STEREOKIMIA
OLEH :
1. FAISAL Z. (061840411731)
2. RARA HARLIVIA (061840411738)
3. SANIA OKTA NAREGA (061840411744)
4. SHELLA DILLEN PUTRI (061840411745)
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang senanstiasa memberikan
nikmat-Nya kepada hamba-Nya. Atas berkat dan rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan tugas
makalah berjudul “Stereokimia” ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Kimia Organik yang telah memberikan bimbingan
guna menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi penilaian mata kuliah Kimia Organik
I. Harapan penulis, makalah ini dapat menambah pembendaharaan ilmu yang bermanfaat bagi kita
semua, karena pada masa globalisasi ini, ilmu pengetahuan mutlak. Melalui upaya belajar marilah kita
bersama-sama mempersiapkan diri menjemput era mutu pendidikan yang lebih berkualitas.
Tentu saja dalam penyusunan makalah ini mungkin di sana-sini masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam penyajiannya maupun teknis penyusunannya. Oleh sebab itu, kritik dan saean
yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan. Tentu saja guna penyempurnaan pada makalah
berikutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..…….21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….....………22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Penelitian tambahan oleh Pasteur mengungkapkan bahwa salah satu
komponen dari asam tartrat dapat dimanfaatkan untuk gizi oleh mikro-
organisme tetapi yang lain tidak bisa. Berdasarkan percobaan ini, Pasteur
menyimpulkan bahwa sifat biologis zat kimia tidak hanya tergantung pada
sifat dari atom yang terdiri dari molekul tetapi juga pada cara di mana atom-
atom ini tertata dalam ruang.
3. Jacobus van’t Hoff (1852-1911)
Pada tahun 1874 sebagai mahasiswa di Universitas Utrecht, van’t
Hoff mengusulkan karbon tetrahedral. Proposal didasarkan pada bukti dari
jumlah isomer: Konversi CH4 menjadi CH3Y (Y = Cl, Br, F, I, OH, dll)
menghasilkan hanya satu struktur. Ketika CH3Y diubah menjadi CH2YZ
(CH2Cl2, CH2ClBr, CH2BrF, dll), hanya satu struktur yang pernah diamati.
4. Emil Fisher (1852-1919)
Pada tahun 1894 Fisher dilakukan salah satu prestasi paling luar
biasa dalam sejarah kimia: Dia mengidentifikasi 16 stereoisomer untuk
aldohexoses (C6H12O6), anggota yang paling menonjol yang D-glukosa.
Fisher menggunakan representasi silang (sekarang disebut Fisher proyeksi)
untuk membedakan bentuk tiga dimensi. Proyeksi Fisher ditampilkan untuk
D dan Lglucose (D / L inovasi lain Fisher).
5. Vladmir Prelog (1906-1998)
Prelog dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kimia (1975) untuk
penelitian stereokimi alkaloid, antibiotik, enzim, dan senyawa alam lainnya.
Dia merancang perbedaan stereokimia digunakan saat ini untuk konfigurasi
gambar cermin: R / S sebutan untuk enantiomer dan Z / E untuk isomer
geometris.
5
2. Konfigurasi berkaitan dengan Kiralitas molekul: Bagaimana penataan
atom-atom disekitar atom karbon yang mengakibatkan terjadinya
isomer.
3. Isomer Geometrik terjadi karena ketegaran (rigit) dalam molekul yang
mengakibatkan adanya isomer.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Jika substituen dengan prioritas yang sama berposisi sama maka
diberi tanda Z (Zussamen) sedangkan jika posisinya berlawanan diberi tanda
E (Entgegen).
8
1.1.2 Aturan Deret
Aturan deret untuk prioritas :
1) Jika atom-atom yang dipermasalahkan berbeda-beda, maka
urutan deret ditentukan oleh nomor atom. Atom dengan nomor
atom tinggi memperoleh prioritas.
F < Cl < Br < I
Semakin tinggi nomor atom, maka prioritas semakin naik.
