PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Bagaimana Isomer struktur dan stereoisomer
Bagaimana enantiomer dan molekul kiral
Bagaimana bidang simetri
Bagaimana proyeksi fisher
Bagaimana tatanama stereoisomer
Bagaimana sifat-sifat enantiomer : aktivitas optik
Bagaimana molekul dengan lebih dari satu karbon kiral
Bagaimana Pemisahan enantiomer-enantiomer
Lebih dari satu atom karbon kristal
Pemisahan suatu campuran resemik
1
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu stereokimia senyawa organik dan
bagian-bagiannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Stereokimia
Isomer geometri dalam Alkena (Cis dan Trans). Diakibatkan oleh ketegaran
dalam molekul. Dijumpai dalam dua kelas senyawa: alkena dan senyawa siklik.
Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tak dapat berputar dengan ikatan
rangkap sebagai sumbunya, tanpa mematahkan ikatan pi nya. Karena kekakuan
ikatan pi, gugus-gugus yang terikat pada ikatan pi terletak tetap dalam ruang relatif
satu sama lain.
Syarat isomer geometri dalam alkena, yaitu tiap atom karbon yang terlibat
dalam ikatan pi mengikat dua gugus yang berlainan, misalnya H dan Cl. Jika salah
satu atom karbon berikatan rangkap itu mempunyai dua gugus identik, misalnya
dua atom H atau dua gugus CH3, maka tak mungkin terjadi isomeri geometri.
3
1.1.1 Sistem Tata Nama (E) dan (Z)
4
Klorin memiliki nomor atom lebih besar dibandingkan karbon, sehingga
substituen Cl menerima prioritas lebih tinggi dibandingkan metil.
Aturan 2 : Jika pengurutan prioritas tidak dapat dilakukan menggunakan atom
pertama yang terikat langsung pada karbon ikatan rangkap maka gunakan prioritas
atom berikutnya. Substituen -CH2CH3 dan –CH3 memiliki prioritas yang sama jika
digunakan aturan 1 karena kedua atom yang terikat langsung pada karbon ikatan
rangkap adalah atom karbon juga. Dengan aturan 2, gugus etil menerima prioritas
lebih tinggi dari pada metil karena etil memiliki prioritas lebih tinggi pada atom
kedua. Atom karbon yang terikat pada karbon ikatan rangkap, masih mengikat satu
karbon lain, sedangkan atom kedua pada gugus metil adalah hidrogen.
Aturan 3 : Ikatan rangkap diangkap sama dengan sebagai ikatan tunggal tetapi
dengan jumlah sesuai dengan ikatan rangkapnya. Contohnya, substituen aldehid
(CH=O), memiliki ikatan rangkap antara karbon dengan oksigen, hal ini dianggap
sama dengan satu karbon mengikat dua buah oksigen.
5
1.1.2 Aturan Deret
2) Jika atom-atom itu adalah isotop satu sama lain, maka isotop dengan
nomor massa tinggi memperoleh prioritas.
H D
3) Jika kedua atom tersebut identik, maka nomor atom dari atom-atom
berikutnya digunakan untuk memberikan prioritas. Jika atom-atom tersebut juga
mengikat atom-atom identik, maka prioritas ditentukan pada titik pertama kali
dijumpai perbedaan dalam menyusuri rantai. Atom yang mengikat suatu atom
dengan prioritas tinggi akan diprioritaskan (jangan menjumlakan nomornomor
atom, melainkan mencari atom tunggal yang berprioritas tinggi). 4) Atom-atom
yang terikat oleh ikatan rangkap atau ikatan ganda tiga diberi kesetaraan
6
(equivalenceis) ikatan tunggal, sehingga atom-atom ini dapat diperlakukan sebagai
gugus-gugus berikatan tunggal, dalam menentukan prioritas. Tiap atom berikatan
rangkap diduakalikan (atau ditigakalikan untuk ikatan ganda tiga).
Dalam beberapa hal, sifat kimia sikloalkana mirip dengan alkana asikloik
(rantai terbuka). Keduanya sama-sama non polar dan cenderung inert. Akan tetapi
terdapat perbedaan mendasar. Pertama, sikloalkana kurang fleksibel dibandingkan
dengan alkana rantai terbuka. Ikatan tunggal (ikatan sigma) pada alkana asliklik
dapat berputar.
