adolf Von Baeyer, seorang ahli kimia Jerman, melontarkan teori
bahwa senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Semua senyawa siklik(kecuali
siklopentana) menderita terikan (tegang karena tidak leluasa), karenasudut ikatan (bond
angle) mereka menyimpang dari sudut tetrahedral 109,5 derajat.
8
Gambar. konformasi sikloheksana
2.5.2 Sikloheksana Terdisubstitusi
Molekul sikloheksana dapat bersifat cis ataupun trans, bilaterdisubstitusi oleh dua
gugus molekul atau atom.Bentuk cis dan trans pada sikloheksana adalah isomer geometris
pada suhu kamar takdapat saling-diubah satu menjadi lainnya, dan masing-masing isomer dan
dapat memiliki aneka ragam konformasi. Sebagai contoh senyawa cis-1,2 dimetilsikloheksana
dan trans-1,2-dimetilsikloheksana, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
9
2.6 Kiralitas
2.6.1 Kiralitas Obyek dan Molekul Kiral
Molekul kiral adalah molekul yang mempunyai bayangan cermin tidak super
imposabel (tidak dapat bertumpukan).Yang menyebabkan adanya kiralitasadalah adanya
senyawa karbon yang tidak simetris. Atom C kiral adalah atomkarbon yang mempunyai
empat substituen yang berbeda.
Istilah kiral berasal dari kata Yunani χειρ (kheir) yang berarti tangan. Istilah kiral
secara umum digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang tidak dapat bertumpukan
secara pas pada bayangannya. Akiral (tidak kiral) adalah benda yang identik dengan
bayangan cermin. Untuk mempelajari kiralitas, dapat menggunakantangan manusia sebagai
perumpaaan. Perhatikan contoh kiralitas asam amino berikut ini.
Molekul kiral yang saling mempunyai bayangan cermin satu sama lain disebut dengan
enantiomer atau isomer optik.
2.6.3 Proyeksi Fischer
10
Molekul di alam sebenarnya berbentuk 3 dimensi, namun untuk kemudahan
mempelajari , kebanyakan molekul digambarkan dalam bentuk dimensinya. Nah struktur 2
dimensi yang merupakan proyeksi dari bentuk 3 dimensinya disebut proyeksi fischer yang
ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Emil Fischer.
11
Sebaliknya, pemutaran bidang cahaya terpolarisasi ke kiri yaitu berlawanan arah
dengan putaran jarum jam, disebut dengan putaran levo yang disingkat l atau (-).Senyawa
yang memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan disebutdekstrorotatori, sedangkan
senyawa yang memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kiridisebut levorotatori. Asam laktat
yang bersifat putar kanan mempunyai rotasi spesifik+3,82 derajat, sedangkan metil ester yang
bersifat putar kiri mempunyai rotasi spesifik -8,25 derajat.
12
diberi simbol R. Jika arah urutan berlawanan dengan arah jarum jam, maka diberi simbol S.
Sifat-sifat kimia dari molekul kiral berbeda dari sifat bayangan cerminnya. Disinilah letak
pentingnya kiralitas dalam kaitannya dengan kimia organikmodern.
2.9.2 Diastereomer
Mari kita lihat pasangan enantiomer dari asam 2-amino-3- hidroksibutanoat.
13
Kemudian muncul pertanyaan bagaimana hubungan antar 2molekul yang bukan merupakan
bayangan cerminnya? Misalkan antara 2R,3R dan2R,3S? Memang kedua molekul tersebut
stereoisomer, namun bukan merupakanenantiomer. Untuk menjelaskan hubungan yang
istimewa ini diperlukan terminologi baru yaitu diastereomer.
Diastereomer adalah stereoisomer yang bukan bayangan cerminnya.Diastereomer
kiral mempunyai konfigurasi yang berlawanan pada beberapa pusatkiral namun mempunyai
konfigurasi yang sama dengan yang lainnya. Sebagai pembandingnya, enantiomer yang
mempunyai konfigurasi berlawanan pada semua pusat kiral.