2) Jika atom-atom itu adalah isotop satu sama lain, maka isotop
dengan nomor massa tinggi memperoleh prioritas.
HD
Nomor massa 1 < 2
3) Jika kedua atom tersebut identik, maka nomor atom dari atom-
atom berikutnya digunakan untuk memberikan prioritas. Jika
atom-atom tersebut juga mengikat atom-atom identik, maka
prioritas ditentukan pada titik pertama kali dijumpai perbedaan
dalam menyusuri rantai. Atom yang mengikat suatu atom dengan
prioritas tinggi akan diprioritaskan (jangan menjumlakan nomor-
nomor atom, melainkan mencari atom tunggal yang berprioritas
tinggi).
4) Atom-atom yang terikat oleh ikatan rangkap atau ikatan ganda
tiga diberi kesetaraan (equivalenceis) ikatan tunggal, sehingga
atom-atom ini dapat diperlakukan sebagai gugus-gugus berikatan
tunggal, dalam menentukan prioritas. Tiap atom berikatan
rangkap diduakalikan (atau ditigakalikan untuk ikatan ganda
tiga).
9
Dalam beberapa hal, sifat kimia sikloalkana mirip dengan alkana asikloik
(rantai terbuka). Keduanya sama-sama non polar dan cenderung inert. Akan
tetapi terdapat perbedaan mendasar. Pertama, sikloalkana kurang fleksibel
dibandingkan dengan alkana rantai terbuka. Ikatan tunggal (ikatan sigma) pada
alkana asliklik dapat berputar.
Oleh karena strukturnya yang siklik, sikloalkana memiliki dua sisi yaitu sisi
atas dan bawah. Hal ini memungkinakn sikloheksana memiliki kemungkinan
isomerisme berdasarkan letak substituennya. Contohnya, ada dua bentuk isomer
dari 1,2-dimetilsiklopropana.
10
Pertama dengan dua gugus metil pada sisi yang sama, kedua dengan gugus
metil pada posisi yang berlawanan. Kedua bentuk isomer merupakan molekul
yang stabil, dan dapat dikonfersi dari bentuk satu ke bentuk lainnya tanpa
memecah cincin atau tanpa membentuk ikatan baru.
11
Proyeksi Newman adalah pandangan ujung ke ujung dari dua atom karbon
saja dalam molekul itu, sementara ikatan antar karbon tidak terlihat. Ketiga
ikatan dari karbon depan tampak menuju pusat proyeksi sementara ketiga ikatan
dari karbon belakang hanya tampak sebagian.
Contoh molekul yang digambarkan dengan 3 jenis rumus ini adalah 3-kloro-1-
propanol.
12
Rotasi gugus mengelilingi ikatan sigma menghasilkan konformasi yang
berlainan, seperti eklips, gauche, goyang dan anti. Konformer dengan energi
rendah lebih disukai. Pada temperatur kamar konformer dapat diubah menjadi
satu sama lain dan karena itu mereka bukanlah isomer yang dapat diisolasi.
Untuk cincin sikloheksana, disukai konformer bentuk kursi.
Dalam tahun 1885 Adolf Von Baeyer, seorang ahli kimia Jerman,
melontarkan teori bahwa senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Semua
senyawa siklik (kecuali siklopentana) menderita terikan (tegang karena tidak
leluasa), karena sudut ikatan (bond angle) mereka menyimpang dari sudut
tetrahedral 109,50.