7
Pada sikloalkana, ikatan yang terbentuk kurang bebas untuk berputar.
Misalnya siklopentana, bentuknya adalah segitiga rigid dan planar. Putaran pada
ikatan karbon-karbon tidak mungkin terjadi tanpa merusak cincin.
Oleh karena strukturnya yang siklik, sikloalkana memiliki dua sisi yaitu sisi
atas dan bawah. Hal ini memungkinakn sikloheksana memiliki kemungkinan
isomerisme berdasarkan letak substituennya. Contohnya, ada dua bentuk isomer
dari 1,2-dimetilsiklopropana. Pertama dengan dua gugus metil pada sisi yang sama,
kedua dengan gugus metil pada posisi yang berlawanan. Kedua bentuk isomer
merupakan molekul yang stabil, dan dapat dikonfersi dari bentuk satu ke bentuk
lainnya tanpa memecah cincin atau tanpa membentuk ikatan baru.
Tidak seperti isomer konstitusional seperti pada butana dan isobutana dimana
terdapat perbedaan urutan penempatan atom- atomnya. Kedua isomer
1,2dimetilsiklopropana memiliki tempat ikatan yang sama, tetapi berbeda pada
posisi atom-atomnya. Semua senyawa yang memiliki posisi ikatan atom yang sama
tetapi berbeda pada orientasi tiga dimensinya disebut stereoisomer.
8
1.3 Konformasi Senyawa Rantai Terbuka
1. Rumus dimensional
2. Rumus bola-dan-pasak
3. Proyeksi Newman
Proyeksi Newman adalah pandangan ujung ke ujung dari dua atom karbon
saja dalam molekul itu, sementara ikatan antar karbon tidak terlihat. Ketiga ikatan
dari karbon depan tampak menuju pusat proyeksi sementara ketiga ikatan dari
karbon belakang hanya tampak sebagian.
9
Contoh molekul yang digambarkan dengan 3 jenis rumus ini adalah
3-kloro-1propanol
10
1.4 Bentuk Senyawa Siklik
Dalam tahun 1885 Adolf Von Baeyer, seorang ahli kimia Jerman,
melontarkan teori bahwa senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Semua
senyawa siklik (kecuali siklopentana) menderita terikan (tegang karena tidak
leluasa), karena sudut ikatan (bond angle) mereka menyimpang dari sudut
tetrahedral 109,50.
11
1.5 Konformer Sikloheksana
12
1.5.2 Sikloheksana Terdisubstitusi
Molekul sikloheksana dapat bersifat cis ataupun trans, bila terdisubstitusi oleh
dua gugus molekul atau atom. Bentuk cis dan trans pada sikloheksana adalah
isomer geometris dan pada suhu kamar tak dapat saling-diubah satu menjadi
lainnya, dan masing-masing isomer dapat memiliki aneka ragam konformasi.
Sebagai contoh senyawa cis-1,2dimetilsikloheksana dan
trans-1,2-dimetilsikloheksana, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
CH3 H
CH3
H CH3
H
H
CH3
a ksia l, a ksia l(a ta u a ,a ) ekuatoria l, ekuatoria l(a ta u e,e)
1.6 Kiralitas
13
Molekul kiral yang saling mempunyai bayangan cermin satu sama lain disebut
dengan enantiomer atau isomer optik.
1.6.1 Atom Karbon Kiral
Atom karbon kiral adalah suatu atom karbon yang mengikat empat gugus
yang berbeda.
14
1. Gugus – gugus yang diletakkan horizontal adalah gugus- gugus yang
mendekati pengamat.
2. Gugus – gugus yang diletakan vetikal adalah gugus – gugus yang
menjauhi pengamat.
3. Hetero atom ( atom selain C dan H) diletakkan pada garis horizontal.
Rotasi spesifik zat aktif optis ditetapkan dengan sebuah polarimeter. Jika
cahaya terpolarisasi dilewatkan salah satu isomer, bidang polarisasi akan berputar
ke kiri atau ke kanan. Pemutaran bidang terpolarisasi ke kanan yaitu searah dengan
putaran jarum jam, disebut putaran dekstro yang disingkat d atau (+).