Struktur 2R,3S dan 2S,3R adalah identik karena molekul tersebut mempunyai bidang
simetri sehingga akiral. Bidang simetri memotong pada ikatan C2-C3 sehingga setengahnya
merupakan bayangan cermin dari setengah berikutnya.
14
Gambar Pencerminan dalam senyawa meso
Senyawa diatas merupakan akiral, namun mengandung 2 pusat kiral yang disebut senyawa
meso.
15
Resolusi campuran rasemik yaitu pemisahan fisis suatu campuran rasemik enantiomer
-enantiomer murni yang dilakukan di laboratorium. Untukmemisahkan sepasang enantiomer
digunakan teknik yang sangat umum yaitumereaksikannya dengan suatu reagensia kiral dan
Sehingga diperoleh sepasang produkdiasteromer. Diastereomer ialah pasangan sterereoisomer
tetapi bukan enantiomer. Jadi diastereoisomer adalah senyawa yang berlainan sifat fisiknya,
sehingga dapat dipisahkan dengan cara fisik biasa, seperti kristalisasi, destilasi,kromatografi.
Suatu contoh campuran rasemik karboksilat (R)(S)– RCOOH, dapat dipisahkan secara
laboratorium. (R)– RCOOH dan (S)–RCOOH ialah enantiomer dan kedua senyawa ini dapat
bereaksi dengan suatu amina , membentuk suatu garam.Asam (R) (S) karboksilat bila direaksi
kan dengan suatu amina yang berupa enantiomer murni, akan menghasilkan sepasang diaster-
eomer yaitu garamasam (R) amina dan garam asam amina (S).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi-yakni
bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relative
terhadap yang lain.
b. Isomer-isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda tapi rumus molekulnya sama.
Isomer structural didefenisikan sebagai senyawa-senyawa dengan rumus molekul
yang sama tetapi dengan urutan penetapan atom-atom yang berbeda.
c. Stereoisomer bukanlah bukanlah isomer struktur,mereka mempunyai urutan
keterkaitan atom-atom yang sama. Stereoisomer hanya berbeda susunan atom-
atomnya dalam ruang.
d. Enantiomer hanya terjadi dengan senyawa-senyawa yang molekulnya kiral. Suatu
molekul kiral didefenisikan sebagai molekul yang tidak superimposible (tidak dapat di
himpitkan) di atas bayanagn cermin.
e. Bidang simetri adalah suatu bidang khayal yang membagi dua molekul sehingga
bagian-bagian tersebut merupakan bayangan cermin antara satu dengan yang lainnya.
f. Proyeksi yang luas digunakan karena kesederhanaannya adalah proyeksi fisher.
3.2 Saran
Sebagai bahan pembelajaran yang menjadi dasar untuk dapat mempelajari bab-bab
berikutnya dalam mata kuliah kimia organik, maka penulis menyarankan agar dalam
mempelajari stereokimia dengan sebaik mungkin agar dapat dipahami betul maksud dari
identifikasi gugus fungsional.
16
DAFTAR PUSTAKA
Allinger, N. L. et. al, 1976., Organic Chemistry, 2nd edition, Worth Printing, Inc, NewYork
https://www.academia.edu/15950941/Stereokimia
17
Pertanyaan :
Jawaban :
1. Senyawa meso merupakan senyawa dengan n atom karbon kiral yang dapat memiliki
maksimum 2 n stereoisomer, tetapi tidak sebanyak itu. Senyawa meso tidak bersifat
aktif optis kerena memiliki bidang simetri dan dapat dihimpitkan dengan tepat satu
sama lain diatas bayangan cermin. Akan tetapi senyawa meso ini mengandung atom
karbon kiral.3.
2. H<CH3<NH2<CL
Pengurutan deret ini berdasarkan pada nomor atom dari atom yang terikat sehingga
diperoleh urutan seperti gambar diatas.
3.
3-kloro-2-butanol
Cloro terletak pada ataom c nomor 3, dan pada nomor atom 2 terdapat gugus OH
sehingga penamaanya menjadi 3-kloro-2-butanol.
18
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
19
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
20