13
1.5 Konformer Sikloheksana
Isomersime konformasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme dari
molekul-molekul dengan rumus struktural yang sama namun konformasi yang
berbeda oleh karena rotasi atom pada ikatan kimia. Konformer yang berbeda
dapat saling berubah dengan melakukan rotasi pada ikatan tunggal tanpa
memutuskan ikatan kimia. Keberadaan lebih dari satu konformasi, biasanya
dengan energi yang berbeda, dikarenakan oleh rotasi hibridisasi orbital sp3
atom karbon yang terhalang. Isomerisme konformasi hanya terjadi pada ikatan
tunggal karena ikatan rangkap dua dan rangkap tiga mempunyai ikatan pi yang
menghalangi rotasi ikatan. Perbandingan stabilitas konformer-konformer yang
berbeda biasanya dijelaskan dengan perbedaan dari kombinasi tolakan sterik
dan efek elektroni
14
1.5.2 Sikloheksana Terdisubstitusi
Molekul sikloheksana dapat bersifat cis ataupun trans, bila
terdisubstitusi oleh dua gugus molekul atau atom. Bentuk cis dan trans pada
sikloheksana adalah isomer geometris dan pada suhu kamar tak dapat
saling-diubah satu menjadi lainnya, dan masing-masing isomer dapat
memiliki aneka ragam konformasi. Sebagai contoh senyawa cis-1,2-
dimetilsikloheksana dan trans-1,2-dimetilsikloheksana, seperti yang terlihat
pada gambar berikut:
1.6 Kiralitas
1.6.1 Kiralitas Obyek dan Molekul Kiral
Molekul kiral adalah molekul yang mempunyai bayangan cermin
tidak superimposabel (tidak dapat bertumpukan). Yang menyebabkan
adanya kiralitas adalah adanya senyawa karbon yang tidak simetris. Atom
C kiral adalah atom karbon yang mempunyai empat substituen yang
berbeda. Istilah kiral berasal dari kata Yunani χειρ (kheir) yang berarti
tangan. Istilah kiral secara umum digunakan untuk menggambarkan suatu
objek yang tidak dapat bertumpukan secara pas pada bayangannya. Akiral
(tidak kiral) adalah benda yang identik dengan bayangan cermin.
15
Untuk mempelajari kiralitas, dapat menggunakan tangan manusia
sebagai perumpaaan. Perhatikan contoh kiralitas asam amino berikut ini.
Molekul kiral yang saling mempunyai bayangan cermin satu sama lain
disebut dengan enantiomer atau isomer optik.
Atom karbon kiral adalah suatu atom karbon yang mengikat empat gugus
yang berbeda.
16
Dalam menggambarkan struktur proyeksi fischer harus
memperhatikan beberapa aturan, antara lain:
1. Gugus – gugus yang diletakkan horizontal adalah gugus- gugus yang
mendekati pengamat.
2. Gugus – gugus yang diletakan vetikal adalah gugus – gugus yang
menjauhi pengamat.
3. Hetero atom ( atom selain C dan H) diletakkan pada garis horizontal.
Sedangkan carbon diletakkan pada garis vertikal.
4. Carbon dengan dengan bilangan oksidasi lebih tinggi diletakkan diatas.
17
1.7 Rotasi (perputaran) Cahaya Terpolarisasi Bidang
Rotasi spesifik zat aktif optis ditetapkan dengan sebuah polarimeter. Jika
cahaya terpolarisasi dilewatkan salah satu isomer, bidang polarisasi akan
berputar ke kiri atau ke kanan. Pemutaran bidang terpolarisasi ke kanan yaitu
searah dengan putaran jarum jam, disebut putaran dekstro yang disingkat d atau
(+).
18
yang menempel pada pusat kiral diberi prioritas berdasarkan nomor atom. Hal
itu sesuai dengan aturan prioritas Cahn - Ingold - Prelog (CIP). Nomor 1 adalah
yang mempunyai nomor atom paling tinggi, sedangkan nomor 4 adalah
mempunyai nomor atom paling rendah. Atom pusat berorientasi pada sibstituen
dengan prioritas paling rendah (nomor 4). Perhatikan model berikut
19
stereoisomer, walaupun beberapa diantaranya terlalu rumit untuk eksis,
hanya ada 1 yang terdapat di alam
1.9.2 Diastereomer
Mari kita lihat pasangan enantiomer dari asam 2-amino-3-hidroksibutanoat.