15
Sebaliknya, pemutaran bidang cahaya terpolarisasi ke kiri yaitu berlawanan
arah dengan putaran jarum jam, disebut dengan putaran levo yang disingkat l atau
(-).
Senyawa yang memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan disebut
dekstrorotatori, sedangkan senyawa yang memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kiri disebut levorotatori. Asam laktat yang bersifat putar kanan mempunyai rotasi
spesifik +3,820, sedangkan metil ester yang bersifat putar kiri mempunyai rotasi
spesifik 8,250.
Sistem R / S adalah sistem tata nama yang paling penting untuk menjelaskan
enantiomer. R dan S berasal dari bahasa Latin yaitu Rectus (kanan) dan Sinister
(kiri). Pusat kiral diberi label R atau S menurut sebuah sistem dimana substituen
yang menempel pada pusat kiral diberi prioritas berdasarkan nomor atom. Hal itu
sesuai dengan aturan prioritas Cahn - Ingold - Prelog (CIP). Nomor 1 adalah yang
mempunyai nomor atom paling tinggi, sedangkan nomor 4 adalah mempunyai
nomor atom paling rendah. Atom pusat berorientasi pada sibstituen dengan
prioritas paling rendah (nomor 4). Perhatikan model berikut :
16
Pada gambar di atas, yang diurutkan hanya nomor 1, 2, dan 3. Sedangkan
nomor 4 adalah sebagai pusat orientasi pusat kiral. Bila arah urutan searah dengan
jarum jam, maka diberi simbol R. Jika arah urutan berlawanan dengan arah jarum
jam, maka dberi simbol S.
Sifat-sifat kimia dari molekul kiral berbeda dari sifat bayangan cerminnya. Di
sinilah letak pentingnya kiralitas dalam kaitannya dengan kimia organik modern.
17
1.9.2 Diastereomer
18
Tabel 1.9.2. Empat stereoisomer dari treonin
Struktur bayangan cermin 2R,3R dan 2S,3S adalah tidak identik namun
merupakan pasangan enantiomer. Jika diperhatikan benar-benar, struktur 2R,3R
dan 2S,3S adalah identik jika salah satu strukturnya diputar 180o.
Struktur 2R,3S dan 2S,3R adalah identik karena molekul tersebut mempunyai
bidang simetri sehingga akiral. Bidang simetri memotong pada ikatan C2-C3
sehingga setengahnya merupakan bayangan cermin dari setengah berikutnya.
19
Gambar Pencerminan dalam senyawa meso
Produk dari suatu reaksi kimia yang terjadi berkaitan erat dengan stereokimia
isomer. Kebanyakan para akhli kimia di laboratorium menggunakan bahan baku
yang bersifat stereo yaitu akiral maupun rasemik , sehingga diperoleh produk yang
akiral maupun rasemik.
Namun reaksi yang terjadi di dalam biologi, berlainan dengan reaksi kimia di
laboratorium. Reaksi yang terjadi dalam biologi, selalu dihasilkan produk yang
kiral walaupun bahan bakunya berasal dari senyawa kiral atau akiral. Reaksi
biologis ini dimungkinkan karena adanya katalis biologi yaitu enzim. Karena
enzim bersifat kiral, maka enzim tersebut berjalan sangat selektif dalam kegiatan
katalitiknya. Misalnya, bila suatu organisme mencernakan suatu campuran alanina
rasemik, maka hanya (S) – alanina yang tergabung ke dalam protein, sedangkan (R)
– alanina tak digunakan dalam protein.
20
CO H CO H
2 2
H N C H H C H2N
2
CH3 CH3
(S)-al ani na (R)-alanina
21
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
Allinger, N. L. et. al, 1976., Organic Chemistry, 2nd edition, Worth Printing, Inc.,
New York
Eliel, E. I., 1981., Stereochemistry of Carbon Compounds, Tata Mc Graw-Hill
Publishing Company Ltd., New Delhi
H. Hart/Suminar Achmad; (1987), Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakatra:
Penerbit Erlangga
Tim dosen kimia, 2013. Kimia organic. MKU unhas, Makassar.
23