20
Diastereomer adalah stereoisomer yang bukan bayangan cerminnya.
Diastereomer kiral mempunyai konfigurasi yang berlawanan pada beberapa
pusat kiral namun mempunyai konfigurasi yang sama dengan yang lainnya.
Sebagai pembandingnya, enantiomer yang mempunyai konfigurasi
berlawanan pada semua pusat kiral.
21
Struktur 2R,3S dan 2S,3R adalah identik karena molekul tersebut
mempunyai bidang simetri sehingga akiral. Bidang simetri memotong pada
ikatan C2-C3 sehingga setengahnya merupakan bayangan cermin dari
setengah berikutnya.
22
Produk dari suatu reaksi kimia yang terjadi berkaitan erat dengan
stereokimia isomer. Kebanyakan para akhli kimia di laboratorium
menggunakan bahan baku yang bersifat stereo yaitu akiral maupun rasemik,
sehingga diperoleh produk yang akiral maupun rasemik.
Namun reaksi yang terjadi di dalam biologi, berlainan dengan reaksi kimia
di laboratorium. Reaksi yang terjadi dalam biologi, selalu dihasilkan produk
yang kiral walaupun bahan bakunya berasal dari senyawa kiral atau akiral.
Reaksi biologis ini dimungkinkan karena adanya katalis biologi yaitu enzim.
Karena enzim bersifat kiral, maka enzim tersebut berjalan sangat selektif dalam
kegiatan katalitiknya. Misalnya, bila suatu organisme mencernakan suatu
campuran alanina rasemik, maka hanya (S) – alanina yang tergabung ke dalam
protein, sedangkan (R) – alanina tak digunakan dalam protein.
23
membentuk suatu garam. Asam (R) (S) karboksilat bila direaksikan dengan
suatu amina yang berupa enantiomer murni, akan menghasilkan sepasang
diastereomer yaitu garam asam (R) amina dan garam asam amina (S).
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi-yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata
dalam ruangan satu relative terhadap yang lain.
Isomer-isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda tapi rumus
molekulnya sama. Isomer structural didefenisikan sebagai senyawa-
senyawa dengan rumus molekul yang sama tetapi dengan urutan
penetapan atom-atom yang berbeda.
Stereoisomer bukanlah bukanlah isomer struktur,mereka mempunyai
urutan keterkaitan atom-atom yang sama. Stereoisomer hanya berbeda
susunan atom-atomnya dalam ruang.
Enantiomer hanya terjadi dengan senyawa-senyawa yang molekulnya
kiral. Suatu molekul kiral didefenisikan sebagai molekul yang tidak
superimposible (tidak dapat di himpitkan) di atas bayanagn cermin.
Bidang simetri adalah suatu bidang khayal yang membagi dua molekul
sehingga bagian-bagian tersebut merupakan bayangan cermin antara
satu dengan yang lainnya.
Proyeksi yang luas digunakan karena kesederhanaannya adalah
proyeksi fisher.
25
DAFTAR PUSTAKA
Allinger, N. L. et. al, 1976., Organic Chemistry, 2nd edition, Worth Printing, Inc.,
New
York
Eliel, E. I., 1981., Stereochemistry of Carbon Compounds, Tata Mc Graw-Hill
Publishing
Company Ltd., New Delhi
H. Hart/Suminar Achmad; (1987), Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakatra:
Penerbit Erlangga
Tim dosen kimia, 2013. Kimia organic. MKU unhas, Makassar.
R.J.Fessenden, J. S. Fessenden/A. Hadyana Pudjaatmaka (1986). Kimia Organik,
(terjemahan dari Organic Chemistry, 3rd Edition), Erlangga, Jakarta
Solomons, T.W., 1982., Fundamentals of Organic Chemistry., John Willey &
Sons. Inc., Canada.
Wahyudi/Ismono; (2000)., Kimia Organik 3, Depdikbud, Jakarta
26